Anda di halaman 1dari 14

DASAR-DASAR PENGORGANISASIAN

Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan dan Pemasaran Kebidanan


Dosen Pengampu : Tuti Karwati, S.ST., M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 2

Geugeu Sri Rahayu


Rosmiati
Ainun Nurrohmania
Neng Melni Indriani

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ” Dasar-Dasar Pengorganisasian “
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan,
sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari
banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih dan kepada teman-teman yang ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Sukabumi, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pengorganisasian.........................................................................3
B. Teori Pengorganisasian Klasik..................................................................4
C. Departementalisasi dan Struktur formal....................................................5
D. Pembagian Tenaga Kerja...........................................................................6
E. Hubungan Skalar.......................................................................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...............................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara
para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Manusia merupakan unsur terpenting dalam pengorganisasian karena manusia
terdapat di dalam tugas-tugas yang saling berhubungan.
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara
fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran
satuan kerja.
Pengorganisasian dalam konteks perubahan social menjadi titik strategis
yang harus menjadi perhatian dengan seksama. Keberhasilan mencapai titik
perubahan akan sangat ditentukan oleh pengorganisasian. Tanpa suatu
pengorganisasian yang kuat, memadai dan sistematis maka perubahan social
hanya akan bergantung pada niat baik kekuasaan, pasar politik atau situasi
lain yang tidak pasti. Satu-satunya faktor yang menentukan bahwa sebuah
gerakan akan tetap berjalan pada relnya dan dapat mencapai tujuannya adalah
pengorganisasian yang dipandu oleh kepemimpinan dan garis politik yang
memihak kepada rakyat.

1
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang Definisi Pengorganisasian
2. Untuk mengetahui tentang Teori Pengorganisasian Klasik
3. Untuk mengetahui tentang Departementalisasi dan Struktur formal
4. Untuk mengetahui tentang Pembagian Tenaga Kerja
5. Untuk mengetahui tentang Hubungan Skalar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian yaitu kegiatan yang mengatur tugas, wewenang, dan
tanggung jawab serta Pengorganisasian yang baik dapat menempatkan orang
– orang pada tugas yang tepat /Anggota suatu organisasi , baik oganisasi
formal maupun non formal dan di lakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan tertentu .
Kata organisasi mempunyai 3 pengertian umum yaitu :
1. Sebagai lembaga atau  fungsional .
2. Proses pengorganisasian suatu proses penyusuanan struktur organisasi
dimana pekerjaan diatur dan di bagikan diantara para anggota organisaasi
sehingga tujuan yang telah di tetapkan apat di capai dengan efesien .
3. Pembentukan mekanisme untuk mengkordinasikan pekerjaan para anggota
menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis .

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian pengorganisasian sebagai


berikut:
1. Menurut G. R Terry pengorganisasian berasal dari kata organism yang
merupakan sebuah enititas dengan bagian – bagian yang terintegrasi
sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi
oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan
2. T. Hani Handoko (1999): suatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang
tersentralisasi dan berisi tugas – tugas yang sangat terspesialisasikan
3. Kamus lengkap bahasa Indonesia: pengorganisasian adalah merupakan
kegiatan merancang dan merumuskan struktur
Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk
merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas – tugas pokok, wewenang dan

3
pendelegasian oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dengan efisien.

B. Teori Pengorganisasian Klasik


Teori pengorganisasian klasik adalah wawasan dari penulis manajemen
awal mengenai bagaimana sumber daya organisasional bisa digunakan untuk
pencapaian tujuan organisasi. Menurut Max Weber, komponen utama dari
uasaha pengorganisasian termasuk juga prosedur-prosedur dan aturan-aturan
yang mendetail, suatu hirarki organisasional diuraikan dengan jelas, dan
hubungan antara anggota-anggota organisasi kewirausahaan yang terutama
nonperson (impersonal).
 Struktur
Dalam suatu usaha prngorganisasian wirausahawan harus memilih
suatu struktur uang sesuai. Struktur menunjuk pada hubungan yang di
rancang diantara sumber daya dari system manajemen. Tujuan dari
struktur adalah untuk memperlancar penggunaan tiap sumber daya, baik
secara individu maupun secara kolehtif, ketika sistem manajemen ingin
mencapai tujuannya.Struktur organisasi kewirausahaan terutama
disajikan dengan menggunakan ilustrasi grafik yang dinamakan bagan
organisasi.
Terdapat 2 tipe dasar dari struktur yang ada dalam sistem
manajemen, yaitu
Struktur formal : hubungan diantara sumber daya-sumber daya
organisasional seperti diuraikan oleh manajemen. Struktur formakl
terutam disajiakn dengan bagan organisasi.
Struktur informal : pola hubungan yang berkembang karena
keberadaan anggota organisasi informal. Struktur informal berevolusi
secara alami dan cenderung didasari oleh norma, nilai, dan sosial dari
individu.

4
C. Departementalisasi dan Struktur formal
Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya yang
paling umum adalah dengan membentuk departemen-departemen. Pada
dasarnya, departemen adalah suatu kelompok sumber daya yang di bentuk
oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional. Proses
pembentukan departemen dalam system manajemen dinamakan
Departemenlisasi. Penciptaan departemen-departemen tersebut umumnya
didasarkan pada faktor situasional seperti fungsi-fungsi kerja yang
dilaksanakan, produk yang dibuat daerah yang diliput sasaran konsumen, dan
proses yang di rancangkan untuk pembuatan produk.
 Fungsi
Mungkin dasar bagi pembentukan departemen-departemen yang
paling banyak digunakan dalam struktur formal adalah tipe fungsi yang
dilaksanakan dalama system manajemen. Suatu fungsi adalah tipe
aktivitas yang sedang dilaksanakan. Kategori pokok kedalam mana
fungsi dibagi termasuk juga pemasaraan, produksi, dan keuangan.
Struktur yang didasarkan pada fungsi mendepartementasi tenaga kerja
dan sumber daya lainnya menurut tipe aktivitas yang sedang
dilaksanakan. Contoh dari bagian bagan organisasi untuk organisasi
hipotesis.
 Produk
Struktur organisasi kewirausahaan yang terutama didasrkan pada
produk mendepartemenlisasi sumber daya menurut produk yang dibuat.
Ketika system manajemen membuat produk yang semakin banyak,
semakin sulit untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas lintas produk.
Pengorganisasian menurut produk memungkinkan wirausahawan untuk
secara logis mengelompokan sumber daya yang perlu untuk
menghasilkan tiap-tiap produk.

5
 Wilayah
Struktur yang terutama didasarkan pada wilayah
mendepartemenlisasi menurut tempat dimana kerja sedang dilakukan
atau daerah geografis pasar dimana system manajemen dipusatkan.
Ketika daerah pasar lokasi kerja meluas, jarak fisik antara berbagai
tempat bisa membuat tugas manajemen menjadi sangat sulit.
 Pelanggan
Struktur yang terutama didasarkan pada pelanggan membentuk
departemen sebagai tanggapan terhadap pelanggan besar dari system
manajemen. Tentu saja, struktur ini menganggap pelanggan besaer bisa
diidentifikasi  dan di bagi menjadi kategori-kategori yang logis

Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur Formal


Struktur formal dari system manajemen sesungguhnya tidak tetap sepanjang
waktu tetapi senantiasa berubah. Empat faktor yang bisa mempengaruhi
perubahan ini:
1. Kekuatan-kekuatan pada diri wirausahawan
2. Kekuatan-kekuatan pada tugas
3. Kekuatan-kekuatan pada lingkungan
4. Kekuatan-kekuatan pada bawahan

D. Pembagian Tenaga Kerja


Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas
tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewirausahaan. Sebagai ganti
satu individu melakukan semua perkerjaan, beberapa individu melakukan
bagaian perkerjaan yang berbeda dari aktivitas total.
 Keuntungan dan Kerugian
Beberapa alasan yang umumnya diterima mengenai mengapa
pembagian tenaga kerja hendaknya digunakan dalam strategi
pengorganisasian yaitu :

6
1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu, ketrampilan mereka
untuk melaksanakan tugas tersebut cenderung meningkat.
2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu yang berharga dalam bergerak
dari satu tugas ketugas lainnya. Karena mereka biasanya mempunyai
satu perkerjaan dan satu tempat untuk mengerjakan perkerjaan
tersebut.
3. Pekerja memusatkan diri pada hanya melaksanakan satu perkerjaan.
Mereka sesungguhnya cenderung mencoba membuat perkerjaan
tersebut lebih mudah dan lebih efisien.
4. Pembagian tenaga kerja menciptakan situasi dimana pekerja hanya
perlu mengetahui bagaimana mereka melaksanakan bagian tugas dan
bukannya proses keseluruhan produk, oleh karena itu, tugas
mengenai pengertian terhadap tugas mereka tidak begitu menjadi
beban.
Akan tetapi, argumen juga dikemukakan bahwa tidak perlu digunakan
pembagian tenaga kerja dan spelisasi yang ekstrim. Secara keseluruhan
argumen tersebut menyatakan bahwa keuntungan dari pembagian tenaga
kerja hanya dipusatkan pada efisien dan manfaat ekonomi dan mengabaikan
variabel manusia. Kerja yang sangat terspelisasi cenderung menjadi sangat
membosankan dan karena itu biasanya menyebabkan tingkat produksi
menjadi turun.
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian
tujuan tentunya telah di tentukan. Keseluruhan pekerjaan dan kegiatan yang
telah di rencanakan tentunya perlu di sederhanakan guna mempermudahkan
bagaimana pengimplementasikannya. Upaya untuk menyederhanakan dari
keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks
menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan
dan di tugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik disebut
dengan pembagian kerja.
Menurut Stoner (2003: 8), bahwa ”pembagian kerja adalah pemecahan
tugas kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang

7
bertanggung jawab untuk beberapa aktifitas terbatas”. Bukan tugas secara
keseluruhan, sering dirujuk sebagai pembagian tugas. Dalam melaksanakan
kerjanya perusahaan menginginkan agar semua karyawan dapat melakukan
tugas atau pekerjaan dengan baik.
Tiang Dasar Pengorganisasian Adalah Prinsip  Pembagian Kerja
(Division Of Labor / division of work) Yang Memungkinkan  sinergi Terjadi.
Sebagai contohnya, pembagian kerja pada perusahaan A, yang terdiri dari:
direktur operasional dan hukum, direktur pemasaran, direktur keuangan dan
administrasi, manajer keuangan dan administrasi, administrasi operasional,
surveyor, staf pemasaran, staf accounting, staf keuangan. Saat ini penggunaan
pembagian kerja lebih banyak digunakan karena pada dasarnya yang di bagi -
bagi adalah pekerjaannya, bukan orang - orangnya.
Untuk melakukan pembagian kerja, mutlak diperlukan adanya pedoman-
pedoman dasar untuk melakukannya, hal ini penting karena tanpa adanya
pedoman, pembagian kerja akan dilakukan dengan tidak terorganisasi,
sehingga mengakibatkan ketidakcocokan seseorng dengan pekerjaan yang
yang diserahkan kepadanya. Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat
dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja. Pedoman-pedoman
tersebut adalah:
1. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur,
barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2. Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada
komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan
rem mobil dan lainnya.
3. Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah
langganan secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non
pemerintahan dan sebagainya.
4. Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian
produksi, bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5. Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan
malam.

8
Dari hal tersebut di atas maka akan tergambar atau terlihat pembagian
kerja di dalam suatu organisasi, yakni:
 Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari
organisasi tersebut.
 Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan
dengan yang lainnya.
 Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah
tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban
kerja maupun hubungan kerja.
 Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi
tersebut.

E. Hubungan Skalar
Pertimbangan utama keempat dari suatu usaha pengorganisasian adalah
hubungan skalar. Hubungan skalar menunjuk pada rantai komando.
Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi
atas memiliki kekuasaan paling besar dan bahwa derajat kekuasaan individu
semakin berkurang menurut posisi relative individu pada bagan organisasi.
Semakin rendah posisi relative individu pada bagan organisasi, semakin kecil
kekuasaan yang dia miliki.
Konsep hubungan skalar, atau rantai komando adalah hubungan dengan
konsep kesatuan perintah. Konsep kesatuan perintah menyatakan bahwa
individu hendaknya hanya memiliki seorang atasan saja. Jika terlalu banyak
atasan yang member perintah, hasil yang paling mungkin adalah kebingunan,
perintah yang bertentangan dan pekerja yang frustasi, suatu situasi yang
mungkin akan menimbulkan ketidakefisienan dan ketidak efektifan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimiliki dan
lingkungan yang melingkupinya. Keberhasilan manajer mengelola organisasi
tergantung pada kemampuannya menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilaksanakan anggota organisasi untuk mencapai tujuan.
Teori pengorganisasian klasik adalah wawasan dari penulis manajemen
awal mengenai bagaimana sumber daya organisasional bisa digunakan untuk
pencapaian tujuan organisasi.
Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas
tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewirausahaan. Sebagai ganti
satu individu melakukan semua perkerjaan, beberapa individu melakukan
bagaian perkerjaan yang berbeda dari aktivitas total.
Hubungan skalar menunjuk pada rantai komando. Organisasi
kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas
memiliki kekuasaan paling besar dan bahwa derajat kekuasaan individu
semakin berkurang menurut posisi relative individu pada bagan organisasi.
Semakin rendah posisi relative individu pada bagan organisasi, semakin kecil
kekuasaan yang dia miliki.

B. Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini
diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami
pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di
lapangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mesiono, Manajemen dan Organisasi, Bandung : Citapustaka Media Perintis,


2010.

Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, Bandung : citapustaka Media


Perintis, 2011.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kewirausahaan/bab11-
dasar_dasar_pengorganisasian.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai