Anda di halaman 1dari 24

Akuntansi Musyarakah

Akuntansi Syariah C
KELOMPOK 5
Anggota Kelompok:
Vivi Aullia Sari Alfina Yulia Utami
1 202012132 5 202012141

Alief Ulin Noeha


2 Rose Wira Hadi Kesuma
202012133
6 202012143

Ajeng Hapsari
Nining Dwi Setyowati Titahwening
3 202012138 7 202012145

Enggar Virgina
4 Mira Aristianti
8
Agtianisa
202012139 202012146
Pengertian
 Musyarakah secara bahasa diambil dari bahasa
arab yang berarti mencampur. Menurut arti asli
bahasa arab, syirkah berarti mencampurkan dua
bagian atau lebih sehingga tidak boleh dibedakan
lagi satu bagian dengan bagian lainnya.

 PSAK No. 106 mendefinisikan musyarakah


sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-
masing pihak memberikan konstribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana.
JENIS AKAD MUSYARAKAH
BERDASARKAN ULAMA FIKIH:

Musyarakah Hak Milk (Syirkatul Musyarakah Al’Uqud (kontrak)


amlak)
Mengandung arti kepemilikan Musyarakah Al’Uqud adalah
bersama yang keberadaannya akad kerja sama dua orang atau
muncul apabila dua orang atau lebih yang bersekutu dalam
lebih memperoleh kepemiikan
modal atau keuntungan.
bersama atas suatu kekayaan
(aset).
Musyarakah Al’Uqud (kontrak)
2. Musyarakah
1. Musyarakah AL- Abdan (Syirkah
inan A”mal)

Ada 4:
3. Musyarakah 4. Musyarakah
wujuh mufawadhah
Berdasarkan PSAK
1. Musyarakah Permanen 2. Musyarakah Menurun
Yaitu musyarakah dg ketentuan Yaitu musyarakah dg ketentua bagian
dana salah satu mitra akan dialihkan
bagian dana setiap mitra ditentukan
secara bertahap kepada mitra lainnya
saat akad dan jumlahnya tetap sehingga bagian dananya akan
hingga akhir masa akad (PSAK 106 menurun dan pada akhir masa akad
par.04). Contohnya: mitra lain tsb akan menjadi pemilik
Antara mitra A dan mitra P yang penuh usaha musyarakah tsb (PSAK
melakukan akad musyarakah 106 AR 04). Contohnya:
menanamkan modal yang jumlah Mitra A dan Mitra P menanamkan
awalnya masing-masing Rp20.000.000. Seiring berjalannya
kerja sama akad musyarakah tsb,
Rp 20.000.000, maka sampai akhir
modal mitra Rp10.000.000 tsb akan
masa akad syirkah modal mereka beralih kepada mitra A melalui
masing-masing tetap Rp 20.000.000 pengalihan secara bertahap yg
dilakukan mitra A
Dasar Syariah
SUMBER HUKUM AKAD MUSYARAKAH

 Al-Quran
“Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS 4:12)

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagai


mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh,” (QS 38:24)

 As-Sunah
Hadist Qudsi: “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,
sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila
seseorang berkhianat terhadap lainnnya maka aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Dawud
dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)
“pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya
tidak saling berkhianat.” (HR. Muslim)
RUKUN DAN KETENTUAN MUSYARAKAH
Rukun dari Musyarakah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu
sebagai berikut:
1. Pelaku akad 2. Objek
atas para mitra musyarakah berupa
usaha modal dan kerja

3. Ijab Qabul
atau serah Ada 4: 4. Nisbah
keuntungan (bagi
terima hasil)
Ketentuan syariah atas akad musyarakah:
1. Pelaku
Mitra yg akan melakukan akad musyarakah harus cakap hukum dan baligh.

2. Objek Musyarakah
A. Modal
1) Modal yg diberikan harus tunai
2) Modal yg diserahkan dapat erua uang tunai, emas. Perak, aset perdagangan atau
aset tidak erujud seperti lisensi, hak paten, sbg nya
3) Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk nonkas maka harus ditentukan nilai
tunainya terlebih dahulu dan harus disepakati bersama.
4) Modal yg diserahkan oleh setiap mitra haruss dicampur
5) Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan
6) Mitra tidak boleh neninjam uang atas nama usaha musyarakah
7) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan modal itu
untuk kepentingan sendiri
8) Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada penjaminan modal
9) Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau
investasi yang dilarang oleh syariah
B. Kerja
1) Pertisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah
2) Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara mitra menyatakan tidak ikut serta
menangani pekerjaan dalam kemitraan tsb
3) Meskipun porsi kerja antara suatu mitra dengan mitra lainnya tidak harus sama.
Mitra yg porsi kerjanya lebih banyak boleh meminta bagian keuntungan yg lebih besar
4) Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili mitranya
5) Para mitra harus menjalankanusaha sesuai dg syariah
6) Seorang mitra yg melaksanakan pekerjaan diluar wilayah tugas yang ia sepakati,
berhak mempekerjakan orang lain untuk menangani pekerjaan tsb
7) Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk melaksanakan tugas yang
Socks
menjadi bagiannya, biaya yang tibul harus ditanggungnya sendiri
3. Ijab Qabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak pelaku akad yg dilakuan
secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

4. Nisbah
a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungandan harus disepakati oleh para mitra diawal akad
sehingga risiko perselisihan diantara para mitra dapat dihilangkan
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
c. Keuntungan yang dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar perhitungan keuntungan tsb misalnya
bagi hasil atau bagi laba
d. Keuntungan yg dibagikan tidak boleh menggunakan nilai proyeksi akan tetapi harus menggunakan
nilai realisasi keuntungan
e. Mitra tidak dapat menentukan bagian keuntungan nya sendiri dg menyatakan nilai nominal
tertentu karena hal ini sama degan riba dan dapat melanggar prinsip keadilan dan prinsip untung
muncul karena risiko
f. Pada prinsipnya keuntungan milik para mitra namun diperboehkan mengalokasikan keuntungan
untuk pihak ketiga bila disepakati, misalnya utuk organisasi kemanusiaan tertentu atau untuk
cadangan
Berakhirnya Akad
Musyarakah

Akad musyarakah akan berakhir jika:


o Salah seorang mitra menghentikan akad
o Salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal
o Modal musyarakah hilang atau habis
PENETAPAN NISBAH DALAM AKAD
MUSYARAKAH
1.

Pembagian keuntungan
proposional sesuai
modal 2.

Pembagian
keuntungan tidak
proposional dengan
modal
Karakteristik
 Para mitra bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha
tertentu dalam musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru
 Investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau asset
non kas
 Keuntungan usaha musyarakah dibagi antara mitra secara proporsional sesuai
dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun asset non kas) atau
sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh para mitra. Sedangkan kerugian
dibebankan secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik
berupa kas maupun asset non kas)
Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntansi untuk transaksi musyarakah akan dilihat dari dua sisi
pelaku, yaitu mitra aktif dan mitra pasif.

Mitra Aktif Mitra Pasif


adalah pihak yang adalah pihak yang tidak
mengelola usaha ikut mengelola usaha
musyarakah, baik (biasanya adalah lembaga
mengelola sendiri atau keuangan).
pun menunjuk pihak lain
untuk mengelola atas
namanya.
1. Investasi Musyarakah
a. Biaya Pra-Akad
Biaya pra-akad yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) tidak
dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali, ada persetujuan dari seluruh mitra
musyarakah.
Contoh Biaya Pra-Akad :
Bapak Ahmad sebagai mitra aktif mengeluarkan biaya pra-akad sebesar Rp 10.000. Jurnal yang
dibuat untuk mitra aktif pada saat mengeluarkan biaya adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Uang Muka-Musyarakah   10.000  
  Kas     10.000

Apabila mitra lain sepakat bahwa biaya tersebut dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah maka, akan dicatat sebagai penambah nilai investasi musyarakah. Jurnal yang
dibuat oleh mitra aktif adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Investasi Musyarakah   10.000  
  Uang Muka-Musyarakah     10.000
Apabila mitra lain tidak setuju jika biaya tersebut dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah maka, akan dicatat sebagai beban. Jurnal yang dibuat oleh mitra aktif adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Beban Musyarakah   10.000  
  Uang Muka-Musyarakah     10.000

b. Penyerahan Kas sebagai Modal untuk Investasi Musyarakah Investasi musyarakah diakui pada
saat penyerahan kas, dan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan.
Contoh Penyerahan Kas sebagai Modal :
Mitra aktif menyetorkan modal sebesar Rp 100.000, sedangkan mitra pasif menyetorkan modal
sebesar Rp 50.000. Asumsikan bahwa biaya pra-akad tidak disetujui untuk dijadikan penambah
investasi musyarakah. Nisbah bagi hasil yang disepakati yaitu 3:1. Jurnal yang dibuat oleh mitra
aktif adalah:

Tanggal Keterangan PR Debit Kredit


  Investasi   100.000  
Musyarakah
  Kas     100.000
c. Penyerahan Aset Nonkas sebagai Modal untuk Investasi Musyarakah
Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan asset nonkas
dan dinilai sebesar nilai wajar. Jika aset nonkas yang disahkan lebih
besar dari nilai buku maka, oleh mitra aktif selisihnya akan dicatat dalam
akun Selisih Penilaian Aset Musyarakah (disajikan dalam bagian ekuitas).
Sedangkan oleh mitra pasif selisih tersebut akan dicatat sebagai
keuntungan tangguhan (yang akan disajikan sebagai akun kontra dari
Investasi Musyarakah).
Contoh Penyerahan Aset Nonkas sebagai Modal (Nilai Wajar lebih besar dari Nilai
Tercatat)
Mitra aktif menyetorkan modal berupa sebuah mesin dengan nilai perolehan Rp 200.000,
akumulasi penyusutan Rp 120.000, dan nilai wajar aset yang diserahkan Rp 100.000. Jurnal
yang dibuat oleh mitra aktif adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Investasi Musyarakah-Aset Nonkas   100.000  
  Akumulasi Penyusutan   120.000  
  Aset Tetap     200.000
  Selisih Penilaian Aset     20.000
Musyarakah

Selisih penilaian aset musyarakah disajikan pada bagian Ekuitas-Penghasilan Komprehensif


Lain. Akun ini diamortisasi secara garis lurus selama masa akad musyarakah menjadi
keuntungan.
Contoh Amortisasi Selisih Penilaian Aset Musyarakah
Sesuai dengan kondisi sebelumnya, jika periode akad adalah 20 bulan maka, setiap bulan akan
diamortisasi sebesar Rp 1.000.
Jurnal yang dibuat untuk mencatatnya adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Selisih Penilaian Aset Musyarakah   1.000  
  Keuntungan     1.000

Jika ilustrasi tersebut dicatat oleh mitra pasif, jurnalnya adalah:


Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Investasi Musyarakah-Aset Nonkas   100.000  
  Akumulasi Penyusutan   120.000  
  Aset Tetap     200.000
  Keuntungan     20.000

Catatan: Keuntungan tangguhan akan disajikan sebagai akun kontra Investasi Musyarakah.
Keuntungan tangguhan akan diamortisasi selama periode akad secara garis lurus, dengan
masa akad 20 bulan.
Jurnal amortisasinya adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Kentungan Tangguhan   1.000  
  Keuntungan     1.000

Jika nilai wajar aset nonkas yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku maka, selisishnya dicatat sebagai
kerugian dan diakui pada saat penyerahan aset nonkas.
Contoh Penyerahan Aset Nonkas sebagai Modal (Nilai Wajar lebih kecil dari Nilai
Tercatat)
Mitra aktif menyetorkan modal berupa sebuah mesin dengan nilai perolehan Rp 200.000,
akumulasi penyusutan Rp 80.000, dan nilai wajar aset yang diserahkan Rp 100.000.
Jurnal yang dibuat oleh mitra aktif adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Investasi Musyarakah-Aset Nonkas   100.000  
  Akumulasi Penyusutan   80.000  
  Kerugian   20.000  
  Aset Tetap     200.000
2. Keuntungan dan Kerugian dari Usaha Musyarakah
Jika memperoleh keuntungan maka, keuntungan akan dibagikan kepada mitra aktif dan pasif
berdasarkan nisbah yang disepakati.
 
Contoh Keuntungan
Perusahaan bentukan memperoleh pendapatan Rp 100.000, dan mengeluarkan beban senilai
Rp 80.000. Nisbah yang digunakan yaitu 3:1 untuk mitra aktif dan mitra pasif. Jurnal yang
dibuat oleh keduanya adalah sama, yang membedakan hanya besarnya bagi hasil saja. Mitra
aktif akan menerima sebesar Rp 15.000 (Rp 20.000 x 3/4), sedangkan mitra pasif Rp 5.000 (Rp
20.000 x 1/4).
Juenal yang dibuat adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Saat menerima laporan keuntungan:      
  Piutang Bagi Hasil Musyarakah   15.000  
  Pendapatan Bagi     15.000
Hasil (Rp 20.000 x 3/4 =
15.000)
  Saat menerima bagi hasil:      
  Kas   15.000  
  Piutang Bagi Hasil Musyarakah     15.000
Jika memperoleh kerugian maka, kerugian akan ditanggung oleh masing-masing mitra
sesuai dengan proporsi modal. Kerugian tersebut diakui sebagai penyisihan kerugian
dan akan menjadi kontra akun dari Investasi Musyarakah.

Contoh Kerugian
Perusahaan bentukan memperoleh pendapatan Rp 85.000, dan mengeluarkan beban
senilai Rp 100.000. Modal investasi mitra aktif adalah Rp 100.000, sedangkan mitra
pasif Rp 50.000. Jurnal yang dibuat oleh keduanya adalah sama, yang membedakan
hanyalah besarnya kerugian yang ditanggung. Mitra aktif akan menanggung sebesar
Rp 10.000 (Rp 15.000 x 2/3), sedangkan mitra pasif Rp 5.000 (Rp 20.000 x 1/3).
Jurnal yang dibuat adalah:
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
  Kerugian   10.000  
  Penyisihan Kerugian Musyarakah     10.000
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai