Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KONSEP ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM”

“Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Etika Bisnis Islam”

Dosen Pengampu:

Muflihatul Bariroh, M.S.I.

Disusun oleh :

HES 6-A

1. RIZKI NUR AZIZAH (12101183004)


2. NAFI’ATUZZAHROTULULA (12101183005)
3. ENI NUR EKAWATI (12101183061)
4. MOHAMMAD NGAINUN WAHYUDI (12101183070)

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM (FASIH)
INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum wr. wb


Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga beliau dan para sahabat serta
orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka sampai hari kiamat. Dengan
selesainya pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Maftuhin, M.Ag. selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
2. Dr. Zulfatun Ni’mah, M.H. selaku kepala jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
3. Muflihatul Bariroh, M.S.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis Islam.
4. Dan semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Dan apabila ada
kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf serta mengharapkan kritik dan saran agar
kekurangan yang ada tidak terulang dalam pembuatan makalah selanjutnya. Mudah-
mudahan, makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu 'alaikum wr.wb.

Tulungagung, Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN.......................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................................5

C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................

PEMBAHASAN.........................................................................................................................

A. Pengertian Bisnis dalam Islam........................................................................................6

B. Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist Tentang Etika.............................................................7

C. Prinsip Etika Bisnis dalam Islam...................................................................................10

D. Fungsi Etika Bisnis dalam Islam...................................................................................14

BAB III....................................................................................................................................16

PENUTUP...............................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika dalam istilah umum adalah ukuran perilaku yang baik. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa islam itu akhlak karena mengatur semua perilaku kita, mulai dari
tidur sampai bangun kembali bahkan sampai pada ekonomi, bisnis dan politik. Etika atau
moral dalam bisnis merupakan buah dari keimanan, keislaman dan ketakwaan yang
didasarkan pada keyakinan akan kebenaran Allah SWT. Islam diturunkan Allah pada
hakekatnya adalah untuk memperbaiki akhlak atau etika yang baik.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia boleh dikatakan mengalami
perkembanganyang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyak berdirinya lembaga
keuangan yang secarakonsep maupun operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip
syariah. Beberapa kalangan membuat penilaian bahwa dari segi keberadaan dan peranan
lembaga keuangan syariah dirasakan belum maksimal, sedangkan mengukur dari segi
sosialisasi sistem ekonomi syariah kepada masyarakat relatif masih terbatas. Padahal
sosialisasi ekonomi syariah kepada masyarakat merupakan aspek penunjang dalam
strategi pemberdayaan ekonomi syariah di Indonesia (Praja, 2004: 25).
Adapun sistem ekonomi syariah mengutamakan aspek hukum dan etika yakni
adanyakeharusan menerapkan prinsip-prinsip hukum dan etika bisnis yang Islami, antara
lain prinsip ibadah(al-tauhid), persamaan (al-musawat), kebebasan (al-hurriyat), keadilan
(al-‘adl), tolong-menolong (alta’awun), dan toleransi (al-tasamuh). Prinsip-prinsip
tersebut merupakan pijakan dasar dalam sistemekonomi syariah, sedangkan etika bisnis
mengatur aspek hukum kepemilikan, pengelolaan danpendistribusian harta, yakni
menolak monopoli, eksploitasi dan diskriminasi serta menuntutkeseimbangan antara hak
dan kewajiban.

4
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Bisnis dalam Islam
2. Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist Tentang Etika
3. Prinsip Etika Bisnis dalam Islam
4. Fungsi Etika Bisnis dalam Islam
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bisnis dalam Islam
2. Untuk Mengetahui Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist Tentang Etika
3. Untuk Mengetahui Prinsip Etika Bisnis dalam Islam
4. Untuk Mengetahui Fungsi Etika Bisnis dalam Islam

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis dalam Islam
Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya
ekonomi secara efektif dan efisien. Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran
barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut
Anoraga dan Soegiastuti, bisnis memiliki makna dasar sebagai the buying and selling of
goods and services. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis taka lain adalah
suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan
jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.
Adapun dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis
dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan
pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).
Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap muslim,
khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu
sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk
memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah Swt melapangkan bumi serta
menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mencari rizki.1
B. Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist Tentang Etika
a. Ayat Al-qur’an dan hadist tentang Etika Bisnis.
1. Berdagang bukan hanya sekedar mencari untung saja namun bagaimana kita
mampu menjalin komunikasi yang baik kepada konsumen melalui etika-etika
bisnis. Seperti yang telah difirrmankan oleh Allah dalam surat Al-jumuah ayat
10:
ِ ْ‫صالَةُفَا ْنتَ ِشرُوْ افِياْآلَر‬
۱۰: ‫ض َوا ْبتَ ُغوْ ا ِم ْنفَضْ اِل لل ِه َوا ُذ ُكرُاللهَ َكثِ ْيرًالَ َعلَّ ُك ْمتُ ْفلِحُوْ نَ (الجمعة‬ ِ ُ‫فَا ِء َذاق‬
َّ ‫ضيَ ِةال‬

Menurut Ibnu Katsir dalam tafsir ibnu Katsir juz 28 di halaman 10


penafsiran ayat di atas adalah setelah Allah melarang kaum muslimin
berdagang saat shalat jum’at ditunaikan, Allah mengizinkan kita untuk

1
Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm. 3

6
mencari karunia Allah yang berupa rizki yang diberikan Allah (berdagang)
lagi setelah shalat jum’at selesai ditunaikan.
2. Firman Allah selanjutnya dan berdzikirlah kamu kepada Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung “. Yakni ketika kalian sedang melakukan jual beli , dan
ada saat kalian mengambil dan memberi hendaklah selalu ingat pada Allah dan
janganlah kesibukan dunia melupakan kalian dari hal-hal yang bermanfaat
untuk kehidupan akhirat. Oleh karena itu di dalam hadits disebut
,ٌ‫ ْي ٍءقَ ِد ْير‬yyy‫ لَهُاْل ُم ْل ُك َولَهُاْل َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُكلِّ َش‬,ُ‫ ِر ْي َكلَه‬yyy‫ الَإِلَهَإِالَّاللهُ َوحْ َدهُالَ َش‬:‫ َواقِفقال‬yyy‫ّم ْن َد َخلَسُوْ قًا ِمنَاْآلَ ْس‬
‫ُكتِبَلَهُأ َ ْلفَأ َ ْلفِ َح َسنَ ٍة َو َم َحا َع ْنهُأ َ ْلفَأ َ ْلفِ َسيِّئَ ٍة‬
Artinya: “ Barangsiapa masuk ke salah satu pasar, kemudian dia
mengucapkan: “ Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang
maha esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, kerajaan bagi-Nya, dan Dia maha Kuasa
atas segala sesuatu, “ maka Allah akan mencatat baginya sejuta kebaikan dan
akan menghapuskan darinya sejuta keburukan.” Bila kita hubungkan dengan
aspek ekonomi ayat ini menerangkan tenteng etika berdagang yang baik,
bagaimana seharusnya berdagang menurut dalam konteks keislaman yaitu
dimulai dengan membaca do’a, kemudian tidak boleh berbuat curang ketika
berdagang dengan selalu mengingat Allah SWT, selalu merasa bahwa kita
selalu diawasi oleh Allah, tidak ada tempat bagi kita untuk berbuat maksiat
dihadapan Allah SWT karena Allah maha melihat dan maha mengetahui apa
yang kita berbuat.2
b. Bisnis menurut Hadits
Menurut Hadits etika bisnis islami ada 4 yaitu:
1. JUJUR
Berbisnis atau berdagang adalah sarana untuk membuka pintu rizki
yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Bisnis juga dapat dijadikan sarana
untuk menyebarkan agama islam (berdakwah), jika kita melakukan bisnis
seperti yang dilakukan oleh Rasulullah yang lebih spesifik terkait dengan etika
dalam berbisnis (berdagang) seperti dalam Hadits berikut:
‫ص َدقَ َوبَيَّنَابُوْ ِر َكلَهُ َمافِ ْيبَ ْي ِع ِه َما َوإِ ْن َك َذبَ َو َكتَ َما ُم ِحقَ ْتبَ َر َكةُبَي ِْع ِه َما ( متّفقعليه‬ ِ َ‫ْالبَ ْي َعانِبِ ْال ِخي‬
َ ‫ار َمالَ ْميَتَفَ َّرقَافَإ ِ ْن‬

