Mengelola Kreativitas
Dosen : Indriana Kristiawati, SE, MM
Disusun oleh:
Matius Eka Pratama 18130138
Bayu Arsa Suwarditya 18130162
Dany Haryadi 18130173
Moch Fariqkul Fikri 18130165
Ferianto Ari Yudha 19130116
Muhammad Fairuzzabadi 18130166
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kreativitas?
2. Mengelola kreativitas Individu?
3. Mengelola kreativitas perusahaan ?
4. Hambatan Dalam mengelola kreativitas ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kreativitas
Menurut Juan Huarte, seorang ahli filsafat dari Spanyol, tingkat kecerdasan paling
tinggi yang dimiliki manusia adalah True creativity. Dengan kreativitas, manusia mampu
menciptakan karya yang tidak pernah dilihat, didengar, diraba, dan dicium sebelumnya.[1]
Kreativitas berasal dari kata to create yang artinya membuat. Dengan kata lain,
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk membuat sesuatu, apakah itu dalam bentuk
ide, langkah, atau produk. Tetapi devinisi kreatif yang dibakukan akan membekukan
kreativitas itu sendiri. Oleh karena itu, dihadapan orang kreatif devinisi atau makna apapun
akan dengan mudahnya dimaknainya kembali secara kreatif.
Kendati demikian, demi kebutuhan kita memahami pengantar atau makna-makna
dasar dari kreativitas, kita dapat melihat, membaca, memerhatikan, atau merujuk pada
pemahaman yang sudah ada pada saat ini. Tanpa harus terpaku dengan devinisi yang ada, kita
dapat memahami devinisi-devinisi dari para ahli bidang apapun, untuk dijadikan landasan
dalam merumuskan pemaknaan dari kreativitas itu sendiri.
Berdasarkan pertimbangan itu, kita dapat melihat kreativitas ke dalam empat aspek.
1. Kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang ada dalam diri
individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu
dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Menurut Robert Franken, ada tiga dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif,
yaitu (a). Kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi dan lebih baik, (b).
dorongan untuk mengomunikasi nilai dan ide, (c). keinginan untuk memecahkan
masalah. Ketiga dorongan itulah yang kemudian membuat seseorang untuk berkreasi.
Dengan kata lain, masalah kreativitas ini dapat dimaknai sebagai sebuah energi atau
dorongan dalam diri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu.
2. Kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola informasi,
melakukan sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam kelancaran,
dan kelenturan dalam berpikir.
3. Kreativitas adalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap kreativitas seseorang
akan dikaitkan dengan produknya. Maksud dari produk ini bisa dalam pengertian
produk pikiran (ide), karya tulis, atau produk dalam pengertian barang.
4. Kreativitas dimaknai sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan pada produknya
atau pada prosesnya. Tetapi kreativitas disini ditujukan pada individunya. Menurut
Sternberg (dalam Sfifa 2007) seseorang yang kreatif adalah seseorang yang dapat
berpikir secara sintesis, artinya dapat melihat hubugan-hubungan di mana orang lain
tidak dapat melihatnya, dan mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya
sendiri serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu
menerjemahkan teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis sehingga
mampu meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
Dampak yang paling berpengaruh dari kreativitas adalah mampu membuka hasil yang lebih
bermakna. Ketika kamu terus bekerja dengan cara yang selalu kamu miliki, tidak ada cara
untuk mengambil risiko dan menemukan cara baru untuk melaksanakan tugas, yang
menghilangkan kemungkinan kreativitas di tempat kerja.
Dibawah ini adalah tips kreativitas untuk meningkatkan kreativitas di tempat kerja. Kiat-kiat
ini berasal dari perusahaan di industri kreatif dan non-kreatif. Mereka akan memberi kamu
wawasan tentang cara memicu kreativitas, bahkan jika kamu tidak berada di industri kreatif.
Apa saja tips kreativitas yang mungkin bisa kamu contoh dalam lingkungan industri?
1. Mengundang orang luar untuk melihat proyekmu
Pengalih dayaan bukan istilah baru, tetapi dapat sangat berguna saat mencoba memicu
kreativitas. Agen periklanan menggunakan istilah out thinking untuk merujuk pada
praktik mereka yang memanfaatkan orang luar untuk menemukan perspektif baru
tentang suatu proyek. Orang luar ini tidak ada hubungannya dengan proyek, bukan
bagian dari agensi, dan tidak dalam industri klien.
Melalui kolaborasi, kamu bisa mendapatkan perspektif baru dan beragam tentang
suatu proyek, yang mungkin tidak kamu miliki jika kamu mengerjakan sesuatu
sendirian. Manajer dapat mendorong kolaborasi dengan memastikan bahwa kantor
tersedia bagi orang untuk berkolaborasi. Ikatan pribadi dan kontak pribadi dengan
rekan kerja membuatnya menyenangkan untuk bekerja dan membuka kreativitas
dengan bantuan dari semua orang di tim.
Kapan kamu memikirkan dan merasa kamu paling kreatif? Kamu mungkin mengingat
kisah dari masa kecilmu. Itulah sebabnya menggunakan permainan anak kecil bisa
jadi berguna. Dengan kata lain,kamu harus membuat pekerjaanmu lebih menghibur
dan berkomitmen. Kamu dapat menerapkan permainan anak kecil seperti dengan
mencari, menjelajahi, mengumpulkan, mempersonalisasikan, membandingkan,
memilih, membeli, dan berbagi. Dengan menerapkan strategi ini ke tempat kerja
perusahaan kamu, kamu juga mendorong partisipasi pribadi. Kemudian karyawan dan
manajer akan menjadi lebih terlibat dan berkomitmen untuk pekerjaan mereka.
Tim yang beragam dapat menggabungkan banyak keterampilan yang berbeda, yang
dapat digunakan untuk menginspirasi orang lain. Kemudian setiap anggota tim dapat
mempelajari sesuatu yang baru dari masing-masing kolega. Seringkali, perusahaan
mempekerjakan orang yang memiliki metode serupa untuk menyelesaikan tugas.
Kamu ingin meminimalkan praktik ini, karena kreativitas terletak pada penggunaan
berbagai taktik pemecahan masalah. Dengan kata lain, tim yang beragam membawa
perspektif baru tentang penyelesaian masalah.
Saat membuat keputusan tentang perusahaan kamu, ide-ide karyawan sering kali
diabaikan. Sebagian besar karyawan berada di kantor selama sekitar 40 jam per
minggu. Jadi mereka tahu jika sesuatu perlu diubah, dan mereka sering punya ide
sendiri. Namun, mereka mungkin tidak mendatangi kamu dengan ide untuk perbaikan.
Jadi, tanyakan kepada karyawanmu tentang pendapat dan ide mereka. Dengan begitu,
kamu dapat dengan mudah melibatkan karyawanmu dan mendapatkan lebih banyak
ide tentang cara meningkatkan tempat kerja.
Masukkan misi dan visi perusahaan dalam sorotan. Semua karyawanmu harus
sepenuhnya menyadari strategimu, karena itu akan menciptakan ikatan yang lebih
kuat antara perusahaan dan karyawannya. Maka semua orang akan tahu apa yang
sedang mereka kerjakan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan.
Salah satu cara untuk meningkatkan pola pikir kreatif di tempat kerja adalah
mengetahui nilai-nilai. Penting untuk mendefinisikan nilai-nilaimu, dan memastikan
bahwa semua orang di perusahaan mengetahuinya. Dengan begitu, semua orang
berada di halaman yang sama tentang ke mana harus pergi berikutnya, dan tidak ada
miskomunikasi. Ketika karyawan dan manajer mengetahui nilai-nilai perusahaan,
mereka merasa lebih terhubung dengannya. Mereka tahu mengapa mereka bekerja,
dan bagaimana berkontribusi.
Setiap orang di perusahaan harus memiliki visi yang jelas tentang arah perusahaan di
masa depan, dan bagaimana karyawan menciptakan nilai di dalam perusahaan.
Karyawan harus merasa dihargai, dan mereka harus tahu bahwa apa yang harus
mereka lakukan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. Situasi ini akan
menciptakan suasana terbuka bagi karyawan.
Ketika kamu tidak dapat mengubah cara berkinerja sehari-hari, lihat cara dalam
memecahkan masalah. Kamu dapat melihat berbagai hal dari berbagai perspektif, dan
mempertimbangkan cara-cara baru untuk menemukan solusi melalui keterampilan
karyawanmu. Ambil beberapa langkah ke belakang, dan lihat gambar yang lebih
besar.
Dengan demikian, hal penting yang harus diusahakan secara terus menerus untuk memicu
keberhasilan adalah membangun kreativitas diri secara maksimal. Dengan cara ini, maka
bakat yang telah tergalih dapat diexplorasi dengan baik.
2. Takut kegagalan
Pikiran Anda tentang kegagalan akan langsung mematikan ide kreatif Anda. Tidak
hanya tentang kegagalan, pikiran takut membuat kesalahan, takut kehilangan waktu dan
uang juga bisa menjadi penghalang kreatifitas. Kegagalan dapat merugikan Anda, oleh
karena itu dapat diatasi dengan mempersiapkan sebaik mungkin agar Anda tidak gagal.
Namun kegagalan yang sesungguhnya adalah tidak mencoba.
3. Takut dikritik
Penghalang lainnya adalah takut dikritik orang lain dan takut ditolak oleh orang lain.
Kita sering berpikir orang lain akan berpikiran buruk tentang kita, tapi pada
kenyataannya belum tentu orang lain akan berbicara tentang kita, bahkan mungkin
tidak memperdulikan yang kita buat.
4. Homeostatis
Homeostatis adalah keinginan alam bawah sadar untuk tetap berada pada keadaan
konstan (sama) dengan masa lalu atau kehidupan anda sekarang. Hal ini karena
ketakutan untuk mencoba sesuatu yang baru. Homeostatis sangat menjadi penghalang
untuk orang yang ingin mencapai kesuksesan dalam bisnis.
5. Berpikir pasif
Penghambat kesuksesan yang lain adalah berpikir secara pasif untuk mencari ide baru
dan informasi baru. Hal ini dikarenakan Anda sudah nyaman dengan keadaan yang ada.
Berpikir pasif sama seperti kehilangan energy pada otak atau sama saja seperti otot
yang sudah lama tidak digerakkan. Untuk mengatasinya adalah dengan berpikir secara
proaktif. Proaktiflah dalam mencari informasi-informasi baru sehingga otak anda tidak
menjadi kaku.
Manusia adalah mahluk yang rasional, tapi apa sebenarnya maksud dari rasional?
Berpikir rasional adalah kemampuan untuk menjelaskan kepada diri Anda sendiri,
sehingga Anda menjadi mengerti lebih baik dan lebih merasa nyaman. Dalam
memutuskan segala sesuatu, Anda harus memiliki alasan terhadap apa yang anda
putuskan, sehingga Anda yakin terhadap keputusan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang ada dalam diri
individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola informasi,
melakukan sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam kelancaran, dan
kelenturan dalam berpikir.
Kreativitas adalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap kreativitas seseorang
akan dikaitkan dengan produknya.
Kreativitas dimaknai sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan pada produknya atau
pada prosesnya. Tetapi kreativitas disini ditujukan pada individunya.
Ciri-ciri orang Kreatif, Berfikir di luar kotak, Tidak pernah takut dengan adanya
saingan, Selalu berfikir menggunakan otak kanan, Memiliki pandangan pibadi, Suka
tantangan.
tiga bahan dasar untuk memupuk kreatvitas. Bahan pertama dan terpenting adalah
Keahlian dalam bidang khusus, Bahan kedua adalah keterampilan berpikir kreatif, Unsur atau
bahan ketiga atau bahan terakhir yang berfungsi untuk mematangkan kreativitas adalah
kecintaan.
Adalah 4 sekawan Febri Triyanto (27), Fat Aulia Muhammad (31), Ashary Tamimi (31), dan
Eko Yulianto (32) pendiri dan pencetus waralaba “Tela-Tela”. Mereka adalah empat orang
pemuda asal Yogya yang memiliki minat yang sama terhadap bisnis dan sudah lama saling
mengenal sejak mereka masih sama-sama kuliah.
Sebelum serius mengembangkan usaha “Tela-Tela”, mereka juga pernah mencoba belajar
beberapa bisnis, hanya saja faktor keberuntungan mungkin belum berpihak kepada mereka.
Berkali-kali usaha yang mereka jalankan berakhir dengan kegagalan. Hebatnya mereka tidak
pernah menyerah, dengan modal spirit bisnis yang memang sudah kuat, mereka terus
bereksperimen dan berkarya, “Tela-Tela” adalah buah sukses perjuangan mereka.
Pada tahap awal mereka membuat singkong goreng dengan empat macam bumbu. Mereka
juga menyeleksi jenis singkong yang cocok. Lalu ditawarkan ke sejumlah rekannya di
kampus untuk mencicipi. Setelah ketemu rasa yang kira-kira menjual, mulailah berjualan
pada pertengahan 2005 di depan rumah.
Kebetulan di kawasan itu banyak mahasiswa kos. Keripik singkong dengan aneka rasa dijual
dengan harga murah meriah. Gerobaknya diberi nama Tela Tela. Sambutannya ternyata
meriah.Pokoknya membuat mereka optimistis melanjutkannya.
Tiga bulan kemudian mereka menambah dua outlet (gerobak). Modalnya diambil dari uang
hasil penjualan televisi dan sebagainya hingga terkumpul Rp 1,5 juta. Setelah itu upaya
mengembangkan pasar dilakukan. Termasuk ikut bazar yang berlangsung lima hari di acara
yang diselenggarakan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. "Dalam sehari kami bisa
menghabiskan 1 kuintal singkong di acara tersebut. Ini mengagetkan," ujar Eko. Berarti
dalam lima hari mereka harus menggoreng 500 kg singkong hanya untuk memenuhi acara
tersebut.
Dari kegiatan ini juga ada orang yang ingin menjadi mitra Tela Tela. Tawaran itu
disambutnya dengan membuat gerobak dengan biaya Rp 2,5 jutaan. Bumbu "rahasianya"
mereka pasok. Saat itu mereka belum membuat sistem kerjasamanya. Setelah itu tawaran
kerjasama berlangsung dari mulut ke mulut. Tak terasa jumlah gerai Tela-Tela sudah
mencapai 21 gerobak pada awal 2006.
Setelah bisnis Tela-Tela mulai sukses maka ada tantangan yang harus mereka hadapi, karena
akhirnya bisnis ini berkembang menjadi kemitraan. Banyak kesulitan yang harus ditemukan
solusinya mengingat bisnis kemitraan sangat beresiko dan dapat saja suatu saat akan
membuat citra yang buruk terhadap merk “Tela-Tela” karena dimitrakan dengan orang lain.
Tantangan utamanya adalah bagaimana agar kualitas dan rasa dari produk “Tela-Tela” ini
tetap sama walaupun dibuat oleh orang yang berbeda. Kualitas dan rasa merupakan sebuah
hal yang sangat penting dalam bisnis makanan. Harus ada jaminan dari “Tela-Tela” untuk
selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen.
Kebutuhan akan bahan utama produk ini, yaitu singkong juga merupakan masalah yang
serius. Bila “Tela-Tela” ingin berkembang ke seluruh derah di nusantara maka harus tersedia
singkong sebagai bahan utama produk. Sementara tidak semua daerah memiliki kebun
singkong, dengan kata lain di suatu daerah tidak tersedia bahan utama untuk bisa menjual
“Tela-Tela”.
Hal ini akhirnya diakali dengan adanya pendistibusian bahan baku untuk penjualan “Tela-
Tela”. Singkong dan juga bumbu untuk memasaknya langsung dipasok dari kantor pusat.
Dengan demikian diharapkan rasa “Tela-Tela” akan tetap terjaga dan selalu sama di setiap
outletnya.
Tantangan semakin besar karena akhirnya makin banyak orang yang berminat untuk ikut
kemitraan berbisnis “Tela-Tela”. Walaupun hal ini dapat dilihat sebagai sebuah keuntungan
tetapi juga merupakan masalah penting yang bila akhirnya bisa diselesaikan dengan baik akan
memberikan kesuksesan.
Akhirnya manajemen “Tela-Tela” memberikan pelatihan khusus bagi para mitra kerjanya.
Pelatihan mulai dari cara memproses produk hingga bagaimana caranya untuk mendapatkan
pelanggan. Untuk masalah bahan baku sendiri akan dipasok langsung oleh “Tela-Tela”
sehingga kualitas dan rasa bisa terus terjaga.
Kesungguhan manajemen “Tela-Tela” merupakan ujian paling berat untuk tetap konsisten
menjalankan bisnis ini walaupum banyak tantangan yang harus dihadapi. Kualitas produk
menjadi prioritas utama untuk selalu diperhatikan karena akan mempengaruhi citra “Tela-
Tela” di masyarakat.
Penutup
Kreasi dan inovasi sangat dibutuhkan dalam berwirausaha. Para pelaku wirausaha harus
mampu cerdas dalam memanfaatkan peluang yang ada. Dengan kreatif dalam berwirausaha
maka diharapkan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena dapat menarik
minat konsumen. Terdapat keistimewaan dalam berwirausaha yaitu kita dituntut tidak hanya
mencari keuntungan saja tetapi juga untuk mampu menampilkan sesuatu yang berbeda.
Dalam berwirausaha juga membutuhkan semangat yang tinggi untuk selalu pantang
menyerah. Semua kegiatan memang diawali dari nol, mungkin pada awalnya kita akan
mengalami sedikit kerugian karena tidak adanya pembeli. Tetapi lambat-laun hasil jerih
payah kita dalam berwirausaha akan mulai dapat dirasakan hasilnya.
Berwirausaha memberikan kepuasan tersendiri dibandingkan kita bekerja sebagai pegawai.
Dengan berwirausaha kita dapat mencurahkan ide kreatif kita secara maksimal sehingga
dapat merasa bebas dalam melakukan inovasi dan kreasi. Berwirausaha juga mampu
memberikan penghasilan yang lebih banyak dibandingkan dengan menjadi pegawai yang
hanya bergantung kepada gaji bulanan saja.
Manfaat kegiatan wirausaha lainnya adalah penciptaan lapangan pekerjaan. Dengan
banyaknya bisnis baru dalam berwirausaha maka kebutuhan akan tenaga kerja juga akan
meningkat. Penyerapan tenaga kerja dari kegiatan wirausaha diharapkan dapat mengurangi
tingkat pengangguran. Wirausaha menjadikan kita sebagai masyarakat yang mandiri karena
mampu mendapatkan penghasilan tanpa harus menjadi pegawai.
Hal yang harus dimiliki oleh pelaku wirausaha antara lain kreatif dan inovatif untuk bisa
menciptakan suatu produk yang baru. Semangat pantang menyerah untuk selalu menjalankan
usahanya dengan keyakinan suatu saat usahanya akan sukses. Cerdas dalam mengelola
permodalan dan juga manajemen tenaga kerja.
Kegitan berwirausaha diharapkan dapat mulai menginspirasi masyarakat untuk mulai
mencoba menekuninya. Saat ini sangat sulit rasanya untuk mendapatkan pekerjaan maka
berwirausaha merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan pekerjaan. Diharapkan dari
kegiatan wirusaha, akan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru sehingga membuka
peluang bagi para tenaga kerja untuk mampu berkreasi dan berinovasi dengan ide-ide yang
dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, Jakarta:
RAJAWALI PERS, 2013
Ngainun Naim, Menjadi guru yang inspiratif, YOGYAKARTA: Pustaka Pelajar,
2009.
Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan, MALANG: Uin Maliki Press, 2014.
http://m.kompasiana.com/virays/5-ciri-orang-kreatif/ 04/06/2012 diakses pada tanggal
25 oktober 2015 pukul 21.22 pm.
http://cahyadisandi.blogspot.com/2013/12-ciri-orang-kreatif diakses pada tanggal 25
oktober 2015, pukul 21.16 pm
http://www.lingkarmerah.com/2015/03/ciri-ciri-orang-memiliki-ide-kreatif diakses
pada 26 oktober 2015 pukul 11.54