Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pendidikan Agama Islam


Tentang
Syari’at, Ibadah dan Mu’amalah

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. Frandika Chendi Pratama (22101969)


2. Nurhafiza (22101972)
3. Jihan Saharani (22101981)
4. Irma Sulastri (22102005)
5. Fatriana Saputri (22102177)

KELAS II B1

DOSEN PENGAMPU :
Masrijal Habib, S.Ag, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang berjudul Syari’at, Ibadah dan Mu’amalah
Pada makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
bapak Masrijal Habib, S.Ag, M.A yang telah membimbing dan memberikan
arahan dalam pembuatan makalah ini.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih dan semoga makalah ini dapat manfaat bagi kita semua.

Padang Pariaman, 5 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Syariat...........................................................................................................2
B. Ibadah............................................................................................................5
C. Mu’amalah....................................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt
dengan segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan
yang bisa dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala
manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya. Sebab itu,
manusia harusmendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam
kehidupannya dapat berbuatsesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan
anugerah Allah SWT.

B. Rumusan
1. Apa itu pengertian, macam-macam, tujuan dan fungsi syariat
2. Apa itu pengertian, macam-macam, tujuan dan fungsi ibadah
3. Apa itu pengertian, macam-macam, tujuan dan fungsi mu’amalah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, macam-macam, tujuan dan fungsi syariat
2. Untuk mengetahui pengertian, macam-macam, tujuan dan fungsi ibadah
3. Untuk mengetahui pengertian, macam-macam, tujuan dan fungsi
mu’amalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Syariat
1. Pengertian Syariat
Syariat Islam (bahasa Arab: ‫ )شريعة إسالمية‬yakni berisi hukum dan
aturan Islam adalah hukum agama yang membentuk merujuk bagian dari
tradisi Islam. Ini berasal dari ajaran agama Islam dan didasarkan pada
kitab suci Islam, khususnya Al-Qur'an dan Hadits. Dalam bahasa Arab,
istilah "syarah" mengacu pada hukum Allah SWT yang tidak dapat
diubah dan dikontraskan dengan fiqh, yang mengacu pada interpretasi
ilmiah manusia.
Sebagaimana tersebut dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36,
bahwa sekiranya Allah (Islam) dan Rasul- Nya sudah memutuskan suatu
perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan
lain. Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam
menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan
dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang
termasuk dalam kategori Asas Syara' dan perkara yang masuk dalam
kategori Furu' Syara'.
a. Asas Syara'
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al
Quran atau Al Hadits. Sifatnya mengikat seluruh umat islam di
dunia.
b. Furu' Syara'
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya
dalam Al Quran dan Al Hadist. Kedudukannya sebaga Cabang
Syari'at Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak mengikat seluruh umat
Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat sebagai
peraturan/ perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya.

2
3

Syariat dalam Makna Umum


Dalam makna umum, syariat mencakup seluruh hukum yang
menjadi ketetapan Allah dan diwajibkan kepada hamba-hamba-Nya.
Hukum ini disampaikan melalui wahyu yang turun atau melalui lisan
rasul-Nya. Mulai dari segi akidah, moral, ibadah, pekerjaan, politik,
hukum, kekuasaan, warisan, pemberian, dan lain sebagainya.
Syariat dalam Makna Khusus
Sedangkan syariat dalam makna khusus hanya mencakup sebagian
dari hukum – hukum syar’i karena adanya sebab dan kebutuhan tertentu.
Misalnya, pada saat kata syariat digunakan bersama dengan kata akidah,
maka definisi syariat menjadi hal – hal yang berkaitan dengan hukum –
hukum fisik.
Pembagian Syari’at Islam
Hukum yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. untuk
segenap manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Ilmu Tauhid, yaitu hukum atau peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan dasar-dasar keyakinan agama Islam, yang tidak
boleh diragukan dan harus benar-benar menjadi keimanan kita. Ilmu
tauhid ini dinamakan juga Ilmi Aqidah atau Ilmu Kalam.
b. Ilmu Akhlak, yaitu peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
pendidikan dan penyempurnaan jiwa.
c. Ilmu Fiqh, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan
sesamanya. Ilmu Fiqh mengandung dua bagian: pertama, ibadah,
yaitu yang menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan manusia
dengan Tuhannya. Dan ibadah tidak sah (tidak diterima) kecuali
disertai dengan niat. Kedua, muamalat, yaitu bagian yang
menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan antara manusia
dengan sesamanya. Ilmu Fiqh dapat juga disebut Qanun (undang-
undang).
4

2. Macam-Macam Syariat
a. Wajib
Wajib adalah suatu perbuatan yang jika dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan berdosa.
b. Sunnah
Segala perbuatan yang dituntut agama untuk dikerjakan tetapi
tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib disebut dengan sunnah.
c. Haram
Kebalikan dari wajib, haram adalah perbuatan yang harus
ditinggalkan. Haram berarti sesuatu yang dilarang oleh Allah dan
Rasul-Nya serta harus dipatuhi oleh para umat.
d. Makruh
Dalam istilah ushul fiqh, makruh adalah sesuatu yang
dianjurkan syariat untuk meninggalkannya, dan jika ditinggalkan
akan mendapat pujian, sedangkan jika dilanggar tidak berdosa.
e. Mubah
Secara istilah, mubah berarti sesuatu yang tidak berkaitan
dengan perintah dan tidak juga berkaitan dengan larangan. Sesuatu
yang mubah itu selama bersifat mubah tidak menyebabkan adanya
pahala atau siksa. Mubah terbagi menjadi tiga bentuk, yakni:
1) Mubah yang apabila dilakukan atau tidak dilakukan tidak
mengandung madharat, seperti makan, minum, dan berpakaian.
2) Mubah yang jika dilakukan mukallaf tidak ada madharatnya,
sedangkan perbuatan itu sebenarnya diharamkan. Sebagai
contoh makan daging babi saat keadaan darurat.
3) Perbuatan yang bersifat madharat dan tidak boleh dilakukan
menurut syara’, tetapi Allah memaafkan pelakunya sehingga
perbuatan itu menjadi mubah. Contohnya, mengerjakan
pekerjaan sebelum masuk Islam.
5

3. Tujuan dan Fungsi Syariat Islam


Tujuan syariat Islam pada hakekatnya adalah menyelamatkan
manusia, baik sebagai individu, kelompok manusia, serta bangsa-negara
agar selamat dari kesesatan dan kerugian.
Fungsi syariah dalam lingkup hukum Islam adalah sebagai jalan
atau jembatan bagi umat manusia dalam berpijak dan berpedoman. Selain
itu, syariah juga menjadi media dalam menjalankan kehidupan di dunia
agar sampai pada tujuan akhir dengan selamat.
4. Contoh syariat dalam kehidupan sehari-hari
a. Membayar Zakat
Kewajiban membayar zakat fitrah tercantum dalam surah Al
Baqarah ayat 43.
۟ ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ َوٱرْ َكع‬
َ‫ُوا َم َع ٱل ٰ َّر ِك ِعين‬ ۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ۟ ‫َوَأقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
Artinya : “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan
rukuklah beserta orang yang rukuk.”
b. Jujur dalam berdagang dengan memenuhi timbangan dan takaran
Dalam ajaran Islam, berbuat curang adalah sesuatu yang
dilarang karena merugikan orang lain. Ayat yang menegaskan
larangan tersebut adalah surah Hud ayat 85.

‫اس َأ ْشيَٓا َءهُ ْم‬ ۟ ‫ْط ۖ َواَل تَ ْب َخس‬


َ َّ‫ُوا ٱلن‬ ِ ‫ال َو ْٱل ِميزَ انَ بِ ْٱلقِس‬ ۟ ُ‫َو ٰيَقَوْ ِم َأوْ ف‬
َ َ‫وا ْٱل ِم ْكي‬
۟
َ‫ض ُم ْف ِس ِدين‬ِ ْ‫َواَل تَ ْعثَوْ ا فِى ٱَأْلر‬
Artinya : “Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran
dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu
merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan
janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan
membuat kerusakan".

B. Ibadah
1. Pengertian
Ibadah ialah amalan-amalan yang dilakukan oleh muslim yang
ditujukan sepenuhnya sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah dan
larangan Allah yang telah diatur dalam syariat Islam. Pemaknaan ibadah
sebagai suatu bentuk ketaatan disampaikan oleh Allah di dalam Al-
6

Qur'an pada Surah Al-Bayyinah ayat 5. Tujuan beribadah disampaikan


oleh Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 21, yaitu sebagai bentuk meraih
ketakwaan. Konsep ibadah di dalam Islam sesuai dengan konsep tujuan
penciptaan manusia oleh Allah, yaitu untuk mengabdi kepada-Nya.
Manfaat dari ibadah bagi manusia adalah memperoleh ridha Allah serta
meningkatkan motivasi dan semangat hidup di dunia. Ibadah terbagi
menjadi dua jenis yaitu ibadah umum dan ibadah khusus. Ibadah umum
meliputi semua perbuatan kebaikan yang diniatkan untuk memperoleh
ridha Allah. Sedangkan ibadah khusus ialah ibadah yang tata cara
pelaksanaannya telah ditetapkan oleh Allah.
H. Abd. Muin Salim menjelaskan bahwa, dari makna pertama
diperoleh kata ‘abd yang bermakna mamluk (yang dimiliki) dan
mempunyai bentuk jamak ‘abid dan ‘ibad. Bentuk pertama menunjukkan
makna budak-budak dan yang kedua untuk makna “hamba-hamba
Tuhan”. Dari makna terakhir inilah bersumber kata abada,
ya’budu,’ibadatan yang secara leksikal bermakna “tunduk merendahkan,
dan menghinakan diri kepada dan di hadapan Allah. Sejalan dengan
pengertian tersebut, T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy juga menjelaskan bahwa
ibadah dari segi bahasa adalah “taat, menurut, mengikut, tunduk, dan
doa”.
2. Landasan
Ibadah di dalam Islam didasarkan kepada Al-Qur'an dan sunnah.
Tiap perkara ibadah yang bersifat global di dalam Al-Qur'an memperoleh
penjelasan yang lebih rinci pada sunnah. Bentuk sunnah ini ialah setiap
ucapan, perbuatan dan persetujuan dari Nabi Muhammad.
3. Tujuan dan fungsi ibadah

a. Tujuan dari mengadakan ibadah adalah untuk mencapai ketakwaan.


Tujuan ini disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 21. Dalam ayat
ini, Allah berfirman dengan menyeru kepada manusia untuk
menyembahNya. Penyembahan ini sebagai bentuk pengakuan atas
Allah sebagai pencipta yang telah menciptakan manusia dan
generasi-generasi manusia sebelumnya. Tujuan lainnya yaitu :
7

1) Ibadah dilakukan untuk menciptakan hubungan harmonis antara


makhluk dan Sang Penciptanya, yaitu Allah SWT.
2) Ibadah dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah
karena telah menciptakan, memelihara, mengangkat manusia
sebagai khilafah di bumi, serta mengizinkan manusia untuk
mengambil manfaat yang disediakan oleh alam.
3) Ibadah dilakukan untuk mengukur sejauh mana kepatuhan para
makhluk ciptaan Allah dalam melaksanakan perintah-Nya.
b. Fungsi ibadah
1) Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
2) Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan
kewajibannya
3) Melatih diri untuk berdisiplin
4. Syarat ibadah di terima
a. Pelaksanaan Ibadah Harus Dilandasi dengan Iman kepada Allah
b. Ibadah yang Dilaksanakan Harus Dilandasi dengan Ilmu
c. Ibadah yang Dilaksanakan Harus Dilandasi dengan Ikhlas
5. Macam-macam ibadah
a. Ibadah Qolbiyyah
Jenis ibadah ini merupakan ibadah yang dilakukan atas dasar hati.
Ibadah ini meliputi aspek i’tiqod atau keyakinan, seperti iman
kepada Allah SWT. Selain i’tiqod, ada pula dalam bentuk tafakkur
seperti merenungkan penciptaan Allah.
b. Ibadah Qowliyyah
Ibadah jenis ini dilakukan dalam bentuk aktivitas lisan.
Contohnya seperti membaca Alquran, bertasbih, bertahmid, bertahlil,
bertakbir, dan lain sebagainya.
c. Ibadah Amaliyyah
Ibadah amaliyyah adalah ibadah yang dilakukan oleh aktivitas
anggota tubuh. Contohnya adalah gerakan dalam sholat,
melaksanakan puasa, haji, dan lain sebagainya.
8

d. Ibadah Maaliyyah
Ibadah jenis ini dilakukan oleh seorang hamba dengan cara
mendermakan hartanya. Misalnya menunaikan zakat dan
bershodaqoh.
1) Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang bersifat ta’abudi atau
mempunyai hubungan langsung dengan Allah. Ibadah ini
biasanya berupa tindakan penyembahan seorang hamba kepada
Allah. Banyak ulama menyatakan bahwa yang termasuk jenis
ibadah mahdhah adalah salat, puasa, haji, dan zikir. Ibadah ini
juga disebut sebagai ibadah ritual.
2) Ibadah Mu'amalah
Ibadah mu'amalah mencakup hubungan antarmanusia
dalam rangka mengabdi kepada Allah. Ibadah jenis ini biasanya
berupa amal kebajikan yang berkaitan dengan hubungan sesama
manusia. Maka, ibadah ini bersifat sosial.

C. Mu’amalah
1. Pengertian
Pengertian muamalah menurut istilah syariat Islam adalah suatu
kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
sesama umat manusia.
Adapun muamalah secara etimologi memiliki makna yang sama
dengan al-mufa’ala yaitu saling berbuat, yang berarti hubungan
kepentingan antar seseorang dengan orang lain.
Secara bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, atau
muamalat yang bermakna perilaku terhadap orang lain karena ada
hubungan kepentingan. Menurut Ilmu Fikih, muamalah adalah kegiatan
saling tukar barang atau jasa yang bisa memberikan manfaat satu sama
lain dengan cara tertentu yang sudah disepakati sebelumnya.
Menurut para ahli
9

a. Menurut Rasyid Ridha, ―muamalah adalah tukar menukar barang


atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah
ditentukan.
b. Menurut Louis Ma'luf, muamalah adalah hukum-hukum syara' yang
berkenaan dengan urusan dunawi dan kehidupan manusia yang
meliputi jual beli, perdagangan, dan lain-lain.
c. Menurut Al-Dimyati, muamalah adalah menghasilkan duniawi agar
menjadi sebab suksesnya ukhrawi.
Hukum muamalah mubah–pada dasarnya segala bentuk muamalah
hukumnya adalah boleh. Kecuali aktivitas atau perbuatan muamalah yang
dilarang dalam Al-quran dan Al-hadist. Hal ini memberikan kesempatan
dan peluang untuk terciptanya aneka muamalah baru sesuai
perkembangan zaman.
2. Macam-macam mu’amalah
a. Syirakh
Dalam ilmu muamalah, syirah merupakan suatu akad di mana
dua pihak yang melakukan kerjasama dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Selain itu, syirakh juga bisa dimaknai
mencampurkan dua bagian menjadi satu, sehingga tidak bisa
dibedakan antara satu dengan yang lainnya.
Adapun rukun syirakh di antaranya barang harus halal, objek
akad harus pekerjaan dan modal, dan pihak pelaku akad harus
memiliki kecakapan melakukan pengelolaan harta.
b. Jual Beli
Syarat saat proses jual beli di antaranya berakal sehat, transaksi
dilakukan atas dasar kehendak sendiri, dan penjual maupun pembeli
harus punya akal, baligh, dan lain sebagainya.
c. Murabahah
Murabahah adalah transaksi atau pembayaran angsuran yang
diketahui oleh kedua pihak. Baik dari ketentuan margin keuntungan
atau harga pokok pembelian.
10

d. Sewa Menyewa
Sewa menyewa atau dalam Islam disebut akad ijarah
merupakan suatu imbalan yang diberikan kepada seseorang atas jasa
yang telah diberikan, seperti kendaraan, tenaga, tempat tinggal, dan
pikiran.
Adapun beberapa syaratnya ialah barang yang disewakan
menjadi hak sepenuhnya dari pihak pemberi sewa, kedua belah pihak
harus berakal sehat, dan manfaat barang yang disewakan harus
diketahui jelas oleh penyewa.
e. Hutang Piutang
Hutang piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada
orang dengan catatan suatu saat nanti akan dikembalikan sesuai
perjanjian. Salah satu hal yang harus dihindari ialah menjahui riba.
Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah
pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase dari jumlah
pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.
3. Tujuan Muamalah
Tujuan muamalah adalah terciptanya hubungan yang harmonis
antara sesama manusia, sehingga tercipta masyarakat yang rukun dan
tentram. Adapun hubungan ini berupa jalinan pergaulan, saling menolong
dalam kebaikan dalam upaya menjalankan ketaatannya kepada Allah
SWT.
Di dalam islam banyak sekali jenis Muamalah yang di larang,
adapun larangan Muamalah dalam islam di antaranya yakni :
a. Maisyir – merupakan transaksi memperoleh keuntungan secara
untung-untungan atau dari kerugian pihak lain.
b. Gharar – adalah muamalah yang memiliki ketidakjelasan obyek
transaksinya. Seperti barang yang dijual tidak dapat diserah-
terimakan, tidak jelas jumlah, harga dan waktu pembayarannya.
c. Haram–tidak diperbolehkan melakukan transaksi atas benda atau
hal-hal yang diharamkan. Sehingga tidak sah transaksi jual beli jika
obyek jual belinya adalah khamar atau narkoba.
11

d. Riba – pengertian riba dalam islam adalah tambahan dalam aktivitas


hutang piutang dan jual beli. Terdapat macam-macam riba dalam
kehidupan sehari-hari yang perlu ditinggalkan, seperti riba jahiliyah
dan riba nasiah dalam transaksi perbankan konvensional.
e. Bathil – transaksi bathil dalam muamalah terlarang untuk dilakukan.
Prinsip-prinsip arti muamalah secara umum adalah:
a. Kebolehan dalam melakukan aspek muamalah, baik, jual, beli, sewa
menyewa ataupun lainnya. Prinsip dasar muamalah adalah boleh
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
b. Muamalah dilakukan atas pertimbangan membawa kebaikan bagi
manusia dan atau untuk menolak segala yang merusak.
c. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keseimbangan
(tawazun). Konsep ini dalam syariah meliputi berbagai segi antara
lain meliputi keseimbangan antara pembangunan material dan
spiritual; pemanfaatan serta pelestarian sumber daya.
d. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan
menghindari unsur-unsur kezaliman. Segala bentuk muamalah yang
mengandung unsur penindasan tidak dibenarkan.
4. Bentuk-Bentuk Muamalah
a. Kepemilikan
Kepemilikan dalam arti muamalah adalah transaksi (‘aqd) dan
tindakan (tasharruf) yang menyebabkan kepemilikan sesuatu atau
manfaat. Ini seperti jual beli, sewa menyewa, sharf, salam,
perkawinan, muzara’ah, musaqah dan sebagainya.
b. Pembatalan
Pembatalan adalah tindakan yang menyebabkan pembatalan
tanpa penggantian, seperti cerai, pemutusan, pencabutan hak,
pengampunan qishash.
c. Kerjasama
Kerjasama yaitu transaksi dan kesepakatan bekerjasama baik
dari modal maupun pekerjaan atau keduanya, seperti mudharabah,
muzaraah, musaqah, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Syariat Islam (bahasa Arab: ‫ )شريعة إسالمية‬yakni berisi hukum dan aturan
Islam adalah hukum agama yang membentuk merujuk bagian dari tradisi
Islam.
Ibadah ialah amalan-amalan yang dilakukan oleh muslim yang ditujukan
sepenuhnya sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah yang
telah diatur dalam syariat Islam. Pemaknaan ibadah sebagai suatu bentuk
ketaatan disampaikan oleh Allah di dalam Al-Qur'an pada Surah Al-Bayyinah
ayat 5.
Muamalah secara luas bisa disampaikan sebagai segala amcama
peraturan yang mengatur hubungan antar sesama manusia, antara manusia
dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya.

B. Saran
Sebagai manusia hendaknya kita tidak melupakan hakikat dari
penciptaan kita, yaitu untuk beribadah kepada Allah swt sesuai dengan Al
Qur’an dan Hadits baik dalam ibadah mahdah (khusus) maupun dalam ibadah
ghoirumahdah (umum) dengan niat semata-mata ikhlas untuk mencapai ridha
Allah.

12
DAFTAR PUSTAKA

asy-Sya'rawi, M. Mutawalli (2007). Basyarahil, U., dan Legita, I. R., ed. Anda
Bertanya Islam Menjawab. Diterjemahkan oleh al-Mansur, Abu
Abdillah. Jakarta: Gema Insani.

H. Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah; Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran
(Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994).

Prof. Dr. Zakiah Haradjat ,Dasar-dasar Agama Islam, Dkk, 1999, Jakarta.
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Kuliah Ibadah; Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan
Hikmah (Cet. VII; Jakarta: Bulan Bintang, 1991).

Usaidah, Idah. Ibadah dalam Al-Qur’an. 2012.

https://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

https://kumparan.com/berita-hari-ini/5-macam-hukum-syariat-islam-yang-perlu-
dipahami-umat-muslim-1xn6tKNOAfJ/full

Anda mungkin juga menyukai