Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KONSEP DAN PENGERTIAN ETIKA DALAM PERSPEKTIF ISLAM”

Dosen Pengampu :

Ibu Beta Puspasari, M.Pd

Nama Kelompok :

1. Khesi Wahyuni (211101043)


2. Oksin Said Al-Hamidy (2111058)

PRODI EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARI’AH NAHDATUL ULAMA
(STIES-NU) BENGKULU
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
karunia dan rahmatNya, tak lupa Shalawat dan salam untuk tauladan kita Nabi
Muhammad Saw yang membawa kita semua ke zaman terang benderang ini
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Konsep Dan Pengertian Etika Dalam
Perspektif Islam dengan baik walapun masih banyak kekurangan didalamnya.

Serta penulis juga berterima kasih kepada Ibu Beta Puspasari,M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Etika Bisnis Islam yang sudah memberikan kepercayaan dan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah ini. Penulis sangat berharap
makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan
pembaca menyangkut Etika Bisnis dalam Islam. Penulis pun menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang sudah penulis buat, mengingat tak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun dan demi perbaikan makalah ini dimasa
mendatang. Semoga makalah sederhana ini bisa bermanfaat dan dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Bengkulu, 3 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i


.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dan Pengertian Etika Dalam Perspektif Islam ..............................3
2.2 Bisnis Dalam Islam .....................................................................................5
2.3 Etika Bisnis Dalam Islam ...........................................................................9
2.4 Fungsi Etika Dalam Bisnis Islam ...............................................................12
2.5 Transaksi .....................................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini, seakan nilai etika
semakin luntur. Kecenderungan masyarakat untuk berlaku bebas seakan sudah
mewabah disetiap lini kehidupan. Ketika membicarakan masalah etika secara
sepintas orang tentu akan berfikir mengenai norma dan aturan yang berlaku di
tengah masyarakat.

Hal ini jelas menunjukkan bahwa masalah etika merupakan masalah


serius bagi terciptanya kehidupan yang harmonis. Dalam dataran yang lebih
luas permasalahan etika juga menjadi suatu hal yang sangat penting bagi dunia
bisnis. Perilaku setiap individu dalam dunia bisnis ternyata merupakan salah
satu indikator penentu maju dan mundurnya suatu perjalanan bisnis. Semakin
beretika seorang dalam berbisnis, maka dengan sendirinya dia akan menemui
kesuksesan. Sebaliknya bila pelaku bisnis sudah jauh dari nilai-nilai etika
dalam menjalankan roda bisnisnya sudah pasti dalam waktu dekat
kemunduran bisnisnya akan ia peroleh.

Oleh karena itulah saat ini perilaku manusia dalam sebuah perusahaan
yang bergerak dalam dunia bisnis menjadi sangat urgent. Satu bentuk
pentingnya perilaku bisnis tersebut dianggap sebagai satu masalah jika yang
bersangkutan mempunyai perilaku yang kurang baik, dan dianggap bisa
membawa kerugian dalam suatu perusahaan.

Dari sinilah kemudian akan tampak betapa pentingnya etika bisnis


islam, sebuah kombinasi bisnis dengan nilai etika dan nilai spiritual sangat
lekat ditonjolkan. Kemudian yang segara terbangun adalah sebuah system
baru dalam dunia bisnis yang berlandaskan akan etika. Selain itu bentuk dari
sebuah kualitas bisnis tak lain tercermin dari bagaimana bisnis tersebut
dijalankan dengan sistem dan aturan agama, Islam sendiri sangat menekankan

1
pentingnya sebuah etika dalam menjalankan segala sesuatu, tak terkecuali
dalam hal perdagangan (Bisnis)

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dan pengertian etika dalam perspektif islam?
2. Apa itu bisnis dalam Islam?
3. Etika bisnis dalam Islam?
4. Fungsi etika dalam bisnis Islam?

1.3. Tujuan Masalah


1. Menjelaskan etika dalam prespektif Islam.
2. Menjelaskan pandangan Islam terhadap bisnis.
3. Menjelaskan tujuan umum etika bisnis dalam Islam.
4. Menjelaskan fungsi etika bisnis Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dan Pengertian Etika Dalam Perspektif Islam


Secara etimologi, etika berarti perbuatan, dan ada hubungannya
dengan kata-kata Khuliq (pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan). Akan
tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak dalam
Bahasa Arab “Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu, yang berarti ;
sajiyyah (perangai), mur’iiah (budi), thab’in (tabiat), dan adab
(kesopanan).

Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral (moralitas).


Meskipun sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan
moral memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat,jika moral lebih
cenderung pada pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan
manusia, etika mempelajari tentang baik dan buruk”. Jadi,bisa dikatakan,
etika berfungsi sebagai teori dan perbuatan baik buruk dan moral adalah
praktiknya. Sering pula yang dimaksud dengan etika adalah semua
perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa.

Etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang


tingkah laku manusia, perkataan etika berasal dari bahasa Yunani yaitu
Ethos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah prilaku seseorang atau
kelompok orang yang tersusun dari suatu sistem nilai atau norma yang
diambil dari gejala-gejala alamiyah sekelompok masyarakat tersebut.
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of
conduct) yang memimpin individu. Etika juga memiliki stresing
terhadap kajian sistem nilai-nilai yang ada.

Oleh karena itu, apabila kita kaitkan etika dengan perdagangan


dalam Islam, maka akan melahirkan suatu kesimpulan bahwa
perdagangan harus mengacu pada nilai-nilai keislaman yang telah baku
dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.

3
Beberapa konsep mengenai etika bisnis dalam ajaran Rasulullah SAW :
1. Prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Rasulullah sangat
intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran
ini, beliau bersabda “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu
jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (H.R.
Muslim)
2. Kesadaran tentang signifikan sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis
menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-
banyaknya, sebagaimana yang diajarkan oleh Adam Smith, tetapi juga
berorientasi pada sikap ta’awun(menolong). Tegasnya, berbisnis bukan
mencari untung material semata tetapi wajib didasari kesadaran
memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu. Dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda; “Dengan melakukan sumpah palsu barang-barang memang
terjual, tetapi hasilnya tidak berkah”.
4. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, kita harus bersikap ramah dalam
melakukan bisnis. Rasul mengatakan “Allah merahmati seseorang
yang ramah dan toleran dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan Tarmizi).
5. Tidak boleh menawwarkan harga dengan harga tinggi agar orang lain
tertarik dengan harga tersebut. Sabda Rasulullah ; “Janganlah kalian
melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan
penjual untuk menaikkan harga, bukan untuk membeli, tetapi untuk
menarik orang lain untuk membeli).
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang lain membeli
kepadanya. Sabda Rasulullah ; “Janganlah seorang dari kalian menjual
dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain”
(H.R. Muttafaq ‘alaih)
7. Tidak melakukan ihtikar (menumpuk dan menyimpan barang)
8. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar.
9. Bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah kepada Allah.

4
10. Membayar upah sebelum keringat kering atau menunda-nunda
pembayaran upah. Rasulullah bersabda ; “Berilah upah kepada
karyawan, sebelum kering keringatnya”.
11. Tidak monopoli.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dlam kondisi eksisnya bahaya
(mudharat) yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu
dan sosial.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang halal atau suci bukan yang
haram.
14. Bisnis dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan.
15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajiban.
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu
membayar.
17. Berbisnis yang bersih dari unsur riba.
Dari ciri-ciri diatas dapat kita ketahui beberapa perbedaan bagaimana
etika bisnis dalam Islam dengan etika bisnis kebanyakan budaya barat.

2.2 Bisnis Dalam Islam


Bisnis dalam makna umum adalah aktivitas yang dilakukan oleh
manusia untuk memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara
efektif dan efisien. Islam memandang bahwa seluruh aktivitas manusia
termasuk dalam masalah bisnis memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu
dalam rangka beribadah kepada Allah SWT serta bertujuan untuk
mendapatkan keridhaan-Nya.

Inilah perbedaan mendasar dari bisnis Islam dengan bisnis pada


umumnya, di mana dalam bisnis bukan hanya untuk mendapatkan
keuntungannya, akan tetapi ada tujuan yang lebih mulia, yaitu
mendapatkan ridha Allah SWT. Bisnis Islam berbeda dengan sistem
bisnis lain, khususnya dalam bidang prinsip-prinsipnya. Salah satu dari
prinsip yang tidak ada dalam sistem bisnis lainnya adalah adanya aturan

5
haram (tidak boleh dilakukan) dan halal (boleh dilakukan) yang harus
ditaati oleh para pelaku bisnis.

Halal dan haram dalam Islam membawa konsekuensi kepada etika


bisnis Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai Islam. Di mana seseorang
tidak boleh melakukan sesuatu yang telah diharamkan dalam Islam,
semisal riba, maysir, gharar, dan akad-akad yang diharamkan lainnya.

Bisnis merupakan suatu unsur penting dalam masyarakat. Hampir


semua orang terlibat di dalamnya. Semua membeli barang atau jasa untuk
bisa hidup atau setidaktidaknya bisa hidup lebih nyaman. Bisnis pada
dasarnya berperan sebagai jalan bagi manusia untuk saling memenuhi
keinginan dan kebutuhannya. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa
keinginan dan kebutuhan manusia tak terbatas, sedangkan sumber daya
yang tersedia terbatas, sementara dalam ekonomi Islam sebaliknya bahwa
sejatinya sumber daya alam itu tidak terbatas, tetapi manusia memiliki
kewajiban untuk mengelola dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa


bisnis adalah segala usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup,
yaitu berupa aktivitas produksi, distribusi, konsumsi, dan perdagangan
baik berupa barang maupun jasa. Bisnis dalam khazanah Islam disebut
dengan tijarah, yaitu perniagaan atau usaha. Hal ini didasarkan pada
firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.” (QS. An-Nisaa: 29)

Merujuk pada ayat ini dan juga ayat serta hadits yang lainnya
dapat dipahami bahwa bisnis dalam bahasa Arab disebut dengan tijarah,
yaitu aktivitas untuk mendapatkan keuntungan. Apabila kata bisnis

6
digabungkan dengan Islam maka dapat dipahami sebagai seluruh aktivitas
dengan bertujuan memperoleh keuntungan yang didasarkan kepada ajaran
Islam.

Paradigma bisnis Islam di bangun dan dilandasi oleh faktor-faktor


berikut :
1. Kesatuan
Konsep kesatuan disini adalah kesuatuan sebagaimana
dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-
aspek kehidupan muslim, baik dalam ekonomi, politik,
sosial, maupun agama. Tauhid hanya dianggap sebagai
keyakinan Tuhan hanya satu. Tetapi tauhid adalah sistem
yang harus dijalankan dalam mengelola kehidupan ini.
2. Keseimbangan
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam
mengharuskan untuk berbuat adil. Pengertian adil dalam
Islam diarahkan agar hak orang lain harus di tempatkan
sebagaimana mestinya (sesuai dengan aturan syariah).
Karena orang yang adil lebih dekat dengan ketakwaan.
Bahwa keseimbangan hidup di dunia dan akhirat harus
diutamakan oleh para pembisnis muslim.
3. Kehendak bebas
Hal yang terkait dengan kemampuan manusia untuk
bertindak tanpa paksaan dari luar. Kehendak bebas juga
tidak terlepas dari posisi manusia sebagai KhalifatuAllah di
muka bumi. Manusia di beri kehendak bebas untuk
mengendalikan kehidupannya dengan tanpa mengabaikan
kenyataan sepenuhnya dan dituntun oleh hukum yang telah
di ciptakan oleh Allah swt. Kemudian dia diberi kemampuan
untuk berfikir dan membuat keputusan untuk memilih apa
jalan hidup yang diinginkan dan yang paling penting untuk
bertindak berdasarkan aturan apa yang dipilih. Seperti

7
halnya dalam bermuamalah, kebebasan dalam menciptakan
mekanisme pasar memang diharuskan dalam islam dengan
tidak ada pendzaliman, maysir gharar dan riba. Dengan
demikian, kebebasan berhubungan erat dengan kesatuan dan
keseimbangan.
4. Pertanggung jawaban
Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada
dua sisi yakni sisi vertikal (kepada Allah swt) dan sisi
horizontalnya kepada sesama manusia. Seorang muslim
harus meyakini bahwa Allah selalu mengamati perilakunya
dan akan harus di pertanggungjawabkan semua tingkah
lakunya kepada Allah di hari akhirat nanti. Sisi
horizontalnya kepada manusia atau kepada konsumen.
Tanggung jawab dalam bisnis harus di tampilkan secara
transparan (keterbukaan), kejujuran, pelayanan yang optimal
dan berbuat yang terbaik dalam segala urusan.
5. Kebenaran, kebajikan dan kejujuran
Kebenaran adalah nilai yang dijadikan dasar dan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks bisnis
kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku
yang benar. Kebijakan adalah sikap yang baik dan yang
merupakan tindakan memberi keuntungan bagi orang lain.
Sedangkan kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses
bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan.
6. Toleransi dan keramahan tamahan
Dalam Islam berbisnis tidak sekedar memperoleh
keuntungan materi semata, tetapi juga menjalin hubungan
humoris yang pada gilirannya menguntungkan kedua belah
pihak, karena kedua belah pihak harus mengedepankan
toleransi. Ramah merupakan sifat terpuji yang dianjurkan
oleh agama Islam untuk siapa saja dan kepada siapa saja.

8
Dengan ramah, maka banyak orang yang suka dan dengan
ramah banyak pula orang yang senang. Karena ramah
merupakan bentuk aplikasi dari kerendahan hati seseorang.
Oleh karena itu, dengan bersifat ramah dan toleransi dalam
transaksi jual beli dapat membuat konsumen senang dan
betah atau bahkan merasa tentram jika bertransaksi.
7. Keterbukaan dan kebebasan
Kesediaan pelaku bisnis untuk menerima pendapat orang
lain yang lebih benar serta menghidupkan potensi dan
inisiatif yang kreatif dan positif.

2.3 Etika Bisnis Dalam Islam


Dengan demikian, etika bisnis Islam memiliki posisi pengertian
yang hakikatnya merupakan usaha dari manusia untuk mencari keridaan
Allah SWT. Meski demikian, bisnis didalam etika bisnis Islam ini tidak
bertujuan jangka pendek dan semata-mata untuk individual dan mencari
keuntungan semata, tetapi jangka panjang yaitu antara dirinya dengan
Allah.

Etika bisnis Islam adalah etika terapan yang merupakan aplikasi


pemahaman kita tentang apa yang baik dan apa yang benar untuk
beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha yang
selanjutnya disebut sebagai bisnis. Pembahasan mengenai etika bisnis
Islam ini harus dilengkapi dengan kerangka dan juga implikasinya
terhadap dunia bisnis.

Kata etika, bisnis, dan Islam bisa diartikan sebagai suatu proses
dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah yang dipakai
untuk menentukan bagaimana sikap untuk melakukan hal yang benar dan
berkenan dengan produk, pelayanan perusahaan dan dengan pihak yang
berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.

9
Di dalam etika bisnis Islam, memelajari mengenai kualitas moral
kebijaksanaan organisasi dan mengenai konsep umum serta standar untuk
berperilaku moral di dalam berbisnis. Etika bisnis Islam juga mempelajari
bagaimana berperilaku penuh tanggung jawab dan modal. Artinya, etika
bisnis Islam ini merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral tentang
kegiatan bisnis.

Berikut adalah etika bisnis islam dari berbagai pendapat :


1. Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H. M.Ag.
Pengertian etika bisnis Islam adalah norma-norma etika yang
berbasiskan Al-Qur’an dan hadits yang harus dijadikan acuan oleh siapa
pun dalam aktivitas bisnis.
2. Muslich
Menurut Muslich, definisi etika bisnis Islam adalah landasan
normatif yang bersumber dari ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan sunnah
Nabi Muhammad SAW, sehingga jadi acuan untuk pelaku bisnis untuk
menjalankan atau mengelola bisnis secara alami.
3. Ali Hasan
Menurut Ali Hasan, pengertian etika bisnis Islam
merupakan akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai
Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada
kekhawatiran, sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar.
4. Asep Maulana Rohimat
Sementara itu, Asep berpendapat bahwa pengertian etika bisnis
Islam adalah perilaku seorang pebisnis yang harus disesuaikan dengan
aturan-aturan syariat Islam saat melakukan kegiatan bisnisnya. Sehingga
hasil dari bisnis yang dilakukannya adalah harta atau materi yang halal dan
toyib.
Dalam melakukan segala aktivitas terutama dalam bentuk kegiatan
usaha ada etika yang mengatur. Sehingga dalam kegiatan tersebut dapat
menimbulkan keharmonisan dan keselarasan antar sesama. Begitu juga

10
dalam dunia bisnis tidak lepas dari etika bisnis. Adapun etika bisnis
merupakan aturan yang sangat mengatur tentang aktifitas bisnis, sebagai
berikut :
1. Pembisnis harus jujur (shiddiq)
Shiddiq adalah berkata benar. Jujur terhadap diri sendri,
makhluk lain dan sang pencipta. Tanpa kejujuran semua
hubungan termasuk hubungan bisnis tidak akan berjalan lama.
Padahal dalam prinsip berbisnis interaksi yang memberikan
keuntungan sedikit tetapi berlangsung berkali-kali lebih baik
dari pada untung banyak tetapi hanya sekali, dua kali atau tiga
kali. Jujur merupakan motivator yang abadi dalam budi pekerti
dalam perilaku seorang pembisnis muslim. Karena sebagai
salah satu sarana untuk memperbaiki amalnya dan sarana untuk
bisa masuk surge
2. Amanah
Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyai sikap
amanah terhadap dirinya sendiri dan orang lain apalagi tidak
boleh meremehkan hak orang yang memberikan amanah.
Karena amanah merupakan tanggung jawab yang besar yang
lebih berat dari seluruh yang ada didunia ini.
3. Adil
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam
berbisnis dan melarang berbuat curang. Kecurangan dalam
berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut karena kunci
keberhasilan bisnis adlah keadilan. Bersikap adil dalam
transaksi jual beli berdampak baik kepada hasil jualannya
karena konsumen akan merasakan kenyamanan dan tidak ada
yang dilebihkan serta dirugikan.
Definisi etika bisnis Islam adalah nilai-nilai etika Islam
yang secara khusus mengenai aktivitas bisnis yang terdiri dari

11
enam prinsip utama, yakni tentang kebenaran, kepercayaan,
kejujuran, ketulusan, pengetahuan, dan keadilan.

2.4 Fungsi Etika Dalam Bisnis Islam


Banyak ayat Al-Quran dan hadits-hadits yang memberikan
pengajaran cara berbisnis yang benar dan praktik bisnis yang sala, bahkan
menyangkut hal-hal yang sangat kecil. Pada dasarnya kedudukan bisnis
dan perdagangan Islam sangatlah penting, terdapat fungsi khusus yang
diemban oleh etika bisnis dalam Islam dalam membantu pembisnis dalam
hal berdagang atau memecahkan problem-problem dalam praktek
berbisnis, contohnya sebagai berikut :

1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan


menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa
melakukan perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang
bisnis, terutama bisnis Islam.
3. Dapat menjadi acuan pencegahan yang kemungkinan terjadi
friksi atau perpecahan, baik dari internal perusahaan itu sendiri
maupun eksternal.
4. Membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat,
melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga,
serta dapat menciptakan keunggulan dalam bersaing.
5. Etika bisnis Islam juga bisa berperan memberikan satu solusi
terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh
dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahwa bisnis yang beretika
harus benar-benar merujuk pada sumber utamanya yaitu Al-
Quran dan Sunnah.

12
2.5 Transaksi (jual beli) Dalam Islam
Transaksi, berasal dari bahasa Inggris “transaction”. Dalam bahasa
Arabnya sering disebut sebagai al-Mu‘amalat. al-Mu‘amalat dalam fiqh
adalah mencakup bidang yang sangat luas yaitu mencakup hukum-hukum
tentang kontrak, sanksi, kejahatan, jaminan, dan hukum-hukum lain yang
bertujuan mengatur hubungan-hubungan sesama manusia, baik
perorangan maupun kelompok yang terjadi antara manusia untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup sehari-hari, khususnya dalam urusan
yang berkaitan dengan perdagangan dan perniagaan.

Sumber hukum transaksi dalam Islam adalah al-Qur’an, al-


Sunnah. Al-Quran menggariskan bahwa sebuah transaksi hanya sah
apabila masing-masing pihak yang terlibat dalam transaksi memenuhi
kewajiban yang berkaitan dengan konsekuensi sebuah transaksi. Misalnya
dalam transaksi yang berbentuk akad jual beli, seorang pembeli harus
membayar sejumlah harga yang disepakati, sementara penjual harus
menyerahkan barang yang dijualnya kepada pembeli. Al-Quran juga
menyebutkan bahwa semua transaksi mestilah dilakukan dalam rangka
kerjasama yang saling menguntungkan, Allah Swt juga memerintahkan
untuk senantiasa menjaga kepercayaan dalam semua transaksi, terutama
dalam hal yang berkaitan dengan timbangan atau ukuran.

Semua transaksi disyaratkan harus bebas dari segala unsur riba,


setiap transaksi harus dilakukan dengan cara yang benar, saling sukarela
(al-taradi), dan menghindari cara-cara transaksi yang batil. Dalam
transaksi, benda yang diperdagangkan mestilah diakui kehalalannya oleh
prinsip-prinsip Syariah.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa. Etika
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia. Oleh karena itu, apabila kita kaitkan etika dengan
perdagangan dalam Islam, maka akan melahirkan suatu kesimpulan
bahwa perdagangan harus mengacu pada nilai-nilai keislaman yang
telah baku dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.

Dengan demikian, etika bisnis Islam memiliki posisi pengertian


yang hakikatnya merupakan usaha dari manusia untuk mencari keridaan
Allah SWT. Meski demikian, bisnis didalam etika bisnis Islam ini tidak
bertujuan jangka pendek dan semata-mata untuk individual dan mencari
keuntungan semata, tetapi jangka panjang yaitu antara dirinya dengan
Allah., Etika bisnis Islam ini juga dapat menjadi acuan pencegahan yang
kemungkinan terjadi friksi atau perpecahan, baik dari internal maupun
eksternal. Maka dari itu, dalam berbisnis kita harus memiliki sifat
amanah, adil dan jujur.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan serta kesimpulan diatas, penulis


memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan kepada
pembaca selaku pembisnis atau calon pembisnis.

Bagi para pembaca yang merupakan pembisnis atau calon


pembisnis, penulis sarankan dalam memulai atau menjalankan usahanya
dengan menggunakan prinsip etika bisnis Islam sebagai acuan, dimana
kewajiban kita sebagai umat muslim yaitu melakukan hal-hal yang sesuai
dengan syariat-syariat Islam.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aflan, Muhammad. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung: PustakaSetia.

Al Arif, M. N. R. 2011. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Surakarta : Era Intermedia.

Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana Perdana
Media Group.

Fauroni, Muhammad. 2002. Visi Al Quran tentang Etika Bisnis. Jakarta : salmeba
Diniyah.

Hamzah. Ya‟kub. 1983. Etika Islami : Pembinaan Akhlakkul Karimah (Suatu


Pengantar). Bandung : CV,Diponegoro.

Hidayat, Qomarudin. 2018. Etika Dalam Kitab Suci Dan Relevansinya Dalam
Kehidupan Modern Studi Kasus Di Turki. Jakarta : Paramadina.

Mudlor, Ahmad. 2012. Etika Dalam Islam. Surabaya : CV.Al-Ikhlas.

Natadiwirya, Muhammad. 2007. Etika Bisnis Islam. Jakarta : Granada Press.

Soegiono, Tamsil. 2013. Filsafat Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Wijaya. 2003. Etika Pemerintah. Jakarta : Bumi Aksara.

15

Anda mungkin juga menyukai