Anda di halaman 1dari 52

AUDIT KINERJA

DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

OLEH :

- Akbar Tawakkal (1)


- Bagas Haryo Dirgantoro (4)
- Daniel Ryko Andaru (7)
- Gilang Sabha Minarno (10)
- Iqbal Wahyu Mardenis (13)
- Khosy Prasetyo Saliro (16)
- Hafiz Prabowo Ginting (19)
- Rusli Nur Ahmad (22)
- Supriyatto Surbakti (25)

DIII KEPABEANAN DAN CUKAI


2016/2017
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN Indeks A.1

Kertas Kerja Audit

PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT

Tujuan

Memahami Direktorat Teknis Kepabeanan

Langkah-langkah

Wawancara dengan manajemen dan staf kunci

Review kebijakan-kebijakan , pengarahan-pengarahan, dan dokumen-dokumen

Review laporan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja dan
prioritasnya

Review peninjauan fisik terhadap fasilitas fasilitas yang dimiliki oleh entitas

Telurusi sistem dan prosedur pengendalian

Analisis hubungan antara pemanfaatan sumber daya dan hasilnya

Identifikasi risiko entitas

Review laporan laporan audit dan studi yang telah dilakukan sebelumnya ,
termasuk laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya

Hasil

Gambaran umum entitas (KKA Indeks A.1.1)

Pemahaman atas input dan output entitas (KKA Indeks A.1.2)

Informasi Lainnya (KKA Indeks A.1.3)


Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN Indeks A.1.1

Kertas Kerja Audit

GAMBARAN UMUM ENTITAS

1. Penetapan Renstra Direktorat Teknis Kepabeanan yang berisi :

Profil organisasi Direktorat Teknis Kepabeanan

Visi, misi, fungsi utama, tujuan, dan sasaran strategis DJBC

Arah kebijakan dan strategi DJBC

Arah kebijakan Direktorat Teknis Kepabeanan

Kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja, dan kerangka


pendanaan Direktorat Teknis Kepabeanan

2. Visi

Visi Direktorat Teknis Kepabeanan sejalan dengan visi DJBC yaitu Menjadi
Institusi kepabeanan dan Cukai yang terkemuka di dunia

3. Misi

Misi Direktorat Teknis Kepabeanan sejalan dengan misi DJBC yaitu :

a. Memfasilitasi perdagangan dan industri

b. Menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari


penyelundupan dan perdagangan illegal

c. Mengoptimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai

4. Nilai strategis

Nilai nilai strategis yang menjadi acuan Direktorat Teknis Kepabeanan dalam
melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi
adalah 5 nilai Kementerian Keuangan yaitu : Integritas, Professionalisme, Sinergi,
Pelayanan, dan Kesempurnaan

5. Faktor faktor kunci keberhasilan

a. Sumber daya manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif

b. Sistem kerja yang terukur, transparan , akuntabel dan proporsional

c. Sistem pelayanan dengan cepat, cerdas, sistematis dan profesional

d. Teknologi informasi sebagai saran memperoleh data dalam pengambilan


keputusan di bidang pelayanan
e. Koordinasi dengan instansi terkait

f. Sinergi dengan direktorat lain dalam DJBC

6. Tujuan

a. Terciptanya Direktorat Teknis Kepabeanan sebagai administrator


kepabeanan khususnya di bidang Impor, Ekspor , klasifikasi barang, nilai
pabean, registrasi kepabeanan, serta program prioritas dan Authorized
Economic Operator (AEO) yang dapat memberikan dukungan dalam
pengamanan hak keuangan negara, memberikan dukungan kepada industri,
serta memfasilitasi perdagangan

b. Terwujudnya peraturan di bidang Impor, Ekspor , klasifikasi barang, nilai


pabean, registrasi kepabeanan, serta program prioritas dan AEO yang
harmonis dan sejalan dengan peraturan perundang-undangan nasional serta
konvensi atau perjanjian internasional yang telah disepakati

c. Terwujudnya kelancaran arus barang impor dan ekspor yang dalam jangka
panjang akan menciptakan kondisi perekonomian yang kondusif untuk
peningkatan investasi, peningkatan volume ekspor dan mendorong
pertumbuhan industri dalam negeri

7. Sasaran

a. Dukungan yang efektif terhadap industri dan masyarakat

b. Kepuasan pengguna layanan yang tinggi

c. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi

d. Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan memfasilitasi


perdagangan

e. Edukasi dan komunikasi yang efektif

f. Pemutakhiran data yang optimal

g. Pengendalian mutu yang optimal

h. SDM yang kompetitif

i. Organisasi yang kondusif

j. Pelaksanaan anggaran yang optimal

8. Kebijakan

a. Menyelenggarakan bimbingan teknis di bidang impor maupun ekspor

b. Menetapkan standarisasi teknis di bidang impor maupun ekspor

c. Menyelenggarakan sistem pemutakhiran profil komoditi dan data harga


barang berbasis online

d. Penetapan klasifikasi sebelum impor barang guna mempercepat arus


perdagangan
9. Tugas

a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rumusan kebijakan

b. standardisasi dan bimbingan teknis

c. evaluasi pelaksanaan di bidang impor dan ekspor, identifikasi klasifikasi


barang, profil komoditi, tarif bea masuk, nilai pabean dan data harga

10. Fungsi

a. standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan di bidang impor


dan ekspor

b. standardisasi dan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan di bidang


compliance program

c. standardisasi dan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan di bidang TPS,


TPP, barang tidak dikuasai dan barang dikuasai negara

d. standardisasi dan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan di bidang


identifikasi dan klasifikasi barang, profil komoditi dan tarif

e. penetapan klasifikasi barang dan tarif

f. pemutakhiran profil komoditi, dan data harga

g. pelaksanaan urusan tata usaha

11. Uraian Struktur Organisasi


12. Anggaran dan realisasi keuangan

Tahun Anggaran Realisasi Persentase


Anggaran
2015 50.000.000.000 37.000.000.000 74 %

2016 60.000.000.000 48.000.000.000 80 %


Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN Indeks A.1.2

Kertas Kerja Audit

PEMAHAMAN ATAS INPUT DAN OUTPUT ENTITAS

Direktorat Teknis Kepabeanan terdiri atas:

a. Subdirektorat Impor
b. Subdirektorat Ekspor
c. Subdirektorat Nilai Pabean
d. Subdirektorat Klasifikasi Barang
e. Subdirektorat Registrasi Kepabeanan
f. Subdirektorat Program Prioritas dan Authorized Economic Operator
g. Subbagian Tata Usaha
h. Kelompok Jabatan Fungsional
sebagaimana tertera pada struktur organisasi Direktorat Teknis Kepabeanan pada Gambaran
Umum Entitas (KKA Indeks A.1.1)

a. Subdirektorat Impor terdiri atas :


1. Seksi Impor I
Pelayanan, standardisasi, dan bimbingan teknis di bidang :

pembongkaran pengangkutan penimbunan

kawasan pabean tempat penimbunan angkut lanjut dan angkut terus


sementara

2. Seksi Impor II

Pelayanan, standardisasi, dan bimbingan teknis di bidang :

impor untuk dipakai pemberitahuan pabean impor dokumen pabean impor

pemeriksaan pabean
3. Seksi Impor III

Pelayanan, standardisasi, dan bimbingan teknis di bidang :

impor sementara Carnet barang kiriman barang


penumpang

barang pelintas batas reimpor rush handling

4. Seksi Impor IV

Pelayanan, standardisasi, dan bimbingan teknis di bidang :

barang lartas tempat penimbunan pabean barang dikuasai negara

Indonesia National barang tidak dikuasai barang milik negara


Single Window

b. Subdirektorat Ekspor terdiri atas :

Pelayanan, Standardisasi, dan Bimbingan teknis di Bidang :

Seksi Ekspor 1 ekspor komoditi yang diatur tata niaga dan tidak dikenakan bea keluar

Seksi Ekspor 2 ekspor komoditi yang tidak diatur tata niaga dan tidak dikenakan bea keluar

Seksi Ekspor 3 ekspor komoditi yang dikenakan bea keluar

c. Subdirektorat Nilai Pabean terdiri atas:

Pelayanan, Standardisasi, dan Bimbingan Teknis di Bidang :

Nilai Pabean Profil Bahan Data harga Pemutakhiran


Komoditi Pelaksanaan profil
Penyusunan komoditi

Seksi Nilai BAB 1-40 BAB 1-40 BAB 1-40 BAB 1-40 BAB 1-40
Pabean 1

Seksi Nilai BAB 41-67 BAB 41-67 BAB 41-67 BAB 41-67 BAB 41-67
Pabean2

Seksi Nilai BAB 68-83 BAB 68-83 BAB 68-83 BAB 68-83 BAB 68-83
Pabean 3

Seksi Nilai BAB 84-98 BAB 84-98 BAB 84-98 BAB 84-98 BAB 84-98
Pabean 4
d. Subdirektorat Klasifikasi Barang terdiri atas :

Pelayanan, Standardisasi, dan Bimbingan Teknis di Bidang :

Klasifikasi Barang dan Tarif Pelayanan Penetapan Klasifikasi Barang dan


Trarif

Seksi BAB 1-40 BAB 1-40


Klasifikasi 1

Seksi BAB 41-67 BAB 41-67


Klasifikasi 2

Seksi BAB 68-83 BAB 68-83


Klasifikasi 3

Seksi BAB 84-98 BAB 84-98


Klasifikasi 4

e. Subdirektorat Registrasi Kepabeanan terdiri atas:

Seksi Registrasi Kepabeanan 1 pelayanan registrasi importir

Seksi Registrasi Kepabeanan 2 pelayanan registrasi eksportir

Seksi Registrasi Kepabeanan 3 pelayanan registrasi pengangkut dan pengusaha tempat


penimbunan sementara

Seksi Registrasi Kepabeanan 4 pelayanan registrasi PPJK dan jasa titipan

f. Subdirektorat Program Prioritas dan Authorized Economic Operator (AEO) terdiri atas:

Seksi Sertifikasi AEO Pelayanan bimbingan teknis validasi AEO dan jalur prioritas ,
sertifikasi AEO

Seksi Moitoring & Evaluasi pelayanan monitoring dan evaluasi AEO

Seksi Pengembangan Program pelayanan Mutual Recognition Arrangement (MRA) , riset dan
Prioritas pengembangan AEO

g. Subbagian Tata Usaha


Subbag TU Melakukan Kearsipan Kepegawaian Menyusun Renstra dan Laporan Akuntabilitas
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA Indeks A.1.3
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

Kertas Kerja Audit

INFORMASI LAINNYA
Informasi lainnya yang dikumpulkan oleh tim audit adalah dengan memanfaatkan
berita-berita yang terkait dengan pelayanan yang dilakukan Direktorat Teknis Kepabeanan
yang ada di media massa dan media elektronik seperti: koran, majalah, atau internet. Di
samping itu juga dipelajari panduan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait
teknis kepabeanan dan tata kelola organisasi yang baik.
Hasil ringkasan dari pembahasan di media massa dan media elektronik termasuk internet
adalah sebagai berikut.
1. Pelayanan administrasi kepada masyarakat selama ini berbelit-belit, lama, dan
menghabiskan biaya
2. Masyarakat ingin mendapatkan transparansi layanan yang diberikan oleh Direktorat
Teknis Kepabeanan
3. Pengguna jasa ingin pelayanan teknis yang dikelola oleh Direktorat Teknis
Kepabeanan lebih cepat
4. Pemberitaan mengenai para petugas di lapangan yang tidak sesuai SOP
5. Pelayanan teknis menimbulkan pungutan liar dan munculnya korupsi
6. Pemberitaan di internet mengenai sistem teknis kepabeanan
7. Pemberitaan mengenai klasifikasi barang dan tarif dan pelayanan penetapan
klasifikasi barang
8. Pemberitaan mengenai registrasi kepabeanan
9. Dipersulitnya Program Prioritas dan Authorized Economic Operator (AEO)
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA Indeks B.1
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

Kertas Kerja Audit

IDENTIFIKASI AREA KUNCI

Tujuan

Menentukan area kunci

Langkah-langkah

1. Analisis untuk menentukan area audit potensial dengan menggunakan faktor pemilihan
pada enam tugas utama Subdirektorat Registrasi Kepabeanan, yaitu :
a. Pelayanan Registrasi Kepabeanan
b. Pengajuan Ulang registrasi kepabeanan
c. Pembukaan blokir akses kepabeanan
d. Pelayanan perubahan data registrasi
e. Pemblokiran Akses Kepabeanan
f. Pencabutan Akses Kepabeanan

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemeringkatan area audit potensial adalah
sebagai berikut:

a. Risiko Manajemen, yaitu risiko bahwa area yang diaudit melakukan tindakan
ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan
b. Signifikansi, yaitu apakah suatu area audit berkaitan dengan besar kecilnya
pengaruh kegiatan terhadap entitas secara keseluruhan
c. Dampak potensial dari audit kinerja, meliputi unsur efektifitas, peningkatan
perencanaan, pengendalian dan pengelolaan, serta peningkatan
akuntabilitas efisiensi, ekonomi dan kepentingan mutu pelayanan
d. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit dalam melaksanakan
audit berdasarkan standar profesional

Tim audit menggunakan matriks pembobotan untuk menyeleksi area audit dengan skor
sebagai berikut :

Tinggi : skor 3
Sedang : skor 2
Rendah : skor 1

2. Analisis untuk menentukan area kunci berdasarkan area dengan memerhatikan beberapa
faktor, yaitu Risiko Manajemen, Signifikansi, Dampak hasil pemeriksaan, Auditabilitas
sebagaimana dijelaskan diatas.
Hasil

1. Area Audit Potensial (KKA Indeks B.1.1)

Dari keenam area audit potensial yang ada, yaitu Pelayanan Registrasi Kepabeanan,
Pengajuan Ulang registrasi kepabeanan, Pembukaan blokir akses kepabeanan, Pelayanan
perubahan data registrasi, Pemblokiran Akses Kepabeanan, Pencabutan Akses Kepabeanan,
namun area audit yang dipilih adalah Pelayanan Registrasi Kepabeanan

2. Area Kunci (KKA Indeks B.1.2)

Dua area kunci yang akan dinilai oleh tim audit berdasarkan hasil analisis dalam pelaksanaan
audit di lapangan, yaitu :

Penelitian kelengkapan permohonan


Penelitian lapangan
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA Indeks B.1.1
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

Kertas Kerja Audit

Area audit potensial

Area audit yang dipilih ialah Subdirektorat Registrasi Kepabeanan. Berikut area audit
potensial akan dijabarkan
Resume matriks penentuan area audit potensial

Faktor-Faktor
Pelayanan Pengajuan Pembukaan Pelayanan Pemblokiran Pencabutan
Registrasi Ulang blokir akses perubahan Akses Akses
Kepabeanan registrasi kepabeanan data Kepabeanan Kepabeanan
kepabeanan registrasi

Risiko 3 2 3 3 3 3
Manajemen

Signifikansi 2 2 2 2 2 3

Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial

Auditabilitas 3 1 2 2 2 2

Total skor 11 7 9 9 9 10

Simpulan

Dengan mempertimbangkan factor resiko manajemen, signifikansi, dampak social dan


auditabilitas didapat hasil yang pemeningkatan area audit potensial sebagai berikut

1. pelayanan registrasi kepabeanan dengan skor 11


2. Pengajuan Ulang registrasi kepabeanan 7
3. Pembukaan blokir akses kepabeanan 9
4. Pelayanan perubahan data registrasi 9
5. Pemblokiran Akses Kepabeanan 9
6. Pencabutan Akses Kepabeanan 10

Untuk mencapai kesimpulan diatas, tim audit menilai area audit potensial secara lebih
rinci dengan membuat matrik factor-faktor dalam memilih area audit potensial. Hasil
matriks tersebut sebagai berikut (indeks B 1.1.1)
Lembaga Audit Pemerintahan
Indeks
TIM AUDIT KINERJA
B.1.1.1
DIREKTORAT TEKNIS KEPABENAN

Kertas Kerja Audit

MATRIKS FAKTOR FAKTOR DALAM MEMILIH AREA AUDIT POTENSIAL

Skor

Pembuka Pemblokiran Pencabuta


an Blokir Pelayanan Akses n Akses
Pelayanan
Faktor factor Pengajuan Ulang Akses Perubahan Kepabeanan Kepabeana
Registrasi
Registrasi Kepabana Data n.
Kepabeana
Kepabeanan n Registrasi
n.

Risiko 3 2 3 3 3 3
manajemen
Signifikansi 2 2 2 2 2 3

Auditibilitas 3 1 2 2 2 2

Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial
Lembaga Audit Pemerintahan
Indeks
TIM AUDIT KINERJA
B.1.1.1
DIREKTORAT TEKNIS KEPABENAN

Kertas Kerja Audit

MATRIKS FAKTOR FAKTOR DALAM MEMILIH AREA AUDIT POTENSIAL

Skor

Pembuka Pemblokiran Pencabuta


an Blokir Pelayanan Akses n Akses
Pelayanan
Faktor factor Pengajuan Ulang Akses Perubahan Kepabeanan Kepabeana
Registrasi
Registrasi Kepabana Data n.
Kepabeana
Kepabeanan n Registrasi
n.

Risiko 3 2 3 3 3 3
manajemen
Signifikansi 2 2 2 2 2 3

Auditibilitas 3 1 2 2 2 2

Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial
Penilaian atas dampak potensial dapat dijabarkan ( breakdown ) sebagai berikut :

SKOR

Registrasi

Akses

Data
Pelayanan Registrasi Kepabeanan.

Pemblokiran Akses Kepabeanan

Pencabutan Akses Kepabeanan.


Perubahan
Blokir
Ulang
Kepabeanan

Pembukaan
Kepabanan
Pengajuan

Pelayanan
Registrasi
A. Efektivitas 3 3 3 3 3 3

1. Perbaikan analisis

kebutuhan untuk suatu
program.
2. Tujuan dan kebijakan
program yang lebih jelas.

3. Tujuam rincian dan sasaran


yang lebih memadai.

4. Peningkatan pencapaian
tujuan melalui perubahan
sifat output atau perbaikan
sasaran.
B. Peningkatan Perencnaan, 2 2
3 3 2 1
Pengendalian, dan
Pengelolaan
1. Peningkatan perencanaan
badan yang diperiksa.
2. Prioritas dan sasaran yang
lebih jelas.
3. Insetif yang lebih baik untuk - - - - - -
mencapai sasaran.
4. Perbaikan pengendalian
dan pengelolaan sumber

daya manusia, asset,
proyek, dan sumber daya
lain.
5. Pengendalian yang lebih -
ketat atas kecurangan.
6. Perbakan sistem akuntansi - - - - - -
keuangan.
7. Perbaikan informasi - - - -
manajemen keuangan.
8. Perbaikan keamanan sistem - - - - - -
computer.
3 3 2 2 2 2
C. Peningkatan Akuntanbilitas
1. Peningkatan kejelasan
output-output dan
prosedur prosedur.
2. Perbaikan - -
pertanggungjawaban atas
- -
pengelolaan keuangan
negara kepada lembaga
lembaga perwakilan.
3. Pengembangan bentuk - -
- - - -
laporan laporan
keuangan.
4. Perbaikan perbandingan
kinerja antara badan sejenis
yang diperiksa.
5. Perbaikan indicator kinerja. - - - - - -

6. Penyajian informasi yang


lebih jelas dan informatif

SKOR
Data
Registrasi

Akses
Pelayanan Registrasi Kepabeanan.

Pemblokiran Akses Kepabeanan

Pencabutan Akses Kepabeanan.


Perubahan
Blokir
Ulang
Kepabeanan

Pembukaan
Kepabanan
Pengajuan

Pelayanan
Registrasi

D. Efisiensi 3 3 3 2 2 2
1. Peningkatan output yyang - -
-
dihasilkan dari tingkat
inpur yang sama.
2. Perbaikan atas pekerjan

ganda dan perbaikan
koordinasi.
E. Ekonomi 1 3 3 1 1 1

1. Pengurangan biayan - -
melalui perbaikan sistem
- -
pengontrakan dan
pembelian besar
besaran.
2. Pengurangan biaya - -
melalui perbaikan
- -
pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber
daya lain.
3. Penyederhanaan fasilitas. - - - - - -

4. Pemulihan biaya-biaya
melalui pengenalan
ongkos ongkos yang

sebelumnya tidak
dikenakan atau revisi
ongkos - ongkos.

F. Peningkatan Mutu 1 1 3 2 2 2
Pelayanan
1. Daftar tunggu yang lebih - -
pendek untuk program.
2. Pengurangan waktu - -
respons untuk program.
3. Pembagian wwaktu yang - -
- - - -
lebih adil akan manfaat
manfaat program.
4. Peningkatan akses ke - -
informasi.
5. Perluasan cakupan - -
- - -
pelayan dan perluasan
pilihan.
6. Ppeningkatan kesetaraan - - - - - -
akses program program.
Kesimpulan Akhir Dampak
3 2 2 2 2 2
Potensial
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN
Indeks B.1.2
Kertas Kerja Audit

AREA KUNCI

Tim audit menggunakan matriks pembobotan dengan skor sebagai berikut :

Tinggi : skor 3
Sedang : skor 2
Rendah : skor 1

No. Area Pelayanan Risiko Signifikansi Dampak Auditabilitas Total Skor


Manajemen Potensial
1 Penerimaan pendaftaran pengguna 3 3 2 2 10
jasa

2 Penerbitan user name dan password 3 3 2 2 10

3 Pengecekan NPWP 3 2 2 2 9
4 Penelitian kelengkapan 3 3 3 3 12
permohonan
5 Penelitian atas Isian Registrasi 3 2 2 3 10
Kepabeanan
6 Penelitian administrasi 3 2 2 3 10
7 Penelitian Lapangan 3 3 3 3 12
8 Penerbitan surat penolakan 3 2 2 2 9
permohonan registrasi kepabeanan

9 Penerbitan surat pemberitahuan 3 3 3 3 11


akses kepabeanan
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA Indeks B.2
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

Kertas Kerja Audit

PENETAPAN TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT

Tujuan Audit
Menetapkan tujuan audit tetap (firm audit objective) dan lingkup audit

Langkah-langkah

1. Tentukan tujuan audit tetap berdasarkan area kunci yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2. Tentukan lingkup audit dengan langkah-langkah sbb:

a. Manfaatkan informasi dari tahap audit sebelumnya


b. Sesuaikan lingkup audit
c. Gunakan pertimbangan profesional
d. Pertimbangkan karakteristik objek audit

Hasil

1) Tujuan Audit Tetap


Dari enam area potensial yang ada, tim audit melihat area Registrasi
Kepabeanan adalah yang terpenting untuk dilakukan audit karena banyaknya
isu atau keluhan pengguna jasa mengenai pelayanan yang belum baik dan
area pelayanan pada subdirektorat tersebut merupakan area vital karena
registrasi kepabeanan merupakan data awal bagi profilling pengguna jasa
untuk mendapatkan Akses Kepabeanan yang digunakan untuk berhubungan
dengan sistem pelayanan kepabeanan yang menggunakan teknologi
informasi maupun secara manual.

Berdasarkan pertimbangan di atas, tim audit akan berfokus pada penilaian


aspek ekonomis,efisiensi dan efektivitas pengelolaan pelayanan pada
Subdirektorat Registrasi Kepabeanan dengan harapan bahwa audit ini akan
meningkatkan mutu pelayanan bagi kepentingan pengguna jasa dan
mempercepat arus keluar-masuk barang .

Dengan demikian, perumusan tujuan audit tetap adalah:


Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan
registrasi kepabeanan terutama validasi kelengkapan isian formulir, penelitian
lapangan dan penerbitan surat pemberitahuan akses kepabeanan yang
dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan

2) Lingkup Audit
a) Tahun Anggaran yang diaudit adalah 2015 dan 2016
b) Lingkup kegiatan yang diaudit meliputi proses pelayanan dan akuntabilitas
c) Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci
yang sudah dilakukan mencakup area kunci, yaitu penelitian
kelengkapan permohonan dan penelitian lapangan
d) Lokasi audit di Direktorat Teknis Kepabeanan
Lembaga Audit Pemerintah Indeks
TIM AUDIT KINERJA B.3
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

Kertas Kerja Audit

Penetapan Kriteria Audit

Tujuan
Menetapkan kriteria audit

Langkah-langkah
Nilai Ketetapan Karakteristik Kriteria Audit
Sumber Kriteria Audit
Mengembangkan Kriteria Audit
Mengkomunikasikan Kriteria Audit Kepada Auditee

Hasil
1. Menilai Ketepatan Karakteristik Kriteria Audit
Standar kriteria yang sewajarnya
Bukan standar minimum terendah maupun tertinggi yang dapat dicapai
Mencerminkan praktik yang baik

2. Sumber Kriteria Audit


KEP/63/M.PAN/7/2003 Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
KEP/25/M.PAN/2/2004 Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
KEP/26/M.PAN/2/2004 Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dlm
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
PER/20/M.PAN/04/2006 Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 tahun 2009 tetang Pelayanan Publik
PMK No. 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan tata kerja Kementerian Keuangan
Perdirjen No. Per-04/BC/2017 tentang petunjuk pelaksanaan registrasi kepabeanan

3. Mengembangan Kriteria Audit


Tujuan Audit Tetap 1
Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung
pelayanan kepada pengguna jasa?
a. Menetapkan struktur organisisasi yang mendukung Registrasi Kepabeanan yang
mampu memberi pelayanan prima kepada pengguna jasa
1. Adanya mekanisme Front Office dan Back Office yang jelas dalam memberi
pelayanan
2. Adanya pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan suatu layanan
3. Adanya pegawai yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam memberikan
pelayanan yang optimal
b. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang efektif dalam rangka pelayanan
1. Adanya dukungan dana untuk setiap kegiatan pelayanan

Tujuan Audit 2
Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan?
a. Memiliki standar pelayanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
1. Adanya suatu prosedur standar pelayanan
2. Adanya standar pelayanan harus disosialisasikan dan diketahui oleh setiap pegawai
dalam lingkungan kerja
3. Adanya standar pelayanan yang mudah dipahami dan dimengerti
4. Adanya penerapan standar pelayanan dalam rangka pelayanan kepada pengguna
jasa secara luas

b. Melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan standar ditetapkan


1. Pelaksanaan setiap kegiatan pelayanan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
2. Realisasi ketepatan waktu sesuai dengan standar yang ditetapkan

Tujuan Audit 3
Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan baik ?
a. Evaluasi kinerja dari Subdirektorat Registrasi Kepabeanan sesuai area kunci secara
memadai
1. Adanya informasi mengenai evaluasi kinerja pelayanan
2. Monitoring dan perbaikan atas kriteria pelayanan
3. Adanya pemeriksaan kinerja pelayanan oleh badan internal maupun eksternal
b. Pertanggung jawaban kinerja Subdirektorat Registrasi Kepabeanan sesuai area kunci
1. Adanya Mekanisme pertanggungjawaban yang memadai
2. Pertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Model Pengelolaan yang Baik

Tujuan Pemeriksaan
Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan
pelayanan registrasi kepabeanan terutama validasi kelengkapan isian
formulir, penelitian lapangan dan penerbitan surat pemberitahuan
akses kepabeanan yang dikelola oleh Subdirektorat Registrasi
Kepabeanan

Apakah terdapat struktur Apakah proses Apakah penilaian


organisasi dan pengelolaan pelayanan dilakukan kinerja telah dievaluasi
keuangan yang mendukung sesuai dengan standar dan
pelayanan kepada pengguna jasa? dan prosedur yang dipertanggungjawabkan
ditetapkan? dengan baik ?

a. Menetapkan struktur a. Memiliki standar pelayanan a. Evaluasi kinerja dari


organisisasi yang mendukung dalam rangka pelaksanaan Subdirektorat Registrasi
Registrasi Kepabeanan yang kegiatan Kepabeanan sesuai area kunci
mampu memberi pelayanan 1. Adanya suatu prosedur secara memadai
prima kepada pengguna jasa standar pelayanan 1. Adanya informasi mengenai
1. Adanya mekanisme Front 2. Adanya standar pelayanan evaluasi kinerja pelayanan
Office dan Back Office yang harus disosialisasikan dan 2. Monitoring dan perbaikan
jelas dalam memberi diketahui oleh setiap pegawai atas kriteria pelayanan
pelayanan dalam lingkungan kerja 3. Adanya pemeriksaan kinerja
2. Adanya pejabat yang 3. Adanya standar pelayanan pelayanan oleh badan
bertanggung jawab atas yang mudah dipahami dan internal maupun eksternal
pelaksanaan suatu layanan dimengerti
3. Adanya pegawai yang 4. Adanya penerapan standar
memiliki keahlian dan pelayanan dalam rangka
keterampilan dalam pelayanan kepada pengguna b. Pertanggung jawaban kinerja
memberikan pelayanan yang jasa secara luas Subdirektorat Registrasi
optimal Kepabeanan sesuai area kunci
1. Adanya Mekanisme
pertanggungjawaban yang
b. Melaksanakan kegiatan memadai
b. Penyelenggaraan pengelolaan pelayanan sesuai dengan 2. Pertanggung jawaban sesuai
keuangan yang efektif dalam standar ditetapkan dengan ketentuan yang
rangka pelayanan 1. Pelaksanaan setiap kegiatan ditetapkan
1. Adanya dukungan dana pelayanan berdasarkan
untuk setiap kegiatan prosedur yang telah
pelayanan ditetapkan
2. Realisasi ketepatan waktu
sesuai dengan standar yang
ditetapkan

4. Mengkomunikasikan Kriteria dengan Auditee


Dalam diskusi antara auditee dengan tim audit, auditee menyetujui model kriteria yang diajukan
oleh tim audit
Matriks Prosedur Audit Kinerja

Tujuan Audit
Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi
kepabeanan terutama penelitian kelengkapan permohonan dan penelitian lapangan yang
dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan

KRITERIA 1 :
Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung pelayanan
kepada pengguna jasa?
Subkriteria Jenis Bukti Sumber bukti
1.1. Apakah ada mekanisme - SK tentang Pembagian - Subbagian Tata Usaha
Front Office dan Back Office Tugas - Website DJBC
yang jelas dalam memberi - PMK no 234/PMK.01/2015
pelayanan? - Perdirjen No. 04/bc/2017

1.2. Apakah ada pejabat yang - SK tentang Pembagian - Subbagian Tata Usaha
bertanggung jawab atas Tugas
pelaksanaan suatu layanan ? - PMK no 234/PMK.01/2015 - Website DJBC
- Perdirjen No. 04/bc/2017

1.3. Apakah pegawai - PMK no 234/PMK.01/2015 - Subbagian Tata Usaha


memiliki keahlian dan - Surat Penugasan Diklat
keterampilan dalam Kepegawaian
memberikan layanan yang
optimal ?
1.4. Apakah ada dukungan - DIPA - Subbagian Tata Usaha
dana untuk setiap kegiatan - Laporan keuangan dan
pelayanan ? kegiatan anggaran
- RKA petunjuk operasi
kegiatan

1.5 Apakah dalam setiap - Rencana kerja dan - Subbagian Tata Usaha
kegiatan pelayanan telah anggaran K/L
didukung dengan sumber - Laporan penyerapan - Seksi Registrasi Kepabeanan
daya keuangan dan sarana anggaran I IV
yang memadai ? - Laporan keuangan dan
kegiatan anggaran
- DIPA

Kriteria 2
Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan?
2.1. Apakah ada standar - Laporan Peninjauan - Subbagian Tata Usaha
pelayanan yang jelas di
Subdirektorat Registrasi Lapangan - Seksi Registrasi Kepabeanan
Kepabeanan ? I IV
- Survey Pengguna Jasa - Pengguna jasa
- Dokumen SOP - Website DJBC
- Perdirjen No. 04/bc/2017

2.2. Apakah standar - Kuisioner terhadap - Subbagian Tata Usaha


pelayanan mudah dipahami Pengguna Jasa
dan dimengerti? - Seksi Registrasi Kepabeanan
- Laporan Kegiatan I IV
- Dokumen SOP - Pengguna jasa

2.3. Apakah standar - Dokumen SOP - Subbagian Tata Usaha


pelayanan disosialisasikan
dan diketahui seluruh - Kuisioner terhadap - Seksi Registrasi Kepabeanan
pegawai? pegawai I IV
- Wawancara dengan Kasi - Pejabat bea dan Cukai
Registrasi Kepabeanan

2.4. Apakah standar - Survey Pengguna Jasa - Subbagian Tata Usaha


pelayanan sudah diterapkan? - Dokumen SOP
- Seksi Registrasi Kepabeanan
I IV
- Pengguna jasa

2.5. Apakah kegiatan - Dokumen SOP - Subbagian Tata Usaha


pelayanan sudah sesuai - Laporan Peninjauan - Seksi Registrasi Kepabeanan
dengan SOP yang Lapangan I - IV
ditetapkan ? - Laporan Kegiatan
- Berkas registrasi
- Berkas penyelesaian
2.6 apakah realisasi waktu - Dokumen SOP - Subbagian Tata Usaha
pelayanan sudah sesuai
dengan standar ? - Wawancara terhadap - Seksi Registrasi Kepabeanan
Pengguna Jasa I - IV
- Berkas registrasi - Pengguna jasa
- Berkas penyelesaian

Kriteria 3
Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggung jawabkan dengan baik?
3.1. Apakah informasi - Laporan kegiatan - Subbagian Tata Usaha
evaluasi kinerja pelayanan
telah disediakan ? - Seksi Registrasi Kepabeanan
I - IV

3.2. Apakah kinerja - Laporan kegiatan - Subbagian Tata Usaha


pelayanan dimonitor dan - Seksi Registrasi Kepabeanan
diperbaiki ? I - IV

3.3 Apakah kinerja pelayanan - Laporan kegiatan - Subbagian Tata Usaha


telah dievaluasi dan diperiksa
oleh aparat internal dan - Seksi Registrasi Kepabeanan
eksternal ? I - IV

3.4. Apakah terdapat - Laporan kegiatan - Subbagian Tata Usaha


mekanisme
pertanggungjawaban yang - Seksi Registrasi Kepabeanan
memadai atas pelayanan I - IV
yang diberikan ?

3.5.Apakah - Laporan kegiatan - Subbagian Tata Usaha


pertanggungjawaban telah - Laporan Pertanggung
sesuai dengan ketentuan ? jawaban - Seksi Registrasi Kepabeanan
I - IV
- SK Menteri mengenai
prosedur teknis
pertanggungjawaban
pelayanan
LAPORAN SURVEI PENDAHULUAN
ATAS
KINERJA DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

1. Entitas yang Diaudit


Direktorat Teknis Kepabeanan
2. Tujuan Survei Pendahuluan
a) Mengembangkan kerangka kerja dan foKus pada isu-isu yang lebih signifikan
b) Menetapkan tujuan dan lingkup audit
c) Menentukan kriteria audit
d) Menyusun model pengelolaan yang baik
e) Mengembangkan prosedur audit
f) Menyiapkan program audit terinci
3. Sasaran Survey Pendahuluan
a) Kegiatan pelayanan registrasi kepabeanan yang dikelola pada Direktorat Teknis
Kepabeanan
b) Kegiatan evaluasi pengelolaan kinerja dalam rangka penilaian hasil kerja
pelaksanaan tugas menurut indikator tertentu atas dasar target hasil kerja yang
telah ditetapkan.
c) Pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat atas kinerja pelayanan yang
dilakukan
4. Jangka Waktu Survei Pendahuluan
Survey pendahuluan dilaksanakan dalam jangka waktu 20 hari dari tanggal 5
Januari 2017 sampai dengan 25 Januari 2017
5. Hasil Survey Pendahuluan
1. Gambaran Umum Direktorat Teknis Kepabeanan
a) Penetapan Renstra Direktorat Teknis Kepabeanan
i. Profil organisasi Direktorat Teknis Kepabeanan
ii. Visi, misi, fungsi utama, tujuan, dan sasaran strategis DJBC
iii. Arah kebijakan dan strategi DJBC
iv. Arah kebijakan Direktorat Teknis Kepabeanan
v. Kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja, dan kerangka
pendanaan Direktorat Teknis Kepabeanan
b) Visi Direktorat Teknis Kepabeanan
Visi Direktorat Teknis Kepabeanan sejalan dengan visi DJBC yaitu
Menjadi Institusi kepabeanan dan Cukai yang terkemuka di dunia.
c) Misi Direktorat Teknis Kepabeanan
i. Memfasilitasi perdagangan dan industri
ii. Menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari
penyelundupan dan perdagangan illegal
iii. Mengoptimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai
d) Nilai Stategis Direktorat Teknis Kepabeanan
Nilai nilai strategis yang menjadi acuan Direktorat Teknis Kepabeanan
dalam melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan dalam mewujudkan
visi dan misi adalah 5 nilai Kementerian Keuangan yaitu : Integritas,
Professionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan
e) Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan
i.Sumber daya manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif
ii.Sistem kerja yang terukur, transparan , akuntabel dan proporsional
iii.Sistem pelayanan dengan cepat, cerdas, sistematis dan profesional
iv. Teknologi informasi sebagai saran memperoleh data dalam
pengambilan keputusan di bidang pelayanan
v. Koordinasi dengan instansi terkait
vi. Sinergi dengan direktorat lain dalam DJBC
f) Tujuan Direktorat Teknis Kepabeanan
i. Terciptanya Direktorat Teknis Kepabeanan sebagai administrator
kepabeanan khususnya di bidang Impor, Ekspor , klasifikasi barang,
nilai pabean, registrasi kepabeanan, serta program prioritas dan
Authorized Economic Operator (AEO) yang dapat memberikan
dukungan dalam pengamanan hak keuangan negara, memberikan
dukungan kepada industri, serta memfasilitasi perdagangan
ii. Terwujudnya peraturan di bidang Impor, Ekspor , klasifikasi barang,
nilai pabean, registrasi kepabeanan, serta program prioritas dan AEO
yang harmonis dan sejalan dengan peraturan perundang-undangan
nasional serta konvensi atau perjanjian internasional yang telah
disepakati
iii. Terwujudnya kelancaran arus barang impor dan ekspor yang dalam
jangka panjang akan menciptakan kondisi perekonomian yang
kondusif untuk peningkatan investasi, peningkatan volume ekspor dan
mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
g) Sasaran Direktorat Teknis Kepabeanan
a. Dukungan yang efektif terhadap industri dan masyarakat
b. Kepuasan pengguna layanan yang tinggi
c. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi
d. Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan
memfasilitasi perdagangan
e. Edukasi dan komunikasi yang efektif
f. Pemutakhiran data yang optimal
g. Pengendalian mutu yang optimal
h. SDM yang kompetitif
i. Organisasi yang kondusif
j. Pelaksanaan anggaran yang optimal
h) Kebijakan Direktorat Teknis Kepabeanan
a. Menyelenggarakan bimbingan teknis di bidang impor maupun ekspor
b. Menetapkan standarisasi teknis di bidang impor maupun ekspor
c. Menyelenggarakan sistem pemutakhiran profil komoditi dan data
harga barang berbasis online
d. Registrasi kepabeanan berbasis online
e. Penetapan klasifikasi sebelum impor barang guna mempercepat arus
perdagangan
i) Tugas Direktorat Teknis Kepabeanan
a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rumusan kebijakan
b. standardisasi dan bimbingan teknis
c. evaluasi pelaksanaan di bidang impor dan ekspor, identifikasi
d. klasifikasi barang, profil komoditi, tarif bea masuk, nilai pabean dan
data harga
j) Fungsi Direktorat Teknis Kepabeanan
a. standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan di bidang
impor dan ekspor
b. standardisasi dan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan di bidang
compliance program
c. standardisasi dan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan di bidang
TPS, TPP, barang tidak dikuasai dan barang dikuasai negara
d. standardisasi dan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan di bidang
identifikasi dan klasifikasi barang, profil komoditi dan tarif
e. penetapan klasifikasi barang dan tarif
f. pemutakhiran profil komoditi, dan data harga
g. pelaksanaan urusan tata usaha
k) Struktur Organisasi

l) Anggaran dan realisasi keuangan

Tahun Anggaran Realisasi Persentase


Anggaran
2015 50.000.000.000 37.000.000.000 74 %
2016 60.000.000.000 48.000.000.000 80 %
2. Area Kunci
Area audit yang dipilih ialah Subdirektorat Registrasi Kepabeanan. Berikut area
audit potensial akan dijabarkan.

Faktor - Skor
faktor Pelayanan Pengajuan Pembukaan Pelayanan Pemblokiran Pencabutan
Registrasi Ulang blokir perubahan Akses Akses
Kepabean registrasi akses data Kepabeanan Kepabeanan
an kepabeana kepabeanan registrasi
n
Risiko 3 2 2 3 3 3
Manajemen
Signifikansi 3 2 2 2 3 3
Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial
Auditabilitas 2 1 3 2 1 2
Total skor 11 7 9 9 9 10

Dengan pemilihan area audit potensial adalah Registrasi Kepabeanan yang


dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan, berikut tabel matriks area
kunci

No. Area Pelayanan Risiko Signifikansi Dampak Auditabil Tottal


Manajemen Potensial itas skor
1. Penerimaan 3 3 2 2 10
pendaftaran pengguna
jasa
2. Penerbitan user name 3 3 2 2 10
dan password
3. Pengecekan NPWP 2 2 2 3 9
4. Penelitian 3 3 3 3 12
kelengkapan
permohonan
5. Penelitian atas Isian 3 2 2 3 10
Registrasi Kepabeanan
6. Penelitian administrasi 2 3 2 3 10
7. Penelitian Lapangan 3 3 3 3 12
8. Penerbitan surat 2 2 2 3 9
penolakan
permohonan registrasi
kepabeanan

9. Penerbitan surat 3 2 3 3 11
pemberitahuan akses
kepabeanan

Area kunci dengan bobot tertinggi


1. Penelitian kelengkapan permohonan (Skor 12)
2. Penelitian lapangan (Skor 12)

3. Tujuan dan Lingkup


Tujuan audit adalah untuk menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan
pelayanan registrasi kepabeanan terutama penelitian kelengkapan permohonan dan
penelitian lapangan yang dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan.
Lingkup audit mencakup:
1. Tahun Anggaran yang diaudit adalah 2015 dan 2016
2. Lingkup kegiatan yang diaudit meliputi proses pelayanan dan akuntabilitas
3. Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci yang
sudah dilakukan mencakup area kunci, yaitu penelitian kelengkapan
permohonan dan penelitian lapangan
4. Lokasi audit di Direktorat Teknis Kepabeanan

4. Kriteria Audit
1. Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang
mendukung pelayanan kepada pengguna jasa?
2. Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan?
3. Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan
baik ?

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey pendahuluan, Tim Audit berkesimpulan bahwa masih
terdapat pelaksanaan kegiatan yang menghambat efektivitas dan efisiensi
pelayanan seperti registrasi kepabeanan yang memerlukan waktu yang lama dan
proses yang rumit misalnya karena penelitian kelengkapan permohonan secara
berlapis oleh system dan pejabat bea cukai,penelitian lapangan yang memakan
dana yang besar serta mekanisme front dan back office yang kurang ditanggapi
secara sigap dan lain sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut, audit kinerja
secara terinci diperlukan untuk mengetahui tingkat penyimpangan yang terjadi
untuk kemudian memberikan rekomendasi bagi perbaikan kinerja dimasa
mendatang.
Matriks Prosedur Audit Kinerja

TUJUAN AUDIT

Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi kepabeanan
terutama penelitian kelengkapan isian formulir, penelitian lapangan dan penerbitan surat
pemberitahuan akses kepabeanan yang dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan

Tujuan Prosedur Audit Teknik Audit

W K O D T
a u b o e
w i s k k
a s e u n
n i r m i
c o v e k
a n a n l
r e s t a
a r i a i
s n
i n
y
a

Kriteria 1 :
Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung
pelayanan kepada pengguna jasa?

1.1 Apakah ada 1. Apakah terdapat pelayanan yang jelas begitu pengguna jasa v v V V
mekanisme datang?
Front Office dan 2. Apakah pelayanan tersebut dilanjutkan dengan pelayanan
back office?
Back Office yang
3. Apakah penyelesaian pelayanan melibatkan back office & v v
jelas dalam front office?
memberi 1. 4. Apakah ada pembagian tugas yang jelas antara front office
pelayanan? & back office?
v v

v v

1.2. Apakah ada 1. Apakah setiap jenis pelayanan melekat dalam struktur V
pejabat yang organisasi?
bertanggung 2. Apakah pejabat struktural tersebut bertanggungjawab
secara langsung atas kegiatan pelayanan yang berada di
jawab atas
bawahnya?
pelaksanaan 2. 3. Apakah ada pendelegasian atas tanggungjawab V v
suatu layanan ? pelaksanaan pelayanann?

v v

1.3. Apakah 1. Apakah ada kriteria tertentu bagi pegawai front office & V v v
pegawai back office?
memiliki 2. Apakah pegawai yang melakukan pekerjaan teknis tertentu
dilatih secara memadai & berkelanjutan?
keahlian dan
3. Apakah ada perputaran/pergantian pegawai secara V V
keterampilan periodik?
dalam 4. Apa dasar perputaran/pergantian pegawai tsb?
memberikan
V v
layanan yang
optimal ?

v v

1.4 Apakah ada 1. Apakah setiap unit kegiatan telah dianalisis kebutuhan V V
dukungan dana biayanya?
untuk setiap
kegiatan 2. Apakah pengusulan biaya didasarkan oleh kebutuhan akan
kegiatan pelayanan biaya, manfaat yang diterima, serta v V
pelayanan ?
penerimaan yang akan dipperoleh?

3. Adakah mekanisme yang baku dalam dalam penganggaran


biaya?
V v
4. Adakah laporan yang dapat menunjukkan
pertanggungjawaban atas keluarnya biaya?

5. Apakah ada penyimpangan secara material? V

6. Apakah metode pertanggungjawaban telah sesuai dengan


ketentuan ditetapkan?
v

v v

1.5 Apakah 1. Apakah setiap kegiatan telah dianalisis kebutuhan biayanya V V V


dalam setiap ?
kegiatan 2. Apakah pengusulan biaya didasarkan atas kebutuhan
kegiatan pelayanan ?
pelayanan telah
3. Apakah dukungan sarana sudah mencukupi untuk setiap V v
didukung kegiatan pelayanan ?
dengan sumber 4. Apakah terdapat penyimpangan material ? V v v
daya keuangan
V
dan sarana yang
memadai ? V

Kriteria 2 :
Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan?

2.1 Apakah ada 1. Apakah ada standar yang diberikan terkait dengan prosedur V V V V
standar pelayanan dalam memberikan izin kepabenan?
pelayanan yang
jelas di 2. Apakah standar pelayanan mengatur mengenai prosedur,
Subdirektorat berkas, waktu dan biaya yang diperlukan dalam proses V V

Registrasi registrasi kepabeanan?


Kepabeanan ? 3. Apakah prosedur tersebut merupakan prosedur tingkat
pusat, wilayah, ataupun kota/kabupaten?
V v
4. Apakah standar tersebut telah sesuai dengan ketentuan
standar nasional?

v v

2.2 Apakah 1. Apakah standar pelayanan yang ada memuat prosedur V V V


standar secara terinci mulai dari bagian yang khusus hingga ke
pelayanan umum?
mudah dipahami
dan dimengerti? 2. Apakah standar pelayanan dirancang dengan
memperhatikan siapa yang akan menjadi target pengguna? V V V
3. Apakah standar pelayanan telah disusun dalam rangkaian
alur yang jelas dan sederhana sehingga mudah dipahami dan
dimengerti? v v v

2.3 Apakah 1. Apakah salinan standar pelayanan disebarluaskan sesuai V v v


standar kebutuhan dan siap diakses oleh semua pengguna?
pelayanan
2. Apakah setiap Pelaksana mengetahui perannya dalam
disosialisasikan V V
dan diketahui menerapkan standar pelayanan?
seluruh 3. Apakah setiap pelaksana dapat menggunakan pengetahuan
pegawai? dan kemampuannya untuk menerapkan SOP yang efektif? v v

2.4 Apakah 1. Apakah standar pelayanan yang ditetapkan dapat diukur V V v V


Standar implementasinya, baik teknis maupun nonteknis?
pelayanan sudah
diterapkan? 2. Apakah ada perubahan dalam standar pelayanan?
V V v
3. Apakah setiap pelaksana/pegawai mengetahui standar v v
pelayanan yang baru atau diubah dan mengetahui
alasannya?

2.5 Apakah 1. Berapa jenis pelayanan yang ada di Subdirektorat V V V


kegiatan Registrasi Kepabeanan?
pelayanan sudah
sesuai dengan 2. Apakah SOP pengaturan dan pelayanan mengatur semua
jenis pelayanan yang diberikan? V V V
SOP yang

ditetapkan ? 3. Apakah SOP pengaturan dan pelayanan menggambarkan

4. dengan jelas tahapan yang harus dilalui? V

v v v

2.6 Apakah 1. Apakah ada monitoring waktu penyelesaian setiap V V V


realisasi waktu pelayanan?
pelayanan sudah
sesuai dengan 2. Apakah terdapat data mengenai jangka waktu penyelesaian?
V
standar? 3. Berapa lama pelayanan diselesaikan?
V v v
4. Dari manakah data tersebut diperoleh? Apakah data
tersebut akurat? v

Kriteria 3 :

Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggung jawabkan dengan baik?

3.1 Apakah 1. Apakah terdapat indikator kinerja atas pelayanan yang V V


informasi diberikan ?
evaluasi kinerja
2. Apakah kinerja pelayanan diukur dengan indikator yang
pelayanan telah V V
disediakan ? ada ?

3. Apakah informasi hasil penilaian kinerja pelayanannya


didukung oleh data yang lengkap, akurat dan valid ? v v

3.2 Apakah 1. Apakah hasil evauasi pelayanan dibuat dalam suatu analisis V V
kinerja tren?
pelayanan
dimonitor dan 2. Bagaimana tren dari setiap hasil evaluasi?
V v
diperbaiki? 3. Apakah diketahui penyebab keberhasilan dan kegagalan atas
hasil evaluasi dan analisis tren evaluasi kinerja pelayanan? V

4. Apa hal hal yang sudah dilakukan atau upaya di masa


mendatang?
v v

3.3 Apakah 1. Apakah pernah dilakukan evaluasi dan monitoring atas V v v


kinerja kinerja pelayanan Direktorat Teknis Kepabeanan ?
pelayanan telah V
dievaluasi dan 2. Siapa sajakah evaluasi dan monitoring tersebut dilakukan ?
v
diperiksa oleh 3. Apakah dasar evaluasi tersebut ?
aparat internal
dan eksternal ?

3.4. apakah 1. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban atas pelayanan V v


terdapat yang diberikan direktorat teknis kepabeanan?
mekanisme 2. apakah mekanisme tersebut secara internal dilakukan secara
berjenjang?
pertanggungjaw
3. apa sajakah entuk pertanggungjawaban asta pelayanan yang V v
aban yang diberikan oleh direktorat teknis kepabeanan?
memadai atas 4. apakah laporan kinerja, sebagai salah stau
pelayanan yang bentukpertanggungjawaban, telah memeuat informasi
V
diberikan? secara jelas dan lengkap berdasarkan data ynag valid dan
sesuai dengan kondisi di lapangan?

3.5. apakah 1. Apakah terdapay ketentuan yang mengatur mengenai V v


pertanggungjaw pertanggungjawaban direktorat teknis kepabeanan atas
aban telah pelayanan yang diberikan?
sesuai dengan
2. Apakah terdapat pedoman yang secara khusus mengatur
ketentuan?
pembatan laporan kinerja pelayanan? V
3. Apakah ketentuan dan pedoman tersebut berlaku untuk
tingkat nasional, pusat, dan wilayah?
V v
4. Apakah pertanggungjawaban dan pelaporan yang disusun
oleh direktorat teknis kepabeanan telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku?
v
Lembaga Audit Pemerintah Indeks
Tim Audit Kinerja B.4
Direktorat Teknis Kepabenan

Kertas Kerja Audit

Apakah realisasi waktu pelayanan sudah sesuai dengan standar ?

Tujuan Audit
Untuk mengetahui apakah realisasi waktu pelayanan terutama penelitian kelengkapan
permohonan dan penelitian lapangan sudah sesuai dengan standar

Prosedur Audit
5. Pelajari, observasi, dan wawancarai apakah ada monitoring waktu penyelesaian setiap
pelayanan?
6. Observasi dan wawancarai apakah terdapat data mengenai jangka waktu penyelesaian?
7. Pelajari dokumen dan wawancarai berapa lama pelayanan diselesaikan?
8. Pelajari, observasi, dan wawancarai dari manakah data tersebut diperoleh dan apakah
data tersebut akurat?

Hasil Audit
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa tidak ada tim pengawas
sehingga belum terdapat monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan
2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa terdapat data mengenai
jangka waktu penyelesaian
3. Berdasarkan dokumen dan hasil wawancara, lama penelitian kelengkapan permohonan
adalah 4 hari dan lama pelayanan penyelesaian penelitian lapangan adalah 2 minggu
4. Berdasarkan hasil observasi ,wawancara dan kuisioner dari 30 pengguna jasa, data lama
penelitian kelengkapan permohonan didapat dari SOP dan wawancara terhadap
pengguna jasa dan lama pelayanan penyelesaian penelitian lapangan diperoleh dari
pengukuran waktu sejak pelaksanaan penelitian lapangan sampai dengan pemberian
keputusan hasil penelitian lapangan oleh Direktur.

Simpulan Audit
Berdasarkan hasil audit yang didapat, jelaslah bahwa realisasi waktu penyelesaian penelitian
lapangan dan penelitian kelengkapan permohonan tidak sesuai dengan standar . Berikut
penjabaran simpulan atas hasil audit diatas
1. Berdasarkan Perdirjen Nomor Per-04/BC/2017 tentang petunjuk pelaksanaan registrasi
kepabeanan, lama penelitian lapangan adalah paling lambat 7 hari sejak tanggal
pelaksanaan penelitian lapangan sampai dengan pemberian keputusan hasil penelitian
lapangan oleh Direktur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa realisasi waktu
penelitian lapangan tidak sesuai dengan standar
2. Berdasarkan Perdirjen Nomor Per-04/BC/2017 tentang petunjuk pelaksanaan registrasi
kepabeanan , lama penelitian kelengkapan permohonan adalah paling lama 1 hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima dan diterbitkan Bukti Penerimaan Permohonan
Registrasi Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan permohonan lengkap atau
Bukti Pengembalian Penerimaan Permohonan Registrasi Kepabeanan dalam hal hasil
penelitian kelengkapan permohonan tidak lengkap dan permohonan tidak dapat
diproses. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa realisasi waktu penelitian
kelengkapan permohonan tidak sesuai dengan standar.Dengan kata lain, pelayanan
belum dilakukan secara baik dan efektif
3. Permasalahan ini diusulkan menjadi temuan audit
Temuan Audit

Realisasi waktu penyelesaian penelitian lapangan dan penelitian kelengkapan


permohonan tidak sesuai dengan standar

Kondisi

Registrasi kepabeanan merupakan titik awal bagi pengguna jasa untuk mendapat akses
kepabeanan guna mendapatkan pelayanan kepabeanan ke depannya. Penelitian
kelengkapan permohonan registrasi kepabeanan pada saat ini diselesaikan dalam waktu 4
hari. Hal ini mengindikasikan realisasi waktu yang lama untuk registrasi kepabeanan itu
sendiri.

Penelitian lapangan dilakukan dalam rangka monitoring dan evaluasi dan pemeriksaan
eksistensi pengguna jasa pada saat ini juga memakan waktu selama 14 hari. Dengan waktu
yang lama tersebut, registrasi kepabeanan yang diharapkan semakin cepat dari waktu ke
waktu seakan terhalang.

Kriteria

Registrasi kepabeanan pada umumnya setelah dilakukan permohonan, maka direktur atau
pejabat bea dan cukai melakukan penelitian kelengkapan permohonan registrasi
kepabeanan paling lama 1(satu) hari sejak permohonan diterima dan diterbitkan Bukti
Penerimaan Permohonan Registrasi Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan
permohonan lengkap atau Bukti Pengembalian Penerimaan Permohonan Registrasi
Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan permohonan tidak lengkap dan
permohonan tidak dapat diproses. Disamping itu, penelitian lapangan dilakukan dalam
rangka monitoring dan evaluasi dan pemeriksaan eksistensi pengguna jasa. Penyelesaian
penelitian lapangan pada umumnya 7 hari sejak tanggal pelaksanaan penelitian lapangan
sampai dengan pemberian keputusan hasil penelitian lapangan oleh Direktur.

Sebab

Sebab dari penelitian kelengkapan permohonan memakan waktu lama adalah masih
banyak berkas yang diajukan tidak lengkap dan/atau sudah tidak berlaku lagi diperparah
dengan tidak adanya monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan. Untuk lama waktu
penelitian lapangan ialah dalam mekanisme kerja terdapat dual fungsi diantara pegawai
yang seharusnya mengurus penelitian lapangan juga mengurus penelitian kelengkapan
permohonan sehingga terjadi missmatch antara data yang harus diurus dengan tenaga yang
diperlukan, sehingga mengulur waktu penelitian lapangan. Diperparah dengan tidak adanya
monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan

Akibat

Akibat dari realisasi waktu penyelesaian penelitian lapangan dan penelitian kelengkapan
permohonan tidak sesuai dengan standar tentu saja berpengaruh besar terhadap kepuasan
pengguna jasa dimana akan terus menurun jika kinerja registrasi kepabeanan semakin lama.
Dengan demikian, pelayanan kepabeanan yang akan diberikan berupa akses kepabeanan
guna kepentingan perdagangan yang dilakukan pengguna jasa terhambat . Lebih luas lagi,
penerimaan negara akan mengalami penurunan.

Rekomendasi
1. Direktorat teknis kepabeanan agar mengatur secara jelas teknis pelaksanaan kegiatan
pelayanan dan pembagian SDM memadai guna mempersingkat waktu penelitian dalam
pelayanan
2. Penggunaan sistem yang terintegrasi dengan kementerian teknis terkait yang
menerbitkan dokumen guna mempercepat layanan yang berbasis online
3. Monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan agar realisasi waktu pelayanan tetap
sesuai dengan standar

Komentar instansi

Direktur teknis kepabeanan setuju dengan permasalahan yang diungkapkan dan akan
mengambil langkah langkah perbaikan.
Lembaga Audit Pemerintah Indeks
Tim Audit Kinerja B.4
Direktorat Teknis Kepabeanan

Kertas Kerja Audit

Apakah dalam setiap kegiatan pelayanan telah didukung dengan sumber daya keuangan dan
sarana dan/atau pra sarana yang memadai secara efisien dan efektif ?

Tujuan Audit
Untuk mengetahui apakah dalam setiap kegiatan pelayanan telah didukung dengan sumber
daya keuangan dan sarana yang memadai

Prosedur Audit
1. Pelajari, observasi dan wawancarai apakah setiap kegiatan telah dianalisis kebutuhan
dan biayanya ?
2. Pelajari, observasi dan wawancarai apakah pengusulan biaya didasarkan atas kebutuhan
kegiatan pelayanan ?
3. Review dokumen, pelajari dan wawancarai dukungan sarana sudah mencukupi untuk
setiap kegiatan pelayanan ?
4. Review dokumen dan pelajari dan observasi apakah terdapat penyimpangan material ?

Hasil Audit
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa pengadaan dalam RKA
terkait kebutuhan dan biaya pelayanan berdasarkan kebutuhan lapangan tidak dianalisis
sebelumnya
2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa pengusulan biaya
didasarkan atas kebutuhan kegiatan pelayanan sebagaimana tercantum dalam RKA
3. Berdasarkan hasil review dokumen dan wawancara, sarana untuk kegiatan pelayanan
sudah mencukupi bahkan melebihi yang diperlukan
4. Berdasarkan hasil review dokumen dan observasi, dinyatakan bahwa tidak terdapat
penyimpangan material

Simpulan
Berdasarkan hasil audit yang didapat, jelaslah bahwa setiap kegiatan pelayanan didukung
dengan sumber daya keuangan dan sarana yang memadai namun belum efektif dan efisien.
Berikut penjabaran simpulan atas hasil audit diatas
1. Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran (RKA), kebutuhan dan biaya pelayanan memang
sudah dipenuhi namun analisis terhadap kebutuhan dan biaya pelayanan belum
dilakukan ditandai dengan besarnya biaya pelayanan terhadap penelitian lapangan yang
dilakukan dalam rangka meneliti eksistensi pengguna jasa
2. Pada pelaksanaan pelayanan terutama pelayanan penelitian kelengkapan permohonan
dan penelitian lapangan, sarana dan prasarana yang digunakan melebihi yang diperlukan
untuk rata-rata kegiatan pelayanan yang dilakukan dalam periode 1 tahun sehingga
pelayanan yang dilakukan tidak efisien terhadap anggaran yang digunakan
3. Pada pemeriksaan eksistensi barang yang digunakan sebagai keperluan pelayanan,
semua barang yang ditemukan keberadaannya dan jelas statusnya mengingat
pengadaan barang dilakukan sesuai RKA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat penyimpangan material atas pelayanan yang dilakukan
4. Temuan selanjutnya adalah tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya pelayanan
menyebabkan besarnya biaya pelayanan. Dengan kata lain, pelayanan dilakukan secara
tidak ekonomis dan efisien
5. Mengingat realisasi waktu penelitian lapangan yang tidak sesuai dengan standard dan
besarnya biaya pelayanan , maka dari itu patut disimpulkan bahwa penelitian lapangan
belum dilakukan secara baik dan efektif yang mengakibatkan kepuasan pengguna jasa
yang menurun berdasarkan IKU pada laporan kinerja
6. Permasalahan ini diusulkan menjadi temuan audit
Temuan Audit (2)

Besarnya Biaya Pelayanan Karena Tidak Dilakukannya Analisis Kebutuhan Dan Biaya

Kondisi

Temuan selanjutnya adalah tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya pelayanan
menyebabkan besarnya biaya pelayanan. Dengan kata lain, pelayanan dilakukan secara tidak
ekonomis dan efisien. Selama ini kebutuhan dan biaya pelayanan dipenuhi dengan
pengajuan dan pencantuman dalam RKA DJBC. Anggaran yang dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan dan biaya pelayanan terkhusus registrasi kepabenan terus meningkat seiring
bertambah banyaknya pengguna jasa yang berperan aktif dalam perdagangan internasional.
Kriteria
Biaya pelayanan dan kebutuhan mengacu pada RKA yang didasarkan pengajuannya
didasarkan dengan DIPA yang telah dianalisis sebelumnya. Dengan hal tersebut pelayanan
yang diberikan sesuai dan terarah ke depannya untuk kepentingan rakyat.
Sebab
Besarnya biaya pelayanan disebabkan oleh tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya
pelayanan serta sekedar mengajukan dan mencantumkan kebutuhan pada RKA tanpa
menimbang daya gunanya.
Akibat
Besarnya biaya pelayanan tentu menjadi pemborosan terhadap anggaran. Pemborosan
terhadap anggaran tentu bertentangan dengan Nawa Cita dengan malah mempergunakan
uang rakyat secara tidak efisien. Lebih luas lagi penerimaan yang didapat akan semakin kecil
dengan seiring meningkatnya biaya pelayanan dan dapat menyebabkan defisit anggaran
Rekomendasi
1. Lakukan analisis kebutuhan dan biaya sebelum penyusunan RKA sehingga anggaran
yang digunakan nantinya efisien dengan pencapaian kinerja lebih efektif
2. Lakukan pertimbangan daya guna suatu biaya dan kebutuhan yang dikeluarkan
untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi biaya

Komentar Instansi
Direktur Direktorat Teknis Kepabeanan setuju dengan permasalahan yang diungkapkan dan
akan mengambil langkah-langkah perbaikan.
Temuan Audit (3)
Pengadaan Sarana Dan Prasarana Yang Lebih Dari Cukup Sehingga Pelayanan Tidak Efisien
Terhadap Anggaran
Kondisi
Rantai temuan selanjutnya atas akibat dari penggunaan anggaran yang besar yaitu
pengadaan sarana dan prasarana yang lebih dari cukup dengan menggunakan anggaran
dimaksud sehingga pelayanan tidak efisien terhadap anggaran. Mengingat realisasi waktu
penelitian lapangan yang tidak sesuai dengan standard dan besarnya biaya pelayanan , maka
dari itu patut disimpulkan bahwa penelitian lapangan belum dilakukan secara baik yang
mengakibatkan kepuasan pengguna jasa yang menurun berdasarkan IKU pada laporan
kinerja
Kriteria
Pengadaan sarana dan/atau pra sarana untuk menunjang pelayanan mengacu pada RKA
yang didasarkan pengajuannya didasarkan dengan DIPA yang telah dianalisis sebelumnya.
Dengan hal tersebut pelayanan yang diberikan sesuai dan terarah ke depannya untuk
kepentingan rakyat. Hal- hal penting lain terkait dengan pelayanan registrasi kepabeanan
yang memenuhi asas 3 E yaitu :
Adanya dukungan dana untuk setiap kegiatan pelayanan, karena idealnya dalam setiap
proses pelayanan dibutuhkan dana yang berimbang demi mencapai kegiatan pelayanan
yang prim dan optimal

Adanya dukungan fasilitas-fasilitas yang memadai sebagai penunjang dalam setiap


kegiatan pelayanan. Contohnya :

Adanya mekanisme Front Office dan Back Office yang jelas dalam memberi pelayanan

Adanya pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan suatu layanan

Adanya pegawai yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam memberikan pelayanan
yang optimal

Sebab
Penggunaan anggaran yang besar yaitu pengadaan sarana dan prasarana yang lebih dari
cukup dengan menggunakan anggaran disebabkan oleh tidak dilakukannya analisis
kebutuhan dan biaya pelayanan serta sekedar mengajukan dan mencantumkan kebutuhan
pada RKA tanpa menimbang daya gunanya
Akibat
Besarnya biaya pengadaan sarana dan/atau pra sarana tentu menjadi pemborosan terhadap
anggaran. Pemborosan terhadap anggaran tentu bertentangan dengan Nawa Cita dengan
malah mempergunakan uang rakyat secara tidak efisien. Lebih luas lagi penerimaan yang
didapat akan semakin kecil dengan seiring meningkatnya biaya pelayanan dan dapat
menyebabkan defisit anggaran
Rekomendasi
1. Lakukan analisis kebutuhan dan biaya terhadap anggaran yang digunakan nantinya
terhadap pengadaan sarana dan pra sarana untuk kepentingan pelayanan registrasi
kepabeanan yang lebih efisien
2. Lakukan pertimbangan daya guna suatu sarana dan/atau pra sarana yang digunakan
untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi biaya

Komentar Instansi

Direktur Direktorat Teknis Kepabeanan setuju dengan permasalahan yang diungkapkan dan
akan mengambil langkah-langkah perbaikan.
Laporan Hasil Audit atas Pengelolaan Pelayanan Registrasi Kepabeanan Direktorat Teknis
Kepabeanan Tahun Anggaran 2015 dan 2016

Ringkasan
Pemeriksaan kinerja Direktorat Teknis Kepabeanan bertujuan untuk menilai aspek
efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi kepabeanan dikelola
oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan. Sasaran pemeriksaan adalah menciptakan
mekanisme pelayanan yang mendukung pemberian pelayanan kepada pengguna jasa secara
efektif dan efisien , menciptakan proses pelayanan yang sesuai dengan standard dan
prosedur yang ditetapkan, menangani dan menindaklanjuti pengaduan , serta mengevaluasi
kinerja pelayanan Registrasi Kepabeanan Direktorat Teknis Kepabeanan untuk periode 2015
dan 2016.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pengelolaan pelayanan registrasi
kepabeanan belum ekonomis, efisien dan efektif.Hal ini terbukti dengan adanya kondisi
berikut (i) realisasi waktu pelayanan tidak sesuai dengan standar diperparah dengan tidak
adanya monitoring waktu penyelesaian pelayanan (ii) tidak dilakukannya analisis kebutuhan
dan biaya pelayanan menyebabkan besarnya biaya pelayanan (iii) pengadaan sarana dan
prasarana yang lebih dari cukup dengan menggunakan anggaran yang besar sehingga
pelayanan tidak efisien terhadap anggaran (iv) mengingat lama realisasi waktu pelayanan
dan anggaran yang digunakan , dapat disimpulkan bahwa pelayanan belum dilakukan secara
baik dan efektif yang mengakibatkan kepuasan pengguna jasa yang menurun berdasarkan
IKU pada laporan kinerja.

Tujuan dan Lingkup Audit


Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi
kepabeanan terutama penelitian kelengkapan permohonan dan penelitian lapangan yang
dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan. Untuk tujuan ini, audit akan menilai :

1. Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung


pelayanan kepada pengguna jasa
2. Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan
3. Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan baik

Lingkup Audit
1. Tahun Anggaran yang diaudit adalah 2015 dan 2016

2. Lingkup kegiatan yang diaudit meliputi proses pelayanan dan akuntabilitas


3. Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci yang sudah
dilakukan mencakup area kunci, yaitu penelitian kelengkapan permohonan dan penelitian
lapangan
4. Lokasi audit di Direktorat Teknis Kepabeanan
Waktu Audit
Pemeriksaan dilaksanakan selama 30 hari mulai 1 Februari 2017 s.d 2 Maret 2017

Kriteria Audit
Audit kinerja atas efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi
kepabeanan dengan kriteria kriteria utama sebagai berikut
1. Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung
pelayanan kepada pengguna jasa?
2. Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan?
3. Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan baik ?

Metodologi
Pemeriksaan atas pengelolaan pelayanan registrasi kepabeanan yang dikelola oleh
subdirektorat registrasi kepabeanan dilakukan dengan langkah-langkah berikut
1. Metodologi audit terdiri atas pemeriksaan dan review dokumen, analisis hasil, analisis
prosedur, pengamatan, wawancara dengan pejabat dan petugas bea cukai serta
pengguna jasa serta menyebarkan kuisioner
2. Pemeriksaan terbatas juga dilakukan di Direktorat Teknis Kepabeanan pada
subdirektorat registrasi kepabeanan

Temuan dan Rekomendasi


1. Temuan yang pertama adalah mengenai realisasi waktu penyelesaian penelitian
lapangan dan penelitian kelengkapan permohonan tidak sesuai dengan standar. Direktur
atau pejabat bea dan cukai melakukan penelitian kelengkapan permohonan registrasi
kepabeanan paling lama 1(satu) hari sejak permohonan diterima dan diterbitkan Bukti
Penerimaan Permohonan Registrasi Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan
permohonan lengkap atau Bukti Pengembalian Penerimaan Permohonan Registrasi
Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan permohonan tidak lengkap dan
permohonan tidak dapat diproses.

Pada pelaksanaannya di lapangan, penelitian kelengkapan permohonan registrasi


kepabeanan diselesaikan dalam waktu 4 hari. Sebabnya adalah masih banyak berkas
yang diajukan tidak lengkap dan/atau sudah tidak berlaku lagi diperparah dengan tidak
adanya monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan. Disamping itu, penelitian
lapangan dilakukan dalam rangka monitoring dan evaluasi dan pemeriksaan eksistensi
pengguna jasa. Penyelesaian penelitian lapangan pada umumnya 7 hari sejak tanggal
pelaksanaan penelitian lapangan sampai dengan pemberian keputusan hasil penelitian
lapangan oleh Direktur.

Pada pelaksanaannya penyelesaian penelitian lapangan dilakukan dalam waktu 14


hari.Sebabnya ialah dalam mekanisme kerja terdapat dual fungsi diantara pegawai yang
seharusnya mengurus penelitian lapangan juga mengurus penelitian kelengkapan
permohonan sehingga terjadi mismatch antara data yang harus diurus dengan tenaga
yang diperlukan, sehingga mengulur waktu penelitian lapangan. Akibatnya adalah
pelayanan registrasi menjadi semakin lama sehingga upaya pengguna jasa dalam
melakukan kegiatan di bidang kepabeanan terganggu dan berdampak luas terhadap
perdagangan dan penerimaan negara mengingat registrasi kepabeanan merupakan titik
awal pengguna jasa dalam melakukan kegiatan kepabeanan.

Rekomendasi :
1) Direktorat teknis kepabeanan agar mengatur secara jelas teknis pelaksanaan
kegiatan pelayanan dan pembagian SDM memadai guna mempersingkat waktu
penelitian dalam pelayanan
2) Penggunaan sistem yang terintegrasi dengan kementerian teknis terkait yang
menerbitkan dokumen guna mempercepat layanan yang berbasis online
3) Monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan agar realisasi waktu pelayanan
tetap sesuai dengan standar
2. Temuan selanjutnya adalah tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya pelayanan
menyebabkan besarnya biaya pelayanan. Dengan kata lain, pelayanan dilakukan secara
tidak ekonomis dan efisien. Selama ini kebutuhan dan biaya pelayanan dipenuhi dengan
pengajuan dan pencantuman dalam RKA DJBC. Anggaran yang dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan dan biaya pelayanan terkhusus registrasi kepabenan terus
meningkat seiring bertambah banyaknya pengguna jasa yang berperan aktif dalam
perdagangan internasional. Tanpa analisis kebutuhan biaya, penggunaan anggaran tidak
efisien dan terkesan boros. Akibatnya adalah terdapat banyak pengeluaran yang tidak
diperlukan dan penggunaan barang yang tidak tepat guna.

Rekomendasi :
1) Lakukan analisis kebutuhan dan biaya sebelum penyusunan RKA sehingga
anggaran yang digunakan nantinya efisien dengan pencapaian kinerja lebih
efektif
2) Lakukan pertimbangan daya guna suatu biaya dan kebutuhan yang dikeluarkan
untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi biaya

3. Rantai temuan selanjutnya atas akibat dari penggunaan anggaran yang besar yaitu
pengadaan sarana dan prasarana yang lebih dari cukup dengan menggunakan anggaran
dimaksud sehingga pelayanan tidak efisien terhadap anggaran. Mengingat realisasi
waktu penelitian lapangan yang tidak sesuai dengan standard dan besarnya biaya
pelayanan , maka dari itu patut disimpulkan bahwa penelitian lapangan belum dilakukan
secara baik yang mengakibatkan kepuasan pengguna jasa yang menurun berdasarkan
IKU pada laporan kinerja.

Rekomendasi :
1) Lakukan analisis kebutuhan dan biaya terhadap anggaran yang digunakan
nantinya terhadap pengadaan sarana dan pra sarana untuk kepentingan
pelayanan registrasi kepabeanan yang lebih efisien
2) Lakukan pertimbangan daya guna suatu sarana dan/atau pra sarana yang
digunakan untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi
biaya

Anda mungkin juga menyukai