EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadlirat ALLAH SWT yang dengan rahmat dan inayah-
Nya, kami telah dapat menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Pengantar Manajemen dengan
judul "Pemotivasian" .
Makalah Pengantar Manajemen dengan tema Pemotivasian ini kami susun untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengantar Manajemen yang dibimbing oleh Ibu Wella
Sandria, SE, MSc
Kami selaku penyusun Makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Wella Sandria,
SE, MSc selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Manajemen yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami, serta pada team anggota kelompok tiga yang selalu kompak dan
konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
Dalam makalah yang bertema Pemotivasian ini kami akan membahas mengenai :
A. Apa Definisi dari Motivasi?
B. Bagaimana penjelasan Motivasi dan Perilaku?
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan
yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri ataupun dari
orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam
kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini
kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita
semua awalnya baik.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi agresi,
motivasi berafiliasi, dan lain sebagainya. Dalam hal ini motivasi berorganisasi yang akan
menjadi topik utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Motivasi?
2. Bagaimana penjelasan Motivasi dan Perilaku?
3. Bagaimana Elemen Penggerak Motivasi?
4. Bagaimana Bentuk Motivasi?
5. Bagaimana Teori Motivasi dan Penelitian?
6. Bagaimana Teknik Pengukuran Motivasi Kerja?
C. TUJUAN
Makalah ini disusun dalam rangka merefleksi kembali mengenai pengertian, teori-teori,
sebagai cermin pertimbangan untuk masa mendatang. Sekaligus juga untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pengantar Manajemen.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Motivasi
Meskipun proses motivasi individu telah dipelajari secara mendalam oleh para sarjana
perilaku, namun seringkali terjadi salah pengertian dan simplifikasi yang berlebihan,
khususnya diantara managemen operasional. singkatnya, motivasi tidak dapat dibahas dengan
cermat apabila masih dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) yang dimiliki oleh
sementara orang saja.
Bernard Berelson dan Gery A. Steiner dalam Machrony (1854: 109), mendefinisikan motivasi
sebagai all those inner striving conditions variously described as wishes, desires, needs,
drives, and the like. Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental
manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves), dan mengarah atau
menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
Menurut Mc. Donald, menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting
yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia)
b. Penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, motivasi ditandai dengan
munculnya, rasa atau feeling yang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan
emosi.
c. Dapat menentukan tingkah laku manusia, motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan
dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Menurut Azwar, motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang
dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara
optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Sedangkan menurut G.R. Terry, mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang
terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-
tindakan. motivasi itu tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif atau
dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan,
dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari segi pasif
atau statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai peranggsang untuk
4
dapat menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia
tersebut ke arah yang diinginkan.
Berdasarkan pandangan diatas, motivasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan
individu sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak.
2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.
3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang.
4. Proses yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan (goal).
3. Ketegangan kognitif
Ketegangan kognitif timbul apabila dua buah persepsi yang relevan satu sama lain berada
dalam konflik.
5
4. Frustrasi
Frustasi adalah suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yang disebabkan oleh kondisi
individual.
5. Rasionalisasi
Rasionalisasi dapat diartikan sebagai permintaan maaf. Misalnya individu yang tidak mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan mungkin akan berkata, keadaan itu adalah kesalahan
bos saya, akibatnya saya tidak dapat naik pangkat.
6. Regresi
Regresi pada esensinya adalah tindakan seseorang yang tidak sesuai dengan usianya.
7. Fiksasi
fiksasi terjadi apabila individu secara terus menerus memperlihatkan pola perilaku yang sama
berulang-ulang meskipun pengalamannya telah memperlihatkan bahwa hal itu tidak akan
menghasilkan apapun.
8. Resignasi
Resignasi, pengunduran diri, atau apatis terjadi setelah frustasi yang berkepanjangan.
9. Kekuatan motif yang meningkat
Kekuatan motif individu dapat meningkat dan dapat pula menurun bergantung pada mendesak
atau tidaknya kebutuhan seseorang. Aktivitas individu yang dilakukan sebagai akibat dari
kebutuhan yang sangat kuat dapat digolongkan manjadi dua golongan, yaitu aktivitas yang
diarahkan pada tujuan dan aktivitas tujuan.
3. Tantangan (challenge)
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia untuk untuk
mengatasinya.
6
4. Tanggung jawab (responsibility)
Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) akan menimbulkan motivasi untuk turut
merasa bertanggung jawab.
5. Pengembangan (development)
Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk
maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat atau lebih
bergairah.
6. Keterlibatan (involvement)
Adanya rasa keterlibatan (involvement) bukan saja merupakan rasa memiliki dan rasa turut
bertanggung jawab, tetapi juga menimbulkan rasa turut mawas diri untuk bekerja lebih baik
dan menghasilkan produk yang lebih bermutu.
7. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari tingkat bawah sampai
tingkat manajemen puncak merupakan stimulus yang cukup kuat bagi karyawan.
D. Bentuk Motivasi
Menurut Hadari Nawawi dalam bukunya manajemen sumber daya manusia, membedakan
dua bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu,
berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakannya.
Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi semata-mata karena merasa memperoleh
kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara maksimal.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu
berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal.
Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan yang
terhormat atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman dan lain-lain.
7
Proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang ingin direalisasikan dipandang
sebagai kekuatan (power) yang menarik individu. John P campbell, marvin D. Dunnette,
edward E. Lawler III dan Karl E. Weick, mengelompokkan teori motivasi menjadi kategori
sebagai berikut :
1. Teori Kepuasan (content theories)
Teori kepuasan berorientasi pada faktor dalam diri individu yang menguatkan, mengarahkan,
mendukung, dan menghentikan perilaku. Pendukung teori kepuasan adalah sebagai berikut :
a. Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow
Maslow (1954) mengemukakan bahwa kebutuhan individu dapat disusun dalam suatu
hierarki. Hierarki kebutuhan tersebut secara lengkap meliputi lima hal berikut :
1. Kebutuhan fisiologis
Kepuasan kebutuhan fisiologis biasanya dikaitkan dengan uang. Hal ini berarti bahwa orang
tidak tertarik pada uang semata, tetapi sebagai alat yang dapat dipakai untuk memuaskan
kebutuhan lain.
2. Kebutuhan keselamatan atau keamanan
Kebutuhan keselamatan atau keamanan dapat timbul secara sadar atau tidak sadar. Orientasi
ketidaksadaran yang kuat kepada keamanan sering dikembangkan sejak masa kanak-kanak.
3. Kebutuhan sosial atau afiliasi
Termasuk kebutuhan ini adalah kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi, dan cinta.
4. Kebutuhan penghargaan atau rekognisi
Motif utama yang berhubungan dengan kebutuhan penghargaan dan rekognisi, yaitu Prestise
dan Kekuasaan.
5. Kebutuhan aktualisai diri
Kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum,
keterampilan, dan potensi.
d. Teori Proses
Teori proses mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana perilaku dikuatkan, diarahkan,
didukung, dan dihentikan. Tiga teori proses yang merupakan karya dan Victor H. Vroom,
dideskripsikan pada bagian berikut :
1. Teori harapan
Dalam suatu organisasi, setiap individu memiliki harapan usaha kinerja. Harapan tersebut
menunjukan persepsi individu mengenai sulitnya mencapai perilaku tertentu dan mengenai
kemungkinan tercapainya perilaku tersebut.
2. Teori keadilan
9
Teori keadilan menekankan bahwa bawahan membandingkan usaha mereka dan imbalan
mereka dengan usaha dan imbalan yang diterima orang lain dalam iklim kerja yang sama.
Dasar dari teori motivasi ini dengan dimensi bahwa individu dimotivasi oleh keinginan untuk
diperlakukan secara adil.
3. Teori penguatan
Penguatan merupakan prinsip belajar yang sangat penting. Tanpa penguatan tidak akan terjadi
modifikasi perilaku yang dapat diukur. Para manajer seringkali menggunakan pengukuh
positif untuk memodifikasi perilaku.
b. Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah dengan meminta klien
untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi
klien. Klien diminta memilih salah satu dari dua pertanyaan yang lebih mencerminkan
dirinya. Dari pengisian kuesioner tersebut kita dapat melihat jenis kebutuhan dalam tes
tersebut, kebutuhan mana yang paling dominan dari dalam diri kita. Contohnya antara lain,
10
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi dengan
orang lain, kebutuhan untuk membina hubungan dengan lawan jenis, bahkan kebutuhan untuk
bertindak agresif.
c. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga klien dapat
memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. Misalnya, untuk mengukur
keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk memproduksi origami dengan batas waktu
tertentu. Perilaku yang diobservasi adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang
diberikan, mengambil keputusan yang berisiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas
kerja.
BAB III
PENUTUP
11
A. KESIMPULAN
Jadi, dari kajian diatas kami menyimpulkan bahwa Motivasi dalam sebuah manajemen,
organisasi atau kehidupan sangat diperlukan. Sebab, motivasi merupakan keadaan kejiwaan
dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves), dan
mengarah atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan
atau mengurangi ketidakseimbangan. Melalui elemen penggerak motivasi, bentuk, teori, dan
teknik pengukuran motivasi.
B. SARAN
Makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi buku referensi,
penulisan apalagi kata-kata yang tidak terurai dengan baik. Penulis mengharap kritikan
dan masukan dari pembaca untuk perbaikan makalah ini ke depan nya.
DAFTAR PUSTAKA
A.M Sardiman, "Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar" (Jakarta: Rajawali Pers, 2007) hlm.
73 (2)
12
Hadari H Nawawi, "Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit yang Kompetitif", (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2003) hlm. 359 (4)
Hasibuan dkk, "Manajemen Sumber Daya Manusia", (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) hlm. 145
(3)
Soekidjo Notoatmodjo, "Ilmu Perilaku Kesehatan", (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) (5)
13