Syariah Islam
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Gilang Sakti Aditya 2006529493
Romso Wirasena 2006525192
Salsabila Budyana Putri 2006520790
1
Kata Pengantar
Penulis
2
Daftar Isi
cover
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan & Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariah Islam
B. Ruang Lingkup Materi Syariah Islam
C. Perbedaan Syariah Islam dengan Fikih Islam
D. Implementasi Syariah Islam dalam Kehidupan10
a. Implementasi Ibadah Mahdhah dalam Kehidupan…………………………………….10
b. Implementasi Muamalah dalam Kehidupan………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA15
3
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjalankan syariat Islam merupakan bukti dan wujud keimanan
dalam Islam oleh karena itu sebagai seseorang yang beragama Islam harus
mengerti tentang Syariah Islam maka yang harus dilakukan adalah
memepalajari lebih dalam tentang Syariah Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Syariah Islam ?
2. Apa ruang lingkup materi Syariah Islam ?
3. Apa perbedaan Syariah Islam dengan Fikih Islam ?
4. Apa Implementasi Syariah Islam dalam kehidupan ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan makalah ini
dapat dijadikan sebagi pemenuhan tugas mata kuliah MPK Agama Islam
di semester 1 ini. Di samping itu,diharapkan makalah ini dapat menjadi
media pembelajaran yang diharapkan dapat menambah ilmu, wawasan,
informasi, serta pemahaman bagi seluruh pembaca dan kami tentunya
sebagai penulis.
4
Bab 2
Syariah Islam
5
membuat peraturan, undang-undang, syariat. Syar’un ( )ش َْرعdan syir’atan (ش ْرعَة
ِ )
memiliki arti yang sama: ajaran, undang-undang, hukum, piagam.
6
kaidah yaitu “Semua tidak boleh dilaksankan, kecuali yang diperintahkan Allah
atau dicontohkan Rasul-Nya". Melakukan hal baru (bid’ah) dalam ibadah
menjadikan praktik ibadah itu ditolak. Adapun dalam bidang muamalah, maka
berlaku kaidah “Semua boleh dilakukan, kecuali yang dilarang Allah dan Rasul-
Nya". Ruang lingkup muamalah sangat luas. Jenis dan macamnya tidak ditentukan
dalam Alquran maupun Sunnah. Suatu perbuatan dapat dikategorikan dalam
ibadah yang bersifat umum apabila perbuatan tersebut bukan termasuk yang
dilarang Allah dan Rasul-Nya dan dilakukan dengan niat karena Allah, untuk
memperoleh ridha Allah, dan menurut ketentuan Allah.
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari
ajaran Islam. Ada dua istilah yang berhubungan dengan hukum Islam tersebut.
Pertama Syariah; dan kedua adalah Fikih. Syariah merupakan hukum Islam yang
7
ditetapkan langsung dan tegas oleh Allah. Materi hukum yang terdapat dalam
syariah seringkali menyangkut hal-hal yang pokok dan utama. Hukum ini dapat
dan perlu dikembangkan dengan ijtihad. Hasil pengembangannya inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah Fikih. Dalam praktiknya dalam kehidupan
sehari-hari, kedua istilah itu (Syariah dan Fikih) dirangkum dalam istilah Hukum
Islam. Hal ini dapat dimengerti karena keduanya sangat erat hubungannya, dapat
dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Syariah merupakan landasan fikih dan
fikih merupakan pemahaman orang (yang memenuhi syarat) tentang syariah
tersebut. Oleh karena itu seseorang yang akan memahami hukum Islam dengan
baik dan benar harus dapat membedakan antara syariah Islam dengan Fikih Islam.
Hukum Fikih, sebagai hukum yang diterapkan pada kasus tertentu secara
kongkrit, mungkin berubah dari masa ke masa dan mungkin pula berbeda dari
satu tempat ke tempat lain. Ada satu kaidah Fikih yang menyatakan bahwa
perubahan tempat dan waktu menyebabkan perubahan hukum (fikih). Jadi hukum
8
Fikih cenderung relatif, bersifat dhanni (dugaan kuat) , tidak absolut (qath’i)
sebagaimana hukum syariah yang menjadi norma dasar hukum fikih. Karena
hukum Fikih harus berlandaskan hukum syariah, maka hukum fikih tidak boleh
bertentangan dengan hukum syariah, apalagi kalau ketentuan syariah itu jelas
lafalnya (qath’i), tidak mungkin diartikan lain dari makna yang dikandungnya.
Contoh: Ketentuan syariah Islam tentang wanita dan pria sama-sama menjadi ahli
waris almarhum orang tuanya. Hukum fikih tidak boleh menyatakan suatu
ketentuan, misalnya, wanita tidak berhak menjadi ahli waris seperti keadaan
masyarakat Arab sebelum Islam.
Pada pokok perbedaan antara syariah dan Fikih adalah sebagai berikut :
1. Syariah terdapat dalam Alqur’an dan Hadis, dan Fikih terdapat dalam
kitab-kitab Fiqih.
4. Syariah hanya satu, sedang Fikih amat mungkin lebih dari satu. Hal ini
dapat kita lihat pada aliran-aliran fikih yang disebut mazahib atau kelompok-
kelompok.
9
Hambali dan sebagainya, sedangkan syariah senantiasa disandarkan kepada Allah
dan Rasul-Nya.
Dalam ajaran Islam, syariah dengan dua bagiannya ibadah dan muamalah
merupakan aspek operasional dalam beragama. Ruang lingkup ibadah berkisar
sekitar bersuci dan rukun Islam (minus syahadat). Jadi pembahasan ibadah khusus
meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Syahadat merupakan kajian
akidah karena menyangkut pernyataan keyakinan kepada Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW. Namun syahadat merupakan hal yang amat penting karena
ketiadaannya menjadikan seluruh ibadah tidak berguna dan sia-sia dihadapan
Allah SWT. Begitu pula, keislaman seseorang tidaklah cukup hanya dalam ucapan
syahadat saja, namun harus diwujudkan dengan melaksanakan ritual ibadah dan
interaksi sosial yang sesuai ajaran Islam.
b. Implementasi Muamalah dalam Kehidupan Sosial
Dalam menerapkan muamalah di kehidupan social sehari-hari. Maka hal
tersebut dibagi menjadi beberapa bidang yaitu Ekonomi, Sosial, Politik, Hukum,
dan Kesehatan.
10
- Implementasi Muamalah dalam Bidang Ekonomi
Salah satu fungsi hukum Islam adalah sarana untuk mengatur sebaik
mungkin proses interaksi sosial sehingga terwujudlah masyarakat yang
harmonis, aman dan sejahtera. Kesempurnaan Islam dapat dilihat dari
aturannya mengenai kehidupan sosial, hubungan antar manusia dalam
masyarakat. Alqur’an demikian rinci menyampaikan hal-hal tersebut. Sebagai
contoh, Alqur’an menyebutkan bagaimana aturan hubungan antara laki-laki
dan perempuan, larangan memperolok-olok orang lain, larangan mengejek
orang lain, dan perintah untuk tidak sombong. Islam juga membahas mengenai
karakteristik masyarakat Islam yang di dalamnya diatur nilai-nilai Islam.
Pergaulan sudah menjadi hal yang fitrah karena manusia merupakan
makhluk sosial. Oleh sebab itu hendaknya kita tetap mematuhi norma atau
aturan pergaulan yang berlaku. Seperti berikut:
a. Pergaulan Antar Lawan Jenis
1. Hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari
melihat lawan jenis secara berlebihan.
2. Hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing
dengan cara berbusana Islami agar terhindar dari fitnah.
11
3. Tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan
zina.
4. Menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa
‘membangkitkan syahwat’.
5. Hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria
dengan wanita dalam satu tempat.
Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah Dalam Al-
Muhith disebutkan, bahwa siyasah berakar kata sasa-yasusu. Dalam kalimat
sasa addawaba yasusuha siyasatan berarti mengurusinya, melatihnya, dan
mendidiknya. Bila dikatakan sasa al amru artinya dabbarahu
(mengurusi/mengatur perkara). Secara ringkas Politik Islam adalah
pengurusan atas segala urusan seluruh umat Islam. Sedangkan dalam kamus
Littre (1870) politik adalah ilmu memerintah dan mengatur negara, dan dalam
kamus Robert (1962) politik adalah seni memeritah dan mengatur masyarakat
manusia. Dengan demikian Politik Islam adalah seni memerintah dan
mengatur masyarakat berdasarkan ajaran Islam dan semua urusan seluruh
umat. Pengaturan masyarakat tidak hanya khusus untuk umat Islam saja, akan
tetapi semua yang berada dibawah kekuasaan wilayah Islam. Hal ini pada
awal pemerintahan Islam di Madinah sejak Nabi Muhammad SAW,
membangun Madinah sudah dikatakan sebagai kepala Negara karena Islam
telah mempunyai wilayah kekuasaan, masyarakatnya (rakyatnya) yang terdiri
dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar, Undang-undang peraturannya
(Piagam Madinah), masyarakat di luar muslimpun tetap dilindungi
berdasarkan peraturan-peraturan Nabi saw.
Terdapat tiga kedudukan politik dalam Islam yaitu:
1. Pertama, kelompok yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang
serba lengkap, didalamnya terdapat pula antara lain sistem
ketatanegaraan atau politik. Kemudian lahir sebuah istilah yang
disebut degan fikih siyasah (sistem kenegaraan dalam Islam) yang
merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Lebih jauh kelompok ini
berpendapat bahwa sistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah
12
sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW dan oleh
para Khulafa' al-Rasyidin yaitu sistem khilafah.
2. Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam
pengertian Barat, artinya agama tidak ada hubungannya dengan
kenegaraan. Menurut aliran ini Nabi Muhammad SAW hanyalah
seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain bertugas menyampaikan
risalah Tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk
mendirikan dan memimpin suatu negara.
3. Ketiga, menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang
terdapat di dalamnya segala sistem ketatanegaraan, tetapi juga menolak
pendapat bahwa Islam sebagaimana pendapat Barat yang hanya
mengatur hubungn manusia dengan Tuhan. Aliran ini berpendapat
bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi
terdapat seperangkat tata nilai bagi kehidupan bernegara.
13
sendiri. Karenanya senantiasa menjadi probabilitas yang selalu mengemuka, yang
tujuannya juga untuk mengamankan kekuasaan. Hal ini terjadi di negara-negara
yang menganut paham totaliterisme dengan segala bungkusnya termasuk
demokrasi yang dibayangkan.
Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga diri agar tetap sehat
dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu
sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Untuk mendapatkan keterangan
dan sandaran yang berkaitan dengan menjaga kesehatan, akan dilihat beberapa
hal yang dilakukan Nabi saat sehat, seperti terdapat dalam anjuran Nabi kepaa
Ibnu abbas : Rosulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang akan kubaca
dalam doaku. Nabi menjawab, mintalah kepada Allah ampunan dan
kesehatan, kemudian. Aku menghadap lagi pada kesempatan yang lain, saya
bertanya : Ya Rosulullah, ajarkanlah aku suatu doa yg akan kubaca. Nabi
menjawab : Wahai Abbas, wahai Paman Rosulullah, mintalah kepada Allah
kesehatan di dunia dan akhirat ( HR Ahmad, al Turmudzi dan al-Bazzar).
Beberapa upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat antara lain
dengan mengonsumsi gizi yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang serta
menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkiti
penyakit.
14
Daftar Pustaka
15