Anda di halaman 1dari 11

Mengisi Kemerdekaan dengan Peningkatan Pelayanan dan Prestasi

| Jabar Ekspres Jumat, 23 Agustus 2019 di Bandung Raya, News, Soreang Ekspres

TERIMA PENGHARGAAN: Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip saat menerima penghargaan Anugerah Tokoh Peduli Lansia dari Kemensos RI.
SOREANG – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI)
ke-74 yang telah berlangsung pekan lalu, bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung
menjadi momentum peningkatan kualitas kerja aparatur. Bupati Bandung H. Dadang M.
Naser, S.H, S.Ip, M.Ip menilai, kinerja yang berkualitas merupakan salah satu bentuk
penghormatan Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap jasa para pahlawan yang sudah berjuang
merebut kemerdekaan.

“Memaknai sebuah kemerdekaan, bagaimana kita bisa bekerja baik, berkarya dan berkiprah
nyata dalam proses pembangunan, memberi manfaat dan kemaslahatan bagi seluruh
masyarakat. Ini merupakan cara kita menghargai perjuangan pahlawan,” ungkap Bupati di
Soreang, Kamis (22/8)

Dalam proses pembangunan yang sedang dihadapinya saat ini, menurut Bupati Dadang Naser,
banyak dinamika yang dilalui. Dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi, sekitar 3,7 juta
jiwa, kata Bupati permasalahan yang dihadapi pun tentunya sangat kompleks. Namun dirinya
optimis, jika dihadapi dengan semangat kebersamaan ‘Sabilulungan’, sesuatu yang dianggap
berat akan menjadi ringan jika dilakukan dengan gotong royong.

Moto pembangunan Sabilulungan yang diusung Bupati Bandung ini, menurut Sekretaris
Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung, Drs. H. Teddy Kusdiana, M.Si berbuah prestasi. Prestasi
yang didapatkan kata Teddy tidak terlepas dari peran dan keterlibatan masyarakat pula.

Teddy menjelaskan, sepanjang tahun 2018, sedikitnya 40 penghargaan diraih oleh Pemkab
Bandung, baik dari tingkat provinsi maupun pusat. Sementara pada tahun 2019, dari awal
tahun hingga Agustus saat ini, sebut Teddy tercatat lebih dari sepuluh penghargaan sudah
diraih.

“Semoga semua raihan prestasi yang sudah diraih bisa memacu dan memotivasi semangat
ASN agar bekerja lebih baik lagi. Pencapaian prestasi apapun, sejatinya diharapkan dapat
mempercepat perwujudan visi misi pembangunan Bupati Bandung,” harapnya pula.

Terkait raihan prestasi, secara rinci Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten
Bandung, Dian Wardiana menerangkan, pada bulan Januari Bupati Bandung menerima
penghargaan Green Leadership bertajuk Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI).
Pada bulan yang sama, Bupati pun mendapatkan Lencana dan Piagam Penghargaan Adhitya
Mahatva Yodha, untuk Kategori Pembina Umum Terbaik Karang Taruna (KT) Kabupaten
dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI. “Penghargaan ini diterima pimpinan di sela-sela
acara Pembukaan Bulan Bhakti Karang Taruna Tingkat Nasional ke-58 yang berlangsung di
Provinsi Lampung,” ungkap Dian.

Masih pada bulan yang sama, lanjut Dian Pemkab Bandung mendapat Predikat BB dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi dan Birokrasi (KemenPAN-RB),
atas penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2018.
Sementara di bulan April, Pemkab Bandung mendapatkan penghargaan sebagai TOP Pembina
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) 2019 dan melalui prestasi Salman Amrillah, qori asal
Ciwidey yang berhasil meraih Juara 1 Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di Teheran Iran,
membawa nama harum Kabupaten Bandung di dunia internasional.

Lebih jauh ia menjelaskan, pada bulan Mei secara tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2016
sampai 2018, akuntabilitas keuangan Pemkab Bandung mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. “Hatrrick WTP atas
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) pemerintah daerah ini menjadi sejarah tersendiri buat
Kabupaten Bandung,” tuturnya.

Berlanjut di bulan Juli, kata dia, sedikitnya lima penghargaan diraih. Antara lain, Bupati
dianugerahi penghargaan sebagai Tokoh Nasional Peduli Lansia dari Kementerian Sosial RI,
kemudian melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Teratai 21 Kecamatan Ciwidey,
Pemkab mendapatkan penghargaan Pakarti Utama III untuk kategori Lomba Posyandu
Kabupaten Tahun 2019.

Dari sisi perekonomian, tambah Dian pemerintah daerah juga mendapatkan penghargaan
sebagai Nomenklatur Tunggal Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) RI.

Sedangkan dari aspek kesehatan, Pemkab meraih Penghargaan Pastika Parama dari
Kementerian Kesehatan RI. “Kementerian RI menilai Pemkab Bandung berhasil menetapkan
Peraturan Daerah (Perda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR),” bebernya.

Prestasi lain yang tidak kalah membanggakan, adalah masuknya Taman Pacantells
(Pangulinan Cacah Menak – Taman Edukasi Lalu Lintas Sabilulungan) sebagai Top 99,
dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Nasional, Kontes Ternak Jabar
2019, yang berlangsung di Indramayu pada 23 – 24 Juli 2019 lalu. Selanjutnya, dalam dua
tahun berturut-turut (2018 dan 2019), Pemkab mendapatkan Anugerah Raksa Prasada untuk
Kategori Kabupaten/Kota Peraih Sekolah Adiwiyata Terbanyak.

“Alhamdulillah pada bulan Agustus ini, dua prestasi kembali kita raih. Pertama, penghargaan
di bidang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan yang kedua melalui prestasi Desa
Cibeureum Kecamatan Kertasari yang berhasil meraih juara dua pada Lomba Desa tingkat
Jawa Barat tahun 2019,” pungkasnya. (adv/yul/drx)

http://jabarekspres.com/2019/mengisi-kemerdekaan-dengan-peningkatan-pelayanan-dan-
prestasi/
Mengisi Kemerdekaan dengan Memajukan Kualitas Pendidikan
Sabtu, 17 Agustus 2019 06:40

Foto YABN
kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah-sekolah adalah untuk menumbuhkan minat baca anak sehingga lebih
gemar membaca.
Oleh: Rahmad MPd, Dosen IAIN Palangkaraya

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kemerdekaan merupakan sebuah tonggak bahwa suatu


Negara telah berhasil untuk mengatur negaranya sendiri diluar kendali kolonialisme.
Indonesia telah merdeka selama 74 tahun. Indonesia telah melalui berbagai tantangan
hingga sampai saat ini. Indonesia telah melewati tantangan dari dalam (internal) dan dari
luar (eksternal). Salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM)
adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu hak dasar bagi seluruh warga Negara Indonesia. Hal
tersebut tertuang pada konstitusi dasar tertulis Indonesia pada pasal 28C yang mengaskan
bahwa bahwa setiap orang berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia. Selanjutnya terkait hak dan kewajiban pendidikan bagi warga Negara dapat
dilihat pada pasal 31 ayat 1 yang berisi bahwa setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.

Pendidikan yang baik sejatinya tentu akan menghasilkan SDM yang berkualitas. Pendidikan
yang baik akan menciptakan anak-anak Indonesia yang berdaya saing serta potensial.
Sebagai anak atau pribadi yang berpotensi mereka harus mampu melaksanakan atau
menginternalisasi empat pilar pendidikan seperti yang disebut UNESCO. Empat pilar
pendidikan tersebut antara lain, learning to know, learning to do, learning tobe, dan learning
to live together, empat pilar ini juga apabila kita telaah merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat kita pisahkan dalam diri kita yang juga berkaitan dengan bagaimana hubungan kita
dengan sesama yang termuat didalamnya.

