Anda di halaman 1dari 27

SAMPOERNA UNIVERSITY-CAMBRIDGE FASILITASI GURU

PELAJARI KURIKULUM INTERNASIONAL

SURABAYA - Cambridge Assessment International Education (CAIE) dan Sampoerna University (SU)
mengumumkan kerja samanya dalam mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya untuk
proses belajar mengajar.

Kerja sama ini direalisasikan melalui program pengajaran kurikulum internasional berbahasa Inggris
untuk guru-guru di Indonesia. Melalui program ini, SU dan CAIE berharap dapat memperkaya
kemampuan dan pengalaman guru di Indonesia, sehingga dapat memenuhi peningkatan permintaan
pendidikan yang berkualitas di seluruh belahan dunia.

Komitmen CAIE dan SU ini merupakan usaha dalam membekali guru Indonesia agar mampu membantu
siswanya menguasai berbagai keterampilan penting Abad 21 serta menyiapkan mereka untuk menghadapi
tantangan global. Guru juga akan dilatih agar mampu membekali siswa dengan keterampilan
kewirausahaan dan kecakapan bahasa.

Dalam pelatihan guru selama dua hari di Sampoerna University, Pancoran, Jakarta, CAIE dan SU
menyampaikan empat subjek Cambridge IGCSE, standar pendidikan dari Cambridge untuk anak usia 14-
16 tahun dan telah diakui di seluruh dunia.

Pelatihan ini akan disampaikan oleh mentor Cambridge berakreditasi. Pelatihan ini juga menandai
kolaborasi kedua Sampoerna dengan CAIE dalam menyelenggarakan program pengembangan profesional
untuk guru Indonesia.

Pimpinan Putera Sampoerna Foundation-School Development Outreach (PSF-SDO) Gusman Yahya


mengatakan, sebagai bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas pendidik, PSF-SDO secara
aktif bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan internasional bereputasi tinggi.

"Kami berkomitment terus menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu bersaing secara global,
menyiapkan mereka agar work ready dan world ready melalui penyediaan program pendidikan yang

10
komprehensif," kata Gusman melalui keterangan persnya.

Kerja sama dengan Cambridge Internasional akan memberi akses yang lebih bagi sekolah dan pendidik
untuk mengembangkan kemampuan mengajar yang berkualitas tinggi.

Dalam pelatihan ini, para guru akan mendapatkan pelatihan kurikulum Ekonomi, Studi Bisnis, Bahasa
Inggris, Bahasa Cina, dan Bahasa Indonesia, sehingga mampu memahami lebih baik hasil belajar yang
diharapkan secara lebih komprehensif.

Mereka juga akan mempelajari pentingnya pendekatan-pendekatan partisipasi aktif dan praktik langsung,
dengan melihat bagaimana para trainer berakreditasi Cambridge tadi mendemonstrasikan berbagai
metode pengajaran. Dari sini, para guru peserta diharapkan dapat mereplikasi pendekatan yang sama
ketika mengajar di kelas.

Ben Schmidt, Direktur CAIE untuk Asia Tenggara dan Pasifik mengatakan, minat pelajar Indonesia
terhadap kurikulum Cambridge tumbuh signifikan setiap tahunnya. Oleh karena itu, pihaknya merasa
penting untuk mengembangkan kapasitas pelatihan guru di Indonesia.

Pihaknya, juga terus mengembangkan berbagai kursus pengembangan profesionalisme untuk guru-guru
Cambridge dan guru-guru seluruh Indonesia. "Kami sangat bersemangat untuk bekerja sama dengan
Putera Sampoerna Foundation yang akan mendukung perluasan jangkauan program pengembangan guru
profesional kami di Indonesia secara jangka panjang,” katanya.

Ke depan, CAIE dan SU akan terus menyelenggarakan berbagai program pelatihan lainnya yang
menyasar guru sekolah Cambridge. Kerja sama ini akan menciptakan peluang yang lebih besar bagi guru
untuk menguasai kurikulum Cambridge secara lebih mendalam dan membangun kepercayaan diri yang
lebih tinggi dalam mengajar sehari-hari

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

11
PENDIDIKAN CODING KRUSIAL DI ERA DIGITAL

JAKARTA - Kemampuan coding diyakini menjadi salah satu skill yang perlu dikuasai generasi digital,
bahkan menjadi literasi keempat setelah calistung. Pembelajaran ini dinilai membantu anak memecahkan
masalah dan mendukung karier ketika dewasa kelak.

Dunia digital menuntut para generasi milineal untuk menambah satu lagi kecakapan. Setelah membaca,
menulis, berhitung, coding dipandang sebagai literasi keempat yang perlu dikuasai. Setidaknya inilah
yang diyakini para pendidik dan praktisi teknologi.

Kemampuan coding dipandang akan membantu dalam memecahkan berbagai masalah, mendukung
pekerjaan, hingga karier mereka nantinya. Coding juga jawaban dalam menyelesaikan masalah dengan
menggabungkan semua pengetahuan yang dimiliki.

“Untuk membuat game yang bagus misalnya, harus mengabungkan pengetahuan matematika, sains,
bahasa, seni supaya game mereka benar-benar menarik,” ujar Budi Chang Direktur EKTIZO Coding.

Pembelajaran coding sendiri adalah kegiatan memprogram komputer melalui penyusunan instruksi-
instruksi dengan bahasa pemrograman. Untuk siswa pemula khususnya anak-anak, tersedia bahasa
pemrograman yang menyediakan kumpulan instruksi dalam bentuk blok sehingga tidak perlu dihafal.
Blok-blok tersebut dibuat seperti puzzle yang dapat dipasangkan dengan blok lain.

“Blok-blok tadi dapat digunakan untuk memrogram karakter tertentu atau mengatur backdrop, customes,
suara, dan lainnya. Dengan mengerti logika dan menguasai penyusunan blok, anak-anak dapat membuat
games, animasi, cerita digital, musik, dan sebagainya,” ungkap Budi.

Menurutnya, seperti skill lainnya, coding bisa diajarkan sejak dini. Umumnya coding diperkenalkan
melalui permainan untuk anak-anak usia dini. Bagi anak-anak SD yang sudah bisa membaca, bisa
diperkenalkan aplikasi yang didesain untuk mengasah logika. Saat ini tersedia banyak aplikasi dan
referensi bagi guru dan orangtua untuk mengajarkan logika dan dasar coding kepada anak-anak.

12
Budi mengaku, dua tahun lalu, tidak banyak yang mengetahui tentang coding. Sebagian besar lainnya
yang tahu apa itu coding, belum sepenuhnya mengerti manfaat coding untuk anak-anak. Seiring waktu,
orangtua mulai banyak mendengar dan membaca tentang coding dan manfaatnya.

Kini mereka justru menilai coding penting dan mempercayakan pembelajaran coding anak mereka kepada
lembaga-lembaga pelatihan coding seperti EKTIZO Coding. Nyatanya, pelatihan coding juga dianggap
menyenangkan bagi anak-anak. Mereka melihat pendidikan coding sebagai hal yang keren (berdasarkan
hasil penelitian Microsoft terhadap 1,850 siswa di bawah 24 tahun di 8 negara Asia Pasifik termasuk
Indonesia).

Selain itu, coding bagi pemula juga dipandang tidak sulit karena sudah tersedia banyak toolsnya. Hanya
tinggal mengajari dan membimbing mereka, maka coding pun dapat menjadi bagian dalam keseharian
anak-anak.

Sosialisasi Pembelajaran Coding


Guna menyosialisasikan pentingnya pendidikan coding, EKTIZO sendiri aktif mendukung gerakan Hour
of Code, yaitu sebuah kampanye global dari Amerika Serikat yang bertujuan memperkenalkan coding
kepada semua orang terutama anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Saat ini sudah lebih dari 200 juta
anak-anak di seluruh dunia belajar coding melalui Hour of Code.

Pertama kali, diadakan workshop Hour of Code ini pada tanggal 11 Desember 2013 di tiga sekolah di
Tanah Air. Menurut Budi, kegiatan ini sekaligus menjadi Hour of Code pertama di Indonesia karena
kegiatan serupa dimulai di Amerika pada tanggal 9 Desember 2013. Sampai sekarang, tercatat lebih dari
3.000 anak di berbagai daerah di Indonesia telah belajar coding bersama pihaknya.

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

13
KAWAL PERPRES PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER, FKDT
GELAR RAKERNAS

JAKARTA - Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) bertekad mengawal program terbaru
Pemerintah yakni, penguatan pendidikan karakter (PPK) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 87/2017.

Untuk menyatukan visi sekaligus menyinkronkan program ini, FKDT mulai hari ini hingga Rabu
(13/9/2017), menggelar rapat kerja nasional (rakernas) di Jakarta.

Selain rakernas, hari ini juga dilakukan pengukuhan kepengurusan baru FKDT di bawah kepemimpinan
Ketua Umum Lukman Hakim.

Lukman menilai, tugas mengawal Perpres itu jauh lebih penting agar produk turunannya seperti Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) dan Peraturan Menteri Agama (PMA) tidak
berpotensi mematikan MDT.

"Aturan termasuk petunjuk teknis dan pelaksana nanti harus menguatkan lembaga pendidikan keagamaan
ini," ujar Lukman di sela-sela acara pengukuhan, Selasa (12/9/2017).

FKDT menaungi tidak kurang dari 84.966 madrasah diniyah takmiliyah (MDT) dengan 6.369.382 santri
dan 443.842 ustaz yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Madrasah Diniyah adalah kebanggaan
Indonesia karena warisan Walisongo dan warisan para ulama, yang sampai hari ini tetap eksis, walau
mendapat gempuran dan tantangan yang kompleks.

Lembaga ini telah berkontribusi besar, mendidik anak bangsa ber-akhlak alkarimah, berbudi pekerti
luhur, mempunyai pemahaman agama (tafaqquh fiddin) yang kuat dan mengajarkan bagaimana mencintai
negara dan bangsanya.

"Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mempertahankan, mengembangkan dan mewariskan MDT

14
sebagai warisan Walisongo dan para ulama ini," ujarnya.

Dari data Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, MDT berjumlah 84.796 lembaga yang terdiri
atas jenjang MDT Ula sebanyak 72.853 lembaga, wustha sebanyak 10.330 lembaga, dan MDT Ulya
sebanyak 1.613 lembaga.

Adapun jumlah santri yang mengikuti layaan MDT ini berjumlah 6.000.062 santri, yang terdiri atas santri
MDT jenjang ula sebanyak 5.472,140 jiwa, wustha sebanyak 451,989 jiwa, dan ulya sebanyak 75,933
jiwa. Adapun jumlah guru MDT secara total berjumlah 443.842 oran

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

15
PERLUNYA PENDIDIKAN HUKUM UNTUK CEGAH PERSEKUSI

Opini AKBP H.M. Sabilul Alif (Liputan6.com / Trie yas)


Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa persekusi pasangan kekasih di Cikupa yang sempat viral
beberapa waktu lalu harus menjadi perhatian kita bersama. Betapa nilai-nilai untuk bersama-
sama menjaga harkat dan martabat kemanusiaan nyaris luntur.

Plautus mengatakan, homo homini lupus atau manusia adalah serigala bagi manusia lainnya.
Ungkapan ini saya kutip bukan untuk mendramatisir peristiwa. Namun semata untuk
menggambarkan ganasnya perilaku emosional kolektif.

Tentu, orang-orang yang melakukan persekusi merasa superior, sehingga menganggap bisa
melakukan apa saja kepada person yang dipersekusi, yang nyata-nyata berada dalam posisi
inferior.

Pasangan kekasih itu bukan hanya menerima kekerasan, namun turut mendapatkan perlakukan
yang merendahkan martabat dan kehormatan manusia.

Korban main hakim sendiri tentu mengalami trauma mendalam. Apa yang korban alami pasti
membekas dan mungkin akan terus menghantui pikirannya seumur hidup.

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan mengenai peristiwa itu. Pertama, peristiwa itu
dipicu oleh orang yang memiliki pengaruh atau wewenang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, oknum Ketua RT diduga merupakan provokator hingga kejadian
memilukan itu terjadi. Bahkan, oknum Ketua RT itu yang mengajak warga untuk mengarak dan
mengabadikan melalui telepon genggam.

Bukan hanya itu, segala perlakuan keji terhadap sepasang kekasih itu pun diunggah ke media
sosial.

Secara sosial, Ketua RT merupakan unsur tokoh masyarakat. Keberadaannya sangat diharapkan
menjadi eliksir penawar rasa getir. Segala permasalahan yang muncul hendaknya bisa
diselesaikan dengan bijaksana sejak tingkatan RT.

16
Kalau pun persoalan tidak bisa diselesaikan, Ketua RT masih memiliki atasan yaitu kepala desa
atau lurah. Ideal sekali bila permasalahan dibawa ke meja musyawarah yang merupakan karakter
masyarakat Nusantara.
Namun disesalkan, oknum Ketua RT itu tidak melapor ke kepala desa dan berusaha
menyelesaikan permasalahan sendiri dengan caranya.
Persekusi Perilaku Jahiliah

Tim Cyber Polresta Tangerang bekuk pengunggah video persekusi pasangan kekasih. (Polresta
Tangerang)
Saya menduga, oknum ketua RT itu sedang ingin menunjukkan power atau eksistensinya
sehingga mengajak masyarakat beramai-ramai menjadi eksekutor. Atau mungkin, pranata sosial
yang mulai rusak sehingga muncul anggapan, sanksi sosial lebih tepat diberikan kepada orang
yang diduga melakukan tindakan asosial.
Tentu hal itu tidak bisa dibenarkan. Saya tidak akan detail membahas soal kronologis atau benar-
tidaknya pasangan itu mesum. Sebab, kalau pun benar pasangan kekasih itu berbuat asusila,
tidak ada satu pun referensi hukum yang membenarkan tindakan persekusi sampai menelanjangi.
Seandainya saya menangkap pencuri di rumah saya, tetap saja saya tidak berhak memberi
hukuman kepada pencuri itu. Si pencuri hanya bisa dijatuhi hukuman setelah melalui proses
pengadilan.
Ini menandakan sistem hukum kita sangat menghargai harkat dan martabat manusia. Bukankah
kita semua diajari untuk mengedepankan asas praduga tidak bersalah? Presumption of
innocentmengarahkan kita untuk menganggap baik semua orang, sebelum adanya vonis hakim.
Bila asas hukum sangat ketat membatasi soal tuduhan, kenapa kita begitu mudah melakukan
penghakiman?
Peristiwa itu juga mungkin tidak lepas dari adanya fenomena bystander effect. Fenomena ini
merupakan gejala saat ada yang membutuhkan bantuan, namun orang yang memiliki peluang
untuk menolong, justru berpikir bahwa akan ada orang lain yang menolong.
Celakanya, kecenderungan itu justru pada akhirnya membuat tidak ada satu pun orang yang
memberikan pertolongan.
Menuduh orang berbuat asusila (zina) bukanlah tuduhan yang main-main. Berbagai sumber
hukum mensyaratkan adanya proses pembuktian yang ketat atas tuduhan itu.
Untuk itulah, sebagai masyarakat Nusantara yang beradab dan beragama, kita tinggalkan
perilaku persekusi yang merupakan perilaku jahiliah itu.
Kecepatan kepolisian dalam merespons peristiwa itu merupakan bentuk perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Biar bagaimana pun, tidak boleh ada yang melakukan penghukuman tanpa proses peradilan.
Bahkan, negara saja diatur sedemikian ketatnya saat akan menjatuhkan hukuman.
Tindakan tegas kepada para terduga pelaku persekusi adalah bentuk penegakan hukum sekaligus
pendidikan hukum (law education).

17
Peristiwa persekusi itu harus benar-benar dijadikan pelajaran. Bahwa mengedepankan hukum
dan prasangka baik haruslah diutamakan. Sebab jika tidak, bisa berakibat buruk bagi semua
pihak.
Ketidakpahaman akan hukum mencerminkan minimnya pendidikan hukum. Sehingga saat
terjadi peristiwa, sekelompok masyarakat menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan
hukuman persekusi.
Dampaknya bisa sangat negatif yaitu menyebabkan korban trauma, bahkan di beberapa kasus
sampai meregang nyawa.
Tidak hanya itu, dampak negatif lainnya adalah tercorengnya nilai-nilai kearifan dan yang pasti,
pelaku persekusi pada akhirnya harus berurusan dengan hukum.
Terduga pelaku persekusi harus menanggung konsekuensi. Beberapa orang ditetapkan sebagai
tersangka dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Hal itu tentu tidak diinginkan, karena berdampak negatif terhadap diri dan keluarga. Namun,
hukum harus ditegakkan agar kejadian serupa tidak terulang.
Masyarakat harus diberikan pemahaman hukum bahwa main hakim sendiri adalah tindakan
keliru.
Sila kedua dalam Pancasila jelas menyebutkan "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Itulah
pendidikan hukum yang harus digencarkan ke masyarakat, agar tumbuh rasa yang menjadikan
nilai kemanusiaan yang adil dan berkeadaban sebagai aspek utama.
Dengan demikian, masyarakat akan tumbuh menjadi manusia yang adil yaitu yang
mengedepankan hukum, dan manusia yang beradab yaitu manusia yang menghargai dan
menjunjungi tinggi nilai kemanusiaan.
Sudah saatnya nilai-nilai hukum dikedepankan. Soal benar dan salah biarlah hukum yang
menentukan. Jika memang mencurigai sesuatu hal, maka segera laporkan ke aparat yang
berwenang agar segera ditangani sesuai hukum yang berlaku.

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

18
JOKOWI MINTA DANA ABADI PENDIDIKAN DIGUNAKAN UNTUK BEASISWA

Presiden Joko Widodo memberikan paparan saat sarasehan 100 ekonom Indonesia di
Jakarta, Senin (12/12). Jokowi juga mengungkapkan pencapaian peringkat realisasi
penerimaan dari PPN dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa dana
abadi di bidang pendidikan hingga saat ini telah mencapai Rp 31 triliun. Jumlah ini
diprediksi akan semakin meningkat di tahun 2019.

Jokowi ingin adanya persiapan yang matang dalam mencetak Sumber Daya Manusia
(SDM) guna menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan mampu berkompetisi
dengan negara lainnya di dunia.

"Ini bisa menjadi sebuah jembatan untuk memperbaiki kualitas SDM Indonesia hari ini
dan di masa-masa ke depan," ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam rapat
terbatas (Ratas) Tindak Lanjut Program Dana Abadi Pendidikan di Istana Bogor Jawa
Barat, Rabu (27/12/2017).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta agar pengelolaan dana abadi
pendidikan dilakukan secara produktif, terukur, serta pemanfaatannya dikelola secara
jelas.

Dia berharap, dana pendidikan tersebut dapat digunakan secara tepat sasaran untuk
meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

"Dimulai dari proses rekrutmen para penerima beasiswa yang harus mencerminkan
masyarakat Indonesia yang majemuk yang menjaring putra-putra terbaik dari seluruh
pelosok Tanah Air," kata Jokowi.
Sesuaikan Dengan Kebutuhan

Presiden RI, Joko Widodo memberi hormat saat memimpin upacara Peringatan Hari
Pahlawan 2017 di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta, Jumat (10/11).
(Liputan6.com/Pool)
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga berharap pemberian beasiswa yang
menggunakan dana abadi pendidikan mencerminkan kebutuhan Indonesia pada saat
ini dan di masa mendatang.
"Dari segi bidang studi yang akan ditekuni dan dipelajari juga harus mencerminkan
kebutuhan Indonesia hari ini dan hari yang akan datang. Jangan asal mengirim ke luar
negeri. Harus ada pemetaan di bidang-bidang strategis apa yang kita sekarang ini
tertinggal," terang dia.

19
MENDIKBUD DORONG ALOKASIKAN DANA DESA
UNTUK PERPUSTAKAAN DESA

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyanggupi dan berjanji akan mengusahakan agar
dana desa bisa dialokasikan untuk pembangunan perpustakaan. Hal itu disampaikan
Jokowi saat meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Nasional di Jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta.

Menanggapi hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy
mengatakan, di dalam dana desa memang ada alokasi untuk pendidikan.

"Bisa didefinisikan untuk perpustakaan desa, penyelenggaraan paud dan saya pernah
brdiskusi degan Mendes bagaimana pemanfaatan alokasi dana itu," ujar Muhajir di
Halaman Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Menurut Muhadjir, perpustakaan nasional yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi
akan menjadi pusat jaringan perpustakaan di seluruh daerah baik perpus sekolah
maupun perguruan tinggi.

Terkait hal ini, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan Menristek Dikti mengenai
jurnal elektronik seluruh perguruan tinggi agar dimasukkan ke Perpustakaan Nasional
ini. Dalam hal dana desa untuk perpustakaan desa, nantinya ada beberpa persen dari
dana tersebut untuk membiayai perpustakaan desa.

"Memang sudah ada. Tapi bagaimana implementasinya itu yang memang bertahap dan
tidak semua desa juga siap dan itulah yang harus didorong," pungkasnya.

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

20
INDONESIA-RUSIA KEMBANGKAN DIGITALISASI PENDIDIKAN

JAKARTA - Indonesia melalui Universitas Pertahanan (Unhan) Rusia terus


meningkatkan kerja sama dengan Rusia di bidang pendidikan. Salah satunya
mengembangkan digitalisasi pendidikan.

Hal itu diungkapkan Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas


Pertahanan (Unhan) Laksda TNI Amarulla Octavian pada Eastern Economic Forum
2017 yang berlangsung pada 4-7 September 2017 adalah 2nd Russia-ASEAN
University.

Forum yang diselenggarakan oleh Moscow State Institute of International Relations


(MGIMO University) bersama Far Eastern Federal University (FEFU) ini dihadiri oleh
para rektor, dekan, diplomat, pakar, peneliti dan pengamat dari Rusia dan perwakilan
25 negara peserta.

"Forum ini bertujuan meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan


dan budaya antara Rusia dengan kesepuluh negara anggota ASEAN," ujarnya.

Pada forum tersebut para pembicara setingkat menteri terbagi dalam lima sesi sesuai
topik bahasan dari berbagai disiplin ilmu.

Sebagai pembicara ketiga di sesi keempat, Amarulla Octavian menyampaikan peluang


kerja sama pendidikan Indonesia-Rusia ke depan dengan judul “Indonesia and Russia:
Mutual Education Cooperation”.

Menurut dia, kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Rusia dapat ditingkatkan
sesuai dengan program aksi ASEAN Economic Community (AEC) dan ASEAN Socio-
Cultural Community (ASCC).

Peluang tersebut diperkuat oleh Ky Anh Nguyen dari ASEAN Secretariat dan selaras
dengan Rencana Strategis Kemenristek Dikti sebagaimana disampaikan oleh Sesditjen
Sumber Daya Iptek Dikti, Prof DR John Hendri, Ph D pada sesi berikutnya.

Octavian menjelaskan peluang kerjasama pendidikan Indonesia-Rusia dapat


difokuskan untuk memenuhi tuntutan peningkatan rate of social return melalui

21
pertukaran dosen, baik untuk pendidikan maupun untuk penelitian bersama dan
optimalisasi peran aktif universitas kedua negara memberikan kontribusi akademis
kepada pemerintah masing-masing.

Dari kedua fokus tersebut, kata dia, dalam waktu dekat Indonesia dapat memanfaatkan
kemajuan teknologi Rusia untuk menerapkan digitalisasi pendidikan menjangkau
masyarakat di wilayah-wilayah terpencil dan pulau-pulau terluar.

"Bagi Unhan, digitalisasi pendidikan merupakan sarana yang sangat penting


menyelenggarakan sosialisasi berbagai program Bela Negara untuk masyarakat di
kawasan perbatasan," tuturnya.

(dam)

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

22
PERPRES PENDIDIKAN KARAKTER DINILAI PERKUAT
SUBTANSI PERMENDIKBUD

JAKARTA - Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dinilai menguatkan substansi yang ada dalam Peraturan Menteri Pendidikan
(Permendikbud) 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.

Adapun Permendikbud yang telah dibatalkan itu dikenal dengan sebutan full day school, sekolah
delapan jam setiap hari dari Senin hingga Jumat.

"Perpres ini kan menguatkan substansi yang ada di Permendikbud," kata Anggota Komisi X
DPR Dadang Rusdiana kepada SINDOnews, Kamis (7/9/2017). (Baca juga: Presiden Jokowi
Teken Penguatan Perpres Pendidikan Karakter)

Dia berpendapat, Perpres Nomor 87 Tahun 2017 dibutuhkan karena Permendikbud Nomor 23
Tahun 2017 tidak bisa mengatur pengintegrasian madrasah diniyah ke dalam PPK.

Pasalnya, madrasah diniyah di bawah pembinaan Kementerian Agama. "Maka perpres lah yang
memiliki otoritas pengaturan seperti itu," ujarnya. (Baca juga: Terbitkan Perpres, Jokowi
Ingin Polemik Jam Sekolah Selesai)

Dia menilai tidak banyak yang berubah dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 dengan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Semisal, berkenaan dengan
substansi lima hari belajar, memberikan guru kesempatan mendapatkan fasilitas 24 jam pelajaran
dalam satu sekolah saja dan pengaturan ekstrakurikuler yang terintegrasi.

"Cuma orang tidak setuju dan mendemo ketentuan lima hari belajar yang ditetapkan oleh
Mendikbud itu lebih disebabkan oleh kesalahpahaman karena tidak membaca isinya secara teliti.
Saya kira tidak ada yang berubah," katanya.

Dia mengatakan, secara substansi penguatan pendidikan karakter itu dibutuhkan agar generasi ke
depan lebih baik lagi. "Tentunya peran sekolah di sini cukup besar, makanya Perpres PPK ini
menjadi bermakna," katanya.

23
Dia mengungkapkan, ketentuan lima hari sekolah disebutkan dalam Pasal 9 ayat 1 Perpres PPK
itu. "Tapi ini pilihan, bisa juga sekolah yang tidak siap lima hari sekolah menggunakan 6 hari
sekolah. Ada beberapa pertimbangan yang disebutkan," tutur Dadang.

Dia menambahkan, sebenarnya Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 itu juga tidak disebutkan
wajib lima hari sekolah. "Di situ disebutkan bagi sekolah yang siap. Yang tidak siap berlaku
seperti biasa," ungkapnya.

Maka itu, Dadang mengaku heran mengapa Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 itu diributkan.
"Kalau lima hari sekolah berarti guru delapan jam per hari. Tetapi siswa seperti biasa. Guru kan
melakukan kegiatan persiapan dan evaluasi, selain aktivitas mengajar," ucapnya

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

24
PERPRES PENDIDIKAN KARAKTER, MENDIKBUD
SEBUT JAM SEKOLAH OPSIONAL

JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy


mengaku, pihaknya siap mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
87 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter.

Menurut Muhadjir, terbitnya perpres itu akan menjadi pedoman bagi lembaga
pendidikan untuk menerapkan kegiatan belajar termasuk mengenai pengaturan jam
sekolah.

"Cakupannya karena naik ke perpres jadi tidak hanya ke wilayah di Kemdikbud, tapi
nyambung ke perguruan tinggi dan sebagai payung hukum menjadi kuat, termasuk
penganggaran," kata Muhadjir di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Menurutnya, mengenai kebijakan jam sekolah yang sempat menjadi pro kontra di
masyarakat, dianggap sudah selesai. Dia menegaskan, perpres telah mengatur bahwa
jam sekolah bersifat opsional yakni lima hari atau enam hari sekolah.

Dia menegaskan, masing-masing lembaga pendidikan bisa memilih tentang jam


sekolah sesuai kebutuhannya. "Iya (opsional/bisa memilih), dibaca dulu perpres baru
ketahuan itu," ucapnya.

Berikut bunyi Perpres 87/2017 Pasal 9:

1. Penyelenggaraan PPK pada jalur Pendidikan Formal sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 dilaksanakan selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) Minggu

2. Ketentuan hari sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan pada
masing-masing satuan pendidikan bersama-sama dengan Komite Sekolah/Madrasah
dan dilaporkan kepada

Pemerintah Daerah atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang agama setempat sesuai dengan kewenangan masing-masing.

25
3. Dalam menetapkan 5 (lima) hari sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
satuan pendidikan dan Komite/Sekolah Madrasah mempertimbangkan:

a. kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan,


b. ketersediaan sarana dan prasarana,
c. kearifan lokal, dan
d. pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Komite Sekolah/Madrasah

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

26
TERBITKAN PERPRES, JOKOWI INGIN POLEMIK JAM SEKOLAH SELESAI

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Perpres itu ditandatangani Jokowi dan disaksikan para pimpinan organisasi masyarakat (ormas).
Kendati demikian, Jokowi tidak menguraikan secara detail mengenai apa saja yang diatur dalam
perpres tersebut.

"Nanti beliau-beliau saja (pimpinan ormas-red) yang memberikan (penjelasan-red), atau


Mensesneg," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap terbitnya perpres ini maka semua pihak untuk
menghentikan silang pendapat atau mempertentangkan perpres tersebut.

"Yang penting perpres itu sudah saya tanda tangani. Jangan mempertentangkan hal yang sudah.
Senang lah menatap ke depan. Itu saja," ujarnya.

Sebelumnya, kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendi terkait sekolah
delapan jam sehari selama lima hari sepekan dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
(Permendikbud) menuai silang pendapat di masyarakat.

Perdebatan sengit terjadi antara ormas Nahdlatul Ulama yang menolak Permendikbud itu karena
dikhawatirkan mematikan eksistensi Madrasah Diniyah (Madin), dan ormas Muhammadiyah
yang menilai sebaliknya.

Atas dasar hal tersebut, pemerintah akhirnya menerbitkan Perpres Penguatan pendidikan
karakter. Perpres ini nantinya sebagai pengganti Permendikbud terkait penerapan jam sekolah

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan
27
PRESIDEN JOKOWI TEKEN PERPRES PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Presiden


(Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Jokowi mengaku senang karena proses penandatanganan perpres tersebut melibatkan


organisasi kemasyarakatan (Ormas).

Jokowi meminta agar Perpres Pendidikan Karakter ditindaklanjuti dengan menyiapkan


petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan.

"Sehingga penerapan dan implementasi di lapangan betul-betul segera bisa kita


laksanakan," tutur Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Menurut Jokowi, perpres tersebut menjadi payung hukum bagi menteri, gubernur,
bupati dan wali kota untuk menyiapkan anggaran yang diperuntukkan bagi kebutuhan
pendidikan karakter tersebut.

"Baik di madrasah, sekolah, dan di masyarakat. Saya kira kekuatan kepentingan dari
perpres ini ada di situ," ucapnya

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

28
PERAN GURU PENTING DALAM MENCETAK LULUSAN SMK BERKUALITAS

SOLO - Salah satu upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan keterampilan


sumber daya manusia (SDM) Indonesia adalah melalui program peningkatan kualitas
pendidikan kejuruan atau revilitasi vokasional. Upaya ini dilakukan dalam rangka
menghadapi tantangan dalam meningkatkan kemajuan kapabilitas sumber daya
manusia Indonesia untuk mewujudkan pembangunan nasional.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK),


Puan Maharani mengatakan, sebagai suatu jenis pendidikan yang bertujuan
menghasilkan lulusan siap kerja dan berusaha, kurikulum dan proses pembelajaran
pendidikan kejuruan haruslah memberikan porsi yang lebih besar. Khususnya, kata dia
kepada praktik keterampilan, serta memiliki daya adaptasi yang baik terhadap
perkembangan teknologi yang cepat.

"Ke depan, SMK harus diprioritaskan dan fokuskan terhadap jurusan yang benar benar
dibutuhkan," ujar Puan dalam kunjungan kerja di SMK Negeri 2 Manahan, Solo, Jawa
Tengah, (14/8/2017).

Menurutnya peran guru juga dinilai penting dalam mencetak lulusan SMK yang
berkualitas. Dia mengimbau kepada para guru di SMKN 2 agar turut memantau
bantuan uang KIP yang diberikan pemerintah.
"Sekolah-sekolah SMK harus mempertajam fungsi dan perannya dalam
mempersiapkan siswa-siswinya agar dapat memiliki keterampilan tertentu yang dapat
langsung bermanfaat untuk memasuki dunia kerja," ucapnya.

29
400 SISWA TERIMA BEASISWA DARI SCG

JAKARTA - SCG, konglomerat bisnis terkemuka di ASEAN, memberikan 400 beasiswa


kepada siswa SMA dari Jakarta, Bogor, Cileungsi, Karawang, Tangerang Selatan, Sukabumi,
dan Bayah. Penyerahan beasiswa ini merupakan bagian dari inisiatif sosial perusahaan yaitu
SCG Sharing the Dream.

Pada tahun ketujuh program ini, SCG memperkuat kepercayaannya akan pentingnya arti
pendidikan dalam menghadirkan kehidupan yang lebih baik dan menjadi elemen penting bagi
pembangunan berkelanjutan Indonesia

“Kami ingin menyoroti pentingnya setiap siswa untuk memiliki nilai moral dan sikap yang baik.
Karena itu, para siswa penerima beasiswa SCG tidak hanya memiliki catatan akademis, tetapi
juga menjunjung tinggi rasa terima kasih kepada keluarga dan hormat kepada guru sebagai sosok
yang membantu mereka dalam meraih impian,” kata Country Director SCG Indonesia,
Nantapong Chantrakul, saat menyerahkan beasiswa SCG Sharing the Dream ini di Balai Kartini
Jakarta, (10/8/2017).

SCG Sharing the Dream tahun ini mendapat tanggapan baik dari berbagai sekolah. Ini terlihat
dari banyaknya pendaftar hingga mencapai lebih dari 1.300 siswa.

Selain itu, karyawan SCG juga berperan penting selama berlangsungnya kegiatan 'home visit'
yang merupakan rangkaian kegiatan mengumpulkan informasi pendaftar dengan cara
mengunjungi rumah keluarga siswa yang terpilih.

Pada kesempatan itu, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Mr Pitchayaphant Charnbhumidol
mengapresiasi penyerahan beasiswa tersebut. Dia juga bangga melihat masyarakat ASEAN yang
saling menghormati satu sama lain, terutama terhadap orang yang lebih tua.
30
“Saya bangga dapat menyaksikan bahwa melalui beasiswa SCG Sharing the Dream ini, SCG
mampu menyoroti rasa terima kasih para siswa kepada orang tua serta para guru," katanya.

Untuk diketahui, SCG, merupakan salah satu konglomerat terkemuka di kawasan ASEAN.
Terdiri dari tiga bisnis utama, yakni SCG Cement-Building Materials, SCG Chemicals, dan SCG
Packaging. Saat ini memeiliki lebih dari 200 perusahaan dan sekitar 52.500 karyawan.

Adapun SCG Sharing the Dream merupakan kontribusi perusahaan dalam mendukung
pengembangan sumber daya manusia. Melalui program regional ini, SCG setiap tahunnya
menyediakan lebih dari 5.000 beasiswa kepada siswa di Indonesia, Vietnam, Filipina, Myanmar,
Laos, Kamboja, dan Thailand

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

31
KEMENAG MINTA KEMENDIKBUD PERHATIKAN ASPIRASI MASYARAKAT

JAKARTA - Polemik penerapan lima hari sekolah terus bergulir. Aspirasi sebagian
besar masyarakat meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) tidak menerapkan kebijakan yang tertuang dalam Permendikbud Nomor
23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.

Pemerintah juga sudah mengumumkan bahwa akan menaikan status aturan tentang
hari sekolah ini dalam bentuk Peraturan Presiden, mengingat substansinya terkait
dengan beberapa kementerian.

Mengenai hal itu, Kementerian Agama meminta agar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaaan memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyakarat. Hal ini
ditegaskan Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki
menyikapi adanya aspirasi penolakan terhadap kebijakan tersebut.

Tidak hanya dari lembaga pendidikan keagamaan, aspirasi penolakan juga disuarakan
oleh ormas keagamaan.

“Penerapan lima hari sekolah tak sesuai dengan karakteristik dan keragaman lembaga
pendidikan di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah pendidikan keagamaan yang
sudah berkembang jauh sebelum Indonesia merdeka,” ujar Mastuki di Jakarta, Kamis
(10/8/2017).

Menurut Mastuki, karakteristik pendidikan keagamaan Islam di Indonesia sangat unik.


Di samping beragam jenisnya, ciri pendidikan keagamaan itu adalah mandiri, berstatus
swasta dan milik masyarakat.

Dia menjelaskan, Kemenag mengelola dan bertanggung jawab terhadap berbagai


lembaga pendidikan keagamaan itu, baik formal maupun nonformal.

Tiga di antaranya yang bersinggungan langsung dengan penerapan lima hari sekolah
adalah madrasah, diniyah, dan pesantren. Pembelajaran di ketiga lembaga itu sangat
unik, khas, dan berorientasi pada pembentukan karakter keislaman yang kental.

32
"Lima hari sekolah bukan hanya sulit diterapkan di madrasah, diniyah dan pesantren,
tapi juga akan mengacaukan dan berakibat tumpang tindihnya pembelajaran di
lembaga-lembaga ini. Makanya, kalau ada ormas Islam yang menolak lima hari
sekolah, dapat dimengerti dari sisi ini," ucapnya.

Mastuki menilai, penerapan lima hari sekolah jika dipaksakan untuk diterapkan di
semua lembaga pendidikan, selain tidak produktif juga akan mengeskalasi resistensi
masyarakat terhadap pemerintah.

Data Kementerian Agama mencatat, setidaknya 233.949 lembaga pendidikan Islam


yang berpotensi terkena imbas lima hari sekolah jika dipaksakan untuk diterapkan pada
semua level.

Dari jumlah itu, 14.293 pondok pesantren menyelenggarakan sekolah


(SD/SMP/SMA/SMK) dan madrasah (MI/MTs/MA). Selain itu, ada 84.796 Madrasah
Diniyah Takmiliyah yang terancam bermasalah dengan pola pembelajaran 8 jam/sehari.

Mastuki menyarankan lima hari sekolah tidak dipaksakan kepada masyarakat. Dia
berharap Kemendikbud dapat menghargai inisiatif dan kontribusi pendidikan yang telah
diselenggarakan masyarakat selama ini.

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

33
EKSPONEN AMM: PERMENDIKBUD BUKAN UNTUK
KEPENTINGAN MUHAMMADIYAH

JAKARTA - Kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)


Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah terus menuai perdebatan di kalangan
masyarakat. Bahkan, perdebatan ini mengerucut kepada dua ormas Islam terbesar
yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Menyikapi hal ini, Eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) ikut memberikan
pernyataan sikap mengenai masalah tersebut. Sebab, belakangan ada pihak-pihak
yang diduga ingin mengaitkan kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy dengan
kepentingan Muhammadiyah.

"Sesuatu yang tentunya sangat tidak diharapkan dalam konteks menjaga ukhuwah
Muhammadiyah dan NU," ujar Eksponen AMM Muhammad Izzul Muslimin saat jumpa
pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (9/8/2017).

Izzul menuturkan, dikeluarkannya Permendikbud tentang Hari Sekolah sama sekali


tidak ada di dalam kepentingan Muhammadiyah. Menurutnya, Permendikbud tersebut
dikeluarkan Muhadjir semata-mata dalam kapasitasnya sebagai pembantu presiden.

"Mendikbud mengeluarkan peraturan itu dalam rangka menjabarkan Nawacita yang


menjadi program pemerintah, terutama dalam hal pembentukan karakter bangsa,"
jelasnya.

Karena itu, kata Izzul, Eksponen AMM sebagai bagian dari komponen bangsa merasa
perlu untuk mendukung kebijakan Mendikbud, yang dinilai baik dan bermanfaat bagi
masyarakat luas.

"Namun tetap memberikan masukan atau kritik yang konstruktif, apabila terdapat
kebijakan yang dirasa merugikan masyarakat luas," tandasnya.

34
INDONESIA PERLU MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN BERBASIS STEM

JAKARTA - Pendidikan berbasis science, technology, engineering, and math (STEM)


perlu dikembangkan di sistem pendidikan Indonesia. STEM dan digitalisasi
pembelajaran membuat belajar semakin menyenangkan.

Direktur School Development Outreach Gusman Yahya mengatakan, pendidikan


berbasis STEM tengah berkembang luas di dunia. Pendidikan ini dinilai sangat efektif
untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara holistik.

Model pendidikan ini akan mendorong pelajar memahami seluk-beluk sains dan
teknologi, bereksplorasi, bereksperimen, serta berkarya. ”Dengan cara demikian rasa
percaya diri pelajar tumbuh sehingga turut andil dalam penciptaan inovasi untuk
kemajuan negeri,” katanya, saat MoU antara Kabupaten Musi Banyuasin, Sampoerna
University (SU) dan Schoology, Selasa (1/8/2017).

School Development Outreach merupakan layanan pengembangan pendidikan di


bawah SU. Mereka mempunyai program Lighthouse School Program dengan
menggandeng Schoology yang telah menerapkan sistem pembelajaran digital di 130
negara. ”Dia menjelaskan, program Lighthouse ini tidak hanya mengenalkan pendidikan
berbasis STEM namun juga pengembangan profesional guru, kualitas manajemen
sekolah siswa dan sekolah dan pemberdayaan komunitas sekolah,” ujarnya.

Menurutnya, yang membedakan program ini dengan yang lain ialah program ini
mengadopsi teknologi informasi terbaru. Pihaknya menekankan bagaimana teknologi
dipakai untuk mengubah interaksi guru dan murid.

''Intinya digitalisasi dalam proses belajar. Misalnya kirim PR via elektronik dan juga data
report,'' tuturnya.

Managing Director Schoology Asia Rizal Hamzah mengatakan, Schoology didesain


khusus untuk siswa dan guru untuk belajar dan berkolaborasi dengan siswa dari negara
lain. Mereka bisa mendapat pengalaman belajar internasional dan mencari inspirasi dan
diskusi dengan seluruh siswa dan guru di Amerika, Eropa, Malaysia, Singapura,
35
Jepang, serta Korea. “Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung ini
akan membuat proses belajar semakin menyenangkan,” katanya.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, pihaknya mau bekerja
sama dengan SU sebab ingin siswa dan guru di daerahnya menerapkan pendidikan
dunia berbasis digital.

''Kami melihat selama ini pelajar dan pendidik di daerah kurang banyak mendapat
pengalaman langsung seperti apa pendidikan di negara lain. Kami ingin masyarakat
kami siap menghadapi persaingan global serta dapat memberi dampak kemajuan
ekonomi dan sosial bagi daerah secara berkelanjutan,'' katanya.

Sumber :
https://www.detik.com/search/searchall?query=berita+tentang+pendidikan

36

Anda mungkin juga menyukai