Anda di halaman 1dari 8

Nama : BELI YATRA

BP : 1910023810156
Resume : Wewenang dan Delegasi
A. Wewenang
1. Pengertian Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar
tercapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, seorang manajer suatu organisasi
mempunyai hak untuk memberi  perintah dan tugas, serta menilai
pelaksanaan kerja karyawwan dibawahnya. Wewenang ini merupakan hasil
delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan dalam
organisasi. Delegasi wewenang merupakan suatu proses yang membasis
fungsi pengorganisasian.
Max Weber mendefinisikan wewenang sebagai kekuasaan riil.
Menurut Henry Fayol wewenang sebagai kebenaran untuk memberi
perintah-perintah dan kekuasaan untuk memastikan ketaatan.
Ada dua macan teori tentang wewenang yaitu teori wewenang Formal
(Formal Authority Theory) dan teori Penerimaan.
a. Teori wewenang formal mengatakan bahwa wewenang itu berasaldari
atasan diberikan kepada bawahan secara sah. Teori ini sesuai dengan
definisi Weber bahwa wewenang tersebut adalah sah karena diberi dari
yang berwenang (dari atasan).
b. Teori penerimaan mengatakan bahwa para karyawan memberikan
wewenangnya kepada manajer. Jadi dari bawah ke atas. Di sini para
bahawah menerima perintah atasan secara sukarela.
2. Jenis-jenis wewenang yang dapat didefinisikan menurut Weber dan
Peabody yaitu :
a. Wewenang Jabatan (Positional Authority). Weweanag ini berdasar pada
jabatan organisasional. Para bawahan menerima wewenang yang
dipunyai manajer karena mereka mengetahui bahwa manajer tersebut
adalah pejabat yabg sah dari organisasi mereka.
b. Wewenang Fungsional (Functional Authority). Wewenang ini berdasar
pada keahlian.
c. Wewenang Personal (Personal Authority). Wewenang ini merupakan
wewenang pribadi  berdasarkan pada sifat-sifat pribadi seseorang.
3. Struktur Lini Dan Staf
a. Organisasi Lini
Semua organisasi mempunyai sejumlah fungsi-fungsi dasar yang harus
dilaksanakan. Sebagai contoh, organisasi perusahaan biasanya paling
sedikit mempunyai tiga fungsi dasar  –  produksi (manufacturing atau
operasi), pemasaran (atau penjualan) dan keuangan. Fungsi-fungsi dasar
tersebut dilaksanakan oleh semua organisasi, baik manufacturer,
pedagang eceran,  perusahaan jasa, ataupun organisasi “nonprofit”.
Fungsi-fungsi ini biasanya disusun dalam suatu organisasi lini dimana
rantai perintah adalah jelas dan mengalir kebawah melalui tingkatan-
tingkatan menejerial. Individu-individu dalam departemen-departemen
melaksanakan kegiatan-kegiatan utama perusahaan  – produksi,
pemasaran dan keuangan. Setiap orang mempunyai hubungan pelaporan
hanya dengan satu atasan, sehingga ada kesatuan perintah.
b. Organisasi Lini dan Staf
Staf merupakan individu atau kelompok (terdiri para ahli) dalam
struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan
pelayanan kepada fungsi lini. Karyawan staf atau staf departemen tidak
secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau
departemen.
Sebagai contoh, staf spesialis pemeliharaan tidak menciptakan
produk, menjual, dan mengelola keuangan. Posisi staf ditambahkan
untuk memberikan saran dan pelayanan departemen-departemen lini dan
membantu mereka mencapai tujuan organisasi dengan lebih efektif.
Ada dua tipe staf, yaitu staf pribadi dan staf spesialis. Staf pribadi
(personal staff) dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa
kepada seseorang manajer (individual). Staf pribadi kadang-kadang
disebut sebagai “asisten” atau “asisten staf”, yang mempunyai tugas
bermacam-macam untuk atasan dan biasanya generalis.
Sedangkan staf spesialis memberikan saran, konsultasi, bantuan,
dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi. Disebut staf “spesialis”
karena fungsinya sempit dan membutuhkan keahlian khusus.
c. Wewenang Lini, Staf dan Fungsional
Wewenang lini ( Line Authority) adalah wewenang dimana atasan
melakukannya atas  bawahannya langsung. Ini diwujudkan dalam
wewenang perintah dan secara langsung tercermin sebagai rantai
perintah, serta diturunkan kebawah melalui tingkatan organisasi.
Wewenang staf (Staff Authority) adalah hak yang dipunyai oleh
satuan-satuan staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi
rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia lini. Ini tidak
memberikan wewenang kepada anggota staf untuk memerintah lini
mengerjakan kegiatan tertentu.
Weweang staf fungsional (functional staff authority) adalah
hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini,
bila dilimpahi wewenang fungsional oleh menejemen  puncak, seorang
staf spesialis mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai
kegiatan fungsional dimana hal itu merupakan spesialis dari staf
bersangkutan.
Sebagai contoh, seorang spesialis keamanan mungkin mempunyai
wewenang untuk memerintah manajer laboratorium  penelitian untuk
menutup laboratorium bila gas berbahaya mencapai tingkat tertentu,
atau departemen scheduling produksi mungkin diberi wewenang untuk
menentukan pekertjaan departemen produksi mana yang harus
dikerjakan terlebih dahulu, dan sebagainya.
d. Sumber Konflik Lini-Staf
Beberapa faktor yang dapat menimbulkanberbagai konflik di antara
departemen dan orang-orang lini dan staf. Faktor-faktor tersebut
meliputi:
1. Perbedaan umur dan pendidikan, orang-orang staf biasanya lebih
muda dan lebih  berpendidikan daripada orang-orang staf, sehingga
menimbulkan “generation gap”.
2. Perbedaan tugas, dimana orang lini lebih teknis dan generalis,
sedang staf spesialis. Hal ini menimbulkan kejadian-kejadian
sebagai berikut :
a) Karena staf sangat spesialis, mungkin menggunakan istilah-
istilah dan bahasa yang tidak dipahami orang lini.
b) Orang lini mungkin merasa bahwa staf spesialis tidak
sepenuhnya mengerti masalah-masalah lini dan menganggap
saran mereka tidak dapat diterapkan atau dikerjakan.
3. Perbedaan sikap, ini tercermin pada :
a) Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung
memberikan  perintah-perintah kepada orang lini untuk
membuktikan eksistensinya
b) Orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan-
gagasan yang diimplementasikan oleh lini; sebaliknya, orang lini
mungkin tidak menghargai  peranan staf dalam membantu
pemecahan masalah-masalahnya.
c) Orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini; dilain
pihak orang lini selalu curiga bahwa orang staf ingin
memperluas kekuasaannya.
4. Perbedaan posisi
B. DELEGASI
1. Pengertian Delegasi
Satu prinsip organisasi adalah delegasi kekuasaan. Seorang manajer
mempunyai tugas tertentu, tetapi karena ia adalah orang yang mencapai
hasil melalui bawahannya dank arena seorang manajer itu mempunyai
waktu, pengetahuan, dan perhatian yang terbatas, tidak mungkin dia sendiri
yang melaksanakan tugasnya, sungguhpun ia harus bertanggung jawab akan
pelaksanaan tugas itu sebaik-baiknya.
Delegasi kita artikan kegiatan seorang manajer untuk menugaskan
bawahannya untuk mengerjakan bagian dari pada tugas manajer yang
bersangkutan dan pada waktu yang  bersamaanmemberikan kekuasaan
kepada bawahannya sehingga bawahan tersebut dapat melaksanakan tugas
sebaik-baiknya atau dapat mempertanggung jawabkan hal-hal yang di
delegasikan kepadanya.
2. Alasan-alasan Pendelegasian
Pendelegasian memungkinkan manajer dapat mencapai lebih dari bila
mereka menangani setiap tugas sendiri. Delegasi dari atasan kebawahan
merupakan proses agar bias efisien. Delegasi dibutuhkan karena manajer
tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan. Agar organisasi dapat menggunakan sumber dayanya
lebih efisien maka pelaksanaan tugas-tugas tertentu didelegasikan pada
tingkatan organisasi yang serendah mungkin.
3. Unsur-unsur Delegasi
Dalam proses delegasi terdapat 3 unsur yaitu:
a. Tugas
Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus di lakukan oleh
seseorang pada jabatan tertentu, sedangkan kekuasaan adalah hak atau
wewenang untuk memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan fungsinya.
b. Kekuasaan
c. Pertanggung jawaban
Pada tahap pertama, seorang manajer dalam proses delegasi, memberi
tugas dan kekuasaan kepada bawaannya. Pada tahap kedua, bahawahan
memberikan pertanggung jawaban kepada orang yang mendeleger tugas
dan kekuasan di pakai
Dari uraian unsure di atas, jelas bahwa kekuasaan dan tugas dapat
didelegasikan, sedangkan pertanggung jawaban tidak dapat didelegasikan.
Dengan perkataan lain, seorang  pemimpin yang mendelgasikan tugas dan
kekuasannya kepada bawahannya tidak berarti mendelegasikan
pertanggung jawabannya, melainkan ia tetap bertanggug jawab akan
pelaksanaan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
4. Tugas-tugas yang didelegasikan
a. Dari sudut proses
Dari sudut proses kita ketahui bahwa tuas-tugas manajer dan fingsi-
fungsi manajer itu adalah planning, organizing, assembling, directing,
dan controlling. Fungsi seorang manajer diperas menjadi 3fungsi, yaitu
perencaan,pelasaan dan pengawasan. Mendasarkan diri atas tiga
terminology tersebut, menurut mereka delegasi di mulai dengan
mendelegasikan sebagai tugas pelaksaan dan sedikit-dikitnya sebagai
dari tugas perencanaan kepada bawahannya.
b. Dari sudut bidang Tugas-tugas seorang manajer bila kita tinjau dari
sudut bidang dapat kita golongkan atau tugas-tugas adalah :
1. Produksi
2. Personalia
3. Keuangan
4. Tata usaha
5. Statistik
6. Marketing
5. Delegasi yang Efektif
Salah satu hal yang amat penting dalam maslahah delegasi ialah
bagaimana supaya delegasi itu efektif. Untuk mencapai hal tersebut ada
beberapa hal yang dapat dipedomani
a. Pertama:unsure delegasi harus lengkap dan jelas.seorang manajer yang
mendelegasikan harus memperhatiak ketiga unsur delegasi dan memberi
penjelasan akan masing-masing unsur delegasi terebut.
b. Kedua:manajer harus mendelegasi kepada orang yang tepat. Tepat
tidaknya seseorang untuk menerima delegasi dapat di ketetahui bila ia
sudah memnuhi kualifikasi fisik dan psikis sebagai dibutuhkan oleh
jabatannya.
c. Ketiga:manajer yang mendelegasi harus memberikan peralatan yang
cukup dan mengusahakan keadaan sekitar yang efisien. Untuk dapat
melaksanakan tugas dengan baik,  perlulah seseorang itu mempunyai
peralatan yang cukup, selanjutnya keadaan sekitar tempat dimana
seseorang melaksanakan tugasnya mempengaruhi berhasil tidaknya
seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
d. Keempat:manajer yang mendeleger harus memberikan insentif. Agar
sesorang mau melaksanakan tugas sebaik-baiknya, maka keadaanya
harus di beriinsentif atau perangsang.
Prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang
efektif adalah:
a.  Prinsip Saklar . Dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang
yang jelas mengalirsetingkat demi setingkat dari tingkatan paling atas
kebawah.
b. Prinsip Kesatuan Perintah. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap
bawahan dalam organisasi harus melapor hanya kepada atasan.
Disamping itu bawahan dapat menghindari tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas yang jelek dengan alas an banyaknya tugas dari
atasan lain.
c. Tanggung Jawab, Wewenang, dan akuntabilitas. Prinsip ini menyatakan
bahwa:
1) Agar organisasi dapat menggunakan sumber dengan dayanya lebih
efisien.
2) Konsekuensi wajar  peranan tersebut adalah bahwa setiap individu
dalam organisasi untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan
kepadanya dengan efektif.
3) Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang adalah
akuntabilitas penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti
individu juga setuju untuk menerima tuntutan pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas.

Anda mungkin juga menyukai