Anda di halaman 1dari 12

DIMENSI DAN ALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

MATA KULIAH METODOLOGI STUDI ISLAM

KELOMPOK 10
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( FTIK )
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2017

DISUSUN OLEH :
Nabil Muslimin
Andi vahlepi
Novi
Heppi
PENDAHULUAN

Agama Islam adalah agama yang mengandung banyak kebaikan-kebaikan dengan


beberapa peraturan yang tujuannya demi kemaslahatan umat manusia itu tersendiri.
Namun manusia-manusia yang beragama Islam belumlah tentu orang yang beriman
murni kepada Allah SWT, karena apa yang dikatakan beriman bukan hanya sekedar
mempunyai identitas keislaman saja, namun banyak ha-hal yang harus diketahui. Yang
paling utama adalah masalah aqidahnya. Keimanan itu tidak berarti apa-apa jika tidak
didasari dengan ketauhidan.
Perlu diketahui bahwa dasar Islam adalah tauhid, namun ketauhidan bukanlah
jalan satu-satunya seseorang disebut beriman, jika tanpa keyakinan hati dan
pembuktian dari sikap manusia itu sendiri. Keimanan dan perbuatan, atau dengan
kata lain akidah dan syariat, keduanya itu antara satu dengan yang lain sambung
menyambung, hubung-menghubungi dan tidak dapat berpisah yang satu dengan
yang lainnya. Maka untuk menjadi manusia yang beragama Islam namun sudah
dikatakan beriman bukanlah sesuatu yang mudah. Karena setiap amal seseorang
selalu disertakan penyebutannya dengan keimanan dengan hati yang benar.
Setiap manusia yang ingin mencapai keimanan yang sempurna maka hati yang
dimilikinya hendaklah sebersih mungkin. Karena setelah ia memiliki kebersihan hati
itu, maka ia akan membenarkannya dengan syahadah, kemudian tidak cukup
sampai di situ, sehingga ia mencapai perbuatan-perbuatan yang baik, namun
kenyataannya pada awalnya terdapat pemikiran-pemikiran yang berbeda dalam
Islam yang terutama dalam hal keimanan dan keislaman seseorang. Untuk lebih
jelasnya maka berikut akan dibahas mengenai dimensi dalam Islam (Islam, iman,
dan ihsan) serta aliran-aliran pemikiran dalam Islam.
Bab II
PEMBAHASAN

Dimensi dan Aliran Pemikiran Islam

A. Pengertian Dimensi dalam Islam (Islam, Iman, dan Ihsan)


Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dan dia adalah
agama yang berintikkan keimanan dan perbuatan (amal).[1] Pada dasarnya Al-Islam yaitu
Islam yang dikehendaki oleh agama ialah tunduk dan takluk kepada segala perintah dan
petunjuk yang diberitahukan oleh Rasulullah saw.
Iman berasal dari kata “aamana”, artinya setia, mematuhi, dan kata “amina”, artinya berada
dalam keamanan (aman), tidak kuatir akan mara-bahaya. Al-Iman yaitu iman yang
dimaksudkan oleh agama Islam ialah pengakuan kebenaran sesuatu dengan hati dan Nabi
Muhammad mendefenisikan kata “iman” dengan sabdanya, “ iman adalah sebuah pengakuan
dengan hati, pengucapan dengan lisan dan aktivitas anggota badan”.
Ihsan berarti berbuat baik, membaikkan. Berbuat sebaik-baiknya bermakna berbuat
sempurna. Pada dasarnya perlu diketahui bahwa Ihsan berasal dari kata husn, yang artinya
menunjuk pada kualitas sesuatu yang baik dan indah, karena pada mulanya jika manusia itu
berbuat sesuatu yang indah, tentunya hal itu akan membawa kebaikan pada Tuhan. Di dalam
Hadits Nabi Muhammad berkata bahwa ihsan adalah “menyembah kepada Allah seolah-olah
kamu melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, maka sesungguhnya Ia melihat kamu”.
B. Hubungan Dimensi dalam Islam (Islam, Iman dan Ihsan)
Kalau kita lihat menurut mazhab Syafi’I dijelaskan bahwa “Tidaklah sempurna Islam
seseorang jika tidak disertai dengan iman”. Sedangkan menurut mazhab Hanafi
Islam dan iman sangat berkaitan, karena yang menyamakan antar Islam dan iman
itu, hendaklah diartikan sebagai ketentuan untuk menjalankan hukum syariat.
Dalam menjalankan hukum syariat, diperbolehkan menikah dengan seseorang yang
tadinya musyrik, apabila ia telah mengaku masuk Islam dengan syarat yang cukup.
Untuk menentukan beriman atau tidaknya seseorang, bukanlah kesanggupan
manusia untuk menetapkannya. Inilah menurut mazhab Hanafi dalam
membedakan antara Islam dengan iman.
C. Aliran Pemikiran Islam
1. Aliran-Aliran Kalam
Ilmu kalam adalah Ilmu berisi tentang alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-
kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan teerhadap
orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan
Ahli Sunnah. . Adapun Aliran-aliran ilmu kalam diantaranya:
a. Khawarij, kata ini berasal dari kata kharaja yang berarti “keluar”. Pada awalnya,
Khawarij merupakan aliran atau fraksi politik, kelompok ini terbentuk karena persoalan
kepemimpinan umat Islam, tetapi mereka membentuk suatu ajaran yang kemudian
menjadi ciri umat.
b. Kelompok Murji’ah, di mana yang dipelopori oleh Ghilam Al-Dimasyqi berpendapat
mereka bersifat netral dan tidak mau mengkafirkan para sahabat yang terlambat dan
menyetujui tahkim.
c. Qodariah adalah aliran yang memandang bahwa Manusia memiliki kebebasan dan
kemerdekaan dalam menentukan perjalanan hidupnya. menurut paham ini manusia
mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
d. Jabariyah, menurut aliran ini manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam
menentukan perjalanan hidup dan mewujudkan perbuatannya, mereka hidup dalam
keterpaksaan ( jabbar ), karena aliran ini berpendapat sebaliknya; bahwa dalam hubungan
dengan manusia, tuhan itu Maha Kuasa. Karena itu, tuhanlah yang menentukan perjalanan
hidup manusia dan yang mewujudkannya. Ajaran ini dipelopori oleh Al-ja’d bin Dirham.
e. Mu’tazilah secara etimologi berasal dari kata a’tazala yang berarti mengambil jarak
atau memisahkan diri. Secara terminologi adalah aliran teologi Islam yang memberi porsi
besar kepada akal atau rasio di dalam membahas persoalan-persoalan ketuhanan.
f. Ahl sunnah wal jama’ah. Ahl sunnah wal jama’ah terbentuk akibat dari adanya
penentangan terhadap aliran Mu’tazilah oleh orang Mu’tazilah itu sendiri, mereka adalah
Abu al-Hasan, Ali bin Isma’il bin Abi basyar ishak bin Salim bin isma’il bin abd Allah bin
Musa bin Bilal bin Abi burdah amr bin Abi musa al-asy’ari.

2. Aliran-Aliran Fiqih
Secara historis, hukum Islam telah menjadi 2 aliran pada zaman sahabat Nabi Muhammad
SAW. Dua aliran tersebut adalah Madrasat Al-Madinah dan Madrasat Al-Baghdad/Madrasat
Al-Hadits dan Madrasat Al-Ra’y. Aliran Madinah terbentuk karena sebagian sahabat tinggal
di Madinah, aliran Baghdad/kuffah juga terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di kota
tersebut. Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah, terbentuklah
Fuqaha Sab’ah yang juga mengajarkan dan mengembangkan gagasan guru-gurunya dari
kalangan sahabat.
3. Aliran-Aliran Tasawuf
Para penulis ajaran tasawuf, termasuk Harun Nasution, memperkirakan adanya unsur-
unsur ajaran non-Islam yang mempengaruhi ajaran tasawuf. Unsur-unsur yang dianggap
berpengaruh pada ajaran tasawuf adalah kebiasaan rahib Kristen yang menjauhi dunia dan
kesenangan materi. Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran tentang Al-Zuhd (Zuhud),
kemudian ia berkembang dan namanya diubah menjadi tasawuf dan pelakunya disebut
shufi.
BAB3
PENUTUP

Kesimpulan
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dan dia
adalah agama yang berintikkan keimanan dan perbuatan (amal). Iman yaitu iman
yang dimaksudkan oleh agama Islam ialah pengakuan kebenaran sesuatu dengan
hati dan “syara” ialah itikad (Ketetapan keyakinan) dengan hati dan ikrar
(pengakuan) dengan lidah, maka dinyatakanlah bahwa barang siapa yang
menyatakan pengakuan (syahadat) dan berbuat (menurut pengakuan itu). Ihsan
berarti berbuat baik, membaikkan. Berbuat sebaik-baiknya bermakna berbuat
sempurna. Di dalam Islam terdapat dalam pemikirannya yaitu aliran kalam, tang
terdiri dari beberapaaliran lagi yakni (Khawarij, Murji’ah, Qadariah, Jabariyah,
Mu’tazilah), lalu adapula aliran fiqih dan aliran tasawuf, dimana aliran-aliran
tersebut berbeda-beda dalam mengemukakan dalam hal pemikirannya tentang
Islam itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai