Page | i
KATA PENGANTAR
Penulis
Page | ii
DAFTAR ISI
Halaman sampul………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….ii
Daftar isi……………………………………………………………………………………..iii
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………..…….1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………...…..1
1.2 Dasar teori……………………………………………………………………....…1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….…..2
1.4 Rumusan masalah……………………………………………………………….....2
Bab 2 Pembahasan…………………………………………………………………………….3
2.1 Moralitas………………………………………………………………….…….…3
2.2 Etika…………………………………………………………………………......3,4
2.3 Etika Bisnis………………………………………………………………………..4
2.4 Sasaran dan lingkup etika bisnis…………………………………………………..4
2.5 Prinsip – prinsip etika bisnis…………………………………………………….4,5
2.6 Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis………………5,6
2.7 Norma Khusus Dan Norma Umum…………………………………………….....6
2.8 Manfaat Menerapkan Etika Bisnis Diperusahaan…………………………………7
2.9 Kendala Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia……………………………7,8
2.10 Peran Etika Bisnis……………………………………………………………………………………………...8
2.11 Etika Bisnis Dalam Hubungan Kerja…………………………………….........9-
12
Bab 3 Studi
Kasus…………………………………………………………………………….13
3.1 Studi Kasus……………………………………………………………………….14
Bab 4 Kesimpulan…………………………………………………………………………....15
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..16
Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika bisnis adalah bagian dari filsafat. Secara garis besar pengertian filsafat, etika
dan etika bisnis berhubungan erat satu sama lain.
Filsafat dalam arti luas adalah suatu usaha sistematis untuk memahami pengalaman manusia
secara pribadi dan kolektif/kelompok. Berbeda dengan teologi maka filsafat menggunakan
rasio untuk menafsirkan pengalaman manusia dan bukan mengandalkannya pada wahyu
Ilahi.
Dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan-hubungan antara lain hubungan
agama, keluarga, perdagangan, politik dan sebagainya. Sifat hubungan ini sangat rumit dan
coraknya berbagai ragam. Hubungan antara manusia ini sangat peka, sebab sering
dipengaruhi oleh emosi yang tidak rasional. Manusia selalu berusaha agar tercapai kerukunan
dan kebahagiaan di dalam suatu masyarakat. Timbullah peraturan baik tertulis maupun tidak
tertulis yang kita sebut etik, etika, norma, kaidah, tolak ukur.
Kebanyakan orang tidak senantiasa sadar akan fungsi etika. Salah satu sebabnya, etika
menjadi bagian yang integral dari pribadi seseorang sehingga tidak lagi dipersoalkan oleh
yang bersangkutan. Artinya seseorang jarang sekali memikirkan etika yang dimilikinya,
kecuali bila ia merasa bahwa dalam hubungannya dengan orang lain etika tersebut mendapat
tantangan. Pada saat tertentu kita pasti berhadapan dan berinteraksi dengan orang yang
memiliki etika yang berbeda.
Sasaran etika adalah moralitas (etika merupakan filsafat tentang moral). Moralitas
adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktek dan kegiatan yang membedakan apa
yang baik dan apa yang buruk, aturan-aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai
yang tersimbul di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan praktek
tersebut.
Page | 1
penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan
moralitas merupakan subjek.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan yang
utuh, komprehensip dan mendalam tentang etika dalam berbisnis dengan berbagai prinsip dan
tujuannya.
Page | 2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Moralitas
Moral berasal dari kata ‘mos’ dalam bahasa latin, yang bentuk jamaknya ‘mores’,
yang artinya adalah tata cara atau adat istiadat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), “moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti,
atau susila”. Sehingga moralitas dapat dipahami sebagai pedoman yang dimiliki individu atau
kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat.
Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis
tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita terapkan
pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk. Norma moral
seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai
moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau
ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”.
Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman, pengaruh
kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan perkumpulan.
2.2. Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani, Ethos (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik
dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari
satu generasi ke generasi yg lain
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang
atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk
diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah
mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika menurut para ahli:
Page | 3
a. Nietzsche, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan
bukan moralitas hamba.
b. Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom
dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak
secara bebas dan bertanggung jawab. Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur
pokok dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas,
termasuk etika bisnis.
Page | 4
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses
bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan
tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman
bagi setiap bentuk usaha. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut :
a. Prinsip Otonomi
Sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis
tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama,
jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam
penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam
hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
c. Prinsip Keadilan
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar
perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya
maupun perusahaannya.
d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
e. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
Page | 6
c. Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya
tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja untuk paling lama 3
bulan.Selama masa percobaan Perusahaan wajib membayar upah pekerja dan upah tersebut
tidak boleh rendah dari upah minimum yang berlaku. Suatu PKWTT – termasuk juga PKWT
dapat berakhir karena :
- Pekerja meninggal dunia
- Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
- Adanya putusan pengadilan atau putusan/penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Munculnya keadaan tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja PKWTT tidak berakhir karena berakhirnya
Page | 10
perusahaan atau beralihnya hak atas perusahaan karena penjualan, pewarisan, atau hibah.
Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan, misalnya hal karyawan menjadi tanggung jawab
perusahaan baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan diantara pengurus
perusahaan yang lama dan yang baru – dan perjanjian itu tidak boleh mengurangi hak-hak
karyawan. Dalam hal perusahaan merupakan orang perseorangan dan meninggal dunia, ahli
waris pengusaha tersebut dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah merundingkannya dengan
karyawan. Dalam hal karyawan yang meninggal dunia, ahli waris karyawan itu berhak
mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
yang telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan ,atau perjanjian kerja bersama.
Page | 11
3. Berakhirnya Perjanjian Kerja
Definisi perjanjian kerja menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) adalah perjanjian antara
pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak
dan kewajiban para pihak. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perjanjian kerja
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak yang membuatnya. Namun, perjanjian kerja
pun dapat diakhiri bilamana:
a. pekerja meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja
Page | 12
BAB III
STUDI KASUS
Page | 13
Berdasarkan referensi-referensi dan contoh diatas. saya sependapat etika bisnis adalah
studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah yang harus dipelajari oleh
semua perilaku bisnis. karena menurut saya dalam berbisnis sangat penting untuk beretika
dan melakukan persaingan yang sehat antar pelaku bisnis. kita dapat melihat di contoh diatas
pelaku bisnis yang menggunakan etika dalam berbisnis akan mengikuti transparansi,
kejujuran, dan nilai-nilai moral yang baik. sedangkan pada contoh ketiga ialah contoh kasus
yang melakukan penipuan dan penyesatan. sangat tidak bagus dan merusak nama dan citra
perusahaan.
Page | 14
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Dalam bisnis dengan para pelakunya yang merupakan orang biasa, maka diperlukan
prinsip-prinsip etika bisnis dan moral yang melandasi setiap pelaku bisnis tersebut. Adanya
etika bisnis membuktikan bahwa bagi bisnis justru tidak ada pengecualian serta bukan pula
bentuk permusuhan yang lama terhadap bisnis dan kegiatan ekonomis.
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah Para pengusaha
dan mitra usaha, Petani dan perusahaan pemasok bahan baku, Organisasi pekerja,
pemerintah, bank, investor, masyarakat umum serta pelanggan
Etika bisnis bisa membantu untuk mengambil keputusan moral yang dapat
dipertanggungjawabkan, tapi tidak berniat mengganti tempat dari para pelaku moral dalam
perusahaan.
Setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab terhadap semua pihak yang
bersangkutan dengan perusahaannya seperti tanggung jawabnya terhadap lingkungan,
karyawan, investor, pelanggan, masyarakat. Karena dengan beretika bisnis yang baik selain
dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada
perusahaan, juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.
Page | 15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukumtenagakerja.com/perjanjian-kerja-untuk-waktu
tertentu/#sthash.EF491rzD.dpuf
http://adheirma309.blogspot.com/2014/12/makalah-etika-bisnis.html
https://stekom.ac.id/artikel/korelasi-etika-dan-moralitas#:~:text=Etika%20berasal%20dari
%20kata%20Yunani,atau%20dari%20generasi%20ke%20generasi
Page | 16