OLEH :
Tujuan
Langkah-langkah
Review laporan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja dan
prioritasnya
Review peninjauan fisik terhadap fasilitas fasilitas yang dimiliki oleh entitas
Review laporan laporan audit dan studi yang telah dilakukan sebelumnya ,
termasuk laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya
Hasil
2. Visi
Visi Direktorat Teknis Kepabeanan sejalan dengan visi DJBC yaitu Menjadi
Institusi kepabeanan dan Cukai yang terkemuka di dunia
3. Misi
4. Nilai strategis
Nilai nilai strategis yang menjadi acuan Direktorat Teknis Kepabeanan dalam
melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi
adalah 5 nilai Kementerian Keuangan yaitu : Integritas, Professionalisme, Sinergi,
Pelayanan, dan Kesempurnaan
6. Tujuan
c. Terwujudnya kelancaran arus barang impor dan ekspor yang dalam jangka
panjang akan menciptakan kondisi perekonomian yang kondusif untuk
peningkatan investasi, peningkatan volume ekspor dan mendorong
pertumbuhan industri dalam negeri
7. Sasaran
8. Kebijakan
10. Fungsi
a. Subdirektorat Impor
b. Subdirektorat Ekspor
c. Subdirektorat Nilai Pabean
d. Subdirektorat Klasifikasi Barang
e. Subdirektorat Registrasi Kepabeanan
f. Subdirektorat Program Prioritas dan Authorized Economic Operator
g. Subbagian Tata Usaha
h. Kelompok Jabatan Fungsional
sebagaimana tertera pada struktur organisasi Direktorat Teknis Kepabeanan pada Gambaran
Umum Entitas (KKA Indeks A.1.1)
2. Seksi Impor II
pemeriksaan pabean
3. Seksi Impor III
4. Seksi Impor IV
Seksi Ekspor 1 ekspor komoditi yang diatur tata niaga dan tidak dikenakan bea keluar
Seksi Ekspor 2 ekspor komoditi yang tidak diatur tata niaga dan tidak dikenakan bea keluar
Seksi Nilai BAB 1-40 BAB 1-40 BAB 1-40 BAB 1-40 BAB 1-40
Pabean 1
Seksi Nilai BAB 41-67 BAB 41-67 BAB 41-67 BAB 41-67 BAB 41-67
Pabean2
Seksi Nilai BAB 68-83 BAB 68-83 BAB 68-83 BAB 68-83 BAB 68-83
Pabean 3
Seksi Nilai BAB 84-98 BAB 84-98 BAB 84-98 BAB 84-98 BAB 84-98
Pabean 4
d. Subdirektorat Klasifikasi Barang terdiri atas :
f. Subdirektorat Program Prioritas dan Authorized Economic Operator (AEO) terdiri atas:
Seksi Sertifikasi AEO Pelayanan bimbingan teknis validasi AEO dan jalur prioritas ,
sertifikasi AEO
Seksi Pengembangan Program pelayanan Mutual Recognition Arrangement (MRA) , riset dan
Prioritas pengembangan AEO
INFORMASI LAINNYA
Informasi lainnya yang dikumpulkan oleh tim audit adalah dengan memanfaatkan
berita-berita yang terkait dengan pelayanan yang dilakukan Direktorat Teknis Kepabeanan
yang ada di media massa dan media elektronik seperti: koran, majalah, atau internet. Di
samping itu juga dipelajari panduan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait
teknis kepabeanan dan tata kelola organisasi yang baik.
Hasil ringkasan dari pembahasan di media massa dan media elektronik termasuk internet
adalah sebagai berikut.
1. Pelayanan administrasi kepada masyarakat selama ini berbelit-belit, lama, dan
menghabiskan biaya
2. Masyarakat ingin mendapatkan transparansi layanan yang diberikan oleh Direktorat
Teknis Kepabeanan
3. Pengguna jasa ingin pelayanan teknis yang dikelola oleh Direktorat Teknis
Kepabeanan lebih cepat
4. Pemberitaan mengenai para petugas di lapangan yang tidak sesuai SOP
5. Pelayanan teknis menimbulkan pungutan liar dan munculnya korupsi
6. Pemberitaan di internet mengenai sistem teknis kepabeanan
7. Pemberitaan mengenai klasifikasi barang dan tarif dan pelayanan penetapan
klasifikasi barang
8. Pemberitaan mengenai registrasi kepabeanan
9. Dipersulitnya Program Prioritas dan Authorized Economic Operator (AEO)
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA Indeks B.1
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN
Tujuan
Langkah-langkah
1. Analisis untuk menentukan area audit potensial dengan menggunakan faktor pemilihan
pada enam tugas utama Subdirektorat Registrasi Kepabeanan, yaitu :
a. Pelayanan Registrasi Kepabeanan
b. Pengajuan Ulang registrasi kepabeanan
c. Pembukaan blokir akses kepabeanan
d. Pelayanan perubahan data registrasi
e. Pemblokiran Akses Kepabeanan
f. Pencabutan Akses Kepabeanan
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemeringkatan area audit potensial adalah
sebagai berikut:
a. Risiko Manajemen, yaitu risiko bahwa area yang diaudit melakukan tindakan
ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan
b. Signifikansi, yaitu apakah suatu area audit berkaitan dengan besar kecilnya
pengaruh kegiatan terhadap entitas secara keseluruhan
c. Dampak potensial dari audit kinerja, meliputi unsur efektifitas, peningkatan
perencanaan, pengendalian dan pengelolaan, serta peningkatan
akuntabilitas efisiensi, ekonomi dan kepentingan mutu pelayanan
d. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit dalam melaksanakan
audit berdasarkan standar profesional
Tim audit menggunakan matriks pembobotan untuk menyeleksi area audit dengan skor
sebagai berikut :
Tinggi : skor 3
Sedang : skor 2
Rendah : skor 1
2. Analisis untuk menentukan area kunci berdasarkan area dengan memerhatikan beberapa
faktor, yaitu Risiko Manajemen, Signifikansi, Dampak hasil pemeriksaan, Auditabilitas
sebagaimana dijelaskan diatas.
