Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENYUKSESKAN EKONOMI ILAHIYAH

Mata kuliah : Prinsip-prinsip ekonomi syariah

Dosen pengampu : Gurutta Hasriadi, S.E, M.M

Disusun Oleh

KELOMPOK 6

MUH. ALFI SYAHAR

MUHAMMAD ALFARISHI

MUH. YUSRIL SALENG

FAKULTAS HUKUM DAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM IAI AS’ADIYAH SENGKANG

2022
KATA PENGANTAR

Ahamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“MENYUKSESKAN EKONOMI ILAHIYAH” dapat kami selesaikan dengan
baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa
terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya
film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dan dosen pembimbing kami,Gurutta Hasriadi, S.E, M.M.,
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai
hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran
seluasluasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.

Penyusun

Sengkang 27,Oktober, 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian prinsip ekonomi ilahiyah...................................................... 3


B. Menyukseskan prinsip ekonomi ilahiyah............................................... 4

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN....................................................................................... 8
B. SARAN................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam transaksi keuangan syari’ah, penerapan prinsip-prinsip syari’ah


mewarnai segala aktivitas keuangan. Dalam transaksi keuangan di perbankan
syari’ah, pihak nasabah debitur memiliki beragam pilihan produk yang telah
mendapat legitimasi dalam kehalalan. Prinsip-prinsip dalam islam harus inhern di
seputar kegiatan atau aktivitas keuangan syari’ah. Prinsip ini berakar dari sumber
hokum islam itu sendiri yakni Al Qur’an dan Hadist.

Dalam surat Ad Dzariyat ayat 56, Allah berfirman agar manusia dan jin
beribadah hanya kepada Allah SWT, pencipta langit dan bumi. Ini berarti tidak
ada tuhan yang berhak di sembah melainkan kepada Allah SWT. Ajaran ini dalam
hokum islam dinamakan tauhid, dimana manusia hanya diwajibkan menyembah
Allah dan tidak menyekutukannya.dalam arti manusia hanya beriman kepada
Allah SWT.

Beriman kepada Allah SWT, dalam arti beriman kepada Dzat yang gaib, yang
maha Tinggi, bebas berkehendak, Mahakuasa, dan yang layak dipatuhi dan di ibadati
adalah ruh agama, agama apapun. Ia juga ruh agama islam dan dasar seluruh aqidahnya,
sebagaimana di jelaskan oleh Al Qur’an dan sunnah Rasulallah SAW (Qardhawy, 2003).

Pada saat berbicara tentang iman dan segala implikasinya, Al Qur’an


menempatkan iman kepada Allah SWT sebagai yang pertama dan dasarnya. Allah
SWT berfirman: “Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan
kepadanya dari Tuhan Nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua
beriman kepada Allah SWT, malaika tmalaikat Nya, kitab-kitab Nya, dan rasul-
rasul Nya.” ( Al Baqarah:285) “akan tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan
nabinabi..(Al Baqarah:177).”

Ini berarti bahwa iman kepada Allah menempati urutan pertama. Yang
berarti dalam konteks kegiatan keuangan syari’ah, wajib bersandar pada Allah
SWT dan Memohon pertolongan dan perlindungan Nya. Sehingga aktivitas yang
dilakukan terutama dalam perjanjian mudharabah di ridhai oleh Allah SWT. Lalu
bagaimana cara agar kita semakin beriman kepada Allah, tentunya kita harus
mengenal Allah SWT, yang merupakan pencipta langit dan bumi beserta segala
isinya. Yang dalam kajian islam mengenal Allah SWT disebut dengan
ma’rifattullah.

1
Prinsip ilahiyah ini sangat lah terasa di saat kita telah mengenal Allah SWT.
Orang yang telah mengenal Allah SWT, maka di dalam segala aktivitasnya yang
ada hanya meraih keharibaan Allah. Ia merasa diawasi, dan meyakini bahwa
segala yang kita lakukan ini akan mendapatkan pertanggungjawabannya di akhirat
kelak.

Islam adalah agama yang sempurna, islam mengatur segala segi


kehidupan, termasuk dalam urusan mu’amalah. Karena itu, bukti bahwa kita cinta
kepada Allah SWT adalah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan
Nya. Allah telah menetapkan hokum untuk kita umat manusia termasuk dalam hal
mu’amalah.

Ambil contoh masalah riba, Allah SWT telah mengharamkan Riba dan
menghalalkan jual beli, oleh karena cinta kepada Allah kita selaku umat manusia
harus menjauhi yang haram. Oleh karena itu, kegiatan keuangan haruslah
berlandaskan syari’ah.

Keharusan untuk menggunakan prinsip syari’ah sesuai ajaran-ajaran islam


yang pada intinya melarang Maghrib, penerapan kegiatan usaha produk-produk
syari’ah tampak berbeda dengan produk-produk bank konvensional, karena bunga
tidak diperkenankan dalam setiap kegiatan usaha. Dalam hukum ekonomi syari’ah
segala sesuatu yang dilakukan harus halalan thayyibah, benar secara hokum islam,
dan baik dari perspektif nilai dan moralitas

islam, termasuk juga antara lain usaha perbankan syari’ah (Isretno, 2011).
Jadi, prinsip Ilahiyah ini, setiap tingkah lakudan perbuatan manusia tidak akan
luput dari ketentuan Allah SWT. Kegiatan mu’amalat termasuk perbuatan akad
atau perikatan, tidak akan pernah lepas dari nilainilai ketauhidan. Dengan
demikian, manusia memiliki tanggungjawab akan hal itu

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian prinsip ekonomi ilahiyah?


2. Bagaimana cara menyukseskan ekonomi ilahiyah?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa pengertian prinsip ekonomi ilahiyah


2. Untuk Mengetahui cara menyukseskan ekonomi ilahiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian prinsip ekonomi ilahiyah


Dalam setiap unsur alam semesta ini adalah hasil ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Tak terkecuali manusia dengan keberadaannya yang komplek,
dianugrahi oleh Allah SWT sebuah akal untuk memahami sesuatu hal yang
membuatnya berbeda dari mahluk lainnya. Manusia dapat memikirkan baik
buruk, memikirkan kemanfaatan suatu hal, bahkan penciptaan hokum merupakan
suatu hal yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya agar dapat
mempertahankan haknya terhadap orang lain. Dimana ada masyarakat disitu ada
hukum.
Sejak keberadaanya di muka bumi, manusia ditunjuk untuk memakmurkan
bumi ini, dengan pengetahuan yang dimiliki, manusia dapat menaklukkan benda-
benda yang ada disekitarnya, mengelola alam untuk kepentingan manusia itu
sendiri. Allah SWT menciptakan segala sesuatu nya untuk kepentingan manusia.
Seharusnyalah manusia bersyukur kepada Tuhan nya, manusia mestilah ingat
kepada Tuhannya. Termasuk dalam segala aktivitasnya manusia haruslah selalu
ingat akan karunia dan rahmat yang diberikan oleh Nya. Sudah ada
tuntunantuntunan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia untuk bagaimana
harus bersikap di dalam segala aktivitasnya. Bahkan dalam islam segala hal sudah
diatur secara sempurna, termasuk dalam hal ber muamalah. Dalam bermu’amalah
sudah ada koridor-koridor yang sudah ditetapkan, mana yang baik mana yang
buruk, halal atau haram, sesuai atau tidak dengan prinsip syari’ah. Semua itu
bertujuan agar manusia dapat hidup dengan mengikuti aturan-aturan Nya, yang
semuanya nanti akan di pertanggungjawabkan kepada Nya
Dalam transaksi keuangan syari’ah, tentunya ada aturan-aturan yang telah
ditetapkan yang mesti di patuhi oleh setiap orang, ada nilai-nilai, asas-asas,
prinsipprinsip, dan norma-norma yang bertujuan agar manusia tidak menyimpang
dari aturan yang telah ditetapkan oleh manusia sendiri yang tentunya harus sesuai
dengan tuntunan syari’ah.

3
Dalam perjanjian mudharanah, ada beberapa prinsip atau asas-asas yang
melekat dalam setiap transaksi atau akad atau perikatan nya. Salah satu prinsip itu
adalah prinsip Ilahiyah. Dan terdapat asas-asas atau prinsip lainnya didalam akad
atau transaksi dalam hukum islam.
Terdapat beberapa nilai dasar/ asas yang merupakan pilar utama dari akad-
akad atau perjanjian berdasarkan prinsip syari’ah . saat ini asas-asas atau prinsip
tersebut telah di akomodasi dalam peraturan perundangundangan antara lain
dalam undang-undang perbankan syari’ah, peraturan bank Indonesia, dan surat
Edaran Bank Indonesia. Dengan dimasukannya prinsip-prinsip syari’ah tersebut
dalam peraturan perundang-undangan maka prinsip syari’ah tersebut telah
menjadi bagian dari hukum positif di Indonesia.
Dalam akad atau perjanjian dalam ekonomi islam akan selalu ada prinsip-
prinsip atau asas-asas yang harus menjadi pedoman. Salah satu prinsip ini adalah
prinsip Ilahiyah dimana segala aktivitas akad atau perjanjian mudarabah selalu
digantungkan kepada Tuhan Pencipta alam, langit dan bumi beserta segala isinya.
Segala akad atau perjanjian tersebut akan dipertanggungjawabkan kelak di
hadapan Allah SWT. Dengan demikian, segala aktivitas perjanjian harus
mengikuti pedoman yang telah di tetapkan oleh Allah SWT maupun pemimpin
yang sesuai dengan kaidah-kaidah syar’i.
B. Menyukseskan ekonomi ilahiyah
Bentuk Upaya dan Peran Bank Syariah dalam Mewujudkan Ekonomi
Islam Dalam mendorong upaya terwujudnya ekonomi islam yang sehat di
Indonesia, bank syariah bersungguh-sungguh dan berkeyakinan dapat membawa
maslahat bagi terwujudnya ekonomi islam dan kesejahteraan masyarakat.Bank
syariah juga menerapkan sistem bagi hasil (profit loss sharing) yang membawa
manfaat dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Bank syariah melibatkan beberapa faktor dalam upaya mewujudkan ekonomi
islam, Pertama, dengan memperluas jaringan kantor perbankan syariah.Karena
dengan begitu dapat mempermudah akses dan dapat mempengaruhi pilihan
nasabah dalam membuka rekening di bank syariah.Kedua, dengan melakukan
edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang ruang lingkup bank syariah,

4
dengan begitu dapat meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat.Ketiga,
dengan meningkatkan kualitas layanan dan kinerja bank syariah agar dapat
disetarakan dengan layanan bank konvensional.Salah satunya, memanfaatkan
akses teknologi informasi seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM), mobile
banking ataupun internet banking
Dalam upaya mewujudkan ekonomi islam, Lembaga Keuangan Mikro
Syariah berperan dalam pelaku UMKM. Lembaga keuangan mikro syariah
memiliki dua fungsi yaitu fungsi sosial dan fungsi bisnis.LKMS memiliki potensi
yang sangat besar dalam mengembangkan perekonomian masyarakat melalui
pembiayaan mikro.Dengan potensi tersebut dapat membantu pemerintah dalam
mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat.Hal tersebut berkaitan bahwa
upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kemiskinan adalah dengan
memperkuat peran yang dimiliki oleh lembaga keuangan mikro dalam penyertaan
modal berwirausaha.UMKM memiliki peran yang penting dalam perekonomian
bangsa, dikarenakan memiliki porsi yang besar dalam skala bisnis di Indonesia
Agar usaha yang dilakukan mendapatkan berkah dan berbasis islami, maka
UMKM menjalin kerja sama dengan LKMS.Kerjasama ini tidak hanya untuk
mewujudkan berjalannya sistem yang islami, tetapi juga dalam permodalan
UMKM.Dalam mengembangkan UMKM dapat dilakukan dengan meningkatkan
kualitas SDM, memperluas jaringan antar pelaku bisnis dan menciptakan
informasi yang isinya berupa potensi usaha UMKM yang dapat dioperasikan
dengan lembaga LKMS.
Dalam mewujudkan ekonomi yang sehat dan islami diperlukan upaya-
upaya yang tepat dan dapat memberikan maslahat bagi masyarakat.Salah satu
upaya yang dilakukan dengan memperbaiki kinerja dan program yang ada dalam
kelembagaan bank syariah.Mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam
produk-produk bank syariah.Selain itu, upaya yang dilakuakan lainnya adalah
mendirikan lembaga Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).Lembaga ini
selain dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan juga memiliki tujuan
untuk memperkuat ekonomi umat islam, dengan mengembangkan program yang
mendukung usaha-usaha kecil dengan bantuan peran pemerintah.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip Ilahiyah dimana segala aktivitas akad atau perjanjian yang selalu
digantungkan kepada Tuhan Pencipta alam, langit dan bumi beserta segala isinya.
Segala akad atau perjanjian tersebut akan dipertanggungjawabkan kelak di
hadapan Allah SWT. Prinsip Ekonomi Islam dalam melakukan aktivitas ekonomi
Islam, para pelaku ekonomi memegang teguh prinsipprinsip dasar yaitu Prinsip
ilahiyah dimana dalam ekonomi Islam kepentingan induvidu dan masyarakat
memiliki hubungan yang sangat erat sekali yaitu asas keselarasan, keseimbangan
dan bukan persaingan sehingga tercipta ekonomi yang seadil-adilnya. Prinsip
ekonomi Islam yaitu semua aktivitas manusia termasuk ekonomi harus selalu
bersandar kepada tuhan dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan antara dunia dan
akhirat berarti dalam mencari rizki harus halal lagi baik. Secara garis besar
ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar yaitu Alqur’an dan sunnah
sebagai sumber pengaplikasianya. Sumber daya dipandang sebagai pemberian
atau titipan dari Allah, swt kepada manusia. Islam mengakui pemilikan pribadi
dalam batas-batas tertentu. kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja
sama. Ekonomi Islam menolak terjadinya kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja, membayar zakat melarang riba dalam segala bentuk.

B.Saran
Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang
mendetail kurang kurang tersentuh oleh penyusun, dan yakin bahwasanya masih
banyak hal-hal yamg belum penyusun temukan sehinggah pembahasan makalah
ini ,menjadi kurang mendalam.Oleh karenanya penyusun menyarankan agar
pembaca melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenan
pembahasan

6
DAFTAR PUSTAKA
A.Wangsawdjaja. (2012). Pembiayaan Bank Syari’ah (p. 134). Gramedia.

Isretno, R. A. E. (2011). Pembiayaan Mudharabah dalam Sistem Perbankan


Syari’ah. Cyntia Press.

Prayitno, I. (2003). Ma’rifatullah. Mitra Grafika.

Qardhawy, Y. (2003). Hakikat Tauhid Dan

Anda mungkin juga menyukai