Anda di halaman 1dari 15

Makalah MPK Agama Islam

Syariah Islam

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Gilang Sakti Aditya 2006529493
Romso Wirasena 2006525192
Salsabila Budyana Putri 2006520790

Program Studi Teknik Perkapalan


Departemen Teknik Mesin
FT Universitas Indonesia
Depok 2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan


jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan
kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas pendidikan agama dengan judul “Syariah Islam”. Disamping itu,
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki
karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.

Jakarta, 18 Oktober 2020

Penulis

2
Daftar Isi
cover
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan & Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariah Islam
B. Ruang Lingkup Materi Syariah Islam
C. Perbedaan Syariah Islam dengan Fikih Islam
D. Implementasi Syariah Islam dalam Kehidupan10
a. Implementasi Ibadah Mahdhah dalam Kehidupan…………………………………….10
b. Implementasi Muamalah dalam Kehidupan………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA15

3
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjalankan syariat Islam merupakan bukti dan wujud keimanan
dalam Islam oleh karena itu sebagai seseorang yang beragama Islam harus
mengerti tentang Syariah Islam maka yang harus dilakukan adalah
memepalajari lebih dalam tentang Syariah Islam.

Secara terminologi syariah berarti sistem norma yang mengatur


hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya, sehingga sejak awal materi
Syariah diajarkan kepada peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Syariah Islam ?
2. Apa ruang lingkup materi Syariah Islam ?
3. Apa perbedaan Syariah Islam dengan Fikih Islam ?
4. Apa Implementasi Syariah Islam dalam kehidupan ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan makalah ini
dapat dijadikan sebagi pemenuhan tugas mata kuliah MPK Agama Islam
di semester 1 ini. Di samping itu,diharapkan makalah ini dapat menjadi
media pembelajaran yang diharapkan dapat menambah ilmu, wawasan,
informasi, serta pemahaman bagi seluruh pembaca dan kami tentunya
sebagai penulis.

4
Bab 2

Syariah Islam

A. Pengertian Syariah Islam

Syariah menurut bahasa berarti jalan. Dahulu orang Arab mempergunakan


kata itu untuk menyebut jalan setapak menuju ke sumber mata air. Dalam hal ini
syariah dapat berarti jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim. Menurut istilah
Hukum yang diatur oleh Allah SWT, untuk hambanya melalui lisan para Rasul.
Para Rasul menyampaikan kepada umatnya untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Secara terminologi syariah berarti sistem norma yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Syariah merupakan aspek norma,
aturan atau hukum dalam ajaran Islam. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari
aqidah Islam. Menjalankan syariah merupakan bukti dan wujud keimanan dalam
Islam. Akidah takkan sempurna tanpa syariah. Melaksanakan syariahpun akan
dinilai sia-sia apabila tanpa berakidah terlebih dahulu. Syariah adalah norma
hukum dasar, yang wajib diikuti setiap muslim yang diwahyukan Allah. Norma
hukum dasar ini dijelaskan dan dirinci oleh Nabi Muhammad SAW melalui
Sunnahnya. Oleh karena itu syariah terdapat dalam Alquran dan Sunnah
Rasulullah. Ilmu yang membahas syariah, dinamakan Ilmu Fikih. Jadi Ilmu Fikih
adalah ilmu yang membahas hukum Islam yang berhubungan dengan perbuatan
para orang mukallaf. Pemahaman hukum syariah dituangkan dalam kitab-kitab
fikih dan disebut dengan hukum fikih.

Syariat berasal dari kata dasar sya-ra-‘a (ُ‫رع‬//‫ش‬


ْ َ‫ َر َع – ي‬//‫)ش‬
َ yang artinya
memulai, mengawali, memasuki, memahami. Atau diartikan juga dengan

5
membuat peraturan, undang-undang, syariat. Syar’un (‫ )ش َْرع‬dan syir’atan (‫ش ْرعَة‬
ِ )
memiliki arti yang sama: ajaran, undang-undang, hukum, piagam.

Kata ‘syari’at’ dan pecahannya tercantum lima kali dalam al-Qur’an.


Dalam bentuk kata kerja (syara’a dan syara’u) terdapat masing-masing pada ayat
42:13 dan 42:21. Tiga bentuk kata bendanya tercantum pada tiga ayat berbeda,
masing-masing 7:123, 5:48 dan 45:18. Ayat terakhir inilah yang terpenting dan
sering ditabalkan menjadi salah satu konsep kunci dalam pemikiran hukum Islam.

B. Ruang Lingkup Materi Syariah Islam

Syariah Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia baik sebagai


individu maupun sebagai anggota masyarakat, dalam hubungan dengan diri
sendiri, manusia lain, alam lingkungan maupun hubungan dengan Tuhan. Secara
umum syariah terbagi menjadi dua bagian, yaitu ibadah khusus dan ibadah umum.
Ibadah khusus sering disebut dengan istilah ibadah saja atau ibadah mahdhah,
sedangkan ibadah umum sering diungkapkan dengan istilah muamalah atau
ibadah ghairu mahdhah. Bidang ibadah melingkupi berbagai ritual yang wajib
dilakukan seorang muslim dalam berhubungan dengan Allah, seperti shalat,
puasa, zakat dan haji. Adapun muamalah dalam pengertian yang luas mencakup
ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia,
seperti ekonomi, pernikahan, hutang piutang, kesehatan, politik dan sebagainya.

Tata-cara ibadah khusus lazimnya diuraikan secara terperinci dan


dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Oleh karenanya, umat Islam harus
mengikuti ketentuan yang diperintahkan Allah dan diajarkan Rasullullah saw.
Ibadah bersifat tertutup, tidak seorangpun boleh menambah aturan atau tatacara
yang baku tersebut. Pelanggaran terhadap tatacara, syarat-rukun dalam ibadah ini
menjadikan ibadah tersebut tidak sah alias batal. Akan tetapi muamalah biasanya
hanya disebutkan pokok-pokoknya saja. Karena itu sifatnya terbuka untuk
dikembangkan melalui ijtihad. Dalam ibadah khusus, para ulama menetapkan

6
kaidah yaitu “Semua tidak boleh dilaksankan, kecuali yang diperintahkan Allah
atau dicontohkan Rasul-Nya". Melakukan hal baru (bid’ah) dalam ibadah
menjadikan praktik ibadah itu ditolak. Adapun dalam bidang muamalah, maka
berlaku kaidah “Semua boleh dilakukan, kecuali yang dilarang Allah dan Rasul-
Nya". Ruang lingkup muamalah sangat luas. Jenis dan macamnya tidak ditentukan
dalam Alquran maupun Sunnah. Suatu perbuatan dapat dikategorikan dalam
ibadah yang bersifat umum apabila perbuatan tersebut bukan termasuk yang
dilarang Allah dan Rasul-Nya dan dilakukan dengan niat karena Allah, untuk
memperoleh ridha Allah, dan menurut ketentuan Allah.

Ibadah khusus, keberadaanya harus berdasarkan adanya dalil perintah,


baik dari Alqur’an maupun dari Sunnah. Tata caranya juga harus mengacu pada
contoh dari Nabi Muhammad SAW. Shalat, mislanya, maka gerakan, doa dan tata
caranya harus mengikuti apa yang dipraktikkan Rasulullah SAW. Sebagaimana
dalam sebuah sabdanya, beliau menyatakan : "Shalatlah sebagaimana engkau
melihat aku shalat". Asas ibadah adalah ketataan. Adapun prinsip muamalah
adalah menjaga hubungan dengan sesama manusia berjalan dengan harmonis,
adil, saling meridloi antar pihak yang terlibat, mendatangkan kemaslahatan,
menghindari kemudaratan, tidak merugikan dan tidak dirugikan serta selaras
dengan aturan yang ditetapkan Allah. Oleh karenanya, muamalah dalam ajaran
Islam bersifat fleksibel dan luas. Semua aktivitas muamalah boleh selama tidak
ada larangan. Kaidah perumusan fikihnya mungkin saja mengikuti perkembngan
zaman. Boleh saja tata caranya mengalami modernisasi dengan syarat tidak
melanggar aturan umum yang ditetapkan syariah Islam.

C. Perbedaan Syariah Islam dengan Fikih Islam

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari
ajaran Islam. Ada dua istilah yang berhubungan dengan hukum Islam tersebut.
Pertama Syariah; dan kedua adalah Fikih. Syariah merupakan hukum Islam yang

7
ditetapkan langsung dan tegas oleh Allah. Materi hukum yang terdapat dalam
syariah seringkali menyangkut hal-hal yang pokok dan utama. Hukum ini dapat
dan perlu dikembangkan dengan ijtihad. Hasil pengembangannya inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah Fikih. Dalam praktiknya dalam kehidupan
sehari-hari, kedua istilah itu (Syariah dan Fikih) dirangkum dalam istilah Hukum
Islam. Hal ini dapat dimengerti karena keduanya sangat erat hubungannya, dapat
dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Syariah merupakan landasan fikih dan
fikih merupakan pemahaman orang (yang memenuhi syarat) tentang syariah
tersebut. Oleh karena itu seseorang yang akan memahami hukum Islam dengan
baik dan benar harus dapat membedakan antara syariah Islam dengan Fikih Islam.

Hukum Islam kategori syariah bersifat konstan, tetap, berlaku sepanjang


zaman. Ia tidak mengenal perubahan dan tidak boleh disesuaikan dengan situasi
dan kondisi. Situasi dan kondisilah yang menyesuaikan dengan syariah. Sedang
hukum Islam kategori Fikih bersifat fleksibel, elastis, relatif, mengenal perubahan,
dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sepanjang ada alasan ('illat)
yang kuat. Di dalam kepustakaan hukum Islam berbahasa Inggris, syariah Islam
disebut Islamic Law, sedangkan Fikih Islam diistilahkan dengan Islamic
Jurisprudence. Secara sederhana syariah merupakan ketentuan hukum yang
disebut langsung oleh Allah melalui firman-Nya dalam Alqur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW dalam kitab-kitab Hadis. Sedang Fikih adalah rumusan–
rumusan hukum yang dihasilkan oleh ijtihad para ahli hukum Islam. Oleh karena
Fikih adalah hukum yang dikembangkan dari pemahaman manusia, maka produk
fikih sangat mungkin berbeda-beda.

Hukum Fikih, sebagai hukum yang diterapkan pada kasus tertentu secara
kongkrit, mungkin berubah dari masa ke masa dan mungkin pula berbeda dari
satu tempat ke tempat lain. Ada satu kaidah Fikih yang menyatakan bahwa
perubahan tempat dan waktu menyebabkan perubahan hukum (fikih). Jadi hukum

8
Fikih cenderung relatif, bersifat dhanni (dugaan kuat) , tidak absolut (qath’i)
sebagaimana hukum syariah yang menjadi norma dasar hukum fikih. Karena
hukum Fikih harus berlandaskan hukum syariah, maka hukum fikih tidak boleh
bertentangan dengan hukum syariah, apalagi kalau ketentuan syariah itu jelas
lafalnya (qath’i), tidak mungkin diartikan lain dari makna yang dikandungnya.
Contoh: Ketentuan syariah Islam tentang wanita dan pria sama-sama menjadi ahli
waris almarhum orang tuanya. Hukum fikih tidak boleh menyatakan suatu
ketentuan, misalnya, wanita tidak berhak menjadi ahli waris seperti keadaan
masyarakat Arab sebelum Islam.

Pada pokok perbedaan antara syariah dan Fikih adalah sebagai berikut :

1. Syariah terdapat dalam Alqur’an dan Hadis, dan Fikih terdapat dalam
kitab-kitab Fiqih.

2. Syariah bersifat fundamental, ruang lingkupnya lebih luas dari Fikih,


sedang Fikih bersifat instrumental.

3. Syariah berlaku abadi sebagai suatu ketentuan Allah dan Rasul-Nya,


sedang Fikih merupakan karya manusia, sifatnya berubah dari masa ke masa.

4. Syariah hanya satu, sedang Fikih amat mungkin lebih dari satu. Hal ini
dapat kita lihat pada aliran-aliran fikih yang disebut mazahib atau kelompok-
kelompok.

5. Syariah menujukkan kesatuan dalam Islam, sedang fikih menunjukkan


keragamannya. (M. Daud Ali, 1999)

Sebagaimana diuraikan di atas, Fikih senantiasa berubah. Karena sifatnya


yang berubah-ubah Fikih biasanya disandarkan kepada ulama mujtahid yang
memformulasikannya. Seperti Fiqh Hanafi, Fikih Syafi’i, Fikih Maliki, Fikih

9
Hambali dan sebagainya, sedangkan syariah senantiasa disandarkan kepada Allah
dan Rasul-Nya.

D. Implementasi Syariah Islam Dalam Kehidupan

Syariah Islam harus dihadirkan di dalam semua jenis kegiatan sehari-hari.


Islam tidak hanya menjawab persoalan ritual dan atau melihat sesuatu dari aspek
fiqhnya, melainkan akan menjawab perbagai persoalan luas secara tidak terbatas
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari oleh siapapun, di manapun, dan
kapanpun. Maka, sebuah proyek disebut telah dikerjakan secara Islami manakala
diawali dengan niat yang tepat, dikerjakan dengan jujur, sabar, ikhlas, istiqomah,
memilih pendekatan atau cara terbaik, hingga akhirnya pekerjaan itu disebut
sebagai sebuah amal shaleh.

a. Implementasi Ibadah Mahdhah Dalam Kehidupan

Dalam ajaran Islam, syariah dengan dua bagiannya ibadah dan muamalah
merupakan aspek operasional dalam beragama. Ruang lingkup ibadah berkisar
sekitar bersuci dan rukun Islam (minus syahadat). Jadi pembahasan ibadah khusus
meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Syahadat merupakan kajian
akidah karena menyangkut pernyataan keyakinan kepada Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW. Namun syahadat merupakan hal yang amat penting karena
ketiadaannya menjadikan seluruh ibadah tidak berguna dan sia-sia dihadapan
Allah SWT. Begitu pula, keislaman seseorang tidaklah cukup hanya dalam ucapan
syahadat saja, namun harus diwujudkan dengan melaksanakan ritual ibadah dan
interaksi sosial yang sesuai ajaran Islam.
b. Implementasi Muamalah dalam Kehidupan Sosial
Dalam menerapkan muamalah di kehidupan social sehari-hari. Maka hal
tersebut dibagi menjadi beberapa bidang yaitu Ekonomi, Sosial, Politik, Hukum,
dan Kesehatan.

10
- Implementasi Muamalah dalam Bidang Ekonomi

Muamalah di bidang ekonomi yang dimaksud disini adalah aturan hukum


Islam tentang usaha-usaha memperoleh dan mengembangkan harta, jual beli,
hutang piutang, jasa penitipan dsb. Ekonomi Islam berwatak ke-Tuhanan. Hal ini
tercermin pada aturan dan sistem yang harus dipedomani oleh pelaku ekonomi.
Ciri tersebut bermula dari suatu keyakinan bahwa kepunyaan Allahlah semua
faktor ekonomi termasuk diri manusia itu sendiri. Kepada-Nya dikembalikan
segala sesuatu. Manusia dapat mengumpulkan nafkah sebanyak mungkin namun
tetap dalam batas koridor aturan main Allah SWT. (Q.S; Al-Ra’du 26, QS. Al-
Syuura: 12). Ekonomi Islam mempunyai nilai-nilai normatif yang mengikat.
Setiap tindakan seorang muslim tidak boleh lepas dari nilai. Jadi dalam
mengimplentasikan muamalah di bidang ekonomi nilai-nilai moral merupakan
syarat nilai (value loaded), bukan sekedar nilai tambah (added value), apalagi
bebas nilai (value neutral). Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, ekonomi Islam
mepunyai empat ciri khas atau karakteristik. Empat karakteristik tersebut adalah :
Rabbaniyyah (ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan, dan Pertengahan.

- Implementasi Muamalah dalam Bidang Sosial (Pergaulan)

Salah satu fungsi hukum Islam adalah sarana untuk mengatur sebaik
mungkin proses interaksi sosial sehingga terwujudlah masyarakat yang
harmonis, aman dan sejahtera. Kesempurnaan Islam dapat dilihat dari
aturannya mengenai kehidupan sosial, hubungan antar manusia dalam
masyarakat. Alqur’an demikian rinci menyampaikan hal-hal tersebut. Sebagai
contoh, Alqur’an menyebutkan bagaimana aturan hubungan antara laki-laki
dan perempuan, larangan memperolok-olok orang lain, larangan mengejek
orang lain, dan perintah untuk tidak sombong. Islam juga membahas mengenai
karakteristik masyarakat Islam yang di dalamnya diatur nilai-nilai Islam.
Pergaulan sudah menjadi hal yang fitrah karena manusia merupakan
makhluk sosial. Oleh sebab itu hendaknya kita tetap mematuhi norma atau
aturan pergaulan yang berlaku. Seperti berikut:
a. Pergaulan Antar Lawan Jenis
1. Hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari
melihat lawan jenis secara berlebihan.
2. Hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing
dengan cara berbusana Islami agar terhindar dari fitnah.

11
3. Tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan
zina.
4. Menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa
‘membangkitkan syahwat’.
5. Hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria
dengan wanita dalam satu tempat.

b. Pergaulan Sesama Jenis


Nabi Muhammad SAW menetapkan tata krama yang harus diperhatikan,
beliau bersabda: “Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan)
laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh melihat kemaluan
perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkemul dengan laki-laki lain
dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh berkemul
dengan sesama perempuan dalam satu kain.” (HR. Muslim)

- Implementasi Muamalah dalam Bidang Politik

Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah Dalam Al-
Muhith disebutkan, bahwa siyasah berakar kata sasa-yasusu. Dalam kalimat
sasa addawaba yasusuha siyasatan berarti mengurusinya, melatihnya, dan
mendidiknya. Bila dikatakan sasa al amru artinya dabbarahu
(mengurusi/mengatur perkara). Secara ringkas Politik Islam adalah
pengurusan atas segala urusan seluruh umat Islam. Sedangkan dalam kamus
Littre (1870) politik adalah ilmu memerintah dan mengatur negara, dan dalam
kamus Robert (1962) politik adalah seni memeritah dan mengatur masyarakat
manusia. Dengan demikian Politik Islam adalah seni memerintah dan
mengatur masyarakat berdasarkan ajaran Islam dan semua urusan seluruh
umat. Pengaturan masyarakat tidak hanya khusus untuk umat Islam saja, akan
tetapi semua yang berada dibawah kekuasaan wilayah Islam. Hal ini pada
awal pemerintahan Islam di Madinah sejak Nabi Muhammad SAW,
membangun Madinah sudah dikatakan sebagai kepala Negara karena Islam
telah mempunyai wilayah kekuasaan, masyarakatnya (rakyatnya) yang terdiri
dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar, Undang-undang peraturannya
(Piagam Madinah), masyarakat di luar muslimpun tetap dilindungi
berdasarkan peraturan-peraturan Nabi saw.
Terdapat tiga kedudukan politik dalam Islam yaitu:
1. Pertama, kelompok yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang
serba lengkap, didalamnya terdapat pula antara lain sistem
ketatanegaraan atau politik. Kemudian lahir sebuah istilah yang
disebut degan fikih siyasah (sistem kenegaraan dalam Islam) yang
merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Lebih jauh kelompok ini
berpendapat bahwa sistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah

12
sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW dan oleh
para Khulafa' al-Rasyidin yaitu sistem khilafah.
2. Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam
pengertian Barat, artinya agama tidak ada hubungannya dengan
kenegaraan. Menurut aliran ini Nabi Muhammad SAW hanyalah
seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain bertugas menyampaikan
risalah Tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk
mendirikan dan memimpin suatu negara.

3. Ketiga, menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang
terdapat di dalamnya segala sistem ketatanegaraan, tetapi juga menolak
pendapat bahwa Islam sebagaimana pendapat Barat yang hanya
mengatur hubungn manusia dengan Tuhan. Aliran ini berpendapat
bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi
terdapat seperangkat tata nilai bagi kehidupan bernegara.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam Islam yaitu prinsip musyawarah,


prinsip keadilan, prinsip kebebasan, prinsip persamaan, Prinsip
Pertanggungjawaban dari Pemimpin Pemerintah tentang Kebijakan yang
diambilnya.

- Implementasi Muamalah dalam Bidang Hukum

Menurut H. A. R. Gibb, bahwa hukum Islam mempunyai peran penting dalam


membangun tatanan publik dalam umat Islam dan mempunyai pengaruh besar
dalam kehidupannya266. Sebab hukum Islam sebagai bagian integral dari ajaran
Islam tidak dapat dipisahkan dari kerangka pokok atau dasar agama (al-dinul)
Islam. Di dalam kehidupan masyarakat Islam, norma atau kaidah yang terkandung
di dalam agama Islam diimplementasikan dalam bentuk aturan pokok yang
disebut syari’at Islam (Islamic law) 267. Allah Swt. mewajibkan kepada umat
Islam untuk melaksanakan syariat Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat
dan bernegara. Syariat wajib dilaksanakan baik sebagai agama maupun sebagai
pranata sosial.
Hukum Islam sebagai salah satu pranata sosial mengalami aktualisasi bahkan
lebih jauh lagi internalisasi ke dalam berbagai pranata sosial yang tersedia dalam
masyarakat. Terjadinya proses alokasi hukum Islam dalam dimensi syariat ke
dalam
pranata sosial tersebut, menjadi landasan dan memberi makna serta arah dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
Hukum berfungsi di antaranya untuk perekayasa sosial. Hukum menjadi
panduan penyelenggaraan kekuasaan politik. Norma-norma hukum itu sendiri
adalah produk politik, produk kekuasaan yang cenderung mengamankan diri

13
sendiri. Karenanya senantiasa menjadi probabilitas yang selalu mengemuka, yang
tujuannya juga untuk mengamankan kekuasaan. Hal ini terjadi di negara-negara
yang menganut paham totaliterisme dengan segala bungkusnya termasuk
demokrasi yang dibayangkan.

- Implementasi Muamalah dalam Bidang Kesehatan

Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga diri agar tetap sehat
dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu
sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Untuk mendapatkan keterangan
dan sandaran yang berkaitan dengan menjaga kesehatan, akan dilihat beberapa
hal yang dilakukan Nabi saat sehat, seperti terdapat dalam anjuran Nabi kepaa
Ibnu abbas : Rosulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang akan kubaca
dalam doaku. Nabi menjawab, mintalah kepada Allah ampunan dan
kesehatan, kemudian. Aku menghadap lagi pada kesempatan yang lain, saya
bertanya : Ya Rosulullah, ajarkanlah aku suatu doa yg akan kubaca. Nabi
menjawab : Wahai Abbas, wahai Paman Rosulullah, mintalah kepada Allah
kesehatan di dunia dan akhirat ( HR Ahmad, al Turmudzi dan al-Bazzar).
Beberapa upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat antara lain
dengan mengonsumsi gizi yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang serta
menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkiti
penyakit.

Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan


disebut al-thaharah. Al-thaharah merupakan salah satu upaya preventif,
berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.
Dalam Islam kesucian dan kebersihn meupakan bagian dari ibadah. Nabi
bersabda : “kunci shalat adalah bersuci”(HR Ibnu Mjah, Ahmad). Dari Abi
Malik Al-Asy’asri, ia berkata : Rasulullah bersabda “bersuci termasuk
sebagian iman”( HR Muslim dan Al-Darimi). Thaharah itu menganjurkan kita
untuk membersihkan diri dari hadas kecil maupun besar, dan juga najis.

14
Daftar Pustaka

1. Drs. Mujilan, M.Ag, dkk. Modul/Materi Ajar Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian Agama Islam (Membangun Pribadi Muslim Moderat) Versi
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
2. https://uin-malang.ac.id/r/140801/implementasi-nilai-islam-dalam-
kehidupan-sehari-hari.html diakses 18, Oktober 2020 pada pukul 11.30
3. https://www.muisumut.com/blog/2019/10/07/syariah-fiqh-dan-hukum-
islam-filsafat-hukum-islam/ diakses 18, Oktober 2020 pada pukul 11.32
4. https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/mengenal-pengertian-syariat-
islam/ diakses 18, Oktober 2020 pada pukul 11.40

15

Anda mungkin juga menyukai