Anda di halaman 1dari 63

AKAD MUSYARAKAH

Pelajari soal-soal di buku akuntansi syariah khusus mudharabah dan musharakah


baik sebagai pemilik dana maupun pengelola atau mitra aktif maupun mitra pasif
PENGERTIAN MUSYARAKAH
Bahasa : al-syirkah/al-ikhtilath (percampuran)
atau persekutuan dua orang atau lebih,
sehingga antara masing-masing sulit
dibedakan atau tidak dapat dipisahkan.
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana
Karakteristik Akad Musyarakah
Modal musyarakah dapat diberikan
dalam bentuk kas, setara kas, atau
aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak
berwujud seperti lisensi dan hak paten
yang sesuai dengan syariah.
Setiap mitra harus memberi kontribusi
dalam modal dan pekerjaan
Karakteristik Akad Musyarakah
Keuntungan atau pendapatan musyarakah
dibagi di antara mitra musyarakah
berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian musyarakah dibagi diantara mitra
musyarakah secara proporsional
berdasarkan modal yang disetorkan
Keuntungan dibagi menggunakan nisbah
yang disepakati dan menggunakan nilai
realisasi keuntungan
Karakteristik akad mudharabah
Jaminan modal
Dalam pembiayaan musyarakah setiap
mitra tidak dapat menjamin modal mitra
lainnya, namun setiap mitra dapat
meminta mitra lainnya untuk
menyediakan jaminan atas kelalaian
atau kesalahan yang di sengaja.
Karakteristik akad mudharabah
Perjanjian
Untuk menghindari persengketaan di
kemudian hari, sebaiknya akad kerjasama
dibuat secara tertulis dan dihadiri para saksi.
Akad atau perjanjian tersebut harus
mencakup berbagai aspek antara lain terkait
dengan besaran modal dan penggunaannya
(tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja
diantara mitra, nisbah yang digunakan
sebagai dasar pembagian laba, periode
pembagian laba dan lain sebagainya.
Karakteristik akad musyarakah
Persengketaan
Apabila terjadi perselisihan diantara dua
belah pihak maka dapat diselesaikan
secara musyawarah diantara mereka
berdua atau melalui badan arbitrase
syari’ah.
Hikmah akad musyarakah
dalam musyarakah dapat ditemukan nilai ajaran
Islam tentang ta’awun (gotong royong), ukhuwah
(persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat terasa
ketika penentuan nisbah untuk pembagian
keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal
karena disesuaikan oleh faktor lain selain modal
misalnya keahlian, ketersediaan waktu dan
sebagainya. Selain itu keuntungan yang dibagikan
kepada pemilik modal merupakan keuntungan riil,
bukan merupakan nilai nominal yang telah ditetapkan
sebelumnya seperti bunga/riba. Prinsip keadilan juga
terasa ketika hanya orang yang punya modal saja
yang dapat dibebankan/menanggung resiko finansial.
Skema Musyarakah

musyarakah
Mitra11
Mitra Mitra22
Mitra

Proyek
Proyek
usaha
usaha

Laba Mitra1 Laba mitra2


keuntungan
keuntungan

Bagihasil
Bagi hasilkeuntungan
keuntungansesuai
sesuai
porsikontribusi
porsi kontribusimodal
modal(nisbah)
(nisbah)
Sifat Musyarakah
Musyarakah permanen
Dalam musyarakah permanen bagian modal
setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Musyarakah menurun
Dalam musyarakah menurun, bagian modal
salah satu mitra akan dialihkan secara
bertahap kepada mitra lain, sehingga pada
akhir akad mitra yang lain akan memiliki
usaha tersebut secara penuh.
Jenis Musyarakah
1. Syirkah Al Milk merupakan kepemilikan bersama
dan keberadaannya muncul apabila dua orang atau
lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint
ownership) atas suatu kekayaan (asset) tanpa telah
membuat perjanjian kemitraan yang resmi.
a. Apabila harta bersama (warisan/hibah/wasiat)
dapat dibagi, namun para mitra memutuskan untuk
tetap memilikinya bersama, maka syirkah Al Milk
tersebut bersifat ikhtiari (sukarela/voluntary).
b. Apabila barang tersebut tidak dapat dibagi-bagi
dan mereka terpaksa harus memilikinya bersama,
maka syirkah Al Milk tersebut bersifat jabari (tidak
sukarela/involuntary atau terpaksa).
Jenis Musyarakah
2. Syirkah Al ’uqud (kontrak), yaitu kemitraan yang tercipta dengan
kesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra dapat berkontribusi
dengan modal/modal dan atau kerja, serta berbagi keuntungan
dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap sebagai
kemitraan yang sesungguhnya, karena para pihak yang
bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat
suatu kerjasama investasi dan berbagi untung dan risiko.
Berbeda dengan syirkah al milk, dalam kerjasama jenis ini
setiap mitra dapat bertindak sebagai wakil dari pihak lainnya.
Syirkah Al’uqud dibagi menjadi:
Syirkah Abdan
Syirkah Wujuh
Syirkah ‘Inan
Syirkah Mufawwadhah
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
1. Syirkah Abdan
Syirkah abdan (syirkah fisik)/syirkah a’mal
(syirkah kerja)/ syirkah shanaa’i (syirkah para
tukang)/ syirkah taqabbul (syirkah penerimaan).
Merupakan bentuk syirkah antara dua pihak atau
lebih dari kalangan pekerja/profesional dimana
mereka sepakat untuk bekerja sama mengerjakan
suatu pekerjaan dan berbagi penghasilan yang
diterima.
Contoh: kerjasama antara para akuntan, dokter, ahli
hukum, tukang jahit, tukang bangunan dan lainnya
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
2. Syirkah Wujuh
kerjasama antara dua pihak di mana masing-
masing pihak sama sekali tidak menyertakan
modal. Mereka menjalankan usahanya
berdasar kan kepercayaan pihak ketiga.
Setiap mitra menyumbangkan nama baik,
reputasi, creditworthiness, tanpa
menyetorkan modal.
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
3. Syirkah ’inan
sebuah persekutuan di mana posisi dan
komposisi pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya adalah tidak sama, baik
dalam hal modal maupun pekerjaan.
setiap mitra bertindak sebagai agen
untuk kepentingan pihak lain (mutual
agency), karena tindakan yang
dilakukan atas nama mitra lain harus
berdasarkan pengakuan hukum.
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
4. Syirkah mufawwadhah
sebuah persekutuan di mana posisi
dan komposisi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya harus sama, baik
dalam hal modal, pekerjaan, agama,
keuntungan maupun resiko kerugian.
Bentuk syirkah ini mirip seperti firma,
namun dalam firma jumlah modal
yang disetorkan tidak harus sama
Dasar Syariah
Al Qur’an

Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS.an-Nisa:12)

”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang


berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada
sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh.” QS.Shad:24
As Sunnah

Hadits Qudsi dari Abu Hurairah: ”Aku (Allah) adalah pihak


ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah
seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.
Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku
keluar dari keduanya.” (HR.Abu Dawud dan al-Hakim dari Abu
Hurairah).
Rukun Musyarakah

1. Pelaku (para mitra)

2. Obyek musyarakah

3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)

4. Nisbah keuntungan
Ketentuan Syariah
1. Pelaku
a) Para mitra harus cakap hukum
b) Setiap mitra dianggap sebagai wakil dari
mitra lain dan dari usaha kerjasama

2. Obyek Musyarakah
a) Modal
b) Kerja
Ketentuan Syariah
1. Modal
– Modal yang diberikan harus tunai.
– Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas, perak,
atau aset perdagangan
– Jika modal dalam bentuk non kas, maka harus menggunakan
nilai tunainya
– Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur.
– Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola
aset kemitraan.
– Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah,
demikian juga meminjamkan uang kepada pihak ketiga
– Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan modal itu untuk kepentingannya sendiri
– Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada penjaminan
modal,
– Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai
proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah.
Ketentuan Syariah
2. Kerja
– Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah,
– Tidak dibenarkan bila salah seorang di antara mitra
menyatakan tidak ikut serta menangani pekerjaan dalam
kemitraan tersebut.
– porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak
harus sama.
– Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili
mitranya.
– Para mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan
syariah.
– Seorang mitra yang melaksanakan pekerjaan di luar
wilayah tugas yang ia sepakati, berhak mempekerjakan
orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut.
– Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk
melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya, biaya
yang timbul harus ditanggungnya sendiri.
Ketentuan Syariah
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul) Akad
dapat dilakukan secara lisan atau secara tertulis,
melalui korespondensi atau menggunakan cara
cara komunikasi modern. Namun bentuk perjanjian
musyarakah secara tertulis lebih baik dengan
disaksikan oleh saksi-saksi yang memenuhi syarat
untuk menghindari persengketaan di kemudian
hari.
Ketentuan Syariah
Nisbah
a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan dan harus
disepakati oleh para mitra diawal akad
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak.
c. Keuntungan harus dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar
perhitungan keuntungan
d. Keuntungan yang dibagikan tidak boleh menggunakan nilai
proyeksi akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi
keuntungan,
e. Mitra tidak dapat menentukan bagian keuntungannya sendiri
dengan menyatakan nilai nominal tertentu
f. Pada prinsipnya keuntungan milik para mitra namun
Diperbolehkan mengalokasikan keuntungan untuk pihak
ketiga bila disepakati

Kerugian
kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan
porsi modal dari masing masing mitra.
Berakhirnya akad musyarakah
Jika :
– salah seorang mitra menghentikan akad,
– salah seorang mitra meninggal, atau hilang
akal. Dalam hal ini mitra yang meninggal
atau hilang akal dapat digantikan oleh salah
seorang ahli warisnya yang cakap hukum
(baligh dan berakal sehat) apabila disetujui
oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya..
– modal musyarakah hilang/habis.
Penentuan Nisbah
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Menurut pendapat ini, keuntungan harus dibagi di
antara para mitra secara proporsional sesuai modal
yang disetorkan, tanpa memandang apakah jumlah
pekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sama
ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak
menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut
akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar.
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan
modal
Menurut pendapat ini, dalam penentuan nisbah yang
dipertimbangkan bukan hanya modal yang
disetorkan, tapi juga tanggung jawab, pengalaman,
kompetensi atau waktu kerja yang lebih panjang.
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Pengakuan Investasi Musyarakah
Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau
aset nonkas untuk usaha musyarakah.
Pengukuran investasi musyarakah:
Pencatatan ketika mitra aktif mengeluarkan biaya pra akad:
Dr. Uang muka akad xxx
Cr. Kas xxx
Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Investasi musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Beban Musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah
yang diserahkan; dan dicatat:
Dr. Investasi Musyarakah – Kas xxx
Cr. Kas xxx

Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas


yang diserahkan lebih besar dari nilai buku, maka selisihnya
akan dicatat dalam akun selisih penilaian asset
musyarakah:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Selisih penilaian aset musyarakah xxx
Cr. Aset non kas xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Pencatatan amortisasi selisih penilaian asset musyarakah
adalah sebagai berikut:
Dr. Selisih penilaian asset musyarakah xxx
Cr Keuntungan xxx

Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas


yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku, maka
selisihnya dicatat sebagai kerugian:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Apabila investasi dalam bentuk aset non-kas dan diakhir akad
akan diterima kembali maka atas aset nonkas musyarakah
disusutkan berdasarkan nilai wajar tersebut.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx

Apabila dari investasi musyarakah diperoleh


keuntungan Jurnal:
Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan investasi musyarakah xxx
Apabila dari investasi yang dilakukan rugi, jurnal:
Dr. Kerugian xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Apabila modal investasi yang diserahkan berupa
aset non-kas, dan diakhir akad dikembalikan dalam
bentuk kas sebesar nilai wajar aset non kas yang
disepakati ketika aset tersebut diserahkan. Ketika
akad musyarakah berakhir, aset nonkas akan
dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan atau
kerugian dari penjualan aktiva ini (selisih antara nilai
buku dengan nilai jual) didistribusikan pada setiap
mitra sesuai kesepakatan.
Jika untung maka akan dicatat:
Dr. Piutang xxx
Cr. Pendapatan xxx
Jika rugi, akan dicatat:
Dr. Kerugian xxx
Cr Penyisihan Kerugian xxx
Akuntansi untuk
Pencatatan di akhir akad:
Mitra Aktif/Pasif
1. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa kas:
- Jika tidak ada kerugian, Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
- Jika ada kerugian, jurnal:
Dr. Kas xxx
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
2. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan
dalam bentuk aset non kas yang sama pada akhir akad:
- Jika tidak ada kerugian, jurnal:
Dr. Aset non-kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
- Jika ada kerugian, maka perusahaan harus menyetorkan uang
sebesar nilai kerugian, jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Kas xxx
Dr. Aset non kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
3. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan
dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar
ketika aset non kas diserahkan,
- Jika tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan
aset nonkas menghasilkan keuntungan;
Dr. Kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr.Piutang xxx
- Jika ada penyisihan kerugian dan penjualan aset
nonkas menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr. Piutang xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Penyajian
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai
berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh
mitra aktif disajikan sebagai investasi
musyarakah
(b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian
aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar
disajikan sebagai pos lawan (contra account)
dari investasi musyarakah.
Akuntansi untuk Pengelola Dana
1. Pengukuran investasi musyarakah:
Dr. Uang muka akad xxx
Cr. Kas xxx
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya
studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra.
Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Investasi musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai
bagian investasi musyarakah
Dr. Beban xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif
diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar:
(a) jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas,
Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Dana syirkah Temporer xxx
dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam bentuk sub
ledger) antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra
pasif.

(b) nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas,


Jurnal:
Dr. Aset non-kas xxx
Cr. Dana Syirkah Temporer xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Apabila diakhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang
mencatat beban depresiasi adalah usaha musyarakah atas
dasar nilai wajar dan disusutkan selama masa akad atau
selama umur ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang
mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan
aset nonkas sebagai modal investasinya.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx
Sebelum pembagian laba, pengelola akan mengakui
pendapatan dan beban dimana dicatat dengan cara yang tidak
berbeda dengan akuntansi konvensional. Jurnal penutup:
Dr. Pendapatan xxx
Cr. Beban xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra
aktif/pasif :
Dr. Beban bagi hasil xxx
Cr. Utang xxx
Pada saat pembagian laba tersebut dibagikan
Dr. Utang xxx
Cr. Kas xxx
Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum
dibagikan dan beban bagi hasil ditutup. Jurnal:
Dr. Pendapatan belum dibagihasilkan xxx
Cr. Beban bagi hasil xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Jika pengelola mengakui adanya kerugian, jurnal
penutup:
Dr. Pendapatan xxx
Dr. Kerugian yang belum dialokasikan xxx
Cr. Beban xxx
Untuk pengakuan pendisitribusian
kerugian,Jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr Kerugian yang belum dialokasikan xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Pencatatan yang dilakukan pada akhir akad:
1. Apabila dana investasi yang diserahkan kas, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx

2. Apabila dana investasi yang diserahkan berupa aset non-kas,


dan diakhir akad dikembalikan, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Aset nonkas xxx
Jika aset harus dikembalikan, dan terjadi kerugian maka harus
menyerahkan kas untuk menutup kerugian. Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
3. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset non-kas,
dan diakhir akad dikembalikan dalam bentuk kas, maka aset
nonkas harus dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan
atau kerugian dari penjualan aktiva didistribusikan pada setiap
mitra sesuai kesepakatan. Jika penjualan menghasilkan
keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Cr. Aset non kas xxx
Cr. Keuntungan xxx
Dr. Keuntungan xxx
Cr. Utang xxx
Jika penjualan tersebut menghasilkan kerugian, :
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
Dr. Piutang xxx
Cr. Kerugian xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
4. Ketika Pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan
kerugian dan dari penjualan aset non-kas mengalami
kerugian:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx
Cr. Piutang xxx
Ketika Pelunasan, asumsi ada penyisihan kerugian
dan dari penjualan aset non-kas mengalami kerugian:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas/Kewajiban xxx
Cr. Piutang xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah
menurun (dengan pengembalian modal mitra secara
bertahap) dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar
aset nonkas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad ditambah dengan
jumlah modal syirkah temporer yang telah
dikembalikan kepada mitra pasif, dan dikurangi
kerugian (jika ada).
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penyajian
Pengelola menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait
dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang
diterima dari mitra pasif disajikan sebagai investasi
musyarakah;
(b) Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan
sebagai unsur dana syirkah temporer;
(c) Selisih penilaian aset musyarakah, disajikan sebagai unsur
ekuitas.
Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi
musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada:
(a) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha,aktivitas usaha musyarakah, dan lain-
lain;
(b) pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.
Teknis perhitungan dan penjurnalan
transaksi musyarakah
Contoh :
Pada tanggal 2 Februari 20XA Bu Nasibah menandatangani akad
pembiayaan usaha penggilingan padi (membeli padi, menggiling
selanjutnya menjual beras) dengan Bank Murni Syariah (BMS)
dengan skema musyarakah sebagai berikut:

Nilai Proyek : Rp 80.000.000

Kontribusi Bank : Rp 60.000.000 (pembayaran tahap


pertama sebesar Rp 35.000.000 dilakukan tanggal 12 Februari,
pembayaran tahap kedua sebesar Rp 25.000.000,- dilakukan tanggal
2 Maret)

Kontribusi Bu Nasibah : Rp 20.000.000


Nisbah bagi hasil : Bu Nasibah 75% dan
BMS 25%
Periode : 6 Bulan
Biaya administrasi : Rp 600.000 (1% dari
pembiayaan bank)
Objek bagi hasil : Laba Bruto (selisih harga
jual beras dikurangi harga pembelian padi)
Skema pelaporan dan pembayaran porsi bank :
Setiap tiga bulan (dua kali masa panen) pada
tanggal 2 Mei dan 2 Agustus 20XA
Skema pelunasan Pokok : Musyarakah permanen
- dilunasi pada saat akad berakhir tanggal 2
Agustus 20XA
Penjurnalan transaksi musyarakah
a. Saat akad disepakati
tanggal rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/02/XA Db. Pembiayaan musyarakah
yang belum ditarik
60.000.000

Kr. Rekening Kontra


60.000.000

Db. Kas/Rek. Nasabah - Bu


Nasibah 600.000

Kr. Pendapatan
administrasi 600.000
b. Saat penyerahan investasi musyarakah oleh
bank kepada nasabah
Dalam kasus Bu Nasibah di atas misalkan
pada tgl 12 Februari Bank mentransfer
sebesar Rp 35.000.000 ke rekening Bu
Nasibah sebagai pembayaran tahap pertama.
Selanjutnya pada tgl 2 Maret, bank syariah
menyerahkan dana tahap kedua sebesar Rp
25.000.000
Jurnalnya adalah :
tanggal rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Pembiayaan
12/02/XA 35.000.000
Musyarakah
Kr. Kas/Rek. nasabah 35.000.000
Db. Rekening Kontra 35.000.000
Kr. Pembiayaan
35.000.000
musyarakah belum ditarik
Db. Pembiayaan
02/03/XA 25.000.000
Musyarakah
Kr. Kas/Rek. Nasabah 25.000.000
Db. Rekening Kontra 25.000.000
Kr.Pembiayaan
25.000.000
musyarakah belum ditarik
c. Saat penerimaan bagi hasil bagian bank
Berikut adalah realisasi laba bruto usaha Bu Nasibah
selama 2 kali masa panen yang dilaporkan pada
tanggal 2 Mei 20XA dan 2 Agustus 20XA :
No Periode Jumlah laba Porsi bank Tanggal
bruto (Rp) 25% (Rp) pembayaran
bagi hasil
1 Masa panen I 14.000.000 3.500.000 2 Mei
2 Masa panen II 16.000.000 4.000.000 12 Agustus

Transaksi di atas dapat diklasifikasikan dalam 2 bentuk :


• Masa panen I, penerimaan bagi hasil yang
pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pelaporan
bagi hasil
• Masa panen II, penerimaan bagi hasil yang waktu
pembayarannya berbeda dengan tanggal pelaporan bagi
hasil.
i. Penerimaan bagi hasil yang pembayarannya dilakukan bersamaan
dengan pelaporan bagi hasil
tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/05/XA Db. Kas/rek. nasabah 3.500.000
Kr. Pendapatan 3.500.000
bagi hasil musyrakah
ii. Penerimaan bagi hasil yang waktu pembayarannya berbeda
dengan tanggal pelaporan bagi hasil
tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/08/XA Db. Tagihan pendapatan 4.000.000
bagi hasil musyarakah
Kr. Pendapatan bagi 4.000.000
hasil musyarakah akrual
02/08/XA Db. Kas/rek. nasabah 4.000.000
Kr. Tagihan pendapatan 4.000.000
bagi hasil musyarakah
d. Saat akad berakhir
i. Nasabah pembiayaan mampu mengembalikan modal
musyarakah bank
Misalkan pada tgl 2 Agustus 20XA, saat jatuh
tempo Bu Nasibah melunasi investasi musyarakah
sebesar Rp 60.000.000. Maka jurnal transaksi
tersebut adalah:
tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
10/05/XA Db. Kas/rek. nasabah 60.000.000
Kr. Investasi musyrakah 60.000.000
ii. Nasabah pembiayaan tidak mampu mengembalikan modal
musyarakah bank.

Misalkan pada Bu Nasibah tidak mampu melunasi


modal musyarakah bank, maka jurnal pada saat
jatuh tempi tersebut adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Piutang pembiayaan 60.000.000
musyarakah jatuh tempo
Kr. Pembiayaan musyarakah 60.000.000
e. Investasi Transaksi
e. 1. Investasi musyarakah dengan menggunakan aset non kas

Dalam kasus PT. UHR di atas, misalkan pembayaran


tahap pertama (tgl 12 Februari 20XA) dilakukan dalam
bentuk aset nonkas. Bank syariah menyerahkan
peralatan penggilingan padi untuk menambah kapasitas
produksi Bu Nasibah. Aset nonkas tersebut memiliki
nilai wajar Rp 35.000.000. Berdasarkan pencatatan
bank peralatan milik bank tersebut memiliki aset bank
dengan nilai buku Rp 34.000.000 (harga perolehan Rp
34.500.000 dan akumulasi penyusutan Rp 400.000).
Adapun bentuk jurnalnya adalah :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


02/03/XA Db. Investasi musyarakah 35.000.000
Db. Akumulasi penyusutan 400.000
Kr. Aset nonkas 34.500.000
Kr. Keuntungan tangguhan 900.000
Ket : penyerahan investasi
musyarakah berupa aset non kas
dengan nilai wajar lebih tinggi
dibanding nilai buku
Misalkan pada kasus di atas, dengan lama akad 6 bulan,
dan bank melakukan amortisasi setiap bulan, maka
jurnal amortisasi keuntungan setiap bulan adalah
sebagai berikut :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Keuntungan tangguhan 150.000
Kr. Keuntungan 150.000
Ket: Amortisasi= total keuntungan
tangguhan/jumlah periode amortisasi
Amortisasi = Rp 900.000 / 6
= Rp 150.000
e. 1. 2. Nilai wajar aset nonkas lebih rendah dari nilai buku

Dalam kasus PT. UHR di atas, misalkan pembayaran


tahap pertama (tgl 12 Februari 20XA) dilakukan dalam
bentuk aset non kas. Bank syariah menyerahkan
peralatan penggilingan padi untuk meningkatkan
kapasitas produksi usaha Bu Nasibah. Aset non kas
tersebut memiliki aset non wajar Rp 33.500.000.
Berdasarkan pencatatan bank peralatan milik bank
tersebut memiliki aset bank dengan nilai buku Rp
34.100.000 (Harga perolehan Rp 34.500.000 dan
akumulasi penyusutan Rp 400.000).
Bentuk jurnalnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/03/XA Db. Investasi musyarakah 33.500.000
Db. Akumulasi penyusutan 400.000
Db. Kerugian 600.000
Kr. Aset non kas 34.500.000
Ket : penyerahan investasi
musyarakah berupa aset non
kas dengan nilai wajar lebih
rendah dibanding nilai buku.
e. 1. 2. Nilai wajar aset nonkas lebih rendah dari nilai buku
i. Kerugian disebabkan bukan karena kelalaian pengelola
Misalkan pada bagi hasil panen II, dilaporkan pada 2
Agustus 20XA bahwa Bu Nasibah mengalami kerugian
karena terkena bencana alam banjir bandang yang mengenai
gudang penyimpanan berasnya. Sesuai dengan ketentuan
musyarakah, kerugian yang diakui bank adalah sesuai porsi
bank.
Perhitungan porsi tanggungjawab bank adalah:

investasi bank
Porsi tanggungjawab bank = X 1.000.000
Tot. investasi musyarakah
Rp 60.000.000
= X 1.000.000
Rp 80.000.000
= Rp 750.000
Jurnalnya adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Kerugian musyarakah 750.000
Kr. Penyisihan kerugian inves. msyarkah 750.000

Dengan demikian jurnal saat Bu Nasibah mengembalikan


modal musyarakah pada waktu jatuh tempo adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Kas / rek. nasabah 59.250.000
Db. Penyisihan kerugian inves. musyarakah 750.000
Kr. Investasi musyarakah 60.000.000
ii. Kerugian disebabkan karena kelalaian pengelola
Misalkan pada bagi hasil masa panen kedua,
dilaporkan pada tanggal 2 Agustus 20XA
bahwa Bu Nasibah mengalami kerugian Rp
1Jt. Setelah diteliti kerugian disebabkan
oleh kesalahan Bu Nasibah. Dalam hal ini
tidak ada jurnal karena kelalaian nasabah
dan kerugian ini tidak berpengaruh pada
pembayaran modal investasi musyarakah
pada bank syariah.
e.3. Pelunasan investasi musyarakah secara betahap
Misalkan pada kasus Bu Nasibah di atas di sepakati bahwa
pengembalian pokok dilakukan setiap tanggal 2 mulai
bulan April hingga Agustus 20XA (5 bulan) dengan
jadwal dan realisasi pengembalian sebagai berikut :
no Jadwal Jumlah pokok pembiayaan Tanggal
pengembalian yang dikembaliakn pembayaran
1 2 April 20XA Rp 15.000.000 2 April 20XA
2 2 April 20XA Rp 15.000.000 2 April 20XA
3 2 Juni 20XA Rp 15.000.000 2 Juni 20XA
4 2 Juli 20XA Rp 15.000.000 2 Juli 20XA
5 2 Agustus 20XA Rp 15.000.000 2 Agustus 20XA

Pengembalian pokok/bulan = Ttl pembiayaan/jml. Bln pelunasan


= Rp 60.000.000/5
= Rp 15.000.000
1. Jurnal pembayaran cicilan pokok pembiayaan sesuai
dengan dengan jadwal yang disepakati

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


02/07/XA Db. Kas / rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
Db. Kas / rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
Db. Kas / rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
2. Jurnal pembayaran cicilan pokok pembiayaan melewati
jadwal yang disepakati
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/07/XA Db. Piutang musyarakah jatuh 15.000.000
tempo
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
12/07/XA Db. Kas/rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Piutang musyarakah 15.000.000
jatuh tempo
02/08/XA Db. Piutang musyarakah jatuh 15.000.000
tempo
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
12/08/XA Db. Kas/rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Piutang musyarakah 15.000.000
jatuh tempo

Anda mungkin juga menyukai