Apakah pemerintah tidak peduli akan hak ini, tentu jawabannya tidak. Negara telah
mengucurkan dana yang besar untuk perbaikan bidang pendidikan untuk pembangunan fisik
maupun nonfisik. Anggaran untuk bidang pendidikan seperti yang kita ketahui sesuai amanat
konstitusi dapat dikatakan besar. Namun kualitas pendidikan Indonesia dapat dikatakan
masih belum baik. Survei United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pasifik,
disebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk
kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Kemudian
berdasar survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia, posisi Indonesia berada di
bawah Vietnam. Selanjutnya berdasar data yang dilaporkan The World Economic Forum
Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan
ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia.

Sebagian permasalahan ini tentu menjadi peringatan bagi kita bersama bahwa kemerdekaan
negara masih terus berlanjut dengan proses peningkatan kualitas masyarakat Indonesia.
Peningkatan kualitas manusia tentu harus menjadi prioritas kita bersama agar mampu
bersaing pada zaman globalisasi seperti sekarang. Hal ini ditambah dengan fakta bahwa
Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi yang terjadi dikarenakan berubahnya
struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio perbandingan antara
jumlah penduduk nonproduktif (usia kurang dari 15 tahun dan 65 tahun keatas).

Berdasar data yang diperoleh melalui buku profil generasi milenial yang diterbitkan oleh
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bahwa bonus demografi ini
telah dimulai sejak 2012 dan diperkirakan akan berakhir sekitar 2036-2037. Untuk pulau
Kalimantan, provinsi yang masa bonus demografinya berakhir pertama kali adalah Provinsi
Kalimantan Selatan yang diperkirakan terjadi pada 2033.

Bonus demografi ini akan mengakibatkan berkurangnya biaya untuk pemenuhan kebutuhan
penduduk usia tidak produktif sehingga berakibat sumber daya yang ada akan dapat
dialihkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Potensi besar Indonesia menjelang
Indonesia emas tentu apabila tidak dimaksimalkan dengan baik, maka potensi tersebut
menjadi sia-sia. Indonesia merupakan negara yang besar, negara yang hebat dan negara
yang mampu untuk terus berlari mengusahakan kemajuannya. Namun sayangnya saat ini
masih terasa tertidur dan belum bangun dari mimpinya. Pendidikan menjadi sebuah jalan
untuk membangkitkan potensi bangsa ini melalui pendidikan yang berkualitas sehingga cita-
cita founding fathers dapat terwujud dengan baik.

Pengorbanan berupa kerja keras, kerja cerdas, etos menuju perbaikan, serta komitmen
sungguh-sungguh untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pribadi maupun
masyarakat luas menjadi tuntutan bersama. Kualitas pendidikan tentu menjadi tanggung
jawab keluarga, sekolah dan pemerintah. Ikhtiar negara dalam bidang pendidikan salah
satunya melalui PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional (SPN).

Standar nasional pendidikan seperti kita ketahui bersama memiliki fungsi sebagai acuan
atau dasar dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan demi mewujudkan
pendidikan nasional yang berkualitas. Kemudian standar pendidikan nasional bertujuan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermanfaat.

Mengisi kemerdekaan dengan meningkatkan kompetensi diri para peserta didik tentu
menjadi sebuah usaha bersama yang harus terus dilakukan.

Semoga dengan momen Kemerdekaan Ke-74 RI, bahkan untuk tema perayaan
kemerdekaan ini pun telah menyadari pentingnya SDM yang berkualitas. Itu dibuktikan
dengan perubahan tema yang semula Menuju Indonesia Unggul menjadi SDM Unggul
Indonesia Maju. Semoga Indonesia makin maju dan terus menjadi negara yang terbuka,
toleran serta ramah bagi semua unsur golongan yang ada. (*)

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Mengisi Kemerdekaan dengan
Memajukan Kualitas Pendidikan, https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/08/17/mengisi-
kemerdekaan-dengan-memajukan-kualitas-pendidikan.
Editor: Didik Trio
Jumat 16 Agustus 2019, 13:10 WIB

Anita Chairul Tanjung Mengisi Kemerdekaan di Tapal Batas


Danu Damarjati - detikNews

Ketua CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung (Dok CT Arsa Foundation)


Jakarta - Perayaan HUT Kemerdekaan ke-74 Indonesia segera dirayakan. Kemerdekaan
dari belenggu kemiskinan terus berusaha diwujudkan di mana-mana, tak terkecuali di tapal
batas negara.

