Akuntansi Syariah C
KELOMPOK 5
Anggota Kelompok:
Vivi Aullia Sari Alfina Yulia Utami
1 202012132 5 202012141
Ajeng Hapsari
Nining Dwi Setyowati Titahwening
3 202012138 7 202012145
Enggar Virgina
4 Mira Aristianti
8
Agtianisa
202012139 202012146
Pengertian
Musyarakah secara bahasa diambil dari bahasa
arab yang berarti mencampur. Menurut arti asli
bahasa arab, syirkah berarti mencampurkan dua
bagian atau lebih sehingga tidak boleh dibedakan
lagi satu bagian dengan bagian lainnya.
Ada 4:
3. Musyarakah 4. Musyarakah
wujuh mufawadhah
Berdasarkan PSAK
1. Musyarakah Permanen 2. Musyarakah Menurun
Yaitu musyarakah dg ketentuan Yaitu musyarakah dg ketentua bagian
dana salah satu mitra akan dialihkan
bagian dana setiap mitra ditentukan
secara bertahap kepada mitra lainnya
saat akad dan jumlahnya tetap sehingga bagian dananya akan
hingga akhir masa akad (PSAK 106 menurun dan pada akhir masa akad
par.04). Contohnya: mitra lain tsb akan menjadi pemilik
Antara mitra A dan mitra P yang penuh usaha musyarakah tsb (PSAK
melakukan akad musyarakah 106 AR 04). Contohnya:
menanamkan modal yang jumlah Mitra A dan Mitra P menanamkan
awalnya masing-masing Rp20.000.000. Seiring berjalannya
kerja sama akad musyarakah tsb,
Rp 20.000.000, maka sampai akhir
modal mitra Rp10.000.000 tsb akan
masa akad syirkah modal mereka beralih kepada mitra A melalui
masing-masing tetap Rp 20.000.000 pengalihan secara bertahap yg
dilakukan mitra A
Dasar Syariah
SUMBER HUKUM AKAD MUSYARAKAH
Al-Quran
“Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS 4:12)
As-Sunah
Hadist Qudsi: “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,
sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila
seseorang berkhianat terhadap lainnnya maka aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Dawud
dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)
“pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya
tidak saling berkhianat.” (HR. Muslim)
RUKUN DAN KETENTUAN MUSYARAKAH
Rukun dari Musyarakah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu
sebagai berikut:
1. Pelaku akad 2. Objek
atas para mitra musyarakah berupa
usaha modal dan kerja
3. Ijab Qabul
atau serah Ada 4: 4. Nisbah
keuntungan (bagi
terima hasil)
Ketentuan syariah atas akad musyarakah:
1. Pelaku
Mitra yg akan melakukan akad musyarakah harus cakap hukum dan baligh.
2. Objek Musyarakah
A. Modal
1) Modal yg diberikan harus tunai
2) Modal yg diserahkan dapat erua uang tunai, emas. Perak, aset perdagangan atau
aset tidak erujud seperti lisensi, hak paten, sbg nya
3) Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk nonkas maka harus ditentukan nilai
tunainya terlebih dahulu dan harus disepakati bersama.
4) Modal yg diserahkan oleh setiap mitra haruss dicampur
5) Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan
6) Mitra tidak boleh neninjam uang atas nama usaha musyarakah
7) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan modal itu
untuk kepentingan sendiri
8) Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada penjaminan modal
9) Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau
investasi yang dilarang oleh syariah
B. Kerja
1) Pertisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah
2) Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara mitra menyatakan tidak ikut serta
menangani pekerjaan dalam kemitraan tsb
3) Meskipun porsi kerja antara suatu mitra dengan mitra lainnya tidak harus sama.
Mitra yg porsi kerjanya lebih banyak boleh meminta bagian keuntungan yg lebih besar
4) Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili mitranya
5) Para mitra harus menjalankanusaha sesuai dg syariah
6) Seorang mitra yg melaksanakan pekerjaan diluar wilayah tugas yang ia sepakati,
berhak mempekerjakan orang lain untuk menangani pekerjaan tsb
7) Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk melaksanakan tugas yang
Socks
menjadi bagiannya, biaya yang tibul harus ditanggungnya sendiri
3. Ijab Qabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak pelaku akad yg dilakuan
secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
4. Nisbah
a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungandan harus disepakati oleh para mitra diawal akad
sehingga risiko perselisihan diantara para mitra dapat dihilangkan
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
c. Keuntungan yang dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar perhitungan keuntungan tsb misalnya
bagi hasil atau bagi laba
d. Keuntungan yg dibagikan tidak boleh menggunakan nilai proyeksi akan tetapi harus menggunakan
nilai realisasi keuntungan
e. Mitra tidak dapat menentukan bagian keuntungan nya sendiri dg menyatakan nilai nominal
tertentu karena hal ini sama degan riba dan dapat melanggar prinsip keadilan dan prinsip untung
muncul karena risiko
f. Pada prinsipnya keuntungan milik para mitra namun diperboehkan mengalokasikan keuntungan
untuk pihak ketiga bila disepakati, misalnya utuk organisasi kemanusiaan tertentu atau untuk
cadangan
Berakhirnya Akad
Musyarakah
Pembagian keuntungan
proposional sesuai
modal 2.
Pembagian
keuntungan tidak
proposional dengan
modal
Karakteristik
Para mitra bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha
tertentu dalam musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru
Investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau asset
non kas
Keuntungan usaha musyarakah dibagi antara mitra secara proporsional sesuai
dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun asset non kas) atau
sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh para mitra. Sedangkan kerugian
dibebankan secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik
berupa kas maupun asset non kas)
Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntansi untuk transaksi musyarakah akan dilihat dari dua sisi
pelaku, yaitu mitra aktif dan mitra pasif.
Apabila mitra lain sepakat bahwa biaya tersebut dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah maka, akan dicatat sebagai penambah nilai investasi musyarakah. Jurnal yang
dibuat oleh mitra aktif adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
Investasi Musyarakah 10.000
Uang Muka-Musyarakah 10.000
Apabila mitra lain tidak setuju jika biaya tersebut dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah maka, akan dicatat sebagai beban. Jurnal yang dibuat oleh mitra aktif adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
Beban Musyarakah 10.000
Uang Muka-Musyarakah 10.000
b. Penyerahan Kas sebagai Modal untuk Investasi Musyarakah Investasi musyarakah diakui pada
saat penyerahan kas, dan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan.
Contoh Penyerahan Kas sebagai Modal :
Mitra aktif menyetorkan modal sebesar Rp 100.000, sedangkan mitra pasif menyetorkan modal
sebesar Rp 50.000. Asumsikan bahwa biaya pra-akad tidak disetujui untuk dijadikan penambah
investasi musyarakah. Nisbah bagi hasil yang disepakati yaitu 3:1. Jurnal yang dibuat oleh mitra
aktif adalah:
Catatan: Keuntungan tangguhan akan disajikan sebagai akun kontra Investasi Musyarakah.
Keuntungan tangguhan akan diamortisasi selama periode akad secara garis lurus, dengan
masa akad 20 bulan.
Jurnal amortisasinya adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
Kentungan Tangguhan 1.000
Keuntungan 1.000
Jika nilai wajar aset nonkas yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku maka, selisishnya dicatat sebagai
kerugian dan diakui pada saat penyerahan aset nonkas.
Contoh Penyerahan Aset Nonkas sebagai Modal (Nilai Wajar lebih kecil dari Nilai
Tercatat)
Mitra aktif menyetorkan modal berupa sebuah mesin dengan nilai perolehan Rp 200.000,
akumulasi penyusutan Rp 80.000, dan nilai wajar aset yang diserahkan Rp 100.000.
Jurnal yang dibuat oleh mitra aktif adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
Investasi Musyarakah-Aset Nonkas 100.000
Akumulasi Penyusutan 80.000
Kerugian 20.000
Aset Tetap 200.000
2. Keuntungan dan Kerugian dari Usaha Musyarakah
Jika memperoleh keuntungan maka, keuntungan akan dibagikan kepada mitra aktif dan pasif
berdasarkan nisbah yang disepakati.
Contoh Keuntungan
Perusahaan bentukan memperoleh pendapatan Rp 100.000, dan mengeluarkan beban senilai
Rp 80.000. Nisbah yang digunakan yaitu 3:1 untuk mitra aktif dan mitra pasif. Jurnal yang
dibuat oleh keduanya adalah sama, yang membedakan hanya besarnya bagi hasil saja. Mitra
aktif akan menerima sebesar Rp 15.000 (Rp 20.000 x 3/4), sedangkan mitra pasif Rp 5.000 (Rp
20.000 x 1/4).
Juenal yang dibuat adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
Saat menerima laporan keuntungan:
Piutang Bagi Hasil Musyarakah 15.000
Pendapatan Bagi 15.000
Hasil (Rp 20.000 x 3/4 =
15.000)
Saat menerima bagi hasil:
Kas 15.000
Piutang Bagi Hasil Musyarakah 15.000
Jika memperoleh kerugian maka, kerugian akan ditanggung oleh masing-masing mitra
sesuai dengan proporsi modal. Kerugian tersebut diakui sebagai penyisihan kerugian
dan akan menjadi kontra akun dari Investasi Musyarakah.
Contoh Kerugian
Perusahaan bentukan memperoleh pendapatan Rp 85.000, dan mengeluarkan beban
senilai Rp 100.000. Modal investasi mitra aktif adalah Rp 100.000, sedangkan mitra
pasif Rp 50.000. Jurnal yang dibuat oleh keduanya adalah sama, yang membedakan
hanyalah besarnya kerugian yang ditanggung. Mitra aktif akan menanggung sebesar
Rp 10.000 (Rp 15.000 x 2/3), sedangkan mitra pasif Rp 5.000 (Rp 20.000 x 1/3).
Jurnal yang dibuat adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
Kerugian 10.000
Penyisihan Kerugian Musyarakah 10.000
THANK
YOU