Dosen Pengampu :
Nama Kelompok :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
karunia dan rahmatNya, tak lupa Shalawat dan salam untuk tauladan kita Nabi
Muhammad Saw yang membawa kita semua ke zaman terang benderang ini
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Konsep Dan Pengertian Etika Dalam
Perspektif Islam dengan baik walapun masih banyak kekurangan didalamnya.
Serta penulis juga berterima kasih kepada Ibu Beta Puspasari,M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Etika Bisnis Islam yang sudah memberikan kepercayaan dan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah ini. Penulis sangat berharap
makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan
pembaca menyangkut Etika Bisnis dalam Islam. Penulis pun menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang sudah penulis buat, mengingat tak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun dan demi perbaikan makalah ini dimasa
mendatang. Semoga makalah sederhana ini bisa bermanfaat dan dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itulah saat ini perilaku manusia dalam sebuah perusahaan
yang bergerak dalam dunia bisnis menjadi sangat urgent. Satu bentuk
pentingnya perilaku bisnis tersebut dianggap sebagai satu masalah jika yang
bersangkutan mempunyai perilaku yang kurang baik, dan dianggap bisa
membawa kerugian dalam suatu perusahaan.
1
pentingnya sebuah etika dalam menjalankan segala sesuatu, tak terkecuali
dalam hal perdagangan (Bisnis)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Beberapa konsep mengenai etika bisnis dalam ajaran Rasulullah SAW :
1. Prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Rasulullah sangat
intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran
ini, beliau bersabda “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu
jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (H.R.
Muslim)
2. Kesadaran tentang signifikan sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis
menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-
banyaknya, sebagaimana yang diajarkan oleh Adam Smith, tetapi juga
berorientasi pada sikap ta’awun(menolong). Tegasnya, berbisnis bukan
mencari untung material semata tetapi wajib didasari kesadaran
memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu. Dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda; “Dengan melakukan sumpah palsu barang-barang memang
terjual, tetapi hasilnya tidak berkah”.
4. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, kita harus bersikap ramah dalam
melakukan bisnis. Rasul mengatakan “Allah merahmati seseorang
yang ramah dan toleran dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan Tarmizi).
5. Tidak boleh menawwarkan harga dengan harga tinggi agar orang lain
tertarik dengan harga tersebut. Sabda Rasulullah ; “Janganlah kalian
melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan
penjual untuk menaikkan harga, bukan untuk membeli, tetapi untuk
menarik orang lain untuk membeli).
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang lain membeli
kepadanya. Sabda Rasulullah ; “Janganlah seorang dari kalian menjual
dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain”
(H.R. Muttafaq ‘alaih)
7. Tidak melakukan ihtikar (menumpuk dan menyimpan barang)
8. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar.
9. Bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah kepada Allah.
4
10. Membayar upah sebelum keringat kering atau menunda-nunda
pembayaran upah. Rasulullah bersabda ; “Berilah upah kepada
karyawan, sebelum kering keringatnya”.
11. Tidak monopoli.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dlam kondisi eksisnya bahaya
(mudharat) yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu
dan sosial.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang halal atau suci bukan yang
haram.
14. Bisnis dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan.
15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajiban.
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu
membayar.
17. Berbisnis yang bersih dari unsur riba.
Dari ciri-ciri diatas dapat kita ketahui beberapa perbedaan bagaimana
etika bisnis dalam Islam dengan etika bisnis kebanyakan budaya barat.
5
haram (tidak boleh dilakukan) dan halal (boleh dilakukan) yang harus
ditaati oleh para pelaku bisnis.
Merujuk pada ayat ini dan juga ayat serta hadits yang lainnya
dapat dipahami bahwa bisnis dalam bahasa Arab disebut dengan tijarah,
yaitu aktivitas untuk mendapatkan keuntungan. Apabila kata bisnis
6
digabungkan dengan Islam maka dapat dipahami sebagai seluruh aktivitas
dengan bertujuan memperoleh keuntungan yang didasarkan kepada ajaran
Islam.
7
halnya dalam bermuamalah, kebebasan dalam menciptakan
mekanisme pasar memang diharuskan dalam islam dengan
tidak ada pendzaliman, maysir gharar dan riba. Dengan
demikian, kebebasan berhubungan erat dengan kesatuan dan
keseimbangan.
4. Pertanggung jawaban
Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada
dua sisi yakni sisi vertikal (kepada Allah swt) dan sisi
horizontalnya kepada sesama manusia. Seorang muslim
harus meyakini bahwa Allah selalu mengamati perilakunya
dan akan harus di pertanggungjawabkan semua tingkah
lakunya kepada Allah di hari akhirat nanti. Sisi
horizontalnya kepada manusia atau kepada konsumen.
Tanggung jawab dalam bisnis harus di tampilkan secara
transparan (keterbukaan), kejujuran, pelayanan yang optimal
dan berbuat yang terbaik dalam segala urusan.
5. Kebenaran, kebajikan dan kejujuran
Kebenaran adalah nilai yang dijadikan dasar dan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks bisnis
kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku
yang benar. Kebijakan adalah sikap yang baik dan yang
merupakan tindakan memberi keuntungan bagi orang lain.
Sedangkan kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses
bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan.
6. Toleransi dan keramahan tamahan
Dalam Islam berbisnis tidak sekedar memperoleh
keuntungan materi semata, tetapi juga menjalin hubungan
humoris yang pada gilirannya menguntungkan kedua belah
pihak, karena kedua belah pihak harus mengedepankan
toleransi. Ramah merupakan sifat terpuji yang dianjurkan
oleh agama Islam untuk siapa saja dan kepada siapa saja.
8
Dengan ramah, maka banyak orang yang suka dan dengan
ramah banyak pula orang yang senang. Karena ramah
merupakan bentuk aplikasi dari kerendahan hati seseorang.
Oleh karena itu, dengan bersifat ramah dan toleransi dalam
transaksi jual beli dapat membuat konsumen senang dan
betah atau bahkan merasa tentram jika bertransaksi.
7. Keterbukaan dan kebebasan
Kesediaan pelaku bisnis untuk menerima pendapat orang
lain yang lebih benar serta menghidupkan potensi dan
inisiatif yang kreatif dan positif.
Kata etika, bisnis, dan Islam bisa diartikan sebagai suatu proses
dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah yang dipakai
untuk menentukan bagaimana sikap untuk melakukan hal yang benar dan
berkenan dengan produk, pelayanan perusahaan dan dengan pihak yang
berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.
9
Di dalam etika bisnis Islam, memelajari mengenai kualitas moral
kebijaksanaan organisasi dan mengenai konsep umum serta standar untuk
berperilaku moral di dalam berbisnis. Etika bisnis Islam juga mempelajari
bagaimana berperilaku penuh tanggung jawab dan modal. Artinya, etika
bisnis Islam ini merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral tentang
kegiatan bisnis.
10
dalam dunia bisnis tidak lepas dari etika bisnis. Adapun etika bisnis
merupakan aturan yang sangat mengatur tentang aktifitas bisnis, sebagai
berikut :
1. Pembisnis harus jujur (shiddiq)
Shiddiq adalah berkata benar. Jujur terhadap diri sendri,
makhluk lain dan sang pencipta. Tanpa kejujuran semua
hubungan termasuk hubungan bisnis tidak akan berjalan lama.
Padahal dalam prinsip berbisnis interaksi yang memberikan
keuntungan sedikit tetapi berlangsung berkali-kali lebih baik
dari pada untung banyak tetapi hanya sekali, dua kali atau tiga
kali. Jujur merupakan motivator yang abadi dalam budi pekerti
dalam perilaku seorang pembisnis muslim. Karena sebagai
salah satu sarana untuk memperbaiki amalnya dan sarana untuk
bisa masuk surge
2. Amanah
Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyai sikap
amanah terhadap dirinya sendiri dan orang lain apalagi tidak
boleh meremehkan hak orang yang memberikan amanah.
Karena amanah merupakan tanggung jawab yang besar yang
lebih berat dari seluruh yang ada didunia ini.
3. Adil
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam
berbisnis dan melarang berbuat curang. Kecurangan dalam
berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut karena kunci
keberhasilan bisnis adlah keadilan. Bersikap adil dalam
transaksi jual beli berdampak baik kepada hasil jualannya
karena konsumen akan merasakan kenyamanan dan tidak ada
yang dilebihkan serta dirugikan.
Definisi etika bisnis Islam adalah nilai-nilai etika Islam
yang secara khusus mengenai aktivitas bisnis yang terdiri dari
11
enam prinsip utama, yakni tentang kebenaran, kepercayaan,
kejujuran, ketulusan, pengetahuan, dan keadilan.
12
2.5 Transaksi (jual beli) Dalam Islam
Transaksi, berasal dari bahasa Inggris “transaction”. Dalam bahasa
Arabnya sering disebut sebagai al-Mu‘amalat. al-Mu‘amalat dalam fiqh
adalah mencakup bidang yang sangat luas yaitu mencakup hukum-hukum
tentang kontrak, sanksi, kejahatan, jaminan, dan hukum-hukum lain yang
bertujuan mengatur hubungan-hubungan sesama manusia, baik
perorangan maupun kelompok yang terjadi antara manusia untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup sehari-hari, khususnya dalam urusan
yang berkaitan dengan perdagangan dan perniagaan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa. Etika
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia. Oleh karena itu, apabila kita kaitkan etika dengan
perdagangan dalam Islam, maka akan melahirkan suatu kesimpulan
bahwa perdagangan harus mengacu pada nilai-nilai keislaman yang
telah baku dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana Perdana
Media Group.
Fauroni, Muhammad. 2002. Visi Al Quran tentang Etika Bisnis. Jakarta : salmeba
Diniyah.
Hidayat, Qomarudin. 2018. Etika Dalam Kitab Suci Dan Relevansinya Dalam
Kehidupan Modern Studi Kasus Di Turki. Jakarta : Paramadina.
15