Anda di halaman 1dari 18

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN (CSR)

Disusun Oleh:

Fenda Resi Mahalita (2220203041)

Miranti (2220203038)

Rendika Zulifran (2220203059)

Dosen Pengampu:

Zulkipli, M.Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang Maha Esa,
yang Maha Kuasa, Khalik langit dan bumi. Karena dengan penyertaan-Nyalah
sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan. Dalam makalah ini penulis
memasukan beberapa hal utama tentang “Etika Bisnis dan Tanggung Jawab
Sosial”. Guna agar kita semua dapat mengetahui tentang hal-hal yang ada
dimakalah ini.
Tugas ini pun dapat membantu para pembaca agar semakin menambah
wawasan pengetahuan dan mengerti akan hal-hal yang akan dibahas dan dapat
mengetahui solusinya yang dapat dilakukan untuk masalah yang dibahas di
dalamnya.
Penulis mengucapkan terima kasih Bapak Zulkipli, M.Pd.I selaku dosen
mata kuliah dasar-dasar manajemen karena berkat bimbingan dan pengarahannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis berharap bahwa makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca dan sesuai dengan kata orang bijak, tidak ada
yang sempurna dalam hidup. Oleh karena itu, kritik dan saran dari segala pihak
kami teri dengan senang hati.

Palembang, April 2023


Penulis.

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3
A. Definisi dari etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan
1. Definisi etika bisnis .............................................................. 3
2. Definisi tanggung jawab sosial perusahaan ......................... 4
B. Bidang dasar dari etika manajerial ............................................. 4
C. Nilai personal sebagai standar etika ........................................... 5
D. Relativisme moral ...................................................................... 6
E. Pendekatan etika ......................................................................... 7
F. Upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen .............. 8
G. Alasan perusahaan menerapkan tanggung jawab sosial ............. 8
H. Strategi pengolahan tanggung jawab sosial perusahaan ............ 9
I. Manfaat tanggung jawab sosial perusahaan .............................. 11
BAB II PENUTUP .............................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perusahaan menjalin hubungan baik dengan masyarakat melalui
program yang dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan CSR yang
dilakukan perusahaan secara kontinyu dan terus-menerus, merupakan
salah satu cara untuk mencegah krisis melalui peningkatan reputasi dan
citra perusahaan. Tujuan melakukan CSR adalah untuk membangun
hubungan baik (Social Relationship) dengan masyarakat sehingga
terbentuk sikap publik yang baik (favourable) terhadap perusahaan,
tindakan yang sesuai dengan kepentingan publik tersebut akan
membangkitkan simpati dan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
Uraian di atas dapat diketahui bahwa pada dasarnya antara
perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi dengan masyarakat
mempunyai hubungan timbal balik, dan keduanya berada di dalam
keadaan saling bergantung. Masyarakat membutuhkan perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan dan perusahaan
membutuhkan masyarakat, karena dalam masyarakat tersebut perusahaan
memperoleh sumber daya.
B. Rumusan Masalah
A. Apa definisi dari etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan?
B. Apa saja bidang dasar dari etika manajerial?
C. Sebutkan nilai personal sebagai standar etika?
D. Apa itu relativisme moral?
E. Apa itu pendekatan etika?
F. Bagaiman upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen?
G. Apa alasan perusahaan menerapkan tanggung jawab sosial?
H. Bagaimana strategi pengolahan tanggung jawab sosial perusahaan?
I. Apa manfaat tanggung jawab sosial perusahaan?

1
C. Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui definisi dari etika bisnis dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
B. Untuk mengetahui apa saja bidang dasar etika manajerial.
C. Untuk mengetahui nilai personal sebagai standar etika.
D. Untuk mengetahui apa itu relativisme moral.
E. Untuk mengetahui apa itu pendekatan etika.
F. Untuk mengetahui bagaimana upaya perwujudan dan peningkatan
etika manajemen.
G. Untuk mengetahui apa alasan perusahaan menerapkan tanggung jawab
sosial.
H. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengolahan tanggung jawab
sosial perusahaan.
I. Untuk mengetahui apa manfaat tanggung jawab sosial perusahaan.

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
1. Definisi Etika Bisnis
Etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal dalam
pengaturan dan pengelolaan antara lain: norma dan moralitas yang
berlaku secara universal dan berlaku secara ekonomi dan sosial.
Pertimbangan yang diambil pelaku bisnis dalam mencapai tujuannya
adalah dengan memperhatikan terhadap kepentingan dan fenomena
sosial dan budaya masyarakat.1
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis sering kali
kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Berikut ini beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli:
a. Zimmer (1996:20)
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nila-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dalam
membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
b. Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80)
Etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk
menunjukan perilaku dari etika seseorang manajer atau karyawan
suatu organisasi.
c. Bertens (2005:5)
Etika bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang moralitas
dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.
d. Velasque (2005)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis.

1
Budi Prihatminingtyas, Etika Bisnis, (CV IRDH:Malang 2017), hal 2

3
e. Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara
salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang
kompleks.2
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa etika
bisnis adalah cara untuk berbisnis dan meliputi semua bagian yang
berhubungan dengan perusahaan, masyarakat, dan individu.
2. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Dilihat dari asal katanya, CSR berasal dari litelatur etika bisnis
di Amerika Serikat dikenal sebagai coporate social responsibility of
corporations. Secara umum istilah Corporate Sosial Responsibility
(CSR) diterjemahkan menjadi Tanggung Jawab Sosisal Perusahaan.
Kata Corporate telah di Indonesiakan dengan pemahaman atau
diartikan sebagai perusahaan besar. Dilihat dari baha Latin yaitu
“corpus/corpora” yang berarti badan. Perusahaan merupakan badan
hukum yang didirikan untuk melayani kepentingan umum disamping
keuntungan (for profit).3 Jadi tanggung jawab sosial dapat diartikan
sebagai kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan,
mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan
manfaat kepada masyarakat.
B. Bidang Dasar Etika Manajerial
Etika manajerial (managerial ethics) adalah standar-standar
perilaku yang membimbing manajer individual dalam pekerjaan mereka.
Tiga bidang dasar yang menjadi perhatian etika manajerial adalah:
1. Hubungan perusahaan terhadap karyawan
Bidang ini termasuk hal-hal seperti mempekerjakan dan
memecat orang, upah dan kondisi kerja, dan kebebasan pribadi
karyawan dan rasa hormat.

2
Moh. Muslim, Urgensi Etika Bisnis di Era Global, Esensi, Vol. 20 No. 2/2017
3
Mas Achmad Daniri, Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Kadin:Jakarta
2007) , hal 10

4
2. Hubungan karyawan terhadap perusahaan
Sejumlah persoalan etika juga berakar dari bagaimana karyawan
memperlakukan organisasi mereka, terutama berkenaan dengan
konfilik kepentingan, kerahasiaan, dan kejujuran.
3. Hubungan perusahaan terhadap agen ekonomi lainnya
Perilaku antara perusahaan dengan agen-agen tersebut yang
mungkin rentan terhadap ambiguitas etika termasuk iklan dan promosi,
pengungkapan finansial, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan
permohonan permintaan, penawaran danp perundingan, dan hubungan
bisnis lainnya.4
C. Nilai Personal Bagi Standar Etika
Nilai dan norma termasuk jarang sekali dibahas dalam
manajemen. Khususnya perwujudan nilai dan norma ini melalui personal
atau orang-orang yang duduk dalam manajemen. Hal ini memunculkan
perlunya pengkajian di seputar nilai personal atau personal values sebagai
standar etika.
Nilai (values) sendiri pada dasarnya merupakam pandangan
ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan perilaku dari
seseorang, nilai personal pada dasarnya merupakan cara pandang, cara
pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan
segala kegiatan yang dilakukannya.
1. Nilai terminal dan nilai instrumental
Nilai terminal pada dasarnya dengan cara berpikir seseorang
yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya
dalam meraih sesuatu. Sedangkan nilai instrumental adalah pandangan
dan cara berpikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan
diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus
diperhatikan dan dijalankan. Nilai-nilai kejujuran. Tanggung jawab,
komitmen, integritas, adalah salah satu contoh nilai instrumental yang
tidak hanya dianut oleh sebagian orang, akan tetapi semestinya oleh
setiap orang dalam setiap keadaannya.

4
Ricky W. Griffin, Manajemen (Erlangga:Jakarta 2004), hal 101-103

5
2. Pandangan empiris mengenai nilai personal
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 220
manajer,sebagaimana dikutip oleh Kreitner (1992), terdapat berbagai
pandangan mengenai nilai personal yang senantiasa dimiliki oleh
seseorang dalam melakukan kegiatannya. Secara umum nilai-nilai
tersebut adalah kejujuran, tanggung jawab, kapabilitas, ambisi, dan
independendi. Sekalipun hasil survei ini tidak dapat digeneralisasi
untuk setiap keadaan, paling tidak kita bisa melihat bagaimana
umumnya para pekerja memiliki nilai-nilai dalam setiap pekerjaannya.
Manfaat dari pengetahuan ini adalah manajemen dapat merencanakan
dengan lebih baikbagaimana organisas semestinya dikelola dan
dijalankan.
3. Konflik sosial
Ada tiga jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan,
yaitu konflik intrapersonal (intrapersonal conflicts), konflik individu
organisasi (individual organizational conflicts) dan konflik antar
budaya. Pada intinya manajer perlu memahami benar kondisi para
pekerjanya dari berbagai kemungkinan konflik yang muncul dalam
perusahaan yang dapat disebabkan adanya perbedaan nilai yang dianut
oleh setiap orang.5
D. Relativisme Moral
Relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis
yang secara absolt benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan
terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat.6
Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti
standar moral yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia
berada. Pandangan lain dari kritikus reltivisme etis yang berpendapat,
bahwa ada standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota

5
Ernie Tisnawai Sule, Kurniawan Seful, Pengantar Manajemen (Prenada Media:Jakarta
2019), hal 68-70
6
Saban Echdar, Maryadi, Bussines Ethics and Entreprenuership (Deepublish:Yogyakarta
2019), hal 165

6
masyarakat manapun jika masyarakat manapun jika masyarakat itu akan
terus berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif.
Relativsme moral mengingatkan kita bahwa masyarakat yang
berbeda memiliki keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya
tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain
ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.
E. Pendekatan Etika
Pendekatan dan Prinsip Etika Manajemen Etika tidak hanya
dibutuhkan untuk kehidupan sosial saja, namun dalam dunia manajemen
dan bisnis, etika juga sangat diperlukan agar organisasi supaya dapat
mengatur tatanan moral yang siap membatasi orang dalam bertindak. Etika
manajemen akan membatasi para pelaku manajemen dalam bertingkah
laku baik kepada pihak internel maupun tehadap pihak eksternal. Ada
beberapa pendekatan yang dilakukan dalam etika manajemen yaitu:
Pertama, Utilitarian Approach (Pendekatan manfaat). Utilitarian
Approach adalah Dalam pendekatan ini, setiap tindakan harus didasarkan
dengan konsekuensinya. Untuk itu, sebelum bertindak, Anda harus
memberikan manfaat yang besar baru masyarakat dengan cara yang tidak
membahayakan dan menggunakan biaya serendah-rendahnya.
Kedua, Individual Rights Approach, Pendekatan ini memiliki
pengaruh besar dalam menghargai dan menghormati setiap tindakan yang
dilakukan orang lain. Namun, jika tindakan tersebut dinilai bisa
mengakibatkan suatu perpecahan atau benturan dengan hak orang lain,
maka tindakan tersebut harus dihindari.
Selanjutnya Ketiga, Justice Approach, Setiap pembuat keputusan
memiliki kedudukan yang sama, serta bertindak adil dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan, baik perorangan maupun kelompok.
Pendekatan etika manajeme ini akan memberikan keuntungan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.7

7
Rahmat Hidayat, Muhammad Rifa’i, Etika Manajemen (LPPI:Medan 2018), hal 153

7
F. Upaya Perwujudan dan Peningkatan Etika Manajemen
1. Pelatihan Etika ( Ethics Training )
Melalui pelatihan ini kita diajak untuk mengenallebih jauh
tentang kode etik batasan kerja dan pengertia etka serta berbagai
kajian secara tuntas mengenai bagaimana orang bekerja dan
mendorong orang menemukan nilai nilai dalam dirinya.Berbagai
potensi/kualitas harus diketahui dan disadari oleh karyawan supaya
dapat berkinerja secara bagus serta dapat membangun etika kerja
secara profesional didalam era global yang dapat dipandang sebagai
dasar sukses sosial, organisasi dan pribadi.Tujuan dari pelatihan ini
agar para peserta mampu menumbuhkebangkan sifat-sifat atau
perilaku kerja secara etis dan bertanggung jawab terhadap perusahaan.
2. Advokasi Etika ( Etical Advocates )
Upaya persuhaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya
dengan cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim
manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengontrol dan
mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar –
standar etika.
a. Menerapkan Kode Etik ( Code of Ethics )
Menetapkan standar aturan mengenai aturan etika yang harus
dijalankan oleh perusahaan.
b. Melibatkan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan.8
G. Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial
Alasan perusahaan menerapkan CSR bisa diklasifikasikan dalam
tiga kategori:
1. Sekedar basa-basi dan keterpaksaan
Artinya CSR hanyadipraktikan lebih karena faktor eksternal (eksternal
driven).
2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance)
CSR diimplementasikan karena memangada regulasi, hukum
danaturan yang memaksamya.

8
https://www.academia.edu/resource/work/40624608 (Kamis, 30 Maret 2023, pukul 22:49)

8
3. Bukan lagi sekedar compliance tapi beyond compliance alias
compliance plus
CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari
dalam (internal driven). Implementasi CSR itu merupakan langkah-
langkah pilihan sendiri sebagai kebijakan perusahaan, bukan karena
dipaksa oleh aturan ataupun tekanan dari masyarakat.9
Selain yang telah disebutkan diatas ada pendapat lagi yang
menerangkan tentang alasan mengapa perusahaan harus melaksanakan
CSR yaitu:
1. Suasana yang dibutuhkan perusahaan harus kondusif agar dapat
melaksanakan kegiatan produksi yang berkelanjutan. Mengenalnya
budaya masyarakat lokal, dapat membantu untuk menyesuaikan diri
dan beradaptasi ataupun hidup secara damai dan
salingmenguntungkan.
2. Adanya perpindahan kepemilikan dunia usaha yang awalnya
kepemilkan sendiri menjadi kepemilikan umum. Hal ini berarti
perusahaan telah bergeser menjadi institusi sosial bukan hanya bisnis.
3. Di negara lain seperti bank-bank yang ada di Eropa menetapka
pengaturan bahwa akan memberikan pinjaman kepada perusahaan
yang menjalankan CSR dengan baik.
4. Saat ini menjalankan CSR menjadi trend global seiring dengan
banyaknya masyarakat global yang tertarik pada produk-produk yang
ramah lingkungan.
Beberapa alasan CSR perlu dilaksanakan (Mardikanto,2014):
1. Meningkatnya image perusahaan
2. Menjadikan lingkungan sosial sekitar menjadi lebih baik
3. Menumbuhkan dan mengembangkan kinerja karyawan.10
H. Strategi Pengolahan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Perusahaan perlu menyusun strategi pengelolaan CSR atau
tanggung jawab sosial perusahaan, karena hal ini menentukan sikap dan

9
Zaenal Aripin, M. Rizqi Padma Negara, Perilaku Bisnis (Deepublish:Yogyakarta 2021),
hal 14
10
Muchtar, Lucky, Dhalia, DKK, CSR Perusahaan (Widina:Bandung 2022), hal 215

9
rencana pelaksanaan CSR di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Sudarsana (2018) mengutip pernyataan Kreitner (2009) bahwa terdapat
empat strategi pengelolaan tanggungjawab sosial perusahaan yaitu:
a. Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggungjawab
sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggungjawab
sosial. Dalam banyak kasus, masih ada pihak-pihak yang menentang
pelaksanaan CSR walapun sebenarnya telah banyak dari pelaku bisnis
dan pemangku kepentingan terkait, yang menyadari dan menyetujui
pentingnya perusahaan melakukan kegiatan CSR. Perusahaan yang
menganut pendapat tidak terlalu peduli dengan perilaku etis dan
umumnya sedapat mungkin akan menyembunyikan tindakannya yang
salah. Ini menunjukkan bahwa para pelaku bisnis khususnya di
Indonesia belum banyak yang mendukung program ini.
b. Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan terkait penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum
untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial.
Bahkan dalam banyak kasus, perusahaan hanya memenuhi persyaratan
hukum secara minimum atas komitmennya terhadap kelompok dan
individu dalam lingkungan sosialnya. Dalam sikap defensif (defensive
sttance), organisasi akan melakukan apa saja yang dipersyaratkan oleh
peraturan hukum tetapi tidak lebih dari itu. Para manager yang
mengambil sikap defensif itu merasa pekerjaan mereka adalah untuk
menghasilkan uang bukan malah menghabiskan uang.
c. Strategi Akomodatif
Strategi akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan karena adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan
sekitar. Perusahaan tetap memberikan bantuannya baik materi maupun
non materi tetapi menunggu masukan dan permintaan dari masyarakat.
Jadi masyarakat mengajukan permohonan pendanaan secara resmi

10
kepada perusahaan, setelah itu, tanpa birokrasi yang rumit, dana akan
cair sesuai permintaan masyarakat.
d. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian
dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders
terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
Perusahaan melakukan tanggung jawab sosial karena mempunyai
pandangan, kepentingan stakeholder perlu diperhatikan disamping
kepentingan perusahaan untuk mendapatkan laba yang setinggi-
tingginya. Jika kebutuhan stakeholder sudah terpenuhi, akan
berdampak pada reputasi perusahaan. Beberapa perusahaan besar
melakukan strategi ini untuk mendapatkan image atau citra yang baik
dengan berbagai kegiatan yang menjadi kebutuhan masyarakat. 11
I. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manfaat mengandung arti berguna atau berfaedah baik untuk
individu sendiri maupun bagi orang lain atas keberadaan atau hal yang
dilakukan. Dalam hal ini manfaat CSR juga demikian, bagaimana
keberadaan perusahaan dapat berguna bagi masyarakat setempat, bagi
perusahaan itu sendiri dan bagi pemerintah. Kegiatan CSR juga
mempunyai manfaat yang Menurut Wahyuningrum (2015:111) manfaat
CSR Perusahaan yang telah meyakini CSR sebagai suatu kewajiban bagi
perusahaan, maka dengan sendirinya perusahaan telah melaksanakan
investasi sosial. Sebagai investasi sosial maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk manfaat yang akan diperoleh,
antara lain yaitu:
1. Meningkatkan profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh,
misalnya lewat efisiensi lingkungan.
2. Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan komunitas investasi.
3. Mendorong komitmen karyawan. Karena mereka diperhatikan dan
dihargai.
4. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas.
11
Ainur Rochmaniah, Kukuh Sinduwiatmo, Corporate Sosial Responsibility dan
Community Development (UMSIDA Press:Jawa Timur 2020), hal 45

11
5. Mempertinggi reputasi dan corporate building.
Adapun manfaat CSR bagi masyarakat menurut Clark (dalam
Mardikanto, 2014:134) adalah:
1. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja, dan pelatihan
2. Pendanaan investasi komunitas dalam pengembangan infrastruktur.
3. Keahlian komersial (keahlian berlaba).
Terkait dengan hal ini, pengalaman menunjukan bahwa kehadiran
perusahaan melalui kegiatan CSR cukup banyak memberikan kontribusi
kepada pemerintah, menurut Mardikanto (2014:135) manfaat tersebut
adalah:
1. Dukungan pembiayaan.
2. Dukungan sarana dan prasarana.
3. Dukungan keahlian.12

12
Herman, Manfaat Corporate Social Responsibility oleh Stakeholder Primer dan
Sekunder, Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 2 Tahun 2018, hal
268

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal dalam
pengaturan dan pengelolaan antara lain: norma dan moralitas yang berlaku
secara universal dan berlaku secara ekonomi dan sosial. Pertimbangan
yang diambil pelaku bisnis dalam mencapai tujuannya adalah dengan
memperhatikan terhadap kepentingan dan fenomena sosial dan budaya
masyarakat.
Tanggung jawab sosial dapat diartikan sebagai kewajiban
perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan
melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
Tiga bidang dasar yang menjadi perhatian etika manajerial adalah,
Hubungan perusahaan terhadap karyawan, Hubungan karyawan terhadap
perusahaan, dan Hubungan perusahaan terhadap agen ekonomi lainnya.
Nilai (values) sendiri pada dasarnya merupakam pandangan ideal
yang mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan perilaku dari
seseorang, nilai personal pada dasarnya merupakan cara pandang, cara
pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan
segala kegiatan yang dilakukannya.
Relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis
yang secara absolt benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan
terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat.
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam etika manajemen
yaitu, pertama, Utilitarian Approach (Pendekatan manfaat), yang kedua,
Individual Rights Approach, Pendekatan ini memiliki pengaruh besar
dalam menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan orang
lain. Ketiga, Justice Approach, Setiap pembuat keputusan memiliki
kedudukan yang sama, serta bertindak adil dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan.

13
Upaya Perwujudan dan Peningkatan Etika Manajemen ada tiga,
pertama, Pelatihan Etika ( Ethics Training ), kedua, Advokasi Etika (
Etical Advocates ).
Beberapa alasan CSR perlu dilaksanakan (Mardikanto,2014):
1. Meningkatnya image perusahaan
2. Menjadikan lingkungan sosial sekitar menjadi lebih baik
3. Menumbuhkan dan mengembangkan kinerja karyawan
Sudarsana (2018) mengutip pernyataan Kreitner (2009) bahwa
terdapat empat strategi pengelolaan tanggungjawab sosial perusahaan
yaitu: Strategi Reaktif, Strategi Defensif, Strategi Akomodatif, Strategi
Proaktif.
Adapun manfaat CSR bagi masyarakat menurut Clark (dalam
Mardikanto, 2014:134) adalah:
1. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja, dan pelatihan
2. Pendanaan investasi komunitas dalam pengembangan infrastruktur.
3. Keahlian komersial (keahlian berlaba).

14
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Mas Daniri, Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,


(Kadin:Jakarta 2007)
Aripin Zaenal, Rizqi M. Negara Padma, Perilaku Bisnis (Deepublish:Yogyakarta
2021)
Echdar Saban, Maryadi, Bussines Ethics and Entreprenuership
(Deepublish:Yogyakarta 2019)
Griffin, Ricky W, Manajemen (Erlangga:Jakarta 2004)
Herman, Manfaat Corporate Social Responsibility oleh Stakeholder Primer dan
sekunder, Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial, Vol 2
No. 2, tahun 2018
Hidayat Rahmat, Rifa’i Muhammad, Etika Manajemen (LPPI:Medan 2018)
https://www.academia.edu/resource/work/40624608 (Kamis, 30 Maret 2023,
pukul 22:49)
Muchtar, Dhalia Lucky, , DKK, CSR Perusahaan (Widina:Bandung 2022)
Muslim Moh., Urgensi Etika Bisnis di Era Global, Esensi, Vol. 20 No. 2/2017
Prihatminingtyas Budi, Etika Bisnis, (CV IRDH:Malang 2017)
Rochmaniah Ainur, Sinduwiatmo Kukuh, Corporate Sosial Responsibility dan
community Development (UMSIDA Press:Jawa Timur 2020)
Tisnawai Ernie Sule, Seful Kurniawan, Pengantar Manajemen (Prenada
Media:Jakarta 2019)

15

Anda mungkin juga menyukai