Anda di halaman 1dari 10

ESKSISTENSI KESIAPAN MASYARAKAT DALAM

MENGHADAPI PERUBAHAN TELEVISI KOMUNITAS MENJADI


TELEVISI DIGITAL DIERA DIGITAL

MAKALAH ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Broadcasting Radio dan TV

DOSEN PENGAMPU :

M. HUSIN, S.Sos, MM

DISUSUN OLEH :

SITI RAHAYU
3012018013
KOMUNIKASI PENYIARAN ISAM
SEMESTER 9

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ZAWIYAH COT KALA LANGSA

PROGRAM STUDY KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah
tentang " Esksistensi Kesiapan Masyarakat Dalam Menghadapi Perubahan
Televisi Komunitas Menjadi Televisi Digital Diera Digital".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ilmiah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini. Kami berharap semoga makalah
ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.

Langsa, 1 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. RUMUS MASALAH ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. EKSISTENSI TELEVISI KOMUNITAS PADA ERA
DIGITAL .......................................................................................... 2
B. KESIAPAN MASYARAKAT MENERIMA KONVERSI
TELEVISI ANALOG KE TELEVISI DIGITAL ......................... 3
C. STRATEGI DALAM MENGOPTIMALISASI PERUBAHAN
TV KOMUNITAS KE TV DIGITAL ............................................ 5
BAB II PENUTUP ....................................................................................... 6
A. KESIMPULAN ................................................................................. 6
B. SARAN .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATA BELAKANG
Konvergensi Media, televisi digital, dan masa depan televisi komunitas
menyatakan, dunia penyiaran ke depan akan berubah seiring berkembangnya
teknologi komunikasi dan informasi. Sifat-sifat teknologi telekomunikasi
konvensional yang bersifat massif sekarang sudah mampu digabungkan dengan
teknologi komputer yang bersifat interaktif. Sistem analog yang telah bertahan
sekian puluh tahun akan segera tergantikan oleh sistem digital, dan
implementasinya segera memunculkan fenomena baru: konvergensi. Bersamaan
dengan berlangsungnya konvergensi di bidang telematika, akan terjadi peralihan
sistem penyiaran analog ke sistem penyiaran digital. Televisi digital (DTV/Digital
Television) menggunakan modulasi digital dan kompresi untuk menyebarluaskan
video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.Televisi lokal di tengah-tengah
digitalisasi media menghadapi berbagai macam hambatan, banyak yang
meprediksi televisi lokal akan mengalami kemunduran dalam menghadapi era
digitalisasi media ini. Faktor seperti sumber daya manusia dan pembiayaan
merupakan hal yang menghambat pertumbuhan televisi lokal secara umum
maupun dalam menghadapi era digitalisasi televisi. Apabila televisi lokal bisa
lolos masuk ke dalam sistem digital maka akan mendapat kesempatan yang baik,
tapi sebaliknya apabila televisi lokal tidak bisa mengubah sistem teknologi ke
digital, maka televisi digital akan meredup, terkecuali apabila pemerintah tidak
menghapus secara keseluruhan sistem analog pada televisi.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengenai latar belakang pada penulisan makalah ini. Maka penulis merumuskan
tiga masalah yang nantinya akan dibahas lebih lanjut, yaitu
1. Bagaimana Eksistensi Televisi Komunitas pada era digital?
2. Bagaimana Kesiapan Masyarakat Menerima Konversi Televisi Analog ke
Televisi Digital?
3. Bagaimana strategi dalam mengoptimalisasi perubahan tv komunitas ke tv
digital?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. EKSISTENSI TELEVISI KOMUNITAS PADA ERA DIGITAL

Menurut UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, lembaga penyiaran


adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga
penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, maupun lembaga penyiaran
berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya
berpedoman pada peraturan perundang undangan yang berlaku. Jasa penyiaran
terdiri atas jasa penyiaran radio dan jasa penyiaran televisi yang diselenggarakan
oleh: Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga
Penyiaran Komunitas, dan Lembaga Penyiaran Berlangganan.
Televisi lokal yang hadir dengan spirit otonomi daerah, sangat dirasakan
dampak kehadirannya sebagai warna baru dunia penyiaran tanah air. Berbagai
daerah selama ini kurang optimal diangkat dalam wujud audiovisual sehingga
kehadiran televisi lokal menjadi solusi penting untuk hal tersebut. Dibungkus
dengan kemasan lokal yang kental, televisi lokal selalu berupaya
mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat dengan kearifan lokal yang
berbeda-beda. Dramatikal, bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang
dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Televisi secara
psikologis dan visual dapat dengan mudah memindahkan setiap peristiwa di dunia
ke ruang tidur atau ke ruang tamu pemirsa pada saat bersamaan (realtime). Semua
lengkap dengan emosi dan aspek-aspek psikologis lainnya (Sumadiria, 2005).
Definisi televisi lokal tidak jauh berbeda dengan definisi televisi
komunitas, hanya daya jelajahnya saja yang berbeda. Latar belakang legitimasi
politis atas lembaga penyiaran swasta lokal berawal dari pertimbangan yang
bersifat ekonomis, yaitu untuk mengeliminir monopoli kepemilikan media televisi
oleh pemodal tertentu, serta untuk melakukan desentralisasi modal dan akumulasi
keuntungan bisnis penyiaran. Mampu membuat liputan apa yang terjadi menjadi
lebih nyata bisa merefleksikan atau menggambarkan lingkungan sekitarnya,
membangun makna ritual (ritual meaning). Berfungsi menyalurkan emosi dan

2
kecenderungan destruktif psikologis menjadi gejala internal. Teori ini dikenal
sebagai teori Katarsis (Catharsis theory) (Panuju, 2002)
Persoalan eksistensi televisi komunitas di tengah konvergensi media
penyiaran pastilah akan menimbulkan cultural shock. Eksistensi televisi
komunitas yang belum mapan sementara ini tampaknya akan terancam. Bukan
cuma karena arogansi televisi swasta yang urung beranjak menuju lokal atau
berjaringan yang menyebabkan televisi komunitas kurang berkembang. Kesiapan
sumber daya manusia pengelola televisi komunitas dan persoalan akses teknologi
masih menghantui perkembangan televisi komunitas. Maka bagi para penggiat
televisi komunitas dan asosiasi televisi komunitas, menjadi agenda bersama untuk
mendorong agar institusi formal mau melindungi televisi komunitas. Di tengah
kehidupan yang banal, televisi komunitas hadir memberi kedalaman pikir bagi
warga komunitas. Maka kehadirannya tetap dibutuhkan bagi pemberdayaan
masyarakat pada umumnya. Pemerintah selaku regulator bertanggung jawab
penuh menciptakan regulasi yang dapat melindungi segenap elemen masyarakat
dari pengaruh buruk media. Regulasi menjadi konsekuensi logis dari permainan
simbol budaya yang ditampilkan oleh media konvergen. Tujuannya jelas, yakni
agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang menjadikan salah satu pihak menjadi
dirugikan. Terutama bagi kalangan pengguna atau publik, pihak ini biasanya
menjadi pihak yang paling sering menjadi korban dari implementasi konvergensi.
(Sunarsi, 2013)
B. KESIAPAN MASYARAKAT MENERIMA KONVERSI TELEVISI
ANALOG KE TELEVISI DIGITAL
Televisi lokal yang tengah berada di era peralihan dari teknologi analog ke
teknologi digital mengahadapi beberapa permasalahan yang cukup pelik. Televisi
lokal yang menggunakan teknologi analog dalam perangkat televisinya mau tidak
mau harus mengikuti perkembangan yang ada, karena lambat laun perubahan
teknologi ke teknologi digital ini pasti akan terjadi.
Berdasarkan Keputusan Pemerintah dengan berbagai argumentasi untuk
mengadopsi teknologi penyiaran digital menggantikan teknologi televisi analog
secara logis memang dapat dipahami, namun imigrasi teknologi analog menuju
digital tidak dapat dilaksanakan secara terburu-buru tanpa persiapan yang matang.

