Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP BISNIS DAN TUJUAN BISNIS ISLAM


Mata kuliah: Etika Bisnis Islam

Dosen pengampu: Dr. Putri Apria Ningsih, M.A

KELOMPOK 8:

1. Lara Parida (504190040)


2. Ranti Pramesti (504190038)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SHAIFUDDIN


JAMBI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

2021

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga kamimampu menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini berisikan tentang penjelasan “ Konsep
Bisnis Dan Tujuan Bisnis Islam ”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kamiharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita . Aamiin.

Jambi 17 November 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii

Daftar isi ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I ............................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1

C. Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II .............................................................................................................................................. 1

PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2

A. Konsep Bisnis Islam ............................................................................................................. 2

B. Tujuan Bisnis Islam ............................................................................................................. 7

BAB III ........................................................................................................................................... 10

PENUTUP ...................................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ..................................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam yang bersumber pada Al-qur`an mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
secaraterperinci. Dalam Al-qur`an telah berisi seluruh aturan main kehidupan secara
lengkap,termasuk di dalamnya tentang syari`ah, berbisnis , dan aqidah. Syari`ah yang
melingkupi aturan ibadah dan hubungan dengan Tuhan yaitu Allah SWT, Aqidah yang
mengatur keyakinanseorang manusia termasuk akhlak (perilaku) manusia, sedangkan
berbisnis meliputi pergaulan hidup manusia dengan sesamanya, juga di dalamnya kegiatan
ekonomi dan bisnis.Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang berkodrat hidup dalam
masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan manusia lain, untuk bersama-
sama hidup dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, manusia selalu berhubungan
satu sama lain, yang disadari atau tidak, untuk saling memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal
ini menimbulkan adanya kegiatan ekonomi dan bisnis.Tentu saja selalu ada perbedaan
antara sistem ekonomi konvensional dan ekonomi Islam, hal ini juga berpengaruh pada
kegiatan bisnis di dalamnya. Maka, dalam penulisan makalah ini akandibahas lebih jauh
tentang seluk beluk bisnis dan aturan Islam yang mengaturnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep bisnis islam?
2. Apa itu tujuan bisnis islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konsep bisnis islam.
2. Untuk mengetahui apa itu tujuan bisnis islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Bisnis Islam
1. Pengertian Bisnis dan Konsep Bisnis Islam

Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia
untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rezeki dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara
efektif dan efisien. Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau
uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut Anoraga dan
Soegiastuti, bisnis memiliki makna dasar sebagai the buying and selling of goods and
services. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis kata lain adalah suatu
organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa
yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.

Bisnis Islami merupakan unit usaha, dimana menjalankan usahanya berpatokan


kepada prinsip-prinsip syariah Islam, dengan mengacu kepada Al-Qur’’an dan hadis.
Prinsip Islam dimaksudkan di sini adalah beroperasi atau dalam menjalankan praktik bisnis
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya cara bermuamalah secara Islam,
misalnya, menjauhi praktik yang mengandung riba (bunga), dzulm(merugikan hak orang
lain), gharar (tipuan), dharar (bahaya), dan jahalah (ketidakjelasan) serta praktik-praktik
mendzalimi orang lain lainnya.

Bisnis merupakan suatu istilah untuk menjelaskan segala aktivitas berbagai institusi
dari yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-
hari (Manullang, 2002: 8).

Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap muslim,


khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab
pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan
manusia berusaha mencari nafkah, Allah Swt melapangkan bumi serta menyediakan
berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mencari rizki. Dialah yang menjadikan
bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian
dari rezeki Nya Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di bumi dan kami

2
adakan bagimu di muka bumi itu (sumber-sumber) penghidupan. Adapun dalam Islam
bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang
tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,
namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan
haram) (Yusanto dan Karebet, 2002:18).

Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap muslim,


khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab
pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan
manusia berusaha mencari nafkah, Allah Swt melapangkan bumi serta menyediakan
berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mencari rezeki. Sebagaimana dikatakan
dalam firman Allah QS. Al Mulk ayat 15:

”Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.”

Begitu juga Allah katakan dalam QS. Al A’raaf ayat 10 :

”Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di bumi dan kami adakan
bagimu di muka bumi itu (sumber-sumber) penghidupan.”
Di samping anjuran untuk mencari rezeki, Islam sangat menekankan (mewajibkan) aspek
kehalalannya, baik dari sisi perolehan maupun pendayagunaannya (pengelolaan dan
pembelanjaan).

Kedua telapak kaki seorang anak Adam di hari kiamat masih belum beranjak
sebelum ditanya kepadanya mengenai empat perkara; tentang umurnya, apa yang
dilakukannya; tentang masa mudanya, apa yang dilakukannya; tentang hartanya, dari
mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan; dan tentang ilmunya, apa yang dia
kerjakan dengan ilmunya itu (HR. Ahmad).

Di samping hadits di atas, Allah menyatakan dengan tegas menganjurkan mengenai


kehalalan rezeki dan bagaimana membelanjakannya sebagaimana dalam QS. Al An’aam
ayat 141 :

“Dan janganlah kalian berbuat israf (menafkahkan harta di jalan kemaksiatan),


sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf”.

3
2. Prinsip-Prinsip Bisnis dalam Islam

Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik
sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, hal ini berarti
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terkait erat dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-
masing masyarakat (Keraf, 1998 :73).

Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di China akan sangat dipengaruhi oleh
sistem nilai masyarakat China, sistem nilai masyarakat Eropa akan mempengaruhi prinsip-
prinsip bisnis yang berlaku di Eropa.

Dalam hal ini ternyata sistem nilai yang berasal dari agama memberikan pengaruh
yang dominan terhadap prinsip-prinsip etika bisnis pemeluknya. Hal ini telah dibuktikan
oleh Max Weber dengan Protestant Ethics nya yang membawa kemajuan pesat dalam
pembangunan di Eropa.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nurcholis Majid dalam Alma dan Donni
(2009:204) bahwa tesis Max Weber tentang Etika Protestan mengatakan kemajuan
ekonomi Eropa Barat adalah berkat ajaran asketisme (zuhud) dalam ajaran Calvin. Kaum
Calvinis menerima panggilan Ilahi untuk bekerja keras dan tetap berhemat terhadap harta
yang berhasil dikumpulkan, karena hidup mewah bukanlah tujuan. Dengan hidup hemat
maka terjadilah akumulasi modal menuju kapitalisme.

Lebih jauh Nurcholis Majid mengkritik Weber yang sangat mengagung-agungkan


paham Protestan ini. Weber juga telah mempelajari berbagai agama lain, namun Islam
hanya dipelajari sedikit dengan tujuan untuk membenarkan tesisnya bahwa agama
Protestan ini lebih unggul. Dalam kenyataan muncul bantahan terhadap teorinya
berdasarkan fakta di lapangan yaitu beberapa negara lain yang bukan Protestan, seperti
Khatolik di Perancis dan Italia juga mengalami kemajuan, begitu juga Jepang dan
Korea yang menganut Shinto-Buddhis mengalami kemajuan pesat yang kemudian disusul
oleh kemajuan negara lain yang menganut Konfusianisme (Alma & Donni, 2009:205).

Islam sebagai agama yang besar dan diyakini paling sempurna telah mengajarkan
konsep-konsep unggul lebih dulu dari Protestan, akan tetapi para pengikutnya kurang
memperhatikan dan tidak melaksanakan ajaran- ajaran Islam sebagaimana mestinya. Umat
Islam seharusnya dapat menggali inner dynamics sistem etika yang berakar dalam pola
keyakinan yang dominan.

4
Karena ternyata banyak prinsip bisnis modern yang dipraktekkan perusahaan-
perusahaan besar dunia sebenarnya telah diajarkan oleh Nabi muhammad SAW.
Perusahaan-perusahaan besar dunia telah menyadari perlunya prinsip-prinsip bisnis yang
lebih manusiawi seperti yang diajarkan oleh ajaran Islam, yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, yaitu:

1. Customer Oriented

Dalam bisnis, Rasulullah selalu menerapkan prinsip customer oriented, yaitu


prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan (Afzalur Rahman, 1996 :19). Untuk
melakukan prinsip tersebut Rasulullah menerapkan kejujuran, keadilan, serta amanah
dalam melaksanakan kontrak bisnis. Jika terjadi perbedaan pandangan maka diselesaikan
dengan damai dan adil tanpa ada unsur-unsur penipuan yang dapat merugikan salah satu
pihak.

Dampak dari prinsip yang diterapkan, para pelanggan Rasulullah SAW tidak pernah
merasa dirugikan. Tidak ada keluhan tentang janji-janji yang diucapkan, karena barang-
barang yang disepakati dalam kontrak tidak ada yang dimanipulasi atau dikurangi. Untuk
memuaskan pelanggan ada beberapa hal yang selalu Nabi perintahkan. Beberapa hal
tersebut antara lain, adil dalam menimbang, menunjukkan cacat barang yang diperjual
belikan, menjauhi sumpah dalam jual beli dan tidak mempraktekkan apa yang disebut
dengan bai’ Najasy yaitu memuji dan mengemukakan keunggulan barang padahal mutunya
tidak sebaik yang dipromosikan, hal ini juga berarti membohongi pembeli.

Selain itu prinsip customeroriented juga memberikan kebolehan kepada konsumen


atas hak Khiyar (meneruskan atau membatalkan transaksi) jika ada indikasi penipuan atau
merasa dirugikan (A.W. Muslich, 2010: 215). Konsep Khiyar ini dapat menjadi faktor
untuk menguatkan posisi konsumen di mata produsen, sehingga produsen atau perusahaan
manapun tidak dapat berbuat semena-mena terhadap pelanggannya.

2. Transparansi

Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam bisnis merupakan kunci keberhasilan.


Apapun bentuknya, kejujuran tetap menjadi prinsip utama sampai saat ini. Transparansi
terhadap kosumen adalah ketika seorang produsen terbuka mengenai mutu, kuantitas,
komposisi, unsur-unsur kimia dan lain-lain agar tidak membahayakan dan merugikan
konsumen. Prinsip kejujuran dan keterbukaan ini juga berlaku terhadap mitra kerja.

5
Seorang yang diberi amanat untuk mengerjakan sesuatu harus membeberkan hasil kerjanya
dan tidak menyembunyikannya. Transparansi baik dalam laporan keuangan, mapuun
laporan lain yang relevan.

3. Persaingan yang Sehat

Islam melarang persaingan bebas yang menghalalkan segala cara karena bertentangan
dengan prinsip-prinsip muamalah Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-
lomba dalam kebaikan, yang berarti bahwa persaingan tidak lagi berarti sebagai usaha
mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi
usahanya. Rasululllah SAW memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik dengan
memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan jujur dengan kondisi barang dagangan serta
melarang kolusi dalam persaingan bisnis karena merupakan perbuatan dosa yang harus
dijauhi.

4. Fairness

Terwujudnya keadilan adalah misi diutusnya para Rasul. Setiap bentuk


ketidakadilan harus lenyap dari muka bumi. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu
tegas dalam menegakkan keadilan termasuk keadilan dalam berbisnis. Saling menjaga agar
hak orang lain tidak terganggu selalu ditekankan dalam menjaga hubungan antara yang satu
dengan yang lain sebagai bentuk dari keadilan. Keadilan kepada konsumen dengan tidak
melakukan penipuan dan menyebabkan kerugian bagi konsumen. Wujud dari keadilan bagi
karyawan adalah memberikan upah yang adil bagi karyawan, tidak mengekploitasinya dan
menjaga hak-haknya. Dalam pemberian upah, Nabi Muhammad SAW telah
mengajarkannya dengan cara yang sangat baik yaitu memberikan upah kepada pekerja
sebelum kering keringatnya (HR. Ibnu Majah dari Umar).Selain itu bentuk keadilan dalam
berbisnis adalah memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu
membayar. Selain itu bentuk keadilan dalam bisnis adalah bahwa bisnis yang dilaksanakan
bersih dari unsur riba karena riba mengakibatkan eksploitasi dari yang kaya kepada yang
miskin. Oleh karena itu Allah dan Rasul-Nya mengumumkan perang terhadap riba.

6
B. Tujuan Bisnis Islam

Bisnis islam memeiliki tujuan tertentu yaitu :

1. Target Hasil; Profit Materi dan Benefit Nonmateri


Tujuan Biisnis Tidak selalu mencari Profit (Qimah Maddiyah atau nilai materi ), tetapi
harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat )
nonmateri,baik bagi si pelaku bisnis sendiri maupun pada lingkungan yang lebih luas,
seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian social dan sebagainya. Di samping
untuk mencari qimah maddiyah, juga masih ada orientasi lainnya yaitu qimah
khuluqiyahdan ruhuhiyah.

Qimah khuluqiyah yaitu nilai-nilai akhlak mulia yang menjadi suatu kemestian
yang muncul dalam kegiatan bisnis, sehingga tercipta hubungan persaudaraan yang islami,
baik antara majikan dengan buruh, maupun antara penjual dengan pembeli, bukan hanya
hanya sekedar hubungan fungsional maupun professional semata.

Qimah Ruhuhiyah, berarti perbuatan tersebut di maksudkan untuk mendekatkan diri


kepada Allah. Dengan kata lain, ketika melakukan suatu aktivitas bisnis, maka harus di
sertai dengan kesadaran hubungannya dengan Allah SWT. Inilah yang di maksud, bahwa
setiap perbuatan muslim adalah ibadah. Amal perbuatannya bersifat materi, sedangkan
kesabaran akan hubungannya dengan Allah ketika melakukan bisnis di namakan ruhnya.

Dalam bisnis, mencari keuntungan harus di syariatkan, Kecuali apabila di lakukan


dengan cara yang bertentangan dengan ketentuan hokum syara’. Jadi prinsipnya, setiap
keuntungan berasal dari usaha bisnis yang legal di halalkan. Bisnis Apapun yang bersumber
dari kegiatan Ilegal, jelas di haramkan.

Tujuan utama bisnis pada dasarnya adalah mengejar keuntungan dan omset yang
besar. Keuntungan adalah pendapatan atau sesuatu yang diinginkan paling mendasar dari
sebuah bisnis untuk keberlangsungan usahanya, untuk meningkatkan perkembangan bisnis.
Keuntungan merupakan hal yang baik dan dapat diterima oleh semua kalangan. Yang
paling mendasar tujuan bisnis islami adalah keberkahan dan manfaat bagi orang lain yang
sangat memerlukan dari kegiatan yang dilakukan.

Alasan etika bisnis untuk membentuk kesadaran moral bagi para pelaku bisnis dan
memberikan batasan-batasan atas tindakan yang dapat menghancurkan bisnis bisnis yang

7
baik. Tujuan dari etika bisnis adalah pengorganisasian perusahaan agar lebih efektif,
menciptakan bisnis dalam persaingan yang sehat, menerapkan kinerja yang unggul,
mengatur wilayah kerja menjalin hubungan kerja dengan mitra bisnis, menerapkan system
transparansi tanpa menutup nutupi.

Etika bisnis penting karena demi kemakmuran ekonomi rakyat dan


keberlangsungan peradaban manusia bagi kemajuan suatu bangsa. Etika islami melalui
pendekatan Qur'ani mengandung beberapa kunci , yaitu :

1. Tauhid, tidak mempersekutuan Allah dengan apapun, hanya ada satu Tuhan Yang Maha
Esa tidak beranak dan diperanakan, Dialah Allah SWT.
2. Iman, keyakinan dalam hati, di ucapkan dengan perkataan dilisan, diamalkan dengan
anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan.
3. Islam, adalah menyerahkan diri sepenuhnya tunduk dan patuh pada perintah Allah serta
pasrah menerima dengan ikhlas ketentuan dan hukum-hukum Allah.
4. Ihsan, kesempurnaan.
5. Taqwa, kepercayaan dan meyakini sepenuh hati akan adanya Allah SWT,
membenarkan dan takut akan Allah

Ebrahim (2014) menyebutkan beberapa karakter yang harus dimiliki seorang


pengusaha muslim dalam bisnis adalah :

1. Kejujuran, Nabi Muhammad SAW mengatakan: Hendaklah kalian berlaku jujur,


karena kejujuran membawa kepada kebaikan , dan kebaikan mengantarkan seseorang
kesurga.
2. Menolong dan memebri manfaat pada orang lain, Nabi Muhammad SAW bersabda
barang siapa berusaha untuk membantu janda dan orang miskin seperti orang yang
berperang dijalan Allah.
3. Tidak berlaku curang menipu maupun berbohong. Nabi Muhammad SAW
memperingatkan barang siapa menjual barang yang ada kerusakan didalmnya tapi tidak
memberitahukan kekurangan didalmnya maka akan mendapatkan murka Allah.
4. Tidak menjelekkan bisnis orang lain sehingga bisnis orang tersebut terjalimi
5. Tidak menimbun barang barang memonopoli sehingga dapat merugikan orang lain.
6. Menjual barang yang baik dan halal agar mendapat berkah
7. Bebas dari riba.
8. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan ,

8
Dalam dunia bisnis praktek ekonomi, bisnis dan wirausaha dan yang lainnya baik
menjual barang atau jasa bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat . Islam sangat mendukung bisnis usaha dan persaingan yang sesuai dengan nilai
nilai agama yang memberikan batasan bagaimana menjalankan aktivitas bisnis.

Kegiatan bisnis haruslah mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan. Karena


hidup ini hanyalah sementara. Selama Allah masih memberikan napas berbuat lah yang
baik dan benar karena semua itu akan dipertangguang jawabkan di akherat kelak. Jadikan
dunia ini hanya sebagai jembatan penyeberangan, bukan tujuan hidup.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

a. Bisnis Islami merupakan unit usaha, dimana menjalankan usahanya berpatokan kepada
prinsip-prinsip syariah Islam, dengan mengacu kepada Al-Qur’’an dan hadis. Prinsip Islam
dimaksudkan di sini adalah beroperasi atau dalam menjalankan praktik bisnis mengikuti
ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya cara bermuamalah secara Islam, misalnya,
menjauhi praktik yang mengandung riba (bunga), dzulm(merugikan hak orang lain), gharar
(tipuan), dharar (bahaya), dan jahalah (ketidakjelasan) serta praktik-praktik mendzalimi orang
lain lainnya.

b. Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, hal ini berarti bahwa prinsip-
prinsip etika bisnis terkait erat dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat (Keraf, 1998 :73).

1. Customer Oriented (bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan)

2. Transparansi (Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam bisnis)

3. Persaingan yang Sehat

4. Fairness (Keadilan)

c. Bisnis islam memeiliki tujuan tertentu yaitu :

1. Profit Materi

2. Benefit Nonmateri

B. Saran

Dalam pembuatan makalah konsep bisnis dan tujuan bisnis islam terdapat
kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki, bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik akan bermanfaat bagi kami
untuk memperbaiki makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/altijary/article/view/420/323 )

https://books.google.co.id/books?id=V3yhDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=konsep+b
isnis&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20bisnis&f=false

11

Anda mungkin juga menyukai