Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR ETIKA BISNIS ISLAM SECARA KONVENSIONAL

DAN SECARA ISLAM

MAKALAH ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam

DOSEN PENGAMPU :

RAFIZA ZULIANI, SH.I, M.Sh

DISUSUN OLEH :

M. FAKHRUR RAZZI LUBIS


NIM. 4042021001
MANAJEMEN ZAKAT WAKAF
SEMESTER 4/U-1

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ZAWIYAH COT KALA LANGSA

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang konsep dasar etika bisnis islam secara konvensional dan
secara islam.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang
konsep dasar etika bisnis islam secara konvensional dan secara islam dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Langsa, 13 Maret 2023


M. Fakhrur razzi lubis
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................1

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. ETIKA BISNIS...........................................................................................2

B. FUNGSI ETIKA BISNIS DALAM ISLAM............................................7

C. PRINSIP DASAR ETIKA BISNIS ISLAM.............................................7

BAB III PENUTUP .............................................................................................12

A. KESI MPULAN .......................................................................................12

B. SARAN......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Disadari bahwa kondisi umat islam secara umum masih terpuruk
dalam bidang perekonomian, termasuk di dalamnya dunia bisnis.
Sementara itu, pengkajian keilmuan keislaman di Perguruan Tinggi,
khususnya pada Perguruan Tinggi Islam, baik negeri maupun swasta
belum banyak mengembangkan persoalan-persoalan realitas kehidupan
empirik, khususnya menyangkut ekonomi dan bisnis dalam perspektif al-
Qur’an.Padahal al-Qur’an sebagai sumber penggalian dan pengembangan
ajaran Islam, berisi segala hal yang menyangkut tata nilai mengenai
perilaku kehidupan manusia.
Sementara itu perkembangan dunia bisnis dan ekonomi telah
berjalan cepat dalam dunianya sendiri, yang seringkali berjauhan dengan
nilai-nilai moralitas dan agama, salah satu faktor utamanya disebabkan,
bahwa perilaku ekonomi dan bisnis kebanyakan berada didunia yang asing
dari nilai-nilai moralitas dan agama.sehingga dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai pemahaman konsep bisnis berdasarkan Al-qur’an.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas permasalahan yang dibahas dalam
tulisan ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika Bisnis islam?
2. Bagaimana perbandingan Etika Bisnis Menurut perspektif Ekonomi
Islam dan Ekonomi Kapitalis?
3. Apa fungsi dari Etika Bisnis dalam Islam?
4. Sebutkan Prinsip dasar Etika Bisnis Islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA BISNIS
1. Pengertia Etika Bisnis
Dalam hal ini agar dapat memahami pengertian etika maka perlu
dibandingkan dengan moralitas. Etika dan moralitas sering dianggap
memiliki pengertian yang sama. Namun sesungguhnya antara etika dan
moralitas memiliki pengertian yang berbeda, dan etika bisa
mempunyai makna yang sama sekali berbeda dengan moralitas.1
Adapun istilah etika apabila ditinjau secara teoritis dapat dibedakan
kedalam dua pengertian, sekalipun pada saat praktik penggunaan kata
tersebut tidak mudah untuk dibedakan. Pertama, kata etika berasal
dari Yunani yaitu ethos yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) yang
berarti adat istiadat atau kebiasaan.2 Dari pengertian pertama tersebut,
etika berkaitan dengan suatu kebiasaan hidup yang baik, baik terdapat
pada diri seseorang maupun pada suatu kelompok atau masyarakat.
Kebiasaan ini lalu teraplikasi kedalam prilaku seharihari yang
membentuk pola, dan terus berulang sehingga menjadi suatu
kebiasaan.
Di dalam pengertian yang pertama ini, secara harfiah antara etika
dan moralitas sama-sama memiliki arti suatu sistem nilai tentang
bagaimana seorang manusia harus menjalani hidupnya dengan baik
sebagai manusia yang telah terintegrasi kedalam suatu adat kebiasaan
yang kemudian terwujud kedalam suatu pola perilaku yang terulang
dalam kurun waktu yang lama sebagaumana layaknya suatu kebiasaan.
Dari pemaparan pengertian etika tersebut suatu etika sebagaimana
moralitas mempunyai esensi nilai dan norma-norma yang konkrit yang

1
A. Sony Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1998), hlm. 13.
2
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Moral
Ajaran Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2012), hlm. 14.

2
dijadikan sebagai pedoman dan landasan hidup bagi seorang manusia
dalam perjalanan hidupnya.
Kedua, kata etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus
berbeda dengan moralitas. Dalam hal ini etika mempunyai pengertian
yang jauh lebih luas dan mendalam dari moralitas. Di dalam
pengertian kedua ini, etika merupakan sebuah filsafat moral, atau bisa
dipahami sebagai ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma
yang diberikan oleh moralitas. Etika sebagai filsafat moral tidak
langsung memberikan perintah konkret sebagai pegangan hidup.
Sebagai sebuah cabang filsafat, etika sangat ditekankan kepada suatu
pendekatan kritis dalam melihat nilai dan norma moral dengan segala
permasalahan yang ada ditengah masyarakat.3
Dengan adanya dua pengertian antara etika dan moralitas diatas
maka ada kesamaan antara etika dan moral. Namun, ada pula
perbedaan yang terletak pada etika lebih bersifat aplikatif sebagaimana
praktik moral pada kehidupan sehari-hari. Disisi lain, etika lebih
banyak bersifat teoritis. Selain itu, etika merupakan tingkah laku
manusia yang bersifat umum, sedangkan moral bersifat khusus. Pada
prinsipnya, pelanggaran etika dan moral yang dilakukan oleh
seseorang dapat dikembalikan kepada kata hatinya masing-masing.
Apabila di dalam hatinya tersirat suatu niat perbuatan yang kurang
baik, atau bahkan tidak baik, jika seseorang tersebut melakukan
perbuatan tersebut maka seseorang tersebut sesungguhnya telah
melanggar etika dan moral. Di dalam Islam tentunya dikaitkan dengan
akhlak, perilaku sata hati inilah yang amat ditekankan sebagai indikasi
bahwa seseorang benar-benar mempunyai akhlak sesuai dengan syariat
Islam.4 Semua hal tersebut juga berlaku di dalam dunia bisnis, apabila
berbisnis dan ingin mendapat ridho dari Allah SWT maka harus
menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang telah dicontohkan oleh

3
A. Sony Keraf, Op. Cit., hlm. 14.
4
Muhammad Djakfar, Op. Cit., hlm. 16.

3
Rasulullah SAW. Sehingga hasil yang diperoleh akan menjadi berkah
baik didunia maupun di akhirat.
2. Etika Bisnis Islam
Menurut Issa Rafiq Beekun, etika dapat didefinisikan sebagai
seperangkat prinsip moral yang membedakan suatu hal yang baik dan
buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena
memiliki peran menentukan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak
dilakukan oleh seorang manusia. Dalam Islam, istilah yang paling
berdekatan dan berhubungan dengan istilah etika di dalam Al-Quran
adalah khuluq. Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari hal
yang berkaitan dengan baik buruknya perilaku dari seorang manusia.
Kaitannya dengan studi etis dibidang ekonomi dan bisnis maka telah
mashur dengan pembahasan etika bisnis. Etika bisnis kemudian dapat
didefinisikan sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan
salah dalam dunia bisnis berlandaskan kepada prinsip moralitas.Dalam
arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana para
pelaku bisnis harus memiliki suatu komitmen dalam aktivitas
transaksi, prilaku, dan berelasi agar bisnis sesuai dengan koridor yang
baik.5
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip-prinsip syariah di dalam
segala aktivitas kehidupan. Oleh karena itu, apabila etika dikaitkan
dengan masalah bisnis, maka dapat digambarkan bahwa etika bisnis
Islam adalah norma etika yang berbasiskan Al-Qur`an dan Hadits yang
harus dijadikan sebagai pedoman hidup oleh para pebisnis. Etika bisnis
Islam ditekankan kepada kebebasan manusia untuk bertindak dan
bertanggung jawab karena kepercayaannya terhadap kekuasaan Allah
SWT.

5
Muhammad, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Menejemen Perusahaan YKPN), hlm. 38.

4
Namun, kata bebas bukan berarti sepenuhnya lepas dari tanggung
jawab. Manusia akan tetap diberikan batasan-batasan oleh Allah SWT
tentang permasalahan yang baik maupun permasalahan yang buruk
Ajaran etika perspektif Islam pada prinsipnya menusia dituntut untuk
berbuat baik, baik pada dirinya sendiri, berbuat baik terhadap
lingkungan (alam) maupun lingkungan sosial, berbuat baik kepada
sesama manusia, dan beriman kepada Allah SWT. Di dalam tataran
kehidupan manusia secara global etika bisnis Islam bukanlah satu-
satunya dijadikan sebagai parameter, karena masih banyak parameter-
parameter lain yang diciptakan oleh manusia di muka bumi ini
3. Etika Bisnis Menurut perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Kapitalis
Membahas tentang Etika bisnis menurut perspektif ekonomi
Islam, maka kita akan membin-cangkan suatu sistem yang mengatur
permasalahan ekonomi, baik dalam aspek mikro maupun makro, yang
berdasarkan kepada syari’at Islam. Suatu hal yang pasti, sumber
pemikiran ekonomi Islam adalah aqidah dan ideologi Islam. Sehingga
ekonomi Islam bersifat khas, unik dan berbeda dengan sistem ekonomi
kapitalis ataupun sistem ekonomi sosialis/komunis.
Menurut pendapat H. Halide yang dimaksud dengan Etika bisnis
menurut Perspektif ekonomi Islam ialah kumpulan dasar-dasar umum
ekonomi yang disimpulkan dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang ada
hubungannya dengan urusan ekonomi.6 Lebih lanjut ia mengatakan
pengembangan konsep Islam mengenai kehidupan ekonomi
menunjukkan indikasi keberhasilan. Ia menunjuk kepada beberapa hal:
(1) Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank) dengan
saham dan modal kerja sebanyak 3 milyar dinar Islam yang bekerja
tanpa interest. Sistem perbankan ini ternyata mampu bersaing

6
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: Universitas
Indonesia UI-Press, 1988), h. 3

5
dengan sistem perbankan Barat yang disandarkan pada tingkat
bunga dalam pengaturan kegiatannya
(2) Beberapa lembaga ekonomi dan program aksi yang dibuat oleh
organisasi negara-negara Islam dan negara-negara yang
penduduknya mayoritas beragama Islam, ternyata tumbuh dan
berkembang, seperti Pusat Islam untuk Pengembangan
Perdagangan di Aljazair, Kamar Dagang dan Industri Islam di
Karachi, Pusat Islam untuk Latihan Keterampilan dan Teknik serta
Penelitian di Dakka (Bangladesh), Pusat Latihan Statistik,
Ekonomi dan Sosial di Ankara (Turki).7
Milton H. Spencer (1977), menulis dalam bukunya Contem-porary
Economics: "Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi
ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alat-alat
produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api,
dan sebagainya) dan pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam
kondisi-kondisi yang sangat kompetitif."8
Etika bisnis menurut perspektif Ekonomi kapitalis misalnya,
mencampuradukkan antara permasalahan yang seharusnya dibahas
dalam ilmu ekonomi dengan permasalahan yang diatur sistem
ekonomi. Begitu pula dalam memandang permasalahan ekonomi,
sistem ekonomi kapitalis memasukkannya dalam pembahasan ilmu
ekonomi sekaligus menjadi defini-siniya, yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tak
terbatas sedangkan sumber-sumber yang tersedia terbatas adanya
(scarcity).

7
Ibid., h. 4
8
Dikutip dalam bukunya Robert L. Heilbroner, Tokoh-Tokoh Besar Pemikiran Ekonomi,
(Jakarta: UI Press, h. 277)

6
B. FUNGSI ETIKA DALAM BISNIS
Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang diemban oleh etika bisnis
Islami.9 Dijelaskan sebagai berikut :
1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan
menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan
perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis
Islami. Dan caranya biasanya dengan memberikan suatu pemahaman
serta cara pandang baru tentang bisnis dengan menggunakan landasan
nilai-nilai moralitas dan spiritualitas, yang kemudian terangkum dalam
suatu bentuk bernama etika bisnis.
3. Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan
memberikan satu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini
yang kian jauh dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahwa bisnis yang
beretika harus benarbenar merujuk pada sumber utamanya yaitu Al-
Quran dan Sunnah.
C. PRINSIP DASAR ETIKA BISNIS ISLAM
Adapun prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam yang harus diterapkan
dalam menjalankan kegitan bisnis, yaitu
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Konsep ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika Islam adalah
kepercayaan total dan murni terhadap kesatuan (keesaan)
Tuhan.10Konsep tauhid merupakan dimensi vertical Islam yang berarti
Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa menetapkan batas-batas tertentu
atas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk memberikan manfaat
pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya. 11
Hubungan vertical ini merupakan wujud penyerahan diri manusia
secara penuh tanpa syarat di hadapan Tuhan, dengan menjadikan

9
Novita Sa‟adatul Hidayah, “Persaingan Bisnis Pedagang Pasar Ganefo Mranggen Demak
Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam”, (Skripsi, UIN Walisongo, Semarang, 2015), 39
10
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis, ….22
11
Faisal Badreon, Etika Bisnis..., 89.

