Anda di halaman 1dari 15

10 MACAM RUMAH ADAT

1. Rumah Adat Sumatera Utara “Bolon”

Rumah Balon merupakan rumah Sumatra Utara yang menjadi identitas suku batak, yang
berada di Sumatra Utara. Ada beberapa jenis rumah balon yang sempat populer, dan
menjadi gaya arsitektur hunian rumah orang batak.
Beberapa jenis rumah adat di Indonesia, tersebut diantaranya rumah balon toba, Balon
Simalungun, Balon Pakpak, Balon Karo, Balon Angkota, diantara rumah-rumah tersebut
memiliki ciri khas gaya bangunan tersendiri, namun pada saat ini juga sudah sangat sulit
ditemui.

2. Rumah Adat Sumatera Barat “Gadang”

Rumah Adat gadang atau rumah godang adalah rumah adat Minangkabau, yang hingga
kini masih banyak di temui di Provinsi Sumatra Barat. Teringat bahwa kebudayaan
melayu yang menyebar di sekitar Semenanjung Melaya. Seperti ini juga dapat kita temui
hingga di beberapa Daerah di Malaysia, jadi seandainya anda melihat rumah gadang
yang berada di negara tetangga, jangan anggap mereka telah mencuri kebudayaan kita,
karena kebudayaan malaya telah menyebar di sekitar Semenanjung Malaya.
3. Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam “Krong Bade”

Rumah adat Nangroe Aceh Darussalam biasa dikenal dengan rumah adat kronge bade
yang berasal dari. Provinsi paling barat di indonesia, yaitu Nangroe Aceh Darussalam.
Rumah kronge bade, merupakan rumah panggung yang hanya memiliiki satu tangga
di depan, yang biasa digunakan sebagai. Jalan keluar dan masuk di rumah, melalui
satu tangga di depan.
Rumah aceh ini keberadaanya semakin langka dan hampir jarang di temui, di
karenakan masyarakat aceh. Lebih memilih membuat rumah dengan desain modern,
alasanya karena biaya pembuatan rumah adat kronge bade lebih mahal dari pada
rumah modern dan juga biaya perawatan juga tidak sedikit.

4. Rumah Adat Bangka Belitung “Rakit Limas”

Rumah rakit limas, ialah rumah adat yang berasar dari Sumatra Utara, sekilas jika
kita perhatikan rumah adat rakit limas hampir sama dengan rumah adat limas. Karena
rumah ini mempunyai arsitektur dan aksen yang sama.
Karena masih sama-sama daerah melayu serta masih berada di bumi Sumatra. Dan
dapat kita lihat juga yang membedakan antara lain pada aksen rakitnya.
Rumah adat Bangka Belitung yang merupakan daerah pulau, sehingga menambahkan
pada aksen rakit, sebagai pembeda dan penanda, untuk mennjukan ciri khas bangka
belitung bahwa bank belitung memiliki rumah adat yang berbeda dan unik.
5. Rumah Adat Jambi “Panggung Kajang Leko”

Rumah adat panggung kajang leko, adalah rumah yang berasal dari provonsi Jambi.
Rumah ini merupakan rumah adat yang cukup lengkap, karena didalam rumah in,
memiliki 8 ruangan di dalamnya.
Ruangan pertama sering disebut dengan jogan, biasanya digunakan sebagai tempat
istirahat. Dan sebagai tempat penyediaan air, ada lagi ruangan kedua yaitu ruang
serambi depan, digunakan sebagai tempat penerimaan tamu khusus tamu laki-laki
saja.Dan ruangan ketiga, disebut dengan ruang serambi dalam yang diksus sebagai
tempat tidur anak laki-laki saja. Selanjutnya ruangan keempat disebut emben
melintang.Sebagai tempat kamar pengantin, dan ruang yang kelima, disebut dengan
serambi belakang, yang digunakan biasanya untuk tamu perempuan. Ruang keenam
disebut dengan leren, untuk menerima tamu perempuan. Ruangan ketujuh disebut
dengan garang, sebagai tempan memasak dan juga biasa digunakan sebagai tempat
penyimpanan air. Ruang kedelapan adalah ruangan dapur yang biasanya digunaka
sebagai memasak makanan dirumah.

6. Rumah Adat Bengkulu “Rakyat”

Rumah adat di Indonesia yang berada di Bengkulu yaitu rumah rakyat, Rumah adat
yang ini juga rumah adat yang cukup kompleks. Namun tidak sekompleks rumah adat
jambi. Ada dimana beberpa ruangan yang bersifat khusus di dalam rumah adat rakyat,
diantaranya adalah ruang berendo. Atau jik dibahasa indonesia ialah beranda, tempat
untuk menerima tamu.
Dan ada juga runag blik gadang yang digunakan sebagai kamar utama, dan juga ruang
blik gadis. Yang biasa digunakan sebagai kamar anak perempuan. ruang laki, sebagai
ruang kamar anak laki-laki.
7. Rumah Adat Sumatra Selatan “Limas”

Rumah limas adalah rumah adat Indonesia yang juga tergolong cukup menarik,
dimana bentuk atap rumah yang mempunyai atap bentuk limas. Dengan gaya
arsitektur lantai depan, bertingkat berbentuk panggung.
Kayu yang digunakan sebagai rang dan tiang berasal dari kayu ulin, sehingga kuat,
sedangkan sebagaian aksen yang lainya. Menggunakan kayu tembesu.
Kedua bahan kayu ulin dan tembesu di kenal sebagai kualitas kayu yang sangat bagus,
sehingga rumah adat limas, mapu bertahan sampai beberapa puluh tahun.

8. Rumah Adat Lampung “Nowou Sesat”

Rumah adat sowou sesat yang mempunyai arti rumah ibadah, menurut cerita dari
warga setempat. Rumah ini didirikan atas keinginan dalam beribadah.
Memiliki keinginan dalam membangun keluarga dan mendidik anak, atas pondasi
ibadah, sehingga rumah nowou sesat. jika di telusuri memiliki makna yang sangat
baik dan dalam.
Sangat disayangkan sekali rumah adat yang berbentuk panggung dan atap berasal dari
ilalang ini. Sudah sulit sekali ditemui, Padahal rumah adat lampung ini, tergolong
yang bersitektur kayu minimalis.
Sehingga dalam pembuatan rumah ini, tergolong tidak terlalu memakan biaya yang
banyak. Dan proses pembuatan rumah adat ini tidak terlalu sulit.
9. Rumah Adat Banten “Badui”

Rumah adat badui, merupakan rumah yang di buat oleh suku badui yang sedang
berdiam diri di banten. Ciri khas rumah adat badui ialah sedikit lebih tinggi seperti
rumah panggung akan tetapi tingginya tidak ada setengah meter.
Serta karakteristik atap rumah badui terbuat dari ilalang, struktur pembuatan rumah
adat badui terbuat dari. Kayu, bambu pada bagian dinding. dan tiangnya terbuat dari
batu.
Rumah adat ini, masih dengan mudah dapat kita jumpai, di beberapa daerah perosok
ujung kulon dan beberapa di pedesaan di daerah banten.

10. Rumah Adat Madura “Tanean Lanjhan”

Rumah tanean lanjhan merupakan rumah adat yang berasal dari Madura dan Jawa
Timur, Namun jika dinilai dari segi kebudayaan dan juga adat. Memiliki sedikit
perbedaan yang mencolok.
Contoh seperti kedua daerah tersebut memiliki rumah yang berbeda, jika di Jawa
timur. Kita sering menyebutnya dengan rumah adat joglo situbondo, di Madura justru
yang ditemukan rumah tanean lanjhang.
10 MACAM PAKAIAN ADAT

1. Provinsi Nanggro Aceh Darussalam – Pakaian adat tradisional ulee balang

Pakaian adat dari aceh ini biasanya di sebut dengan pakaian ulee balang, pakaian ini
hanya di pakai para raja beserta keluarganya.

2. Provinsi Sumatra Utara – Pakaian adat tradisional ulos

Pakaian adat dari Sumatra Utara ini biasanya di sebut ulos. Pakaian adat ini oleh
masyarakat batak karo di yakini sebagai ajimat karena pakaian ini di percaya
mempunyai daya magis yang tinggi.
3. Provinsi Sumatra Barat – Pakaian adat tradisional bundo kanduang

Pakaian adat dari Sumatra Barat ini biasanya di bagi dua macam, yaitu Pakaian adat dan
pakaian penghulu, pakaian adat bundo kanduang biasanya terdapat di minangkabau
Sumatra Barat.

4. Provinsi Riau – Pakaian adat tradisional Melayu

Pakaian adat dari Riau biasanya di sebut pakaian Melayu. Di daerah Riau sendiri ada 3
jenis yaitu Indragiri, Siak, dan Bengkalis Riau.
5. Provinsi Kepulauan Riau – Pakaian adat tradisional belanga

Dalam masyarakat melayu khususnya kaum laki-laki pakaian adat yang di pakai
biasanya berupa pakaian atasan yang mana di sebut teluk belanga. Yang di maksud
tersebut adalah pakaian ini terdiri dari kain samping, celana, dan songkok khas
masyarakat kepulauan Riau. Dan untuk pakaian bagi kaum wanita biasanya berwujud
pakaian kurung dan selendang. Cara memakai selendang tersebut ialah dengan
disampirkan di pundak.

6. Provinsi jambi – Pakaian adat tradisional Melayu Jambi

Pakaian dari Jambi ini hampir sama dengan pakaian adat yang ada di pulau Sumatra pada
umumnya, yakni pakaian adat Melayu. Pakaian yang berasal dari daerah jambi umumnya
memang tergolong glamor sebab di beri sulaman benang emas dan di tambah hiasan
yang mewah untuk melengkapinya.
7. Povinsi Sumatra Selatan – Pakaian adat tradisional aesan gede

Pakaian adat dari Sumatra Utara biasanya di sebut dengan aesan gede. Baju adat ini
dulunya terinspirasi oleh kerajaan Sriwijaya Yang mana kerajaan Sriwijaya pada masa
itu adalah kerajaan yang berjaya di daerah Sumatra Selatan.

8. Provinsi Bangka Belitung – Pakaian adat tradisional paksian

Pakaian adat dari Bangka Belitung ini biasanya di sebut dengan paksian. Kalau buat
kaum perempuan kebanyakan memakai baju kurung yang berwarna merah yang mana
bahannya dari kain sutra dan juga di kepalanya biasanya memakai mahkota yang mana di
sebut dengan paksian. Kalau untuk kaum laki-laki biasanya memakai sorban atau yang
lebih di kenal dengan nama Sungkon.
9. Provinsi Bengkulu – Pakaian adat tradisional Bengkulu

Pakaian adat yang di pakai untuk kaum perempuan biasanya memakai baju kurung yang
mempunya lengan panjang, di taburi pola-pola, di sulam emas yang berbentuk
lempengan bulat yang mana mirip uang logam. Tetapi kalau pakaian adat yang di pakai
kaum pria biasanya memakai jas, celana panjang, alas kaki, dan sarung dan alas kaki
tersebut juga lengkap beserta penutup kepala dan keris.

10. Provinsi Lampung – Pakaian adat tradisional tulang bawang

Pakaian adat yang berasal dari Lampung ini bila kita amati banyak di temukan perbedaan
antara Lampung bagian pesisir dan Lampung daratan namun walau memiliki sedikit
perbedaan yaitu masih ada kesamaan yaitu masih sama-sama menggunakan kain tapis di
hiasi oleh logam kuningan yang mempercantik dan terkesan sangat glamor, yang di
maksud kain tapis di sini adalah sebuah kain yang di tenun dengan proses yang masih
manual dengan memakai tinta emas yang di cetak dengan tangan terampil sehingga
terbentuklah kain tapis yang sangat cantik dan pakaian tersebut jika di pakai oleh
pengantin terlihat akan sangat berkharisma.
10 MACAM SENJATA TRADISIONAL
1. Klewang, Sumatra Selatan

Berupa pedang bermata satu yang panjang, klewang berada di antara golok dan kampilan.
Karena Indonesia terdiri dari bebagai macam budaya, ukuran klewang semakin bervariasi.
Umumnya, klewang memiliki panjang 38 sampai 76 cm. Ada klewang yang di bagian
ujungnya dibuat lurus, ada pula yang dibuat melengkung.

Klewang atau kelewang dulu digunakan pada saat Perang Aceh. Senjata satu ini sangat
efektif apabila digunakan untuk pertarungan jarak dekat. Oleh pasukan Belanda, senjata
kelewang ini cukup ditakuti. Masyarakat Sumatra Selatan pada jaman dulu membawa
kelewang untuk berjaga-jaga bila diserang.

2. Kurambiak, Minangkabau

Kalian yang pernah menonton film Indonesia berjudul The Raid, pasti ada pernah melihat
senjata kecil satu ini. Senjata ini dinamakan karambit atau nama lainnya adalah kurambiak.
Awalnya, tidak banyak orang sadar bahwa senjata kecil keren ini ternyata senjata asli
Indonesia. Merupakan senjata asli yang dipercaya berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat.

Kini, kurambiak atau kerambit penyebarannya sudah sampai ke Malaysia, Filipina, dan
beberapa negara di Eropa. Bentuknya mirip dengan cakar dari macan. Oleh masyarakat
Minangkabau, kerambit sering dimanfaatkan untuk mencabut akar dan menanam nasi.
Karena bentuknya yang kecil dan melengkung, kerambit dijadikan senjata bela diri yang bisa
membuat luka potong yang cukup serius.
3. Rencong, Aceh

Berpindah ke Aceh, Aceh memiliki senjata tradisional yang bisa dibilang mirip dengan pisau.
Senjata tradisional ini disebut dengan nama rencong, sebuah senjata tajam dengan panjang
menyamai pisau. Senjata tradisional ini memiliki sejarah yang kuat di tanah Aceh dan telah
menjadi simbol pria Aceh di masa lalu.

Di era penjajahan, orang-orang Aceh menggunakan senjata rencong ini untuk berperang dan
mengusir lawan. Sampai sekarang, rencong masih tetap dijadikan senjata beladiri. Beberapa
komunitas atau suku di Aceh, menganggap rencong sebagai senjata pusaka. Beberapa ada
yang menganggapnya sebagai jimat.

4. Belati, Papua

Salah satu senjata tradisional dari Papua adalah pisau belati. Berbeda dengan pisau
kebanyakan yang menggunakan bahan logam, orang Papua menciptakan senjata pisau belati
dari bahan dasar tulang. Tulang yang digunakan sebagai bahan pembuat belati adalah tulang
kaki dari burung kasuari yang banyak ditemukan disana.

Pisau belati, bersamaan dengan busur dan panah, menjadi senjata tradisional masyarakat
Papua. Baik itu jaman dulu, sampai sekarang. Busur menggunakan bahan dari bambu atau
pohon. Untuk tali busur, menggunakan bahan rotan. Nah untuk panahnya, orang Papua
menggunakan bahan bambu, kayu atau tulang kangguru. Pisau belati, busur, dan panah
digunakan untuk beburu hewan atau perang.
5. Parang, Maluku

Di jaman masa penjajahan Belanda, orang Maluku memanfaatkan satu senjata yang
digunakan untuk berperang melawan penjajah. Senjata tersebut adalah parang salawaki, sebut
saja dengan nama singkatnya, parang. Bila dibandingkan dengan pisau, parang ini memiliki
ukuran yang jauh lebih besar.

Sedikit mengulas sejarah masa kelam Indonesia, di Maluku, ada sosok pahlawan sejarah yang
sangat berjasa besar dalam berperang melawan pasukan Belanda yakni Thomas Matulessy
atau yang biasa dikenal dengan Kapitan Pattimura. Nah, Pattimura ini menggunakan parang
sebagai senjata untuk melawan pasukan Belanda.

6. Sabit/Clurit, Madura

Senjata di atas seharusnya sudah tidak asing lagi bagi kita, orang Indonesia. Di beberapa
berita, senjata ini sering muncul karena sering digunakan sebagai alat kekerasan seperti begal,
rampok, dan tawuran. Bentuknya yang mirip dengan bulan sabit, membuat senjata ini diberi
nama sabit atau clurit. Berasal dari Madura.

Pada dasarnya, clurit merupakan alat yang digunakan untuk memotong rumput untuk
diberikan pada sapi. Sekarang, clurit lebih sering digunakan sebagai alat kriminal. Meski asli
senjata tradisional Madura, penyebaran clurit ini sudah sangat luas. Bahkan sampai ke Pulau
Jawa. Di Jawa, senjata ini dikenal dengan sebutan sabit.
7. Kujang, Sunda

Orang-orang jaman sekarang mungkin lebih mengenal senjata ini dengan sebutan bedok. Di
jaman dulu, senjata ini lebih dikenal dengan sebutan kujang. Inilah senjata yang bisa dibilang
goloknya orang Sunda. Sementara golok sendiri merupakan senjata khas orang Betawi yang
akan kita bahas di poin berikutnya.

Kujang atau bedok ini memiliki bentuk yang unik. Paling banyak ditemukan dan digunakan
oleh orang-orang Jawa Barat. Oleh masyarakat Jawa Barat, bedok atau kujang lebih sering
digunakan oleh mereka yang berprofesi sebagai petani. Bedok lebih sering dibawa karena
lebih praktis, sedangkan kujang sendiri lebih sering disimpan sebagai koleksi.

8. Badik, Sulawesi

Bila ada yang mengira ini adalah senjata tradisional rencong dari Aceh, kalian salah.
Bentuknya memang mirip dengan rencong, tapi ini merupakan senjata yang dinamakan
badik. Badik memiliki bentuk yang mirip dengan pisau atau rencong dari Aceh, dan, senjata
ini merupakan senjata tradisional orang Bugis-Makassar.

Setiap senjata pasti memiliki sejarahnya masing-masing, begitu pula dengan badik ini. Oleh
orang Sulawesi, terutama ketika jaman kerajaan, badik digunakan sebagai alat pertahan diri.
Oleh orang-orang jaman dulu, mereka selalu menyelipkan badik di belakang atau samping
pinggang. Tidak hanya orang-orang tua yang membawa badik, bahkan yang muda pun selalu
terlihat membawa badik di sampingnya.
9. Keris, Jawa

Bagi penduduk yang di tinggal di Pulau Jawa, pasti sudah familiar dengan senjata yang
berliku-liku ini. Keris, begitulah senjata ini dinamakan. Keris merupakan senjata tradisional
khas Pulau Jawa, terutama di kota Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dimana 2 lokasi itu, keris
tidak hanya dijadikan senjata, melainkan barang yang disucikan.

Di budaya orang Jawa, keberadaan keris dianggap sebagai benda sakti atau benda suci. Tidak
jarang orang-orang menyimpan keris selain untuk koleksi, senjata, dan juga jimat. Panjang
suatu keris berbeda-beda, namun umumnya sama seperti pisau. Hanya saja keris dibuat
berliku. Di Jawa Tengah, keris digunakan sebagai tanda penghormatan, terutama bagi suatu
kerajaan.

10. Golok, Betawi

Sosok Si Pitung merupakan pendekar asal Betawi yang juga berperang melawan
ketidakadilan yang dilakukan pada masa penjajahan Belanda. Cerita Pitung terus menerus
diceritakan secara turun menurun hingga masih terkenal sampai sekarang. Kenapa kita
membahas Pitung dan Betawi, itu karena Pitung menggunakan sebuah senjata tradisional dari
Betawi yang dinamakan golok.

Golok, fungsi senjata tradisional Betawi ini tidak berubah dari masa ke masa. Hingga
sekarang, golok digunakan sehari-hari sebagai alat membela diri. Orang asli Betawi,
dipastikan memiliki golok di dalam rumahnya. Kemanapun mereka pergi, golok selau dibawa
dan diselipkan di pinggang. Golok juga digunakan sebagai senjata di pencak silat.

Anda mungkin juga menyukai