CT Arsa Foundation bergerak ke garis terdepan, mengisi kemerdekaan dengan cara


membantu masyarakat setempat agar dapat menikmati hidup sebagai warga Indonesia yang
merdeka.

"Sesuai dengan visi CT Arsa Foundation, memutus mata rantai kemiskinan dengan
pendidikan berkualitas dan kesehatan yang optimal, kunjungan kali ini memilih sekolah-
sekolah yang berada di pedalaman Indonesia," kata pendiri dan Ketua CT Arsa
Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, Jumat (16/8/2019).
Langkah nyata telah dilakukan. Anita mengajak putranya, Putra Tanjung dan tim untuk
mengunjungi SDN Loemanu yang berada di desa Nunuana, Amfoang Timur, Kupang, Nusa
Tenggara Timur, pada 8 Agusutus 2019.

Lokasi yang berada di kawasan perbatasan RI-Timor Leste ini berjarak kurang lebih 10 jam
perjalanan darat dari Kupang, dengan melintasi ratusan sungai. Dengan bantuan Korem
161/Wirasakti, perjalanan dilakukan menggunakan helicopter selama 45 menit, dan
dilanjutkan perjalanan darat selama satu jam menuju lokasi.

Anita beserta tim melanjutkan perjalanan menuju SDN 2 Lelogama, Amfoang Selatan,
Kupang, yang berjarak tempuh sekitar 4,5 jam perjalanan darat dari Kupang.

Ini adalah perjalanan kedua bagi Anita Ratnasari Tanjung, setelah sebelumnya berkunjung
untuk membangun sekolah yang kondisinya memprihatinkan.
Kunjungan berakhir di tanggal 9 Agustus 2019, ke SDN Reda Meter, Sumba Barat Daya.
Sekolah ini juga dibangun CT Arsa Foundation dua tahun lalu. Bilik bambu, kini menjadi
tempat nyaman anak-anak menuntut ilmu.

"Pendidikan adalah kunci sukses untuk kita bisa maju. Anak-anak ini adalah generasi
penerus bangsa, yang harus dididik semaksimal dan sebaik mungkin, sehingga mereka
dapat mencapai cita-citanya," ucap Anita saat sambutan di tengah siswa, guru, dan
masyarakat sekitar.

Kunjungan Anita Ratnasari Tanjung ke berbagai pelosok nusantara, membuka fakta bahwa
standar pendidikan Indonesia belumlah merata. Pendidikan di daerah tertinggal masih
sangat tertinggal jauh.

Upaya lainnya yang dilakukan adalah dengan memberikan motivasi dan semangat, agar
mereka memiliki daya juang untuk belajar giat, berusaha keras untuk dapat mencapai cita-
cita mereka sehingga mereka bisa keluar dari lingkaran kemiskinan

Perhatian lain juga bisa dilakukan dengan mendukung fasilitas teknologi di daerah tertinggal,
agar bisa melakukan adaptasi .

Kondisi daerah tertinggal diperparah dengan terbatasnya pasokan listrik dan ketersediaan air
bersih. Kedua hal penting ini kiranya menjadi perhatian khusus para pejabat terkait, agar
bisa membangun daerah tertinggal menjadi lebih layak dan baik untuk kehidupan mereka.

