Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

18 Apr 2017 Tinggalkan komentar

by fajaratmojo in Tak Berkategori

A. Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan (konsolidasi) adalah


perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih, untuk meleburkan
diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang baru yang karena hukum
memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang meleburkan diri dan status badan
hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri berakhir karena hukum. Sementara Pasal 1
angka PP Nomor 27 Tahun 1998, peleburan (konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
membentuk satu perseroan terbatas baru dan masing-masing perseroan terbatas yang
meleburkan diri menjadi bubar.
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil
operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan
(entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu
entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila
salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan
sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak
memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (control)
yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing
akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan,
ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan
keuangan konsolidasi.

Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu agar dapat
memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari
satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan
istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-
pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.
Dalam PSAK No. 4, Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk
Perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan
mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut
merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Dalam menyusun laporan
keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak perusahaan digabungkan satu persatu
dengan menjumlahkan unsure-unsur yang sejenis dari asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan
dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari
kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan
langkah-langkah berikut:

1. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus
dieliminasi
2. Keuntungan dan kerugian yang belum direalialisasi, yang timbul dari transaksi antara
bank dan anak perusahaan harus dieliminasi
3. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya
harus sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila tanggal laporan keuangan
tersebut berbeda maka laporan keuangan konsolidasi per tanggal laporan keuangan
bank masih dapat dilakukan sepanjang:
4. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan
5. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporantersebut
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
6. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis.
7. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi
antara kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam laba disajikan dalam
laporan laba rugi konsolidasi.

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

1. Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi, yaitu agar dapat
memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari
satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan
istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-
pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.

2. Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

Diantara manfaat disusunnya Laporan Keuangan Konsolidasi adalah:

 Untuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk


 Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan tehadap kinerja
grup (anak) perusahaan
 Kepentingan informasi pihak luar
 Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi

Disamping memiliki manfaat, Laporan Keuangan Konsolidasi juga memiliki beberapa


keterbatasan, diantaranya:

 Kinerja keuangan anggota perusahaan yang tidak bagus akan tertutupi


 Rasio keuangan tidak mencerminkan rasio keuangan perusahaan
 Ketidaktepatan penyusunan rekening akuntansi seluruh perusahaan
 Kekurang lengkapan catatan laporan keuangan perusahaan individu

C. Teknik dan Prosedur Laporan Keuangan Konsolidasi

Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain dinyatakan
bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk
Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu
persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas,
Pendapatan dan Beban.

Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci


lagi, yaitu:

1. Mempersiapkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan konsolidasi


2. Memasukkan laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan
neraca masing-masing perusahaan induk dan anak pada kolomnya masing-masing.
3. Jika ada kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan induk atau anak (seperti koreksi
terhadap pencatatan investasi dengan metode biaya dikonversi ke metode ekuitas)
perlu dibuatkan jurnal penyesuaian (diposting ke buku besar perusahaan induk atau
anak).
4. Memasukkan jurnal eliminasi dalam kertas kerja, seperti:

Mengeliminasi laba atau rugi antar perusahaan (laba atau rugi anak yang telah diakui dalam
laporan laba-rugi perusahaan induk). Mengeliminasi dividen anak perusahaan yang telah
dicatat pada saat perusahaan induk menerima dividen dari anak.

Pendapatan dari perusahaan anak………………xxx

Dividen………………………………………………. xxx
Investasi pada perusahaan anak…………….. xxx

Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas dalam laba dan dividen perusahaan anak.

Beban hak minoritas……………………………… xxx

Dividen……………………………………………… xxx

Hak minoritas…………………………………….. xxx

Mengeliminasi akun resiprokal, yaitu akun investasi pada perusahaan anak (di neraca induk)
dan akun ekuitas (di neraca anak) dikali dengan persentase kepemilikan induk.

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas

Modal saham…………………………………………. xxx

Tambahan modal (jika ada)…………………….. xxx

Laba ditahan………………………………………….. xxx

Investasi pada perusahaan anak…………………………… xxx

Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)…….. xxx

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun ekuitas. (catatan lihat
penjelasan selanjutnya)

Modal saham…………………………………………. xxx

Tambahan modal (jika ada)…………………….. xxx

Laba ditahan………………………………………….. xxx

Alokasi kelebihan ………………………………….. xxx

Investasi pada perusahaan anak………………………… xxx

Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)….. xxx

5. Menjumlah akun-akun pada kedua laporan keuangan untuk akun-akun yang tidak
resiprokal pada kolom laporan konsolidasi.
6. Menjumlahkan akun-akun pada kedua laporan keuangan ditambah dan dikurangi
akun-akundalam kolom jurnal eliminasi.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:

 Metode Ekuitas (Equity Method)


Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan
terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih
Anak Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan
menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan.data.

 Metode Harga Perolehan (Cost Method)

Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak Perusahaan,
maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak Perusahaan)
yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi
atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang
dimiliki tersebut dijual.

 Metode Ekuitas Tidak Lengkap

Referensi :

1. https://elraihany.wordpress.com/category/kuliah/akuntansi-keuangan-lanjutan/
2. Makalah Konsolidasi yang disusun oleh Misrina Jurusan Akuntansi Universitas
Muhamadiyah Makasar

Iklan
Report this ad

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook

Terkait

PENGGABUNGAN USAHAdalam "Tak Berkategori"

LAPORAN KEUANGAN MENURUT EQUITY DAN PROSEDUR AKUNTANSI


MENURUT METODE AKUNTANSIdalam "Tak Berkategori"

KONSOLIDASI - PERUBAHAN PEMILIKAN PERUSAHAANdalam "Tak Berkategori"

Previous LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASIKAN ( Perusahaan Anak Di


Luar Negeri ) Next ORGANISASI NIRLABA

Tinggalkan Balasan
Tulisan Terakhir

 KESAN MENGIKUTI PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II


 JAWABAN SOAL UAS AKUNTANSI LANJUTAN II
 SOAL UAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II
 LATIHAN SOAL AKL 2 (PERUSAHAAN KONSOLIDASI)
 ORGANISASI NIRLABA

Komentar Terbaru

purwatiwidiastuti pada KESAN MENGIKUTI PELAJARAN AKUN…

purwatiwidiastuti pada LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOL…

purwatiwidiastuti pada Perusahaan Induk Dan Anak…

purwatiwidiastuti pada MASALAH KHUSUS KANTOR PUSAT DA…

purwatiwidiastuti pada POTENSI PERUSAHAAN PERKEBUNAN…

Arsip

 Mei 2017
 April 2017
 Maret 2017
 Februari 2017
 Desember 2016
 Oktober 2016
 September 2016
 Oktober 2014

