Anda di halaman 1dari 21

D.

Pembahasan

Analisis belanja daerah dilakukan untuk mengevaluasi apakah Dinas

Pendidikan, Pemuda, Olahraga DIY telah menggunakan APBD secara

ekonomis, efisien dan efektif. Dengan menggunakan data Laporan Realisasi

Anggaran dapat menganalisis anggaran. Tabel 3.1 dan tabel 3.2 akan

menyajikan data tentang Laporan Realisasi Anggaran tahun 2015 dan tahun

2016. Data ini digunakan sebagai data pokok dalam perhitungan analisis yang

meliputi analisis varians belanja, analisis pertumbuhan belanja, analisis

keserasian belanja dan analisis efisiensi belanja.

Tabel 3.1
Laporan Realisasi Anggaran Dinas Dikpora DIY Tahun 2015
Uraian Jumlah Realisasi (Rp) Sisa %
Anggaran Anggaran (Rp)
(Rp)
Pendapatan 2.355.827.23. 2.828.812.797 505.985.567 121.78
Pendapatan Asli Daerah 2.322.827.230 2.828.812.797 505.985.567 121.78
Hasil Retribusi Daerah 545.434.180 1.032.278.049 486.843.869 189.26
Lain-lain PAD yang Sah 1.777.393.050 1.796.534.748 19.141.698 101.08
Belanja 305.219.833.480 284.526.530.280 (20.693.303.200) 93.22
Belanja Tidak Langsung 105.561.520.384 104.732.967.904 (828.552.480) 99.22
Belanja Pegawai 105.561.520.384 104.732.967.904 (828.552.480) 99.22
Belanja Langsung 199.658.313.096 179.793.562.376 (19.864.750.720) 90.05
Belanja Pegawai 16.587.154.192 15.751.394.925 (835.759.267) 94.96
Belanja Barang dan Jasa 125.614.067.699 113.864.052.296 (11.750.015.403) 90.65
Belanja Modal 57.457.091.205 50.178.115.155 (7.278.976.050) 87.33
SURPLUS/DEFISIT (302.897.006.25 (281.697.717.483 21.199.288.767 93.00
0) )
Sumber Data: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, 2015

Tabel 3.2
Laporan Realisasi Anggaran Dinas Dikpora DIY Tahun 2016
Uraian Jumlah Realisasi (Rp) Sisa %
Anggaran (Rp) Anggaran (Rp)
Pendapatan 6.000.000 10.900.000 4.900.000 181.67
Pendapatan Asli Daerah 6.000000 10.900.000 4.900.000 181.67
Hasil Retribusi Daerah 6.000.000 10.900.000 4.900.000 181.67
JUMLAH 6.000.000 10.900.000 4.900.000 181.67
Belanja 232.421.064.483 225.452.171.365 (6.968.893.118) 97.00
Belanja Tidak Langsung 104.490.847.499 102.849.304.551 (1.641.542.948) 98.43
Belanja Pegawai 104.490.847.499 102.849.304.551 (1.641.542.948) 98.43
Belanja Langsung 127.930.216.984 122.602.866.814 (5.327.350.170) 95.84
Belanja Pegawai 11.101.126.904 10.642.650.600 (458.476.304) 95.87
Belanja Barang dan Jasa 101.534.106.730 97.307.890.294 (4.226.216.436) 95.84
Belanja Modal 15.294.983.350 14.652.325.920 (642.657.430) 95.80
JUMLAH 232.421.064.483 225.452.171.365 (6.968.893.118) 97.00
SURPLUS/DEFISIT (232.415.064..483 (225.441.271.365) 6.973.793.118 97.00
)
Sumber Data : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, 2016

1. Pendapatan Daerah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

a. Analisis Selisih Anggaran Pendapatan

Untuk menghitung selisih anggaran pendapatan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Realisasi pendapatan – Anggaran pendapatan

1. Analisis selisih anggaran pendapatan pada tahun 2015

=2.828.812.797,00 – 2.322.827.230,00

=Rp. 505.985.567

2. Analisis selisih anggaran pendapatan pada tahun 2015

=10.900.000,00 – 6.000.000,00
=Rp. 4.900.000

Berikut perhitungan Rasio Analisis Selisih Anggaran pendapatan pada

Tahun Anggaran 2015 – 2016.

Tabel 3.3
Rasio Analisis Selisih Anggaran pada Dinas Dikpora DIY
Tahun Anggaran 2015 – 2016
Tahun Realisasi Anggaran Analisi Selisih
Anggara
n
2015 Rp. 2.828.812.797 Rp. 2.322.827.230 Rp. 505.985.567
2016 Rp. 10.900.000 Rp. 6.000.000 Rp. 4.900.000
Sumber Data : Dinas Dikpora DIY, 2016 diolah

b. Perhitungan Rasio Efektivitas PAD

Untuk menghitung rasio efektivitas menggunakan rumus sebagai

berikut:

Realisasi PAD
× 100 %
Anggaran PAD

1. Rasio Efektivitas PAD 2015

2.828.812 .797,00
¿ × 100 %
2.322.827 .230,00

= 121,78%

2. Rasio Efektivitas PAD 2016

10.900.000,00
¿ × 100 %
6.000.000,00

= 181,66%

Kriteria yang digunakan untuk menilai Rasio Efektivitas PAD adalah


sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
Presentase Kinerja Kriteria
100% keatas Sangat Efektif
90% - 100% Efektif
80% - 90% Cukup Efektif
70% -80% Kurang Efektif
Dibawah dari 70% Tidak Efektif
Sumber: Mahmudi, 2016

Hasil perhitungan rasio efektivitas PAD Tahun Anggaran 2015 – 2016

ditunjukkan pada tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Dinas Dikpora DIY
Tahun Anggaran 2015 – 2016
Tahu Realisasi PAD Anggaran PAD % Kriteria
n
2015 Rp. 2.828.812.797 Rp. 2.322.827.230 121,78 Sangat
Efektif
2016 Rp. 10.900.000 Rp. 6.000.000 181,66 Sangat
Efektif
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2016 diolah

Berdasarkan perhitungan rasio efektivitas PAD diatas maka rasio

efektivitas sangat baik karena melebihi 100% sesuai kriteria menurut

Mahmudi tersebut, dimana pada tahun 2015 realisasi pendapatan asli

daerah adalah Rp. 2.828.812.797 berasal dari Hasil Retribusi Daerah

Rp. 1.032.278.049 dan dari pendapatan lain-lain PAD yang sah

sebesar Rp. 1.796.534.748. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami

penurunan pendapatan karena hanya berasal dari Hasil Retribusi

Daerah sebesar Rp. 10.900.000.


2. Belanja Daerah Dinas pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

a. Analisis Selisih Belanja

Analisis selisih belanja digunakan untuk mengatur perbedaan

antara belanja yang dianggarkan dan direalisasi, belanja yang telah

dimanfaatkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY.

Analisis varians belanja diukur dengan melihat selisih antara realisasi

dengan anggaran belanja. Semakin kecil selisih antara anggaran dan

realisasi belanja, maka APBD telah dimanfaatkan dengan baik. Untuk

menghitung Selisih belanja, menggunakan rumus sebagai berikut:

Realisasi Belanja – Anggaran Belanja

1. Perhitungan dari Selisih Belanja Daerah tahun 2015

a. Selisih Belanja Langsung

= 179.793.562.376,00 – 199.658.313.096,00

= Rp. (19.864.750.720)

b. Selisih Belanja Tidak Langsung

= 104.732.967.904,00 – 105.561.520.384,00

= Rp. (828.552.480)

c. Selisih Belanja Total Daerah

= 284.526.530.280,00 – 305.219.833.480,00

= Rp. (20.693.303.200)

2. Sedangkan Selisih Belanja Tahun Anggaran 2016 adalah:

a. Selisih Belanja Langsung


= 122.602.866.814,00 – 127.930.216.984,00

= Rp. (5.327.350.170)

b. Selisih Belanja Tidak Langsung

= 102.849.304.551,00 – 104.490.847.499,00

= Rp. (1.641.542.948)

c. Selisih Belanja dari Total Belanja Daerah

= 225.452.171.365,00 – 232.421.064.483,00

= Rp. (6.968.893.118)

Kriteria yang digunakan untuk menilai Selisih Belanja adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Selisih Belanja
Analisis Belanja Ukuran Kriteria
Selisih Belanja Realisasi < Anggaran Baik
Sumber: Mahmudi, 2016

Hasil perhitungan Selisih Belanja Tahun 2015 ditunjukkan pada tabel

3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7
Selisih Belanja Dinas Dikpora DIY
Tahun Anggaran 2015
Jenis Belanja Selisih Belanja Kriteria
Belanja Langsung Rp. (19.864.750.720) Baik
Belanja Tidak Langsung Rp. (828.552.480) Baik
Total Belanja Rp. (20.693.303.200) Baik
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2015 diolah

Hasil perhitungan Selisih Belanja Tahun 2016 ditunjukkan pada tabel

3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8
Selisih Belanja Dinas Dikpora DIY
Tahun Anggaran 2016
Jenis Belanja Selisih Belanja Kriteria
Belanja Langsung Rp. (5.327.350.170) Baik
Belanja Tidak Langsung Rp. (1.641.542.948) Baik
Total Belanja Rp. (6.968.893.118) Baik
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2016 diolah

Berdasarkan perhitungan selisih belanja tajun 2015 yang terdiri

dari belanja langsung dan belanja tidak langsung, hal ini menunjukkan

adanya efisiensi atau penghematan anggaran belanja. Belanja langsung

menghemat anggaran sebesar Rp. 19.864.750.720 sedangkan belanja

tidak langsung menghemat anggaran sebesar Rp. 828.552.480 jika

dilihat dari keseluruhan belanja yang dilakukan pada tahun 2015

menghemat anggaran belanja sebesar Rp. 20.693.303.200 dari total

APBD. Maka dapat dikatakan bahwa Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga DIY mengalokasikan belanja daerahnya dengan baik.


Sedangkan selisih belanja pada tahun 2016 juga mengalami

penghematan anggaran belanja. Belanja langsung menghemat anggaran

sebesar Rp. 5.327.35.170, sedangkan belanja tidak langsung

menghemat anggaran Rp. 1.641.542.948 jika dilihat dari keseluruhan

belanja yang dilakukan pada tahun 2016 menghemat anggaran belanja

sebesar Rp. 6.968.893.118 dari total APBD. Hal ini menunjukkan

adanya efisiensi atau penghematan anggaran belanja.

b. Analisis Pertumbuhan Belanja Daerah

Pertumbuhan belanja digunakan untuk mengetahui

perkembangan belanja dari tahun ke tahun. Pada umumnya belanja

memiliki kecenderungan selalu naik. Alasan kenaikan belanja biasanya

dikaitkan dengan perubahan cangkupan layanan dan penyesuaian

faktor makro ekonomi. Maka dari itu pemerintah daerah harus dapat

mengendalikan belanja daerah dan melakukan efisiensi atau

penghematan anggaran.

Analisis pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui berapa besar

pertumbuhan masing-masing belanja, apakah belanja tersebut rasional

dan dapat dipertanggungjawabkan. Pertumbuhan belanja harus diikuti


dengan pertumbuhan pendapatan yang seimbang. Untuk menghitung

pertumbuhan belanja menggunakan rumus sebagai berikut:

Pertumbuhan Belanja Tahun

R . BelanjaTahun(n) −R . BelanjaTahun(n−1)
× 100 %
Realisasi Belanja (n−1)

Keterangan:

(n) : data pada tahun sekarang

(n-1) : data pada tahun sebelumnya

a. Belanja langsung

122.602.866 .814−179.793.562 .376


× 100 %
179.793 .562.376

= (31,80%)

b. Belanja Tidak Langsung

102.849.304 .551−104.732.967 .904


×100 %
104.732 .967.904

= (1,79%)

c. Total Belanja Daerah

225.452.171 .365−284.562 .530.280


×100 %
284.562.530 .280

= (20,76%)

Hasil perhitungan Pertumbuhan Belanja Daerah Dikpora DIY Tahun

2015 sampai 2016 ditunjukkan pada tabel 3.9 di bawah ini:

Tabel 3.9
Pertumbuhan Belanja Daerah Dinas Dikpora DIY
Tahun 2015 sampai 2016
Uraian Pertumbuhan Belanja
Belanja Langsung (31,80%)
Belanja Tidak Langsung (1,79%)
Total Belanja Daerah (20,76%)
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2016 diolah

Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa secara

keseluruhan pertumbuhan belanja mengalami pertumbuhan yang

negatif. Dengan demikian Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

kurang baik dalam memanfaatkan APBD.

c. Analisis Keserasian Belanja Daerah

Keserasian belanja juga bermanfaat untuk mengetahui

keseimbangan antar belanja. Hal ini terkait dengan fungsi anggaran

sebagai alat distribusi, alokasi dan stabilitas. Di bawah ini merupakan

perhitungan analisis keserasian belanja daerah.

1. Perhitungan keserasian belanja daerah tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

a. Rasio Belanja Langsung terhadap Total Belanja

Realisasi Belanja Langsung


× 100 %
Total Belanja Daerah

179.793.562 .376
¿ ×100 %
284.562.530 .280
¿ 63,19 %

b. Rasio Belanja Langsung terhadap Total Belanja

Realisasi Belanja Tidak Langsung


×100 %
Total Belanja Daerah

104.732.967 .904
¿ ×100 %
284.562.530 .280

¿ 36,81 %

2. Perhitungan keserasian belanja daerah tahun 2016 adalah sebagai

berikut:

a. Rasio Belanja Langsung terhadap Total Belanja

Realisasi Belanja Langsung


× 100 %
Total Belanja Daerah

122.602.866 .814
¿ × 100 %
225.452.171 .365

¿ 54,38 %

b. Rasio Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja

Realisasi Belanja Tidak Langsung


×100 %
Total Belanja Daerah

102.849.304 .551
¿ × 100 %
225.452.171 .365

¿ 45,62 %
Kriteria yang digunakan untuk menilai keserasian belanja adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.10
Kriteria Penilaian Keserasian Belanja
Analisis Belanja Ukuran Kriteria
Keserasian Semakin besar % Baik
Belanja
Sumber: Mahmudi, 2016

Hasil Perhitungan Keserasian Belanja Daerah dari tahun 2015

sampai 2016 ditunjukkan pada tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11
Keserasian Belanja Daerah Dinas Dikpora DIY
Tahun 2015 sampai tahun 2016
Jenis Belanja Tahun 2015 Tahun 2016
Belanja Langsung 63,19% 54,38%
Belanja Tidak 36,81% 45,62%
Langsung
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2015 diolah

Dari hasil perhitungan keserasian belanja pada tahun 2015

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY lebih banyak

digunakan pada belanja langsung sebesar 63,19% merupakan

belanja yang sangat berpengaruh terhadap arah pembangunan

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY seperti

memantapkan pembangunan infrastruktur yang mendukung

pembangunan daerah, memantapkan pembangunan di bidang

pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang ekonomi, serta

memantapkan upaya tata kelola Dinas Pendidikan, Pemuda dan


Olahraga DIY. Sedangkan Belanja Tidak Langsung sebesar

36,81% merupakan belanja yang tidak dipengaruhi secara

langsung oleh program atau satuan kerja perangkat daerah yang

pengaruh kontribusinya sulit diukur. Belanja Tidak Langsung

pada dasarnya merupakan belanja yang digunakan bersama-sama.

Sedangkan belanja untuk Tahun 2016 Dinas pendidikan, Pemuda

dan Olahraga DIY juga lebih banyak digunakan pada belanja

langsung sebesar 54,38% dan belanja tidak langsung sebesar

45,62%.

Jadi keserasian belanja langsung pada tahun 2016 kurang

baik, karena proporsi belanja langsung menurun sebesar 8,81%,

pada tahun 2015 sebesar 63,19% menurun menjadi 54,38% pada

tahun 2016. Sedangkan belanja tidak langsung mengalami

peningkatan proporsi belanja, pada tahun2015 sebesar 36,81%

meningkat menjadi 45,62% pada tahun 2016, dengan demikian

alokasi belanja tidak langsung tahun 2016 dapat dikatakan baik.

Karena semakin besar semakin tinggi pula produktivitas

perekonomian untuk masyarakat.

d. Rasio Efisiensi Belanja Daerah

Dengan efisiensi belanja digunakan untuk mengukur tingkat

penghematan anggaran yang dilakukan selama tahun 2015 sampai tahun

2016. Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga DIY telah melakukan

efisiensi anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari 100%, sebaliknya


jika melebihi 100% maka mengindikasikan terjadinya pemborosan

anggaran. Untuk menghitung rasio efisiensi belanja adalah sebagai

berikut:

Realisasi Anggaran
Rasio Efisiensi Belanja= ×100 %
Anggaran Belanja

1. Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2015

284.526.530 .280
¿ × 100 %
305.219.833 .480

¿ 93,22 %

2. Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2016

225.452.171 .365
¿ × 100 %
232.421.064 .483

¿ 97 %

Kriteria yang digunakan untuk menilai rasio efisiensi belanja adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.12
Kriteria Penilaian Efisiensi Belanja
Analisis Belanja Ukuran Kriteria
Efisiensi Belanja Rasio efisiensi <100% Baik
Sumber: Mahmudi, 2016
Hasil perhitungan Rasio Efisiensi Belanja Daerah Dikpora DIY Tahun

2015 sampai 2016 ditunjukkan pada tabel 3.13 di bawah ini:

Tabel 3.13
Rasio Efisiensi Dinas Dikpora DIY
Tahun 2015 sampai Tahun 2016
Belanja Tahun 2015 Tahun 2016
Realisasi 284.526.530.280 225.452.171.365
Anggaran 305.219.833.480 232.421.064.483
Rasio Efisiensi 93,22% 97%

Belanja %
Kriteria Baik Baik
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2015 diolah

Dari hasil perhitungan rasio efisiensi belanja tahun 2015 Dinas

pendidikan, Pemuda dan olahra DIY telah melakukan efisiensi

anggaran sebesar 93,22%. Berdasarkan kriteria efisiensi belanja kurang

dari 100% dapat dikatakan bahwa alokasi belanja baik, karena telah

melakukan efisiensi anggaran.

Sedangkan Tahun 2016 rasio efisiensi Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga DIY telah melakukan efisiensi anggaran sebesar

97% dan dapat dikatakan bahwa pada tahun 2016 alokasi belanja baik

karena kurang dari 100%.

3. Prioritas Dana

a. Prioritas Dana tahun 2015

Tabel 3.14
Prioritas Dana Tahun 2015
Uraian Realisasi %
Belanja Langsung 179.793.562.376 63,19%
Belanja Tidak Langsung 104.732.967.904 36,81%
Total Belanja 284.526.530.280 100%
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2015 diolah

Berdasarkan tabel 3.14 di atas maka belanja pada Dinas

Dikpora DIY lebih diprioritaskan untuk belanja langsung sebesar

63,19%, sedangkan belanja tidak langsung 36,81%.

b. Prioritas Dana tahun 2016

Tabel 3.14
Prioritas Dana Tahun 2016
Uraian Realisasi %
Belanja Langsung 122.604.866.814 54,38%
Belanja Tidak Langsung 102.849.304.551 45,62%
Total Belanja 225.452.171.365 100%
Sumber Data: Dinas Dikpora DIY, 2016 diolah

Berdasarkan tabel 3.15 di atas maka belanja pada Dinas Dikpora

DIY lebih diprioritaskan untuk belanja langsung sebesar 54,38%,

sedangkan belanja tidak langsung sebesar 45,62%.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada realisasi Anggaran pendapatan dan

Belanja Daerah pada Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga DIY tahun

anggaran 2015 – 2016 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan Analisis Selisih Anggaran Pendapatan dapat

dikatakan wajar karena selisih anggaran dan realisasi tidak terlalu banyak

dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk perhitungan Rasio Efektivitas

Pandapatan Asli Daerah juga sangat efektif karena hasil perhitungan


sebesar 121% untuk tahun 2015 dan 181,66% untuk tahun 2016, sesuai

dengan kriteria apabila presentase nilai efektivitas melebihi 100% maka

bisa dikategorikan sangat efektif.

2. Berdasarkan perhitungan Selisih Belanja maka Dinas Pendidikan, Pemuda

dan Olahraga DIY dapat dikategorikan baik karena realisasi tidak melebihi

anggaran yang ditentukan, di tahun 2015 anggaran belanja langsung lebih

besar dari realisasi sebesar Rp. 19.864.750.720 untuk anggaran belanja

tidak langsung juga lebih besar dari realisasi sebesar Rp. 828.552.480. Di

tahun 2016 juga dapat dikategorikan baik karena anggaran belanja

langsung lebih besar dari realisasi sebesar Rp. 5.327.350.170, untuk

belanja tidak langsung anggaran lebih besar dari realisasi sebesar

Rp.1.641.542.948

3. Sedangkan keserasian Belanja Daerah Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga DIY sesuai dengan kriteria penilaian keserasian belanja, apabila

presentase meningkat maka dikategorikan baik, untuk keserasian belanja

langsung dari tahun 2015 sampai 2016 dapat dikategorikan kurang baik

karena menurun di tahun 2015 sebesar 63,19% menjadi 54,38% di tahun

2016, sedangkan belanja tidak langsung dapat dikategorikan baik karena

perhitungan presentase dari tahun 2015 sebesar 36,82% meningkat

menjadi 45,62% di tahun 2016.

4. Dari hasil perhitungan Rasio Efisiensi Belanja Daerah pada Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY sesuai dengan kriteria penilaian

efisiensi belanja, apabila melebihi 100% maka dapat dikatakan


pemborosan. Rasio Efisiensi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

DIY pada tahun 2015 sebesar 93,22% sedangkan pada tahun 2016 sebesar

97%, maka dari tahun 2015 sampai tahun 2016 dapat dikategorikan baik

karena tidak lebih dari 100%.

5. Sedangkan untuk prioritas dana, Dinas Dikpora DIYpada tahun 2015 lebih

memprioritaskan dananya untuk belanja langsung sebesar 63,19%,

sedangkan belanja tidak langsung sebesar 36,81%, untuk tahun 2016

Dinas Dikpora DIY lebih memprioritaskan dananya untuk belanja

langsung sebesar 54,38%, sedangkan belanja tidak langsung sebesar

45,62%. Jadi Dinas Dikpora DIY sudah optimal dalam memprioritaskan

dananya karena prioritas dana belanja langsung lebih besar daripada

belanja tidak langsung.

B. SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, maka penulis memberikan

saran kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY untuk Analisis

Keserasian Belanja Langsung dimana presentase dari tahun 2015 menurun di

tahun 2016, sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang

mempengaruhi terhadap arah pembangunan yang mendukung pembangunan

daerah, memantapkan pembangunan di bidang pendidikan, bidang ekonomi,

bidang kesehatan dan tata kelola pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga DIY. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga perlu menghindari

adanya pengeluaran yang tidak perlu dan tidak tepat sasaran.


B. Belanja Daerah .......................................................................................... 25
1. Belanja Tidak Langsung..................................................................... 26
2. Belanja Langsung............................................................................... 27
3. Pembiayaan Daerah............................................................................ 29
4. Metode Selisih Belanja Daerah.......................................................... 30
a. Analisis Selisih Belanja Daerah.................................................. 30
b. Analisis Pertumbuhan Belanja Daerah........................................ 32
c. Analisis Keserasian Belanja Daerah............................................ 33
d. Rasio Efisiensi Belanja Daerah................................................... 35

BAB III ANALISIS MASALAH


A. Aktivitas Magang...................................................................................... 37
B. Manfaat Magang........................................................................................ 38
C. Gambaran Umum Instansi......................................................................... 38
1. Latar Belakang dan Lokasi Dinas DIKPORA DIY............................. 38
2. Visi dan Misi Dinas DIKPORA DIY.................................................. 39
3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas DIKPORA DIY....................... 41
4. Struktur Organisasi Dinas DIKPORA DIY......................................... 42
D. Pembahasan............................................................................................... 66
1. Pendapatan Daerah Dinas DIKPORA DIY......................................... 67
a. Analisis Selisih Anggaran Pendapatan.......................................... 67
b. Perhitungan Rasio Efektivitas PAD.............................................. 68
2. Belanja Daerah Dinas DIKPORA DIY............................................... 70
a. Analisis Selisih Belanja Daerah.................................................... 70
b. Analisis Pertumbuhan Belanja Daerah.......................................... 73
c. Analisis Keserasian Belanja Daerah.............................................. 75
d. Rasio Efisiensi Belanja Daerah..................................................... 79
3. Prioritas Dana...................................................................................... 81
a. Prioritas Dana Tahun 2015............................................................ 81
b. Prioritas Dana Tahun 2016............................................................ 81

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan................................................................................................ 83
B. Saran.......................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai