Anda di halaman 1dari 17

MKALAH ETIKA BISNIS

TEORI ETIKA DAN PENGEMBANGAN BISNIS

DOSEN PENGAMPU : HADISU, SE, MM.

DISUSUN OLEH KELOMPOK :2

 EVI TAMALA (21402070)


 KIKI HAMBRIANY (21402072)
 RIO SAPUTRA (21402059)
 RIDWANSIR (21402007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN MK 2.2

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YPUP

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah Swt. Atas Rahmat Dan Hidayah-Nya, Kelompok
Kami Dapat Menyelesaikan Tugas Makalah Yang Berjudul “Teori Etika Dan
Pengembangana Bisnis”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Etika Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memperdalam
pemahaman Etika dalam berbisnis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hadisu, SE, MM. Selaku dosen pengampu
mata kuliah Etika Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar, 17 Mei 2022

Penulis
Dafta Isi

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
Dafta Isi..............................................................................................................................3
BABA I...............................................................................................................................4
Pendahuluan......................................................................................................................4
Latar Belakan.................................................................................................................4
Rumusan Masalah.........................................................................................................5
Tujuan Pembahasan......................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
Pengertian teori etika bisnis menurut para ahli.............................................................6
Jenis-jenis Teori Etika....................................................................................................7
Perkembangan etika bisnis..........................................................................................10
BAB III..............................................................................................................................14
Penutup............................................................................................................................14
Kesimpulan...................................................................................................................14
Saran............................................................................................................................16

Daftar pustaka..............................................................................................................17

BABA I
Pendahuluan
A. Latar Belakan
Etika pada dasarnya merupakan studi normatif moralitas. Studi normatif
adalah studi yang mencoba mencapai kesimpulan normatif, yaitu kesimpulan
tentang hal-hal apa yang baik atau buruk atau tentang tindakan apa yang benar
atau salah. Tujuan studi normatif untuk menemukan apa yang seharusnya. Etika
adalah studi tentang standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah untuk
menentukan sejauh mungkin standar mana yang benar atau didukung oleh
alasan terbaik, dan dengan demikian ia berusaha mencapai kesimpulan tentang
kebenaran dan kesalahan moral serta moral yang baik dan yang jahat.
Teori etika menyediakan kerangka yang memungkinkan kita
memastikan benar tidaknya keputusan moral yang akan kita lakukan.
Berdasarkan suatu teori etika, keputusan moral yang kita ambil bisa menjadi
beralasan. Suatu teori etika akan membantu kita mengambil keputusan moral
yang tahan uji, karena teori etika menyediakan justifikasi untuk keputusan kita
Pada dasarnya, teori-teori etika berupa prinsip-prinsip umum yang
digunakan sebagai landasan dasar bagi semua aturan etika atau penilaian.
Teori-teori etika digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ketika
seseorang dihadapan pada suatu dilemma etika. Dilema etika merupakan
masalah yang muncul ketika salah satu alasan untuk melakukan suatu tindakan
diimbangi oleh alasan untuk tidak melakukannya. Karena ada dilema, ahli etika
mencari cara untuk menyelesaikannya dengan mengajukan banding kepada
mereka dianggap paling etis, paling memahami prinsip-prinsip etika.
Prinsip-prinsip ini kemudian diidentifikasi sebagai teori etika. Teori-teori
etika muncul karena timbulnya berbagai konflik. Bila seseorang menghadapi
suatu konflik dan yakin apa yang harus dilakukan, maka sebaiknya orang
tersebut mengikuti teori etika yang direkomendasikan dan akan menemukan apa
yang harus dilakukan. Perlu dierhatikan bahwa setiap teori menekankan poin
yang berbeda, gaya pengambilan keputusan yang berbeda atau aturan
keputusan yang berbeda.
Agar seseorang dapat memahami pengambilan keputusan yang etis,
penting bagi setiap orang untuk menyadari bahwa tidak semua orang membuat
keputusan dengan cara yang sama, menggunakan informasi yang sama dan
menggunakan aturan keputusan yang sama. Untuk lebih memahami teori etika,
harus ada pemahaman tentang serangkaian tujuan bersama yang ingin dicapai
oleh pembuat keputusan untuk menjadi sukses. Berikutnya akan dijelaskan
berapa teori etika yang disarikan dari beberapa literatur etika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian teori etika bisnis menurut para ahli
2. Apa saja jenis-jenis teori etika
3. Bagaimana perkembangan etika bisnis

C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan penertian teori etika bisnis menurut para ahli
2. Menguraikan tentang jenis-jenis teori etika
3. Menjelaskan perkembangan etika bisnis
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian teori etika bisnis menurut para ahli
 etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara
ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan
pengetrapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang
berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.
Pengertian etika bisnis menurut para ahli:
1. Menurut Sumarni (1998:21)
Pengertian Etika Bisnis Itu Terkait Dengan Masalah Penilaian Terhadap
Kegiatan Serta Perilaku Bisnis Yang Mengacu Pada Kebenaran Atau Juga
Kejujuran Berusaha.
2. Menurut Bertens (2000)
Etika Bisnis Ini Lebihluas Dari Adanya Suatu Ketentuan Yang Diatur Oleh
Hukum, Bahkan Ini Merupakan Standar Yang Lebih Tinggi
Apabiladibandingkan Standar Minimal Ketentuan Hukum, Karena Di
Dalamnya Kegiatan Atauaktivitas Bisnis Itu Seringkali Kita Temukan Wilayah
Abu-Abu Yang Mana Hal Tersebut Tidak Diatur Oleh Ketentuan Hukum.
3. Menurut Muslich (2004:9)
Pengertian Etika Bisnis Ini Ialah Suatu Pengetahuan Mengenai/Tentang Tata
Cara Ideal Pengaturan Serta Pengelolaan Bisnis Yang Memperhatikan
Norma Serta Juga Moralitas Yang Berlaku Dengan Secara Universal.
4. Menurut Hill Dan Jones
Pengertian Etika Bisnis Ini Ialah Suatu Ajaran Dalam Membedakan Antara
Salah dan Benar Dalam Memberikan Pembekalan Kepada Tiap-Tiap
Pemimpin Dari Sebuah Perusahaan Pada Saat Mempertimbangkan Dalam
Mengambil Keputusan Strategis Yang Terkait Dengan Adanya Masalah Moral
Yang Kompleks.
5. Menurut Sim
Pengertian Etika Bisnis Ini Merupakan Karakter Dalam Menyampaikan
Integritas Moral Serta Nilai-Nilai Yang Konsisten Dalam Pelayanan Kepada
Masyarakat. Hal Tersebut Berkaitan Dengan Kepemimpinan Yang Efektif Di
Dalam Organisasi.
6. Menurut Velasques
Pengertian Etika Bisnis Ini Merupakan Studi Yang Dikhususkan Mengenai
Moral Yang Benar Serta Salah. Studi Ini Berkonsentrasi Pada Standar Moral
Sebagaimana Diterapkan Dalam Kebijakan, Institusi Serta Perilaku Bisnis.
7. Menurut Bussiness & Society-Ethics And Stakeholders Management
Pengertian Etika Bisnis Ini Merupakan Kedisiplinan Yang Berhubungan
Dengan Baik Serta Buruknya Suatu Tugas Dan Juga Kewajiban Moral Dalam
Konteks Bisnis.
8. Menurut Steade Et Al
Pengertian Etika Bisnis Ini Merupakan Standar Etika Yang Berhubungan
Dengan Tujuan Serta Cara Membuat Keputusan Bisnis.

D. Jenis-jenis Teori Etika


1. Egiosme
Ada dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologi
dan egoisme etis. Egoisme psikologi adalah suatu teori yang menjelaskan
bahwa segala tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan bekutat diri.
Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri.
Yang memebedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologi) dengan
tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatya terhadap
orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau
merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri
tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
2. Utilitarianisme
Utilitarialisme berasal dari kata latin utilis, kemudian menjadi kata inggris
utility yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini, suatu tindakan dapat
dikatakan baik jika membawa manfaat bagi banyak mungkin anggota
masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greates happiness
of the greates numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham
egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis
melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham
utilitarisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan
bersama, kepentingan masyarakat.
3. Teori hak
Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, kerna hak berkaitan
dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan dua
sisi dari uang logam yang sama. Dalam teori etika dulu diberi tekanan
terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya,
karena sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori
hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4. Deontologi
Istila deontologi berasal dari kata yunani deon yang berarti kewajiban. Paham
deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada
kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari tindakan
tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan
untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu perbuatan tidak pernah
menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah menjadi alasan
untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya kisah terkenal
Ronbinhood yang merampok kekayaan orang-orang kaya dan hasilnya
dibagikan kepada rakyat miskin.
5. Teori keutamaan
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik
secara moral. Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang
membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi.
Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu
memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati
adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri,
sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja keras adalah keutamaan yang
membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-
malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang
yang baik jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut
keutamaan
Menurut pemikir Yunani (Aristoteles), hidup etis hanya mungkin dalam polis.
Manusia adalah “makhluk politik”, dalam arti tidak bisa dilepaskan dari polis
atau komunitasnya. Dalam etika bisnis, teori keutamaan belum banyak
dimanfaatkan. Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis
individual dan keutamaan pada taraf perusahaan. Di samping itu ia berbicara
lagi tentang keadilan sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis.
Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut :
kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini
berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih
di antaranya. Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan
paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Kejujuran menuntut adanya
keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang
jujur selalu bersedia memberi keterangan. Tetapi suasana keterbukaan itu
tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya. Sambil berbisnis,
sering kita terlibat dalam negosiasi kadang-kadang malah negosiasi yang
cukup keras dan posisi sesungguhnya atau titik tolak kita tidak perlu
ditelanjangi bagi mitra bisnis. Garis perbatasan antara kejujuran dan
ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.
6. Teori etika teonom
Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan
akhir yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi,
yaitu untuk memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi
oleh filsafat risten, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia
ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak
Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan
kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak
mengikuti aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak
bersyarat diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak.
Kelemahan teori etika teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan
tertinggi yang harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan
etika kewajiban mutlak. Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila
moralitas itu dikatakan dengan tujuan tertinggi umat manusia. Segala sesuatu
yang bersifat mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan pendekatan rasional
karena semua yang bersifat mutlak melampaui tingkat kecerdasan rasional
yang dimiliki manusia.

E. Perkembangan etika bisnis

Mempelajari teori-teori etika akan memberikan wawasan bagi pedoman


dalam pengambilan keputusan bisnis ketika pelaku dihadapkan dengan situasi
yang memiliki dimensi moral. Etika tidak akan bisa dipahami jika seseorang
mengesampingkan nilai-nilai moral, sehingga dalam teori etika bisnis juga
memiliki latar belakang pemikiran atas dasar- dasar nilai-nilai moral.
Perkembangan dunia bisnis membawa konsekuensi logis pada
perkembangan paradigma dalam praktik etika bisnis. Etika bisnis telah menjadi
pusat sorotan pada bisnis kontemporer, hal ini disebabkan oleh:
1. Perkembangan etika bisnis memicu hadirnya etika bagi profesi-profesi yang
terlibat di dalam bisnis. Profesi sebagai sebuah pekerjaan yang
membutuhkan keahlian menjadi salah satu subjek penting dalam memelihara
etika bisnis. Profesi merupakan salah satu unsur pembentuk lingkungan kerja
di dunia bisnis, sementara lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap
komunitas bisnis, karena itu, perlu sudut pandang moral yang lebih besar
dalam sebuah organisasi bisnis.
Sebagai upaya untuk membudayakan etika dalam bisnis, diperlukan nilai
dasar etika yang nantinya akan berkembang menjadi budaya organisasi.
Adapun dasar-dasar etika dalam konteks aktivitas bisnis antara lain:
 Prinsip kesetaraan (equality in exchange). bahwa kebutuhan masing-
masing pihak terhadap suatu hubungan timbal balik adalah sama
 Prinsip menempati janji (the promise principle). Inidividu yang terlibat
dalam aktivitas bisnis memiliki komitmen moral yang tinggi untuk
menempati janji.
 Prinsip bertanggung jawab secara moral (morality of dutyand
aspiration). Prinsip ini menegaskan bahwa masing-masing pihak harus
saling menghormati dan mengikuti aturan yang ada sertasecara sadar
melakukan aktivitas yang tidak merugikan satusama lain.
Dari ketiga prinsip etika bisnis tersebut sesungguhnya Keadilan dan
Kesetaraan merupakan prinsip yang wajib diperlihara dalam praktik bisnis.
Adapun beberapa praktik bisnis yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip
keadilan dan kesetaraan adalah Monopoli, Kolusi, Nepotisme, Manipulasi hak
istimewa, Perlindungan politik, dll.
 Kapan dimulainya proses etika bisnisPerkembangan etika bisnis sudah
dimulai sejak perusahaan menyusun perencanaan strategis,
merancang tata kelola organisasi yang baik, membangun sistem
prosedur yang transparan dan menciptakan budaya perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Agar etika bisnis dapat
berjalan secara konsisten dan konsekuen, diperlukan suatu Kode Etik
yang mengikat bagi stake holder bisnis. Tujuan Kode Etik diperlukan
untuk memberikan cara pandang bagi pelaku bisnis dalam
menjalankan aktivitas bisnis yang beretika.
 Manfaat Adanya Etika Bisnis Bagi Perusahaan antara lain adalah;
 Perusahaan memiliki kemampuan dan kesadaran untuk
mengendalikan diri dan berbuat sesuai nilai etika yang berlaku
secara umum dan khusus.
 Perusahaan terdorong untuk memiliki tanggung jawab sosial.
 Perusahaan memiliki jati diri dan karakter yang khas, sehingga
dimungkinkan munculnya keunggulan komparatif sebagai
perusahaan yang beretika.
 Secara bersama dengan perusahaan lain menjadi pendukung
untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat.
 Memiliki kesadaran untuk melakukan pembangunan
berkelanjutan dengan perbaikan tiada henti demi hasil terbaik.
 Menumbuhkan kepercayaan mitra kerja kepada perusahaan
sehingga mitra kerja merasa nyaman bekerjasama.
 Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif secara
konsekuen dan konsisten.
 Menumbuhkan praktik-praktik tata kelola perusahaan yang
unggul (good corporate govermence) sehingga mampu
menginspirasi orang lain untuk menumbuh kembangkan hal
yang serupa.
 Perusahaan mampu berpartisipasi dan berkontribusi
membentuk tatanan moral yang munsul khususnya di
lingkungan bisnis.
 Mencegah munculnya praktik-praktik bisnis yang bertanggung
jawab.
 Memunculkan kesadaran “siapa saya” sehingga mampu
melakukan positioning secara tepat, baik kepada pihak intern
perusahaan maupun kepada pihak ekstern.
 Memiliki semangat dan rasa memiliki dari anggota organisasi
terhadap perusahaan, serta perasaan bangga menjadi bagian
dari organisasi tersebut.
Adanya manfaat etika bisnis perusahaan tersebut menunjukkan bahwa
sebuah bisnis tidak hanya berjalan dengan motivasi keuntugan semata,
namun bisnis merupakan bagian interaksi sosial antara perusahaan dengan
seluruh unsur pendukungnya, dengan masyarakat sebagai pemangku
kepentingan dengan segala posisinya, baik sebagai pemangku kepentingan
secara langsung (misalnya sebagai pemasok, investor, konsumen, regulator)
maupun sebagai pemangku secara tidak langsung (yaitu masyarakat secara
umum yang terdampak olek aktivitas bisnis yang diperlukan). Proses bisnis
yang merupakan salah satu wujud interaksi sosial. Dimana, Interaksi sosial
merupakan hubungan timbal balik antara para pihak yang bersifat aktif,
dimana masing-masing pihak memainkan perannya dan bahkan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Syarat terjadinya interaksi sosial
adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan
hubungan sosial yang terjadi baik secara fisik (bertemu langsung) maupun
non fisik(lewat media ttt). Sedangkan Komunikasi merupakan tafsiran pada
perilaku orang lain (yg berwujud pembicaraan, gerak-gerak tubuh maupun
sikap), dan perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tsb, dimana satu
sama lainnya saling mengerti maksud atau perasaan masing-masing.
Kontak sosial dan komunikasi dalam etika bisnis merupakan media pembawa
pesan sehingga nilai (value) yang baik dapat disosialisasikan melalui interasi
sosial yang terjadi diantara sesama pelaku bisnis. Bentuk interaksi sosial
adalah;
(1) Bersifat asosiatif, bentuk interaksi sosial yang melahirkan kerjasama dan
memunculkan hubungan solidaritas antar individu atau proses interaksi
sosial yang mengarahkan kepada kekompakan bahkan terjadinya
pembauran.
(2) Bersifat disasosiatif, bentuknya berupa persaingan, kontroversi, maupun
konflik. Bentuk diasosiatif ini sangat berpotensi memunculkan nilai dan
sikap moral yangkurang baik sehingga kontaproduktif dalam membentuk
etika khususnya di lingkungan bisnis. Karena itu, proses bisnis beretika
biasanya lahir dari interaksi sosial yang bersifat asosiatif.
BAB III

Penutup
A. Kesimpulan

Etika adalah studi tentang standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah
untuk menentukan sejauh mungkin standar mana yang benar atau didukung oleh
alasan terbaik, dan dengan demikian ia berusaha mencapai kesimpulan tentang
kebenaran dan kesalahan moral serta moral yang baik dan yang jahat.
Pengertian teori etika bisnis menurut para ahli etika bisnis dapat diartikan
sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan
secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan moralitas ini menunjang
maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Menurut Bertens (2000) Etika Bisnis Ini
Lebihluas Dari Adanya Suatu Ketentuan Yang Diatur Oleh Hukum, Bahkan Ini
Merupakan Standar Yang Lebih Tinggi Apabiladibandingkan Standar Minimal
Ketentuan Hukum, Karena Di Dalamnya Kegiatan Atauaktivitas Bisnis Itu
Seringkali Kita Temukan Wilayah Abu-Abu Yang Mana Hal Tersebut Tidak Diatur
Oleh Ketentuan Hukum. Menurut Muslich (2004:9) Pengertian Etika Bisnis Ini
Ialah Suatu Pengetahuan Mengenai/Tentang Tata Cara Ideal Pengaturan Serta
Pengelolaan Bisnis Yang Memperhatikan Norma Serta Juga Moralitas Yang
Berlaku Dengan Secara Universal. Menurut Hill Dan Jones Pengertian Etika
Bisnis Ini Ialah Suatu Ajaran Dalam Membedakan Antara Salah & Benar Dalam
Memberikan Pembekalan Kepada Tiap-Tiap Pemimpin Dari Sebuah Perusahaan
Pada Saat Mempertimbangkan Dalam Mengambil Keputusan Strategis Yang
Terkait Dengan Adanya Masalah Moral Yang Kompleks.
Egoisme psikologi adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa segala
tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan bekutat diri. Yang memebedakan
tindakan berkutat diri (egoisme psikologi) dengan tindakan untuk kepentingan diri
(egoisme etis) adalah pada akibatya terhadap orang lain. Menurut teori ini, suatu
tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi banyak mungkin
anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greates
happiness of the greates numbers”. Teori keutamaan Keutamaan bisa
didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang
dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Keadilan
adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada
sesama apa yang menjadi haknya. Teori etika teonom Sebagaimana dianut oleh
semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin dicapai umat
manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh
kebahagiaan surgawi. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika
sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila
tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat
diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan teori
etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan tertinggi yang
harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban
mutlak. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan
pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak melampaui tingkat
kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.
Perkembangan etika bisnis Mempelajari teori-teori etika akan memberikan
wawasan bagi pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis ketika pelaku
dihadapkan dengan situasi yang memiliki dimensi moral. Profesi merupakan
salah satu unsurpembentuk lingkungan kerja di dunia bisnis, sementara
lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap komunitas bisnis, karena itu,
perlu sudut pandang moral yanglebih besar dalam sebuah organisasi bisnis. Dari
ketiga prinsip etika bisnis tersebut sesungguhnya Keadilan dan Kesetaraa
nmerupakan prinsip yang wajib diperlihara dalam praktik bisnis.
Kontak sosial dan komunikasi dalam etika bisnis merupakanmedia
pembawa pesan sehingga nilai (value) yang baikdapat disosialisasikan melalui
interasi sosial yang terjadi diantara sesama pelaku bisnis.
B. Saran

Sebagai mahasiswa yang sudah mengetahui dan memahami


keilmuantentang etika bisnis hendaknya kelak dikemudian hari ketika merintis
danmenjalankan suatu bisnis dapat menerapkan konsep etika bisnis yang
sesungguhnya untuk menunjang nilai lebih dari keilmuan yang diperoleh
dandapat mengamalkan secara langsung keilmuan yang dimiliki.Untuk para
pelaku bisnis seharusnya dapat lebih bijak dalammenjalankan bisnisnya dengan
menerapkan etika bisnis yang baik dan benaragar tidak merugikan pihak lain
hanya dikarenakan ketamakan diri yangmengejar keuntungan tanpa
memperhatikan baik buruknya keputusan yang diambil dalam menyikapi
suatu permasalahan yang ada dalam bisnisnya.Sebagai pemerintah Indonesia
juga hendaknya mampu mengontrolsetiap pelaku bisnis agar mampu
menerapkan etika bisnis dalam menjalankanusaha agar angka ketidaketisan
pelaku bisnis dapat menurun sehingga tidakada lagi ketidaketisan bisnis
Daftar pustaka

https://www.situsekonomi.com/2020/02/etika-bisnis-menurut-para-ahli.html

http://scholar.unand.ac.id/29338/3/BAB%20akhir%20%28Kesimpulan%29.

https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/12/10/teori-teori-etika/

Anda mungkin juga menyukai