Kategori

 Tak Berkategori

Meta

 Daftar
 Masuk
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com

Iklan
Report this ad

Tulisan Terakhir

 KESAN MENGIKUTI PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II


 JAWABAN SOAL UAS AKUNTANSI LANJUTAN II
 SOAL UAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II
 LATIHAN SOAL AKL 2 (PERUSAHAAN KONSOLIDASI)
 ORGANISASI NIRLABA

Komentar Terbaru

purwatiwidiastuti pada KESAN MENGIKUTI PELAJARAN AKUN…

purwatiwidiastuti pada LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOL…

purwatiwidiastuti pada Perusahaan Induk Dan Anak…

purwatiwidiastuti pada MASALAH KHUSUS KANTOR PUSAT DA…

purwatiwidiastuti pada POTENSI PERUSAHAAN PERKEBUNAN…

Arsip

 Mei 2017
 April 2017
 Maret 2017
 Februari 2017
 Desember 2016
 Oktober 2016
 September 2016
 Oktober 2014

Kategori

 Tak Berkategori

Meta

 Daftar
Pada masa ini, akuisisi telah menjadi salah satu alternatif keputusan strategis bagi
pengembangan usaha. Kepemilikan atas perusahaan anak selain dimaksudkan untuk
mengendalikan perusahaan yang sahamnya dimiliki, dalam kasus tertentu dapat juga
dilakukan untuk mengendalikan perusahaan lain yang sahamnya tidak dimiliki secara
langsung. Hal ini terjadi apabila perusahaan mengendalikan perusahaan yang memiliki saham
mayoritas perusahaan lain. Misalnya PT A memiliki 90% saham PT B dan PT B menguasai
80% saham PT C. Kepemilikan PT B atas saham PT C sebesar 80% sebesar 80%
menyebabkan PT A juga memiliki pengaruh atas PT C secara tidak langsung karena PT B
yang merupakan induk dari PT C, adalah anak perusahaan PT A. Hak PT A atas PT C adalah
90% x 80% = 72%, dengan demikian PT A tetap mengendalikan PT C. PT B disebut
perusahaan anak, dan PT C disebut perusahaan cucu dari PT A. Hubungan induk-anak terjadi
dari penyertaan langsung yakni dengan kepemilikan saham perusahaan anak. Sedangkan
penyertaan tidak langsung adalah pengendalian atas perusahaan lain dengan cara melakukan
penyertaan langsung atas saham perusahaan yang menguasai perusahaan lain tersebut. Dalam
kasus di atas, PT A melakukan penyertaan tidak langsung dalam PT C. Penyertaan tidak
langsung atas suatu perusahaan dengan demikian hanya dapat terjadi dengan adanya
penyertaan langsung pada perusahaan lainnya. PT A, PT B dan PT C dalam kasus di atas
berada dalam satu pengendalian, dengan PT A sebagai pengendalian tertinggi. Laporan
konsolidasi wajib disusun oleh pengendali tertinggi.

Bentuk hubungan PT A, PT B dan PT C di atas merupakan bentuk hubungan induk-anak dan


cucu. Dalam banyak kasus dapat pula anak mengakuisisi saham perusahaan induk. Dalam
bahasa akuntansi hal ini disebut dengan kepemilikan mutual (mutual holding). Hal ini
menimbulkan permasalahan perlakuan investasi anak dalam saham induk. Perhitungan
pendapatan investasi dan nilai investasi menimbulkan permasalahan sendiri apabila anak
perusahaan memiliki saham preferen. Dalam prakteknya banyak terjadi hubungan yang lebih
kompleks.

1. A. STRUKTUR AFILIASI

Struktur afiliasi yang terjadi dalam pemilikan tidak langsung dapat digambarkan sebagai
berikut:

Sedangkan struktur afiliasi yang terjadi dalam saling memiliki saham (mutual holding)
seperti digambarkan pada bagan berikut.

1. A. KEPEMILIKAN TIDAK LANGSUNG – INDIRECT HOLDING

Pendapatan investasi suatu perusahaan apabila terdapat penyertaan langsung dan penyertaan
tidak langsung menjadi sebagai berikut:

Pendapatan investasi dari penyertaan langsung xxx


Pendapatan investasi atas penyertaan tidak langsung xxx
Total pendapatan investasi xxx

Contoh Kasus:

Frotilla Corp mengakuisisi 80% saham dari Gringer Corp pada tanggal 1 Januari 2003.
Gringer juga mengakuisisi saham dari Hanif Corp pada 1 Januari 2004 sebesar 70%. Seluruh
investasi diakuisisi pada nilai buku.
Neraca saldo per 1 Januari 2004 adalah sebagai berikut:

Frotilla Gringer Hanif


Aktiva lain Rp400.000,00 Rp195.000,00 Rp190.000,00
Investasi pada Gringer 200.000 – –
Investasi pada Hanif – 105.000 –
Jumlah 600.000 300.000 190.000
Kewajiban 100.000 50.000 40.000
Modal saham 400.000 200.000 100.000
Saldo Laba 100.000 50.000 50.000
Jumlah 600.000 300.000 190.000

Penghasilan terpisah dan dividen tahun 2004

Frotilla Gringer Hanif


Penghasilan terpisah Rp100.000,00 Rp50.000,00 Rp40.000,00
Dividen 60.000 30.000 20.000

Dalam mencatat pendapatan investasi dengan metode ekuitas, Gringer harus lebih dahulu
menentukan pendapatan investasinya dari Hanif sebelum Frotilla menentukan pendapatan
investasinya dari Gringer.

Pencatatan dalam buku Gringer – 31 Desember 2004

Cash Rp14.000,00
Investment in Hanif 14.000
Mencatat dividen (70% x 20.000)
Investment in Hanif 28.000
Income from Hanif 28.000
Mencatat pendapatan dari Hanif (70% x 40.000)
Pencatatan dalam buku Frotilla – 31 Desember 2004
Cash 24.000
Investment in Gringer 24.000
Mencatat dividen (80% x 30.000)
Investment in Gringer 62.400
Income from Gringer 62.400
Mencatat pendapatan (80% x 78.000)

Perhitungan Net income untuk Frotilla tahun 2004 dan consolidated net income

Separate income Rp100.000,00


Income from Gringer 62.400
Net income / consolidated net income 162.400

Saldo investment in Gringer pada 31 Des 2004

Saldo awal Rp200.000,00


Income from Gringer 62.400
Dividen (24.000)
Invesment in Gringer (2004) 238.400
1. A. SALING MEMILIKI SAHAM – MUTUAL HOLDING

Mutual holding terjadi jika pemegang saham minoritas anak perusahaan memiliki saham
perusahaan induk. Misalnya PT A menguasai 80% saham PT B, dengan demikian 20%
saham PT B yang tidak dikuasai PT A dapat saja memiliki saham PT B, yang menimbulkan
mutual holding.

Ada beberapa persoalan yang akan timbul apabila terjadi mutual holding, diantaranya adalah:

1. Laporan konsolidasi menyajikan laporan gabungan induk dan anak serta


mengeliminasi akun antar perusahaan.
2. Hak minoritas dalam laporan konsolidasi merupakan bagian kekayaan pemegang
saham yang tidak dikuasai induk atau kekayaan hak minoritas.
3. Bila terjadi mutual holding di mana anak memiliki saham induk, maka jumlah
kepemilikan harus dieliminasi.
4. Perusahaan anak memiliki catatan investasi dalam saham induk.

Prinsip penyusunan laporan konsolidasi mengatakan bahwa akun antarperusahaan harus


dieliminasi, sehingga nilai investasi perusahaan anak juga harus dieliminasi dengan modal
saham induk. Eliminasi modal saham induk mengakibatkan pengurangan modal saham induk
dalam laporan konsolidasi. Pada dasarnya, modal saham induk tidak berkurang, akan tetapi
untuk tujuan penyusunan laporan konsolidasi tersebut modal saham induk harus dieliminasi
berdasarkan nilai investasi anak atas moda lsaham tersebut.

Perlakuan akuntansi pengurangan modal saham induk tersebut dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yakni pendekatan saham dibeli kembali/perbendaharaan (treasury stock
approach) dan pendekatan konvensional (conventional approach). Dalam pendekatan saham
dibeli kembali, saham induk perusahaan yang dibeli anak perusahaan dianggap sebagai
saham yang dibeli kembali oleh entitas konsolidasi. Dalam pendekatan konvensional, saham
induk perusahaan yang dimiliki oleh anak perusahaan diangggap sebagai saham yang “ditarik
kembali” (contructively retired) , modal saham serta saldo laba yang didapat oleh anak
perusahaan tidak muncul dalam laporan keuangan konsolidasi.

DAFTAR PUSTAKA:

Karyawati, Gorilda; 2009; Akuntansi Keuangan Lanjutan (Advanced Accounting); Jakarta:

Penerbit Erlangga

Beams, Floyd A; Joseph H.Antony., Robin P.Clement; Suzanne H Lowenshon: 2006,

Advanced Accounting, Nine Edition, Pearson International Edition

Iklan

Share this:

 Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)


 Click to share on Facebook(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
Laporan Keuangan Konsolidasi - Akuntansi Keuangan Lanjutan

1. 1. Politeknik LPP Yogyakarta


2. 2. Nama : Jendhy Phatar Anugrah TTL : Banyuwangi, 18 Januari 1993 Kampus :
Politekni LPP Yogyakarta No. Nim : 11.03.3928 Jurusan : Akuntansi Semester : VI
(Enam) Contact Me On : Twitter : @masphatar Facebook : Jendhy Phatar Anugrah
LinkedIn : J. Phatar Anugrah Google+ : J. Phatar Anugrah Site :
www.thephatar.blogspot.com www.masphatar.blogspot.com
www.karenaseo.blogspot.com www.kkibanyuwangi.blogspot.com
3. 3. » Pendahuluan » Laporan Konsolidasi » Neraca Konsolidasi » Laporan Keuangan
Konsolidasi » Organisasi Nirlaba
4. 4. Pengertian : Konsolidasi adalah dua buah perusahaan yang bergabung bubar demi
hokum dansebagai gantinya didirikan suatu perusahaan dengan nama yang baru
meskipun secarafinancial perusahaan baru tersebut mengambil alih asset hak dan
kewajiban dari 2 perusahaan yang bubar tersebut. Laporan Keuangan Konsolidasi
adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk
perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang
dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas
atau perusahaan satu perusahaan.
5. 5. Lap.Keuangan PT. C Marged A+B+C Adjusted Eliminated Lap. Keuangan PT.B
Ownweship PT.B < PT.C Lap. Keuangan PT.A Ownweship PT.A < PT.C LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASI PT.C & ANAK
6. 6. Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi Tujuannya yaitu: agar dapat memberikan
gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu
perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang
berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh
menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi
atas peristiwa ekonomi juga.
7. 7. Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi Dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk
perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana lainnya. Dapat
memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai
operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual
yang membentuk entitas konsolidasi.
8. 8. Masalah-Masalah Umum Yang Dihadapi Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasi 1. Periode di mana laporan / neraca konsolidasi tersebut disusun.
Misalnya : penyusunan neraca konsolidsi sesaat setelah terjadi pemilikan saham-
saham, berbeda dengan neraca konsolidasi yang disusun satu tahun (periode)
kemudian berhubung telah terjadinya perubahan-perubahan di dalam pos-pos neraca.
2. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan
(pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut. Misalnya :
penyusunan neraca knsolidasi di mana saham-saham dibeli dengan harga di atas nilai
bukunya berbeda dengan penyusunan neraca konsoidasi apabila saham-saham
diperoleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai bukunya.
9. 9. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi 1. Mengeliminasi semua
rekening timbal balik (Recipocal Account) 2. Menyusun Kertas Kerja (Worksheet)
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan
Anak Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu: Konsolidasi dengan Metode
Ekuitas (Equity Method) Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap
Konsolidasi dengan Metode Biaya (Cost Method)
10. 10. Jurnal yang digunakan dalam mencatat investasi saham perusahaan anak yang
selalu diadakan penyesuaian terhadap adanya perubahan yang terjadi dalam anak
perusahaan, sebagai berikut : * Saat Pembelian Investasi Investasi Saham Anak xxxx
Kas xxx *Saat Pembagian Deviden Kas xxxx Investasi Saham Anak xxx * Saat
Terjadinya Laba Investasi Saham xxx Laba/Rugi xxx
11. 11. METODE COST Pada metode ini rekening investasi saham perusahaan anak akan
dicatat sebesar harag perolehannya (cost). Perusahaan tidak akan mencatat terjadinya
perubahan hak atas perusahaan anak, sebelum hak tersebut diterima. Pencatatan dalam
metode cost meliputi: Saat Pembelian Investasi Investasi Saham Anak xxx Kas` xxx
Saat Pembagian Deviden Kas xxx Pendapatan Deviden xxx Saat Terjadinya Laba
TIDAK ADA JURNAL
12. 12. TERIMA KASIH KEPADA : Ibu dra. Sri purwati w, mba Serta semua Teman-
teman akuntansi semester VI
13. Contoh Laporan Keuangan Perusahaan
Konsolidasi
14. By Ayu, 27 September 2018

15.
16.
17. Apa itu laporan keuangan konsolidasi? Laporan keuangan konsolidasi yaitu laporan
yang memberikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk sebuah induk perusahaan
(entitas pengendalian). Dan beberapa anak perusahaan (entitas yang dikendalikan)
seakan-akan entitas individu menjadi satu perusahaan.
18. A. Neraca Konsolidasi
19. Pengertian
20. Neraca yaitu laporan yang berisi harta, utang pada pihak lain, beserta modal dari
suatu perusahaan pada saat tertentu.
21. Konsolidasi yaitu dua perusahaan yang bergabung dan bubar demi hukum dan
sebagai gantinya mendirikan suatu perusahaan dengan nama berbeda. Meski secara
finansial perusahaan baru ini mengambil alih hak dan kewajiban dua perusahaan yang
bubar tersebut.
22. Neraca konsolidasi yaitu suatu neraca yang menunjukan kondisi keuangan dari
gabungan induk dan anak perusahaan.
23. Penyusunan Neraca Konsolidasi
24. Contoh kasus: PT A mengakuisisi 80% saham dari PT B pada tanggal 1 Januari 2008
pada harga 5,6 miliar rupiah. Didalam proses akuisisi ini, terdapat selisih nilai wajar
investasi sebesar 400 juta rupiah, yaitu sebagai berikut:

Nama Akun Jumlah Keterangan


Piutang dagang – overvalue (400.000)
Persediaan – overvalue (280.000) Telah terjual tahun 2008
Bangunan – undervalue 400.000 10 Tahun, metode garis lurus
Tanah – undervalue 640.000
Hutang pajak – overvalue (120.000)
Goodwill 160.000 Diamortisasi selama 16 tahun
25. Pada tahun 2008, PT B mengumumkan labanya dalam laporan keuangan sebesar
Rp200 juta dan dividen Rp100 juta. Atas pengumuman laporan keuangan tersebut, PT
A menyesuaikan nilai investasinya karena laba anak menunjukkan perkembangan
investasi induk. Sedangkan dividen yang diterima merupakan pengurang nilai
investasi.
26. Pembukuan PT. A

Laba investi (80% x 200 juta) Rp160.000.000,00


Amortisasi selisih investasi
– Overvalue persediaan 280.000.000
– Undervalue bangunan (40.000.000)
– Goodwill (10.000.000)
Total Pendapatan Investasi 390.000.000
27. Jurnal dalam buku PT A

Investasi dalam saham 390.000.000


Pendapatan investasi 390.000.000
Piutang dividen 80.000.000
Investasi dalam saham 80.000.000

28.

PT A dan Anak Perusahaan


Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 2008
Kas 1.060.000
Piutang dividen –
Piutang Dagang 2.100.000
Persediaan 3.650.000
Bangunan 7.510.000
Tanah 8.640.000
Total aktiva 23.110.000
Hutang dividen 20.000
Hutang pajak 270.000
Hutang dagang 2.000.000
Hutang bank 5.000.000
Modal saham (nom1.000) 10.000.000
Agio saham 2.000.000
Laba ditahan 2.500.000
Total Passiva 23.110.000
29.
30. B. Laba Rugi Konsolidasi
31. Laporan laba rugi yaitu salah satu bagian dari laporan keuangan dari sebuah
perusahaan yang didapatkan dalam suatu periode. Akuntansi yang akan menjelaskan
unsur pendapatan perusahaan dan dan beban perusahaan, sehingga bisa diketahui
perusahaan mendapatkan laba atau rugi.
32. Konsolidasi seperti yang sudah dijelaskan diatas konsolidasi yaitu dua perusahaan
yang bergabung dan bubar demi hukum dan sebagai gantinya mendirikan suatu
perusahaan dengan nama berbeda. Meski secara finansial perusahaan baru ini
mengambil alih hak dan kewajiban dua perusahaan yang bubar tersebut.
33. Laporan Laba Rugi Konsolidasi yaitu laporan laba atau rugi ini menunjukan
kondisi keuangan yang bergabung antara induk dan anak perusahaan.
34. Prosedur Penyusunan Laporan Laba Rugi Konsolidasi tentu saja ada prosedur
dalam penyusunan laporan ini berikut ini akan kami berikan contoh kasusnya.
35. PT A mengakuisisi 80% saham PT B pada tanggal 1 Januari 2008 pada harga 5,6
miliar rupiah. Dalam proses akuisisi tersebut, terdapat selisih nilai wajar investasi
sebesar 400 juta rupiah, yaitu sebagai berikut:

Nama Akun Jumlah Keterangan


Piutang dagang – overvalue (400.000)
Persediaan – overvalue (280.000) Telah terjual tahun 2008
Bangunan – undervalue 400.000 10 Tahun, metode garis lurus
Tanah – undervalue 640.000
Hutang pajak – overvalue (120.000)
Goodwill 160.000 Diamortisasi selama 16 tahun
36. Pada tahun 200, PT B mengumumkan laba dalam laporan keuangan sebesar Rp200
juta dan dividen Rp100 juta. Atas pengumuman laporan keuangan tersebut, PT A
menyesuaikan nilai investasinya karena laba anak menunjukkan perkembangan
investasi induk. Sedangkan dividen yang diterima merupakan pengurang nilai
investasi.
37. Pembukuan PT. A

Laba investi (80% x 200 juta) Rp160.000.000,00


Amortisasi selisih investasi
– Overvalue persediaan 280.000.000
– Undervalue bangunan (40.000.000)
– Goodwill (10.000.000)
Total Pendapatan Investasi 390.000.000
38. Jurnal dalam buku PT A

Investasi dalam saham 390.000.000


Pendapatan investasi 390.000.000
Piutang dividen 80.000.000
Investasi dalam saham 80.000.000

39.

PT A dan Anak Perusahaan


Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 2008
Penjualan 30.000.000
Pendapatan dari PT B –
HPP (1.010.000)
Beban Operasi (550.000)
Laba Hak Minoritas (40.000)
Laba bersih 900.000
40. C. Laba Yang Ditahan Konsolidasi
41. Pengertian
42. Laba Ditahan (Retained Earnings) yaitu sebuah laba yang tidak dibagi. Seluruh laba
yang didapatkan oleh perusahaan tidak dibagikan oleh perusahaan pada pemegang
saham dalam bentuk dividen.
43. Konsolidasi seperti yang sudah dijelaskan diatas konsolidasi yaitu dua perusahaan
yang bergabung dan bubar demi hukum dan sebagai gantinya mendirikan suatu
perusahaan dengan nama berbeda. Meski secara finansial perusahaan baru ini
mengambil alih hak dan kewajiban dua perusahaan yang bubar tersebut.
44. Laba Yang Ditahan Konsolidasi adalah laba yang didapatkan perusahaan yang
bergabung antara induk perusahaan dan anak perusahaan.
45. Contoh kasus:
46. PT A mengakuisisi 80% saham PT B pada tanggal 1 Januari 2008 pada harga 5,6
miliar rupiah. Dalam proses akuisisi tersebut, terdapat selisih nilai wajar investasi
sebesar 400 juta rupiah, yaitu sebagai berikut:

Nama Akun Jumlah Keterangan


Piutang dagang – overvalue (400.000)
Persediaan – overvalue (280.000) Telah terjual tahun 2008
Bangunan – undervalue 400.000 10 Tahun, metode garis lurus
Tanah – undervalue 640.000
Hutang pajak – overvalue (120.000)
Goodwill 160.000 Diamortisasi selama 16 tahun
47. Pada tahun 200, PT B mengumumkan laba dalam laporan keuangan sebesar Rp200
juta dan dividen Rp100 juta. Atas pengumuman laporan keuangan tersebut, PT A
menyesuaikan nilai investasinya karena laba anak menunjukkan perkembangan
investasi induk. Sedangkan dividen yang diterima merupakan pengurang nilai
investasi.
48. Pembukuan PT. A

Laba investi (80% x 200 juta) Rp160.000.000,00


Amortisasi selisih investasi
– Overvalue persediaan 280.000.000
– Undervalue bangunan (40.000.000)
– Goodwill (10.000.000)
Total Pendapatan Investasi 390.000.000
49. Jurnal dalam buku PT A

Investasi dalam saham 390.000.000


Pendapatan investasi 390.000.000
Piutang dividen 80.000.000
Investasi dalam saham 80.000.000
50. Laba Yang Ditahan Konsolidasi

PT A dan Anak Perusahaan


Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Per 31 Desember 2008
Laba bersih 900.000
Laba ditahan 1/1/2008 2.000.000
Dividen (400.000)
Laba ditahan 31/12/2008 2.500.000

51.
52. Nah, itulah tadi contoh laporan keuangan perusahaan konsolidasi yang bisa kami
sampaikan. Semoga artikel pada kesempatan kali ini bisa bermanfaat untuk kita
semua dan menambah wawasan kita.
53.
54. CONTOH KASUS MERGER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI
55.
56. 1. Merger Bank CIMB
57.
58. Kasus merger yang terjadi pada Bank Niaga dan Bank Lippo. Bank Niaga
didirikan pada 26 September 1955, dan saat ini lnerupakan bank ke-7
terbesar di Indonesia berdasarkan aset serta ke-2 terbesar di segmen
Kredit Kepemilikan Rumah dengan pangsa pasar sekitar 9-10%.
Bumiputra-Commerce Holdings Rerhad (BCHB) memegang kepemilikan
mayoritas sejak 25 November2002, kemudian dialihkan kepada CIMB
Group, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh RCHB, pada 16
Agustus 2007. Bank Lippo didirikan pada bulan Maret 1948. Menyusul
merger dengan PT Bank Unium Asia. Bank Lippo mencatatkan sahamnva
di Bursa Efek pada November 1989. Pemerintah RI menjadi pemegang
sahaln mayoritas di Bank Lippo melalui program rekapitalisasi yang
dilaksanakan pada 28 Mei 1999. Pada tanggal 30 September 2005, setelah
memperoleh persetu-iuan Bank Indonesia, Khazanah IV Nasional Berhad
mengakuisisi kepemilikan mayoritas di Bank Lippo. PT. Bank CTMB
Niaga-Tbk berdiri pada tanggal 1 November 2008. PT. Bank CIMB
Niaga merupakan hasil merger antara PT. Bank Niaga (Persero) Tbk
dengan PT. Bank Lippo (Persero) Tbk. Proses merger dilakukan dengan
cara Commerce International Merchant Bankers (CIMB) Group membeli
51 persen saham Bank Lippo yang dimiliki oleh Santubong Ventures.
anak usaha dari Khazanah. Khazanah sendiri adalah perusahaan besar
dibidang keuangan asal Malaysia. Total pembelian saham Bank Lippo
oleh CIMB Group Rp 5,9 triliun atau setara 2.1 miliar ringgit Malaysia.
59. Sebagai gantinya Khazanah akan memperoleh 207,l Juta lembar saham
baru di Bank Bumlputera - Commerce Holding Berhard (BCHB) yakni
perusahan pemilik CIMB Group. Seluruh saham Bank Lippo akan ditukar
menjadi sahani Rank Niaga dengan rasio 2,822 saham Bank Niaga per I
lembar saham Bank Lippo. Seluruh asset dan kewajiban Bank Lippo akan
dialihkan ke Bank Niaga. Dalam proses merger tersebut CIMB
menawarkan fasilitas voluntary dan standby facility yang memungkinkan
pemegang saham minoritas dikedua bank untuk melepas saham mereka
dan tidak berpartisipasi dalam proses merger.
60.
61.
62.
63.
64.
65. 2. Konsolidasi Perusahaan Smartfren
66.
67. Kasus konsolidasi adalah PT. Smartfren yang merupakan perusahaan
telekomunikasi yang sedang naik daun di Indonesia. Pada kuartal I/2010
PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) dan PT Smart Telecom (Smart)
berkonsolidasi dengan mengusung Smartfren. Mobile-8 Telecom Finance
BV (M-8 BV). M-8 BV didirikan pada tanggal 18 Juli 2007 awalnya
beralamat di Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam, Belanda. Namun
pada tanggal 1 September 2010, M-8 BV memindahkan pusat aktifitasnya
ke Jalan 54 Clarendon Road, Watford WD17, 1DU, London, Britania
Raya. M-8 BV sepenuhnya dimiliki oleh PT Smartfren Telecom Tbk. M-
8 BV bergerak di bidang keuangan seperti mencari pendanaan, pinjam
dan meminjamkan modal, memberikan jasa konsultasi, dan hal-hal
bersifat industri finansial dan komersial lainnya. PT. Smart Telecom
(Smartel). Smartel didirikan berdasarkan Akta PT Indoprima
Mikroselindo No. 60 tanggal 16 Agustus 1996, yang dibuat di hadapan
Achmad Abid SH, Notaris pengganti dari Sutjipto SH, Notaris di Jakarta
juncto Akta Perubahan Anggaran Dasar PT Indoprima Mikroselindo No.
195 tanggal 25 April 1997, yang dibuat di hadapan Sutjipto SH, Notaris
di Jakarta, yang telah :
68. a. Memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan No. C2-7023 HT.01.01.TH97 tanggal 25 Juli
1997
69. b. Didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di
bawah No. 1209/BH.09.05/VIII/1997 tanggal 26 Agustus 1997
70. c. Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) No. 90
tanggal 11 November 1997, Tambahan No. 5282.
71. I. Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta
Pendirian telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan
terakhir dilakukan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
Smartel No. 23 tanggal 22 Juli 2011 dibuat di hadapan Sri Hidianingsih
Adi Sugijanto SH, Notaris di Jakarta dan telah diterima dan di catat
dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-
AH.01.10.27540 tahun 2011 tanggal 24 Agustus 2011. Smartel
merupakan operator telekomunikasi dengan izin penyelenggaraan
jaringan bergerak seluler dengan teknologi CDMA2000 1x dan EV-DO
yang bergerak di Frekuensi 1900Mhz.
72.
73. 3. Aqua yang diakuisisi Danone.
74.
75. Kasus akuisisi adalah Aqua yang merupakan produsen air minum dalam
kemasan terbesar di Indonesia. Dimana merek Aqua sudah identik dengan
air minum. Dimana ketika seseorang hendak menebut air minum. Mereka
lebih cenderung mengatakan Aqua meskipun sebenarnya mereknya
berbeda.Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK)
yang diproduksi oleh Aqua Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun
1973. Selain di Indonesia, Aqua juga dijual di Singapura. Aqua adalah
merek AMDK dengan penjualan terbesar di Indonesia dan merupakan
salah satu merek AMDK yang paling terkenal di Indonesia, sehingga
telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK. Di Indonesia, terdapat
14 pabrik yang memroduksi Aqua. Pada tahun 1998, karena ketatnya
persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai
pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal ayahnya Tirto Utomo,
menjual sahamnya kepada Danone pada 4 September 1998. Akusisi
tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup
kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini
berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA
sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di
Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium,
Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Pasca Akuisisi
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari
40 % menjadi 74 %, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang
saham mayoritas Aqua Group.
Arti Konsolidasi: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Perusahaan Konsolidasi

Arti Konsolidasi Adalah


Daftar isi

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan konsolidasi? Secara umum, arti konsolidasi
adalah suatu tindakan atau upaya yang dilakukan untuk menyatukan, memperkuat, dan
memperteguh hubungan antara dua kelompok atau lebih sehingga terbentuk suatu persatuan
yang lebih kuat.

Tujuan dilakukannya konsolidasi adalah untuk mempersatukan setiap elemen yang memiliki
kesamaan tertentu, misalnya asal daerah, agama, atau kelompok yang mempunyai tujuan
yang sama.

Istilah “konsolidasi” sebenarnya banyak digunakan pada berbagai bidang kehidupan,


misalnya; sosial, bisnis, akuntansi, dan lainnya. Berikut beberapa penggunaan istilah
“konsolidasi” pada beberapa bidang;

 Konsolidasi dalam bisnis, yaitu peleburan dua atau lebih perusahaan menjadi perusahaan
baru, dimana perusahaan baru tersebut mengambil alih semua hak dan kewajiban dari
setiap perusahaan yang disatukan tersebut.
 Konsolidasi dalam akuntasi, yaitu penggabungan laporan semua aset, ekuitas, kewajiban,
dan akun operasional dari suatu perusahaan induk dan perusahaan anak ke dalam satu
bentuk laporan keuangan.
 Konsolidasi dalam sosiologi, yaitu suatu bentuk penguatan keanggotaan masyarakat dalam
kelompok sosial yang terdiri dari berbagai elemen, seperti agama, suku, status sosial,
gender, dan lainnya.

Jadi, inti dari pengertian konsolidasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperteguh, memperkuat, mempersatukan atau menghubungkan beberapa hal menjadi satu.

Baca juga:

 Pengertian Merger
 Pengertian Akuisisi

Arti Konsolidasi Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa pengertian konsolidasi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Roman Nurbawa

Menurut Roman Nurbawa, arti konsolidasi adalah pembubaran dua atau lebih perusahaan
yang kemudian digantikan dengan perusahaan baru yang secara finansial mengambil alih
semua aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dibubarkan tersebut.

2. Rudi Prasetya

Menurut Rudi Prasetya, arti konsolidasi adalah pembubaran dua atau lebih perusahaan dan
menggantinya dengan suatu perusahaan yang baru. Setiap perusahaan yang dibubarkan
tersebut dileburkan menjadi satu perusahaan.

3. Aliminsyah

Menurut Aliminsyah, arti konsolidasi adalah penggabungan usaha antara dua perusahaan atau
lebih, dimana untuk meneruskan kegiatan usaha gabungan tersebut dibentuk perusahaan baru
dan semua perusahaan yang telah bergabung menghentikan kegiatannya.

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, pengertian konsolidasi adalah meleburnya dua perusahaan atau lebih menjadi
satu perusahaan dengan visi yang sama.

5. Peraturan Pemerintah

Menurut Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999, pengertian konsolidasi adalah


penggabungan dua buah bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan
membubarkan bank lama tanpa melakukan likuidasi terlebih dahulu.

Baca juga: Pengertian CV


Ciri-Ciri Konsolidasi
Konsolidasi memiliki beberapa karakteristik tertentu yang membedakannya dengan proses
penggabungan perusahaan dengan cara lain. Adapun ciri-ciri konsolidasi adalah sebagai
berikut:

1. Terjadi peleburan atau penggabungan dua perusahaan atau lebih dengan membentuk
perusahaan yang baru.
2. Setiap perusahaan lama yang dileburkan akan dibubarkan tanpa melalui proses likuidasi.
3. Perusahaan baru hasil peleburan beberapa perusahaan tersebut harus memiliki status badan
hukum yang baru.
4. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi harus disetujui oleh RUPS di tiap-tiap
perseroan.
5. Semua aktiva dan pasiva perusahaan yang digabungkan tersebut secara otomatis akan
beralih pada perusahaan baru.
6. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui oleh RUPS akan dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
7. Perusahaan baru hasil konsolidasi akan memiliki status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya keputusan Menkumham tentang perusahaan yang meleburkan diri tanpa
proses likuidasi.

Baca juga: Perusahaan Manufaktur

Contoh Perusahaan Konsolidasi


Dari penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa arti konsolidasi adalah dua
perusahaan atau lebih yang bergabung bubar demi hukum, dan sebagai gantinya dibentuk
suatu perusahaan dengan nama yang baru meskipun secara keuangan perusahaan baru
tersebut mengambil alih aset hak serta kewajiban dari perusahaan yang dibubarkan.

Adapun beberapa contoh perusahaan yang merupakan hasil konsolidasi adalah sebagai
berikut:

 Bank Mandiri, hasil konsolidasi dari Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN),
Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
 SmartFren, hasil konsolidasi dari PT. Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8), PT. Smart Telecom
(Smart).
 Indonesian Professional Reinsurer (IPR), hasil konsolidasi dari PT. Reasuransi Internasional
Indonesia (Reindo), PT. Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re), PT. Tugu Reasuransi
Indonesia (Tugu Re), dan PT. Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein).

Baca juga:

 Pengertian Perusahaan
 Komunikasi Bisnis

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai arti konsolidasi, ciri-ciri, dan contoh perusahaan
yang merupakan hasil konsolidasi. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan
kamu.
KONSOLIDASI PERBANKAN

KONSOLIDASI PERBANKAN DITINJAU DARI SUDUT PANDANG KEBIJAKAN


SINGLE PRESENCE POLICY (SPP)
(Studi Kasus Konsolidasi Perbankan Bank BII dan Bank Danamon)

Oleh :

IDIL VICTOR

Memasuki milenium kedua, terjadi goncangan perekonomian di negara Indonesia yang


dikenal dengan monetary crisis atau krisis moneter yang berpotensi mempengaruhi stabilitas
perekonomian secara menyeluruh yang berimbas hampir kepada setiap aspek kehidupan tidak
terkecuali sektor perekonomian yang mulai bergerak melalui keruntuhan saham-saham di
Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia - BEI). Kedahsyatan krisis keuangan
tersebut tidak memandang jenis usaha yang sedang berjalan baik perusahaan berskala kecil
maupun perusahaan go public raksasa dengan manajemen yang sudah teruji sekalipun.
Akibat dari krisis tersebut masih terasa hingga satu dekade berikutnya yang ditandai dengan
kejatuhan dan kehancuran perusahaan-perusahaan milik pemerintah, swasta nasional maupun
swasta asing. Segala cara dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan baik yang sedang sakit
maupun yang terancam gulung tikar agar dapat kembali normal dan beroperasi lagi bahkan
diharapkan akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Beberapa cara yang dilakukan antara
lain melalui mekanisme yang sudah teruji di lapangan dan cukup dirasakan manfaatnya
seperti melakukan proses merger, akuisisi maupun konsolidasi. Meskipun sebenarnya ketiga
mekanisme tersebut tidak seluruhnya digunakan hanya untuk menyembuhkan perusahaan
yang sakit saja namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicapai melalui cara tersebut.
Sebenarnya merger, akuisisi dan konsolidasi itu sendiri telah lama berkembang dan memiliki
aturan main yang cukup jelas. Namun banyaknya kepentingan-kepentingan politik
stakeholders membuat proses maupun hasilnya tidak seperti yang diharapakan bahkan dapat
menciptakan kondisi yang lebih buruk lagi bagi perusahaan-perusahaan yang terlibat
didalamnya. Selain itu proses merger, akuisisi dan konsolidasi yang melibatkan perusahaan
milik pemerintah, swasta nasional dengan perusahaan asing banyak menuai pro dan kontra
dari berbagai pihak yang diakibatkan oleh terbatasnya atau kurang sempurnanya peraturan
yang mengaturnya dan juga peraturan pendukung lainnya yang berkaitan dengan proses
tersebut. Ditambah lagi dengan ikutnya semua permasalahan diberbagai bidang baik
ekonomi, politik ataupun sosial yang bercampur satu pada saat sebelum maupun sesudah
proses merger, akuisisi dan konsolidasi berlangsung.
Untuk menunjang efektifnya pelaksanaan proses merger dan akuisisi telah disusun beberapa
peraturan-peraturan yang menyangkut tentang merger dan akuisisi antara lain adalah :

1. Undang-undang No. 1/1995 tanggal 7 Maret 1995 tentang Perseroan Terbatas


(berlaku tanggal 7 Maret 1996), khususnya Bab VII (pasal 102 – 109)
2. Undang-undang No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan
Tidak Sehat tanggal 5 Maret 1999 (berlaku tanggal 5 Maret 2000).
3. Peraturan Pemerintah No. 27/1998 tanggal 24 Februari 1998 tentang Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas.
4. Peraturan No. IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha Atau Peleburan Usaha
Perusahaan Publik Atau Emiten.
5. Peraturan No.IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan.
6. Peraturan No. IX.F.1 tentang Penawaran Tender.
7. Undang-undang No. 10/1998 tanggal 10 Nopember 1998 tentang Perubahan UU No.
7/1992 tentang Perbankan.
8. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999 tanggal 7 Mei 1999 tentang Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi Bank.
9. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1999 tanggal 7 Mei 1999 tentang Pembelian
Saham Bank Umum.
10. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/50/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999
tentang Persyaratan dan Tatacara Pembelian Saham Bank Umum.
11. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/51/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999
tentang Persyaratan dan Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank Umum;
12. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/52/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999
tentang Persyaratan dan Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akuisisi BPR.
13. Peraturan No.2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember 2000 tentang Bank Umum.
14. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
tentang Bank Umum Syariah.
15. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/35/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
tentang BPR;
16. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
tentang BPR Syariah.
17. Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/177/KEP/Dir tanggal 31 Desember 1998
juncto Peraturan Bank Indonesia No. 2/15/PBI/2000 tanggal 12 November 1998.
18. Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 24/32/Kep/Dir juncto Surat Edaran Bank
Indonesia No. 24/1/UKU keduanya tanggal 12 Agustus 1991.
Peraturan diatas akan terus bertambah seiring dengan dikeluarkannya kebijakan dari
pemerintah yang memerlukan aturan pendukung. Sepanjang 10 tahun belakangan ini
sering terjadi bentuk-bentuk konsolidasi perusahaan-perusahaan (besar) dalam bentuk
merger, akuisisi, takeover dan corporate level action lainnya.

Adapun beberapa perusahaan yang melakukan hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. NTS - Maxis - Saudi Telecom (2007)
2. Jatis - Sumitomo(2007)
3. Indosat/Telkomsel – Temasek
4. Wireless Indonesia – Sinarmas
5. Permata - Standard Chartered/Astra (2004)
6. Danamon – BII
7. BCA - Djarum (2006)
8. Excelcom - Telkom Malaysia (2004)
9. Siemens - Nokia (2006)
10. TV7 – TransTV
11. ANTV - StarTV (2005)
12. Astragraphia - SCS (2004)
13. KPC Arutmin - Bumi Resources
Salah satu contoh dari kasus diatas adalah merger antara Bank Danamon dan Bank BII.
Merger ini merupakan bagian dari konsolidasi yang dilakukan dalam pemenuhan Arsitektur
Perbankan Indonesia (API). Sebenarnya kasus merger ini tidak akan terjadi jika tidak ada
aturan baru yang mendesak agar dilakukan merger untuk menghindari pelanggaran peraturan
pemerintah. Karena sebagaimana diketahui baik BII maupun Danamon adalah milik
Perusahaan Temasek sebagai Holding Company. Dengan merger ini akan menciptakan bank
dengan aset Rp 135 triliun dengan 730 kantor cabang. Para investor mengharapkan Temasek
sebagai Holding Company menjual saham yang dimiliki di BII kepada Bank Danamon.
Merger tersebut akan membuat Temasek yang mengelola aset lebih dari US$ 100 miliar di
seluruh dunia melakukan konsolidasi kepemilikan sahamnya terkait penerapan regulasi dari
BI. Hal yang menarik dan mendasar dari merger kedua bank ini adalah didasarkan pada
adanya kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui
Bank Indonesia. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa suatu pihak hanya diperbolehkan
menjadi pemegang saham pengendali di satu bank. Hal ini berarti Temasek harus memilih
salah satu Bank untuk dipertahankan.
Dikeluarkannya aturan PSP ini adalah diambil dengan alasan Untuk meningkatkan
permodalan bank. Bank Indonesia pada saat aturan PSP dikeluarkan menetapkan ketentuan
agar bank umum meningkatkan modal inti menjadi minimal Rp.80 milyar pada Desember
2007 dan minimal Rp100 milyar pada Desember 2010 (yang telah dinaikkan lagi menjadi
500 miliar). Dengan kewajiban untuk meningkatkan modal tersebut diharapkan akan terjadi
merger dan akuisisi sehingga struktur kepemilikan bank menjadi lebih sehat. Disamping juga
bertujuan untuk untuk mendorong konsolidasi perbankan dan mendukung efektivitas
pengawasan bank.
Dalam kasus diatas Ketentuan tentang SPP dimaksud tentunya berimplikasi pada pihak-pihak
yang sudah menjadi Pemegang Saham Pengendali di dua atau lebih bank tidak terkecuali bagi
Temasek. Manajemen Temasek mengambil langkah untuk melakukan merger terhadap BII
dan Danamon yang dirasakan merupakan pilihan yang lebih baik dibanding dengan cara lain
(dari kaca mata konsolidasi perbankan, opsi merger adalah opsi terbaik) karena masih ada
opsi lain yaitu dengan cara melepaskan kepemilikan saham atau membentuk Bank Holding
Company (BHC) dan mengalihkan kepemilikan bank kepada BHC.
Bila dilihat sepintas bentuk peleburan usaha yang diambil oleh Temasek tersebut merupakan
merger antara dua bank, namun sepintas mungkin akan nampak seperti konsolidasi atau
akuisisi. Memang peleburan dua bank diatas dapat dikatakan sebagai langkah konsolidasi
perbankan dengan cara menggabungkan dua bank menjadi satu perbankan baru sebagaimana
yang diatur dalam PP No. 28 Tahun 1999 (konsolidasi merupakan suatu perbuatan
menggabungkan 2 (dua) atau lebih badan atau bank menjadi satu). Sebab bila me-refer
kepada kata “Konsolidasi”, maka ada beberapa pengertian mengenai hal tersebut :

1. Konsolidasi atau consolidate is to combine or unify into one mass or body (Black’s
Law Dictionary 7th edition). Dalam konteks korporasi, consolidate is to unite (two or
more corporations) to create one new corporation.
2. Konsolidasi menurut Findlaw Dictionary adalah “to combine (two or more lawsuits or
matters that involve a common question of law or fact) into one.”
3. Konsolidasi adalah peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan
(Kamus Serapan Asing).
4. Konsolidasi adalah amalgamation of two small companies to form a new corporation.
Dan, amalgamation (peleburan) sendiri adalah the act of combining or uniting.
5. Menurut Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi, dan
Akuisisi Bank, yang dimaksud dengan Konsolidasi adalah penggabungan dari 2 (dua)
buah bank atau lebih, dengan cara mendirikan Bank baru dan membubarkan Bank-
bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsolidasi merupakan suatu
perbuatan menggabungkan 2 (dua) atau lebih badan atau bank menjadi satu. Bila merujuk
pada PP No. 28 Tahun 1999 di atas, maka akibat hukum konsolidasi akan menimbulkan satu
badan hukum atau bank baru dengan nama baru.
Bagaimana dengan merger yang juga memiliki pengertian yang sama dengan konsolidasi?
Merger adalah penggabungan dari 2 (dua) bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih
dahulu. Dengan demikian, antara merger dan konsolidasi memiliki pengertian yang sama,
namun dalam hukum bisnis hanya berbeda pada akibat hukum yang ditimbulkan.
Namun untuk peleburan BII dan Danamon diatas lebih tepat lagi (spesifik) merupakan
perbuatan merger (penggabungan dari 2 (dua) bank atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa
melikuidasi terlebih dahulu) dan dalam kasus ini tetap mempertahankan satu bank yaitu bank
Danamon.
Berbeda halnya apabila pihak Temasek melakukan proses akuisisi (pengambilalihan
kepemilikan saham dan manajemen suatu perusahaan kedalam perusahaan lain) kepemilikan
saham kepada dua bank tersebut. Langkah tersebut dapat diambil apabila Temasek
mendirikan Bank Holding Company (BHC) atau melakukan divestasi saham kepada
perusahaan lain dan mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada perusahaan lain atau BHC
tersebut. Dengan kata lain kedua bank tersebut masuk kedalam manajemen perusahaan yang
baru.
Terlepas dari langkah apa yang akan diambil oleh Temasek dalam melakukan Konsolidasi
Perbankan yang terpenting adalah langkah yang diambil harus sesuai dengan prinsip-prinsip
dan aturan-aturan konsolidasi perbankan sehingga menciptakan perusahaan yang lebih baik
lagi da masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai