Puji Syukur Kehadirat Allah Swt. Atas Rahmat Dan Hidayah-Nya, Kelompok Kami
Dapat Menyelesaikan Tugas Makalah Yang Berjudul “Korupsi dan Hancurnya Keadaban
Bangsa”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memperdalam
pemahaman Antikorupsi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Sukardi, SE.,M.Pd. Selaku dosen
pengampu mata kuliah pendidikan Anti Korupsi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar............................................................................................................................................2
Daftar isi......................................................................................................................................................3
Bab l.............................................................................................................................................................4
Pendahuluan...............................................................................................................................................4
Latar belakang.........................................................................................................................................4
Rumusan masalah...................................................................................................................................5
Tujuan pembahasan................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
Pembahasan................................................................................................................................................6
Redupnya masa depan bangsa................................................................................................................6
Kemiskinan Struktural..............................................................................................................................8
Pembangunan Di Tengah Kepungan Korupsi.........................................................................................10
BAB lll.......................................................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................................................12
Kesimpulan............................................................................................................................................12
Saran......................................................................................................................................................12
Daftar Pusataka.........................................................................................................................................13
Bab l
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pemerintahan yang bersih (good governance) menjadi sebuah urgensi untuk
melahirkan kinerja pemerintahan yang benar-benar berpihak kepada hajat hidup orang
banyak. Pemerintahan yang bersih menjadi sebuah penjelasan bahwa roda pemerintahan
benar-benar dijalankan secara benar. Tidak ada kerja-kerja yang menyimpang yang
kemudian merusk hati nurani publik. Pemerintahan yang bersih sesungguhnya merupakan
sebuah potret bahwa sesungguhnya agenda pembangunan yang bersentuhan dengan
kepentingan publik kemudian sudah ditunaikan dengan sedemikian konkret dan praktis.
TAP MPR No. XI/MPR/1998 yang dihasilkan pada era reformasi 1998 sudah sangat jelas
berbunyi “penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN).” Persoalannya adalah kini pemerintahan saat ini bukan bebas dari korupsi dan
lain seenisnya. Justru pemerintahan saat ini semakin dihuni oleh para manusia yang
berhati culas, picik, dan berfikir sempit. Pemerintahan saat ini, termasuk didalamnya
pemerintahan daerah sudah tidak lagi ditempati para penyelenggara negara yang bersih
dari KKN. Justru mereka adalah mantan narapidana yang pernah melakukan korupsi.
Dengan kata lain, para kepala daerah mempromosikan sejumlah pegawai negeri
sipil (PNS) yang sebelumnya menjadi terpidana korupsi. Tentu, realitas masih banyaknya
mantan napi yang diangkat menjadi pejabat negara kemudian memberikan sebuah potret
nyata bahwa pemberantasan korupsi yang seharusnya kemudian menutup jumlah
kelompok tertentu untuk semakin bebas dan berani dalam menggarong uang rakyat tidak
terjadi sama sekali. Oleh karenanya, pemerintahan yang bersih tidak berjalin kelinda erat
dengan harapan publik. Korupsi sudah melahirkan pemerintahan yang buusuk. Akhirnya,
rakyat indonesia dari sabang sampai merauke pun dikecewakan dengan perilaku dan
tindakan para elite yang sangat berpikir kerdil dan sempit. Yang mereka perjuangkan
bukan kepentinngan bangsa inatas segala-galanya. Rakyat sebagai bagian terbesar dari
kehidupan berbangsa dan seharusnya diperjuangkan sampai titik penghabisan oleh para
elite tidak dilakukan sama sekali. Kendatipun rakyat hidup dalam jeritan tangis entah-
berentah akibat krisis ekonomi, ternyata para elite tida memperhatikan sama sekali.
Dalam kacamata politik, ucapan percepatan pemberantasan korupsi yang
membuahkan banyak hasil adalah sebuah kata-kata berlapiskan kepalsuan an sich.
Ucapan tersebut berbalutkan nilai-nila machivelianisme. Hal semacam ini merupakan
gambaran hidup dan kehidupan pemerintah yang munafik dalam menjalani kerja-kerja
kenegaraan kedepan. Ucapan tersebut adalaha cerminan jiwa pemerintahan yang dengan
sangat sengaja ingin mengelabui mansyarakat dan bangsa indonesia. Pemerintah sangat
licik dan picik dalam menghadapi dan berhadapan dengan masyarakatnya. Seolah,
mansyarakat indonesia adalah tumbal politik sekelompok yang berkuasa dan memiliki
modal. Masyarakat akar rumput pun ditindih, diperkosa, dan ditindas dengan segala
macam cara akibat kerja-kerja negara yang tidak mementingkan kepentingan hajat hidup
orang banyak.
Oleh karenanya, korupsi yang selama ini berlangsung dalam segala lini
mengindikasikan bahwa bangsa tidak akan pernah mengalami kemajuan. Bangsa yang
dikelilingi oleh para koruptor justru akan semakin hidup dalam ketidakjelasan masa
depan. Harian kompas menurunkan berita terkait dengan indeks perilaku korupsi
sebagaimana yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Survei Perilaku
Antikorupsi (SPAK) 2012 yang dilakukan BPS dan Bappenas pada Oktober 2012 lalu
memberikan potret bahwa korupsi terjadi mulai dari level rumah tangga, komunitas,
hingga publik secara luas. Korupsi sudah menjadikan bangsa ini dengan perilaku
manusianya Yang sangat bejat amburadul. Satu akibat sangat mendasar dari akibat
tindaka tersebut adalah bagaiman bangsa ini akan bisa maju ketika sendi-sendi
pembangunan kehidupan bangsa dan bernegara sudah hancur lebur. Di sinilah titik paling
kronis dan hancurnya sebuah peradaban bangsa ketika korupsi sudah dimulai sejak dari
paling bawah samapai paling atas.
Korupsi dengan segala peranti lunak kasar sebenarnya harus menjadi musuh
bersama (commen enemy). Menjadi musuh bersama dapat dimaknai bahwamembangun
bangsa dengan mengubur dalam-dalam mental koruptif akan menjadikan bangsa ini
bersih dari segala bentuk kehancuran dan kemunduran peradaban. Bisa kita bayangkan
ketika kas negara yang seharusnya dialirkan dalam rangka pembangunan pendidikan,
namun kemudian itu ditilep oleh kelompok tertentu yang semata berbicara demi
kepentingan sempit dan kerdil, dunia pendidikan yang seharusnya bisa menghadirkan
dirinya sebagai ruang pencerahan bagi rakyat kemudian tidak akan bisa ditunaikan
dengan sedemikian konkret dan praktis.
B. Rumusan masalah
1. Apa penyebab redupnya masa depan bangsa ?
2. Bagaimana kemiskinan struktural di Indonesia ?
3. Bagaimana pembangunan di tengah kepungan korupsi ?
C. Tujuan pembahasan
1. Memaparkan penyebab redupnya masa depan bangsa
2. Menjelaskan kemiskinan struktural di indonesia
3. Mendeskripsikan pembanguanan di tengah kepungan korupsi
BAB II
Pembahasan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindak pidana korupsi di Indonesia semakin banyak terjadi dan memberikan
dampak bagi rakyat. Rakyat harus menanggung akibat dari tindak pidaa korupsi.
Pemiskinan koruptor dianggap sebagai terobosan baru dalam menindak kasus tindak
pidana korupsi. konsep pemiskinan koruptor dapat dijalankan dengan perampasan
aset hasil tindak pidana korupsi. Konsep pemiskinan koruptor ini dinilai mampu
memberikan efek jera sekaligus sebagai bentuk mengurangi tindak pidana korupsi. .
Tanggung jawab negara kemudian selama ini bisa disimpulkan masih sangat setengah
hati dalam mengelola bangsa. Sikap setengah yang masih membuka peluang korupsi
baik sengaja maupun tidak sengaja sebab tidak ada pengawasan ketat sudah
mengilustrasikan bahwa negara belum mampu melakukan yang terbaik bagi
kepentingan bersama diatas segala-galanya.
B. Saran
Perlu adanya rekonseptualisasi mengenai konsep pemiskinan koruptor.
Rekonseptualisasi dengan memberikan arahan yang jelas bagi penegak hukum
mengenai konsep pemiskinan koruptor dapat dijalankan sebagai suatu terobosan
hukum yang memberikan efek jera dalam tindak pidana korupsi. Perlu adanya suatu
gerakan yang mendorong pelaksanaan pemiskinan kruptor. Contohnya seperti
pendidikan, pemahaman, penjelasan, integritas dari para penegak hukum.
Daftar Pusataka