Anda di halaman 1dari 23

PENGORGANISASIAN & ORGANISASI

(makalah)

“Disusun dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Pengantar Ilmu


Administrasi & Manajemen”

Disusun oleh:

Fikran U. Djafar 911421050


Aprilia Van Gobel 911421055
Nurlindawati Amrain 911421129
Djein Rahmawati Ishak 911421025

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS EKONOMI

PRODI S1 PENDIDIKAN EKONOMI

2021

1
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................ 1

DAFTAR ISI............................................................................................ 2

KATA PENGANTAR.............................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ i

A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan............................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................... ii

A. Pengertian Pengorganisasian Organisasi................................................. 6

B. Asas-asas Organisasi................................................................................. 8

C. proses (langkah-langkah) Organisasi........................................................ 11

D. Rentang Kendali...................................................................................... 12

E. Dasar Pendepartemen................................................................................12

F.Macam-macam Organisasi……………………………………………….15

G.Teori-teori Organisasi……………………………………………………16

H.Reorganisasi Dan Restrukturisasi Organisasi……………………………18

BAB 3 PENUTUP................................................................................... iii

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 22

3.2 Saran........................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................23

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, kesabaran
serta kesehatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan
sumbangan baik berupa ide materi pembahasan dan juga bantuan lainnya yang
tidak dapat diselaskan satu persatu.
makalah ini disusun untuk membantu proses pembelajaran
mahasiswa. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami berharap kepada bapak Dosen untuk memberikan kritik dan
saran untuk m e n y e m p u r n a k a n m a k a l a h i n i . D a n k a m i b e r h a r a p
s e m o g a m a k a l a h i n i d a p a t memberikan manfaat bagi pembaca.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Administrasi Dan Manajemen. Penyusunan makalah ini salah satunya bertujuan
memberi informasi kepada para pembaca tentang Pengorganisasian Organisasi
Akhir kata, Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, maka saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.

Gorontalo, September 2021

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas tentang masalah Organisasi pasti kita pernah mendengar kata
tersebut. Organisasi adalah sebuah wadah untuk para mahasiswa mengekspresikan
aspirasi mereka. organisasi sangat penting ada di dalam setiap perguruan tinggi
karena dengan adanya organisasi di setiap perguruan tinggi akan banyak
menampung kreatifitas mahasiswanya,Sehingga setiap aspirasi dan kreatifitas
setiap mahasiswa tidak ada yang terbuang sia-sia.setiap organisasi di atur oleh
sebuah aturan yang telah dibuat oleh semua anggota organisasi tersebut dan
peraturan itu akan dijalankan oleh setiap anggotanya dan bagi pelanggar aturan
akan dikenakan sanksi yang telah disepakati oleh setiap anggota dan didalam
sebuah organisasi ada pengurus yang memimpi organisasi agar sebuah organisasi
dapat menjalankan tugas-tugasnya .
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya,
sarana-parasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi Artinya dengan definisi tersebut kita
memahami betapa besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa ataupun
perusahaan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi Organisasi
2. Apa itu asas-asas organisasi
3. Apa itu proses (Langkah-langksah) pengorganisasian
4. Apa itu rentang kendali
5. Apa itu dasar pendepartemen
6. Apa itu macam-macam organisasi
7. Apa itu teori-teori organisasi
8. Apa itu reorganisasi dan restrukturisasi organisasi

C. Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui definisi Organisasi
2 Untuk mengetahui asas- asas organisasi
3 Untuk mengetahui proses (Langkah-langkah) pengorganisasian
4 Untuk mengetahui Rentang kendali
5 Untuk mengetahui dasar pendepartemen
6 Untuk mengetahui macam-macam organisasi

7. Untuk mengetahui teori-teori organisasi

8. Untuk mengetahui reorganisasi dan rektrukturisasi organisasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengorganisasian Organisasi


Pengorganisasian kata dasarnya adalah organisasi, pengorganisasian ialah
pengaturan setelah perencanaan tersebut selesai digarap. Di dalam
pengorganisasian, manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta
tugas-tugas dan tanggung jawab yang melekat pada setiap posisi tersebut.
Adapun organisasi adalah merupakan wadah, di mana suatu pengelompokkan
orang-orang mendapat tugasnya masing-masing yang tertentu untuk
mewujudkan suatu maksud atau tujuan menurut sistem dan wewenang yang
telah ditetapkan. Jelasnya organisasi adalah tempat, pengorganisasian adalah
pembagian tempat-tempat atau pengkotak-kotakan tempat menjadi lebih kecil.
Dengan denmikian berbicara pengorganisasian adalah sama dengan
berbicara organisasi. Selanjutnya di dalam modul ini lebih dibahas pada
organisasi yang berarti sama dengan pembahasan pengorganisasian.

Beberapa ahli administrasi mengemukakan definisi organisasi, sebagai


berikut:
a. Organisasi ialah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu
maksud bersama (James D. Money).
b. Organisasi adalah suatu sistem mengenai kerja sama yang dilaksanakan
oleh dua orang atau lebih (Chester/Bernard).
Dari penjelasan di atas bahwa sistem kerja sama yang diatur dengan sengaja
untuk mencapai tujuan tertentu sifatnya menjadi formal. Sistem kerja sama itu
mempunyai tujuan tertentu, berlangsung dalam suatu waktu tertentu dan
mempunyai identifikasi sendiri.
Jenis kerja sama itu tidak terhitung banyaknya, tetapi dalam garis besarnya
dapat dikelompokan menjadi empat kategori :
1. Yang berhubungan dengan aspek lingkungan fisik.
2. Yang berhubungan dengan aspek sosial.

6
3. Yang berhubungan dengan aspek individual.
4. Yang berhubungan dengan variabel-variabel lain.
Yang berhubungan dengan aspek lingkungan fisik adalah faktor geografis,
faktor sarana-prasarana yang dipergunakan organisasi. Aspek sosial terjadi
karena hakekat kerja sama itu sendiri kecuali itu dalam mencapai tujuannya.
Organisasi merupakan sub-sistem dari organisasi yang lebih besar sehingga ia
mempunyai lingkungan sosial yang lebih luas sesuai dengan hakekatnya itu,
aspek sosial selalu ada dalam setiap organisasi.
Aspek individual terdapat dalam organisasi itu sendiri, adalah kelompok
individual yang mempunyai interaksi dan sistematik.
Organisasi adalah suatu sistem kerja sama antara dua orang atau lebih
yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa ciri
dalam sistem kerja sama itu, yaitu:
1. Ada komunikasi antara dua orang yang berkeja sama itu.
2. Individu dalam kerja sama itu mempunyai kemampuan untuk berkerja
sama.
3. Kerja sama itu ditujukan untuk mencapai tujuan.

Bernard menyebut tiga butir itu sebagai elemen organisasi, yaitu:


1. Kemampuan untuk bekerja sama.
Tidak ada organisasi tanpa individu. Dalam organisasi yang menjadi
pokok masalah sebenarnya bukan individu itu, tetapi kemauan mereka untuk
berkerja sama.
2. Tujuan yang ingin dicapai.
Kemauan untuk berkerja sama itu tidak dapat dikembangkan jikalau tidak
ada tujuan yang jelas, merupakan elemen yang penting dalam organisasi.
3. Komunikasi.
Proses kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi dapat dicapai melalui
komunikasi. Komunikasi adalah sarana untuk mengadakan koordinasi antara
berbagai sub-sistem dalam organisasi.

7
Organisasi yang merupakan wadah atau ajang dari pada manajemen dapat
dibedakan dalam dua pengertian:
a) Statis: Bahwa organisasi dipandang sebagai suatu struktur usaha.
Dalam pengertian yang statis, organisasi mempunyai pelbagai arti, yaitu:
1. Suatu pengelompokkan orang-orang yang berkerja sama melaksanakan
usaha.
2. Sebagai sistem kewenangan dan wewenang mana yang memberikan
kekuatan bagi setiap petugas/pejabat dalam melakukan tugasnya.
3. Sebagai sistem pembagian atau distribusi tugas pekerjaan sehingga
masing-masing pejabat memegang tugas tertentu.
4. Sebagai rangka atau struktur dari pada kegiatan-kegiatan kerja.

b) Dinamis: Ialah merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang disebut
organisasi atau pengorganisasian. Hal ini merupakan pendistribusian dari
kegiatan-kegiatan kerja.

Ciri – Ciri Organisasi


Ilmu organisasi merupakan ilmu yang penting dimiliki, karena dalam
kehidupan kita tidak lepas dari organisasi. Di mulai dari lingkungan yang
sederhana dari keluarga, hingga struktur yang rumit seperti organisasi
pemerintaha
Pada dasarnya organisasi hanya memiliki 4 ciri-ciri yaitu :
1. Mempunyai Tujuan dan Sasaran untuk dicapai dalam Organisasi.
2. Mempunyai aturan yang harus ditaati oleh anggota dari Organisasi tersebut.
3. Mempunyai pembagian kerja atau bisa disebut juga kerjasama.
4. Ada yang mengkoordinasi tugas dan wewenang.

8
B.Asas-Asas Organisasi
Organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, harus
didasarkan pada asas, beberapa azas dalam organisasi adalah sebagai berikut :
1. Asas Tujuan Organisasi (Principle of organizational objectives)
Tujuan organisasi harus jelas dan rasional; apakah bertujuan untuk
mendapatkan laba ataukah untuk memberikan pelayanan. Hal ini merupakan
bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.

2. Asas Kesatuan Tujuan (Principle of unity of objective)


Suatu organisasi harus ada kesatuan yang ingin dicapai. Organisasi secara
keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan
tersebut.organisasi akan kacau bila tidak memiliki kesatuan tujuan.

3. Asas Kesatuan Perintah (Principle of unity of command)


Setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan
pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan, namun seorang atasan dapat
memerintah beberapa orang bawahan.

4. Asas Tanggung Jawab (Principle of responsibility)


Pertanggungjawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan
garis wewenang (line authority) dan pelimpahan wewenang. Dengan kata lain,
seseorang hanya akan bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan
wewenang tersebut.

5. Asas Pembagian Kerja (Principle of departmentation)

9
Pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sama
ke dalam satu unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan
tersebut.

6. Asas Penempatan Personalia (Principle of personnel placement).


Penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas
kecapakan, keahlian dan keterampilannya (the right man, in the right job) :
mismanagement penempatan harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang
optimal memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu harus dilakukan
seleksi yang objektif dan berpedoman atas job specification dari jabatan yang
akan diisinya.

7. Asas efisiensi (Principle of efficiency)


Suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil
yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.

8. Asas Kesinambungan (Principle of continuity)


Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan
hidupnya.

9. Asas Koordinasi (Principle of coordination)


Merupakan rangkaian dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi
dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya
terarah pada sasaran yang ingin dicapai.
Unsur-unsur Organisasi

1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur
manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin
(bawahan).
2. Tempat Kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat
kedudukannva.
3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.

10
4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan
dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
5. Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama
antara manusia yang satu dengan yang lainnva.
6. Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika terdapat unsur teknis.
7. Lingkungan (Environment External social system), artinya organisasi baru
ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem
kerja sama sosial.

C. PROSES (LANGKAH-LANGKAH) PENGORGANISASIAN


Tujuan, manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai;
apa profit motive atau service motive.
1. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui,
merumuskan dan mengspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
2. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus
mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas
dasar tujuan yang sama;
3. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya
wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
4. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan
pada setiap departemen atau bagian.
5. Perincian peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan
dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan/ supaya tumpang
tindih tugas terhindarkan.
6. T'ipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa
yang akan dipakai, apakah "line organization, line and staff
organization ataukah function organization.”
7. Struktur organisasi (organization chart = bagan organisasi), artinya
manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang

11
akan dipergunakan, apa struktur organisasi "segitiga vertikal, segitiga
horizontal, berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran,
berbentuk kerucut vertikal/horizontal ataukah berbentuk oval".
Jika proses pengorganisasian di atas dilakukan dengan baik dan
berdasarkan ilmiah, maka organisasi yang disusun akan baik, efektif
efisien dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai
tujuannya.

D. Rentang kendali
• Rentang Kendali dikenal pula dengan sebutan/ istilah lain Rentang
Manajemen atau Rentang Supervisi
• Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara
efektif oleh seorang manajer atau atasan.
• Rentang Kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi
secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor
kepadanya.
PRINSIP RENTANG KENDALI
• Prinsip Rentang Kendali berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak
kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang
baik è harus ada ukuran yang ideal
• Semakin banyak orang di bawah kendali satu manajer, maka semakin luas
rentang kendalinya
• Semakin sedikit orang di bawah kendali satu manajer, maka semakin sempit
rentang kendalinya

E Dasar pendepartemen.
Asas pendepartemen adalah mengelompokan kegiatan-kegiatan yang sama dan
berkaitan erat kedalam suatu unit kerja (bagian)
Dasar-dasar departemenan (basic departemenation) ditentukan
berdasarkan:

12
a. Enterprise function (fungsi-fungsi perusahan)
b. Management function (fungsi-fungsi manjemen)
c. Process product (proses produksi)
d. Product (dasar produk/hasil)
e. Customer (dasar pasar / langganan)
f. Territory (dasar wilayah/tempat)

Peter F. Drucker dan Follet, mengemukakan kelemahan pengelompokan


ini, yaitu: Pengelompokan atas dasar fungsi perusahan lebih mempersulitkan dan
membuat prestasi menjadi sulit diukur. Timbul masalah koordinasi pada puncak,
yang menurut Follet “benang harus ijalin dengan benang, kita tidak boleh
menjalin benang dengan secarik kain tenun yang sudah jadi.

Management Function
Jika pengelompokan atas dasar fungsi-fungsi manajemen maka departemen
(bagian-bagian) yang ada dalam perusahan itu adalah: Bagian pengembangan
(Planing dan organizing), Urusan Sumber Daya Manusia (USDM = staffing)
Pelaksana (operasional = directing), Audit (pengendalian = controlling)

Proses product
Jika pengelompokan dilakukan atas produksi / peralatan, misalnya pabrik
tekstil maka bagian bagian (unit-unit kerja) yang dalam pabrik tekstil itu, adalah
“bagian pemintalan, bagian pertenunan, bagian pencelupan, dan bagian finishing.
Product
Jika pendepartemenan didasarkan atas produksi/ hasil maka departemen-
departemen (subsistem) yang terdapat dalam perussahan itu tergantung banyaknya
jenis produksi/hasilnya.
Kebaikannya:
1. Perusahan dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kecakapan karyawan,
dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk mengembangkan
spesialisasinya.

13
2. Peralatan yang diperlukan juga tertentu dan penyimpanannya juga tertentu.
3 .Potensi dan produk mana yang paling menguntungkan dapat dengan mudah
diketahui
4. Manajer mana yang paling efektif dan yang kurang efektif dapat diketahui
5. Koordinasi atas suatu proyek / produksi lebih mudah dilakukan
Kekurangannya:
1. Para anggota tim merasa kurang terjamin, karena walaupun proyek dapat di
selesaikan dengan berhasil, mereka selanjutnya mungkin kehilangan pekerjaaan
2.Ada kecendrungan timbulnya persaingan yang kurang sehat diantara departemen
Customer
Jika pendepartemenan didasarkan atas costumer (langganan) maka bagian-
bagian yang terdapat dalam perusahan itu sesuai dengan barang-barang yang
dijual.
Kebaikannya:
1. Memudahkan konsumen untuk mencari barang-barang yang akan dibelinya
2. Memudahkan administrasi, dan persediaan cepat diketahui
3. Mudah mengetahui barang-barang yang paling laku dan paling menguntungkan
4. Mudah mengetahui manajer yang paling berhasil
Keburukannya:
1. Pengetahuan karyawan pada bidang-bidang lainnya tidak berkembang
2. Pekerjaan sangat membosankan para karyawan
Territory
Jika pendepartemenan (pengelompokan kerja) didasarkan atas dasar
territory/wilayah maka departemen (unit-unit kerja) yang ada dalam organisasi
perusahaan itu sesuai dengan daerah operasinya. Pendepartemenan organisasi
menurut wilayah memberikan peluang pada pengumpulan dan penyampaian
informasi yang lebih cepat, sehingga mampu memberikan reaksi yang cepat dan
tepat terhadap masalah-masalah setempat.
Time
Pendepartemenan yang didasadrkan atas time/waktu maka dalam
organisasi perusahan itu terdapat bagian-bagian/pegelompokan berdasarkan

14
waktu/shift kerja. Misalnya : perusahan pabrik yang bekerja selama 24 jam maka
bagian/kelompok kerja dibagi atas “shift pagi, shift siang, shift malam”
Simple Number
Pengelompokan atas simple number maka dalam organisasi perusahan itu
terdapat “kelompok/regu satu, regu dua, dan regu tiga. Penentuan jumlah
kelompok regu satu nomor 1 s.d 50; regu dua 51 s.d 100, dan regu tiga 101 s.d
150, jadi setiap kelompok/regu kerja terdiri dari 50 orang yang dipimpin oleh
seorang mandor.
Semakin sulit dan besarnya resiko pekerjaan maka anggota setiap
kelompok kerja akan semakin sedikit dan sebaliknya. Hal ini disebabkan masalah
pengarahan dan pengendalian yang dibutuhkan.
Matriks
Ini adalah salah satu konsep baru dalam bidang organisasi, yang bukan
saja terjadi pendepartemenan dengan suatu dasar teknis yang sangat mendalami
tetapi juga berdasarkan dasar manajemen. Supervisi bersifat dualistis yakni
supervise teknis dari pimpinan teknis dan supervise administrative
Konsep ini menggunakan sebuah bentuk matriks. Misalnya: dalam
organisasi terdapat lima kelompok, yaitu kelompok A, B, C, D, dan E yang
masing-masing mewakili 5 macam skill teknis yang berbeda. Setiap kesatuan
teknis mempunyai seorang pemimpin yang mempunyai bawahan manajer bidang
service teknis.
Secara simultan dan menyilang service-serrvice teknis tersebut terdapat
kelompok-kelompok administrative yang terdiri dari teknisi dari berbagai
kelompok teknis tersebut

F.Macam macam Organisasi


Macam-Macam Organisasi

1. Organisasi Formal atau Legal

15
Merupakan organisasi yang terdaftar dan diakui serta memiliki landasan hukum
tertentu, misalnya organisasi pemerintahan, perusahaan negara, partai politik,
organisasi masyarakat (ormas), lembaga internasional atau institusi pendidikan.

2. Organisasi Internasional
Adalah suatu organisasi lintas negara yang melibatkan dua atau lebih negara
dalam suatu tujuan, misalnya organisasi internasional PBB. Oleh karena itu,
pengertian organisasi internasional menjadi lebih luas dan tak terbatas pada area
saja seperti ASEAN (khusus negara Asia Tenggara) atau Uni Eropa (khusus
negara Eropa), tapi juga pada suatu tujuan tertentu seperti OPEC (khusus negara
penghasil minyak).

3. Hybrid Organization
Yaitu yang bekerja di sektor publik dan privasi, di mana organisasi jenis ini juga
melaksanakan tugas publik, namun juga mengembangkan aktivitas untuk mencari
keuntungan.

4. Organisasi Informal atau Voluntary Association


Merupakan organisasi yang terdiri dari relawan yang memiliki tujuan tertentu
misalnya komunitas, forum, fanbase atau klub tertentu.

5. Organisasi Rahasia atau Ilegal


Merupakan organisasi yang didirikan tanpa izin yang cenderung bersifat merusak
misalnya seperti organisasi kriminal, secret society atau organisasi pemberontakan

G. Teori Teori Organisasi


Teori organisasi merupakan sejumlah pemikiran dan konsep yang
menjelaskan atau memperkirakan bagaimana organisasi/kelompok dan individu di
dalamnya “berperilaku”, dalam berbagai jenis struktur dan kondisi tertentu
(Shafritz & Ott dalam Levy, 2009). Dari definisi tersebut, organisasi seperti juga
manusia memiliki perilaku yang bisa diamati dengan baik oleh orang di dalamnya

16
maupun oleh pihak luar. Ahli manajemen dan organisasi menyatakan teori
organisasi berakar dan telah ada sejak zaman purbakala atau abad pertengahan.
Namun studi formal tentang teori organisasi baru dilakukan ketika pabrik-pabrik
mulai dikenal di Inggris Raya (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009). Terdapat
berbagai jenis teori organisasi dari berbagai literatur dan sumber pustaka. Penulis
mengutip karya Scott dalam Legaard (2010) yang membagi teori organisasi ke
dalam tiga level analisis, yaitu:
1) Level sosial-psikologis, yakni teori organisasi yang berfokus pada hubungan
individu dan antar personal/individu dalam organisasi. Pada kelompok teori ini,
ahli organisasi berupaya menjelaskan bagaimana orang-orang di dalam organisasi
tersebut saling berhubungan untuk mencapai tujuan masing-masing.
2) Level struktural, yakni teori organisasi yang berfokus pada organisasi secara
umum dan subdivisi dari organisasi seperti departemen, tim, dansebagainya. Pada
kelompok teori ini, ahli organisasi menjelaskan bagaimana antar unit dalam
organisasi (departemen, bagian, seksi, dll) saling berkaitan untuk mencapai tujuan
masing-masing unit tersebut.
3) Level makro, yakni teori organisasi yang berfokus pada peran organisasi dalam
hubungannya dengan organisasi dan komunitas lainnya.Pada level ini, ahli
organisasi berupaya menjelaskan hubungan antar organisasi untuk mencapai
tujuan masing-masing.Sementara Legaard sendiri membagi teori organisasi ke
dalam tiga perspektif yang merupakan wilayah utama yang menjadi pusat
studinya (Legaard, 2010), yaitu:
a. Teori organisasi yang berfokus pada kinerja dalam menjalankan tugas dan
struktur;
b. Teori organisasi yang berfokus pada motivasi karyawan; dan
c. Teori organisasi yang berfokus pada penyesuaian dengan lingkungan
sekitar.Ahli organisasi lainnya yaitu Stepen P. Robbins (1995) membuat
pembagian teori organisasi ke dalam empat kategori antara lain sebagai berikut:
1. Teoretikus Tipe 1
a. Kelompok ini dikenal dengan aliran klasik
b. Upaya: mengembangkan model organisasi secara universal

17
c. Melihat organisasi sebagai sistem tertutup untuk mencapai tujuan dengan
efisiensi
d. Para ahli: scientific management (Frederick W. Taylor), prinsip-prinsip
organisasi (Henry Fayol), teori birokrasi (Max Weber), dan teori perencanaan
rasional (Ralph Davis).
2. Teoretikus Tipe 2
a. Upaya yang dilakukan kelompok teoritikus ini adalah penyesuaiansifat sosial
organisasi, dan membentuk aliran hubungan antar manusia sehingga disebut
dengan human relations school
b. Memandang organisasi sebagai seseuatu yang terdiri dari tugas-tugas maupun
manusia
c. Para ahli: teori/kajian Hawthorne (Elton Mayo), teori sistem kerjasama (Chester
Bernard), teori X dan Y (McGregor), dan teori anti birokrasi (Warren Bennis).
3. Teoretikus Tipe 3
a. Pendekatan kontinjensi (memilih antara mekanistik dan humanistik)
b. Para ahli: teori perspektif lingkungan (Katz & Kahn), kasus teknologi, teori
besaran organisasi (kelompok Aston)
4. Teoretikus Tipe 4
a. Memusatkan perhatian pada sifat politis organisasi
b. Para ahli: batas-batas kognitif terhadap rasionalitas (March & Simon), teori
arena politik (Jeffrey Pfeffer)

H.Reorganisasi Dan Restrukturisasi Organisasi


Restrukturisasi
Restrukturisasi diartikan sebagai penataan kembali struktur badan/lembaga
sehingga kinerja badan/lembaga tersebut dapat lebih efektif dan efisien. Kata
efisiensi sering dianalogikan dengan penghematan, yakni usaha-usaha untuk
meningkatkan hasil kerja lembaga badan/lembaga sehingga dengan penggunaan
sumber daya sekecil mungkin mendapatkan hasil kerja yang sebesar mungkin..
Restrukturisasi yang dilakukan antara lain melalui: (dalam Perbankan)
· penurunan suku bunga

18
· perpanjangan jangka waktu kredit
· pengurangan tunggakan bunga kredit
· pengurangan tunggakan pokok kredit
· penambahan fasilitas kredit
Pada saat ini, jika anda membaca di surat kabar, banyak perusahaan yang
melakukan aksi korporasi, yang tujuannya adalah untuk memperkuat,
memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan. Untuk memahami apa dan
bagaimana yang dimaksud dengan restrukturisasi yang dapat memaksimalkan
nilai perusahaan, di bawah ini secara garis besar saya mencoba membuat cuplikan
permasalahan tersebut
a. Tujuan Restrukturisasi Perusahaan.

Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi


kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, maksimalisasi nilai
perusahaan dicirikan oleh tingginya harga saham perusahaan, dan harga tersebut
dapat bertengger pada tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut bukan
permainan pelaku pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar
merupakan cermin ekspektasi investor akan masa depan perusahaan.
b. Pemetaan portfolio dan Stategic Business Unit (SBU)

Pertama-tama yang dilakukan adalah pemetaan portfolio, untuk mengetahui


bagaimana kemampuan masing-masing aset dalam memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
Kemudian dilakukan pemetaan SBU, masing-masing SBU dinilai berdasarkan
beberapa karakter, seperti: a) daur hidup, b) bagian pasar, c) pertumbuhan dan
arus kas. Selanjutnya masing-masing SBU dievaluasi, apakah masih sejalan
dengan strategi perusahaan. SBU yang sesuai, dapat dikaitkan dengan
peningkatan nilai, atau memberikan Economic Value Added (EVA) kepada
perusahaan secara keseluruhan.

c. Penilaian SBU

19
Ada beberapa cara penilaian SBU. Salah satu cara yang umum digunakan adalah
menghitung nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan bisa dihasilkan oleh
SBU yang bersangkutan. Nilai Net Present Value (NPV) dari arus kas tersebut
merupakan nilai dari SBU.

d. Pembenahan portfolio dan SBU.

Setelah penilaian tersebut, aset dan SBU yang tersisa hanya yang benar-benar
sesuai dengan strategi perusahaan. Namun kualitas aset dan SBU perlu dievaluasi,
agar beroperasi secara optimal. Setelah mengetahui berbagai kemungkinan
masalah aset, manajemen perlu mengembangkan berbagai alternatif tindakan
terhadap aset tersebut, dengan tujuan meningkatkan produktivitas aset yang
bersangkutan.

e. Maksimalisasi nilai SBU.

Nilai sebuah SBU didasarkan atas kesehatan arus kas nya, terutama pola prediksi
arus kas. Maksimalisasi nilai SBU berarti upaya manajemen supaya proyeksi arus
kas SBU sejak restrukturisasi akan selalu sehat dan membaik dari waktu ke
waktu.

f. Faktor Kepemimpinan

Faktor kepemimpinan merupakan salah satu kunci keberhasilan proses


restrukturisasi perusahaan. Tanpa pemimpin yang baik, restrukturisasi akan
berhenti di tengah jalan. Persyaratan pertama dan utama seorang pemimpin dalam
proses restrukturisasi adalah visioner.

Reorganisasi

20
Reorganisasi pada umumnya adalah pengaturan atau perbaikan mengenai susunan
kapital suatu perseroan, biasanya yang meliputi penarikan kembali semua efek
yang belum diselesaikan, dan penggantiannya dengan efek yang baru. Pada
khususnya, adalah suatu recapitalization mengenai suatu perseroan yang jatuh
bangkrut, yang menetapkan, bahwa para pemegang saham, pemegang obligasi,
dan para kreditur menyetujui satu sama lain akan menyerahkan kepentingan-
kepentingan dan tuntutan-tuntutannya, dan membentuk suatu perseroan yang baru
untuk menyelesaikan hutang-hutang perseroan yang lama dan melanjutkan usaha-
usahanya.

Rencana reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan kelayakan. Prinisip


keadilan berarti semua pihak harus diperlakukan secara adil (fair). Prinsip
kelayakan berarti rencana tersebut harus layak (bisa) dilakukan. Sebagai contoh,
jika perusahaan mempunyai beban hutang terlalu tinggi sedangkan kemampuan
penjualan sangat kecil, maka reorganisasi tidak layak dilakukan.
Langkah-langkah reorganisasi:
1. Menentukan Nilai Perusahaan
Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah
menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.
2. Menentukan Struktur Modal yang Baru
Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar
perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap
tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi. Jika tidak ada lagi harapan bahwa
operasi perusahaan akan berhasil, maka likuidasi merupakan alternatif satu-
satunya yang mungkin dilakukan oleh perusahaan.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian di dalam organisasi sangat lah
penting. Di dalam organisasi harus adanya seorang yang mempunyai
konseptual yang tinggi guna untuk mencapai suatu tujuan. Setiap kegiatan-
kegiatan / pekerjaan hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan
pekerjaan / kegiatan dan mempunyai satu kesatuan tujuan. Organisasi
secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai
tujuan tersebut, organisasiakan kacau bila tidak memiliki kesatuan tujuan.
Dan seorang atasan harus mengkoordinasi bawahannya guna untuk
mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah
pada sasaran yang akan dicapai.

B. Saran
Dari kesimpulan diatas untuk memimpin didalam suatu organisasi harus
mempunyai dasar-dasar kepemimpinan agar bisa mengendalikan dan
mengintegrasikan bawahannya. Setiap amanah yang sudah diberikan oleh
atasan harus dikerjakan dengan tanggung jawab.

22
DAFTAR PUSTAKA

Terry , George R . 2009 . Prinsip – Prinsip Manajemen . Jakarta : Bumi Aksara .


Siswanto . 2005 . Pengantar Manajemen . Jakarta : Bumi Aksara .
Firmansyah , dkk . 2010 . Economics 3 . Bandung : Grafindo Media Pratama .
Syani, Abdul. 2009. Pengorganisasian. Google doc

Bowo Arief, 2008. Pengorganisasian. Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu


buana : Jakarta

http://saulpurwoyo.tripod.com/id1.html
http://elisabetyas.wordpress.com/2009/10/03/prinsip-prinsip-manajemen-dan-
aplikasinya-dalam-perusahaan/
http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-
fungsinya.html
http//rahmadsawalplusenamdua.blogspot.com

23

Anda mungkin juga menyukai