7
keinginan, ambisi, serta perbuatannya tunduk pada titah-Nya.12 Oleh
karena itu tauhid merupakan dasar dan sekaligus motivasi untuk
menjaminkelangsungan hidup, kecukupan, kekuasaan, dan kehormatan
manusia yang telah didesain Allah menjadi makhluk yang
dimuliakan.13
Dengan mengintegrasikan aspek religius dengan aspek-aspek
kehidupan yang lainnya, seperti ekonomi, akan menimbulkan perasaan
dalam diri manusia bahwa ia akan selalu merasa direkam segala
aktivitas kehidupannya, termasuk dalam aktivitas berekonomi
sehingga dalam melakukan aktivitas bisnis tidak akan mudah
menyimpang dari segala ketentuannya. Perhatian terus menerus untuk
kebutuhan etik dan dimotivasi oleh ketauhidan kepada Tuhan Yang
Maha Esa akan meningkatkan kesadaran individu mengenai insting
altruistiknya, baik terhadap sesama manusia maupun alam
lingkungannya. Ini berarti, konsep tauhid akan memiliki pengaruh
yang paling mendalam terhadap diri seorang muslim.14
2. Keseimbangan (Keadilan/Equilibrium)
Prinsip keseimbangan bermakna terciptanya suatu situasi di mana
tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan, atau kondisi saling
ridho („an taradhin).15 Perilaku keseimbangan dan keadilan dalam
bisnis secara tegas dijelaskan dalam konteks perbendaharaan bisnis
agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran bila menakar dan
menimbang dengan neraca yang benar, karena hal itu merupakan
perilaku yang terbaik dan membawa akibat yang baik pula.
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan
untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai.
Islam mengharuskan penganutnya untuk berlaku adil dan berbuat

12
Muhammad Djakfar, Etika….. 22.
13
Ali Hasan, Manajemen Bisnis….., 107
14
Ibid., 23.
15
Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta Atas Kerja Sama Dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2014), 69.

8
kebajikan. Dan bahkan berlaku adil harus didahulukan dari kebajikan
dalam perniagaan, persyaratan adil yang paling mendasar adalah agar
pengusaha Muslim menyempurnakan takaran bila menakar da
menimbang dengan alat timbangan yang benar, karena hal itu
merupakan perilaku terbaik yang akan mendekatkan pada ketakwaan.16
3. Kehendak Bebas (Ikhtiyar/Free Will)
Dalam pandangan Islam, manusia memiliki kebebasan untuk
mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memperoleh
kemashlahah-an yang tertinggi dari sumber daya yang ada pada
kekuasaannya untuk dikelola dan dimanfaatkan untuk mencapai
kesejahteraan hidup, namun kebebasan dalam Islam dibatasi oleh
nilainilai Islam.17 Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia
sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah SWT, ia
diberikan kemampuan untuk berfikir dan membuat keputusan, untuk
memilih jalan hidup yang ia inginkan, dan yang paling penting, untuk
bertindak berdasarkan aturan apapun yang ia pilih. Tidak seperti
halnya ciptaan Allah SWT yang lain di alam semesta, ia dapat memilih
perilaku etis maupun tidak etis yang akan ia jalankan.
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti pasar
dapat berperan efektif dalam kehidupan perekonomian. Hal ini berlaku
manakala tidak ada intervensi bagi pasar dari pihak manapun, tak
terkecuali oleh pemerintah.18 Dalam Islam kehendak bebas mempunyai
tempat tersendiri, karena potensi kebebasan itu sudah ada sejak
manusia dilahirkan di muka bumi ini. Namun, sekali lagi perlu
ditekankan bahwa kebebasan yang ada dalam diri manusia bersifat
terbatas, sedangkan kebebasan yang tak terbatas hanyalah milik Allah
semata.oleh karena itu perlu disadari setiap muslim, bahwa dalam
situasi apa pun, ia dibimbing oleh aturan-aturan dan prosedur-prosedur

16
Faisal Badroen, Etika Bisnis….., 91.
17
P3EI, Ekonomi Islam,….68.
18
Faisal Badroen, Etika bisnis,…, 94

9
yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan Tuhan dalam Syariat-Nya
yang dicontohkan melalui Rasul-Nya.19
4. Pertanggung Jawaban (Responsibility)
Islam sangat menekankan pada konsep tanggung jawab, walaupun
tidaklah berarti mengabaikan kebebasan individu. Ini berarti bahwa
yang dikehendaki ajaran Islam adalah kehendak yang bertanggung
jawab. Manusia harus berani mempertanggungjawabkan segala
pilihannya tidak saja di hadapan manusia bahkan paling penting adalah
kelak di hadapan Tuhan.20 Tanggung jawab muslim yang sempurna
tentu saja didasarkan atas cakupan kebebasan yang luas, yang dimulai
dari kebebasan untuk memilih keyakinan dan berakhir dengan
keputusan yang paling tegas yang perlu diambilnya.21
Dalam dunia bisnis hal semacam itu juga sangat berlaku. Setelah
melaksanakan segala aktifitas bisnis dengan berbagai bentuk
kebebasan, bukan berarti semuanya selesai saat tujuan yang
dikehendaki tercapai, atau ketika sudah mendapatkan keuntungan.
Semua itu perlu adanya pertanggung jawaban atas apa yang telah
pebisnis lakukan, baik itu pertanggung jawaban ketika ia bertransaksi,
memproduksi barang, menjual barang, melakukan jual beli, melakukan
perjanjian dan lain sebagainya.
5. Ihsan (benevolence)
Ihsan (benevolence), artinya melaksanakan perbuatan baik yang
dapat memberikan kemanfaaatan kepada orang lain, tanpa adanya
kewajiban tertentu yang mengharuskan perbuatan tersebut atau dengan
kata lain beribadah, dan berbuat baik seakan-akan melihat Allah, jika
tidak mampu, maka yakinlah bahwa Allah melihat apa yang kita
perbuat.22

19
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis,…., 25.
20
Ibid, 16
21
Faisal Badroen, Etika Bisnis,… 101
22
Ibid, 102

10
Dalam sebuah kerjaan bisnis Ahmad menggarisbawahi sejumlah
perbuatan yang dapat mensupport pelaksanaan aksioma ihsan dalam
bisnis23, yaitu :
1) Kemurahan hati (leniency)
2) Motif pelayanan (Service motive)
3) Kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang berkaitan dengan
pelaksanaan yang menjadi proritas.
Selain hal yang disebutkan di atas, manusia juga diwajibkan untuk
mengenal dan mengobservasi skala prioritas Quran24, seperti:
1) Lebih memilih kepada penghargaan akhirat ketimbang
penghargaan duniawi
2) Lebih memilih kepada tindakan yang bermoral ketimbang yang
tidak bermoral
3) Lebih memilih halal ketimbang yang haram.

BAB III
23
Ibid., 103
24
Ibid.

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Etika merupakan sebuah filsafat moral, atau bisa dipahami sebagai


ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan
oleh moralitas. Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberikan
perintah konkret sebagai pegangan hidup. Sebagai sebuah cabang
filsafat, etika sangat ditekankan kepada suatu pendekatan kritis dalam
melihat nilai dan norma moral dengan segala permasalahan yang ada
ditengah masyarakat.
 Dalam Islam, istilah yang paling berdekatan dan berhubungan dengan
istilah etika di dalam Al-Quran adalah khuluq. Etika merupakan
cabang filsafat yang mempelajari hal yang berkaitan dengan baik
buruknya perilaku dari seorang manusia. Kaitannya dengan studi etis
dibidang ekonomi dan bisnis maka telah mashur dengan pembahasan
etika bisnis. Etika bisnis kemudian dapat didefinisikan sebagai
seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia
bisnis berlandaskan kepada prinsip moralitas
 Adapun prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam yang harus diterapkan
dalam menjalankan kegitan bisnis, yaitu
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
2. Keseimbangan (Keadilan/Equilibrium)
3. Kehendak Bebas (Ikhtiyar/Free Will)
4. Pertanggung Jawaban (Responsibility)
5. Ihsan (benevolence)
B. SARAN
Dalam penulisan ini penulis memberikan saran bahwasanya dalam
Etika Bisnis Perlu penerapan ilmu islam dalam berbisnis baik didalam
lapangan maupun diluar lapangan agar pengembangan ilmu islam tidak
hilang seketika karena diera perkembangan ilmuan yang semakin maju.

12
DAFTAR PUSTAKA

Daud Ali, Mohammad.Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta:


Universitas Indonesia UI-Press, 1988), h. 3
Dikutip dalam bukunya Robert L. Heilbroner, Tokoh-Tokoh Besar Pemikiran
Ekonomi, (Jakarta: UI Press, h. 277)
Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis, Jakarta: Penebar Plus, 2012.
Keraf, A. Sony. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1998.
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis, Jakarta: Penebar Plus, 2012
Muhammad. Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN Yogyakarta,
2004.
Novita Sa‟adatul Hidayah, “Persaingan Bisnis Pedagang Pasar Ganefo Mranggen
Demak Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam”, Skripsi, UIN Walisongo,
Semarang, 2015
Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta Atas Kerja Sama Dengan Bank Indonesia, Ekonomi
Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014

6. Membahas tentang
ekonomi Islam, maka
kita akan membin-
7. cangkan suatu sistem
yang mengatur

13
permasalahan ekonomi,
baik
8. dalam aspek mikro
maupun makro, yang
berdasarkan kepada
syari’at
9. Islam. Suatu hal yang
pasti, sumber
pemikiran ekonomi
Islam adalah
10. aqidah dan ideologi
Islam. Sehingga
ekonomi Islam bersifat
khas,

14
11. unik dan berbeda
dengan sistem ekonomi
kapitalis ataupun
sistem
12. ekonomi
sosialis/komunis

C. Dalam kehidupan
realiti, bisnis baik
sebagai aktivitas
maupun sebagai
D. entitas, telah ada
dalam sistem dan
strukturnya yang
“baku”. Bisnis berjalan
15
E. sebagai proses yang
telah menjadi kegiatan
manusia sebagai
individu atau
F. masyarakat untuk
mencari keuntungan
dan memenuhi
keinginan dan
G. kebutuhan hidupnya.
Sementara itu, etika
telah dipahami sebagai
sebuah
H. disiplin ilmu yang
mandiri dan karenanya

16
terpisah dari bisnis.
Etika adalah
I. ilmu yang berisi
patokan-patokan
mengenai apa-apa yang
benar atau yang
J. salah, yang baik atau
buruk, yang bermanfaat
atau tidak. Dalam
kenyataan
K. itu bisnis dan etika
dipahami sebagai dua
hal yang terpisah bahkan
tidak ada

17
L. kaitannya. Jika pun
ada malah dipandang
sebagai hubungan
negatif dimana,
M. praktek bisnis
merupakan kegiatan
yang bertujuan
mencapai laba sebesar-
N. besarnya dalam
situasi persaingan bebas.
Sebaliknya etika bila
diterapkan
O. dalam dunia bisnis
dianggap dapat

18
mengganggu upaya
mencapai tujuan
P. bisnis. Dengan
demikian hubunan
antara bisnis dan etika
telah melahirkan
Q. hal yang problematis
R. Dalam kehidupan
realiti, bisnis baik
sebagai aktivitas
maupun sebagai
S. entitas, telah ada
dalam sistem dan
strukturnya yang
“baku”. Bisnis berjalan
19
T. sebagai proses yang
telah menjadi kegiatan
manusia sebagai
individu atau
U. masyarakat untuk
mencari keuntungan
dan memenuhi
keinginan dan
V. kebutuhan hidupnya.
Sementara itu, etika
telah dipahami sebagai
sebuah
W. disiplin ilmu yang
mandiri dan karenanya

20
terpisah dari bisnis.
Etika adalah
X. ilmu yang berisi
patokan-patokan
mengenai apa-apa yang
benar atau yang
Y. salah, yang baik atau
buruk, yang bermanfaat
atau tidak. Dalam
kenyataan
Z. itu bisnis dan etika
dipahami sebagai dua
hal yang terpisah bahkan
tidak ada

21
AA. kaitannya. Jika pun
ada malah dipandang
sebagai hubungan
negatif dimana,
BB. praktek bisnis
merupakan kegiatan
yang bertujuan
mencapai laba sebesar-
CC. besarnya dalam
situasi persaingan bebas.
Sebaliknya etika bila
diterapkan
DD. dalam dunia
bisnis dianggap dapat

22
mengganggu upaya
mencapai tujuan
EE.bisnis. Dengan
demikian hubunan
antara bisnis dan etika
telah melahirkan
FF. hal yang problematis

23

Anda mungkin juga menyukai