Anda di halaman 1dari 26

RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM

BERDASARKAN PENDIDIKAN, SOSIAL, DAN EKONOMI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Studi Keislaman

Penyusun

Ilham Yuli Pratiwi (1622230024)

Indistira (1652230025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan semesta alam berkat rahmat Nya,
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, untuk dapat memenuhi tugas
mata kuliah Studi KeIslaman. Selawat serta salam semoga tak lupa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta pengikutnya sampai akhir
zaman, yang telah mengantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
Islamiyah saat ini.
Kami menyampaikan terima kasih kepada bapak Zulhijrah, M.pd yang telah
memberikan materi serta tugas yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Kepada semua pihak
yang baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
menyelesaikan penulisan makalah ini kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran agar tercapainya perbaikan
kinerja kami pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan
tambahan ilmu dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Palembang, November 2016

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
ii

BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang

1
1.2 Rumusan Masalah

1
1.3 Tujuan

3
BAB II PEMBAHASAN

3
2.1 Pengertian Islam

3
2.2 Pengertian Studi Islam

4
2.3 Pendidikan Islam

5
2.4 Ilmu Ekonomi Islam

9
2.5 Ilmu Sosial Islam

12

BAB III PENUTUP

4
17
3.1 Kesimpulan

17
3.2 Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Islam merupakan sebuah sistem yang bersifat universal yang berarti mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam Islam semua kehidupan manusia
dilahirkan dengan baik sesuai dengan kodratnya. Islam tidak memilih kalangan,
usia, dan ataupun berbagai lapisan masyarakat Islam masuk ke semua kalangan.
Memahami Islam tidak hanya dari pinvu wahyunya belaka, tetapi perlu juga
dipahami melalui pintu pemeluknya, yaitu masyarakat muslim yang menghayati,
meyakini, dan memperoleh pengaruh Islam tersebut.
Kajian dalam ruang lingkup serta pembidangan dalam studi Islam tidak hanya
tentang agama, akidah, dan ibadah tetapi juga mencakup bidang pendidikan,
ekonomi, dan sosial. Mempelajari Islam tidak hanya pada teorinya saja, tetapi
bagaimana teori tersebut dapat melekat dan dijalankan dalam kehidupan
sehari-hari. Studi Islam merupakan suatu kajian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keIslaman. Pada massa sekarang ini Islam tidak hanya dipelajari oleh
kalangan muslim saja, akan tetapi kalangan orientitas (Barat) juga mempelajari
kajian dalam Islam.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Islam?
2. Apa pengertian Studi Islam?
3. Bagaimana pendidikan dalam Studi Islam?
4. Bagaimana ilmu ekonomi dalam Studi Islam?
5. Bagaimana ilmu sosial dalam Studi Islam?

6
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Islam
2. Mengetahui pengertian Studi Islam
3. Mengetahui kajian pendidikan dalam Studi Islam
4. Mengetahui kajian ekonomi dalam Studi Islam
5. Mengetahui kajian sosial dalam Studi Islam

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Islam


Islam merupakan agama besar terakhir yang bersifat universal yang artinya
dapat masuk di berbagai kalangan dan usia. Menurut (Hawi, 2006) inti pengertian
dari kata Islam adalah masuk ke dalam serasi, cocok, dan penuh kedamaian. Islam
berarti masuk ke dalam salam, sedangkan salam dalam Islam kedua-duanya
1
mengandung pengertian serasi, cocok, dan damai.
Menurut arti bahasa (Etimologi) Islam mempunyai arti:

1. Islam dari kata “aslama” (menyerah)


Artinya menyerah yang maksudnya menyerah kepada kehendak Allah
Swt. Penyerahan kepada kehendak Allah yang bersifat mutlak , bulat, total,
dengan mematuhi perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan
Nya atau mematuhi ketentuan apapun yang ditetapkan Nya.

2. Islam dari kata “silmun” (damai)

1
Akmal Hawi. ​Dasar-Dasar Studi Islam. (​ IAIN Raden Fatah Press, 2006)., hlm.
3-4
8
Artinya damai dengan Allah tidak lain yaitu taat kepada Allah, tidak
bermusuhan atau tidak durhaka kepada Nya, dengan jalan menjalankan dan
mengajarkan segala bentuk perintah-perintah Nya serta menjauhi segala
larangan Nya. Damai dengan sesama manusia, artinya tidak saling
bermusuhan dengan sesama manusia, tidak berbuat jahat terhadap manusia
dan makhluk hidup lainnya, serta tidak membeda-bedakan agama, suku, dan
budaya.

3. Islam dari kata “salima” (selamat)


Artinya selamat dunia dan akhirat, Islam adalah agama dengan jalan
keselamatan bagi dunia dan akhirat, namun yang mendapat jaminan selamat
dunia dan akhirat di sini ialah orang-orang yang menganut Islam dengan
sebaik-baiknya, dengan jalan mengerjakan apa yang diperintahkan dan
menjauhi apa yang dilarang.

Kemudian menurut istilah (terminologi), Islam mempunyai dua macam


pengertian khusus dan pengertian umum. Pengertian khusus adalah pengertian
yang sudah dimaklumi oleh kebanyakan orang, sedangkan pengertian umum
adalah pengertian yang lebih luas. Pengertian khusus dan pengertian umum
tentang Islam menurut (Ahmad, 1995) pengertian khususnya bahwa Islam ialah
agama Allah yang dibawa/diajarkan oleh Nabi Muhammad saw., sebagaimana
yang disebutkan dalam Al-Quran dan AS-Sunnah, dan pengertian umumnya
sesungguhnya Islam juga agama Allah yang dibawa atau diajarkan oleh

9
Nabi/Rasul Allah yang pernah lahir diberbagai masa dan tempat sejak Nabi yang
2
pertama sampai Nabi yang terakhir.

2.2. Pengertian Studi Islam


Secara sederhana studi Islam merupakan suatu usaha untuk mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam. Menurut (Anwar, 2009) studi Islam
adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam seluk beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan
agama Islam. Baik ajaran, sejarah, maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara
3
nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya.
Pada masa kini usaha mempelajarai agama Islam dalam kenyataannya bukan
hanya dilaksanakan oleh kalanagan umat muslim saja, akan tetapi orang-orang di
luar kalangan muslim juga mempelajari agama Islam dengan tujuan yang berbeda
pula. Di kalangan umat muslim Islam dipelajarai dengan tujuan untuk memahami
dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar dapat melaksanakan dan
mengamalkannya dengan benar, sedangkan orang-orang kalangan luar muslim
mempelajari Islam hanya semata-mata sebagai ilmu pengetahauan (Islamologi),
namun ilmu tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan baik bersifat positif
maupun bersifat negatif.
Secara etimologis studi Islam merupakan terjemahan dari bahasa Arab yaitu
“Dirasah Islamiah” yang berarti kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
keIslaman, sedangkan pengertian terminologis, yaitu kajian secara sistematis dan
terpadu untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis secara mendalam hal-hal

2
Khurshid Ahmad, dkk. ​Sifat Prinsip Dasar dan Jalan Menuju Kebenaran.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995)., hlm. 3
3
Rosihon Anwar, dkk. ​Pengantar Studi Islam.​ (Bandung: Pustaka Setia, 2009).,
hlm. 4
10
yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam,
maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.

2.3. Pendidikan Islam

A. Pengertian Pendidikan Islam


Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang mengembangkan ataupun
mengajarkan nilai-nilai Islam yang kajiannya bersifat teoritis serta
pengembangannya yang bersifat praktik-praktik, mempelajari Islam tidak
hanya mempelajari teorinya saja akan tetapi dalam mendidik ilmu pendidikan
Islam juga mengharuskan dalam praktik-praktik kesehariannya.
Menurut (Feisal, 1995) dari sudut etimologi, pengertian pendidikan Islam
diwakili oleh istilah taklim dan tarbiah yang berasal dari kata dasar ​allama ​dan
rabba sebagaimana digunakan dalam Al-Quran, sekalipun konotasi kata
tarbiah lebih luas karena mengandung arti memelihara, membesarkan, dan
4
mendidik, serta sekaligus mengandung arti mengajar (​allama).
Menurut (Muhaimin,2004) aktivitas kependidikan Islam di ​Indonesia pada
dasarnya sudah berlangsung dan berkembang sejak sebelum Indonesia
merdeka hingga sekarang, hal ini dapat dilihat dari fenomena
tumbuhkembangnya program dan praktik pendidikan Islam yang dilaksanakan
di Nusantara. Dilihat dari konsep dasar dan operasionalnya serta praktik
penyelenggaraannya , maka pendidikan Islam pada dasarnya mengandung tiga
pengertian, yaitu:
1. Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut Islam atau pendidikan
Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran

4
Jusuf Amir Feisal. ​Reorientasi Pendidikan Islam.​ (Jakarta: Gema Insani Press.
1995)., hlm.94
11
dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu
Al-Quran dan As-Sunnah.
2. Pendidikan Islam adalah pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama
Islam, yakni upaya mendidikan agama Islam atau ajaran dan nilai-nilainya,
agar menjadi pandangan hidup dan sikap hidup seseorang.
3. Pendidikan Islam adalah pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik
penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam
5
realitas sejarah umat Islam.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hakikat pendidikan Islam tersebut
konsep dasarnya dapat dipahami dan dianalisis serta dikembangkan dari Al-Quran
dan As-Sunnah atau bertolak dari spirit Islam.

B. Fungsi Pendidikan Islam


Menurut (Feisal, 1995) pendidikan Islam, dengan bertitik tolak dari prinsip
iman-Islam-ihsan atau akidah-ibadah-akhlak untuk menuju suatu sasaran
kemuliaan manusia dan budaya yang diridhai Allah Swt., setidaknya memiliki
fungsi sebagai berikut :
1. Individualisasi nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya derajat
manusia muttaqin dalam bersikap, berpikir, dan berperilaku.
2. Sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya umat Islam.
3. Rekayasa kultur Islam demi terbentuk dan berkembangnya peradaban
Islam.
4. Menemukan, mengembangkan, serta memelihara ilmu, teknologi, dan
keterampilan demi terbentuknya para manajer dan manusia
profesional.

5
Muhaimin. ​Wacana Pengembangan Pendidikan Islam​. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2004)., hlm 1-24
12
5. Pengembangan intelektual muslim yang mampu
mencari,mengembangkan, serta memelihara ilmu dan teknologi.
6. Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dalam bidang ekonomi,
fisika, kimia, arsitektur, seni musik, seni budaya, politik, olahraga,
kesehatan, dan sebagainya.
7. Pengembangan kualitas muslim dan warga negara sebagai anggota dan
6
pembina masyarakat yang berkualitas kompetitif.

C. Tujuan Pendidikan Islam


Hakikat pendidikan Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli
dapat ditilik dari persoalan ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Menurut
Langgulung (dalam Muhaimin, 2004) mendefinisikan pendidikan Islam
sitinjau dari tiga pendekatan yaitu menganggap pendidikan sebagai
pengembangan potensi, cenderung melihatnya sebagai pewarisan budaya, dan
7
menganggapnya sebagai interaksi antara potensi dan budaya.
Menurut (Feisal, 1995) tujuan pendidikan Islam pada hakikatnya sama dan
sesuai dengan tujuan diturunkannya agama Islam itu sendiri, yaitu untuk
membentuk manusia muttaqin yang rentangannya berdimensi infinitum, baik
secara linear maupun secara algoritmik. Oleh sebab itu tujuan pendidikan
Islam dapat dipecah menjadi tujuan-tujuan berikut ini:
1. Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah
mahdhah,
2. Membentuk manusia muslim yang di samping dapat melaksanakan
ibadah mahdhah dapat juga melaksanakan ibadah muamalah dalam
kedudukannya sebagai orang perorang atau sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan tertentu.

6
Feisal, ​Op.Cit​., hlm.95-96
7
Muhaimin, Op. Cit., hlm. 20
13
3. Membentuk warga negara yang bertanggungjawab kepada masyarakat
dan bangsanya dalam rangka bertanggungjawab kepada Allah
penciptanya.
4. Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan
terampil atau tenaga setengah terampil untuk memungkinkanmemasuki
teknostruktur masyarakatnya.
5. Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama, dan ilmu-ilmu
8
Islami lainnya).

D. Urgensi Pembangunan Pendidikan Islam


Para ahli telah menyoroti dunia pendidikan yang berkembang saat ini, baik
dalam pendidikan Islam pada khuusnya maupun pendidikan pada umumnya,
bahwa pelaksanaan pendidikan tersebut kurang bertolak dari atau belum
dibangun oleh landasan filosofi yang kokoh, sehingga berimplikasi pada
kekaburan dan ketidakjelasan arah dan jalannya pelaksanaan pendidikan itu
sendiri.
Brubacher (1955) sebagaiman dikutip oleh Ozmon & Craver (1995) dalam
(Muhaimin, 2004) menyarankan agar persoalan-persoalan yang mendasar
tentang pendidikan dibahas dan dipecahkan menurut teori filsafat. Sebagai
implikasinya diperlukan bangunan filsafat pendidikan yang kokoh dalam
pelaksaan sistem pendidikan. Jika tidak demikian, dikhawatirkan akan terjadi:
1. Pendidikan akan terapung-apung (tanpa tujuan).
2. Tujuan-tujuan pendidikan akan samar-samar (meragukan),
bertentangan, dan tidak menunjang kesetiaan.
3. Ukuran-ukuran dasar pendidikan akan menjadi sangat longgar.
4. Ketidakmenentuan peranan pendidikan dalam masyarakat.

8
Feisal, ​Op.Cit​., hlm.96
14
5. Sekolah-sekolah akan memberikan banyak kebebasankepada dan tidak
mampu memupuk apresiasi terhadap otoritas dan kontrol.
9
6. Sekolah akan menjadi sangat sekuler dan mengabaikan agama.

2.4. Ekonomi Islam

A. Pengertian Ilmu Ekonomi Islam


Ilmu ekonomi Islam yang membahas tentang perilaku orang-orang Islam
dalam suatu masyarakat muslim yang khas. Boleh jadi ini kedengrannya
seperti ilmu ekonomi positif. Ilmu ekonomi Islam bebas membuat keputusan
nilai, khususnya keputusan-keputusan nilai yang didasarkan pada agama.
Posisi ini sama ilmiahnya dengan posisi ilmu ekonomi (neo-klasik) positif,
yang mengharuskan tidak merujuk pada nilai-nilai etik dalam membuat
10
pernyataan-pernyataan ekonomi.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya di atur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun
Islam. Kata Islam setelah “ekonomi” adalah ungkapan ekonomi Islam
berfungsi sebagai identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi
itu sendiri, sedangkan ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta di
antara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya
11
sebagai hamba Allah untuk mencapai falah di dunia dan akhirat.
Berikut ini definisi ekonomi dalam Islam menurut para ahli :

9
Muhaimin, Op. Cit., hlm. 28-29
10
Syed Nawab Haider Naqvi, ​Menggagas Ilmu Ekonomi Islam​ terj. M.Saiful
Anam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm 1
11
Http://Fahmyzone.blogspot.co.id/2013/pengertian ekonomi Islam. Diakses pada
tanggal 20 November 2016 Pukul. 17.00 WIB

15
1. M.A. Mannan, “Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan
sosial yang memepelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang
memiliki nilai-nilai Islam”.
2. M.N. Siddiqi, “Ilmu ekonomi Islam adalah respon para pemikir
muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam
upaya ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan As sunnah maupun akal
dan pengalaman.
3. Khurssid Ahmad, “Ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya sistemais
unuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku
manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebutdari sudut
pandang Islam”.

B. Ciri Ekonomi Islam


Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al-Qur’an, dan hanya
prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat,
Al-Qur’an dan Sunnah banyak sekali membahas tentang bagaimana
seharusnya kaum kaum Muslim berperilaku sebagai produsen, konsumen, dan
pemilik modal, tetapi hanya sediki tentang sisem ekonomi. Ekonomi dalam
Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
pelaku usaha. Selain iu, ekonomi Islam menekankan empat sifat, antara lain:
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4. Tanggung jawab (responbiliy)
Manusia sebagai wakil (khalifah) tuhan di dunia tidak mungkin bersifat
individualistik karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah
semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi. Di dalam menjalankan

16
kegiatan ekonominya, Islam sanga mengharamkan kegiatan riba, yang dari
12
segi bahasa berarti “kelebihan”.
Prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar ekonomi Islam memiliki
beberapa prinsip dasar:
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari
Allah swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai
oleh segelintir orang saja.
5. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas
(nisab).

C. Konsep Dasar Ekonomi Islam


Dengan konsep dasar merujuk kepada ayat-ayat dan hadist-hadist yang
menolak banyak kegiatan transaksi dan kontrak ini, beberapa usaha kaum
muslim telah berhasil membuat suatu konsep dasar keuangan Islam
untukmewujudkan suatu konsep keuangan alternatif yang berlandaskan
syariah yang mereka dambakan selama ini.
Bermula dengan usaha Ahmed El-Naggar pada tahun 1963 di Mesir
dengan mendirikan sebuah bank lokal yang menghindarkan segala
transaksinya dan riba (berlandaskan syariah) dan diikuti oleh banyak usaha
akademisi dan praktisi dari kaum muslim lainnya.

12
Naqvi, ​Op. Cit​.,hlm 2

17
Dan kini, perkembangan keuangan Islam semakin pesat pada berbagai
belahan dunia timur dan barat, dan semakin diminati oleh banyak orang untuk
13
dipelajari secara lebih mendalam.

D. Perbedaan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvesional


Krisis ekonomi yang sering terjadi ditenggarai adalah ulah sistem ekonomi
konvesional, yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen profitnya.
Berbeda dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan
instrumen profitnya, yaitu sistem bagi hasil. Sistem ekonomi syariah sangat
14
berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis, maupun komunis.
Ekonomi syariah bukan pula berada ditengah-tengah ketiga sistem
ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat
individual, sosialis, yang memberikan hampir semua tanggung jawab kepada
warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi Islam menetapkan bentuk
perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh ditransaksikan.
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan, dan kekeluargaan, serta
mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelakau usaha.

2.5. Ilmu Sosial Dalam Islam

A. Pandangan Ajaran Islam Tentang Ilmu Sosial


Sejak kelahirannya belasan tahun yang lalu Islam telah tampil sebagai
agama yang memberika perhatian pada keseimbangan hidup antara dunia dan

Http://Fahmyzone.blogspot.co.id/2013/pengertian ekonomi Islam. Diakses pada


13

tanggal 20 November 2016 Pukul. 17.00 WIB.


14
​Ibid.
18
akhirat, antara hubungan manusia dengan tuhan, antara hubungan manusia
dengan manusia, dan antara urusan ibadah dengan urusan muamalah.
Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan menjadi penting jika
dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman moden ini. Dunia modern
sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan martabat
manusia, manusia dapat mengorganisasikan ekonomi, menata struktur politik,
serta membangun peradaban yang maju untuk dirinya sendiri, tetapi pada saat
yang sama, manusia telah menjadi tawanan dari hasil ciptaannya sendiri,
seperti penyembahan kepada hasil ciptaannya sendiri.
Dalam keadaan demikian, harus memiliki ilmu pengetahuan sosial yang
mampu membebaskan manusia dari berbagai problem tersebut, ilmu
pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial yang
15
digali dari nilai-nilai agama yang disebut sebagai ilmu sosial profetik.

B. Ilmu Sosial Yang Bernuansa Islami


Dewasa ini ilmu sosial yang dibutuhkan tidak hanya berhenti pada
menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkannya secara
memuaskan. Menurut Kuntowijoyo, pada zaman modern ini butuh ilmu sosial
profetik, yaitu ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah
fenomena sosial, tetapi juga memberikan petunjuk ke arah mana transformasi
itu di lakukan, untuk apa dan oleh siapa. Perubahan tersebut didasarkan pada
tiga hal yaitu: tujuan manusia (tujuan humanisasi), tujuan liberasi dan tujuan
transendensi. Sebagaimana terkandung dalam ayat 110 surat Ali’Imran
sebagai berikut.
١١٠ ‫ف َو َﺗ ْﻨ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ ْاﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ ) اَل ﻋﻤﺮان‬ ْ ‫ﺎس َﺗ ْﺄ ُﻣﺮ‬
ْ ‫ُو َن ِﺑ ْﺎﻟ َﻤ ْﻌﺮ‬
ِ ‫ُو‬ ُ ُ
ِ ‫) ُﻛ ْﻨ ُﺘ ْﻢ َﺧ ْﯿ َﺮ أ ﱠﻣ ٍﺔ أ ْﺧ ِﺮ َﺟ ْﺖ ﻟِﻠ ﱠﻨ‬

15
Kuntowijoyo, ​Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi,
(Bandung:Mizan.1991), cet 1.
19
Artinya:Kamu sekalian adalah sebaik-baiknya umat yang ditugaskan kepada
manusia menyuruh berbuat baik, mencegah berbuat munkar dan beriman
kepada Allah. (QS Al-Imran, 110)

Dari firman Allah swt diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Tujuan manusia (tujuan humanisasi)
Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia dari proses
dehumanisasi. Industrialisasi yang kini terjadi terkadang menjadikan manusia
sebagai bagian dari masyarakat abstrak tanpa wilayah kemanusiaan.

2. Tujuan liberasi
Tujuan liberasi adalah pembebasan manusia dari lingkungan teknologi,
pemerasan kehidupan, menyatu dengan orang miskin yang tergusur oleh
kekuatan ekonomi raksasa dan berusaha membebaskan manusia dari belenggu
yang kita buat sendiri.

3. Tujuan transendensi
Tujuan transendensi adalah menumbuhkan transendental dalam
kebudayaan. Kita sudah banyak menyerah kepada arus hedonisme,
meterialisme, dan budaya dekaden lainnya. Kini yang harus dilakukan
adalahmembersihkan diri dengan mengikatkan kembali kehidupan pada
dimensi transendentalnya.

C. Peran Ilmu Profetik Pada Era Globalisasi


Dengan ilmu sosial profetik kita bangun dari ajaran Islam, kita tidak perlu
takut atau khawatir terhadap dominasi sains barat dan arus globalisasi yang terjadi
saat ini. Islam selalu membuka diri terhadap seluruh warisan peradaban.

20
Sejak beberapa abad yang lalau Islam mewarisi tradisi sejarah dari seluruh
warisan peradaban manusia.Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
Islam bukanlah agama tertutup, Islam adalah sebuah paradigma terbuka, sebagai
mata rantai peradaban dunia. Islam mengembangkan matematika India, ilmu
16
kedokteran dari Cina, sistem pertahanan sasanid, logika Yunani, dan sebagainya.
Misalnya, untuk bidang-bidang pengkajian tertentu Islam menolak bagian
logika Yunani yang sangat rasional diganti dengan cara berfikir intuitif yang
menekankan rasa seperti yang di kenal dalam tasawuf. Alquran sebagai sumber
utama ajaran Islam diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam
setting sosial aktual.
Dalam bidang ekonomi pada saat ini mengalami kesenjangan sosial yang
diakibatkan oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kesenjangan dalam bidang ekonomi
tersebut menunjukkan bahwa ilmu sosial yang ada sekarang perlu ditinjau
kembali, antara lain dengan menerapkan ilmu sosial profetik. Misalnya Islam
mengakui adanya perbedaan kelas sebagai fitrah, dimana tuhan melebihkan yang
satu atas yang lain. Namun, bersamaan dengan itu Islam menyuruh umatnya agar
menegakkan keadilan dan egaliter. Perbedaan kelas yang ada tidak boleh diartikan
bahwa Islam mentolerir terjadinya ketidaadilan sosial. Islam berupaya mengikis
kesenjangan tersebut dengan melalui berbagai upaya seperti melalui institusi
zakat, infaq, sadaqah dan sebagainya.
Dalam hubungan ini Islam mengakui adanya upaya suatu gerakan kelompok
yang membela kelas tertindas, tetapi gerakan ini tidak seperti gerakan komunis
dan sebagainya, dan bukan untuk menghancurkan kelas yang menguasai alat-alat
produksi. Dari sini terlihat dengan jelas tentang kepedulian Islam terhadap upaya
17
mengikis kesenjangan yang terjadi dimasyarakat.

