Anda di halaman 1dari 10

Laporan Keuangan Konsolidasi dengan Metode Equity

Disusun Oleh :

Nama : Ida Ayu Made Astri Windari (20172413004)

Ni Nyoman Trisna Dede Apriani (20172413021)

Prodi/Semester : Akuntansi/5

UNIVERSITAS TRIATMA MULYA

2019
A. Hubungan Pusat dan Cabang dengan Metode Equity

Dalam hal pencatatan Investasi Saham pada perusahaan anak, selalu diadakan
penyesuaian terhadap adanya perubahan (perkembangan) yang terjadi dalam
perusahaan anak, sehingga rekening Investasi Saham senantiasa mengikuti
perkembangan yang terjadi pada perusahaan anak maka prosedur pencatatan itu
disebut Metode Equity. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam prosedur
pencatatan terhadap investasi saham pada perusahaan anak dengan menggunakan
metode equity adalah :

1. Rugi dan Laba bersih dari perusahaan anak


Keuntungan yang didapat dan rugi yang diderita berakibat terjadinya
perubahan/perkembangan perusahaan anak, maka terhadap keuntungan
yang diperoleh dan atau rugi yang diderita oleh perusahaan anak, harus
diakui dan dicatat oleh perusahaan induk.
Untuk keuntungan : Investasi Saham pada Perusahaan Anak (D), dan
Pendapatan dari Perusahaan Anak (K).
Rugi : Kerugian dari Perusahaan Anak (D), dan Investasi Saham pada
Perusahaan Anak (K).
2. Dividen yang dibagikan oleh Perusahaan Anak
Dilihat dari segi perusahaan anak, pembagian dividen ini akan berakibat
kurangnya saldo Laba Yang Ditahan di satu pihak dan menaikkan jumlah
hutang lancar (dalam hal pembayarnnya tidak dilakukan bersamaan
dengan pengumuman pembagian dividen) atau mengurangi jumlah uang
kas (dalam hal pembayarannya dilakukan tunai) di pihak yang lain.
Dengan adanya pembagian dividen ini, perubahan yang terjadi pada
perusahaan induk ialah perubahan bentuk kekayaan (aktiva) yang semula
berupa hak atas laba pada perusahaaan anak (yang tercemin dalam
rekening “Investasi Saham Perusahaan Anak”) ke dalam bentuk kekayaan
(aktiva) yang lain (“Piutang Dividen” atau “Kas”).
B. Modifikasi Metode Equity

Di mana perusahaan induk mencatat dan mengakui bagian atas laba atau rugi
perusahaan anak yang ditampung dalam rekening Investasi Saham dan mengakui
pembagian deviden dari perusahaan anak sebagai realisasi dari atau pencarian dari
sebagian Investasi atau Penanaman Modal pada perusahaan anak di sebut dengan
metode yang konvensional. Dari segi ekonomis, laba yang didapat oleh perusahaan
anak juga harus diakui dan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan induk.
Prosedur yang merupakan suatu modifikasi tersebut disebut sebagai Prosedur
Penilaian oleh karena pencatatan yang dipakai didasarkan atas penilaian.

C. Hutang Piutang Antar Perusahaan Afiliasi

Di dalam neraca yang dikonsolidasikan tidak lagi dibenarkan melaporkan hak-


hak dari perusahaan yang satu atas perusahaan yang lain yang berafiliasi atau
sebaliknya kewajiban-kewajiban dari suatu perusahaan kepada perusahaan lain yang
berafiliasi tersebut.saldo rekening-rekening timbal balik yang timbul dapat berasal
dari transaksi-transaksi penjualan, pemberian uang muka/piutang di antara perusahaan
afiliasi, pengumuman/pembagian dividen oleh perusahaan anak dll. Saldo rekening-
rekening timbal balik tersebut, harus dieliminassi dalam neraca konsolidasi.

Masalah Eliminasi terhadap Wesel Tagih dan atau Wesel Bayar yang telah
Didiskontokan

Dari sebagai satu kesatuan usaha bagi perusahaan-peusahaan yang berafiliasi,


dengan didiskontokannya wesel tersebut berarti timbulnya kewajiban untuk
membayar wesel tersebut pada saat jatuh tempo kepada pihak di luar perusahaan
afiliasi. Oleh sebab itu proses penyusunan Neraca Konsolidasi mengikuti ketentuan
sbb:

1. Menghapuskan rekening-rekening Wesel Bayar pada perusahaan afiliasi


2. Menghapuskan rekening Wesel Tagih Yang Didiskontokan dengan rekening
lawan “Wesel Bayar” yang berarti timbulnya kewajiban pada pihak luar.
Masalah Penyesuaian dan Koreksi sebelum Penyusunan Neraca Konsolidasi
1. Tidak dipercayanya oleh salah satu pihak dari perusahaan-perusahaan yang
berafiliasi terhadap informasi keuangan tertentu.
2. Adanya pos-pos yang masih dalam proses, sehingga suatu informasi telah
dicatat oleh satu pihak akan tetapi belum dicatat oleh pihak yang lain
berhubung dengan faktor waktu.

Sebagai contoh, pada akhir periode perusahaan anak telah mengumumkan


adanya pembagian deviden dan dilaporkan di dalam neracanya sebagai “Hutang
Deviden”. Jika neraca perusahaan induk pada akhir periode yang sama tidak
melaporkan adanya “Piutang Deviden” atas bagian devidennya pada perusaahaan
anak berarti bahawa neraca perusahaan induk tersebut belum lengkap.

Dalam hal penyesuaian cukup dilakukan dalanm “Daftar Lajur Penyesuaian


Neraca Konsolidasi”. Hal ini disebabkan informasi tersebut pada akhirnya nanti akan
dicatat dan dilaporkan pula pada buku-buku perusahaan bersangkutan apabila
informasi itu sudah sampai kepadanya.

Masalah Selisih Harga Perolehan dari Nilai Buku Saham

Pada metode ini eliminasi terhadap saldo rekening Investasi Saham-saham


perusahaan anak (dimana jumlahnya selalu berubah-ubah), didasarkan atas posisi
terakhir hak-hak para pemegang saham perusahaan anak (yang jumlahnya juga selalu
berubah-ubah). Selisih antara hak-hak pemegang saham yang dieliminasi dengan
saldo debit rekening “Investasi Saham Perusahaan Anak” merupakan “Selisih Lebih
atau Selisih Kurang Harga Perolehan dari Nilai Buku Saham.

Contoh :

PT SUKA memiliki 80% saham-saham PT JAYA yang dibeli pada tanggal 1


Juli 2008 sebanyak 800 dengan harga @ Rp 20.000,00 = Rp 16.000.000,00. Adapun
posisi modal dari masing-masing perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, serta
laba(rugi) dan deviden yang dibagikan selama periode tahun buku 2007 dan 2008
adalah sebagai berikut :
PT SUKA PT JAYA
Keterangan (Rp) (Rp)

Modal Saham, nominal @ Rp 15.000 30.000.000 15.000.000


Laba yang ditahan 31 Des 2007 5.000.000 2.000.000

Pembagian deviden, 30 Des 2008, dibayar 10 Jan 2009 1.000.000 –

Laba bersih tahun 2008 3.000.000 1.000.000

Pembagian deviden 30 Des 2009, dibayar bulan Jan 2010 1.000.000 –

Laba bersih tahun 2009 2.000.000 1.500.000

Berikut ini Neraca pada tanggal 31 Desember 2009 dari masing-masing perusahaan

PT SUKA PT JAYA
Rekening-rekening Neraca (Rp) (Rp)

Aktiva 650.000 500.000


Kas 2.000.000 –

Piutang Wesel (PT JAYA) 2.500.000 5.000.000

Piutang Dagang ( 500.000) ( 600.000)

Cadangan Kerugiaan Piutang 50.000 –

Pendapatan yang Masih Harus Diterima 2.000.000 –

Uang Muka Pembelian 3.000.000 2.500.000

Persediaan barang Dagangan 20.000.000 17.000.000

Mesin ( 2.500.000) ( 4.000.000)

Akumulasi Penyusutan Mesin 20.000.000 –


Investasi saham-saham PT JAYA

Jumlah Aktiva 47.200.000 20.400.000


Hutang & Modal 5.000.000 2.000.000
Hutang Wesel1) 10.000.000 2.000.000

Hutang Dagang 250.000 50.000

Biaya Bunga Yang Masih harus Dibayar2) 30.000.000 15.000.000

Modal Saham 1.950.000 1.350.000

Laba Yang Ditahan

Jumlah Hutang & Modal 47.200.000 20.400.000


Catatan :

1) Hutang Wesel PT JAYA sebesar Rp 2.500.000,00 adalah hutang kepada PT SUKA

2) Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar PT JAYA sebesar Rp 50.000,00 adalah
merupakan bunga atas Hutang Wesel kepada PT SUKA.

Oleh karena pada metode equity perubahan dann perkembangan yang terjadi
pada perusahan anak selalu diikuti oleh perusahaan induk, melalui rekening
Investasinya dan rekening Laba Yang Ditahan, maka sejak pemilikannya sampai
dengan akhir periode tahun buku 2009, perubahan dalam rekening-rekening tersebut
dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

Investasi Laba Yang


PT JAYA Ditahan PT SUKA
Perubahan dalam hak-hak pemegang saham
(Rp)
(Rp)

31 Desember 2007 : – 5.000.000


Saldo Laba Yang Ditahan 16.000.000 –

1 Juli 2008 : – (1.000.000)


Membeli 800 lembar saham PT JAYA @ Rp 20.000

30 Desember 2008 :

Pembagian Deviden

31 Desember 2008 : 16.000.000 4.000.000


Laba tahun 2008 400.000 400.000

PT JAYA Rp 1.000.000 3.000.000

PT SUKA Rp 3.000.000

30 Desember 2009 : 16.400.000 7.400.000


Pembagian Deviden – (1.000.000)

31 Desember 2009 : 16.400.000 6.400.000


Laba bersih tahun 2009 1.200.000 1.200.000

PT JAYA Rp 1.500.000 2.000.000

PT SUKA Rp 2.000.000

Saldo, 31 Desember 2009 17.600.000 9.600.000

PT JAYA

Saldo Laba Yang Ditahan 31 Desember 2007 Rp 2.000.000

Laba tahun 2008 sebesar Rp 1.000.000.

Bagian laba samapi dengan tanggal 1 Juli 2008 (tgl pemilikan saham)

6/12 x Rp 1.000.000 = Rp 500.000

Saldo laba yang ditahan 1 Juli 2008 Rp 1.500.000

Bagian laba selama pemilikan saham

(1 Juli sampai dengan 31 Desember 2008)


6/12 x Rp 1.000.000 = Rp 500.000

Saldo laba yang ditahan, 31 Desember 2008 Rp 1.000.000

Bagian laba yang harus diakui PT SUKA

atas laba usaha PT JAYA = 80% x Rp 500.000 Rp 400.000

Jurnal yang dicatat oleh PT SUKA

Laba Yang Ditahan Rp 400.000

Investasi Saham-saham PT JAYA Rp 400.000

Daftar Lajur Untuk Penyusunan Neraca Konsolidasi

Per 31 Desember 2009

Rekening-rekening Neraca PT SUKA PT JAYA Eliminasi Neraca Konsolidasi


D K D K
Aktiva
Kas 650.000 500.000 1.150.000
Piutang Wesel (PT Jaya) 2.000.000 2.000.000 0
Piutang Dagang 2.500.000 5.000.000 7.500.000
Cadangan Kerugian (500.000) (600.000) 1.100.000
Piutang
Pendapatan yang masih 50.000 50.000 0
harus diterima
Uang Muka Pembelian 2.000.000 2.000.000 0
Persediaan barang 3.000.000 2.500.000 5.500.000
Dagangan
Mesin 20.000.000 17.000.000 37.000.000
Akumulasi Penyusutan (2.500.000) (4.000.000) 6.500.000
Mesin
Invesatsi Saham-saham PT 20.000.000
JAYA
Eliminasi 80% Modal 12.000.000
Saham
Eliminasi 80% Laba Yang 1.080.000
Ditahan
SHPDNBS 6.920.000
Jumlah Aktiva 47.200.000 20.400.000
Hutang & Modal
Hutang Wesel 5.000.000 2.000.000 2.000.000 5.000.000
Hutang Dagang 10.000.000 2.000.000 12.000.000
Biaya Bunga Yang Masih 250.000 50.000 50.000 250.000
Harus Dibayar
Uang Muka Dari 2.000.000 2.000.000
Langganan
Modal Saham PT Suka 3.000.0000 3.000.0000
Laba Yang Ditahan PT 1.950.000 1.950.000
Suka
Modal Saham PT Jaya 1.5000.000
Eliminasi 80% 12.000.000
Hak-hak pemegang saham 3.000.000
minoritas
Laba Yang Ditahan PT 1.350.000
Jaya
Eliminasi 80% 1.080.000
Hak-hak pemegang saham 270.000
minoritas
Jumlah Hutang & Modal 47.200.000 20.400.000 17.130.000 17.130.000 60.070.000 60.070.000
PT SUKA (Dan Perusahaan Anaknya PT JAYA)

Neraca Konsolidasi per 31 Desember 2009

(Rp)

Aktiva
Kas 1.150.000
Piutang Dagang 7.500.000
Cadangan Kerugian Piutang ( 1.100.000)
Persediaan barang Dagangan 5.500.000
Mesin 37.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin ( 6.500.000)
SHPDNBS 6.920.000
Jumlah Aktiva 50.470.000
Hutang dan Modal
Hutang Wesel 5.000.000
Hutang Dagang 12.000.000
Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar 250.000
Uang Muka Dari Langganan ( 2.000.000)
Jumlah Hutang 15.250.000
Hak-hak pemegang saham minoritas
Modal Saham 3.000.000
Laba Yang Ditahan 270.000
3.270.000
Perusahaan Induk
Modal Saham 30.000.000
Laba Yang Ditahan 1.950.000
31.950.000
Jumlah Hutang & Modal 50.470.000

Anda mungkin juga menyukai