Anda di halaman 1dari 14

SYARIAT DAN MUAMALAT

Nama Kelompok 3:

1. Ince Muhammad Sibghatullah (2202361201158)


2. Agus Andika Putra (2202361201332)

NON REGULER I MANAJEMEN

UNIVERSITAS ANDI DJEMMA

Page 1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Pencipta danPemelihara
alam semesta ini, atas karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah Agama yang  berjudul
Syariah, Ibadah, dan Muamalah. Shalawat  serta  salam  semoga terlimpah curahkan bagi
nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman
termasuk kita semua.
Makalah ini kami susun sebagai bahan diskusi bagi mahasiswa dan diharapkan
dengan disusunnya makalah ini akan menjadi acuan untuk mendukung proses pembelajaran
Agama Islam secara sederhana dan mengena pada permasalahan yang ada di masyarakat.
Disadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam pembahasan makalah ini dari
teknis penulisan sampai dengan pembahasan materi untuk itu besar  harapan  kami akan saran
dan masukan yang sifatnya mendukung untuk perbaikan ke depannya.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing pada mata
kuliah pendidikan Agama Islam yang telah memberi arahan untuk membuat Makalah ini dan
tidak lupa untuk rekan rekan mahasiswa sistem informasi kami ucapkan terima kasih semoga
apa yang saya susun bermanfaat.

Palopo, 03 Oktober 2022

Kelompok 3

Page 2
DAFTAR ISI

Sampul Halaman.........................................................................................................1

Kata Pengantar...................................................................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah........................................................................................................................5

Bab II Pembahasan............................................................................................................................6

A. Definisi Syariat dan Muamalat.................................................................................................6


a) Syariat................................................................................................................................6
b) Muamalat...........................................................................................................................7
B. Tujuan, Kedudukan, dan Hikmah Ibadah.................................................................................8
a) Tujuan Ibadah....................................................................................................................8
b) Keududukan Ibadah...........................................................................................................8
c) Hikmah Ibadah..................................................................................................................9
C. Kekeluargaan Dalam Islam (Pernikahan), Warisan Dalam Islam, Dan Prinsip Kerja
Sama Umat Beragama............................................................................................................10
Bab III Penutupan............................................................................................................................13

A. Kesimpulan.............................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................13

Daftar Pustaka..................................................................................................................................14

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala
pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh
dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan dzat Allah SWT yang
telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan
sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup
yang dibimbing syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan
tuntutan dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang
Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah).

Sebagian dari syariat terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun
ibadah umum. Sumber syariat adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan hal-hal yang
belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad). Syariat
dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang telah tertanam Aqidah atau keimanan.
Semoga dengan bimbingan syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.

Page 4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi ruang lingkup syariat dan muamalat?
2. Jelaskan apa tujuan,kedudukan, dan hikmah ibadah?
3. Jelaskan tentang kekeluargaan dalam islam (pernikahan),warisan dalam islam, dan
Prinsip kerja sama dalam islam?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi ruang lingkup syariat dan muamalat
2. Untuk mengetahui apa tujuan, kedudukan, dan hikmah ibadah
3. Untuk mengetahui kekeluargaan dalam islam (pernikahan),warisan dalam islam, dan
Prinsip kerja sama dalam islam

Page 5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Syariat dan Muamalat


a) Syariat

Secara etimologi bahasa, kata syari'ah berarti jalan yang berbekas menuju air, karena
sudah sering dilalui.Kemudian maknanya berkembang menjadi sumber air yang selalu
diambil orang untuk keperluan hidup. Secara istilah, syari'ah adalah apa yang digariskan dan
ditentukan oleh Allah dalam agama sebagai aturan kehidupan para hamba-Nya. Syariah
diartikan sebagai segala peraturan yang datang dari Allah, baik berupa hukum-hukum
Akidah, hukum yang bersifat praktik, maupun hukum akhlak.

Syariat Islam (bahasa Arab: ‫ )شريعة إسالمية‬yakni berisi hukum dan


aturan Islam adalah hukum agama yang membentuk merujuk bagian dari tradisi Islam. Ini
berasal dari ajaran agama Islam dan didasarkan pada kitab suci Islam, khususnya Al-
Qur'an dan Hadits. Dalam bahasa Arab, istilah "syarah" mengacu pada hukum Allah SWT
yang tidak dapat diubah dan dikontraskan dengan fiqh, yang mengacu pada interpretasi
ilmiah manusia.

Sebagaimana tersebut dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36, bahwa sekiranya Allah
(Islam) dan Rasul- Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak
diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami
bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan Rasul- Nya belum menetapkan
ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman
makna ini didukung oleh ayat dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-
hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah SWT.

Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani


hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa
yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara' dan perkara yang
masuk dalam kategori Furu' Syara'.

 Asas Syara'

Page 6
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al
Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam dimana Al Quran itu Asas Pertama
Syara' dan Al Hadits itu Asas kedua Syara'. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam
seluruh dunia dimanapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad SAW hingga akhir
zaman, kecuali dalam keadaan darurat.

 Furu' Syara'

Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan Al
Hadist. Kedudukannya sebaga Cabang Syari'at Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak
mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat sebagai peraturan
/ perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya.

b) Muamalat

Muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat, karena
manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup berdiri sendiri. Dalam hubungan
dengan manusia lainnya, manusia dibatasi oleh syariat tersebut, yang terdiri dari hak dan
kewajiban. Lebih jauh lagi interaksi antara manusia tersebut akan membutuhkan kesepakatan
demi kemaslahatan bersama. Dalam arti luas muamalah merupakan aturan Allah untuk
manusia untuk bergaul dengan manusia lainnya dalam berinteraksi. Sedangkan dalam arti
khusus muamalah adalah aturan dari Allah dengan manusia lain dalam hal mengembangan
harta benda.

Muamalah merupakan cabang ilmu syari'ah dalam cakupan ilmu fiqih. Sedangkan
muamalah mempunyai banyak cabang, diantaranya muamalah politik, ekonomi, dan sosial.
Secara umum muamalah mencakup dua aspek, yakni aspek adabiyah dan madaniyah. Aspek
adabiyah yakni kegiatan muamalah yang berhubungan dengan kegiatan adab dan akhlak,
contohnya menghargai sesama, kejujuran, saling meridhoi, kesopanan, dan sebagainya.
Sedangkan aspek madaniyah adalah aspek yang berhubungan dengan kebendaan, seperti
halal haram, syubhat, kemudharatan, dan lainnya.

Page 7
B. Tujuan, Kedudukan, Dan Hikmah Ibadah
a) Tujuan Ibadah

Tujuan ibadah pada akhirnya akan memberikan manfaat kebaikan bagi siapa saja yang
melaksanakannya. Berikut beberapa tujuan beribadah dalam Islam yang perlu Anda ketahui:

 Ibadah dilakukan untuk menciptakan hubungan harmonis antara makhluk dan Sang
Penciptanya, yaitu Allah SWT.
 Ibadah dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah menciptakan,
memelihara, mengangkat manusia sebagai khilafah di bumi, serta mengizinkan manusia
untuk mengambil manfaat yang disediakan oleh alam.
 Ibadah dilakukan untuk mengukur sejauh mana kepatuhan para makhluk ciptaan Allah
dalam melaksanakan perintah-Nya.
 Patuh tidaknya seorang hamba dalam melaksanakan perintah Allah akan mempengaruhi
nasib mereka di dunia maupun di akhirat untuk kehidupan yang akan datang.
 Ibadah dapat memberikan rasa aman, damai, dan tenang, karena Allah dapat mengurus
setiap urusan pada hambanya.
 Ibadah dilakukan untuk menghilangkan rasa takabur karena hanya Allah Yang Maha
Besar yang memiliki segala kesempurnaan.
 Ibadah dilakukan sebagai bentuk ekspresi bahwa manusia hanya makhluk yang lemak
dan membutuhkan setiap pertolongan dan kekuatan dari Allah SWT.

b) Kedudukan Ibadah

Sistem kekeluargaan adalah salah satu prinsip mendasar untuk mengelompokkan tiap
orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan silsilah. Hubungan keluarga dapat
dihadirkan secara nyata (ibu, saudara, kakek) atau secara abstrak menurut tingkatan
kekerabatan. Dalam masyarakat sendiri terdapat bermacam-macam sistem kekeluargaan
yang dianut dan dijalankan. Misalnya sistem patrilineal yang menarik garis keturunan dari
garis laki-laki (ayah). Sistem ini dianut di Tapanuli, Lampung, Bali dan lain-lain.

Page 8
Sedangkan sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan pada garis ibu yang disebut
matrilineal banyak dianut di daerah Minangkabau. Ada pula sistem kekeluargaan parental
yang menarik garis keturunan dari garis laki-laki (ayah) dan perempuan (ibu), sistem ini
dianut Jawa, Madura dan Sumatera Selatan. Berkenaan dengan permasalahan yang
menjadi obyek penelitian ini, maka penulis mencoba untuk mendeskripsikan dan
mengkorelasikannya dengan penafsiran (interpretasi) para ulama terhadap surat al-Nisa’
ayat 22 dan 23. Penulis mengambil dua ayat ini dikarenakan memiliki keterkaitan erat dan
mempunyai esensi pembahasan yang sama dengan ketiga bentuk sistem kekeluargaan di
atas yakni didalamnya mengatur tentang bentuk-bentuk perkawinan yang dilarang.

c) Hikmah Ibadah
1) Tidak Syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa
beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik.
Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala
yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli-Nya.
2) Memiliki ketakwaan. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang
dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah
manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah
kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia
menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan.
Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban adakalanya muncul
ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak
menjalankankewajiban.
3) Terhindar dari kemaksiatan. Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga
dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa
dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus
selaludipakai dimanapun manusia berada.
4) Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan
lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang
dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya
lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong
hamba tersebut lebih memperhatikan orang lain.

Page 9
5) Tidak kikir. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik
Allah SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena
kecintaan manusia yang begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan
kikir akan hartanya. Berbeda dengan hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa
dawam menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya
adalah bukan haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata
sebagai bekal di akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan hartauntuk
keperluan umat.
C. Kekeluargaan Dalam Islam (Pernikahan), Warisan Dalam Islam, Dan Prinsip
Kerja Sama Umat Beragama
a) Kekeluargaan Dalam Islam (Pernikahan)
Keluarga merupakan sebuah pondasi dan institusi yang paling dicintai dalam Islam.
Masyarakat terbentuk dari unit-unit yang lebih kecil dan keluarga merupakan unit yang
paling kuno dan alami serta titik diawalinya kehidupan manusia. Keluarga adalah pusat
perkumpulan dan poros untuk melestarikan tradisi-tradisi serta tempat untuk menyemai kasih
sayang dan emosional.Unit ini ibarat landasan sebuah komunitas dan ketahanannya akan
mendorong ketangguhan sebuah masyarakat.
Pernikahan merupakan sebuah ikatan suci untuk mencapai kebahagiaan dan
melestarikan generasi manusia. Islam memberikan perhatian khusus kepada masalah ini dan
menjadikannya sesuatu yang sakral. Sakralitas pernikahan tertuang dalam berbagai riwayat
dan bermacam ungkapan antara lain:
 Pernikahan adalah sunnah Rasul Saw. “Nikah adalah sunnahku dan barangsiapa yang
membenci sunnahku, maka ia bukan dari golonganku.”
 Keluarga merupakan landasan dan asas yang paling dicintai dalam Islam. Imam Ali Ridha
as berkata: “Dalam Islam tidak dibangun sebuah landasan yang paling dicintai oleh Allah
Swt selain pernikahan.”
 Pernikahan akan menjaga agama seseorang. Imam Jakfar Shadiq as berkata: “Barangsiapa
yang sudah melakukan pernikahan, maka ia telah menjaga setengah agamanya dan jagalah
setengahnya lagi dengan ketaqwaan.”
 Ada banyak keutamaan yang didapatkan oleh orang yang sudah menikah. Imam Jakfar
Shadiq berkata: “Dua rakaat shalat yang didirikan oleh orang yang sudah menikah lebih
utama dari 70 rakaat shalat orang yang belum berkeluarga.”

Page 10
b) Warisan Dalam Islam
Hukum waris dalam Islam adalah aturan mengenai perpindahan hak kebendaan atau harta
dari orang yang meninggal dunia (pewaris) kepada ahli waris. Ahli waris atau ashabul furudh
adalah orang-orang yang mempunyai bagian pasti dan terperinci, dari warisan yang
ditinggalkan oleh pewaris.
Harta warisan bisa berupa benda maupun bukan wujud benda, misalnya gelar
kebangsawanan. Cara pembagian harta warisan telah diatur hukumnya dalam Al-Quran,
dengan prinsip yang paling adil.
Hukum pembagian harta warisan dalam islam akan diatur kepada ahli warisnya dengan
bagian masing-masing yang tidak sama. Pembagian harta warisan tergantung kepada status
kedekatan hubungan antara pewaris dengan ahli warisnya.
Dikutip dari buku bertajuk 'Pembagian Warisan Menurut Islam' karya Muhammad Ali
Ash-Shabuni, cara pembagian harta warisan berdasarkan Al-Quran surat An-Nisa,
persentasenya terdiri dari setengah (1/2), seperempat (1/4), seperdelapan (1/8), dua pertiga
(2/3), sepertiga (1/3), dan seperenam (1/6):
1. Setengah (1/2)
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan setengah (1/2) adalah satu kelompok laki-laki
dan empat perempuan. Di antaranya suami, anak perempuan, cucu perempuan dari keturunan
anak laki-laki, saudara kandung perempuan, dan saudara perempuan sebapak.
2. Seperempat (1/4)
Ahli waris yang berhak mendapatkan seperempat dari harta pewaris hanyalah dua orang,
yaitu suami atau istri.
3. Seperdelapan (1/8)
Ahli waris yang berhak mendapatkan bagian warisan seperdelapan adalah istri. Istri yang
mendapatkan waris dari peninggalan suaminya, baik itu memiliki anak atau cucu dari
rahimnya atau rahim istri yang lain.
4. Duapertiga (2/3)
Ahli waris yang berhak mendapatkan dua pertiga warisan terdiri dari empat perempuan.
Ahli waris ini, antara lain anak perempuan kandung, cucu perempuan dari anak laki-laki,
saudara perempuan kandung, dan saudara perempuan sebapak.
5. Sepertiga (1/3)

Page 11
Ahli waris yang berhak mendapatkan sepertiga warisan hanya dua, yaitu ibu dan dua
saudara baik laki-laki atau perempuan dari satu ibu.

6. Seperenam (1/6)
Ahli waris yang berhak mendapatkan bagian seperenam warisan ada 7 orang, yakni bapak,
kakek, ibu, cucu perempuan, keturunan anak laki-laki, saudara perempuan sebapak, nenek,
dan saudara laki-laki dan perempuan satu ibu.
c) Prinsip Kerja Umat Beragama
Kerja Sama Antar Umat Beragama Manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial
yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk
sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Ajaran Islam menganjurkan manusia
untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal
kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan
siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. A. Kerja sama intern umat beragama
Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang mendapat perhatian penting
dalam Islam. Alquran menyebutkan kata yang mengandung arti persaudaraan sebanyak 52
kali yang menyangkut berbagai persamaan, baik persamaan keturunan, keluarga, masyarakat,
bangsa, dan agama. Ukhuwah yang islami dapat dibagi kedalam empat macam, yaitu:
Pertama, ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara sekemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah.
Kedua, Ukhuwah insaniyah (basyariyah), dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara,
karena semua berasal dari ayah dan ibu yang sama; Adam dan Hawa.

Page 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Syariat adalah  hukum-hukum (peraturan) yang diturunkan Allah Subhaanahu
wata’ala. melalui rasul-rasulNya yang mulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari
kegelapan ke dalam terangnya  cahaya hidayah, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang
lurus. Prinsip dalam syariat diantaranya adalah :
1) Tidak Mempersulit (‘Adam al-Haraj)
2) Mengurangi Beban (Taqlil al-Taklif)
3) Penetapan Hukum secara Periodik
4) Sejalan dengan Kemaslahatan Universal
5) Persamaan dan Keadilan (al-Musawah wa al-Adalah)
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatya membangun bagi para
pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini, dan semoga makalah ini bisa menjadi acuan
untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembacanya
dan terkhusus buat kami amiin ya rabbal alamin.

Page 13
DAFTAR PUSTAKA
 https://t-edukasi.blogspot.com/2017/04/makalah-syariah-ruang-lingkup.html
 https://www.bloggerkalteng.id/p/dan-aku-tidak-menciptakan-jin-dan.html
 https://www.erfan.ir/indonesian/53457.html
 https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-ibadah-dan-tujuannya-dalam-islam-
perlu-diketahui-kln.html
 https://onesearch.id/Record/IOS3713.7119/Details

Page 14

Anda mungkin juga menyukai