Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI MIKRO ISLAM

TEMA: 10 PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM

DOSEN PEMBIMBING : Safwan, SE, M.Si


NAMA ANGGOTA:

Ayu Sartika (170603009)

Putri Surya Sartika (170603031)

Nanda Saputri (170603029)

Eka Rahimi (170603015)

Uswatun Nisa (170603016)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Alhamdullilahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita


semua tetapi sedikit sekali yang kita ingat, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmatNYA sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini yang berjudul “Jasa Bank
Lainnya”. Dan juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak Safwan selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Mikro Islam kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Dengan tangan terbuka kami menerima saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah pribadi dan para pembaca.

Banda Aceh, 29 September 2018

Kelompok Pemakalah

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................................................ii
1 BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................................1
2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam................................................................................................2
3 BAB III PENUTUP........................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................8
3.2 Saran........................................................................................................................................8
3.3 Daftar pustaka..........................................................................................................................8

ii
1 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang artinya seseorang yang mengatur
rumah tangga. Rumah tangga dan ekonomi mempunyai banyak kesamaan. Ekonomi Islam
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat
yang ilhami oleh nilai-nilai islam selain itu, ekonomi dalam islam merupakan sebagai
tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam
etika dan moral syariah islam.Sebagai muslim kita yakin bahwa ekonomi islam itu melalui
Al-Qur’an dan As-Sunnah, telah diatur garis besar aturan untuk menjalankan kehidupan
ekonomi, dan untuk mewujudkan kehidupan ekonomi, sesungguhnya Allah telah
menyediakan sumber dayaNya dan mempersilahkan manusia untuk memanfaatkanya,
sebagaimana firman-Nya dalam (Q.S Al-Baqarah(2) ayat 29), yang artinya: “Dialah Allah,
yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan
langit, lalu dijadikannya tujuh langit, dan dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Namun, pada kenyataannya, kita dihadapka pada system ekonomi konvensional yang jauh
lebih kuat perkembangannya daripada system ekonomi islam. Kita lebih paham dan terbiasa
dengan tata cara ekonomi konvensional dengan segala macam perbuatannya.
Sebagai muslim, kita dituntut untuk menerapkan keislamannya dalam seluruh aspek
kehidupan, termasuk dari aspek ekonomi. Maka mempelajari sistem ekonomi Islam secara
mendalam adalah suatu keharusan, dan untuk selanjutnya disosialisasikan dan diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa makna Ekonomi Islam?


2.Sebutkan prinsip-prinsip ekonomi islam?

1.3 Tujuan penulisan


1 .Agar kita mengetahui pengertian dari ekonomi islam
2. Agar kita mengetahui prinsip-prinsip yang ada pada ekonomi islam

1
2 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

1. Tauhid

Yang pertama adalah tauhid atau keimanan, yakni segala sesuatu yang dilakukan oleh
manusia merupakan sebuah wujud penghambaannya terhadap Allah SWT. Begitu juga dalam
kegiatan perekonomian, baik individu maupun kelompok, serta pelaku ekonomi dan
pemerintahan harus memegang erat prinsip ini agar perjalanan ekonomi sesuai dengan yang
telah diajarkan dalam islam. Jadi pada dasarnya segala aktivitas perekonomian terutama
ekonomi syariah harus mengacu pada ketauhidan terhadap Allah. Hal ini senada dengan
friman Allah dalm AL-Qur’an yakni QS Ad-Dzariyat : 56, yang artinya :
“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiia melainkan supaya mereka beribadah dan
mengabdi kepada-Ku.”
Tauhid itu adalah pondasi dalam ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan bahwa
tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah . Dengan demikian, segala sesuatu yang
diciptakan Allah tidaklah sia-sia, tetapi memiliki tujuan. Manusia diciptakan tujuannya
adalah untuk beribadah kepada-Nya. Karena itu segala aktivitas manusia dalam hubungannya
dengan alam dan sumber daya serta manusia (muamalah) dibingkai dengan kerangka
hubungan dengan Allah . Karena kepada-Nya manusia akan mempertanggung jawabkan
segala perbuatan, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.

