Anda di halaman 1dari 16

e l o m p o k 6

AKAD MUSYARAKAH
31 Oktober 2023
Kelompok
6

EBRI ASRI

DHINI
Pengertian
Musyarakah adalah akad kerja sama dan bagi hasil
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dengan cara masing-masing pihak
memberikan kontribusi atau menggabungkan
modal, dana atau mal dengan kesepakatan bahwa
hak-hak, kewajiban, risiko dan keuntungan
ditanggung secara bersama dengan nisbah (bagi
hasil) ditentukan sesuai jumlah modal dan peran
masing-masing.
Menurut Istilah
Musyarakah disebut juga dengan istilah sharikah atau
syirkah. Kata al-syirkah yang berarti al-ikhtilath
(percampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih,
sehingga antara masing-masing sulit dibedakan.
Seperti persekutuan hak milik atau perserikatan usaha.
Dasar Hukum Musyarakah
Musyarakah merupakan akad yang diperbolehkan berdasarkan Alqur’an.
Q.S An Nisa ayat 12
‫ُّث ُل‬ ‫ُء‬‫ۤا‬ ‫َف ْن َك ُن ْٓو َاْك َث َر ْن ٰذ َك َف ُه ْم ُش َر َك‬
ِ ‫ِف ى ال ِث‬ ‫ِم ِل‬ ‫ِا ا ا‬
“Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka
bersekutu dalam yang sepertiga itu”. Q.S An Nisa : 12)

Q.S Shaad ayat 24


‫اَّل َّل ْي َن ٰا َم ُن ْو َو َع ُل‬ ‫ْع‬ ‫َب‬ ‫َق َل َل َق ْد َظ َل َم َك ُس َؤ َن ْع َج َك ٰل َع ٖۗه َو َّن َك ْي ًر ِّم َن ْل ُخ َل َط ۤا َل َي ْب ْي َب ْع ُض ُه ْم َع ٰل‬
‫ا ِم وا‬ ‫ى ٍض ِا ا ِذ‬ ‫ِء ِغ‬ ‫ِت ِا ى ِن اِج ِا ِث ا ا‬ ‫ِب اِل‬ ‫ا‬
‫الّٰص ِل ٰح ِت َو َق ِل ْي ٌل َّم ا ُه ْۗم‬
“Dari sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. (Q.S Shaad : 24)
Karakteristik Musyarakah
Para mitra (syarik) bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha
tertentu dalam musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru.
Mitra (syarik) terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Mitra aktif
2. Mitra pasif

Investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aset non
kas.

Pengelola musyarakah (mitra aktif) mengadministrasikan transaksi usaha yang


terkait dengan investasi musyarakah yang dikelola dalam catatan akuntansi
tersendiri
SYARAT MUSYARAKAH
PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT
Tidak ada bentuk Mitra harus Modal harus uang Partisipasi para mitra
khusus kontrak, kompeten dalam tunai, emas, perak dalam pekerjaan
berakad dianggap memberikan/dibe yang nilainya adalah sebuah hukum
sah jika diucapkan rikan kekuasaan sama, dapat terdiri dasar dan tidak
secara perwalian. dari asset diperbolehkan bagi
verbal/tertulis, perdagangan, hak salah satu dari mereka
kontrak dicatat yang tidak terlihat untuk mencantumkan
dalam tulisan dan tidak ikut sertanya
disaksikan. mitra lainnya.
Rukun Musyarakah
1. Orang yang berakad 2. Modal / Maal

3. Kerja atau usaha / 4. Keuntungan / Ribh


Dharabah

5. Shighat / Ijab Qobul


Macam-macam Musyarakah
Syirkah al amlak
Musyarakah kepemilikan atau syirkah alamlak adalah musyarakah
1 yang terjadi akibat adanya warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang
mengakibatkan pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih.

Syirkah al ‘aqd
Musyarakah akad adalah musyarakah yang terjadi karena adanya
2 kesepakatan, dimana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang
dari mereka memberikan konstribusi modal musyarakah
Bagi Hasil Musyarakah
Mitra Akad Mitra
Aktif Musyarakah Pasif

Unit Usaha
Bentukan
Laba (Rugi) Laba (Rugi)
Mitra Aktif Mitra Pasif

Hasil Usaha:
Jika untung, laba akan dibagi sesuai nisbah bagi hasil
Jika rugi, akan ditanggung sesuai porsi kontribusi
Cara pembagian hasil Musyarakah
1) Bagi Laba (profit sharing)
Profit sharing merupakan bagi hasil didasarkan kepada hasil dari total
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut.
2) Pendapatan (Revenue Sharing)
Revenue sharing merupakan perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total
seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Berakhirnya Akad
Musyarakah
1. Salah seorang mitra menghentikan akad.
2. Salah seorang mitra meninggal" atau hilang akal.
3. Modal musyarakah hilang habis.
Contoh Kasus
Ahmad dan Budi ingin membuka Pertanyaan:
usaha bersama dalam bidang 1. Berapa total modal yang dimiliki oleh
produksi makanan ringan. Ahmad Ahmad dan Budi?
memiliki modal sebesar Rp 50 2. Bagaimana pembagian keuntungan
juta dan Budi memiliki modal
dalam akad musyarakah ini?
sebesar Rp 30 juta. Keduanya
3. Jika usaha mendapatkan keuntu-
sepakat untuk membentuk akad
ngan sebesar Rp 100 juta, berapa
musyarakah dengan pembagian
keuntungan sebesar 60% untuk keuntungan yang akan diterima oleh
Ahmad dan 40% untuk Budi. Ahmad dan Budi?
Penyelesaian:
1. Total modal yang dimiliki Ahmad dan Budi adalah Rp 50 juta + Rp 30 juta
= Rp 80 juta.
2. Pembagian keuntungan dalam akad musyarakah ini adalah 60% untuk
Ahmad dan 40% untuk Budi.
3. Jika usaha mendapatkan keuntungan sebesar Rp 100 juta, maka
keuntungan yang akan diterima oleh Ahmad adalah 60% dari Rp 100 juta =
Rp 60 juta, sedangkan keuntungan yang akan diterima oleh Budi adalah
40% dari Rp 100 juta = Rp 40 juta.

Prinsip ini mengacu pada kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam
membangun usaha dengan modal yang disetorkan secara bersama dan
pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan.
Kesimpulan
Akad musyarakah adalah bentuk kerjasama dalam keuangan syariah yang
melibatkan dua pihak dengan kontribusi modal yang sama untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam akad ini, keuntungan dan kerugian dibagi sesuai dengan
kesepakatan awal antara pihak-pihak yang terlibat. Akad musyarakah menarik
perhatian karena mendorong partisipasi aktif, berbagi risiko, dan mempromosikan
prinsip keadilan dalam berbisnis.
Dalam pelaksanaan akad musyarakah, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, seperti kesepakatan awal mengenai pembagian keuntungan dan
kerugian, peran masing-masing pihak dalam pengelolaan bisnis, serta transparansi
dalam pelaporan keuangan. Selain itu, akad musyarakah juga memiliki prinsip-
prinsip yang mendasarinya, seperti keadilan, partisipasi aktif, dan berbagi risiko.
Dengan demikian, akad musyarakah merupakan salah satu instrumen penting dalam
keuangan syariah yang mendorong partisipasi aktif, berbagi risiko, dan
memnggunakan prinsip keadilan dalam berbisnis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai