Anda di halaman 1dari 14

BAB 

I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Manajemen syariah di Indonesia dalam beberapa tahun ini sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
membutuhkan sistem ekonomi yang lebih terpercaya dan berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Sedangkan pemahaman masyarakat muslim Indonesia mengenai konsep syariah
masih terbatas hanya pada kegiatan ibadah-ibadah rutin, padahal konsep syariah
meliputi semua aspek kehidupan. Ekonomi syariah juga tidak hanya sebatas pada
perbankan syariah, namun mencakup berbagai ruang lingkup perekonomian yang
mendasarkan pada pengetahuan dan nilai-nilai syariah Islam.

B.  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Syariah?
2. Apa landasan Pokok Manajemen Syariah?
3. Bagaimana manajemen Menurut Islam?
4. Ruang lingkup manajemen syariah?
5. Sejarah dan perkembangan manajemen syariah?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar pembaca mampu mengetahui, memahami dan
mampu menjelaskan :
1. Pengertian manajemen
2. Manajemen menurut Islam
3. Ruang lingkup manajemen syariah
4. Sejarah dan perkembangan manajemen syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.  Landasan Pokok Manajemen Syariah
Suatu manajemen akan berjalan baik dan sesuai dengan rencana apabila orang
didalam menajemen itu berlaku dan menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan dan
masing-masing tugasnya. Dan didalamnya juga harus memiliki akhlak yang baik karena
akhlak yang baik berdampak pada pekerjaan bisnis yang dijalankan seperti itulah hal
yang harus ada pada manajemen syariah akhlak dan ekonomi harus memiliki
keterkaitan.
Akhlak yang baik menurut agama islam mengandung tiga komponen atau tiga
landasan pokok yang harus dimiliki untuk menjalankan manajemen yang berdasarkan
syariah :

1. Aqidah dan Iman
Dalam menjalankan bisnis syariah seseorang harus memiliki aqiqah yang baik
dan benar sesuai dengan perintah Allah. Dan orang tersebut juga harus memiliki
iman atau percaya kepada Allah bahwa Allah yang selalu memberikan yang
terbaik kepada dirinya dan Allah juga selalu melihat apa yang kita kerjakan, maka
dari itu dalam bisnis syariah kejujuran juga diutamakan.

2. Syariah
Syariahdibutuhkan juga sebagai landasanpokok karena seorang pembisnis yang
sukses juga harus memiliki syariah atau tau mengenai syariah islam yang baik dan
benar. Maka disini seorang pembisnis dalam manajemen syariah bukan hanya
menguasai ilmu ekonomi tetapi juga ilmu agama.

3. Akhlak
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada umatnya berbisnis dengan
jujur, sabar dan tidak seenaknya kepada para pesuruh atau pegawai. Maka dari itu

2
mengapa landasan dasar manajemen bisnis syariah adalah akhlak, karena dalam
bisnis syariah kita harus meneladani akhlak – akhlak nabi dalam berbisnis.
Ketiga landasan manajemen bisnis syariah diatas semoga dapat menjadi landas
an kita dalam menjalankan atau mencari nafka dalam dunia bisnis.

2.  Pengertian Manajemen Syariah
Sebelum mengenal lebih jauh apa itu manajemen syariah maka yang harus kita
ketahui terlebih dahulu adalah apa arti dari manajemen syariah itu sendiri, manajemen
syariah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal yang bermuara pada
pencarian keridhaan Allah. Oleh sebab itu maka segala sesuatu langkah yang diambil
dalam menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan aturan-aturan Allah. Aturan
itu tertuang dalam Al-Quran, Al Hadist dan beberapa contoh yang dilakukan oleh para
sahabat.
Dari definisi yang dipaparkan maka dapat kita ketahui bahwa ruang lingkup mana
jemen syariah sangatlah luas, antar lain yaitu mencakup tentang pemasaran, produksi,
mutu, keuangan, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan masih banyak hal lagi
yang belum tersebutkan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi
yang halal,
baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya
Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dan
transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam,
termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.
Seperti halnya manajemen konvensional, dalam manajemen syariah juga menerap
kan empat fungsi standar seperti yang dipaparkan oleh G.R Terry, diantaranya yaitu :
1. Perencanaan (planning)

Planning merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan pendefinisian


sasaran untuk kinerja badan usaha/organisasi dimasa depan dan untuk
memutuskan tugas-tugas dan sumber daya yang digunakan dan dibutuhkan untuk
mencapai sasran tersebut.

3
2. Pengorganisaisan (organizing)

Organizing merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan suatu proses


untuk merancang atau mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas atau
pekerjaan diantara para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
dengan efisien.

3. Pengarahan (actuating)

Actuating merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan bagaimana


menggunakan pengaruh memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran
organisasi.

4. Pengawasan (controlling)

Controlling merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan proses


kegiatan pemantauan untuk menyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi
terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan
untuk megkoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang
akan mengganggu pencapaian.

Selain memiliki empat fungsi standar, manajemen syariah juga memiliki beberapa
prinsip. Prinsip tersebut didasarkan pada UU No.10 tahun 1998 tentang syariah,
didalam UU tersebut menerangkan bahwa syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah,
antara lain :

1. Pembiayaan prinsip bagi hasil (mudharabah)

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

4
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)

5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak
lain (ijarah waiqtina).

3. Manajemen Menurut Islam

Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan


adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak merugikan
pimpinan maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan
adalah mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk
bekerja melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat untuk kepentingan
bersama antara pimpinan dan bawahan. Jika seorang manajer mengharuskan
bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka sebenarnya manajer
itu telah mendzalimi bawahannya. Dan ini sangat bertentangan dengan ajaran agama
Islam.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam


menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad
SAW, adalah menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata
diperas tenaganya untuk mengejar target produksi.

Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain)


kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat.
Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang
ditunjukkan stafnya.

Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakuan


(diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan
pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam
menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.

5
Hidayat mengungkapkan, ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam
seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis
yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk
mengelolanya.

Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan
bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.

Pilar ketiga, adalah kehendak bebas artinya manajemen Islam mempersilahkan


umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya
sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.

Dan keempat adalah pertanggungjawaban artinya Semua keputusan seorang


pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.

Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika
melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun antara pimpinan
dengan bawahan.

Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen Barat adalah
seorang pimpinan dalam manajemen Islami harus bersikap lemah lembut terhadap
bawahan. Contoh kecil seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam hubungan
kerja adalah selalu memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan karena
senyum salah satu bentuk ibadah dalam Islam dan mengucapkan terima kasih ketika
pekerjaannya sudah selesai. Namun kelembutan tersebut tidak lantas menghilangkan
ketegasan dan disiplin. Jika karyawan tersebut melakukan kesalahan, tegakkan aturan.
Penegakkan aturan harus konsisten dan tidak pilih kasih.

4. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Syariah


Manajemen keuangan syari’ah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil
optimal yang bemuara pada keridhaan Allah SWT. Oleh sebab itu, maka segala langkah
yang diambil dalam menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan aturan-aturan
Allah SWT. Aturan-aturan itu tertuang dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Ruang lingkup

6
manajemen keuangan syari’ah sesungguhnya sangatlah luas, antara lain mencakup
tentang:
1. Lembaga Keuangan Bank
Keuangan bank merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang
lengkap, lembaga keuangan bank secara opersioanal dibina atau diawasi oleh bank
indonesia sebagai bank central diindonesia. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari
sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh dewan syariah nasional MUI.
Lembaga keuangan bank terdiri dari :
a. Bank Umum Syariah
Bank umum merupakan bank syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank pembiayayaan syariah berfungsi sebagai pelaksana sebagian fungsi bank
umum, tetapi ditingkat regional dengan berlandasan kepada prinsip-prinsip
syariah. Pada sistem konvensional dikenal dengan bank perkreditan rakyat.
Bank pembiayayaan rakyat syariah merupakan bank yang khusus melayani
masyarakat kecil dikecamatan dan pedesaan.

2. Lembaga Keuangan Non-bank


Lembaga keuangan non-bank merupakan lembaga keuangan ang lebih banyak
jenisnya dari lembaga keuangan bank. Pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan
prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh dewan syariah nasional MUI. Lembaga keuangan
syariah non-bank antara lain sebagai berikut:
a. Pasar Modal
Pasar modal mrupakan tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara
pencari dana (emiten) dengan para penanam modal (investor). Daam pasar
modal yang diperjual belikan adalah efek-efk seperti saham dan obligasi
dimana jika diukur dari waktunya modal yang diperjualbelikan adalah modal
jangka panjang. Pasar modal mencakup underwriter, broken, dealer, guarantor,
trustee, custdian, jasa penunjang. Pasar modal indonesia juga diramaikan
dengan pasar modal syariah yang diresmikan pada tanggal 14 Maret 2003

7
dengan berbagai aturan pelaksanaan yang secara operasional diawasi oleh
Bapepam-LK, sedangkan pemenuhan prinsip syariahnya diatur oleh DSN-
MUI.
b. Pasar Uang
Pasar uang samahalnya dengan pasar modal, yaitu pasar tempat memperoleh
dana dan investasi dana. Hanya bedanya modal yang ditawarkan di pasar uang
adalah berjangka waktu pendek dan di pasar modal berjangka waktu panjang.
Dalam pasar uang transaksi lebih banyak dilakukan dengan media elektronika,
sehingga nasabah tidak perlu datang secara langsung. Pasar uang melayani
banyak pihak, baik pemerintah, bank, perusahaan asuransi, dan lembaga
keuangan lainnya. Pasar uang syariah juga telah hadir melalui kebijakan
Operasi Moneter Syariah dengan instrumen antara lain Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dengan
instrumen antara lain Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA) yang
operasionalnya diatur oleh BI sedangkan pemenuhan prinsip syariahnya diatur
oleh DSN MUI.
c. Perusahaan Asuransi
Asuransi syariah (ta’min, takaful, atau tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah pihak/orang melalui
investasi dalam bentuk aset/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah akad, yang sesuai dengan syariah yang dimaksud adalah yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (prjudian), riba, zhulm (penganiayaan),
risywah (suap), barang haram dan maksiat. Prusahaan asuransi syariah,
reasuransi syariah dan broken asuransi dan reasuransi syariah juga telah ikut
memarakkan usaha pransuran di Indonsia.
d. Dana Pensiun
Dana pensiun merupakan perusahaan yang kegiataanya mengelola dana
pensiun dari perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri.
Penghimpunan dana pensiun melalui iuran yang dipotong dari gaji karyawan.
Kemudian dana yang terkumpul oleh dana pensiun diusahakan lagi dengan

8
menginvestasikannya ke berbagai sektor yang menguntungkan. Prusahaan yang
mengelola dana pensiun dapat dilakukan leh bank atau perusahaan lainnya.
Dana pensiun syariah di Indonesia, baru hadir dalam bentuk Dana Pensiun
Lembaga Keuangan yang diselenggarakan oleh beberapa DPLK bank dan
asuransi syariah.
e. Perusahaan Modal Venture
Perusahaan modal venture merupakan pembiayaan olh perusahan-perusahaan
yang usahanya mengandung risiko tinggi. Perusahaan jenis ini relatif masih
baru di Indonesia. Usahanya lbih banyak memberkan pembiayaan tanpa
jaminanyang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan lainnya.
Perusahaan modal venture syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
f. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan
bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk
dalam bidang usaha lembaga pembiayaan yang mencakup sebagai berikut:

1) Lembaga Sewa Guna Usaha (Leasing)


Sewa guna usaha (leasing) syariah adalah kegiatan pembiayaan daam
bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka
waktu tertentu berdasarkan embayaran secara angsuran sesuai dengan
prinsip syariah.
2) Perusahan Anjak Piutang (Factoring)
Anjak piutang syariah adalah kegiatan pengalihan piutang dagang jangka
pendek suatu perusahan berikut pengurusan atas piutang tersebut sesuai
dengan prinsip syariah Anjak Piutang (factoring) dilakukan berdasarkan
akad wakalah bil ujrah. Wakalah bil ujrah adalah  pelimpahan kuasa oleh
satu pihak (al muwakkil) kepada pihak lain (al wakil) dalam hal-hal yang
boleh diwakilkan dengan pemberian keuntungan (ujrah).

9
3) Perusahaan Kartu Plastik
Salah satu kegiatan sistem pembayaran yang saat ini telah berkembang pesat
adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK) atau disebut
pula dengan kartu plastik. Belakangan ini, alat pembayaran yang
menggunakan kartu baik menggunakan kartu kredit, ATM, kartu debit,
kartu prabayar sebagai produk bank atau lembaga keuangan nonbank
disebut juga dengan kartu plastik.

4) Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance)


Pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk
mengadakan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran
secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah.
5) Perusahaan Pegadaian
Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu.  Jaminan nasabah
tersebut digadaikan, kemudian ditaksir olah pihak oleh pihak pegadaian
untuk menilai besarnya nilai jaminan. Sementara ini usaha pegadaian secara
resmi masih dilakukan pemerintah sedangkan pegadaian syariah  dalam
menjalankan operasionalnya  berpegang pada prinsip syariah. Pinjaman
dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dilakukan dalam
bentuk rahn. Pegadaian syariah hadir di Indonesia  dalam bentuk kerja sama
bank syariah dengan perum pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai
Syariah di beberapa kota di Indonesia. Disamping itu, ada pula bank syariah
yang menjalankan kegiatan pegadaian syariah sendiri.
6) Lembaga Keuangan Syariah Mikro
a) Lembaga Pengelola Zakat (BAZ dan LAZ)
Melalui BAZ dan LAZ ini diharapkan agar harta zakat umat Islam bisa
terkonsentrasi  pada sebuahlembaga resmi dan dapat disalurkan secara
lebih optimal.
b) Lembaga Pengelola Wakaf

10
Peningkatan peran wakaf sebagai pranata keagamaan tidak hanya
bertujuan menyediakan  berbagai sarana ibadah dan sosial, tetapi juga
memiliki kekuatan ekonomi yang berpotensi, antara lain untuk
memajukan kesejahtaraan umum, sehingga perlu dikembangkan
pemanfaatannya sesuai dengan prinsip syariah.
c) BMT
BMT merupakan kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau
Baitul mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang
berperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Baitul mal wat Tamwil
(BMT) yaitu balai usaha terpadu yang isinya berintikan bayt almal wa al-
tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil
bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

3. Perkembangan Manajemen Dalam Islam


Perhatian umat Islam terhadap ilmu manajemen khususnya sebenarnya dapat
dilacak dari beberapa aktivitas yang ditemukan pada masa kekhalifahan Islam. Menurut
langgulung (1988), terhadap beberapa penulis yang menyatakan bahwa pengembangan
ilmu-ilmu yang ada saat itu tidaklah dipisahkan sebagai sistem ilmu yang berdiri
sendiri, namun sebagai sistem ilmu lain. Salah satunya adalah Nizam al-idari atau
sistem tatalaksana yang merupakan padanan bagi istilah manajemen yang digunakan
kala itu.  
Sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara manajemen syariah (Islam)
dengan manajemen modern. Keduanya berbeda dalam hal tujuan, bentuk aturan teknis,
penyebarluasan, dan disiplin keilmuannya. Disamping itu, pengembangan pemikiran
modern oleh Negara Barat telah berlangsung sangat dinamis. Di satu sisi, masyarakat
muslim belum optimal dalam mengembangkan kristalisasi pemikiran manajemen
syariah dari penggalan sejarah yang otentik, baik dari segi teori maupun praktik.
Padahal Rosulullah telah bersabda bahwa: “Telah aku tinggalkan atas kalian semua satu

11
perkara, jika kalian berpegang teguh atasnya, maka kalian tidak akan tersesat selamanya
setelah ku, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah ku (Hadis)”.
Sesungguhnya Rosululloh dalam kapasitasnya adalah sebagai pemimpin dan
imam yang berusaha memberikan metode, tata cara atau solusi bagi kemaslahatan hidup
umatnya, dan yang dipandangnya relevan dengan kondisi zaman yang ada. Bahkan
terkadang Rosulullah bermusyawarah dan meminta pendapat dari para sahabat atas
persoalan yang tidak ada ketentuan wahyunya. Rosulullah mengambil pendapat mereka
walaupun mungkin bertentangan dengan pendapat pribadinya.
Proses dan sistem manajemen yang diterapkan rosulullah bersifat tidak mengikat bagi
para pemimpin dan umat setelahnya. Persoalan hidup terus berkembang dan berubah
searah dengan putaran waktu dan perbedaan tempat. Yang dituntut oleh syariat adalah
para pemimpin dan umatnya harus berpegang teguh pada asas manfaat dan maslahah,
serta tidak menyia-nyiakan ketentuan nash syari’. Namun, mereka tidak terikat untuk
mengikuti sistem manajemen Rosul dalam pemilihan pegawai, misalnya, kecuali, jika
metode itu memberikan asas maslahah yang lebih, maka ia harus mengikutinya. Jika ia
menolaknya, ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah. Standar asas
manfaat dan masalah  tidaklah bersifat rigid. Ia bisa berubah dari waktu ke waktu. Dan
dari satu  tempat ke tempat lainnya. Untuk itu, manajemen dalam  islam bersandar pada
hasil ijtihad pemimpim dan umatnya. Dengan catatan, ia tidak boleh bertentangan
dengan konsep dasar dan prinsip hukum utama yang bersumber dari alqur’an dan al-
sunnah, serta tidak bertolak belakang dengan rincian hukum syara’ yang telah
dimaklumi. Umat muslim masih memiliki ruang untuk melakukan inovasi atas
persoalan detail yang belum terdapat ketentuan syari’nya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen syariah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal
yang bermuara pada pencarian keridhaan Allah. Oleh sebab itu maka segala sesuatu
langkah yang diambil dalam menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan
aturan-aturan Allah. Atura-aturan itu tertuang dalam Al-Quran, Al-Hadist dan beberapa
contoh yang dilakukan oleh para sahabat.
Jadi manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,
pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap
pekerjaan-pekerjaan. Sedangkan manajemen syariah yaitu suatu pengelolaan untuk
memperoleh hasil optimal yang bemuara pada pencarian keridhaan Allah.
Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi
yang halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara
penggunaannya. Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan
(ridha), adil dan transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak
dilarang oleh Islam, termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.

13
Seperti halnya manajemen konvensional, dalam manajemen syariah juga
menerapkan empat fungsi standar seperti yang dipaparkan oleh G.R Terry, diantaranya
yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisaisan (organizing)
3. Pengarahan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)

B. Saran
Penulis sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada
semua pihak yang membaca dan membahas makalah ini, agar bisa menambahkan
literature-literatur supaya dapat menambahkan pengetahuan kita.
Daftar Pustaka

Ayub, Muhammad. 2009. Understanding Islamic Finance. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahanya, Bandung : PT. Sygma
Examedia Arkanleema
Djakman D Chaerul. 1999. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
            Manulang, M. 1990. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta:Ekonisia, 2004.
http://manajemenislam.wordpress.com/2013/03/03/manajemen-syariah/
http://manajemenislam.wordpress.com/author/khoirilarief/
http://reza-rahmat.blogspot.com/favicon.ico
http://zenal-pml.blogspot.com/favicon.ico
http://muhardiagustiya.blogspot.co.id/2014/05/resume-manajemen-syariah.html

14

Anda mungkin juga menyukai