Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DISUSUN OLEH
RADHITIYA FIRMANSYAH (18)

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


NEGERI 04 BANGKALAN

BANGKALAN 2023

KATA PENGANTAR

i
Tidak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami

dapat menyelesaikan kliping Hari Pendidikan Nasional untuk mata pelajaran

PKN ini dengan baik..

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak guru yang telah mendidik

kami. Semoga dengan kliping ini dapat memberikan pengetahuan dan

membawa manfaat bagi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas serta

mendorong siswa untuk menjadi generasi yang dapat dibanggakan.

Kami menyadari dalam membuat kliping ini masih banyak kekurangan,

maka dari itu dengan kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran dari

semua pihak untuk/memperbaiki kliping ini sehingga menjadi lebih baik.

Bangkalan, 01 Februari 2023

Penulis

Radhitiya Firmansyah

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I HARI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II KI HAJAR DEWANTARA

BAB III MEMAKNAI HARI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Siapa yang gak kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar

Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Ki

Hadjar pun aktif menjadi pengurus Boedi Oetomo dan Sarikat Islam.

Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di

kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun

Karso, Tut Wuri Handayani. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah

menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi

bawahan atau anak buahnya.

Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah

kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki

sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar

dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya.


1
Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di

tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso

diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Karena itu seorang pemimpin

juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan

menciptakan suasana kerja yang lebih kodusif untuk keamanan dan

kenyamanan kerja. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang

komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat

kerja dari belakang.

BAB II

2
KI HAJAR DEWANTARA

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki

Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga

pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa

memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang

Belanda.

Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889

dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara

dibesarkan di lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40

tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat

berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar

Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.

Hal ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar Dewantara dapat bebas dekat dengan

rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara menamatkan

Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan

sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi lantaran sakit,

sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan.

Ki Hadjar Dewantara kemudian bekerja sebagai wartawan di beberapa

surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan

Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar

Dewantara dikenal penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif,

tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial

bagi pembacanya.

3
Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi

itu kemudian dicabut. Selama mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan

di Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara juga tetap rajin menulis. Namun tema

tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan

berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil

meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Kegiatan

menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang.

Saat Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam

tahun 1943, Ki Hajar ditunjuk untuk menjadi salah seorang pimpinan bersama

Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Setelah

kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas

pemerintahan sudah terbentuk.

Ki Hadjar Dewantara dipercaya oleh presiden Soekarno untuk menjadi

Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Melalui

jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara semakin leluasa untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara

BAB III

4
MEMAKNAI HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Tanggal 2 mei bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan

nasional. Tanggal 2 mei dijadikan sebagai hari lahirnya pendidikan di

Indoensia diambil dari hari lahir salah satu tokoh perjuangan pendidikan di

Indonesia. Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi dan mendedikasikan

dirinya untuk pedidikan, di kala itu tahun 1922 Ki Hajar Dewantara

mendirikan institusi pendidikan yang bernama Sekolah kerakyatan di

Yogyakarta.

Sebuah perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah. Waktu itu

bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat

penjajahan belanda. Pergerakan memajukan pendidikan telah mempersiapkan

putra-putra bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia menuju

kemerdekaan.

Hasilnya pun terbukti, kita sekarang sudah merdeka. Namun apakah

semangat perjuangan dari para pahlawan pendidikan kita terdahulu masih

tejaga hingga saat ini. 

Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia, belum

membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Bahkan Indonesia

masih tergolong negera yang masih berkembang, kualitas pendidikan masih

kalah tertinggal oleh negara jiran seperti Malaysia dan Singapura.

5
BAB IV

KESIMPULAN

Sebagai insan pendidikan dan kaum pelajar, sebaiknya tak hanya

sekadar memperingati Hari Pendidikan Nasional saja. Oleh karena itu, perlu

mengetahui esensi atau  makna dibalik peringatan tersebut. Sudahkah kita

sebagai kaum pelajar, kaum terdidik, ataupun pemangku pendidikan

megetahui esensi dari Hari Pendidikan Nasional?

1. mendorong kesadaran pelajar untuk terus belajar tak sekadar lewat

pendidikan formal. Salah satu gagasan Ki Hajar Dewantara adalah Tri

Sentra Pendidikan (Tiga Pusat Pendidikan). Menerangkan bahwa

pendidikan berlangsung di tiga ranah lingkungan yaitu, pendidikan di

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. mencontoh semangat Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan

bangsa. Ki Hajar Dewantara punya peran penting dalam

memperjuangkan pendidikan generasi muda pada masanya maupun

masa kini.

3. Sebaiknya kaum pelajar tak hanya berfokus sekadar mendapat nilai

dan ranking yang bagus saja. Pendidikan bisa menjadi landasan kita

untuk bersikap agar terhindar dari sifat-sifat yang menyimpang. Belajar

adalah salah satu jalan untuk mengubah jalan hidup.

DAFTAR PUSTAKA
6
https://sman1kintamani.com/read/51/memaknai-hari-pendidikan-
nasional-menuju-merdeka-belajar

https://www.jakmall.com/blog/makna-hari-pendidikan-nasional-
bagi-pelajar/

7
1

Anda mungkin juga menyukai