Anda di halaman 1dari 5

KANDUNGAN CARA MEMOTIVASI PARA PEGAWAI UNTUK TETAP

PRODUKTFITAS TINGGI

Sebuah perusahaan pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang banyak. Agar karyawan-karyawan
perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan,
maka diperlukan motivasi yang cukup dalam bekerja. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang
artinya adalah “Menggerakkan”. Walaupun perusahaan terutama pabrik – pabrik telah banyak menggunakan
mesin untuk proses produksinya namun proses manual yang digerakkan oleh manusia – dalam hal ini karyawan
– tetaplah menjadi hal yang sangat penting. Maka dari itu dorongan motivasi dari pimpinan perusahaan amatlah
penting untuk karyawannya.
Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menjelaskan dorongan yang timbul dalam diri seseorang
yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 1996). Motivasi adalah
proses-proses psikologis yang menyebabkan stimulasi, arahan, dan kegigihan terhadap sebuah kegiatan yang
dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan (Robert Kreitner, 2014). Menurut As’ad (1987)
motivasi adalah keinginan seseorang yangmendorong untuk beraktivitas karena berharap akan membawa pada
keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sekarang.

1. Teori Motivasi

Teori motivasi dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

1) Teori Kepuasan (Content Theory)


Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan,
mendukung dan menghentikan perilakunya. Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak
(bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan kepuasannya.

2) Teori Proses (Process Theory)

Teori motivasi proses pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan,
mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai
dengan keinginan pimpinan. (Hasibuan, 2005: 103)

2. Indikator Motivasi Kerja

Menurut Hamzah B. Uno (2009: 73) dimensi dan indicator motivasi kerja dapat dikelompokan sebagai
berikut:

1. Motivasi Internal

a. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

b. Melaksanakan tugas dengan target yang jelas

c. Memiliki tujuan yang jelas dan menantang


1
d. Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya

e. Memiliki rasa senang dalam bekerja

f. Selalu berusaha mengungguli orang lain

g. Mengutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya

2. Motivasi Eksternal

a. Selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya

b. Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya

c. Bekerja dengan ingin memperoleh insentif

d. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan atasan

A. Produktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Dalam upaya mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan usaha yang maksimal dalam proses
pekerjaannya. Usaha yang maksimal didukung dengan tingginya produktivitas kerja karyawan dalam
perusahaan tersebut. Apabila produktivitas kerjanya tinggi maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk
mencapai hasil yang maksimal. Para ekonom biasanya mendefinisikan produktivitas sebagai “ratio output”
dibandingkan dengan “input fisik”. Hal tersebut biasanya dihubungkan dengan industri-industri secara
keseluruhan pada sektor-sektor dalam suatu perekonomian.

Menurut Hasibuan (1996:126) produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input
(masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-
tenaga) dan sisitem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Menurut
Riyanto (1986:22) secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (output)
dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan
antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas kerja seorang
karyawan. Menurut Panji dan Anoraga (Nimas, 2007) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja,
antara lain :
(1) Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai produktivitas
kerja yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan

2
produktivitas kerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal
yang bersifat baru.
(2) Motivasi
Pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari setiap karyawannya. Dengan
mengetahui motivasi itu, maka pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih
baik.
(3) Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk
mengikuti dan memahami segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang
erat dengan motivasi. Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain dengan bekerja menghargai
waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas karyawan.
(4) Keterampilan
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Keterampilan kerja karyawan
dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus atau latihan kerja.
(5) Sikap dan etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang di
dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain dan etika dalam hubungan kerja sangat penting
artinya, dengan tercapainya hubungan dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas.
(6) Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Gizi
yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan.
(7) Tingkat penghasilan
Semakin tinggi prestasi kerja karyawan akan semakin besar upah yang diterima. Dengan penghasilan yang
cukup akan memberikan kepuasan terhadap karyawan yang menjadi karyawan tersebut mempunyai semangat
kerja.
(8) Lingkungan kerja dan iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan disini termasuk hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan,
lingkungan kerja, penerangan dan lain-lain. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian perusahaan
karena karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan kerja atau ruang kerja yang tidak
menyenangkan. Hal ini dapat mengganggu kerja karyawan.
(9) Teknologi
Adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih yang dapat mendukung
tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
(10) Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.
(11) Jaminan sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan menunjang kesehatan dan pelayanan
keselamatan. Dengan harapan supaya karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat kerja.
(12) Manajemen

3
Adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian
produktivitas kerja akan maximum.
(13) Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan diberikan kesempatan
berprestasi maka karyawan akan meningkatkan produktivitasnya.

3. Indikator Produktivitas Kerja

Menurut Simamora (2004: 612) menyatakan bahwa faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran
produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu. Dalam penelitian ini peneliti
mengukur produktivitas kerja dengan menggunakan indikator-indikator dibawah ini:

1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan
perbandingan standar yang ada atau ditetapkan oleh perusahan.

2)Kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan
oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara
teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

3)Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai
menjadi output.

B. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja

Dari beberapa pengertian motivasi dan produktivitas kerja diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat
hubungan yang erat antara motivasi dan produktivitas kerja. Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai
yang memengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Apabila motivasi
kerja tinggi maka produktivitas kerja akan optimal, sedangkan apabila motivasi kerja rendah maka
produktivitas kerja tidak optimal. Hal tersebut dikarenakan, apabila karyawan mendapat motivasi, maka
karyawan akan mendapatkan dorongan mental untuk bekerja.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Siagaian (2007: 11), “Dalam upaya untuk mencapai tujuan
perusahaan /organisasi, motivasi mempunyai peran yang penting karena merupakan suatu upaya dari para
manajer untuk menggugah, mendorong, dan menimbulkan semangat kerja yang lebih baik bagi karyawannya”.
Demikian juga menurut Gaspersz dalam TjutjuYuniarsihdan Suwatno (2009: 175), “Faktor-faktor yang
memengaruhi produktivitas kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan adalah seleksi karyawan,
pelatihan kerja, lingkungan kerja hubungan antara pimpinan dan bawahan, sistem penggajian dan motivasi”.

Kebutuhan akan motivasi ini merupakan hal yang harus juga diperhatikan. Kebutuhan karyawan seperti
keselamatan, pengakuan atau pujian atas pekerjaan, dan gaji haruslah disesuaikan dengan pengeluaran dari
karyawan, karena jika pengeluaran dari karyawan tidak terpenuhi maka motivasi kerja dari karyawan akan
menurun sehingga produktivitas kerja juga akan menurun.
4
C. Cara Pemimpin Perusahaan Memotivasi Karyawan

Sangatlah penting bagi seorang pemimpin untuk memotivasi para kayawannya guna menghasilkan
produktivitas kerja yang tinggi. Memotivasi karyawan adalah hal yang cukup sulit dilakukan mengingat setiap
karyawan memiliki latar belakang dan sikap yang berbeda – beda. Namun menurut Ranupandojo dan Husnan,
terdapat 10 prinsip yang harus dilakukan oleh pimpinan dalam memberikan motivasi kepada para karyawannya
berupa:
1. Upah yang layak
2. Pemberian intensif
3. Memperhatikan rasa harga diri
4. Memenuhi kebutuhan rohani
5. Memenuhi kebutuhan berpartisipasi
6. Menempatkan pegawai pada tempat yang tepat
7. Menimbulkan rasa aman dimasa depan
8. Memperhatikan lingkungan tempat kerja
9. Memperhatikan kesempatan untuk maju
10. Menciptakan persaingan yang sehat

Begitupula cara memotivasi karyawan menurut Ishak (2003 : 13) sebagai berikut:
a. Rasa hormat (respect), yaitu memberikan rasa hormat dan penghargaan secara adil. Namun adil bukan berarti
sama rata. Seperti dalam hal prestasi kerja, atasan tidak mungkin memberikan penghargaan pada semua
orang. Memberikan penghargaan berdasarkan prestasi, kepangkatan, pengalaman, dan sebagainya.
b. Informasi, yaitu dengan memberikan informasi kepada pegawai mengenai aktivitas organisasi, terutama tentang
apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya
c. Perilaku, usahakanlah mengubah perilaku sesuai dengan harapan bawahan. Dengan demikian ia mampu
membuat pegawai berperilaku atau berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi
d. Hukuman, berikan hukuman kepada karyawan yang bersalah diruang yang terpisah, jangan menghukum di
depan pegawai lain karena dapat menimbulkan frustasi dan merendahkan martabat.
e. Perasaan, tanpa mengetahui bagaimana harapan karyawan dan perasaan apa yang ada dalam diri mereka, sangat
sulit bagi pimpinan untuk memotivasi bawahan. Perasaan dimaksud seperti rasa memiliki, rasa partisipasi,
rasa bersahabat, rasa diterima dalam kelompok, dan rasa mencapai prestasi.

Anda mungkin juga menyukai