2. Maslahah dan Falah

Dalam islam, tujuan ekonomi yakni untuk kemaslahatan umat, jadi dengan adanya
ekonomi diharapakan kehidupan masyarakat menjadi makmur dan sejahtera. Selain itu
dengan adanya kegiatan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan taraf kehidupannya lebih
tinggi, hal ini sering disebut dengan falah. Arti kata falah bisa dilihat dari dua perspektif
yakni dalam dimensi dunia dan dimensi akhirat. Dilihat dari dimensi dunia falah bisa
diartikan sebagai keberlangsungan hidup, kebebasan dari segala bentuk kemiskinan,
pembebasan dari segala kebodohan serta kepemilikan dari kekuatan dan sebuah keehormatan.
Sedangkan jika dilihat dari segi akhirat falah diartikan sebagai sesuatu yang abadi dan mulia
seperti hidup yang kekal abadi, kesejahteraan yang kekal serta kemuliaan yang abdi
selamanya.
Sedangkan untuk maslahat yakni segala sesuatu yang membawa dan mendatangkan sebuah
manfaat bagi semua orang. Jadi pada dasarnya segala aktivitas perekonomian tidak boleh
mangandung sebuah hal yang dapat merugikan suatu pihak dalam aktivitasnya. Karena hal ini
tidak sesuai dengan ajaran islam.

3. Khalifah

Mungkin kita bertanya-tanya mengapa khalifah menjadi salah satu prinsip yang harus
dipegang oleh ekonomi syariah. Karena kita tahu sendiri bahwasanya yang menjalankan roda
perekonomian adalah sumber daya manusia yang ada. Tentunya hal ini menjadi sorotan
khusus, dimana manusia harus menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini.

2
Dimana manusia harus menjaga dan memakmurkan bumi. Jadi bisa disimpulkan dalam
menjalankan roda perekonomian manusia harus memperhatikan segala aspek agar tidak
menyeleweng dari nilai-nilai islamiyah. Segala bentuk kecurangan atau penipuan dan
perbuatan negatif lainnya sungguh dilarang dalam ekonomi syariah, inilah poin penting
prinsip khalifah yakni manusia harus benar-benar menerapkan nilai-nilai keislaman dalam
menjalankan perekonomian dengan tujuan untuk memakmurkan kehidupan di dunia ini.
Khalifah adalah suatu gelar yang diberikan kepada pemimpin kaum islam setelah nabi wafat.

4. Al- amwal (harta)

Dalam ekonomi syariah kita mengenal dan memahami harta itu hanya sebagai titipan
bukan kepemilikan yang sebenarnya, dalam islam harta yang kekal hanyalah miliki Allah
SWT. Dalam hal ini manusia hanya mampu untuk mengolah, menikmatinya saja dan semua
itu akan dipertanggungjawabkan oleh manusia itu sendiri. Hal ini muncul karena ingin
merespon sistem konvensional yang mengatakan bahwasannya harta adalah kepemilikan
absolut dan mutlak untuk individu itu sendiri tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan
ajaran islam. Untuk itulah dalam ekonomi syariah konsep yang diterapkan adalah harta dalam
bentuk apapun berapapun jumlahnya hakikatnya semua itu hanya miliki Allah semata dan
manusia hanya mendapat amanah dari Allah.
Harta ialah titipan Tuhan yang diberikan kepada seluruh umat manusia. Dan jika seseorang
rajin menabung terbiasa hidup sederhana, niscaya mereka akan mempunyai kekuatan besar
dari harta yang dimilikinya melakukan apa yang Tuhan perintahkan seperti menjalankan
shalat 5 waktu puasa dibulan ramdhan dan menjauhi larangannya, menghambur-hamburkan
hartanya dijalan yang tidak benar minum-minuman keras niscaya Tuhan meridhohi apa yang
ada dilangit dan dibumi yang Allah miliki kepada umat yang mematuhi perintahnya dan
manusia yang menbangkan terhadapnya niscaya Tuhan tidak memberkahi apa yang telah
diperolehnya dilangit dan dibumi.

