Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Mutu Pekerjaan Kapal

Pendahuluan

Kapal yang merupakan moda transportasi utama di jalur laut memiliki peranan besar dalam kegiatan perekonomian. Kapal yang bagus atau memiliki kualitas di atas standar setidaknya mampu memberikan keuntungan dengan kinerja yang maksimal baik bagi para pemilik kapal maupun bagi penggunaanya.

Galangan kapal selaku pabrik perakitan kapal bertanggung jawab secara penuh terhadap kualitas dari kapal yang dirakitnya. Dalam proses perakitannya, galangan kapal mempekerjakan beberapa staf ahli untuk menjamin mutu hasil produksi, mulai dari proses perencanaan awal, hingga pada proses pembangunan kapal serta nantinya juga pada proses reparasi kapal tersebut.

Manajemen mutu atau quality control pada proses pembangunan kapal dilakukan dengan tujuan agar kapal yang dirancang memiliki kinerja yang optimal. Ada beberapa hal yang menjadi acuan dalam penjaminan mutu suatu kapal, antara lain adalah penggunaan material serta alat-alat dan perlengkapan kapal yang setidaknya berstandar lokal suatu negara atau bahkan berstandar internasional. Selain itu, proses dari pengerjaan pemasangan alat-alat dan perlengkapan kapal juga harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang kompeten sehingga kapal yang dibangun memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Adapun masalah yang ditemukan di lapangan terkait dengan pengerjaan pembangunan kapal yang berbasis penjaminan mutu adalah karena kurangnya tenaga kerja yang kompeten dalam pembangunan kapal, umumnya pada galangan-galangan kecil, baik pada pekerja lapangan maupun staf-staf yang memang secara khusus dipekerjakan sebagai penanggung jawab mutu dari suatu kapal. Sampel galangan yang diambil dalam penulisan ini yaitu galangan PT. Kutai Mandiri Shipyard yang berlokasi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Tujuan yang diharapkan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah yang mungkin dilakukan agar semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan kapal mampu mengaplikasikan teori manajemen mutu pada proses pembangunan kapal.

Proses Pembangunan Kapal

Pembuatan kapal adalah suatu proses pembuatan kapal. Biasanya pembuatan ini dilakukan di tempat khusus, misalnya di galangan kapal. Pembuat kapal merupakan pekerjaan yang sudah ada sebelum adanya tulisan (Wikipedia.org, 2013).

Untuk membangun sebuah kapal dibutuhkan perencanaan yang berisi tahap-tahap pengerjaan pembangunan sebuah kapal, diantaranya (Lembayung, 2013):

1. Proses perencanaan kapal (perhitungan dan gambar kapal). 2. Proses Mouldloft (lantai gambar). 3. Proses sand blasting dan primer coating. 4. Proses Keel Laying (peletakan lunas). 5. Proses Fabrikasi (marking,cutting,forming). 6. Proses Sub Assembly/Assembly. 7. Proses Erection, metode pembangunan. 8. Proses Outfitting (electrical & piping instalation). 9. Proses Painting. 10. Proses test kebocoran (las & tanki). 11. Proses peluncuran kapal (Launching). 12. Proses Sea Trial.

1. Proses perencanaan kapal Secara skematik, proses pembangunan kapal mulai dari pemesanan oleh owner yang ingin memiliki kapal, hingga proses pengerjaan kapal di galangan sampai pada proses delivery pihak galangan kepada owner dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Skema Proses Pembangunan Kapal

2.Proses mouldloft

Gambar 2. Proses Penggambaran Kapal skala 1:1 pada Mouldloft

Proses marking pada lantai mouldloft hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi gambar lines plan kapal kepada orang yang bertugas di bagian moudloft. Dengan syarat gambar yang kita berikan harus dengan skala dan dimensi yang komplit, kemudian lines plan tersebut digambar ulang dengan skala 1 : 1.

3.Proses Sand blasting dan Primer Coating

Gambar 3. Proses Sand Blasting pada Material Plat Kapal

Gambar 4. Proses Pengecatan Plat Kapal

Proses dilakukanya penembakan material blasting (gambar 3) pada permukaan pelat, profil, pipa, dan material lainya untuk mendapatkan tingkat kebersihan dan kekasaran permukaan yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Material pelat dan profil yang masuk ke bengkel fabrikasi terlebih dahulu diblasting untuk menghilangkan lapisan millscale yang ada pada lapisan material. Dalam proses blasting digunakan cast steel grit dengan ukuran HG 25

(mampu digunakan 20 kali blasting, harga mahal), selain dapat juga digunakan pasir silica atau pasir bangka (hanya mampu digunakan 2 kali blasting, harga murah).

Selanjutnya setelah diblasting kemudian material dicat dasar (Shop primering) dengan ketebalan 18 25 micrometer agar tidak rusak dalam proses fabrikasi (gambar 4). Cat ini untuk melindungi material dari korosi mampu bertahan antara 3 12 bulan (bersifat sementara).

4.Proses Keel laying Merupakan proses awal pembangunan kapal baru, proses ini bersifat simbolik dari awal pembangunan kapal. Persyaratan biasanya ditentukan oleh badan class ataupun owner kapal. Ketentuan yang biasa dipakai adalah 10% gross tonage dari DWT kapal.

5.Proses fabrikasi

Proses fabrikasi terdiri dari marking, cutting dan forming. Sebelum proses tersebut dilakukan terlebih dahulu mengidentifikasi material sudah diklasifikasikan atau belum (mengecek number pelate dengan daftar yang terdapat pada class tersebut). Setelah selesai diidentifikasi maka pihak klasifikasi tersebut akan menandatangani pemeriksaan pelat tersebut.

Marking Proses penandaan pada pelat mualai dari penandaan profile maupun frame. Setiap bagian material yang telah di marking harus diberi nama dengan jelas agar tidak tertukar atau keliru dengan material lain pada saat perakitan. Nama tersebut disesuaikan dengan kode yang tercantum di material list dan marking list, nama tersebut mencakup nomor kapal, nomor blok, posisi marking.

Cutting Proses pemotongan pelat dengan menggunakan gas cutter atau acetylene, dengan memperahtikan sudut potong, kecepatan potong, dan tebal pelat yang akan di potong.

Forming Proses pembentukan pelat dari bentuk aslinya menjadi bentuk yang diinginkan. Pembentukan pelat dibantu mesin roll, mesin bending, dan mesin press.

6.Proses sub assembly / assembly

Sub Assembly Menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi sebuah block. Atau bisa disebut proses perakitan block. Sub assembly merupakan proses penggabungan komponen komponen dari

bengkel fabrikasi menjadi blok-blok kecil (part assembly). Komponen-komponen tersebut masih berupa pelat dengan potongan lurus (paralel) maupun tidak lurus (non paralel), pelat yang telah dilengkungkan dan lain-lainnya seperti bagian-bagian pipa. Sebagai contoh proses pada sub assembly ini adalah penggabungan antara merakit sekat, merakit web frame, merakit pelat dengan pelat.

Assembly Proses lanjutan dari Sub Assembly, yaitu proses dilakukan pemasangan frame pada kulit lambung, penggabungan beberapa wrang, dan juga penggabungan dua block. Proses

penggabungan part assembly yang telah di sub assembly menjadi sebuah blok. Blok yang dibangun diperhitungkan beratnya sesuai dengan kemampuan crane.

7.Proses erection Proses ini dilakukan setelah pekerjaan Sub Assembly dan Assembly telah diselesaikan. Erection adalah proses penggabungan antar block structure sampai menjadi bentuk badan kapal. Erection merupakan tingkatan terakhir dari proses assembly. Proses ini merupakan penggabungan blok-blok dari proses assembly menjadi sebuah kapal. Proses erection ini dimulai dari blok dasar ganda (double bottom) yang biasanya bersamaan dengan proses keel laying kemudian semakin keatas sampai bagian superstructure. Sebelum proses erection dilakukan pembalikan blok yang akan dierection. Setelah blok dibalik maka blok dierection,

untuk proses erection blok disini dilakukan pada dua blok double bottom yang juga merupakan keel laying kapal.

8.Proses outfitting Outfitting merupakan proses pemasangan komponen kapal, meliputi hull outfitting, piping, accomodation, sistem propulsi dan machinery outfitting.

9.Proses painting Proses painting yaitu proses dimana dilakukan pekerjaan pengecatan. pengecatan dimaksudkan untuk melindungi permukaan material dari pengaruh lingkungan yang dapat berdampak pada korosi.

Pengecatan juga harus memperhatikan : Perencanaan Pelaksanaan dan kondisi pekerja yang baik Keadaan cuaca Pemilihan Metode

10.Proses test kebocoran Test kebocoran adalah suatu bentuk pengujian terhadap pengelasan konstruksi kapal untuk mengetahui apakah pengelasan tersebut mengalami kebocoran atau tidak. Ada beberapa macam test kebocoran antara lain: Air Test Calk Test, Hose Test Vacum Test, Hydro test.

11.Proses launching Lounching merupakan proses dimana penurunan kapal dari landasan peluncuran ke dalam air. Tahap ini dilakukan setelah badan kapal telah terbentuk sempurna dan telah dilaksanakan dicek kebocoran.

12.Sea trial

Yaitu pengujian performa kapal, yang dilakukan oleh owner kapal, pihak galangan, dan juga badan class. Pengujian meliputi : kecepatan, manuver, penurunan dan penarikan jangkar, pemadam kebakaran, dll yang menyangkut keseluruhan fungsi peralatan dan perlengkapan di kapal pada saat nanti kapal berlayar (Lembayung, 2013).

Pengendalian Mutu Tujuan dari pengendalian mutu dalam suatu kegiatan yaitu untuk perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha dan mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik perusahaan.

Berbasis Pengguna Kualitas Berbasis Manufaktur Berbasis Produk

Konsep Pengendalian Mutu Pada perusahaan pabrikasi ada dua macam struktur organisasi yang berkaitan dengan pengendalian mutu (maritimeword.web.id, 2013): 1. Departemen kualitas berdiri sendiri dan mempunyai jalur laporan langsung ke GM. Fungsi kualitas harus terpisah dari kegiatan pabrikasi dan langsung memberikan laporan ke GM, tujuannya untuk mendapatkan kerjasama dalam rangka memenuhi penjadwalan dan biaya.
GM Fungsi lainnya

Kualitas

Pabrikasi

Keuangan

Pemasaran

2. Departemen kualitas adalah bagian dari pabrikasi dan memberikan laporan ke manajer pabrik. Fungsi kualitas di bawah fungsi pabrikasi karena mutu membutuhkan koordinasi yang dekat dengan proses produksi. Sesungguhnya manajer pabrikasi telah mengemban tugas sebagai coordinator kualitas.

GM Pabrikasi Kualitas Keuangan Pemasaran Fungsi lainnya

Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu berupa wawancara langsung (melalui telepon) dengan beberapa karyawan galangan yang bertugas sebagai penjamin mutu (quality control) pada proses pembangunan kapal baru dan proses reparasi kapal. Keterangan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan teori-teori penjaminan mutu. Secara sederhana disajikan dalam bentuk flowchart sebagai berikut.

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Pustaka: - Literatur Penjaminan Mutu

Pengambilan Data: - Wawancara

Analisa Data: - Perbandingan data di Lapangan terhadap Teori Penjaminan Mutu

Kesimpulan: - Perbandingan data di Lapangan terhadap Teori Penjaminan Mutu

Selesai

Gambar 4. Kerangka Penulisan

Aplikasi Teori Manajemen Mutu dalam Pekerjaan Pembangunan Kapal

Dari hasil perbandingan data yang diperoleh melalui wawancara dengan karyawan galangan, penerapan manajemen mutu sebenarnya telah dilakukan pada tiap-tiap proses pembangunan kapal mulai dari tahap perencanaan awal hingga pada proses perakitan. Ini ditandai dengan laporan hasil pengecekan oleh pihak quality control yang diperkejakan oleh galangan pembuat kapal.

Hasil pekerjaan kemudian diperiksa oleh pihak klasifikasi yang berwenang memeriksa dan nantinya memberikan izin kelayakan kapal untuk dapat beroperasi. Pemeriksaan oleh pihak klasifikasi dilakukan secara berkala untuk tiap-tiap item pada kapal, mulai dari pemasangan pelat hingga ke peralatan-peralatan yang dipasang pada kapal termasuk pada bagian permesinan dan kelistrikan serta navigasi kapal.

Jika dihubungkan dengan konsep pengendalian mutu, proses pengerjaan kapal pada galangan yang dijadikan sampel menempatkan departemen quality control yang berdiri sendiri, yakni fungsi kualitas terpisah dari fungsi pabrikasi sehingga pihak quality control memberikan laporan langsung kepada General Manager. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kerjasama dalam hal penjadwalan dan biaya.

Kesimpulan

Proses pembangunan kapal pada galangan PT. Kutai Mandiri Shipyard dari segi struktural sudah menjalankan prinsip penjaminan mutu, adapun kendala yang masih tersisa di lapangan yaitu kurangnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk memenuhi standar mutu yang diinginkan sehingga terkadang proses pengerjaan kapal mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai