Anda di halaman 1dari 13

NASKAH DRAMA

“SENI BUDAYA”

X IPA 5
DI SUSUN OLEH :

. FRIsKA INTAN WULANDARI

. DWI AGUNG PRASETYO

. RENDI SAPUTRA

. M DAVID SETIAWAN

. RURI SEPTAVIANUS

. YUNITA SARI SIHOTANG

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)


NEGERI 1 SAROLANGUN
TAHUN AJARAN 2016/2017

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………………….
JUDUL…………………………………………………………………………………………………
TEMA………………………………………………………………………………………………….
MUSIK…………………………………………………………………………………………………
MAKSUD DAN TUJUAN……………………………………………………………………….
SETTING………………………………………………………………………………………………
NAMA-NAMA PEMAIN………………………………………………………………………
PERWATAKAN…………………………………………………………………………………….
DURASI WAKTU………………………………………………………………………………….
PROPERTI……………………………………………………………………………………………
DESAIN KOSTUM…………………………………………………………………………………
PROSES KERJA…………………………………………………………………………………….
ANGGARAN BIAYA………………………………………………………………………………
SINOPSIS…………………………………………………………………………………………….
DIALOG……………………………………………………………………………………………….
KRITIK DAN SARAN……………………………………………………………………………..
PENUTUP DAN BIOGRAFI…………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas karunia
rahmat dan hidayah-Nya,kegiatan penyusun makalah dapat
terlaksana dengan baik. Penyusun makalah ini merupakan salah satu
kegiatan proses belajar-mengajar sebagai upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam meningkatkan rasa cinta terhadap seni dan
budaya Indonesia.

Naskah drama yang berjudul Asal Mula Nama Sarolangun. Dapat


kami selesaikan dengan baik, semoga tujuan drama ini dapat tercapai
sehingga kita semua dapat meraih yang besar darinya.

Sarolangun, , ,2017

HALAMAN PENGESAHAN

Dari drama yang kami buat, yang berjudul Asal Mula Nama
Sarolangun. Cerita ini kami ambil dari sebuah halaman yang ada di
Google yaitu dua orang suro dari musirawas yang ingin menuntut
ilmu kepada Datuk Bagindo Tuo, tetapi merka tidak dapat menuntut
ilmu dengan Datuk Bagindo Tuo.
Untuk itu dari kelompok drama kami yang ingin memohon kepada
Ibu “EKA PRASETIA S.sn” untuk mengesahkan drama dari kelompok
kami. Drama ini disahkan pada tanggal Bulan Tahun
2017 , oleh Ibu EKA PRASETIA S.sn kami dari kelompok yang
membuat drama ini mengucapkan terima kasih atas pengesahan
drama kami .

Sarolangun, , ,2017
DIKETAHUI
GURU PEMBIMBING

EKA PRASETIA S.sn

SINOPSIS
Pada zaman dahulu suatu ketika ada dua orang dari musirawas
yang bernama Jaka dan Adibah. Kedua orang ini ingin menghadap
Datuk Bagindo Tuo didusun lidung, menurut masyarakat lidung
siapa pun yang ingin bertemu sama Datuk Bagindo Tuo harus
melapor terlebih dahulu.
Karena mereka berdua hampir sampai di dekat dusun lidung
ternyata hari pun sudah hampir malam, jadi terpaksalah kedua
orang itu beristirahat dan bermalam di hutan yang dinamakan
hutan senaning. Tetapi mereka berdua berpindah tempat dari
hutan itu, dan mereka pun berpindah ke dusun ujung tanjung
saribulan. Bermalam dan berpindah dalam bahasa dusun itu
disebut MELANGUN, karena peristiwa melangun ini terjadi didusun
ujung tanjung saribulan maka dusun itu berubah nama menjadi
SURO MELANGUN. Lama kelamaan disebabkan logat dan ejaan
orang dusun suro melangun berubah menjadi SAROLANGUN.
“ASAL MULA NAMA
SAROLANGUN”

Pada zaman dulu, sebelum agama islam masuk ke daerah jambi,ada sebuah
dusun yang terletak dipinggir sungai batang asai,dusun ini bernama ujung
tanjung,kepala dusunnya dipimpin oleh seorang Rio yang bergelar Datuk
Bagindo Tuo.

Suatu ketika ada dua orang tamu dari daerah musirawas yang bersal dari
dusun suro. Kedua orang ini ingin bertemu dan menghadap Datuk Bagindo Tuo
di ujung tanjung tersebut.

Adibah : “Bang (sambil memanggil)”


Jaka : “Iya”
Adibah : “Mau kemana bang ?”
Jaka : “Idak lah dek abang mau pergi kekebun”
Adibah : “Ohh…… Nanam apa bang di kebun?”
Jaka : “Mau nanam padi dek”
Adibah : “Berapa lama bang nanam padi biar bisa di panen?”
Jaka : “Sekitar 8-9 bulan lah dek”
Adibah : “Ohh…. Ya lah bang. Bang tunggu bentar bang!
Soalnya ada yang ingin adek tanya kan?”
Jaka : “Boleh ada apa dek?”
Adibah : “Kan adek ado dengar cerita tentang Datuk Bagindo
Tuo dari orang-orang yang ada didusun ni, abang
tau dak cerita yang sebenarnyo kayak mano bang?”
Jaka : “Tau lah dek, ceritanya tu seperti ini, Datuk Bagindo
Tuo itu adalah kepala dusun ujung tanjung, kata
orang tidak boleh sembarang orang yang bisa
menjadi kepala dusun, hanya orang yang memiliki
ilmu yang sakti, yang boleh menjadi kepala dusun di
ujung tanjung.”
Adibah : “Ohh begitu ya bang cerita yang sebenarnya, makasih
ya bang sudah kasih tau.”
Jaka : “Iya dek sama-sama”
Adibah : “Bang, boleh minta tolong dak bang!”
Jaka : “mau minta tolong apa dek?”
Adibah : “Bang, adek ni mau silahturahmi dengan Datuk Bagindo
Tuo dan ingin menuntut ilmu kesaktian dengan Datuk
Bagindo Tuo, abang mau dak ikut dengan adek untuk
Bertemu dengan Datuk Bagindo Tuo?”
Jaka : “Payulah dek, abang juga mau silahturahmi sama Datuk
Bagindo Tuo.”
Adibah : “Baiklah bang kalau begitu, jadi malam ni kita bersiap
Siap untuk pergi ke ujung tanjung besok pagi.”
Jaka : “Ya lah dek, besok pagi kita bertemu di tepi sungai.”

Keesokan harinya, Adibah dan Jaka pun,bertemu di tepi sungai,


untuk pergi ketempat Datuk Bagindo Tuo.

Adibah : “Bang (sambil memanggil)


Jaka : “Iya , oh kamu Adibah, kenapa baru sampai
sekarang?”
Adibah : “Maaf bang, tadi itu adibah bangunnya kesiangan,
jadi agak terlambat untuk pergi kesini.”
Jaka : “Yaudah dek gak apapa.”
Adibah : “Emangnya abang lah lama nunggu adek disini?”
Jaka : “Idak lah dek,baru saja abang datang.”
Adibah : “Ayo lah kita pergi sekarang bang nanti kita sampai
disana hari sudah malam.”
Jaka : “Ayo lah dek kita pergi”

Telah lama Adibah dan Jaka pun pergi ke tempat Datuk Bagindo Tuo
dan akhirnya mereka berdua hampir sampai ke desa lidung, tetapi
menurut tradisi rakyat tersebut siapa pun yang ingin bertemu sama
Datuk Bagindo Tuo, harus melapor kepada masyarakat desa lidung
tersebut, tetapi ketika kedua orang suro ini menuju ke desa lidung hari
pun sudah hampir malam.
Sore harinya kedua orang itu sempat bertemu dengan orang
penduduk desa lidung yang pulang dari mencari kayu.

Zahidah : “Hei (sambil memanggil)Kalian berdua datang dari


mana.”
Jaka : “Kami berdua datang dari dusun suro musirawas.”
Zahidah : “Tujuannya mau kemana?”
Adibah : “Kami ingin bertemu dan menghadap Datuk Bagindo
Tuo.”

Karena hari sudah senja dan desa lidung masih jauh, maka
bermalamlah kedua orang suro ini di tengah hutan senaning.

Adibah : “Bang, sekarang kan sudah malam dan desa lidung


tidak terlalu jauh, jadi kita malam ini bermalam dan
Istirahat disini saja ya.”
Jaka : “Baiklah dek kalau begitu, abang jugo sudah capek
berjalan dari tadi tanpa beristirahat
adibah : “Ha, bang lihat itu, itu sepertinya ada rumah kecil,
mungkin kita bisa beritirahat di situ.”
Jaka : “Oh iya dek, mari kita kesana”
Ass, Ass, Ass ada orang. (sambil mengetok pintu)
Adibah : “Bang sepertinya tidak ada orang disini, sebaiknya kita
Periksa saja didalam.”
Jaka : “Baiklah, (sambil membuka pintu). Dek sepertinya
tidak ada orang disini.”
Adibah : “Iya bang, Alhamdulillah, artinya kita bisa beristirahat
Disini.”
Jaka : “Baiklah lah dek mari kita beristirahat.”

Adibah dan Jaka pun beristirahat di rumah kecil itu, dan orang yang
mencari rotan tadi pun telah sampai di lidung, dan orang itu pun
melaporkan kepada Datuk Bagindo Tuo.

Zahidah : “Ass datuk, boleh kah saya masuk?”


Datuk : “Boleh, silahkan masuk, ada apa?”
Zahidah : “saya ingin melaporkan ke pada datuk bahwa
hutan senaning ada dua orang tamu yang
sedang bermalam
disana dan mau menghadap datuk bagindo tuo.”
Datuk : “Baiklah kalau begitu, terima kasih atas
informasinya.”
Zahidah : “Sama-sama datuk, sekarang saya pamit
pulang dulu.”
Datuk : “Silahkan”
Zahidah : “Assalamu’alaikum”
Datuk : “wa’alaikum salam”

Karena datuk bagindo tuo telah mendapatkan informasi tentang


kedua orang suro yang menginap dihutan senaning. Datuk bagindo tuo
pun memerintahkan aling-aling atau pesuruhnya untuk menjemput dan
membawa kedua orang suro tadi ke dusun lidung.

Datuk bagindo tuo memanggil pesuruhnya

Datuk : “Tingkir”
Tingkir : “Iya datuk ada apa ( sambil sedikit berlari)”
Datuk : “Sekarang kamu pergi ke hutan senaning untuk
menjemput dua orang suro yang sedang bermalam di
sana dan segera bawa mereka kesini.”

Tingkir : “Baiklah datuk”

Datuk : “Tunggu dulu, ingat jika mereka berdua tidak ada disana
cari mereka sampai ketemu.”
Tingkir : “Baiklah datuk saya akan pergi.”
Datuk : “Silahkan”

Hari sudah tengah malam, kedua orang suro ini bangun dari tidurnya.

Adibah : “Bang, bang, bang, bangun”


Jaka : “Ada apa?”
Adibah : “Bang sebaiknya kita pergi dari tempat ini”
Jaka : “Kenapa?”
Adibah : “Perasan saya tidak enak,bagaimana kalau kita sedang
tertidur pulas nanti ada hewan buas yang
masuk kerumah ini gimana?”
Jaka : “Iya juga ya. hmm baik lah kalau begitu mari
kita pergi dari sini.”

Sambil bersiap-siap, agung membuka pintu itu dan langsung pergi.


Setelah pesuruh datuk bagindo tuo tiba di tempat bermalamnya orang
suro itu, ternyata sudah tidak ada lagi di tempat itu, sedangkan perintah
datuk bagindo tuo, kalau belum ketemu harus dicari terus kedalam hutan
itu. Sudah dua hari utusan datuk bagindo tuo itu berkeliling di hutan
senaning, namun kedua orang suro itu tidak juga ditemukan. Akhirnya
para pencari ini pun pulang ke dusun lidung dan memberi tahu datuk
bagindo tuo bahwa kedua orang suro itu sudah berpindah tempat.

Beberapa hari kemudian didapat berita oleh pesuruh datuk bagindo tuo
bahwa kedua orang suro itu telah berpindah tempat ke dusun ujung
tanjung seribulan. Bermalam dan berpindah dalam bahasa dusun itu
disebut melangun.

Tingkir : “Assalamu’alaikum datuk”


Datuk : “Wa’alaikum salam, ada apa?”
Tingkir : “Datuk saya mendapat berita bahwa kedua
orang suro Itu telah melangun ke dusun ujung
tanjung saribulan.”
Datuk : “Oh begitu rupanya, baiklah terima kasih atas
Informasinya.”
Tingkir : “sama-sama datuk, saya permisi dulu datuk, Ass”
Datuk : “Wa’alaikum salam”

Dikarenakan peristiwa melangun ini terjadi di desa ujung tanjung seribulan,


maka desa ujung tanjung seribulan berubah nama menjadi SURO MELANGUN .
Lama kelamaan disebabkan logat dan ejaan, orang desa suro melangun
berubah menjadi kini SAROLANGUN. Kini sarolangun telah menjadi kabupaten
sarolangun yang merupakan bagian dari provinsi jambi.

DEMIKIANLAH SEKELUMIT CERITA


TENTANG
ASAL MULA NAMA SAROLANGUN
JUDUL : “ASAL MULA NAMA SAROLANGUN”
TEMA : “Menceritakan tentang dua orang suro
yang ingin bertemu dan menghadap
Datuk Bagindo Tuo untuk menuntut
Ilmu kesaktian.”
MUSIK : “Dari HP”
MAKSUD DAN TUJUAN : “cerita ini yang menceritakan tentang Asal
Mula Nama Sarolangun.”
SETTING : “Kejadian ini terjadi di Tepi Sungai, Hutan,
dan Rumah.”
NAMA NAMA PEMAIN :
1. FRISKA INTAN WULANDARI sebagai, ADIBAH
2. DWI AGUNG PRASETYO sebagai, JAKA
3. RENDI SAPUTRA sebagai, DATUK BAGINDO TUO
4. M DAVID SETIAWAN sebagai, TINGKIR
5. RURI SEPTAVIANUS sebagai, ZAHIDAH
6. YUNITA SARI SIHOTANG sebagai, MODERATOR
PERWATAKAN :
1. ADIBAH : Baik, Ramah & Sopan Santun
2. JAKA : Pendiam, Sopan Santun & Baik
3. DATUK : Tegas, Baik, Rendah Hati & Bijaksana
4. TINGKIR : Tegas & Jujur
5. ZAHIDAH: Ramah & Baik
DURASI WAKTU : “Selama 30 menit digunakan untuk persiapan dan
penampilan.”
PROPERTI : Kayu Bakar, Kain Panjang, Cangkul, Capik,
Bambu Panjang, Kapiah & Sarung.
DESAIN KOSTUM : Menyesuaikan dengan tema drama.
PROSES KERJA : Dalam pembuatan drama ini, kami membutuhkan
Sekitar 2 bulan di mulai dari proses pembuata hingga
Menampilkannya kepada guru pembimbing.
ANGGARAN BIAYA
BIAYA PRINT :
BIAYA FOTOCOPY :
KRITIK DAN SARAN

Kami menyadari bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya,


kesedihan pasti ad kebahagiaan, tentu saja hasil karya ini tidak mungkin
luput dari kekurangan. Dengan upaya dan semangat peningkatan ilmu
pengetahuan dan seni kami senantiasa mengharapkan konstribusi
pemikiran anda.
Karena itu kami memohon agar pemikiran anda baik kritik maupun
saran yang anda punya demi penyempurnaan makalah kami ini. Semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…..

KRITIK :

SARAN :

PENUTUP DAN BIOGRAFI

NAMA : FRISKA INTAN WULANDARI


TTL : JAMBI, 18 NOVEMBER 2000
NAMA : DWI AGUNG PRASETYO
TTL : BANGKO, 22 APRIL 2001

NAMA : RENDI SAPUTRA


TTL : SUNGAI BAUNG, 12 MEI 2001

NAMA : M DAVID SETIAWAN


TTL : PULAU ARO, 09 NOVEMBER 2001

NAMA : RURI SEPTAVIANUS


TTL : PAINAN, 19 SEPTEMBER 2001

NAMA : YUNITA SARI SIHOTANG


TTL : MUARA RUPIT, 09 JUNI 2001

Anda mungkin juga menyukai