Kemerdekaan Indonesia, menjadi hak siapapun, termasuk anak-anak Indonesia di


pedalaman. Mereka berhak mendapakan pendidikan yang berkualitas dan pelayanan
kesehatan yang optimal, karena merekalah generasi penerus bangsa, agen perubahan
untuk nasib bangsa Indonesia lebih baik.

https://news.detik.com/berita/d-4667894/anita-chairul-tanjung-mengisi-kemerdekaan-di-tapal-
batas
Cara Milenial Mengisi Kemerdekaan
Tidak terasa, sebentar lagi Indonesia akan merdeka selama 74 tahun. Di balik kemerdekaan
tersebut, setiap generasi bangsa pasti memiliki makna dan caranya masing-masing dalam
mengartikan dan mengisi kemerdekaan tersebut.

Salah satu generasi yang mendapat perhatian banyak orang adalah generasi milenial.
Generasi yang super kreatif ini memiliki cara sendiri untuk mengisi kemerdekaan tahun ini.
Berikut adalah caranya:

#1 Berprestasi

Prestasi adalah sebuah kebanggaan bagi Anda pribadi dan seluruh orang di sekitar Anda.
Prestasi juga merupakan sebuah semangat untuk terus maju dan merdeka dari
ketidaktahuan.

Dari prestasi, Anda dapat membanggakan Indonesia. Mengapa tidak? Generasi milenial
terkenal dengan keaktifan di bidangnya masing-masing. Namun, untuk dapat berprestasi,
Anda harus sungguh-sungguh pada bidang tersebut.

Prestasi dapat membanggakan keluarga. Prestasi juga dapat mengharumkan nama bangsa.
Yang paling penting adalah melalui prestasi, Anda selalu berusaha untuk membangun diri
menjadi lebih baik dari hari kemarin.

#2 Mengabdi

Pernahkah Anda mendengar nama Silvia Halim? Perempuan ini sering dijuluki sebagai
wanita tangguh di balik MRT Jakarta. Tak tanggung-tanggung, dirinya pun sering disebut
sebagai Kartini masa kini.

Silvia Halim adalah Direktur Konstruksi MRT Jakarta. Ya, di balik mega konstruksi MRT
Jakarta, terdapat seorang wanita yang beredukasi tinggi dan memiliki daya juang tinggi demi
kota Jakarta.

Apa hubungannya dengan mengabdi? Generasi milenial sepatutnya belajar dari seorang
Silvia Halim.

Ia telah bekerja 12 tahun di Singapura, namun tetap memilih untuk kembali ke Indonesia dan
mengambil tanggung jawab untuk membangun MRT.
Tidak hanya kenyamanan yang ditinggalkannya, ia pun memilih untuk bekerja di Indonesia
dengan gaji yang lebih rendah.

Pengabdian tersebut juga terlihat dari keinginannya untuk membangun dan melayani
Indonesia.

#3 Mendukung Perkembangan Produk dalam Negeri

Milenial identik dengan kreativitas yang segudang banyaknya dan milenial juga terkenal
memiliki sifat percaya diri yang tinggi.

Walaupun terdengar buruk, sebenarnya hal ini merupakan hal positif yang dapat
memberikan arti kemerdekaan.

Banyak milenial zaman sekarang yang berlomba menciptakan produk dalam negeri dengan
kualitas yang tidak kalah dan bahkan melebihi produk impor.

Tidak hanya itu, perkembangan teknologi juga dimanfaatkan oleh para generasi milenial.

Terbukti banyaknya platform jual beli online, platform pemesanan makananonline,


hingga platform kendaraan umum yang asli dibangun oleh generasi muda Indonesia.

Tentu dengan generasi milenial yang berusaha mengembangkan produk dalam negeri,
Indonesia akan semakin maju dan merdeka dari bayang-bayang persaingan luar negeri.

#4 Berbagi Pendidikan
Berbagi adalah sebuah sifat yang diajarkan budaya Indonesia. Sedari kecil, kita telah
mengetahui pentingnya berbagi demi kepentingan bersama.

Hal ini juga dilihat dari generasi milenial yang senantiasa meluangkan waktunya untuk
berbagi.

Salah satu hal yang paling sering dilakukan adalah berbagi ilmu. Pembagian ilmu ini
ditujukan untuk membangun Indonesia yang benar-benar merdeka. Milenial memiliki
segudang cara untuk berbagi ilmu ini.

Ada yang memanfaatkan teknologi dengan membangun komunitas belajar melalui platform
online sebagai teknik marketingnya.

Ada pula yang membangun organisasi non-profit yang bertujuan untuk membantu
pendidikan di daerah yang sulit terjangkau.

Fasilitas pendidikan haruslah menjadi prioritas utama negeri ini. Pendidikan adalah kunci
untuk memerdekakan bangsa dari keterbatasan, kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh masyarakat.

Untuk itu, dengan adanya generasi milenial yang terjun langsung dalam pengembangan
pendidikan Indonesia, hal ini sudah seharusnya menjadi motivasi dan cerminan bagi para
pemuda lainnya untuk terus memajukan pendidikan, bagaimanapun caranya.
#5 Mengenalkan Budaya Indonesia Kepada Dunia

Budaya merupakan cerminan sebuah bangsa dan juga budaya menunjukkan jati diri serta
harga diri sebuah bangsa. Itu mengapa, budaya sangat erat kaitannya dengan kemerdekaan
Indonesia.

Generasi milenial termasuk salah satu generasi yang melalui kreativitasnya


memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia. Pernahkah Anda tahu chef Renatta Moeloek
yang baru ini menjadi juri di ajang Masterchef Indonesia?

Ia termasuk salah satu anak muda yang selalu berusaha mengenalkan budaya Indonesia
kepada dunia melalui masakannya.

Chef Renatta pernah mempromosikan kuliner khas Nusantara pada saat melakukan tur di
sejumlah negara Eropa.

Bahkan, bersama dengan rekannya Chef Maxie Millan, ia berhasil mengenalkan kuliner
Indonesia ke dunia internasional melalui acara “Rites of Our Anchestors”.

Hal ini tentu sangat membanggakan dan akan membuat semakin banyak orng mengenal
Indonesia.

Tidak hanya chef Renatta, banyak milenial yang juga membuat Indonesia menjadi bangga
dan terkenal di kancah internasional.

Desainer Indonesia yang berhasil menghiasi artis Hollywood, aktor Indonesia yang
mendunia, penyanyi Indonesia yang go international dan masih banyak lagi.

Namun perlu diingat, Indonesia harus dikenal dengan kehebatannya. Kekhasan budaya
serta seluruh kualitas positif yang dimiliki, bukan karena hal viral yang tidak berarti.

Oleh karena itu, generasi milenial memiliki tugas untuk terus mengembangkan hal yang
dapat membuat nama Indonesia terkenal di kancah internasional, melalui kualitas yang
ditawarkan.

#6 Saling Menghormati
Sering dilupakan namun tidak boleh terlupakan. Saling menghormati adalah cerminan dari
kemerdekaan Indonesia. Pancasila dirancang oleh Bapak Proklamator agar menjadi
landasan bangsa ini.
Dalam Pancasila, telah disebutkan pentingnya rasa saling menghormati untuk bangsa ini.
Saling menghormati harus dilakukan antar sesama umat beragama, sesama etnis penduduk
dan saling menghormati atas segala perbedaan.

Jika perbedaan ada tetapi tidak disikapi oleh rasa saling menghormati maka tidak akan
terjadi kemerdekaan sesungguhnya.

Sebagai milenial, dengan menanamkan sifat ini, Anda akan membuat Indonesia sadar akan
arti kemerdekaan yang sesungguhnya.

https://www.finansialku.com/milenial-mengisi-kemerdekaan/
KLIPING
MENGISI KEMERDEKAAN INDONESIA

Disusun Oleh:
Brayen W.
Kelas. VIIID

SMP N I SELOMERTO
2019

Anda mungkin juga menyukai