Dosen Pengampu :
NUR ROHMAT NUZIL, S.Sos, M.AB
Kelompok 1 :
1. Nur Riski Rohmayanti (202169100101) 1D
2. Wahyu Maulana Putra (202169100013) 1D
3. Wardahtul Maulidia (202169100050) 1D
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENDAHULUAN ETIKA
BISNIS” ini dengan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terimaksih kepada Bapak Nur
Rohmat Nuzil selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah Etika Bisnis yang telah memberikan
pengarahan kepada kami atas tersusunnya makalah ini.
Makalah yang kami buat ini berisi tentang pemahaman mengenai etika bisnis antara lain,
pengertian dari etika bisnis, perkembangan etika bisnis sampai perilaku etis dan tidak etis dalam
berbisnis. Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami
tentang etika bisnis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Etika bisnis merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis
yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis dimanapun berada. Masalah etika bisnis dan
ketaatan pada hukum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh pelaku
bisnis dan akan menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam
bisnisnya. Kegiatan bisnis yang dilakukan sesuai dengan aturan, norma dan etika tentunya akan
menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri maupun masyarakat secara luas.
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha,
tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk
mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik
pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang
menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya
kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas
apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas
untuk menghasilkan suatu etika di dalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu
pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu
aturan yang tidak merugikan siapa pun dalam perekonomian.
1.3 TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari etika bisnis, perkembangan etika bisnis
sampai perilaku etis dan tidak etis dalam berbisnis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tentang situasi yang belum terjadi atau telah terjadi untuk memungkinkan seseorang bisa
mengambil suatu keputusan yang tepat, baik tentang tindakan yang akan dilakukan maupun
tentang tindakan yang telah dilakukan oleh pihak tertentu.
Menurut pendapat Magis Suseno, Etika adalah Sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang
menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagaimana ilmu yang terutama menitik-
beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam kedua ini pempersoalkan apakan nilai dan
norma moral tentu harus dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang.
Sedangkan, Bisnis menurut Businessdictionary adalah sebuah organisasi atau sistem
ekonomi di mana barang dan jasa dipertukarkan menjadi bentuk lain atau dalam bentuk uang.
Setiap bisnis membutuhkan investasi dan pelanggan yang cukup untuk menjual keluarannya
pada kuantitas tertentu untuk menghasilkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga
penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan
usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya
"bisnis pertelevisian”. Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan
suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari
(Amirullah, 2005:2).
Menurut Muslich (2004: 9) etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata
cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan
moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.
Menurut Sumarni (1998:21) etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap
kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha. Etika Bisnis
merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui trfansaksi.
Dapat kita simpulkan bahwa etika bisnis adalah aturan yang tidak tertulis tentang benar
dan tidaknya dalam menjalankan suatu bisnis yang mencakup segala aspek kegiatan bisnis baik
itu individu, perusahaan dan masyarakat.
3
2.2 PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS
Seiring dengan adanya globlalisasi maka dunia bisnis pun mau tidak mau harus
mengikuti keadaan ini. Oleh karena itu perusahaan yang melakukan aktivitas bisnisnya tentu
harus mengikuti norma-norma dan aturan yang berlaku pada zaman sekarang. Kegiatan bisnis
yang penuh dengan pasang surut, siasat, taktik maupun cara-cara strategis dan bahkan jegal
menjegal antara pesaingnya sering kali kita ketahui bersama.
Tentunya dapat dipahami apabila masyarakat secara umum, terutama pada pelaku bisnis
agak sulit mengerti hubungan antara bisnis dengan etika, karena hal ini merupakan sebuah
kontraktif tentunya. Tetapi pada kenyataannya pelaku bisnis maupun institusi bisnis yang tidak
melakukan kegiatannya sesuai norma, aturan maupun etika maka akan mendapatkancitra yang
buruk dimasyarakat, dan cepat atau lambat akan merugikan perusahaan itu sendiri. Ditambah lagi
dengan cepatnya arus informasi dan perkembangan teknologi saat ini maka segala bentuk
kegiatan yang konotasinya negatif akan cepat menyebar luas. Misalnya : melalui internet, sosial
media, telepon selular (sms, mms, bbm, dan sebagainya).
Kegiatan bisnis yang dilakukan sesuai dengan aturan, norma dan etika tentunya akan
menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri maupun masyarakat secara luas. Karena citra
perusahaan yang baik yaitu akuntabel, dan memiliki good corporate govermance adalah citra
perusahaan yang penting di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Untuk mengetahui etika bisnis secara lebih terperinci, maka berikut beberapa
perkembangannya menurut Bertens (2000) sebagai berikut.
1. Zaman Prasejarah : Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf
Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama
dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus
diatur.
2. Masa Peralihan : pada tahun 1960-an: dimulainya pemberontakan terhadap kuasa dan
otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Prancis), penolakan
terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan
khususnya bidang ilmu manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam
kurikulum dengan nama Business and Society. Topik masalah yang paling sering dibahas
adalah corporate sicial responsibility.
4
3. Etika Bisnis lahir di Amerika Serikat pada tahun 1970-an yang mana sejumlah filsuf
mulai terlibat dalam pemikiran masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis
dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia
bisnis di Amerika Serikat pada saat itu.
4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai
ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan
antara akademisi dari universitas-universitas serta sekolah bisnis yang disebut European
Business Etich Network (EBEN).
5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Secara Global pada tahun 1990-an, dan tidak hanya
terbatas lagi pada dunia Barat (Eropa, Amerika Serikat). Tetapi etika bisnis sudah
dikembangkan di seluruh dunia. Bahkan telah didirikan International Society for
Business,Economics, and Etich (ISBEE) yang telah diadakan pada tanggal 25-28 Juli
1996 beberapa tahun lalu di Tokyo, Jepang.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (2006:58) pengertian “etika” merupakan
keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang
buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks
sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak
etis.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (2006:58) perilaku etis adalah perilaku
yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan
tindakan-tindakan yang benar dan baik. Perilaku etis ini dapat menentukan kualitas individu
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diperoleh dari luar yang kemudian menjadi prinsip
yang dijalani dalam bentuk perilaku. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Pengaruh budaya organisasi
Budaya organisasi merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota
yang membedakan organisasi itu dari organisasi yang lain. Dengan demikian budaya organisasi
adalah nilai yang dirasakan bersama oleh anggota organisasi yang diwujudkan dalam bentuk
sikap perilaku pada organisasi.
5
2. Kondisi politik
Kondisi politik merupakan rangkaian asas atau prinsip, keadaan, jalan, cara atau alat yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan. Pencapaian itu dipengaruhi oleh perilaku-perilaku
insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya.
3. Perekonomian global
Perekonomian global merupakan kajian tentang pengurusan sumber daya materian
individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Perekonomian global merupakan suatu ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.
Interaksi antar individu di dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai etika.
Pada dasarnya dapat dikatakan kesadaran semua anggota masyarakat untuk berperilaku secara
etis dapat membangun suatu ikatan dan keharmonisan bermasyarakat. Namun demikian, kita
tidak dapat mengharapkan semua orang dapat berperilaku etis.
Contoh perusahaan yang berperilaku etis dalam berbisnis :
1. Perusahaan rokok mencantumkan bahayanya mengkonsumsi rokok dalam kemasan.
2. Perusahaan yang memproduksi makanan atau minuman yang mencantumkan komposisi
dikemasannya.
Contoh perusahaan yang berperilaku tidak etis dalam berbisnis:
1. Perusahaan kosmetik yang mencampurkan bahan merkuri di dalam produk namun tidak
mencantumkan bahan tersebut dalam komposisi.
2. Perusahaan yang memPHK karyawan tanpa memberikan uang pesangon.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika bisnis adalah aturan yang tidak tertulis tentang benar dan tidaknya dalam
menjalankan suatu bisnis yang mencakup segala aspek kegiatan bisnis baik itu individu,
perusahaan dan masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, perilaku etis sangatlah penting.
Hal ini disebabkan karena, interaksi antar individu di dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh
nilai-nilai etika. Pada dasarnya dapat dikatakan kesadaran semua anggota masyarakat untuk
berperilaku secara etis dapat membangun suatu ikatan dan keharmonisan bermasyarakat. Namun
demikian, kita tidak dapat mengharapkan semua orang dapat berperilaku etis.
7
DAFTAR PUSTAKA