Artinya: “Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilkihak


khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum
2
Rofik Isaa Beekun, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelaja, 2004), hlm. 39.

7
berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akanmendapatkan
keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka
keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (Muttafaqun Alaihi).
Hadits di atas menjelaskan bahwasannya dalam berjual beli ada tawar-
menawar selama belum berpisah. Dan menerangkan tentang etika kedua orang
yang bertransaksi agar sama-sama jujur tidak merugikan salah satu pihak. Serta
menjelaskan bahwa dalam berbisnis yang dicari bukan hanya profit saja
melainkan menyertakan keberkahan juga, karena dengan berkahnya bisnis yang
kita jalankan maka hidup kita akan ikut berkah dan diridho Allah sehingga kita
mencapai hidup yang sejahtera.
2. AMANAH
:‫لّم‬yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy‫ قالرسوالللهصلىاللهعليهوس‬:‫ياللهعنه‬yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy‫عنعبداللهابنعمررض‬
‫ ِة‬yyyyyyyy‫ يَوْ َماْلقِيَا َم‬-‫هَدَا ِء‬yyyyyyyy‫الش‬
ُّ ‫ص ْيقِ ْين ََو‬ ُّ ‫ص ُدوْ قُ ْال ُم ْسلِ ُم َم َع‬
ِّ ‫ معالنَّبِيِّن ََوال‬:‫ ٍة‬yyyyyyyyَ‫ َوفِي ِْر َواي‬-‫هَدَا ِء‬yyyyyyyy‫الش‬ َّ ‫التَّا ِجر ُْاالَ ِم ْينُال‬
‫(رواهإبنماجهوالدارقطنيوغيرهم‬
Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa
Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim
yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi,
orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat
(nanti).”
3. MURAH HATI
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para
pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah
tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak
mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila
berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak
memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di
dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
Dari hadits diatas termasuk etika bisnis adalah bermurah hati pada
konsumen, dengan sikap murah hati kita dapat menarik konsumen lebih
banyak, mereka merasa dihargai, merasa dihormati, merasa nyaman ,
terciptanya sebuah kepuasan bisnis dan komunikasi yang baik.3
4. MELUPAKAN AKHIRAT