Hasil
Dari keenam area audit potensial yang ada, yaitu Pelayanan Registrasi Kepabeanan,
Pengajuan Ulang registrasi kepabeanan, Pembukaan blokir akses kepabeanan, Pelayanan
perubahan data registrasi, Pemblokiran Akses Kepabeanan, Pencabutan Akses Kepabeanan,
namun area audit yang dipilih adalah Pelayanan Registrasi Kepabeanan
Dua area kunci yang akan dinilai oleh tim audit berdasarkan hasil analisis dalam pelaksanaan
audit di lapangan, yaitu :
Area audit yang dipilih ialah Subdirektorat Registrasi Kepabeanan. Berikut area audit
potensial akan dijabarkan
Resume matriks penentuan area audit potensial
Faktor-Faktor
Pelayanan Pengajuan Pembukaan Pelayanan Pemblokiran Pencabutan
Registrasi Ulang blokir akses perubahan Akses Akses
Kepabeanan registrasi kepabeanan data Kepabeanan Kepabeanan
kepabeanan registrasi
Risiko 3 2 3 3 3 3
Manajemen
Signifikansi 2 2 2 2 2 3
Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial
Auditabilitas 3 1 2 2 2 2
Total skor 11 7 9 9 9 10
Simpulan
Untuk mencapai kesimpulan diatas, tim audit menilai area audit potensial secara lebih
rinci dengan membuat matrik factor-faktor dalam memilih area audit potensial. Hasil
matriks tersebut sebagai berikut (indeks B 1.1.1)
Lembaga Audit Pemerintahan
Indeks
TIM AUDIT KINERJA
B.1.1.1
DIREKTORAT TEKNIS KEPABENAN
Skor
Risiko 3 2 3 3 3 3
manajemen
Signifikansi 2 2 2 2 2 3
Auditibilitas 3 1 2 2 2 2
Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial
Lembaga Audit Pemerintahan
Indeks
TIM AUDIT KINERJA
B.1.1.1
DIREKTORAT TEKNIS KEPABENAN
Skor
Risiko 3 2 3 3 3 3
manajemen
Signifikansi 2 2 2 2 2 3
Auditibilitas 3 1 2 2 2 2
Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial
Penilaian atas dampak potensial dapat dijabarkan ( breakdown ) sebagai berikut :
SKOR
Registrasi
Akses
Data
Pelayanan Registrasi Kepabeanan.
Pembukaan
Kepabanan
Pengajuan
Pelayanan
Registrasi
A. Efektivitas 3 3 3 3 3 3
1. Perbaikan analisis
kebutuhan untuk suatu
program.
2. Tujuan dan kebijakan
program yang lebih jelas.
4. Peningkatan pencapaian
tujuan melalui perubahan
sifat output atau perbaikan
sasaran.
B. Peningkatan Perencnaan, 2 2
3 3 2 1
Pengendalian, dan
Pengelolaan
1. Peningkatan perencanaan
badan yang diperiksa.
2. Prioritas dan sasaran yang
lebih jelas.
3. Insetif yang lebih baik untuk - - - - - -
mencapai sasaran.
4. Perbaikan pengendalian
dan pengelolaan sumber
daya manusia, asset,
proyek, dan sumber daya
lain.
5. Pengendalian yang lebih -
ketat atas kecurangan.
6. Perbakan sistem akuntansi - - - - - -
keuangan.
7. Perbaikan informasi - - - -
manajemen keuangan.
8. Perbaikan keamanan sistem - - - - - -
computer.
3 3 2 2 2 2
C. Peningkatan Akuntanbilitas
1. Peningkatan kejelasan
output-output dan
prosedur prosedur.
2. Perbaikan - -
pertanggungjawaban atas
- -
pengelolaan keuangan
negara kepada lembaga
lembaga perwakilan.
3. Pengembangan bentuk - -
- - - -
laporan laporan
keuangan.
4. Perbaikan perbandingan
kinerja antara badan sejenis
yang diperiksa.
5. Perbaikan indicator kinerja. - - - - - -
SKOR
Data
Registrasi
Akses
Pelayanan Registrasi Kepabeanan.
Pembukaan
Kepabanan
Pengajuan
Pelayanan
Registrasi
D. Efisiensi 3 3 3 2 2 2
1. Peningkatan output yyang - -
-
dihasilkan dari tingkat
inpur yang sama.
2. Perbaikan atas pekerjan
ganda dan perbaikan
koordinasi.
E. Ekonomi 1 3 3 1 1 1
1. Pengurangan biayan - -
melalui perbaikan sistem
- -
pengontrakan dan
pembelian besar
besaran.
2. Pengurangan biaya - -
melalui perbaikan
- -
pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber
daya lain.
3. Penyederhanaan fasilitas. - - - - - -
4. Pemulihan biaya-biaya
melalui pengenalan
ongkos ongkos yang
sebelumnya tidak
dikenakan atau revisi
ongkos - ongkos.
F. Peningkatan Mutu 1 1 3 2 2 2
Pelayanan
1. Daftar tunggu yang lebih - -
pendek untuk program.
2. Pengurangan waktu - -
respons untuk program.
3. Pembagian wwaktu yang - -
- - - -
lebih adil akan manfaat
manfaat program.
4. Peningkatan akses ke - -
informasi.
5. Perluasan cakupan - -
- - -
pelayan dan perluasan
pilihan.
6. Ppeningkatan kesetaraan - - - - - -
akses program program.
Kesimpulan Akhir Dampak
3 2 2 2 2 2
Potensial
Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN
Indeks B.1.2
Kertas Kerja Audit
AREA KUNCI
Tinggi : skor 3
Sedang : skor 2
Rendah : skor 1
3 Pengecekan NPWP 3 2 2 2 9
4 Penelitian kelengkapan 3 3 3 3 12
permohonan
5 Penelitian atas Isian Registrasi 3 2 2 3 10
Kepabeanan
6 Penelitian administrasi 3 2 2 3 10
7 Penelitian Lapangan 3 3 3 3 12
8 Penerbitan surat penolakan 3 2 2 2 9
permohonan registrasi kepabeanan
Tujuan Audit
Menetapkan tujuan audit tetap (firm audit objective) dan lingkup audit
Langkah-langkah
1. Tentukan tujuan audit tetap berdasarkan area kunci yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Hasil
2) Lingkup Audit
a) Tahun Anggaran yang diaudit adalah 2015 dan 2016
b) Lingkup kegiatan yang diaudit meliputi proses pelayanan dan akuntabilitas
c) Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci
yang sudah dilakukan mencakup area kunci, yaitu penelitian
kelengkapan permohonan dan penelitian lapangan
d) Lokasi audit di Direktorat Teknis Kepabeanan
Lembaga Audit Pemerintah Indeks
TIM AUDIT KINERJA B.3
DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN
Tujuan
Menetapkan kriteria audit
Langkah-langkah
Nilai Ketetapan Karakteristik Kriteria Audit
Sumber Kriteria Audit
Mengembangkan Kriteria Audit
Mengkomunikasikan Kriteria Audit Kepada Auditee
Hasil
1. Menilai Ketepatan Karakteristik Kriteria Audit
Standar kriteria yang sewajarnya
Bukan standar minimum terendah maupun tertinggi yang dapat dicapai
Mencerminkan praktik yang baik
Tujuan Audit 2
Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan?
a. Memiliki standar pelayanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
1. Adanya suatu prosedur standar pelayanan
2. Adanya standar pelayanan harus disosialisasikan dan diketahui oleh setiap pegawai
dalam lingkungan kerja
3. Adanya standar pelayanan yang mudah dipahami dan dimengerti
4. Adanya penerapan standar pelayanan dalam rangka pelayanan kepada pengguna
jasa secara luas
Tujuan Audit 3
Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan baik ?
a. Evaluasi kinerja dari Subdirektorat Registrasi Kepabeanan sesuai area kunci secara
memadai
1. Adanya informasi mengenai evaluasi kinerja pelayanan
2. Monitoring dan perbaikan atas kriteria pelayanan
3. Adanya pemeriksaan kinerja pelayanan oleh badan internal maupun eksternal
b. Pertanggung jawaban kinerja Subdirektorat Registrasi Kepabeanan sesuai area kunci
1. Adanya Mekanisme pertanggungjawaban yang memadai
2. Pertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Model Pengelolaan yang Baik
Tujuan Pemeriksaan
Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan
pelayanan registrasi kepabeanan terutama validasi kelengkapan isian
formulir, penelitian lapangan dan penerbitan surat pemberitahuan
akses kepabeanan yang dikelola oleh Subdirektorat Registrasi
Kepabeanan
Tujuan Audit
Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi
kepabeanan terutama penelitian kelengkapan permohonan dan penelitian lapangan yang
dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan
KRITERIA 1 :
Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung pelayanan
kepada pengguna jasa?
Subkriteria Jenis Bukti Sumber bukti
1.1. Apakah ada mekanisme - SK tentang Pembagian - Subbagian Tata Usaha
Front Office dan Back Office Tugas - Website DJBC
yang jelas dalam memberi - PMK no 234/PMK.01/2015
pelayanan? - Perdirjen No. 04/bc/2017
1.2. Apakah ada pejabat yang - SK tentang Pembagian - Subbagian Tata Usaha
bertanggung jawab atas Tugas
pelaksanaan suatu layanan ? - PMK no 234/PMK.01/2015 - Website DJBC
- Perdirjen No. 04/bc/2017
1.5 Apakah dalam setiap - Rencana kerja dan - Subbagian Tata Usaha
kegiatan pelayanan telah anggaran K/L
didukung dengan sumber - Laporan penyerapan - Seksi Registrasi Kepabeanan
daya keuangan dan sarana anggaran I IV
yang memadai ? - Laporan keuangan dan
kegiatan anggaran
- DIPA
Kriteria 2
Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan?
2.1. Apakah ada standar - Laporan Peninjauan - Subbagian Tata Usaha
pelayanan yang jelas di
Subdirektorat Registrasi Lapangan - Seksi Registrasi Kepabeanan
Kepabeanan ? I IV
- Survey Pengguna Jasa - Pengguna jasa
- Dokumen SOP - Website DJBC
- Perdirjen No. 04/bc/2017
Kriteria 3
Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggung jawabkan dengan baik?
3.1. Apakah informasi - Laporan kegiatan - Subbagian Tata Usaha
evaluasi kinerja pelayanan
telah disediakan ? - Seksi Registrasi Kepabeanan
I - IV
Faktor - Skor
faktor Pelayanan Pengajuan Pembukaan Pelayanan Pemblokiran Pencabutan
Registrasi Ulang blokir perubahan Akses Akses
Kepabean registrasi akses data Kepabeanan Kepabeanan
an kepabeana kepabeanan registrasi
n
Risiko 3 2 2 3 3 3
Manajemen
Signifikansi 3 2 2 2 3 3
Dampak 3 2 2 2 2 2
Potensial
Auditabilitas 2 1 3 2 1 2
Total skor 11 7 9 9 9 10
9. Penerbitan surat 3 2 3 3 11
pemberitahuan akses
kepabeanan
4. Kriteria Audit
1. Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang
mendukung pelayanan kepada pengguna jasa?
2. Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan?
3. Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan
baik ?
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey pendahuluan, Tim Audit berkesimpulan bahwa masih
terdapat pelaksanaan kegiatan yang menghambat efektivitas dan efisiensi
pelayanan seperti registrasi kepabeanan yang memerlukan waktu yang lama dan
proses yang rumit misalnya karena penelitian kelengkapan permohonan secara
berlapis oleh system dan pejabat bea cukai,penelitian lapangan yang memakan
dana yang besar serta mekanisme front dan back office yang kurang ditanggapi
secara sigap dan lain sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut, audit kinerja
secara terinci diperlukan untuk mengetahui tingkat penyimpangan yang terjadi
untuk kemudian memberikan rekomendasi bagi perbaikan kinerja dimasa
mendatang.
Matriks Prosedur Audit Kinerja
TUJUAN AUDIT
Menilai aspek efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi kepabeanan
terutama penelitian kelengkapan isian formulir, penelitian lapangan dan penerbitan surat
pemberitahuan akses kepabeanan yang dikelola oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan
W K O D T
a u b o e
w i s k k
a s e u n
n i r m i
c o v e k
a n a n l
r e s t a
a r i a i
s n
i n
y
a
Kriteria 1 :
Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung
pelayanan kepada pengguna jasa?
1.1 Apakah ada 1. Apakah terdapat pelayanan yang jelas begitu pengguna jasa v v V V
mekanisme datang?
Front Office dan 2. Apakah pelayanan tersebut dilanjutkan dengan pelayanan
back office?
Back Office yang
3. Apakah penyelesaian pelayanan melibatkan back office & v v
jelas dalam front office?
memberi 1. 4. Apakah ada pembagian tugas yang jelas antara front office
pelayanan? & back office?
v v
v v
1.2. Apakah ada 1. Apakah setiap jenis pelayanan melekat dalam struktur V
pejabat yang organisasi?
bertanggung 2. Apakah pejabat struktural tersebut bertanggungjawab
secara langsung atas kegiatan pelayanan yang berada di
jawab atas
bawahnya?
pelaksanaan 2. 3. Apakah ada pendelegasian atas tanggungjawab V v
suatu layanan ? pelaksanaan pelayanann?
v v
1.3. Apakah 1. Apakah ada kriteria tertentu bagi pegawai front office & V v v
pegawai back office?
memiliki 2. Apakah pegawai yang melakukan pekerjaan teknis tertentu
dilatih secara memadai & berkelanjutan?
keahlian dan
3. Apakah ada perputaran/pergantian pegawai secara V V
keterampilan periodik?
dalam 4. Apa dasar perputaran/pergantian pegawai tsb?
memberikan
V v
layanan yang
optimal ?
v v
1.4 Apakah ada 1. Apakah setiap unit kegiatan telah dianalisis kebutuhan V V
dukungan dana biayanya?
untuk setiap
kegiatan 2. Apakah pengusulan biaya didasarkan oleh kebutuhan akan
kegiatan pelayanan biaya, manfaat yang diterima, serta v V
pelayanan ?
penerimaan yang akan dipperoleh?
v v
Kriteria 2 :
Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan?
2.1 Apakah ada 1. Apakah ada standar yang diberikan terkait dengan prosedur V V V V
standar pelayanan dalam memberikan izin kepabenan?
pelayanan yang
jelas di 2. Apakah standar pelayanan mengatur mengenai prosedur,
Subdirektorat berkas, waktu dan biaya yang diperlukan dalam proses V V
v v
v v v
Kriteria 3 :
Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggung jawabkan dengan baik?
3.2 Apakah 1. Apakah hasil evauasi pelayanan dibuat dalam suatu analisis V V
kinerja tren?
pelayanan
dimonitor dan 2. Bagaimana tren dari setiap hasil evaluasi?
V v
diperbaiki? 3. Apakah diketahui penyebab keberhasilan dan kegagalan atas
hasil evaluasi dan analisis tren evaluasi kinerja pelayanan? V
Tujuan Audit
Untuk mengetahui apakah realisasi waktu pelayanan terutama penelitian kelengkapan
permohonan dan penelitian lapangan sudah sesuai dengan standar
Prosedur Audit
5. Pelajari, observasi, dan wawancarai apakah ada monitoring waktu penyelesaian setiap
pelayanan?
6. Observasi dan wawancarai apakah terdapat data mengenai jangka waktu penyelesaian?
7. Pelajari dokumen dan wawancarai berapa lama pelayanan diselesaikan?
8. Pelajari, observasi, dan wawancarai dari manakah data tersebut diperoleh dan apakah
data tersebut akurat?
Hasil Audit
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa tidak ada tim pengawas
sehingga belum terdapat monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan
2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa terdapat data mengenai
jangka waktu penyelesaian
3. Berdasarkan dokumen dan hasil wawancara, lama penelitian kelengkapan permohonan
adalah 4 hari dan lama pelayanan penyelesaian penelitian lapangan adalah 2 minggu
4. Berdasarkan hasil observasi ,wawancara dan kuisioner dari 30 pengguna jasa, data lama
penelitian kelengkapan permohonan didapat dari SOP dan wawancara terhadap
pengguna jasa dan lama pelayanan penyelesaian penelitian lapangan diperoleh dari
pengukuran waktu sejak pelaksanaan penelitian lapangan sampai dengan pemberian
keputusan hasil penelitian lapangan oleh Direktur.
Simpulan Audit
Berdasarkan hasil audit yang didapat, jelaslah bahwa realisasi waktu penyelesaian penelitian
lapangan dan penelitian kelengkapan permohonan tidak sesuai dengan standar . Berikut
penjabaran simpulan atas hasil audit diatas
1. Berdasarkan Perdirjen Nomor Per-04/BC/2017 tentang petunjuk pelaksanaan registrasi
kepabeanan, lama penelitian lapangan adalah paling lambat 7 hari sejak tanggal
pelaksanaan penelitian lapangan sampai dengan pemberian keputusan hasil penelitian
lapangan oleh Direktur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa realisasi waktu
penelitian lapangan tidak sesuai dengan standar
2. Berdasarkan Perdirjen Nomor Per-04/BC/2017 tentang petunjuk pelaksanaan registrasi
kepabeanan , lama penelitian kelengkapan permohonan adalah paling lama 1 hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima dan diterbitkan Bukti Penerimaan Permohonan
Registrasi Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan permohonan lengkap atau
Bukti Pengembalian Penerimaan Permohonan Registrasi Kepabeanan dalam hal hasil
penelitian kelengkapan permohonan tidak lengkap dan permohonan tidak dapat
diproses. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa realisasi waktu penelitian
kelengkapan permohonan tidak sesuai dengan standar.Dengan kata lain, pelayanan
belum dilakukan secara baik dan efektif
3. Permasalahan ini diusulkan menjadi temuan audit
Temuan Audit
Kondisi
Registrasi kepabeanan merupakan titik awal bagi pengguna jasa untuk mendapat akses
kepabeanan guna mendapatkan pelayanan kepabeanan ke depannya. Penelitian
kelengkapan permohonan registrasi kepabeanan pada saat ini diselesaikan dalam waktu 4
hari. Hal ini mengindikasikan realisasi waktu yang lama untuk registrasi kepabeanan itu
sendiri.
Penelitian lapangan dilakukan dalam rangka monitoring dan evaluasi dan pemeriksaan
eksistensi pengguna jasa pada saat ini juga memakan waktu selama 14 hari. Dengan waktu
yang lama tersebut, registrasi kepabeanan yang diharapkan semakin cepat dari waktu ke
waktu seakan terhalang.
Kriteria
Registrasi kepabeanan pada umumnya setelah dilakukan permohonan, maka direktur atau
pejabat bea dan cukai melakukan penelitian kelengkapan permohonan registrasi
kepabeanan paling lama 1(satu) hari sejak permohonan diterima dan diterbitkan Bukti
Penerimaan Permohonan Registrasi Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan
permohonan lengkap atau Bukti Pengembalian Penerimaan Permohonan Registrasi
Kepabeanan dalam hal hasil penelitian kelengkapan permohonan tidak lengkap dan
permohonan tidak dapat diproses. Disamping itu, penelitian lapangan dilakukan dalam
rangka monitoring dan evaluasi dan pemeriksaan eksistensi pengguna jasa. Penyelesaian
penelitian lapangan pada umumnya 7 hari sejak tanggal pelaksanaan penelitian lapangan
sampai dengan pemberian keputusan hasil penelitian lapangan oleh Direktur.
Sebab
Sebab dari penelitian kelengkapan permohonan memakan waktu lama adalah masih
banyak berkas yang diajukan tidak lengkap dan/atau sudah tidak berlaku lagi diperparah
dengan tidak adanya monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan. Untuk lama waktu
penelitian lapangan ialah dalam mekanisme kerja terdapat dual fungsi diantara pegawai
yang seharusnya mengurus penelitian lapangan juga mengurus penelitian kelengkapan
permohonan sehingga terjadi missmatch antara data yang harus diurus dengan tenaga yang
diperlukan, sehingga mengulur waktu penelitian lapangan. Diperparah dengan tidak adanya
monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan
Akibat
Akibat dari realisasi waktu penyelesaian penelitian lapangan dan penelitian kelengkapan
permohonan tidak sesuai dengan standar tentu saja berpengaruh besar terhadap kepuasan
pengguna jasa dimana akan terus menurun jika kinerja registrasi kepabeanan semakin lama.
Dengan demikian, pelayanan kepabeanan yang akan diberikan berupa akses kepabeanan
guna kepentingan perdagangan yang dilakukan pengguna jasa terhambat . Lebih luas lagi,
penerimaan negara akan mengalami penurunan.
Rekomendasi
1. Direktorat teknis kepabeanan agar mengatur secara jelas teknis pelaksanaan kegiatan
pelayanan dan pembagian SDM memadai guna mempersingkat waktu penelitian dalam
pelayanan
2. Penggunaan sistem yang terintegrasi dengan kementerian teknis terkait yang
menerbitkan dokumen guna mempercepat layanan yang berbasis online
3. Monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan agar realisasi waktu pelayanan tetap
sesuai dengan standar
Komentar instansi
Direktur teknis kepabeanan setuju dengan permasalahan yang diungkapkan dan akan
mengambil langkah langkah perbaikan.
Lembaga Audit Pemerintah Indeks
Tim Audit Kinerja B.4
Direktorat Teknis Kepabeanan
Apakah dalam setiap kegiatan pelayanan telah didukung dengan sumber daya keuangan dan
sarana dan/atau pra sarana yang memadai secara efisien dan efektif ?
Tujuan Audit
Untuk mengetahui apakah dalam setiap kegiatan pelayanan telah didukung dengan sumber
daya keuangan dan sarana yang memadai
Prosedur Audit
1. Pelajari, observasi dan wawancarai apakah setiap kegiatan telah dianalisis kebutuhan
dan biayanya ?
2. Pelajari, observasi dan wawancarai apakah pengusulan biaya didasarkan atas kebutuhan
kegiatan pelayanan ?
3. Review dokumen, pelajari dan wawancarai dukungan sarana sudah mencukupi untuk
setiap kegiatan pelayanan ?
4. Review dokumen dan pelajari dan observasi apakah terdapat penyimpangan material ?
Hasil Audit
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa pengadaan dalam RKA
terkait kebutuhan dan biaya pelayanan berdasarkan kebutuhan lapangan tidak dianalisis
sebelumnya
2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dinyatakan bahwa pengusulan biaya
didasarkan atas kebutuhan kegiatan pelayanan sebagaimana tercantum dalam RKA
3. Berdasarkan hasil review dokumen dan wawancara, sarana untuk kegiatan pelayanan
sudah mencukupi bahkan melebihi yang diperlukan
4. Berdasarkan hasil review dokumen dan observasi, dinyatakan bahwa tidak terdapat
penyimpangan material
Simpulan
Berdasarkan hasil audit yang didapat, jelaslah bahwa setiap kegiatan pelayanan didukung
dengan sumber daya keuangan dan sarana yang memadai namun belum efektif dan efisien.
Berikut penjabaran simpulan atas hasil audit diatas
1. Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran (RKA), kebutuhan dan biaya pelayanan memang
sudah dipenuhi namun analisis terhadap kebutuhan dan biaya pelayanan belum
dilakukan ditandai dengan besarnya biaya pelayanan terhadap penelitian lapangan yang
dilakukan dalam rangka meneliti eksistensi pengguna jasa
2. Pada pelaksanaan pelayanan terutama pelayanan penelitian kelengkapan permohonan
dan penelitian lapangan, sarana dan prasarana yang digunakan melebihi yang diperlukan
untuk rata-rata kegiatan pelayanan yang dilakukan dalam periode 1 tahun sehingga
pelayanan yang dilakukan tidak efisien terhadap anggaran yang digunakan
3. Pada pemeriksaan eksistensi barang yang digunakan sebagai keperluan pelayanan,
semua barang yang ditemukan keberadaannya dan jelas statusnya mengingat
pengadaan barang dilakukan sesuai RKA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat penyimpangan material atas pelayanan yang dilakukan
4. Temuan selanjutnya adalah tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya pelayanan
menyebabkan besarnya biaya pelayanan. Dengan kata lain, pelayanan dilakukan secara
tidak ekonomis dan efisien
5. Mengingat realisasi waktu penelitian lapangan yang tidak sesuai dengan standard dan
besarnya biaya pelayanan , maka dari itu patut disimpulkan bahwa penelitian lapangan
belum dilakukan secara baik dan efektif yang mengakibatkan kepuasan pengguna jasa
yang menurun berdasarkan IKU pada laporan kinerja
6. Permasalahan ini diusulkan menjadi temuan audit
Temuan Audit (2)
Besarnya Biaya Pelayanan Karena Tidak Dilakukannya Analisis Kebutuhan Dan Biaya
Kondisi
Temuan selanjutnya adalah tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya pelayanan
menyebabkan besarnya biaya pelayanan. Dengan kata lain, pelayanan dilakukan secara tidak
ekonomis dan efisien. Selama ini kebutuhan dan biaya pelayanan dipenuhi dengan
pengajuan dan pencantuman dalam RKA DJBC. Anggaran yang dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan dan biaya pelayanan terkhusus registrasi kepabenan terus meningkat seiring
bertambah banyaknya pengguna jasa yang berperan aktif dalam perdagangan internasional.
Kriteria
Biaya pelayanan dan kebutuhan mengacu pada RKA yang didasarkan pengajuannya
didasarkan dengan DIPA yang telah dianalisis sebelumnya. Dengan hal tersebut pelayanan
yang diberikan sesuai dan terarah ke depannya untuk kepentingan rakyat.
Sebab
Besarnya biaya pelayanan disebabkan oleh tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya
pelayanan serta sekedar mengajukan dan mencantumkan kebutuhan pada RKA tanpa
menimbang daya gunanya.
Akibat
Besarnya biaya pelayanan tentu menjadi pemborosan terhadap anggaran. Pemborosan
terhadap anggaran tentu bertentangan dengan Nawa Cita dengan malah mempergunakan
uang rakyat secara tidak efisien. Lebih luas lagi penerimaan yang didapat akan semakin kecil
dengan seiring meningkatnya biaya pelayanan dan dapat menyebabkan defisit anggaran
Rekomendasi
1. Lakukan analisis kebutuhan dan biaya sebelum penyusunan RKA sehingga anggaran
yang digunakan nantinya efisien dengan pencapaian kinerja lebih efektif
2. Lakukan pertimbangan daya guna suatu biaya dan kebutuhan yang dikeluarkan
untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi biaya
Komentar Instansi
Direktur Direktorat Teknis Kepabeanan setuju dengan permasalahan yang diungkapkan dan
akan mengambil langkah-langkah perbaikan.
Temuan Audit (3)
Pengadaan Sarana Dan Prasarana Yang Lebih Dari Cukup Sehingga Pelayanan Tidak Efisien
Terhadap Anggaran
Kondisi
Rantai temuan selanjutnya atas akibat dari penggunaan anggaran yang besar yaitu
pengadaan sarana dan prasarana yang lebih dari cukup dengan menggunakan anggaran
dimaksud sehingga pelayanan tidak efisien terhadap anggaran. Mengingat realisasi waktu
penelitian lapangan yang tidak sesuai dengan standard dan besarnya biaya pelayanan , maka
dari itu patut disimpulkan bahwa penelitian lapangan belum dilakukan secara baik yang
mengakibatkan kepuasan pengguna jasa yang menurun berdasarkan IKU pada laporan
kinerja
Kriteria
Pengadaan sarana dan/atau pra sarana untuk menunjang pelayanan mengacu pada RKA
yang didasarkan pengajuannya didasarkan dengan DIPA yang telah dianalisis sebelumnya.
Dengan hal tersebut pelayanan yang diberikan sesuai dan terarah ke depannya untuk
kepentingan rakyat. Hal- hal penting lain terkait dengan pelayanan registrasi kepabeanan
yang memenuhi asas 3 E yaitu :
Adanya dukungan dana untuk setiap kegiatan pelayanan, karena idealnya dalam setiap
proses pelayanan dibutuhkan dana yang berimbang demi mencapai kegiatan pelayanan
yang prim dan optimal
Adanya mekanisme Front Office dan Back Office yang jelas dalam memberi pelayanan
Adanya pegawai yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam memberikan pelayanan
yang optimal
Sebab
Penggunaan anggaran yang besar yaitu pengadaan sarana dan prasarana yang lebih dari
cukup dengan menggunakan anggaran disebabkan oleh tidak dilakukannya analisis
kebutuhan dan biaya pelayanan serta sekedar mengajukan dan mencantumkan kebutuhan
pada RKA tanpa menimbang daya gunanya
Akibat
Besarnya biaya pengadaan sarana dan/atau pra sarana tentu menjadi pemborosan terhadap
anggaran. Pemborosan terhadap anggaran tentu bertentangan dengan Nawa Cita dengan
malah mempergunakan uang rakyat secara tidak efisien. Lebih luas lagi penerimaan yang
didapat akan semakin kecil dengan seiring meningkatnya biaya pelayanan dan dapat
menyebabkan defisit anggaran
Rekomendasi
1. Lakukan analisis kebutuhan dan biaya terhadap anggaran yang digunakan nantinya
terhadap pengadaan sarana dan pra sarana untuk kepentingan pelayanan registrasi
kepabeanan yang lebih efisien
2. Lakukan pertimbangan daya guna suatu sarana dan/atau pra sarana yang digunakan
untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi biaya
Komentar Instansi
Direktur Direktorat Teknis Kepabeanan setuju dengan permasalahan yang diungkapkan dan
akan mengambil langkah-langkah perbaikan.