16
Poeradisastra, ​Sumbangan Islam Terhadap Peradaban Modern,​ (Jakata:P3M.
1982), hlm. 123
17
Jalluddin Rahmat, ​Islam Alternatif​, (Bandung: Mizan, 1991). Cet. IV. Hlm.
42-43
21
Bukti sejarah tersebut memperhatikan dengan jelas bahwa dari sejak
kelahiran lima belas abad yang lalu Islam telah tampil sebagai agama terbuka,
akomodatif serta berdampingan dengan agama, kebudayaan dan peradaban
lainnya, tetapi dalam waktu bersamaan Islam juga tampil memberikan kritik,
perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang amat simpatik dan tidak
menibulkan gejolak sosial yang membawa korban yang tidak diharapkan. Dengan
sifat dan karakteristik ajaran Islam demikian itu, maka melalui ilmu sosial yang
berwawasan profetik sebagaiman disebutkan diatas, maka Islam siap untuk
memasuki era globalisasi. Era globalisasi yang ditandai dengan adanya perubahan
bidang ekonomi, teknologi, sosial, informasi, dan sebagainya.

D. Hubungan Agama Islam Dengan Ilmu Sosial

1. Politik
Kuntowijoyo mengatakan:” banyak orang bahkan pemeluk Islam sendiri,
tidak sadar bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga sebuah komunitas
(umat) tersendiri yang mempunyai pemahaman, kepentingan dan tujuan-tujuan
politik sendiri. Banyak orang beragama Islam, tetapi hanya menganggap Islam
adalah agama individual, dan lupa kalau Islam juga merupakan kolektivitas,
Islam memepunyai kesadaran, struktur, dan mampu melakukan aksi bersama.
Keterkaitan agama Islam dengan politik terdapat pada uraian yang diberikan
Harun Nasution dalam bukunya ​Islam ditinjau dari berbagai aspek jilid
II.​ ​ Dalam buku itu dijelaskan bahwa persoalan yang pertama-tama timbul
dalam Islam menurut sejarah bukanlah persoalan tentang keyakinan melainkan
18
persoalan pilitik. Hubungna antara agama Islam dari masa Rosulullah saw
dengan politik terlihat pada sistem khulafarosidin.

18
Harun Nasution, ​Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya​, Jilid II, (Jakarta: UI
Press, 1979), cet. I, hlm. 92
22
2. Sosiologi
Pada dasarnya berkaitan dengan agama, sosiologi adalah ilmu yang
membahas tentang masyarakat, dimana masyarakat itu memiliki agama,salah
satu contohnya masyarakat yang mempunyai agama Islam. Hal ini telah
menujukkan hubungan agama dengan sosiologi.

BAB III

23
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dijelaskan bahwa Islam memiliki perhatian dan
kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah ekonomi, pendidikan, dan
sosial. Oleh sebab itu, kehadiran ilmu-ilmu tersebut banyak membicarakan
tentang manusia tersebut dapat diakui oleh Islam. Namun Islam memiliki
pandangan yang khas tentang ilmu-ilmu tersebut yang harus dikembangkan.

3.2. Saran
Semoga dengan pemaparan materi di atas agar pembaca dapat memahami
tentang hubungan agam dengan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, ekonomi, dan
pendidikan Islam dan bisa memanfaatkannya untuk kedepannya.

24
25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Khurshid, dkk.1995. ​Sifat Prinsip Dasar dan Jalan Menuju Kebenaran.​
(Jakarta: Raja Grafindo).
Anwar, Rosihon, dkk.2009. ​Pengantar Studi Islam.​ (Bandung: Pustaka Setia).
Feisal, Jusuf Amir.1995. ​Reorientasi Pendidikan Islam. (Jakarta: Gema Insani
Press), cet I.
Hawi, Akmal.2006. ​Dasar-Dasar Studi Islam​. (IAIN Raden Fatah Press.), cet. I.
Http://Fahmyzone.blogspot.co.id/2013/pengertian ekonomi Islam. Diakses pada
tanggal 20 November 2016 Pukul. 17.00 WIB.
Kuntowijoyo.1991. ​Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi.​ (Bandung:
Mizan), cet I.
Muhaimin.2004. ​Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. ​(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), cet II.
Naqvi, Syed Nawab Haider.2003. ​Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Terj. M.
Saiful Anam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), cet I.
Nasution, Harun.1979. ​Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya.​ (Jakarta: UI
Press), Jilid II.
Poeradisastra.1982. ​Sumbangan Islam terhadap Peradaban Modern​. (Jakarta:
P3M).
Rahmat, Jalaludin.1991. ​Islam Alternatif.​ (Bandung: Mizan), cet IV.

26

Anda mungkin juga menyukai