3
Ibid, hlm. 40.

8
َ ‫وْ نَاْل َخ ْم‬yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy‫َسيَأتِ ْي َعلَىأ ُ َّمتِ ْي َز َمانٌيُ ِحبُّوْ نَاْل َخ ْم َس َويَ ْن َس‬
,َ‫وْ نَاألَ ِخ َرة‬yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy‫ يُ ِحبُّوْ نَال ُّد ْنيَا َويَ ْن َس‬:‫س‬
َ yyyyyyyyyy‫ َوي ُِحبُّوْ نَاْل َمالَ َويَ ْن َسوْ نَاْل ِح َس‬,‫وْ نَاْلقُبُوْ َر‬yyyyyyyyyy‫ َويُ ِحبُّوْ نَاْلقُصُوْ َر َويَ ْن َس‬, َ‫وْ نَاْل َموْ ت‬yyyyyyyyyy‫لحيَاةَ َويَ ْن َس‬
,‫اب‬ َ ْ‫َويُ ِحبُّوْ نَا‬
ِ ِ‫ويُ ِحبُّوْ نَاْلخَ ْلقَ َويَ ْن َسوْ نَاْل َخال‬.
‫ق‬ َ
Artinya: “ Akan datang kepada umatku suatu masa dimana mereka
mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara pula.
a. Mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat,
b. Meraka mencintai kehidupan dan melupakan kematian,
c. mencintai gedung-gedung dan melupakan kuburan,
d. Mereka mencintai harta mbenda dan melupakan hisab di akhirat,
e. Mereka mencintai mahluk dan melupakan khaliqnya.
Berdagang adalah hal duniawi dalam agama kita mencari dunia
bukanlah dilarang, namun perlu pembatasan agar dalam hidup kita sselalu
ingat tujuan kita diciptakan, yaitu selalu beribadah pada Allah dan ingat
kepadanya dimanapun dan kapan pun.
Ayat diatas dapat dikolaborasikan dengan hadits-hadits yang telah
dipaparkan dalam paper yaitu antara Al-qur’an dan hadits mempunya
keterkaitan yaitu sama-sama menerangkan tentang etika berbisnis islami
dalam surat al-Jumu’ah: 10 menerangkan konsep perdagangan yang baik
adalah selalu ingat pada Allah SWT jangan sampai hati kita gantung pada
pada perkara duniawi. Sedangkan pada Hadits-haditsnya etika bisnis islami
adalah jujur, amanah, murah hati, selalu ingat akhirat. Jadi hadits-hadits di atas
melengkapi ayat al-Qur’an surat jumuah : 10. Dan antar mengingat Allah dan
mengingat akhirat hakikatnya adalah sama dengan mengingat akhirat maka
menjadikan kita ingat pada Allah sang maha kuasa

C. Prinsip Etika Bisnis dalam Islam


Prinsip adalah suatu pegangan hidup yang harus dijaga. Prinsip serupa dengan
idealisme, pedoman hidup, prinsip, landasan pemikiran dan sebagainya. Seorang pebisnis
muslim harus memiliki prinsip dalam dalam berbisnis. Prinsip ini akan menjadi
pedomannya dalam berbisnis.4
Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik
sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, hal ini berarti

4
Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm. 9.

9
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terkait erat dengan sistem nilai yang dianut oleh
masing-masing masyarakat. Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di China akan
sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat China, sistem nilai masyarakat Eropa
akan mempengaruhi prinsip-prinsip bisnis yang berlaku di Eropa.5
Dalam hal ini ternyata sistem nilai yang berasal dari agama memberikan pengaruh
yang dominan terhadap prinsip-prinsip etika bisnis pemeluknya. Hal ini telah dibuktikan
oleh Max Weber dengan Protestant Ethics nya yang membawa kemajuan pesat dalam
pembangunan di Eropa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nurcholis Majid dalam Alma
dan Donni, bahwa tesis Max Weber tentang Etika Protestan mengatakan kemajuan
ekonomi Eropa Barat adalah berkat ajaran Calvin.
Islam sebagai agama yang besar dan diyakini paling sempurna telah mengajarkan
konsep-konsep unggul lebih dulu dari Protestan, akan tetapi para pengikutnya kurang
memperhatikan dan tidak melaksanakan ajaran- ajaran Islam sebagaimana mestinya.
Umat Islam seharusnya dapat menggali inner dynamics sistem etika yang berakar dalam
pola keyakinan yang dominan. Karena ternyata banyak prinsip bisnis modern yang
dipraktekkan perusahaanperusahaan besar dunia sebenarnya telah diajarkan oleh Nabi
muhammad SAW. Perusahaan-perusahaan besar dunia telah menyadari perlunya prinsip-
prinsip bisnis yang lebih manusiawi seperti yang diajarkan oleh ajaran Islam, yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu:
1. Customer Oriented
Dalam bisnis, Rasulullah selalu menerapkan prinsip customer oriented, yaitu
prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan.6Untuk melakukan prinsip
tersebut Rasulullah menerapkan kejujuran, keadilan, serta amanah dalam
melaksanakan kontrak bisnis. Jika terjadi perbedaan pandangan maka
diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada unsur-unsur penipuan yang dapat
merugikan salah satu pihak. Dampak dari prinsip yang diterapkan, para pelanggan
Rasulullah SAW tidaSelain itu prinsip customer oriented juga memberikan
kebolehankepada konsumen atas hak Khiyar (meneruskan atau
membatalkantransaksi) jika ada indikasi penipuan. Konsep Khiyar ini
dapatmenjadi faktor untuk menguatkanposisi konsumen di mata produsen,
sehingga produsen atauk pernah merasa dirugikan. Tidak ada keluhan tentang

5
Sony Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta : Kanisius, 1998), hlm. 6
6
Afzlurrahman, Muhammad sebagai seorang pedagang, (Jakarta : Yayasan Swarna Bhumy, 1997), hlm.
19.

10
janji-janji yang diucapkan, karena barang-barang yang disepakati dalam kontrak
tidak ada yang dimanipulasi atau dikurangi.

Selain itu prinsip customer oriented juga memberikan kebolehan kepada


konsumen atas hak Khiyar (meneruskan atau membatalkan transaksi) jika ada
indikasi penipuan atau merasa dirugikan. Konsep Khiyar ini dapat menjadi faktor
untuk menguatkan posisi konsumen di mata produsen, sehingga produsen atau
perusahaan manapun tidak dapat berbuat semenamena terhadap pelanggannya.
Dalam bukunya Arifin memberikan petunjuk sebagai faktor dilaksanakannya
prinsip ihsan, di antaranya kemurahan hati (leniency), motif pelayanan (service
motive), dan kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang berkaitan dengan
pelaksanaan yang menjadi prioritas.Secara subtansi aksioma ini akan diperjelas
prinsip-prinsip yang sudah digariskan dalam Islam. Antara lain: 7
a) Tidak mengurangi timbangan, bisnis dalam Islam sangat mengutamakan
kebaikan. Karena semua kecurangan dalam berbisnis diharamkan, dan salah
satu kecurangan yang diharamkan adalah mengurangi timbangan. Sehingga
pembeli tertipu dan dirugikan oleh penjual. Pembeli menerima barang yang
tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya.8
b) Menjual barang yang baik mutunya, menyembunyikan mutu produk sama
halnya dengan bohong, berarti mengabaikan tanggung jawab moral dalam
berbisnis. Sikap semacam itu bagian sebab yang menghilangkan sumber
keberkahan karena dengan menyembunyikan mutu produk konsumen merasa
terbohongi dan hak-haknya terkurangi.9
c) Dilarang menggunakan sumpah, banyak di sekitar kita para pedangan
mengunakan sumpah untuk melariskan dagangannya. Sedangkan hal semacam
itu tidak dibenarkan dalam Islam, karena akan menghilangkan keberkahan.

d) Longgar dan bermurah hati, salah satu kesuksesan dalam berbisnis adalah
service atau pelayan. Dalam menjalankan bisnis seringkali kontak dengan
orang lain, dengan sikap ramah dalam berbisnis akan membuat pelangan
merasa nyaman dan bahkan tidak mungkin tidak pada akhirnya akan menjadi
pelanggan yang setia yang akan menguntungkan pengembangan bisnis di
kemudian hari.
7
Arifin, Etika bisni, hlm. 150.
8
Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm. 22.
9
Ibid, hlm. 23

11
e) Membangun hubungan baik, membangun hubungan baik dengan kolega sangat
ditekankan dalam Islam, tidak hanya sebatas itu bahkan dalam Islam menjaga
hubungan baik dengan siapa pun sangat dianjurkan. Dalam Islam sesama
pelaku bisnis Islam tidak menghendaki dominasi antara yang satu dengan yang
lain baik dalm bentuk monopoli, oligapoli dan lain sebagainya.

f) Tertib administrasi, praktik saling pinjam atau utang piutang dalam dunia
perdagangan merupakan hal yang wajar. Dalam Al-Qur’an mengajarkan
perlunya administrasi hutang piutang tersebut agar manusia terhindar dari
kesalahan yang mungkin terjadi.

g) Menetapkan harga transparan, harga yang tidak transparan atau bisa


mengandung penipuan. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah tidak
membedakan harga antara konsumen satu dengan yang lainnya. Untuk itu
menetapkan harga dengan terbuka dan wajar sangat dihormati dalam Islam
agar tidak terjerumus dalam riba.

2. Transparansi
Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam bisnis merupakan kunci
keberhasilan. Apapun bentuknya, kejujuran tetap menjadi prinsip utama sampai
saat ini. Transparansi terhadap kosumen adalah ketika seorang produsen terbuka
mengenai mutu, kuantitas, komposisi, unsur-unsur kimia dan lain-lain agar tidak
membahayakan dan merugikan konsumen.
Prinsip kejujuran dan keterbukaan ini juga berlaku terhadap mitra kerja.
Seorang yang diberi amanat untuk mengerjakan sesuatu harus membeberkan hasil
kerjanya dan tidak menyembunyikannya. Transparansi baik dalam laporan
keuangan, mapuun laporan lain yang relevan.
3. Persaingan yang Sehat
Islam melarang persaingan bebas yang menghalalkan segala cara karena
bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah Islam. Islam memerintahkan
umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, yang berarti bahwa persaingan
tidak lagi berarti sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan
untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi usahanya. Rasululllah SAW
memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik dengan memberikan
pelayanan sebaik-baiknya dan jujur dengan kondisi barang dagangan serta

12
melarang kolusi dalam persaingan bisnis karena merupakan perbuatan dosa yang
harus dijauhi.
4. Fairness
Terwujudnya keadilan adalahisi diutusnya para Rasul. Setiapbentuk
ketidakadilan harus lenyap darimuka bumi. Oleh karena itu, NabiMuhammad
SAW selalu tegas dalammenegakkan keadilan termasukkeadilan dalam berbisnis.
Salingmenjaga agar hak orang lain tidakterganggu selalu ditekankan
dalammenjaga hubungan antara yang satudengan yang lain sebagai bentuk
darikeadilan.Keadilan kepada konsumendengan tidak melakukan penipuan
danmenyebabkan kerugian bagi konsumen.Wujud dari keadilan bagi karyawan
adalah memberikan upah yang adil bagi karyawan, tidakmengekploitasinya dan
menjaga hakhaknya.
Selain itu bentuk keadilan dalam berbisnis adalah memberi tenggang waktu
apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar.Selain itu bentuk keadilan
dalam bisnis adalah bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba karena
riba mengakibatkan eksploitasi dari yang kaya kepada yang miskin. Oleh karena
itu Allah dan Rasul-Nya mengumumkan perang terhadap riba.10
5. Tanggung Jawab
Konsep tanggungjawab merupakan suatu bentuk batasan serta aturan yang
bisa menjadikan bisnis yang pebisnis kelola dapat berjalan tanpa meninggalkan
rel-rel yang telah digariskan oleh hukum dan juga syari’ah. Sehingga dengan
adanya tanggungjawab di setiap individu pelaku bisnis tentunya akan menjadikan
setiap persaingan bisnis akan menjadi sehat, proses mendapatkan keuntungan
dengan cara semestinya (makruf dan halal), begitu juga bagi konsumen tentu
akan membeli danmenggunakan hasil produksi sesuai kebutuhan dan
menghindari suatu yang berlebihan. Prinsip ini juga akan melahirkan suatu
bentuk praktik bisnis yang mengutamakan adanya keadilan bagi semua pihak.11

D. Fungsi Etika Bisnis dalam Islam


Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang diemban oleh etika bisni Islami dijelaskan
sebagai berikut :

10
Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm. 25.
11
Rofik Isaa Beekun, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelaja, 2004), hlm. 43.

13
a. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan menyerasikan
berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
b. Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan memberikan satu
solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh dari nilainilai
etika. Dalam arti bahwa bisnis yang beretika harus benar- benar merujukpada
sumber utamanya yaitu Al-Quran dan Sunnah.
c. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan perubahan
kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis Islami. Dan caranya
biasanya dengan memberikan suatu pemahaman serta cara pandang baru tentang
bisnis dengan menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan spiritualitas, yang
kemudian terangkum dalam suatu bentuk bernama etika bisnis.
Etika bisnis dalam perusahaan juga mempunyai peranan yaitu ntuk membentuk suatu
perusahaan yamg kokoh dan memliki daya saing yang tinggi serta memiliki kemampuan
menciptakan nilai (value creation) yang tinggi diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Peranan etika dalam bisnis menurut Richard De George bila perusahaan ingin sukses
atau berhasil memerulukan 3 hal pokok yaitu :
1. Produk yang baik
2. Memiliki etika
3. Managemen yang baik
Etika bisnis memiliki peranan penting dalam keberhasilan ataupun kegagalan sebuah
usaha. Etika bisnis sangat berpengaruh besar dalam hasil suatu usaha tingkah wirausaha
yang baik akan menentukan suatu usahanya tersebut dapat kearah yang berhasil atau
gagal. Serta etika bisnis memiliki prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan berbagai
upaya untuk menggabungkan berbagai nilai-nilai dasar (basic values) dalam perusahaan,
agar berbagai aktivitas yang dilaknakan dapat mencapai tujuan.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Islam tidak memandang aktivitas bisnis hanya dalam tataran kehidupan dunia sebab
semua aktivitas dapat bernilai ibadah jika dilandasi dengan aturan-aturan yang telah
disyariatkan Allah. Dalam dimensi inilah konsep keseimbangan kehidupan manusia
terjadi, yakni menempatkan aktivitas keduniaan dan keakhiratan dalam satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Etika bisnis adalah tuntutan yang harus dilaksanakan oleh pelaku
bisnis dalam menegakkan konsep keseimbangan ekonomi.
Jika saja pengambilan keuntungan berlipat-lipat adalah sebuah kesepakatan pelaku
ekonomi, bukankah hal ini menjadikan supply-demand tidak seimbang, pasar bisa
terdistorsi dan seterusnya. Betapa indahnya jika sistem bisnis yang kita lakukan
dibingkai dengan nilai etika yang tinggi.Etika itu akan membuang jauh kerugian dan
ketidaknyamanan antara pelaku bisnis dan masyarakat. Lebih dari itu, bisnis yang
berdasarkan etika akan menjadikan sistem perekonomian akan berjalan secara seimbang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm. 3
Rofik Isaa Beekun, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelaja, 2004), hlm. 39.
Ibid, hlm. 40.
Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm. 9.
Sony Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta : Kanisius, 1998),
hlm. 6
Afzlurrahman, Muhammad sebagai seorang pedagang, (Jakarta : Yayasan Swarna
Bhumy, 1997), hlm. 19.
Arifin, Etika bisni, hlm. 150.
Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm.
22.
Ibid, hlm. 23
Anton Ramdan, Etika Bisnis dalm Islam, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), hlm.
25.
Rofik Isaa Beekun, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelaja, 2004), hlm. 43.
Isaa, Rofik Beekun. 2004. Etika Bisnis Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ramdan, Anton. 2007. Etika Bisnis dalm Islam. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Afzlurrahman. 1997. Muhammad sebagai seorang pedagang. Jakarta : Yayasan


Swarna Bhumy.
Keraf, Son. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta : Kanisius.

16

Anda mungkin juga menyukai