Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

(FUNGSI PLANNING, ORGANIZING, LEADING, CONTROLLING)

DISUSUN OLEH:

Rahmadhyta Saptari C30020014

Rahmawati C30020033

Pipit Trigita Cahyani C30020030

Hikma Syam C30020012

Helda C30020032

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI D3 AKUNTANSI

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya,
makalah dari kelompok dua yang berjudul Fungsi-Fungsi Manajemen (Fungsi Planning,
Organizing, Controlling dan Leading) dapat selesai dengan baik. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis disemester tiga ini, selain itu makalah
ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan kepada pembaca maupun penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini, penulis juga menyadari bahwa masih ada kesalahan
dalam penyusunan dan penulisan makalah ini oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan kekuarangan yang ditemukan pembaca dalam makalah ini. Penulis juga
mengharapkan adanya kritik serta saran dari para pembaca.

Palu, 28 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 6
2.1 PLANNING ............................................................................................................................ 6
A. Kegiatan Fungsi Planning ................................................................................................... 6
B. Syarat Fungsi Planning ....................................................................................................... 6
C. Manfaat Fungsi Planning .................................................................................................... 6
D. Proses Planning .................................................................................................................. 7
2.2 ORGANIZING ........................................................................................................................ 8
A. Unsur Fungsi Organizing ................................................................................................... 8
B. Kegiatan Fungsi Organizing ............................................................................................... 8
C. Manfaat Fungsi Organizing ................................................................................................ 8
D. Proses Fungsi Pengorganisasian ......................................................................................... 8
E. Prinsip Pengorganisasian .................................................................................................. 10
2.3 LEADING ............................................................................................................................. 13
A. Teori dan Konsep Leading ............................................................................................... 13
B. Unsur-unsur Leadership ................................................................................................... 13
C. Fungsi-fungsi Leadership ................................................................................................. 14
D. Sifat dan Syarat Seorang Leadership................................................................................. 15
2.4 CONTROLLING ................................................................................................................... 17
A. Fungsi Controlling ........................................................................................................... 17
B. Konsep Controlling .......................................................................................................... 17
C. Kegiatan Fungsi Controlling ............................................................................................. 17
D. Tujuan Controlling ........................................................................................................... 18
BAB III ........................................................................................................................................... 19
PENUTUP ...................................................................................................................................... 19
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen merupakan suatu aktifitas yang berhubungan antara aktifitas satu
dengan aktifitas lainnya. Aktifitas tersebut tidak hanya dalam hal mengelola orang-orang
yang bekerja disuatu perusahaan, melainkan mencakup tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan
mencapai sasaran melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Rangkaian aktifitas ini
dinamakan proses manajemen, sedangkan orang yang memimpin dan mengatur proses
manajemen disebut manajer. Peranan manajemen dalam organisasi. Hal itu dapat dilihat
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, terdapat juga proses organizing, struktur
organisasi baris.
Secara sederhana, fungsi manajemen adalah proses dinamis yang meliputi banyak
elemen dan kegiatan. Menurut George Robert Terry yang merupakan tokoh yang dikenal
sebagai pelopor istilah fungsi manajemen. Dalam bukunya yang berjudul “Principle of
Manajemen”, George R Terry menyebutkan bahwa fungsi manajemen adalah proses khas
yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut sosok Bapak Ilmu Manajemen ini,
seluruh tindakan proses tersebut dilakukan untuk mencapai target dan tujuan dengan
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki. George menyimpulkan fungsi
manajemen adalah tentang bagaimana proses planning (perencanaan), controlling
(pengendalian) dan actuatingorganizing (pengorganisasian).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang masalah yang ada di atas, maka kami mengangkat beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari planning?
2. Apa definisi dari controlling?
3. Apa definisi dari organizing?
4. Apa definisi dari leading ?

4
1.3 TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui definisi dari planning
2. Dapat mengetahui definisi dari controlling
3. Dapat mengetahui definisi dari organizing
4. Dapat mengetahui definisi dari leading

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PLANNING
Planning atau proses perencanaan dalam fungsi manajemen adalah tentang bagaimana
perusahaan menetapkan tujuan lengkap dengan cara dan strategi untuk mencapainya.
Dalam fungsi perencanaan, manajer perlu mengkaji dan mengevaluasi berbagai
kemungkinan rencana alternatif sebelum memutuskan suatu tindakan.

Perencanaan dalam fungsi manajemen adalah proses penting mengingat planning


merupakan langkah awal yang dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan kedepannya.
Tanpa perencanaan yang matang, fungsi fungsi manajemen lain tidak akan bisa berjalan
dengan optimal.

A. Kegiatan Fungsi Planning


Beberapa kegiatan perencanaan dalam fungsi manajemen adalah
1. Menentukan tujuan serta target perusahaan.
2. Menyusun strategi untuk mencapainya.
3. Menetapkan berbagai sumber daya yang mungkin dibutuhkan.
4. Menentukan standar keberhasilan selama proses mencapai tujuan tersebut.

B. Syarat Fungsi Planning


Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan fungsi perencanaan
dengan baik adalah
1. Adanya tujuan yang jelas.
2. Bersifat sederhana.
3. Fleksibel, mengikuti perkembangan yang ada.
4. Adanya keselarasan tanggung jawab dan tujuan di setiap bagiannya.
5. Meliputi analisis di setiap detail pekerjaan.
6. Memanfaatkan segala sesuatu yang ada secara efektif.

C. Manfaat Fungsi Planning


Fungsi planning diadakan bukan tanpa tujuan, setidaknya inilah beberapa manfaat
proses perencanaan
1. Memudahkan proses pengawasan.
2. Menjadi acuan dan panduan dasar jalannya kegiatan.
3. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi.
4. Jalannya tugas dan kegiatan akan lebih terorganisir di setiap sektornya.

6
D. Proses Planning
Biasanya, proses planning dibagi ke dalam beberapa tahap, yakni:
1. Top Level Planning
Merupakan perencanaan jenjang atas yang mengajukan panduan umum,
pengambilan keputusan, rumusan tujuan hingga petunjuk penyelesaian secara
menyeluruh. Perencanaan dalam tahap ini bersifat strategis dan menekankan
pada tujuan jangka panjang organisasi atau perusahaan.

2. Middle Level Planning


Merupakan perencanaan jenjang menengah yang fokus dalam penyiapan
berbagai teknik yang akan ditempuh untuk mewujudkan rencana tujuan.
Perencanaan tahap ini berada pada level manajemen menengah yang sifatnya
lebih administratif.

3. Low Level Planning


Merupakan perencanaan jenjang bawah yang mengacu pada aktivitas
operasional perusahaan. Umumnya, perencanaan jenjang bawah ini diambil alih
oleh manajemen pelaksana dan lebih berfokus pada bagaimana cara
menghasilkan.

7
2.2 ORGANIZING
Organizing atau proses pengorganisasian adalah 4 fungsi manajemen menurut para ahli
yang berfokus pada pengaturan sumber daua fisik dan manusia yang perusahaan miliki
guna merealisasikan rencana tujuan. Biasanya, fungsi organizing dipakai untuk
mengelompokkan seluruh alat, tugas, orang maupun wewenang yang ada untuk tujuan
pemenuhan rencana. Proses pengawasan dilakukan oleh manajer secara mudah dengan
memanfaatkan fungsi pengorganisasian. Manajer dapat menentukan anggota kelompok,
penanggungjawab hingga jenis klasifikasi tugas melalui fungsi organizing.

A. Unsur Fungsi Organizing


Ada 3 unsur yang harus dipenuhi fungsi pengorganisasian. Ketiga unsur tersebut
adalah
1. Kegiatan yang diorganisir dilakukan semata-mata untuk mencapai tujuan.
2. Adanya implementasi dari rencana kegiatan yang telah ditetapkan.
3. Pengarahan sekelompok individu untuk saling bekerja sama.

B. Kegiatan Fungsi Organizing


Untuk mewujudkan fungsi pengorganisasian yang baik, berikut beberapa kegiatan
yang harus dilaksanakan
1. Menyeleksi, merekrut dan memberikan pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia.
2. Menyesuaikan posisi tenaga kerja sesuai dengan kemampuan mereka.
3. Menyusun dan menetapkan tugas serta mengalokasikan tenaga kerja sesuai
prosedur.
4. Menentukan struktur perusahaan sesuai tanggung jawab dan garis
kewenangan.

C. Manfaat Fungsi Organizing


Beberapa manfaat yang akan diperoleh dengan menerapkan fungsi
pengorganisasian:
1. Tugas dijalankan dengan spesialisasi masing-masing.
2. Adanya transparansi pembagian tugas yang jelas.
3. Pembagian tugas dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
4. Setiap tenaga kerja paham akan tugasnya masing-masing.
5. Adanya manajer profesional sebagai pihak utama koordinasi seluruh kegiatan.

D. Proses Fungsi Pengorganisasian


1. Mangacu pada Rencana dan Tujuan Manajemen
Proses pengorganisasian dalam manajemen berawal dari rencana dan tujuan
yang telah disusun sebelumnya. Ini adalah tahap awal dalam usaha

8
merealisasikan rencana manajemen, desain fungsi pengorganisasian dipengaruhi
dan disesuaikan dengan perencanaan arah pengorganisasian akan ditentukan
disini. Setiap personil harus memahami tujuan manajemen tanpa terkecuali agar
arahnya benar, agar bekerjanya bisa efektif, agar biaya yang dikeluarkan sedikit.

2. Menentukan Tugas Utama


Setelah rencana dan tujuan sudah didapat, yang harus dilakukan selanjutnya
adalah menentukan dan merinci tugas utama pengorganisasian, manajemen
punya banyak level, memiliki sub-sub bagian. Dalam perusahaan terdapat
manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasional dan sub
manajemen lain ditingkatan atau level manajemen yang lain yang lebih tinggi,
atau yang lebih rendah.

3. Membagi Tugas kepada Individu


Tahap ini krusial eksekutor rencana tadi adalah individu, keberhasilannya
ditentukan oleh individu yang menjalankan. Salah menentukan orang risiko
gagal lebih besar, pada bagian ini harus hati-hati, setiap pekerjaan harus
diserahkan kepada ahlinya yang sudah terbutki rekam jejaknya dan juga
pengalamannya. Mulai dari pekerjaan besar, hingga pekerjaan kecil harus
dikerjakan oleh orang yang tepat, tidak main asal tunjuk ini juga berarti
mendelegasikan kewenangan kepada individu yang dianggap mampu
mengerjakan tugas yang diberikan hal seperti ini kita kenal sebagai departemen
atau departemenisasi.

4. Mengalokasikan Sumber Daya


Setelah menentukan dan membagikan tugas kepada individu, yang selanjutnya
dilakukan adalah mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk dimanfaatkan,
digunakan, dan memberikan manfaat yang maksimal. Apapun yang dimiliki
perusahaan semuanya diperhitungkan digunakan, dan dialokasikan secara tepat
untuk memberikan keuantungan bagi perusahaan. Mau diapakan terserah, yang
penting sesuai dengan perencanaan, yang penting sesuai dengan tugas dan bisa
menghasilkan dan yang menggunakan sumber daya adalah personel individu
yang ditunjuk tadi.

5. Evaluasi Strategi Pengorganisasian


Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses pengorganisasian akankah strategi
pengorganisasian akan berjalan sesuai yang diharapkan, adakah penyimpangan,
perubahan atau strategi pengorganisasian yang disususun justru menjadi sumber
masalah itu sendiri, inilah gunanya evaluasi. Melihat kembali yang terjadi dan
mengantisipasi apa yang akan terjadi, semua hal buruk bisa saja terjadi kapan
saja perubahan tidak mengenal waktu kadang tanpa disertai alasan tiba tiba
kondisi mengalami perubahan drastis sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya
yang artinya strategi pengorganisasian tidak sesuai dengan kondisi kekinian bisa-
bisa gagal.

9
E. Prinsip Pengorganisasian
Agar pengorganisasian berjalan suksessetidaknya harus memenuhi prinsip-prinsip
pengorganisasian yang ada dibawah ini.
1. Kekuasaan dan Tanggung Jawab
Ini sudah sangat jelas setiap departemen punya wewenang dan tanggung
jawabnya masing masing, setiap kelompok dan individu kekuasaan dan tanggung
jawabnya tidak sama dipisah sesuai dengan posisi dan tugasnya hierarkinya jelas
hitam diatas putihnya juga jelas dan hukuman bagi yang melanggar juga harus
jelas.

2. Disiplin
Di dalam organisasi, disiplin bukan hanya sekedar tepat waktu tapi juga sesuai
dengan prosedur sesuai dengan kewenangan dan sesuai dengan tanggung
jawabnnya. Kegagalan program bisa berawal dari masalah disiplin,
ketidakdisiplinan hanya akan membuat masalah setiap masalah hanya akan
membuat pekerjaan menjadi berat.

3. Keterpaduan Arah
Setiap individu bekerja dengan tugas sendiri, setiap kelompok juga bekerja
dengan tugasnya sendiri, setiap departemen sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Organizing memang membuatnya memiliki tugas yang berbeda, tapi meskipun
bekerja sendiri sesuai dengan bidangnya antara satu dan yang lainnya saling
berkaitan tetap dalam satu koridor satu tujuan seperti yang telah disusun dalam
perencanaan pekerjaan, setiap orang memang berbeda tugas setiap departemen
memang berbeda tapi tujuannya sama tujuannya hanya satu.

4. Kesatuan Perintah
Terkadang beberapa atasan memiliki perintah yang berbeda dan anak buah akan
bingung harus menjalankan perintah yang mana, inilah pentingnya kesatuan
perintah agar tidak terjadi simpang siur perintah yang harus dijalankan oleh
bawahan semua menjadi jelas perintahnya, tugasnya, tanggung jawabnya dan
evaluasinya.

5. Sub-Ordinasi Kepentingan
Maksudnya adalah mengutamakan kepentingan perusahaan kepentingan umum
organisasi diatas kepentingan departemen, kepentingan departemen diatas
kepentingan kelompok, kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi
individu, begitu seterusnya terkadang setiap individu memiliki pemikirannya
sendiri terkadang setiap departemen mempunyai idenya sendiri tetapi jika dirasa
tidak sesuai dengan tujuan dan perencanaan sebaiknya tidak dijalankan karena
bisa mengubah banyak hal yang sudah direncanakan tujuan organisasi bisa
meleset ide-ide baru atau pemikiran baru harus dibicarakan dulu harus
disesuaikan dulu dengan perencanaan yang sudah dijalankan.

10
6. Sentralisasi
Sentralisasi mungkin berhubungan dengan kesatuan perintah, sentralisasi
merujuk pada terpusatnya kekuasaan di satu titik dibagian puncak manajemen.
Apa-apa semua berawal dari pusat tidak dari perdepartemen, desentralisasi
mungkin masih belum bisa dijalankan untuk organisasi perusahaan desentralisasi
berpikir secara parsial tidak utuh hanya terfokus pada keahliannya saja
kepentingan yang lebih besar tidak bisa terlihat jelas dan lagi kekuasan setiap
kelompok tidak banyak untuk itulah diperlukan sentralisasi kekuasaan pada
manajemen puncak pemiliknya tetap menunjuk manajer puncak untuk
menguasai banyak hal itu lumrah.

7. Remunerasi
Ini masalah yang sensitif, remunerasi adalah kompensasi yang diterima oleh
karyawan atas segala usahanya didalam organisasi perusahaan kasarnya
pembayaran gaji, bonus, tunjangan dan hal lain yang menjadi hak para
karyawan. Jadi remunerasi berbicara tentang perut karyawan ujung tombak
perusahaan, remunerasi harus diberikan secara layak sesuai dengan kapasitasnya,
sesuai dengan prestasinya, sesuai dengan haknya dan sesuai dengan waktunya.
Ini penting yang menjalankan roda perusahaan adalah seluruh karyawannya jika
karyawan kecewa efek negatifnya bisa sangat panjang produktifitas bisa
menurun, hubungan antar individu tidak jalan, kualitas produk tidak sempurna,
penjualan dibawah target, biaya perusahaan membengkak dan banyak efek
negatif lainnya. Remunerasi harus dijalankan sebagaimana mestinya dan
digunakan untuk memotifasi karyawan agar mereka menjalankan tugasnya
dengan sempurna.

8. Keteraturan
Segala sesuatu dalam menjalankan tugas harus dengan teratur sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan menjalankan tugas harus dalam koridornya setiap
sesuatu yang tidak teratur efeknya selalu negatif untuk perusahaan. Aturan
dibuat untuk dilanggar? itu hanya pembenaran bagi pelanggar saja itulah yang
membuat tidak maju aturan dibuat untuk dipatuhi.

9. Inisiatif
Terkadang, dalam menjalankan sesuatu ada ide-ide baru yang muncul, ide baru
tersebut harus diakomodir harus diperhitungkan, harus dihargai tidak peduli
munculnya dari mana, tidak peduli siapa yang mempunyai ide, tidak peduli
bahkan jika ide tersebut berasal dari kuli kasar sekalipun harus ada wadah untuk
itu untuk menyalurkan ide-ide baru itu bagus atau tidak idenya bisa
direalisasikan atau tidak idenya yang penting ditampung baru dipikirkan, dibahas
dan ditentukan apakah idenya diterima atau tidak.

11
10. Rantai Kekuasaan
Rantai kekuasasan yang ideal tidak gemuk, tidak panjang, sedikit tapi padat,
padat tapi sedikit, sedikit tapi efektif, maksimal, rantai kekuasaan adalah
seberapa panjang tingkat hierarki dalam organisasi panjang tidaknya ditentukan
oleh kebutuhan dan juga skala perusahaan.

11. Stabilitas Hubungan Kerja


Coba bayangkan teman kantor anda menyebalkan selalu bikin ulah, bahkan bikin
masalah ditegur malah ngelunjak pada akhrinya anda tidak suka dia dan dia juga
tidak suka anda, kerja menjadi tidak nyaman, kerja menjadi lebih berat, bahkan
konflik bisa meluas, merembet kerekan terdekat menjadi konflik horisontal
bahkan bisa vertikal. Akhirnya produktifitas tidak jalan, hal seperti ini harus
dihindarkan dalam dunia kerja, dalam organisasi manajamen bisa menghambat
kinerja organisasi perencanaan bisa saja tidak jalan untuk itulah kadang
manajemen sumber daya manusia dibutuhkan mengawasi hubungan kerja para
karyawan.

12. Keadilan
Adil dalam lingkup perusahaan bentuknya bisa bermacam-macam misalnya
Reward and Punishment, yang bekerja bagus dapat bonus yang jelek dapat
hukuman. Harus adil yang bekerja dengan semangat bisa dipromosikan karirnya,
yang bekerja setengah hati bisa dipindahkan posisinya ketempat yang mungkin
lebih tidak enak dan banyak contoh keadilan lainnya yang harus dijalankan.

13. Team Work


Bukan hal yang mengejutkan lagi kerja sama tim dalam organisasi mutlak
diperlukan tanpa perlu diperdebatkan bagaimana setiap individu dan departemen
bekerja sama, dalam prosedur dan tugas yang ditentukan dengan hubungan yang
mapan akan membuahkan kesuksesan dalam eksekusi rencana organisasi.

12
2.3 LEADING
Leading merupakan fungsi manajemen yang berkenan dengan bagaimana menggunankan
pengaruh untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi. Leading
dikemukakan oleh Louis A. Allen (1958). Istilah leading dirumuskan sebagai pekerjaan
yang dilakukan oleh manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Leading adalah
sebuah program kepemimpinan yang lebih dari sekedar sebuah pelatihan, ini
membutuhkan konsultasi dengan pihak manajemen untuk menentukan praktek-praktek
kepemimpinan yang mendukung service philosophy organisasi.

A. Teori dan Konsep Leading


Leading dikemukakan oleh Louis A. Allen istilah leading dirumuskan sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.
Konsep leading meliputi 5 macam kegiatan, yaitu:
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan
bawahan
3. Memberi motivasi, semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil
dalam usaha menjamin tujuan yang ditetapkan.

B. Unsur-unsur Leadership
Leadership atau kepemimpinan memiliki tiga unsur utama, yaitu:
1. Pengikut/followership. Adanya kepemimpinan ini disebabkan adanya pengikut
atau followership, seseorang menjadi pemimpin karena ada beberapa orang
yang berkehendak untuk mengikuti yaitu bertindak sesuai dengan keinginan
pemimpinnya.
2. Tujuan. Kepemimpinan timbul karena adanya kepengikutan yang melakukan
kerja sama dalam rangkai mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.
Dengan adanya tujuan-tujuan tertentu timbul kerja sama dan timbul pula
pemimpin untuk mengaturnya.
3. Kegiatan mempengaruhi. Ini berarti bahwa seorang pimpinan dalam
aktivitasnya membimbing, mengontrol dan mengarahkan tindakan orang lain
untuk menuju suatu sasaran tertentu.

Menurut Vietzal dkk (2013), seorang leadership dalam suatu organisasi harus
memiliki unsur dan kriteria tertentu sehingga layak disebut sebagai pemimpin, yaitu:

1. Pengaruh. Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang


mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh itu
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang ain tunduk pada apa
yang dikatakan sang pemimpin.

13
2. Kekuasaan/power. Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena
ia memiliki kekuasaan yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.
Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin tentunya tidak
ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan dan kekuatan yang
dimiliki seorang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada
apa yang dimiliki seorang pemimpin, tanpa itu ia tidak akan bisa berbuat apa-
apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme,
dimana kedua belah pihak merasa saling diuntungkan.

3. Wewenang. Wewenang adalah hak yang diberikan kepada pemimpin untuk


menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada karyawan oleh pimpinan apabila
pemimpin percaya bahwa karyawan tersebut mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dengan baik, sehingga karyawan diberi kepercayaan untuk
melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari segi sang pemimpin.

4. Pengikut. Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaan/power dan


wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki
pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan mengikuti apa
yang dikatakan pemimpin.

C. Fungsi-fungsi Leadership
Menurut Baharuddin dan Umiarso (2012), terdapat lima fungsi pokok leadership
atau kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan
pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara
mengerjakan perintah), kapan (waktu memulai, melaksanakan, dan melaporkan
hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat
diwujudkan secara efektif.

2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi dapat pula
dilakukan melalui arus sebaliknya, yakni dari orang-orang yang dipimpin kepada
pemimpin yang menetapkan keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya. Hal
ini berarti fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun
pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pemimpin.

3. Fungsi Partisipatif
Fungsi ini berarti kesediaan pemimpin untuk tidak berpangku tangan pada saat-
saat orang yang dipimpin melaksanakan keputusannya. Pemimpin tidak boleh

14
sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, tetapi
juga ikut dalam proses pelaksanaannya, dalam batas-batas tidak menggeser dan
mengganti petugas yang bertanggung jawab melaksanakannya.

4. Fungsi Delegatif
Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasinya
dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang-orang
yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.
Pemimpin harus bersedia dan dapat mempercayai orang lain sesuai dengan
posisi/jabatannya.

5. Fungsi Pengendalian
Pemimpin mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal.

D. Sifat dan Syarat Seorang Leadership


Menurut Terry (2009), seorang leadership atau pemimpin yang baik harus memiliki
sifat-sifat sebagai berikut, yaitu:
1. Energi. Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik memang diperlukan energi
yang baik pula, jasmani maupun rohani. Seorang pemimpin harus sanggup
bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu yang tidak tertentu. Sewaktu-
waktu dibutuhkan tenaganya, ia harus sanggup melaksanakannya mengingat
kedudukannya dan fungsinya. Karena itu kesehatan fisik dan mental benar-benar
diperlukan bagi seorang pemimpin.

2. Memiliki stabilitas emosi. Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan dari
berprasangka, kecurigaan terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya ia harus
tegas, konsekuen dan konsisten dalam tindakan-tindakannya, percaya diri sendiri
dan memiliki jiwa sosial terhadap bawahannya.

3. Motivasi pribadi. Keinginannya untuk memimpin harus datang dari dorongan


batin pribadinya sendiri, dan bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari luar
hanya bersifat stimulus saja terhadap keinginan-keinginan untuk menjadi
pemimpin. Hal tersebut tercermin dalam keteguhan pendiriannya, kemauan yang
keras dalam bekerja dan penerapan sifat-sifat pribadi yang baik dalam
pekerjaannya.

4. Kemahiran mengadakan komunikasi. Seorang pemimpin harus memiliki


kemahiran dalam menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Hal
ini sangat penting bagi pemimpin untuk mendorong maju bawahan, memberikan
atau menerima informasi bagi kemajuan organisasi dan kepentingan bersama.

15
5. Kecakapan mengajar. Sering kita dengar bahwa seorang pemimpin yang baik
pada dasarnya adalah seorang guru yang baik. Mengajar adalah jalan yang
terbaik untuk memajukan orang-orang atas pentingnya tugas-tugas yang
dibebankan atau sebagainya.

6. Kecakapan sosial. Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang


bawahannya. Ia harus mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan
bawahan, sehingga mereka benar-benar memiliki kesetiaan bekerja di bawah
kepemimpinannya.

7. Kemampuan teknis. Meskipun dikatakan bahwa Semakin tinggi tingkat


kepemimpinan seseorang, makin kurang diperlukan kemampuan teknis ini,
karena lebih mengutamakan manajerial skillnya, namun sebenarnya kemampuan
teknis ini diperlukan juga. Karena dengan dimilikinya kemampuan teknis ini
seorang pemimpin akan lebih mudah dikoreksi bila terjadi suatu kesalahan
pelaksanaan tugas.

Sedangkan menurut Indrafachrudi (2006), leadership hanya dapat dilaksanakan oleh


seorang pemimpin yang mempunyai fungsi, peran, dan tugas yang selaras dengan
tujuan organisasi. Adapun syarat yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin
dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Seorang
pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

2. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses


kepemimpinan dibatasi sumber, sehingga pemimpin harus dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin
harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian, pemimpin
harus dapat mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara
efektif.

3. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin


harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya, dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

4. Pemimpin adalah seorang mediator. Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan
organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator
(penengah), terlebih ketika konflik telah menjadi jurang pemisah antara
komponen organisasi.

16
2.4 CONTROLLING
Controlling atau proses pengawasan menurut para ahli merupakan 4 fungsi manajemen
terakhir yang digunakan untuk tujuan pengendalian. Fungsi controlling juga dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk mengukur kinerja karyawan sesuai standar yang telah
dibuat. Melalui fungsi controlling, evaluasi perbaikan dapat dilaksanakan bila memang
dibutuhkan.

A. Fungsi Controlling
Berikut fungsi controlling yang perlu dipahami dari Ernie dan Saefullah (2005:12)
serta Maringan (2004:62):
1. Fungsi controlling adalah mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan dan
juga target sesuai dengan indikator yang di tetapkan.
2. Fungsi controlling adalah mengambil langkah klarifikasi dan koreksi terhadap
penyimpanan yang bisa saja ditemukan.
3. Fungsi controlling adalah menjalankan berbagai alternatif solusi terhadap
berbagai maslaah yang berhubungan dengan pencapakai tujuan perusahaan.
4. Fungsi controlling adalah mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat
yang diberi tugas dan wewenang dalam menjalankan pekerjaan.
5. Fungsi controlling adalah mendidik para pejabat supaya mereka menjalankan
pekerjaan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan.
6. Fungsi controlling adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan,
penyelewengan, kelalaian, dan kelemahan supaya tidak terjadi kerugian yang
tidak diinginkan.

B. Konsep Controlling
1. Controlling harus disertai dengan rencana serta standar sebagai tolak ukur
keberhasilan.
2. Controlling harus disertai dengan pelaksananaan kerja agar bisa mencapai tujuan
yang sudah ditentukan.
3. Controlling harus disertai usaha membandingkan pencapaian yang diperoleh dan
standar ketentuan awal yang sudah dibuat sebelum pelaksanaan.
4. Controlling harus disertai dengan perbaikan setelah evaluasi dilakukan
berdasarkan hasil kerja pengawasan sesungguhnya.

C. Kegiatan Fungsi Controlling


Berikut beberapa kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam fungsi controlling
1. Klarifikasi dan pemeriksaan atas kesalahan yang terjadi.
2. Evaluasi target sesuai standar indikator yang telah ditetapkan.
3. Pemberian alternatif solusi atas penyimpangan yang ada.

Untuk merealisasikan fungsi controlling dengan efektif, berikut beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1. Scheduling, penetapan waktu pengawasan sesuai dengan semestinya.

17
2. Routing, penentuan cara pengawasan yang diinginkan.
3. Follow up, pencarian solusi atas sebuah masalah.
4. Dispatching, suatu perintah pekerjaan yang digunakan sebagai pengawasan.

D. Tujuan Controlling
Berikut tujuan controlling atau pengawasan:
1. Tujuan controlling adalah memberi jaminan ketetapan dalam proses
pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana yang sudah dibuat, bisa didasarkan
atas kebijaksanaan dan perintah.
2. Tujuan controlling adalah melakukan koordinasi atas proses pelaksanaan
pengawasan yang sudah ditetapkan untuk dikerjakan.
3. Tujuan controlling adalah melakukan tidak pencegahan perilaku pemborosan
dan penyelewengan saat menjalankan suatu kebijakan atau perintah.
4. Tujuan controlling adalah memberikan menjamin terwujudnya kepuasan
masyarakat terhadap produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Tujuan controlling adalah membangun serta melakukan pembinaan terhadap
kepercayaan masyarakat kepada pemimpin organisasi, dalam hal ini bisa
diartikan pemerintah.

18
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya. Didalam manajemen terdapat beberapa kegiatan
yang merupakan fungsi dari manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya planning, organizing, leading,
controlling. Pengelolaan perusahaan dapat dilakukan secara mudah dengan mengetahui
fungsi-fungsi manajemen, arah tujuan perusahaan kedepannya akan ditentukan dari berbagai
fungsi yang digunakan. Sebab penerapan fungsi-fungsi manajemen yang tepat akan
membawa perubahan baik bagi organisasi maupun perusahaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

 Purwanto, M. Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

 Danin, Sudarwan dan Suparno. 2004. Manajemen dan Kepemimpinan. Yogyakarta:


Kanisius.

 Zakub, Hamzah. 1984. Menuju Keberhasilan, Manajemen dan Kepemimpinan.


Bandung: Diponegoro.

 Slamet, M. 2002. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

 Rivai. 2003. Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Cahaya Ilmu.

 Baharudin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan
Praktik. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

 Vietzal, R., Bahtiar dan Amar, B.R. 2013. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam
Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 Terry, George R. 2009. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

 Indrafachrudi, Soekarto. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif. Bogor:


Ghalia Indonesia.

 https://www.info.populix.co/post/fungsi-manajemen

 https://www.feenance.web.id/2018/11/fungsi-pengorganisasian-dalam-
manajemen.html

 https://www.kajianpustaka.com/2020/01/leadership-pengertian-unsur-fungsi-dan-
syarat-kepemimpinan.html?m=1

 https://id.scribd.com/document/325870918/Leading

 https://m.liputan6.com/hot/read/4471890/fungsi-controlling-pengertian-konsep-dan-
tujuannya-yang-perlu-
diketahui#:~:text=1.%20Fungsi%20controlling%20adalah%20mengevaluasi,penyimp
anan%20yang%20bisa%20saja%20ditemukan.

20

Anda mungkin juga menyukai