5. Adil (Keadilan)

Dalam perekonomian islam atau syariah, keadilan sangaat ditekankan dan telah
menjadi kewajiban di setiap aktivitasnya. Keadilan disini diartikan sebagai perilaku dimana
menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Diamana prinsip ekonomi harus menerapkan
dan melayani semua masyarakat tanpa memandang apapun kaya atau miskin harus
mendapatkan pelayanan yang baik. keadilan dalam ekonomi syariah diterapkan dengan
tujuan agar semua masyarakat dari semua golongan merasakan kenyamanan dan kesamaan
diantara satu dan lainnya.
Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil. Dia tidak
membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara dzalim. Implikasi ekonomi dari
nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi
bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.

6. Ukhuwah (Persaudaraan)

Ukhuwah atau persaudaraan merupakan salah satu tujuan atau misi adanya ekonomi
syariah. Dimana segala aktivitas ekonomi dilakukan agar umat islam menyatu untuk
mendapatkan sebuah kesejahteraan dan kemakmuran yang sama. Dalam ekonomi islam atau
syariah sangat dianjurkan untuk bekerja sama atau selalu berjamaah dalam melakukan
apapun, jangan samapi umat islam memiliki pandangan ingin sukses sendiri, ingin kaya
sendiri. Namun yang benar kita harus selalu bersama ketika ada seseorang yang
membutuhkan harus kita bantu dan begitu sebaliknya. Dengan hal ini maka ekonomi syariah
3
menekankan pada sosial bukan individual, karena pada dasarnya manusia hidup di dunia ini
dengan tujuan bermanfaat bagi manusia dan saling menjaga tali silaturrahmi. Ukhuwah
islamiyah digunakan untuk melancarkan kegiatan perekonomian. Yaitu rasa tanggung jawab,
solidaritas, dapat dipercaya dan lebih mementingkan kepentingan orang lain diatas
kepentingan pribadi. Ukhuwah ini sangat dibutuhkan dalam proses marketing yaitu pada
public relations yang melibatkan banyak elemen masyarakat. Public relations memiliki gerak
yang proaktif dan berorientasi masa depan, memiliki tujuan membangun, dan menjaga
persepsi yang positif tentang kegiatan perekonomian di mata publik.
Dalam perdagangan, Islam mempunyai prinsip untuk menjaga fitrah manusia, menjaga
hubungan kemanusiaan yang terjadi di antara mereka serta melestarikan nilai – nilai
persaudaraan dalam masyarakat. Dalam prinsip ini, Islam mempunyai sebuah nilai
persaudaraan, saling peduli dan salling menopang satu sama lainnya, serta solidaritas sosial
dalam kehidupan masyarakat.

7. Akhlaq (Etika)

Akhlaq atau etika harus menjadi salah satu dasar pelaksanaan ekonomi islam atau
syariah, etika yang sesuai dengan ajaran islam sangat diperlukan dalam segala aktivitas atau
kegiatan ekonomi syariah. Perlu kita ketahui bahawasanya ekonomi syariah merupakan salah
satu jenis ibadah di bidang muamallah. Maka dari itu setiap kegiatan ekonomi islam atau
syariah harus dilandasi dengan etika-etika atau norma yang baik tentunya sesuai dengan
ajaran islam, hal inilah yang menjadi perbedaan antara ekonomi syariah dan ekonomi
konvensional.Akhlak ekonomi juga merupakan tindakan ekonomi yang mencampur adukkan
antara ranah ekonomi dan hukum agama yang merupakan penentuan kebijakan ekonomi yang
di tujukan kepada umat muslim yang melekat pada watak manusia.Akhlak ekonomi sumber
daya yang di gunakan secara rasional sesuai kebutuhan tidak boleh berlebih-lebihan, dalam
kegiatan sehari-hari tanpa di sadari sebenarnya kita telah melakukan kegiatan
ekonomi.Akhlak Ekonomi dalam islam di gunakan untuk mencegah hal-hal yang di larang
dalam islam. Di dalam melakukan kegiatan ekonomi kita harus tahu aturan-aturannya mana
yang di perbolehkan.

8. Ulil Amri (Pemimpin)

Berbicara tentang ulul amri atau pemerintah pasti juga ada hubungannya dengan
perekonomian, begitu juga pada ekonomi syariah. Dalam melaksanakan kegiatan
perekonomian ekonomi syariah harus melibatkan pemerintah di dalamnya, selain itu ekonomi
islam atau yang sering disebut dengan ekonomi syariah harus mentaati peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah selama itu tidak menyeleweng dengan ajaran atau nilai-nilai islam
yang ada. Karena bagaimanapun yang memiliki kuasa atau hak ;lebih untuk mengatur
jalannya perekonomian adalah pemerintah, baik buruknya perkembangan suatu negara
disebabkan oleh pemerintahannya. Jadi bagaimanapun ekonomi syariah harus selalu
melibatkan pemerintah dalam perjalanan ekonominya. Dalam Al Qur’an Surat AnNisa ayat
59, terdapat kata ulil amri yang diartikan sebagai ”Wahai orang-orang yang beriman,
ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di
antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)”
Berdasarkan arti ayat di atas, ulil amri bisa diartikan dengan pemerintah yang
berkuasa di dalam sebuah negeri atau negara. Pemerintah atau orang yang berkuasa dan
mengelola sebuah negara disebut ulil amri.inti dari Al Quran Surat AnNisa ayat 59 yaitu kita
harus taat kepada utusan Allah dan kepada orang yang memegang kekuasaan (pemimpin).

4
Ulil amri(pemerintah) merupakan seseorang yang diberi amanah untuk memimpin suatu
negara yang memiliki wewenang atau kekuasaan untuk mengurusi kepentingan umat(rakyat).
yang diharapkan untuk bisa mengatur,mengawasi,menjaga kemanan,menciptakan
keadilan,kesejahteraan dan keadilan di dalam suatu negara tersebut.

9. Al-hurriyah dan al-Mas’uliyah

Al hurriyah berarti kebebasan dan al mas’uliyah diartikan sebagai tanggung jawab.


Dua hal ini tidak bisa dipisahkan karena adanya kebebasan harus ada pertanggungjawaban
yang baik. Al hurriyah atau kebebasan bisa dilihat dari dua perspektif yakni pendekatan
teologis dan pendekatan ushul fiqh. Dilihat dari sisi teologis kebebasan diartikan bahwa
manusia bisa bebas menentukan pilihannya baik itu hal yang baik dan hal yang buruk. hal ini
ditentukan oleh akal yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan dalam perspektif ushul fiqh
kebebasan diartikan sebagai suatu kebebasan yang harus dengan suatu pertanggungjawaban.
Sedangkan untuk tanggung jawab itu tidak hanya di dunia namun juga di akhirat kelak. Inilah
prinsip ekonomi syariah, manusia diberi kebebasan namun ada batasannya yakni harus
dipertanggungjawabkan. Apapun yang terjadi dan sudah dilakukan harus mampu
dipertanggungjawabkan.

Al hurriyah sama dengan artinya kebebasan. Dalam ekonomi islam kebebasan


merupakan hal esensial karena sah atau tidaknya akad terletak pada kebebasan untuk
meneruskan atau tidak aktifitas ekonomi tersebut. Kebebasan yaitu di bingkai dengan tauhid
yang artinta tidak bebas tetapi terikat dengan batasanyang di berikan oleh Allah. Islam
memiliki kebebasan bagi individu untuk memiliki , memproduksi dan mengonsumsi. Setiap
individu bebas untuk ber jual beli dan menentukan harga / upah dengan berbagai macam
nominal, tetapi dengan syarat tidak bertentangan dengan kepentingan umum.sebagai galnya
setiap indifidu bebas memberikan atau memindahkan hartanya dibawah kepemilikannya
kepada orang yang dia kehendaki dengan cara hibah atau sebagai hadiah ataupun setelah ia
meninggal dengan cara wasiat sesuai syariat islam perlu diperhatikan bahwa kewajiban
pokok dalam menyeru kebajikan dan mencegah kemungkaran hanya dapat dilaksanakan jika
ada kebebasan yang sempurna dalam berbicara dan berbuat. Juga demikian halnya setiap
individu memiliki kebebasan untuk mengembangkan hartanya dengan cara baik, dan
meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan oleh islam baik dengan cara riba ,
menimbun dan sejenisnya. Prinsip kebebasan ini pun mengalir dalam praktik jual beli Nabi
muhammad Saw, prinsip muamalah atau transaksi ekonomi yang menyatakan asas ekonomi
adalah halal. Islam tidak membatasi bentuk dan macam usaha seseorang untuk memperoleh
harta sesuai dengan kemampuan , kecakapan dan keterampilan masing – masing.

Al masuliyah berarti tanggung jawab , maksudnya tanggung jawab dalam dalam


kerangka dasar etika bisnisnya. Kebebasan harus diimbangi dengan tanggung jawab
manusia , setelah menentukan dayah pilih antara yang baik dan buruk . Wujud dari prinsip ini
adalah terbangunnya transaksi yang fair dan bertanggung jawab . nabi muhammad Saw
menunjukkan integrasi yang tinggi dalam menemuhi segenap klausul kontraknya dengan
pihak lain seperti pelayanan kepada pembeli ,pengiriman barang secara tepat waktu , dan
kualitas barang yang dikirim, Nabi melarang memperjual belikan barang atu produk yang
dapat merusak masyarakat .

5
10. Berjamaah (Kerjasama)

Dalam ekonomi syariah kerjasama merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan
seperti layaknya sholat yang dilakukan secara berjamaah bisa mendapatkan pahala lebih
yakni 27 derajat. Begitu juga dalam perekonomian ketika apapun dilakukan secara berjamaah
maka nilai ibadah maupun nilai dalam hal harta akan semakin bertambah. Jadi dalam
ekonomi syariah semua kegiatan dan aktivitas dilakukan secara berjamaah dengan niatan
yang baik agar bisa menghasilkan output yang baik pula.
Sistem ekonomi islam mempunyai tujuan sebagai menciptakan kesejahteraan ekonomi dalam
kerangka norma moral islam, membentuk tatanan sosial yang solid berdasarkan keadilan,
persaudaraan yang universal, mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan
merata, menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, selain memiliki etika yang baik dalam berekonomi, setiap
individu tersebut juga diikat oleh persaudaraan kasih sayang. Sebagai makhluk sosial sudah
kodratnya untuk menjalankan konsep kebersamaan dan tolong menolong dalam menghadapi
ketidakpastian yang merupakan salah satu prinsip yang sangat mendasar dalam ekonomi
islam. Dengan melakukannya bersama (bekerjasama) akan menghasilkan hasil yang lebih
maksimal. Konsep kebersamaan dalam ekonomi islam ini termasuk di dalamnya
kebersamaan menanggung resiko dan ketidakpastian dalam berusaha. Kerjasama yang
dinyatakan dalam Al-Qur’an yaitu yang dilakukan dengan tujuan beramal shaleh. Ada
beberapa macam kerja sama (syirkah) dalam perspektif ekonomi islam, yaitu :

1. Al-Mudharabah
Merupakan kontrak yang melibatkan 2 kelompok, yaitu pemilik modal (investor) yang
mempercayakan modalnya kepada pengelola (mudharib) untuk digunakan dalam aktivitas
perdagangan.
Ada 2 tipe Al-Mudharabah :
a. Al-Mudharabah Mutlaqah
b. Al-Mudrabah Muqayyadah

2. Al-Musyarakah
Merupakan akad kerja sama antara dua pihk atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak me mberikan konstribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan resiko ditanggung bersama dengan kesepakatan.
Musyarakah terdiri dari 4 macam :

a. Syirkatul Inan (syirkah keuangan)


Terjadi apabila ada dua orang atau lebih yang sepakat untuk menjalankan bisnis melalui
modal yang mereka miliki dengan nisbah bagi hasil yang disepakati di awal. Apabila
mendapat keuntungan, mereka berbagi hasil sesuai nisbah, dan apabila mengalami kerugian
tiap-tiap pihak menanggung kerugian berdasarkan porsi kepemilikan modalnya.

b. Syirkatul Abdan (syirkah operasional)


Terjadi apabila dua orang atau lebih sepakat untuk melakukan bisnis melalui tenaga yang
mereka miliki dengan nisbah yang disepakati di awal. Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah,
rugi ditanggung bersama secara merata.

6
c. Syirkatul Wujuh
Merupakan kesepakatan antara orang yang mempunyai kredibilitas di bidang tertentu yang
dengan kredibilitasnya melakukan bisnis. Untung dibagi sesuai kesepakatan. Rugi berupa
namerisk ditanggung pemilik kredibilitas dan rugi berupa uang ditanggung pemilik modal.
d. Syirkatul Mudharabah (kombinasi antara syirkah keuangan dan operasional)
Salah satunya menjadi pemodal dan yang lain menjadi operator. Keuntungan dibagi sesuai
kesepakatan. Rugi uang ditanggung pemodal, rugi tenaga ditanggung operator.

3. Al-Muzara’ah dan Al-Mukhabarah


a. Al-Muzara’ah
Kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap. Benihnya berasal
dari penggarap.

b. Al-Mukhabarah
Kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap. Dimana benih
berasal dari pemilik lahan.

4. Al-Musaqah
Bentuk lebih sederhana dari al-muzara’ah, dimana penggarap hanya bertanggung jawab
atas penyiraman dan pemeliharaan, dan sebagai imbalan penggarap berhak atas nisbah
tertentu dari hasil panen.

7
3 BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang artinya seseorang yang mengatur rumah
tangga. Rumah tangga dan ekonomi mempunyai banyak kesamaan. Ekonomi Islam
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat
yang ilhami oleh nilai-nilai islam selain itu, ekonomi dalam islam merupakan sebagai
tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam
etika dan moral syariah islam. Dan ada 10 prinsip-prinsip ekonomi islam yaitu yang pertama
adalah tauhid atau keimanan, yakni segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia merupakan
sebuah wujud penghambaannya terhadap Allah SWT. Begitu juga dalam kegiatan
perekonomian, baik individu maupun kelompok, serta pelaku ekonomi dan pemerintahan
harus memegang erat prinsip ini agar perjalanan ekonomi sesuai dengan yang telah diajarkan
dalam islam. Yang kedua maslahah dan falah adalah segala bentuk keadaan baik material
maupun nonmaterial. Yang ketiga khalifah adalah suatu gelar yang diberikan kepada
pemimpin kaum islam setelah nabi wafat. Yang keempat harta adalah titipan Tuhan yang
diberikan kepada seluruh umat manusia. Dan jika seseorang rajin menabung terbiasa hidup
sederhana, niscaya mereka akan mempunyai kekuatan besar dari harta yang dimilikinya
melakukan apa yang Tuhan perintahkan seperti menjalankan shalat 5 waktu puasa dibulan
ramdhan dan menjauhi larangannya. Yang kelima keadilan sebagai perilaku dimana
menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Yang keenam ukhwah adalah satu konsepsi
islam yang menyatakan bahwa setiap muslim dengan muslim lainnya pada hakikatnya adalah
saudara. Yang ketujuh moral atau etika untuk menentukan nilai perbuatan manusia atau
buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran. Yang kedelapan pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan klebihan. Yang kesembilan al hurriyah artinya
kebebasan. Dalam ekonomi islam kebebasan merupakan hal esensial karena sah atau tidaknya
akad terletak pada kebebasan untuk meneruskan atau tidak aktifitas ekonomi tersebut. Yang
kesepuluh berjamaah atau kerja sama (syirkah) adanya al mudharabah,al musyarakah,al
muzara’ah dan al mukharabah.

3.2 Saran

Kami harap dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan serta
pemahaman pembaca mengenai prinsip-prinsip dalam ekonomi islam.

3.3 Daftar pustaka

Mujahidin, Akhmad. 2007. Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


Supadie, Didiek Ahmad.2013. Ekonomi Syari’ah. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra

8
9

Anda mungkin juga menyukai