Laporan Hasil Audit atas Pengelolaan Pelayanan Registrasi Kepabeanan Direktorat Teknis
Kepabeanan Tahun Anggaran 2015 dan 2016
Ringkasan
Pemeriksaan kinerja Direktorat Teknis Kepabeanan bertujuan untuk menilai aspek
efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi kepabeanan dikelola
oleh Subdirektorat Registrasi Kepabeanan. Sasaran pemeriksaan adalah menciptakan
mekanisme pelayanan yang mendukung pemberian pelayanan kepada pengguna jasa secara
efektif dan efisien , menciptakan proses pelayanan yang sesuai dengan standard dan
prosedur yang ditetapkan, menangani dan menindaklanjuti pengaduan , serta mengevaluasi
kinerja pelayanan Registrasi Kepabeanan Direktorat Teknis Kepabeanan untuk periode 2015
dan 2016.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pengelolaan pelayanan registrasi
kepabeanan belum ekonomis, efisien dan efektif.Hal ini terbukti dengan adanya kondisi
berikut (i) realisasi waktu pelayanan tidak sesuai dengan standar diperparah dengan tidak
adanya monitoring waktu penyelesaian pelayanan (ii) tidak dilakukannya analisis kebutuhan
dan biaya pelayanan menyebabkan besarnya biaya pelayanan (iii) pengadaan sarana dan
prasarana yang lebih dari cukup dengan menggunakan anggaran yang besar sehingga
pelayanan tidak efisien terhadap anggaran (iv) mengingat lama realisasi waktu pelayanan
dan anggaran yang digunakan , dapat disimpulkan bahwa pelayanan belum dilakukan secara
baik dan efektif yang mengakibatkan kepuasan pengguna jasa yang menurun berdasarkan
IKU pada laporan kinerja.
Lingkup Audit
1. Tahun Anggaran yang diaudit adalah 2015 dan 2016
Kriteria Audit
Audit kinerja atas efektivitas, ekonomis dan efisiensi pengelolaan pelayanan registrasi
kepabeanan dengan kriteria kriteria utama sebagai berikut
1. Apakah terdapat struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang mendukung
pelayanan kepada pengguna jasa?
2. Apakah proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan?
3. Apakah penilaian kinerja telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan baik ?
Metodologi
Pemeriksaan atas pengelolaan pelayanan registrasi kepabeanan yang dikelola oleh
subdirektorat registrasi kepabeanan dilakukan dengan langkah-langkah berikut
1. Metodologi audit terdiri atas pemeriksaan dan review dokumen, analisis hasil, analisis
prosedur, pengamatan, wawancara dengan pejabat dan petugas bea cukai serta
pengguna jasa serta menyebarkan kuisioner
2. Pemeriksaan terbatas juga dilakukan di Direktorat Teknis Kepabeanan pada
subdirektorat registrasi kepabeanan
Rekomendasi :
1) Direktorat teknis kepabeanan agar mengatur secara jelas teknis pelaksanaan
kegiatan pelayanan dan pembagian SDM memadai guna mempersingkat waktu
penelitian dalam pelayanan
2) Penggunaan sistem yang terintegrasi dengan kementerian teknis terkait yang
menerbitkan dokumen guna mempercepat layanan yang berbasis online
3) Monitoring waktu penyelesaian setiap pelayanan agar realisasi waktu pelayanan
tetap sesuai dengan standar
2. Temuan selanjutnya adalah tidak dilakukannya analisis kebutuhan dan biaya pelayanan
menyebabkan besarnya biaya pelayanan. Dengan kata lain, pelayanan dilakukan secara
tidak ekonomis dan efisien. Selama ini kebutuhan dan biaya pelayanan dipenuhi dengan
pengajuan dan pencantuman dalam RKA DJBC. Anggaran yang dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan dan biaya pelayanan terkhusus registrasi kepabenan terus
meningkat seiring bertambah banyaknya pengguna jasa yang berperan aktif dalam
perdagangan internasional. Tanpa analisis kebutuhan biaya, penggunaan anggaran tidak
efisien dan terkesan boros. Akibatnya adalah terdapat banyak pengeluaran yang tidak
diperlukan dan penggunaan barang yang tidak tepat guna.
Rekomendasi :
1) Lakukan analisis kebutuhan dan biaya sebelum penyusunan RKA sehingga
anggaran yang digunakan nantinya efisien dengan pencapaian kinerja lebih
efektif
2) Lakukan pertimbangan daya guna suatu biaya dan kebutuhan yang dikeluarkan
untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi biaya
3. Rantai temuan selanjutnya atas akibat dari penggunaan anggaran yang besar yaitu
pengadaan sarana dan prasarana yang lebih dari cukup dengan menggunakan anggaran
dimaksud sehingga pelayanan tidak efisien terhadap anggaran. Mengingat realisasi
waktu penelitian lapangan yang tidak sesuai dengan standard dan besarnya biaya
pelayanan , maka dari itu patut disimpulkan bahwa penelitian lapangan belum dilakukan
secara baik yang mengakibatkan kepuasan pengguna jasa yang menurun berdasarkan
IKU pada laporan kinerja.
Rekomendasi :
1) Lakukan analisis kebutuhan dan biaya terhadap anggaran yang digunakan
nantinya terhadap pengadaan sarana dan pra sarana untuk kepentingan
pelayanan registrasi kepabeanan yang lebih efisien
2) Lakukan pertimbangan daya guna suatu sarana dan/atau pra sarana yang
digunakan untuk pelayanan dan bandingkan dengan penerimaan guna efisiensi
biaya