Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AZAS BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : JUWITA SEPTIDA


NO. ABSEN : 07
KELAS : V.A PAI KHUSUS
DOSEN PEMBIMBING : HELMAN PAUZI, S.Pd.MM

SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM (STAI) BATURAJA


TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah serta karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan

baik. Makalah ini mengenai “Azas-Azas Peranan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah” yang disusun sebagai tugas untuk mata kuliah Sejarah Perkembangan

dan Latar Belakang Bimbingan Konseling di SekolahTinggi Agama Islam

Baturaja.

Tak lupa pula kami mengucapan terima kasih kepada Bapak Herlman

Pauzi, S.Pd, MM selaku dosen pengajar mata kuliah BK di Sekolah,yang telah

memberikan kami arahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga

menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tua dan teman-teman

Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat dan dukungan

kami dalam proses penulisan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Baturaja, September 2018


Penulis

JUWITA SEPTIDA

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….……...i

DAFTAR ISI……………………………..……………………………..……….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…..…………….……………………..…………..…..……….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………..……………….……..1

1.3 Tujuan ………………………………………………..……….……….……..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Azas-Azas BK………………………………….……….………..3

2.2 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

yang Berhubungan dengan Siswa………………………..………………………4

2.3 Azas-Azas Peranan BK di Sekolah……………………….….………………6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………....……..……16

3.2 Saran………………………………………………………….….……..……17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK

dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi

tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling

yaitu terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui

tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan

pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan

bahagia.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas

Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan

memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,

sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan

pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan

bimbingan dan konseling itu sendiri.

Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai

jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila

asas-asas ini dijalankan dengan tidak baik, penyelenggaraan bimbingan dan

konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

Pelayanann bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh

sebab itu, harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kadah atau asas-asas

4
tertentu. Dengan mengikuti kaidah-kaidah asas-asas tersebut diharapkan

efektivitas dan efisiensi proses bimbingan dan konseling dapat tercapai

2.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari makalah yang akan dibahas yaitu;

1. Apa yang dimaksud dengan azas BK?

2. Bagaimana asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan

siswa?

3. Apa sajakah asas-asas dan peranan BK di sekolah ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah yang akan dibahas yaitu;

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan azas BK

2. Untuk mengetahui asas bimbingan dan konseling yang berhubungan

dengan siswa

3. Untuk mengetahui asas-asas peranan BK di sekolah

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Azas-Azas Bimbingan dan Konseling

Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan,

agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang

memuaskan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling harus memperhatikan

azas-azas yang mendasari tugas-tugas pembimbingan. Keberhasilan tugas

pembimbingan sangat dipengaruhi oleh kemampuan konselor dalam memenuhi

azas-azas tersebut. Seorang konselor yang tidak memperhatikan azas-azas

bimbingan dan konseling akan menemui banyak hambatan atau bahkan akan

menemui kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas kepembibingannya (Satori,

dkk, 2007: 4.8-4.11).

Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus

diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling (Tidjan

dkk, 2000: 15).

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Pekerjaan

profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang

menjamin efisien dan efektivitas proses dan hasil-hasilnya. Dalam

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut

dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan-ketentuan

yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas itu

diikuti dan terselenggara dengan baik, sangat diharapkan proses pelayanan

mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Sebaliknya, apabila asas-asas

6
itu diabaikan atau dilanggar sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu

justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat

merugikan orang-orang yang terlibat di dalam pelayanan, serta profesi bimbingan

dan konseling itu sendiri.

2.2. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling yang Berhubungan dengan Siswa

Tiap-tiap Individu (siswa) membutuhkan layanan bimbingan dan konseling di

sekolah dikarenakan :

1. Tiap-tiap siswa mempunyai kebutuhan

Tiap-tiap siswa sebagai individu mempunyai kebutuhan yang berbeda baik

jasmaniah (fisik) maupun rohaniah (psikis). Tingkah laku individu pada umumnya

dalam rangka memenuhi kebutuhan. Apabila kebutuhan tidak tercapai, akan

menimbulkan perilaku menyimpang. Guru BK di sekolah dan madrasah harus

bisa memahami berbagai kebutuhan siswa, sehingga pelayanan bimbingan dan

konseling diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa terutama

kebutuhan psikis seperti memperolah kasih sayang, memperoleh rasa aman,

kebutuhan untuk sukses dalam belajar, memperoleh harga diri, kebutuhan untuk

diakui dan diterima oleh kelompok, kebutuhan untuk melakukan eksistensi diri,

dan lain-lain.

1. Ada perbedaan di antara siswa (asas perbedaan siswa)

Dalam teori individualitas ditegaskan bahwa tiap-tiap individu

berbeda. Demikian halnya siswa sebagai individu jelas mempunyai perbedaan.

Tiap-tiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda baik fisik maupun

psikisnya. Setiap siswa berbeda dalam hal kemampuan, bakat, minat,

7
kebutuhan, cita-cita, sikap atau pandangan hidup, dan ciri-ciri pribadi lainnya.

Perbedaan-perbedaan siswa tersebut harus mendapat perhatian secara lebih

spesifik dari pembimbing atau konselor di sekolah dan madrasah sehungga

siswa dapat berkembang sesuai dengan karakteristik pribadinya masing-

masing.

2. Tiap-tiap individu (siswa) ingin menjadi dirinya sendiri

Relevan dengan asas perbedaan individu di atas, tiap-tiap individu

ingin menjadi dirinya sendiri sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik

pribadinya masing-masing. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah

atau madrasah harus dapat mengantarkan siswa berkembang menjadi dirinya

sendiri. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dan madrasah tidak boleh

mengarahkan perkembangan siswa ke arah yang pembimbing atau konselor

inginkan. Dalam kaitan dengan peran siswa di tengah masyarakat, pelayanan

bimbingan dan konseling harus diarahkan agar siswa menjadi baik menurut

ukuran masyarakat tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.

1. Tiap-tiap individu (siswa) mempunyai dorongan untuk menjadi matang

Dalam tiap-tiap tahapan perkembangannya, setiap siswa mempunyai

dorongan yang kuat untuk menjadi matang, produktif, dan berdiri sendiri

(mandiri). Kematangan yang dimaksud disini adalah kematangan kejiwaan,

emosi dan sosial. Pelayanan bimbingan dan konseling kepada para siswa di

sekolah atau madrasah harus berorientasi kepada kematangan di atas sehingga

siswa dapat berkembang sesuai dengan kecenderungannya.

1. Tiap-tiap siswa mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk

menyelesaikannya

8
Tidak ada individu (siswa) yang tidak memiliki masalah. Mungkin

tidak ada pula individu yang tidak ingin masalahnya terselesaikan. Apalagi

individu (siswa) yang sedang dalam proses perkembangan, pasti memiliki

masalah. Yang berbeda adalah kompleksitas masalah yang dialami oleh tiap-

tiap siswa; artinya ada siswa yang mengalami masalah kompleks dan ada

yang kurang kompleks. Pada dasarnya setiap individu (siswa) mempunyai

dorongan-dorongan untuk memecahkan masalahnya, namun karena

keterbatasannya adakalanya siswa tidak selalu berhasil. Pelayanan bimbingan

dan konseling di sekolah dan madrasah harus diarahkan dalam rangka

membantu siswa menghadapi dan memecahkan masalah-masalahyang

dihadapi dalam hidupnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya dorongan-

dorongan yang ada pada setiap siswa.

2.3 Azas-Azas Perana Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan

konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip

tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan

asas – asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih

menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan

dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi

atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.

Menurut Prayitno ada dua belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan

dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan koseling. Adapun asas – asas dari

bimbingan dan konseling tersebut adalah :

9
1. Asas Kerahasiaan

Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan

keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau

keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan

koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat

pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus menjaga

kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.

Contoh asas kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan

kepada konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang

didapatnya sejak lama maka seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian

tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang banyak .

2. Asas Kesukarelaan

Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki

adanya kesukaaan dan kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan

layanan atau kegiatan yang di peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa

bimbingan merupakan proses membantu individu.

Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan

merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena

itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama

yang demokratis antara konselor/ guru pembimbing dengan konselinya.

Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan

serta menjelaskan masalah yang dialaminya kepada konselor. Klien

diharapkan secara sukarela dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa

10
menyampaikan masalah yang dihadapinya serta mengungkapkan segenap

fakta, data, dan seluk-beluk berkenaan dengan masalahnya itu kepada

konselor. Konselor hendaknya dapat memberikan bantuan dengan tidak

terpaksa, atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.

Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak

masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di

sekolahnya , sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah

sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut

dengan selalu membina dan mengembangkanya.

3. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan atau kegiataan

bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan

keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai

informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya .

Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/

guru pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli

merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling. Dengan adanya

keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk

membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang

bagi perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang

bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan berusaha memahami

lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa

11
“ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan kemampuan klien

membuka diri (self exploration).”

Asas ini menghendaki agar konseling bersifat terbuka dan tidak

berpura-pura dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini

konselor/ guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan

konseli. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus

bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan mendorong

konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.

Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat

tertutup sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara

secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya

sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam

menyampaikan masalahhnya.

4. Asas Kekinian

Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek

sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa

sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa lamoau

dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat

diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling

bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang,

namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri

menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan

masa yang akan datang.

12
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa

penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan

kekhawatiran dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada

saat ini.

Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah

yang telah di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan

konseli baik fisik dan psikisnya.

5. Asas Kemandirian

Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum

BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi

individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri

sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta

mewujudkan diri sendiri.

Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah

agar konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-

ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan

lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta

mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan

segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi

berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh sikap kemandirian

tersebut, maka konselor harus memberikan respon yang cermat terhadap

konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing

setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:

13
1. a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya.

2. Menerima diri sendiri secara positif dan dinamis.

3. Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.

4. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu.

5. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan

kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.

Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuaikan

dengan tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari.

Kemandirian sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses

konseling dan hal itu disadari baik oleh konselor maupun klien.

Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang

pada kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk

meluruskan hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa

menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman

agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan

mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang

mandiri.

6. Asas Kegiatan

Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik

yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam

penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK.

Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu

program kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli

14
/peserta didik dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk

mnyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.

7. Asas Kedinamisan

Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi

layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak

maju,tidak monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan

kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .

Contoh asas kedinamisan : Seorang konselor harus mampu mengikuti

pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn

yang pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken

serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.

8. Asas Keterpaduan

Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai

layanan dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor

maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .

Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin

keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor

perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu

penanggulangan masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru,

orang tua, dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan. Konselor

harus pandai menjalin kerja sama yang saling mengerti dan saling membantu

demi terbantunya konseli yang mengalami masalah.

Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama

dengan seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang

15
kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah

agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih

jelas tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan besar.

9. Asas Kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan

norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat,

norma hukum/ negara, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Asas

kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan

bimbingan dan konseling. Seluruh isi dan layanan harus sesuai dengan norma

yang ada. Demikian pula prosedur, teknik, dan peralatan yang dipakai tidak

menyimpang dari norma-norma yang dimaksudkan. Bukanlah layanan atau

kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan jika isi

dan pelaksanaannya tidak berdasarkan norma-norma yang dimaksudkan itu.

Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan

tugasnya , harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga

terciptanya suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor karena

seorang konselor yang profesional harus bisa menciptakan suasana yang

nyaman bagi seorang konseli.

10. Asas Keahlian

Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan

kegiatan BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .

Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para

petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai.

Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh

16
konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata

bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar

ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah

profesional.

Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang

datang pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan

bersikap seperti dokter maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya

semua keputusan pada konseli .

11. Asas Alih Tangan

Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alihtangan

jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu

individu, tetapi individu yang bersangkutan belum dapat terbantu

sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu

kepada petugas atau badan yang lebih ahli. Disamping itu asas ini juga

mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling hanya mengenai

masalah-masalah individu sesuai dengan kewenangan petugas yang

bersangkutan dan setiap masalah ditangani oleh ahli yang berwenang untuk

itu.Hal yang terakhir itu secara langsung mengacu kepada bimbingan dan

konseling hanya memberikan kepada individu-individu yang pada dasarnya

normal (tidak sakit jasmani maupun rohani) dan bekerja dengan kasus-kasus

yang terbebas dari masalah-masalah kriminal maupun perdata.Konselor dapat

menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain, dan

demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru

mata pelajaran/ praktik dan lain-lain.

17
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami tidak

lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini

,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten

dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun

dokter.

12. Asas Tut Wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan

dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),

mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan, serta

kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien untuk maju.Demikian juga

segenap layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang

diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana

pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu.

Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru

teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut

menceritakan masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi paserta didik.

Selain asas-asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu

perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu

dikedepankan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-

asas tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa

dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan bimbingan dan konseling.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu

kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta

mendapatkan hasil yang memuaskan.

2. Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang

harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan

konseling.

3. Tiap-tiap Individu (siswa) membutuhkan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah dikarenakan : Tiap-tiap siswa mempunyai kebutuhan;

b. Ada perbedaan di antara siswa (asa perbedaan siswa); c. Tiap-tiap

individu ingin menjadi dirinya sendiri; d. Tiap-tiap individu (siswa)

mempunyai dorongan untuk menjadi matang; e. Tiap-tiap siswa

mempunyai masalah dan dorongan untuk menyelesaikannya.

4. Menurut Prayitno asas-asas BK yaitu :

5. Asas Kerahasiaan

6. Asas Kesukarelaan

7. Asas Keterbukaan

8. Asas Kekinian

9. Asas Kemandirian

10. Asas Kegiatan

19
11. Asas Kedinamisan

12. Asas Keterpaduan

13. Asas Kenormatifan

14. Asas Keahlian

15. Asas Alih Tangan

16. Asas Tut Wuri Handayani

3.2 Saran

Dari uraian di atas, maka saran yang dapat penulis sampaikan yaitu asas

bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus dipegang

teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam memberikan pelayanan pada

konseli/ siswa, agar tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling tersebut

berjalan dengan sukses dan dapat mencetak siswa/konseli memiliki kepribadian

yang luhur.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar M. Luddin.2011. Dasar – dasar konseling.Bandung: Citapustaka

Media Printis.

Anonim. 2011.Tujuan dan Asas Bimbingan Konseling. http://www.mengejarasa

.com/2011/09/tujuan-dan-asas-bimbingan-konseling.html. di unduh pada tanggal

03 Oktober 2015.

Aris. 2014. Bimbingan Konseling http://tholearies.blogspot.co.id/2014/02

/bimbingan-konseling-pengertian-tujuan.html. di unduh pada tanggal 03 Oktober

2015.

Sari,Parezana. 2015. Asas-Azas Bimbingan dan Konseling. http://parezanasari.

blogspot.co.id/2015/01/makalah-asas-asas-bimbingan-konseling.html. di unduh

pada tanggal 03 Oktober 2015.

Satori, Djam’an, dkk, 2007, Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka.

Tidjan, dkk. 2000. Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta:

UNY

21

Anda mungkin juga menyukai