Anda di halaman 1dari 23

KERJASAMA PADA

LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH
Oleh Kelompok 3
PERKENALAN
ANGGOTA
Faril Adzikri (2205026048)
Naila Rizqi Nur (2205026049)
fadlyla
Nur Rohmah Yuliana (2205026054)
Hanifah Ainunnisa (2205026073)
RUMUSAN
MASALAH
1.Mudharabah Pendanaan dan
Pembiayaan
2. Musyarakah
3.Musyarakah Mutanaqisah
4. Wakalah Bil Istismar
MUDHARABAH
(QIRADH)
Akad Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antar pemilik modal
(malik/shahib al-mal) yang menyediakan seluruh modal dengan pengelola (‘amil
mudharib) dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai nisbah yang
disepakati dalam akad.
Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah
kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:
،‫ واْلمَقارضُة‬، ‫ َاْلبيـع ِإَلى َأجٍل‬:‫ َثَالٌث فيهن اْلبرَك ُة‬: ‫َأَّن النبي صَّلى اُهللا عَليِه وآِلِه وسَّلم َقاَل‬
‫ِع‬ ‫بي‬ ‫ْل‬‫ِل‬ ‫َال‬ ‫ِت‬ ‫بي‬ ‫ْل‬‫ِل‬ ‫ِر‬ ‫الشعي‬‫ِب‬ ‫بر‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ُط‬ ‫ْل‬‫وخ‬
(‫)رواه ابن ماجه عن صهيب‬
MUDHARABAH
PEMBIAYAAN
Menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO:07/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan
Fatwa Tentang Pembiayaan Mudharabah bahwa:
1. Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain
untuk suatu usaha yang produktif.
2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100%
kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak se bagai mudharib
atau pengelola usaha.
3. Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha)
4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai
dengan syari'ah
MUDHARABAH
PEMBIAYAAN
5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai bukan piutang
6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali
jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib
tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga.
8 . Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanismepembagian keuntungan diatur
oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.
9 .Biaya operasional dibebankan kepada mudharib
10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah
dikeluarkan.
RUKUN DAN SYARAT
PEMBIAYAAN
• Penyedia dana (shahibul maal) dan Pengelola (mudharib) harus cakap
hukum
• Pernyataan ijab qabul dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad)
• Modal ialah sejumlah uang atau aset yang diberikan oleh penyedia
dana kepada mudarib untuk tujuan usaha
• Keuntungan Mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal.
• Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan
(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana.
KETENTUAN HUKUM
PEMBIAYAAN
• Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
• Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di
masa depan yang belum tentu terjadi.
• Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah, kecuali akibat dari kesalahan
disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
• Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan
MUSYARAKAH
Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi di antara para pemilik modal
(mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara
bersama dalam suatu kemitraan,dengan nisbah pembagian hasil sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proposional sesuai dengan
kontribusi modal. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk memberikan suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (atau amal /expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
KETENTUAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
MENURUT FATWA DSN-MUI NO: 08 TAHUN
2000 :
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam
mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
• Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).
• Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
• Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut :
• Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan.
• Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.
• Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal.
• Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan masing-masing dianggap
telah diberi wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa
melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.
Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.
KETENTUAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
MENURUT FATWA DSN-MUI NO: 08 TAHUN
2000 :
3. Objek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)
a. Modal
• Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang, properti, dan
sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.
• Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.
• Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan.
b. Kerja
• Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra
boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
• Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan
dalam kontrak.
c. Keuntungan
• Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah.
• Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi
seorang mitra.orang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau presentase itu diberikan kepadanya.
• Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad.
d. Kerugian
• Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal.
KETENTUAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
MENURUT FATWA DSN-MUI NO: 08 TAHUN
2000 :

4. Biaya Operasional dan Persengketaan


a. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
MUSYARAKAH
MUTANAQISAH
Menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO:73/DSN-
MUI/XI/2008 Musyarakah Mutanaqishah adalah
Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang)
atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan
pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya
MUSYARAKAH
MUTANAQISAH
Musyarakah mutanaqishah merupakan produk turunan dari akad
musyarakah, yang merupakan bentuk akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih. Kata dasar dari musyarakah adalah syirkah yang berasal dari kata
syaraka-yusyriku-syarkan-syarikan-syirkatan (syirkah), yang berarti
kerjasama, perusahaan atau kelompok/kumpulan. Sementara mutanaqishah
berasal dari kata yatanaqishu-tanaqishtanaqishan-mutanaqishun yang berarti
mengurangi secara bertahap. Musyarakah mutanaqishah (diminishing
partnership) adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
kepemilikan suatu barang atau asset.
KETENTUAN AKAD
MUSYARAKAH
MUTANAQISAH
1.Akad Musyarakah Mutanaqishah terdiri dari akad Musyarakah/ Syirkah dan
Bai’ (jual-beli).
2.Dalam Musyarakah Mutanaqishah berlaku hukum sebagaimana yang diatur
dalam Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Musyarakah, yang para mitranya memiliki hak dan kewajiban, di antaranya:
a. Memberikan modal dan kerja berdasarkan kesepakatan pada saat akad.
b. Memperoleh keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati pada saat
akad.
c. Menanggung kerugian sesuai proporsi modal.
KETENTUAN AKAD
MUSYARAKAH
MUTANAQISAH
3. Dalam akad Musyarakah Mutanaqishah, pihak pertama (salah satu syarik, LKS)
wajib berjanji untuk menjual seluruh hishshah-nya secara bertahap dan pihak
kedua (syarik yang lain, nasabah) wajib membelinya.
4. Jual beli sebagaimana dimaksud dalam angka 3 dilaksanakan sesuai
kesepakatan.
5. Setelah selesai pelunasan penjualan, seluruh hishshah LKS –sebagai syarik--
beralih kepada syarik lainnya (nasabah).
RUKUN
MUSYARAKAH
MUTANAQISAH
Ada beberapa rukun untuk mengatur transaksi tersebut supaya berjalan dengan
baik, yaitu:

1.Kedua belah pihak harus bersangkutan, baik itu dari pihak bank sebagai
penyedia modal (shahibul maal) dan pemilik properti untuk disewakan
(mustajir).
2.Kedua pihak yang bekerja sebagai bank atau nasabah wajib untuk
menyertakan modal karena properti dan produk dapat disewakan untuk
nasabah dan pihak lainnya.
3.Akad harus memiliki objek terkait apa yang ingin diusahakan atau apa yang
WAKALAH BIL
ISTITSMAR
Menurut DSN-MUI fatwa No.126 tahun 2019
WakaIah bi aI-istismar adalah akad wakalah untuk menginvestasikan dan mengembangkan
modal Muwakkil baik dengan imbalan(Wakalah bi al-Ujrah) maupun tanpa imbalan (Wakalah
bi ghairi al-Ujrah).
a. Waknlah bi al-Istitsmar al-Muqayyadah adalah akad Wakalah bi al-Istitsmar yang dibatasi
jenis investasi, jangka waktu (waktu), tempat usaha danl atau batasan I ainnya.
b. Wakalah bi al-Istitsmar al-Muthlaqah adalah akad Wakalah bi al-Istitsmar yang tidak dibatasi
jenis investasi, jangka waktu (waktu), tempat usaha dan/atau batasan lainnya; hanya dibatasi
oleh kelaziman dan kebiasaan (urfl atauhal-hal lain yang mengandung kemaslahatan bagi
Muwakkil.
ISTILAH YANG BERKAITAN
MENGENAI WAKALAH BIL
• Muwakkil adalah ISTITSMAR
pihak yang memberikan kuasa, baik berupa orang (Syakhshiyah
thabi'iyah/natuurlijke persoon) maupun yang dipersamakan dengan orang, baik berbadan
hukum maupun tidak berbadan hukum (Syakhshiyah i'tibariah/syakhshiyah hulvniyah/
rechtspersoon).
• Wakil adalah pihak yang menerima kuasa, baik berupa orang (.Syakhshiyah
thabi'iyah/natuurlijke persoon) maupun yang dipersamakan dengan orang, baik berbadan
hukum maupun tidak berbadan hukum (Syakhshiyah i'tibariah/syakhshiyah
hulctniyalt/rechtspersoon).
• Ujrah adalah imbalan yang wajib dibayar atas jasa yang dilakukan olehWakil dalam
Wakalah bi al-Ujrah.
• Ra's Mal Wakalah bi al-Istitsmar adalah modal yang diinvestasikan dalam Wakalah bi al-
Istitsmar.
ISTILAH YANG BERKAITAN
MENGENAI WAKALAH BIL
• Profit ISTITSMAR
Equalisation Reserve adalah dana cadangan yarrg dibentuk oleh Wakil yang
berasal dari penyisihan selisih laba yang melebihi tingkat keuntungan yang
diproyeksikan.
• Al-Ta'addi adalah melakukan suatu perbuatan yang tidak boleh/seharusnya tidak
dilakukan.
• Al-Taqshir adalah tidak melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dilakukan.
• Mukhalafat al-Syuruth adalah menyalahi isi danlatau substansi atau syarat-syar at yang
disepakati dalam akad.
• Wilayah Ashliyyah (Dzatiyah) adalah kewenangan yang timbul dari dirinya sendiri,
tanpa adanyapenunjukan dari pihak lain.
• Wilayah Niyabiyyah (Muktasibah) adalah kewenangan yang timbul dari penunjukan
pihak lain untuk mewakilinya.
SKEMA AKAD
WAKALAH BI AL-
ISTITSMAR
• Investor (Muwakkil) memberikan wakalah (kuasa) kepada
Wakil untuk menginvestasikan (mengelola dan
mengembangkan) dananya (Akad Wakalah bi al-istitsmar).
• Wakil menginvestasikan dana Muwakkil dengan berbagai
akad yang sesuai dengan prinsip syariah
• Investasi dapat membuahkan hasil atau risiko.
• Seluruh has dan risiko menjadi hak dan beban Muwakkil
• Pengembalian Dana Investasi kepada Investor (Muwakkil),
AYO
BERTAN
YA!
KESIMPULAN
• Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak
lain untuk suatu usaha yang produktif.
• Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi di antara para pemilik modal (mitra
musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama
dalam suatu kemitraan,dengan nisbah pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggung secara proposional sesuai dengan kontribusi modal.
• Musyarakah Mutanaqishah adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset
(barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara
bertahap oleh pihak lainnya
• WakaIah bi aI-istismar adalah akad wakalah untuk menginvestasikan dan
mengembangkan modal Muwakkil baik dengan imbalan(Wakalah bi al-Ujrah) maupun
tanpa imbalan (Wakalah bi ghairi al-Ujrah).

Anda mungkin juga menyukai