Anda di halaman 1dari 28

SHIP’S LIFE CYCLE

SIKLUS HIDUP KAPAL


a. Mendeskripsikan konsep dari siklus kehidupanan dan aplikasinya pada kapal

b. Membuat garis besar tahap - tahap siklus kehidupan kapal

c. Mengeksplorasi tugas yang harus dilakukan pada setiap tahap siklus

kehidupan kapal
Konsep siklus kehidupan didefiisikan sebagai cara untuk mengenali
proses kehidupan dari sebuah produk (kapal) dengan
membandingkannya dengan kehidupan manusia atau makhluk lainnya.

Tujuan dari memahami siklus kehidupan kapal yaitu :


•Memanfaatkan tahap dalam siklus kehidupanan sebagai variabel
mandiri yang menjelaskan beberapa bentuk perilaku.
•Memanfaatkan siklus kehidupan sebagai kerangka analisis yang dapat
digunakan untuk melihat perilaku dari waktu ke waktu.
Seperti halnya manusia, kapal juga memiliki siklus kehidupan sendiri. Dari
kelahiran hingga kematian manusia melalui berbagai tahap kehidupan seperti
lahir, tumbuh dan berkembang, dewasa, tua, dan mati. Begitu juga kapal
melalui berbagai tahap kehidupan sebelum akhirnya dipensiunkan.

Untuk melihat persamaan dan perbedaan antara siklus kehidupan kapal dengan
siklus kehidupan manusia, berikut adalah kutipan perbandingan dari Prof. Kuo
pada presentasinya pada rangkaian acara 50 th anniversarry of Indian Institute
of Technology Kharagpur, 18 Desember 2002.
Tujuan mengatakan bahwa kapal memiliki siklus kehidupan adalah untuk
menegaskan 4 hal :
•Bahwa kapal memiliki hidup yang terbatas
•Siklus kehidupan kapal melalui tahap – tahap yang berbeda, satiap tahap
memiliki tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda – beda.
•Keuntungan bertambah dan berkurang terjadi pada tahap siklus kehidupan
yang berbeda
•Kapal mensyaratkan perbedaan pemasaran, finansial, manufacturing,
pembelian, dan sumber daya manusia yang strategis pada setiap tahap
kehidupannya
Tidak seperti “produk” industri yang menjual produk – produknya ke pasaran,
bangunan kapal merupakan sebuah “proyek” industri yang memproses produknya
berdasarkan pemesanan dari pemilik, berdasarkan spesifikasi dan persyaratan dari pemilik.

“MADE TO ORDER”
Or
“TAILOR MADE”

Tujuan permintaan kapal :


•Menggantikan kapal tua atau Regenerasi armada
•Penambahan kapal untuk memperkuat armada
•Jenis kapal baru untuk melayani peluang pasar yang baru
1. Before demand
•Mencari tahu pasar perkapalan dimasa depan (lokal maupun internasional)
•Menganalisa peluang dan keuntungan

2. After Getting the informations


•Jenis kapal
•Jumlah kapal
•Kapasitas
•Jarak tempuh
•Kecepatan
•Fasilitas untuk muatan
Pada tahap desain naval architect, insinyur, dan pihak yang terlibat lainnya
menerjemahkan pesanan pemilik kapal dalam bentuk gambar, spesifikasi, dan
data penting lainnya untuk bangunan kapal

Desain final/detail desain menentukan metode dan teknik produksi yang dapat
mengurangi jenis pekerjaan produksi, menyederhanakan kerumitan kerja, dan
menentukan kebutuhan riil peralatan dan fasilitas kerja, berdasarkan kualitas
hasil pekerjaan yang disyaratkan
Fase – fase tahap desain

Preliminary
Konsep Desain Detail Desain
Desain

1. Konsep Desain
Naval architect menggambarkan konsep kapal secara garis besar sesuai permintaan
pemilik kapal
2. Preliminary Desain
Naval architect, desainer, dan insinyur menerjemahkan konsep yang telah disetujui
dalam beberapa gambar secara teknik dan teori untuk perhitungan dan analisis,
pemodelan kapal, dan simulasi

3. Detail Desain
Merupakan tahap akhir desain dimana semua gambar, data, informasi, perhitungan,
dan semua yang dibutuhkan untuk konstruksi bangunan kapal di galangan telah
tersedia. Juga sebagai acuan untuk tender / penawaran kontrak dengan galangan
Setelah memenangkan tender/penawaran dan mendapatkan proyek, galangan kapal
akan memulai proses produksi kapal. Galangan akan membuat perencanaan produksi
bagaimana produksi kapal sebaiknya akan diarahkan.
• Pendefinisian produksi (Production Definition)
Mencakup perencanaan, pengadaan material, data manufaktur.
• Proses fabrikasi (component process)
Proses bahan baku menjadi komponen-komponen struktur lambung dan outfitting.
• Proses perakitan (assembly process)
Proses perakitan komponen struktur lambung dan unit outfitting.
• Proses penegakan kapal (ship joining process)
Proses pengabungan struktur modul dengan permesinan, perlengkapan dan sistem lain.

Kesemua tahapan diatas dikendalikan dengan dua sistem yaitu kendali mutu
(quality control) serta pengendalian produksi dan material (production and material
control).
Proses – proses produksi yang dikerjakan dalam konstruksi kapal yaitu sebagai
berikut :
• Lofting dan nesting
• Plates dan sections cleaning
• Plates dan section straightening
• Plates dan sections primer painting
• Plates dan section marking
• Plates dan section cutting dan pfofiling
• Plates dan sections forming
• Plates dan section welding
Ketika proses pembangunan selesai, sebelum menyerahkan
kapal kepada pemilik, galangan kapal harus melakukan
serangkaian proses commissioning, yang meliputi peluncuran,
uji coba, dan pengiriman kapal
 a) Peluncuran
Ada berbagai jenis teknik meluncurkan kapal tergantung pada fasilitas
yang tersedia di galangan kapal dan ukuran kapal, antara lain:
 Peluncuran Konvensional
- End launching ( peluncuran membujur )
- Side launching ( peluncuran melintang )
 Novel launching
 Dry dock floating out
 Ship lift floating out
 b) Uji Coba Kapal
Setelah kapal diluncurkan sebelum uji coba biasanya masih ada beberapa
perlengkapan kerja tambahan yang dilakukan pada perlengkapan dermaga,
terutama untuk peralatan kapal yang sensitif, yang mungkin rusak jika dipasang
pada tahap awal konstruksi.
Di galangan kapal
 Tahap uji coba: - Basin Trials Pengujian masin dan
- Sea Trials peralatan kapal

Dilakukan di laut
Menguji manuver, daya tahan mesin,
peralatan penanganan jangkar, kecepatan,
dll
 c) Pengiriman kapal
Bila hasil uji coba kapal telah memuaskan semua pihak yang
bersangkutan, dan galangan kapal telah menyelesaikan semua laporan
yang diperlukan, sertifikat dan semua persyaratan, kapal siap untuk
dikirim ke pemilik.
 Selain aspek teknis ada juga beberapa aspek administrasi yang harus
dicapai selama proses commissioning.
Laporan, sertifikasi,
Pihak yang terkait :
persetujuan, dll.
Perwakilan pemilik kapal
Biro klasifikasi
Peraturan pemerintah
 Merupakan tahap paling penting
Kontribusi memberikan Harus dioperasikan secara
Investasi baik agar mendapatkan
keuntungan untuk pemilik
dan atau operator keuntungan

 Kapal harus memperoleh muatan yang cukup untuk menutup biaya dan investasi, dan
mendapatkan beberapa keuntungan. Selain aspek komersial sebagai pelengkap, aspek teknis kapal
harus juga baik sepanjang hidup operasionalnya. Untuk tujuan ini pengawakkan yang tepat dan
pemantauan operasional kapal memainkan peran yang sangat penting. Dengan jumlah yang cukup
dan kualifikasi kru, kapal akan ditangani secara efisien dan dengan sikap yang tepat dalam
pemantauan operasional yang baik dapat digunakan untuk mempertahankan kinerja yang baik dari
kapal, ini termasuk keselamatan dan pengendalian lingkungan.
 Dalam rangka memastikan kemampuan untuk beroperasi dan untuk alasan keselamatan dan lingkungan kapal harus
melakukan pemeliharaan rutin dan jika perlu beberapa perbaikan juga. Perbaikan dan prosedur pemeliharaan harus sesuai
dengan standar terkait yang dibuat oleh badan klasifikasi, pembuat mesin, dan otoritas terkait. Sehubungan dengan ini ada
beberapa pemeriksaan berkala yang harus dilakukan oleh badan klasifikasi.
 Pemeliharaan dan perbaikan

Dilakukan oleh awak kapal di atas kapal

Dilakukan oleh
Manual perbaikan repair yard Tetap harus memperhatikan
sebaggai pedoman keadaan komponen yang akan
diperbaiki atau dipelihara
 Efektivitas dan efisiensi biaya dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan kapal sangat penting baik untuk galangan kapal
dan operator kapal karena hal tersebut berhubungan langsung dengan pendapatan mereka.
 Teknologi dan metode baru yang masih dikembangkan dalam pemeliharaan dan
perbaikan kapal :

 Reliability Centred Maintenance System


 “Home Doctor Shipyard” Maintenance System
 Sandwich Plate System
 Ketika kapal menjadi tidak efisien dan tidak menguntungkan karena usia atau tidak dapat
dioperasikan lagi karena alasan tertentu seperti tabrakan, tenggelam, terbakar, dll. Pemilik akan
mengirimkan kapal ke breaking yard untuk scrapping, sehingga bahan-bahan dan peralatan yang
tersisa dapat didaur ulang.

 Karena batasan yang rendah dalam bisnis penghancuran kapal sebagian besar pengguna industri
penghancuran kapal menggunakan tenaga kerja manusia dan fasilitas sederhana seperti winch,
pemotong acetylene, mobile crane, slipway,dll, bahkan meskipun penggunaan beberapa metode
mekanik.

 Bagian struktur kapal yang berbahan metal biasanya dikirim ke industri peleburan untuk
diproduksi ulang untuk penggunaan yang lain seperti batang penguat beton, dan kebutuhan
pertanian. Peralatan kapal seperti mesin diesel, generator, mesin dek, kompas, jam dan furniture
dijual dan digunakan kembali di kapal lainnya. Hal ini dikenal sebagai proses daur ulang.
 Dalam penghancuran kapal secara non-mekanik proses ini dapat dibagi menjadi tiga tahap utama sebagai
berikut:
 Persiapan tempat
Menghentikan asupan, mengosongkan dan membersihkan tangki, memindahkan benda non- logam dan
bahan berpotensi meledak.

 Menghilangkan struktur logam besar


Mengkandaskan kapal dan menghapus struktur logam besar seperti tiang, pipa, bangunan atas,
peralatan dek, mesin, peralatan pendukung dari kamar mesin, baling-baling dan
poros baling, bulkheads, dan kemudian sisa kapal diangkut ke lahan kering dengan
sarana slipway atau mobile crane.

 Pemotongan struktur untuk potongan yang lebih kecil


Terakhir panel dan bagian yang lain dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai kebutuhan menggunakan
pemotong acetylene.
 Selama tetap ada kapal akan melewati berbagai tahap siklus hidup yaitu:
permintaan kapal, desain, konstruksi, commissioning, operasi, pemeliharaan dan
perbaikan, dan pembongkaran dan daur ulang. Banyak pihak yang terlibat dalam
setiap tahap siklus kehidupan kapal seperti firma teknik perkapalan, perusahaan
keteknikan, galangan kapal, produsen peralatan kapal, badan klasifikasi, otoritas
hukum, pemilik dan operator kapal, galangan penghancur kapal, dll. Masing-
masing pihak memiliki peran khusus sesuai dengan tugas yang harus mereka
lakukan di tahap siklus hidup termasuk pekerjaan rekayasa fisik, pemeriksaan
pekerjaan, manajemen pekerjaan, dan pekerjaan administrasi.

Anda mungkin juga menyukai