3
Transisi ini dalam prakteknya sangat terkait dengan infrastruktur dan aspek non
teknologi, kondisi sosial, ekonomi, literasi masyarakat serta payung regulasi yang
memadai sehingga semua yang berkepentingan, baik pemerintah, perusahaan
siaran baik yang beroperasi di Jakarta maupun lokal, penyiaran komunitas dan
masyarakat pada umumnya agar tidak dirugikan. Dengan dikeluarkan peraturan
pemerintah di mana, dimulai pada tahun 2013 hingga 2017 dengan sejumlah
kegiatan yang meliputi penghentian siaran TV analog di kota-kota besar
dilanjutkan dengan daerah regional lain.
Oleh karena itu, Televisi lokal dengan segala polemik dan kelebihan yang
dimiliki secara tidak langsung akan bersentuhan dengan digitalisasi televisi.
Meskipun ada pencabutan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang
Televisi Digital oleh Mahkamah Agung yang akan menghilangkan sistem analog
secara total pada tahun 2018, namun lambat laun digitalisasi televisi pasti akan
dilakukan. Merujuk pada Genewa Aggreement yang kemudian menghasilkan
International Telecommunication Union yang di dalamnya terdapat peraturan ini,
berisi perubahan yang menggantikan penyiaran televisi yang berbasis analog ke
penyiaran televisi yang berbasis digital. Migrasi dari sistem penyiaran analog ke
digital menjadi tuntutan teknologi secara internasional (Anonim, 2013) .
Era penyiaran digital tidak bisa dilepaskan dari digitalisasi informasi.
Digitalisasi informasi ini adalah proses perubahan segala bentuk informasi (angka,
kata-kata, gambar, suara, data, gerak) dikodekan ke dalam bentuk bit sehingga
dimungkinkan adanya manipulasi dan transformasi data, termasuk penggandaan,
pengurangan, maupun penambahan data maupun informasi. Digitalisasi ini
kemudian diterapkan ke dalam teknologi televisi yang menggunakan sistem
digital, di mana semua informasi dikodekan ke dalam bentuk bit yang
memungkinkan data tersebut diolah lagi sedemikian rupa, seperti dengan
menggandakan, mengurangi atau menambahkan data atau informasi (Warnick,
2002).
Namun, apabila televisi lokal tidak bisa menghadirkan perangkat untuk
digitalisasi televisi, dan masih menggunakan sistem analog, maka akan tertinggal
dari televisi-televisi yang lain, baik itu dari sisi kualitas siaran, perolehan kue
iklan, dan lainnya. Terkecuali apabila nantinya pemerintah tidak akan secara total

4
menghilangkan sistem analog, televisi lokal masih dapat ditayangkan ke khalayak.
Hal ini pada akhirnya akan dikembalikan lagi kepada institusi televisi lokal itu
sendiri, apakah mampu melawati perubahan ke era digital ini atau tidak.
C. STRATEGI DALAM MENGOPTIMALISASI PERUBAHAN TV
KOMUNITAS KE TV DIGITAL
Proses migrasi TV digital belum selesai hingga tahun 2020. Meski begitu,
daerah yang siap dari segi infrastruktur teknis bisa menjadi yang pertama
mengalami transformasi siaran. Di daerah daerah yang mengaku siap transisi
awal, proses sosialisasi harus dilakukan dengan benar. Beberapa warga bahkan
mengaku tidak peduli dengan pentingnya transisi siaran. Hal ini merupakan
tantangan yang memerlukan inisiatif strategi komunikasi yang tepat dan seimbang
dengan kondisi masyarakat agar proses transisi dapat berjalan dengan baik dan
bermanfaat bagi semua lapisan.
Kemudian dari segi kualitas tampilan gambar, keuntungan dari migrasi TV
digital ini adalah kualitas dan kejernihannya benar benar unggul. Selain itu,
kelebihan dari Televisi digital terdapat berbagai fasilitas tambahan seperti
program Early warning system (EWS) atau program peringatan dini kebencanaan,
pengaman siaran anak atau bimbingan orang tua.
Tentunya untuk bermigrasi ke TV digital, suatu daerah harus waspada dan
memenuhi serta memenuhi segala aspek dan infrastruktur yang memadai.Penting
bagi orang untuk memahami rencana transisi TV 4 digital ini. Oleh karena itu,
diperlukan kajian yang dapat memetakan kebiasaan pengguna terhadap strategi
komunikasi terkait program migrasi siaran di Indonesia. Sehingga Strategi
komunikasi yang tepat sangat diperlukan apalagi terkait perkembangan teknologi,
maka dari itu sosialisasi dan edukasi yang dilakukan harus secara maksimal dan
menyeluruh.Informasi yang jelas harus dapat diterima oleh seluruh golongan
masyarakat.Sosialisasi yang dilakukan oleh Komunikasi penyiaran indonesia,
dimana posisi KPI bukanlah garda terdepan dalam proses peralihan ini, upaya
yang dilakukan sudah cukup baik.Namun pastinya masih banyak lapisan
masyarakat yang masih belum mengetahui dengan baik dan tepat terkait peralihan
Televisi digital ini. (Zuwidah & Muzakkir, 2022)

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Eksistensi televisi komunitas yang belum mapan sementara ini
tampaknya akan terancam. Bukan cuma karena arogansi televisi swasta
yang urung beranjak menuju lokal atau berjaringan yang menyebabkan
televisi komunitas kurang berkembang. Kesiapan sumber daya manusia
pengelola televisi komunitas dan persoalan akses teknologi masih
menghantui perkembangan televisi komunitas. Maka bagi para penggiat
televisi komunitas dan asosiasi televisi komunitas, menjadi agenda
bersama untuk mendorong agar institusi formal mau melindungi televisi
komunitas.
Sehingga di Era penyiaran digital tidak bisa dilepaskan dari
digitalisasi informasi. Digitalisasi informasi ini adalah proses perubahan
segala bentuk informasi yang dikodekan ke dalam bentuk bit sehingga
dimungkinkan adanya manipulasi dan transformasi data, termasuk
penggandaan, pengurangan, maupun penambahan data maupun informasi
terhadap mengenai perubahan tv analog menjadi tv digital. Karena dari
segi kualitas tampilan gambar, keuntungan dari migrasi TV digital ini
adalah kualitas dan kejernihannya benar benar unggul. Selain itu,
kelebihan dari Televisi digital terdapat berbagai fasilitas tambahan seperti
program Early warning system (EWS) atau program peringatan dini
kebencanaan, pengaman siaran anak atau bimbingan orang tua.
B. SARAN
Menurut pendapat saya, di era digital ini bangsa Indonesia perlu
melakukan berbagai perbaikan di segala bidang termasuk dalam perubahan
tv analog dan tv digital. Hal ini perlu dilakukan agar perubahan yang
terjadi nantinya menjadi lebih baik lagi. kemudian pada perubahan ini
dapat berpengaruh diera digital yang tidak dapat dihindarkan. Saya yakin
bahwa diera perubahan ini akan memiliki dampak yang aman kepada
anak-anak dan kita semua termasuk orang tua dalam pengawasan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Panuju, Redi. (2002). Relasi Kuasa. Pustaka Pelajar Yogyakarta. Sumadiria,


Haris, AS. (2005). Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media
Sunarsi. Risa. (2013) “Eksistensi televisi komunitas ke televise digital” jurnal
Prosiding. Hal 8-9
Warnick, Barbara. (2002). Critical Literacy in a Digital Era. London; Lawrence
Erlbaum Associates
Anonim. (2013). MA batalkan peraturan Menkominfo soal TV Digital. Tersedia
dalam . Diakses tanggal 1 Juli 2013.
Perundangan: Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran.
Cahyaningrum. Qoute Nuraini. (2013). “Keberadaan Televisi Lokal Di Era
Digitalisasi”. Jurnal; Observasi | Vol. 11, No.1| Tahun 2013 dikutip Hal
56-57

Anda mungkin juga menyukai