Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan definisi dari akad musyarakah?

Akad musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dengan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana.

2. Apakah dalam musyarakah berlaku prinsip profit and loss sharing?


Iya, apabila usaha tersebut untung maka keuntungan dibagikan kepada para mitra sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati (baik presentase maupun periodenya harus secara
tegas dan jelas ditentukan dalam perjanjian). Sedangkan bila rugi akan didistribusikan
pada para mitra sesuai dengan porsi modal dari setiap mitra.

3. Jelaskan jenis-jenis dalam akad musyarakah dan dampaknya dalam bagi hasil?
1) Syirkah al-Inan, dimana dua orang atau lebih memberikan penyertaan modal nya
dengan porsi yang berbeda, dengan bagi hasil keuntungan yang di sepakati bersama,
dan kerugian yang di derita akan di tanggung sesuai dengan besar nya porsi modal nya
masing-masing. Dalam hal pekerjaan dan tanggung jawab dapat di tentukan dengan
kesepakatan bersama dan tidak tergantung dari porsi modal nya, begitu juga dengan
keuntungan yang di dapat, tidak tergantung dari porsi modal, di sesuai kan dengan
perjanjian di muka.
2) Syirkah al-mufawadah, pada musyarakah jenis ini, setiap partner menyertakan modal
yang sama nilai nya, mendapatkan profit sesuai dengan modal nya, begitu juga dengan
kerugian, di tanggung bersama-sama sesuai dengan modal nya. Para Ulama dari
Mazhab Hanafi mengatakan bahwa setiap partner saling menjamin/ garansi bagi
partner yang lain nya.

4. Jelaskan dasar hukum akad musyarakah?


Sumber hukum akad musyarakah:
a. Al-Qur’an
“Maka mereka berserikat pada seoertiga.” (QS 4:12)
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian
mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh.”
b. As-Sunah
Hadis Qudsi: “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,
sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila
seseorang berkhianat terhadap lainnya maka aku keluar dari keduanya. “(HR Abu
Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)
“Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya
tidak saling berkhianat.” (HR Muslim)

5. Jelaskan rukun dan syarat akad musyarakah?

Rukun-rukun Akad Musyarakah:

Menurut mayoritas ulama, rukun syirkah ada tiga, yaitu:

 Aqidani (dua pihak yang berakad)


 Ijab Qabul (ucapan serah terima yang dilakukan oleh pihak yang berakad)
 Ma'qud 'alaih (barang yang diakadkan)

Syarat-syarat Akad Musyarakah:

Berikut ini merupakan beberapa syarat akad musyarakah:

 Pihak yang bermitra harus mengungkapkan izin masing-masing terkait dengan


pengelolaan harta musyarakah, yang akan dikelola oleh pihak yang dipercaya
untuk mengelolanya.
 Setiap mitra harus saling percaya antara satu sama lain, karena masing-masing
mereka merupakan wakil dari yang lain.
 Harta musyarakah harus dicampur semuanya agar tidak bisa dibedakan lagi
siapa pemiliknya, baik harta itu berupa uang atau pun barang.
6. Kapan berakhirnya akad musyarakah?
Akad musyarakah akad berakhir, jika:
1) Salah seorang mitra mengehentikan akad.
2) Salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal
3) Modal musyarakah hilang/habis

7. Jelaskan pendekatan dalam penentuan nisbah bagi hasil?


Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
1) Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Dengan cara ini, keuntungan harus dibagi diantara para mitra secara proporsional
sesuai modal yang disetorkan, tanpa memandang apakah apakah jumlah pekerjaan
yang dilaksanakan oleh para mitra sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak
menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut akan mendapatkan proporsi laba
yang lebih besar.
2) Pemabagian keuntungan tidak proporsional dengan modal
Dengan cara ini, dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal
yang disetorkan, tapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi atau waktu kerja
yang lebih panjang.

8. Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan akuntansi dalam akad
musyarakah?
Perlakuan akuntansi untuk transaksi musyarakah akan dilihat daru dua sisi pelaku yaitu
mitra aktif dan mitra pasif.

Anda mungkin juga menyukai