Anda di halaman 1dari 48

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................... i


CASE 3 STEEL CARGO .......................................................................... 1
CASE 4 SUGAR CARGO ......................................................................... 8
CASE 5 BROKEN CRANE WIRE ................................................................ 14
CASE 7 DAMAGE CAR .......................................................................... 21
CASE 8 DAMAGE CRANE....................................................................... 27
CASE 9 DAMAGED YACHTS ................................................................... 34
CASE 10 AGROUND ............................................................................ 36
CASE 11 DIVER’S INSPECTION ................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 46

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | i


CASE 3
STEEL CARGO
Ananda Sekar Putriyodhi – 04411840000012

A. Permasalahan dan Penilaian Awal


Pada saat pemeriksaan muatan berbentuk steel coil sebelum proses pemuatan
ke atas kapal dilakukan, nahkoda kapal menyadari kapal bahwa muatan steel coil
tersebut banyak sudah rusak dan berkarat.

1. Kronologi Kejadian Permasalahan (Asumsi)


Suatu perusahaan importir baja di Thailand yakni Thai Steel Import Co.,Ltd.
melakukan impor baja dengan jumlah besar dalam bentuk coiled-flat steel
sebanyak 2.000 coil dari salah satu produsen coiled-flat steel di Korea Selatan,
yakni Young Steel Co.,Ltd.
Young Steel Co.,Ltd. mengirim 2.000 coil sesuai jumlah yang dipesan dari
Pelabuhan Port of Busan ke Port of Bangkok menggunakan kapal yang disediakan
oleh Kharis Shipping Co.,Ltd., dengan ketentuan serah terima barang
menggunakan Incoterm CIF. Kapal dijadwalkan berangkat pada 20 Maret 2023.
Sebelum kapal berangkat, pihak surveyor yakni Korea Surveyors and Adjusters
Co.,Ltd. (KOSAC) melakukan pengecekan kondisi seluruh muatan yang diangkut.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata kondisi muatan yang diangkut
mengalami kerusakan dan perkaratan sebesar 65% akibat kesalahan dalam
penumpukan dan peyimpanan muatan yang dilakukan oleh pihak Pelabuhan,
dimana banyak ditemukan coil dengan kemasan pembungkus yang sobek dan
permukaan dari steel coil tergores, serta hasil pengecekan mengindikasikan
bahwa karat yang muncul pada steel coil disebabkan karena terkena air hujan
saat coil disimpan. Sesuai dengan laporan yang diberikan oleh surveyor kondisi
ini telah dimasukkan ke dalam pernyataan dan klausa pada dokumen Mate’s
Receipt dan Bill of Lading.
Mengetahui kondisi tersebut, pihak Young Steel bersedia mengirimkan
barang baru, tetapi tidak terima jika ada barang yang rusak dengan alasan bahwa
pada saat pengiriman barang ke pelabuhan, seluruh barang dalam kondisi yang
baik dan melihat bahwa hal ini disebabkan kesalahan pihak pelabuhan pada saat
melakukan proses penyimpanan dan penumpukan muatan. Karena pihak Young
Steel dan Thai Steel Import sepakat dalam menggunakan CIF dalam pegiriman
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 1
barang, maka pihak Young Steel ingin mengajukan klaim kepada pihak asuransi
dari steel cargo tersebut, yaitu pihak Tokio Marine South Korea.

2. Dugaan Awal
Berdasarkan perspektif sebagai pihak Insurance Claim Handler (perusahaan
asuransi), hal yang harus ditinjau adalah terkait luas jaminan / scope of cover
dari asuransi yang dipilih untuk muatan ini, apakah klaim yang diajukan termasuk
dalam ruang lingkup yang dijamin atau tidak, dan detail permasalahan.
Berdasarkan kronologis terjadinya permasalahan, dapat disimpulkan bahwa
permaalahan berupa kerusakan (baik kemasan pembungkus maupun permukaan
yang tergores) dan perkaratan yang disebabkan kesalahan cargo handling &
storage oleh pihak Pelabuhan yang diperparah dengan lamanya barang yang akan
dimuat ke atas kapal.

Terdapat kemungkinan bahwa perusahaan asuransi tidak dapat menanggung


kerugian terhadap kerusakan barang, dikarenakan bentuk pengemasan yang
kurang benar menyebabkan steel coil rentan rusak pada saat proses cargo
handling dan terkena air hujan di pelabuhan. Kedua hal tersebut menjadi hal
yang tidak dijamin oleh pihak asuransi pada jenis Institute Cargo Clause (ICC)
tertentu. Namun, dalam kasus ini, pihak Young Steel dapat menjamin bahwa
pengemasan yang dilakukan sudah baik dan sesuai standar.

B. Informasi yang dibutuhkan


Dalam melakukan penyelesaian klaim asuransi, maka pihak tertanggung yakni
Young Steel harus melengkapi dokumen dan informasi yang digunakan sebagai
pertimbangan penanggung dalam menentukan jumlah kompensasi kerugian yang
akan dibayar ataupun menjadi alasan untuk tidak dapat memberikan klaim. Dalam
hal ini tertanggung harus menyerahkan dokumen - dokumen sebagai berikut:

Tabel 1. Underwriting Info dan dokumen pendukung

Marine Cargo
Underwriting Info Dokumen Pendukung
1 Nama Tertanggung 1 Invoice
2 jenis Barang/Komoditas 2 Packing List
3 Alat Angkut (Kapal) 3 Certificate of Packing
- konstruksi/jenis 4 Bill of Lading / Air Way Bill
- GRT/usia/class or unclass 5 Certficate of Origin
4 Rute 6 Bukti Kekurangan
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 2
*Notice of Shotage (Nos)/Certificate of Non Delivery
5 Kondisi Asuransi (CoD)/Except Bewijs (E.B.)

6 Harga Barang 7 Bukti Kerusakan


*Cargo Damage Report (CDR)/Damage Cargo List
7 Harga Pertanggungan (DCL)/Claims Contatering Bewijs (CCB)

8 Penempatan di Kapal 8 Laporan Survei


9 Pengemasan 9 Laporan Kebenaran Pemeriksaan (LPK)
10 Container/Non-Containerized 10 General Average Declaration
11 FCL/LCL 11 Original Polis
12 Luas Jaminan
13 Deductible
14 Incoterms (untuk ekspor/impor)

Selain informasi dan dokumen pendukung di atas, beberapa informasi lain yang
dapat digunakan sebagai penguat dalam kasus ini ialah:
1. SOP cargo handling & storage di pelabuhan
2. Proses pemuatan barang dari pabrik ke truck menuju pelabuhan
3. Dokumentasi barang/muatan yang rusak
4. Kondisi alat yang digunakan dalam cargo handling

Setelah di dapatkan seluruh informasi terkait data yang dibutuhkan, kemudian data
dianalisa untuk menentukan diterima tidaknya klaim, dan berapa besar kerugian
yang harus ditanggung.

C. Saran yang diberikan kepada pihak terkait


Untuk menangani permasalahan kerusakan steel cargo, saran-saran yang dapat
diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat ialah sebagai berikut.

Tabel 1. Saran untuk pihak – pihak yang bersangkutan


Pihak Bersangkutan Saran
Tertanggung/Pemilik a) Berdasarkan risiko yang mungkin terjadi, lebih baik
Barang dipersiapkan tindakan yang sesuai dengan jenis
(Young Steel Co.,Ltd) barang untuk melindungi atau memperkecil kerugian.

b) Menjamin bahwa hak atas pengangkut atau pihak -


pihak lain yang mungkin bertanggung jawab atas
kerugian (pemilik kapal, operator pelabuhan, dll)
dapat dituntut dengan sepantasnya.

c) Menyadari akan adanya bahaya atau risiko yang


dijamin oleh asuransi barang yang dipilih. Sehingga
dapat memberitahukan kepada penanggung menegnai
bahaya dari barang yang harus/dapat ditanggung
berdasarkan asuransi yang dipilih.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 3


Pihak Bersangkutan Saran
d) Jika terjadi permasalahan terhadap barang, segera
memberitahukan kepada pihak penanggung (insurer).
e) Memilih ketentuan Incoterm yang paling sesuai
dengan kondisi barang yang akan dikirim.
Pemilik Kapal a) Dapat mengidentifikasi setiap jenis barang yang di
(General Cargo) muat dan disesuaikan dengan tata letak di kapal
untuk menjamin keselamatan barang.

b) Jika barang dirasa tidak dalam kondisi baik, maka


lebih baik menginfokan kondisi barang sebelum di
muat di atas kapal dan mencantumkan klausa
mengenai kondisi barang sebelum dimuat dalam
dokumen Mate’s Receipt dan Bill of Lading agar
kerugian tidak menjadi tanggung jawab pemilik
kapal, atau menolak pemuatan barang ke atas kapal.
c) Melakukan pengecekkan terhadap kondisi barang,
baik secara kemasan, jumlah, kondisi, dan jenis
barang yang berbahaya atau tidak. Jika dari aspek
kemasan dan jumlah sudah tidak sesuai atau tidak
layak, maka segera memberitahukan kepada pihak
pemilik barang.
Operator Pelabuhan a) Dalam melakukan proses cargo handling, diharapkan
(Port of Busan) memperhatikan jenis barang baik dari jenis, aspek
pengemasan, jumlah dan kondisi barang.

b) Jika terjadi kecelakaan pada saat proses


bongkar/muat yang menyebabkan kerusakan pada
barang, segera memberitahukan kepada pemilik
kapal dan pemilik barang
Pembeli a) Dalam melakukan pembelian barang yang melalui
(Thai Steel Import Co.,Ltd) proses pengiriman atau shipment, hendaknya setiap
pembeli memperhatikan asuransi atau penjaminan
atas keamanan dan keselamatan dari barang
berdasarkan ketentuan Incoterms yang telah
disepakati
b) Memilih ketentuan Incoterm yang paling sesuai
dengan kondisi barang yang akan dikirim.

Perusahaan a) Melakukan kajian yang mendalam mengenai


Asuransi penyebab utama kerusakan barang dan siapa yang
(Tokio Marine South Korea) akan bertanggung jawab pada kerusakan barang yang
terjadi, serta kelengkapan informasi dan dokumen
pendukung.

D. Identifikasi biaya dan kewajiban oleh pihak terkait

Berikut merupakan perhitungan premi dan klaim sebagai bentuk kewajiban yang
dikenakan kepada pihak tetanggung dan penanggung:

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 4


Tabel 3. Informasi dan asumsi perhitungan
No. Informasi Jumlah Satuan Keterangan
1 Jenis Barang Baja (Coiled-Flat Steel)
2 Jumlah Barang 2.000 coil ; asumsi
; mepsinternational.com
3 Harga Barang 3.152 USD/Coil
; 1 coil = 4 ton (USD 788 / ton)
; Tokio Marine (Marine Cargo
4 Rate Premi 0,18%
Insurance)
5 Penanggungan kerusakan: 65% ; asumsi
6 Kerugian* 1.300 coil
*) akibat sejumlah barang
4.097.600 USD
yang rusak

Tabel 4. Perhitungan Premi


Simulasi Perhitungan Premi
ANALISIS UNDERWRITING INFO
Jenis Barang Baja (Coiled-Flat Steel)
Nilai Pertanggungan 4.097.600
Jenis Pengepakkan Non-Kontainer
Jenis Kapal General Cargo (Kapal Besi)
Rute Pelayaran Internasional
Port of Busan - Port of Bangkok
Jenis Jaminan Clause A - All Risk Cover
Riwayat Klaim Tertanggung Bagus
Total Penjualan 1 Tahun 250.000 coil
788.000.000 USD
Biaya Operasional Muatan
Biaya Pengiriman USD/Ton 35
1 coil = 4 Ton Ton 4
Jumlah barang rusak yang
dikirim Barang rusak & berkarat saat cargo handling 1.300
Total Biaya Pengiriman USD/Ton 182.000
Biaya B/M USD/Ton 5
Total Biaya B/M USD 26.000
Pajak (%) Nilai Barang 7%
USD 286.832
Marginal Profit /coil 15%
(jika barang berhasil terjual)
Total Marginal Profit 614.640
Total Biaya Operasional Muatan 822.640

PREMI YANG DIBAYARKAN


Rate 0,18%
Nilai Pertanggungan USD 4.920.240
Premi USD 8.610
Biaya Polis+Materai USD 20
TOTAL PREMI USD 8.630

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 5


Tabel 5. Perhitungan Klaim
Simulasi Perhitungan Klaim
ANALISIS UNDERWRITING INFO
Objek Penanggungan 1.300 Coiled-Flat Steel
Nilai Pertanggungan Rp4.920.240
Alat Angkut Kapal General Cargo Kharis Shipping Co.,Ltd.
Tanggal Kejadian 20 Maret 2023
Barang rusak & berkarat saat cargo handling di
Penyebab Klaim pelabuhan
Kondisi Polis Institute Cargo Clause "A", Port to Port, etc
Basis Penilaian Nilai penawaran
Riisiko yang ditanggung sendiri 0,8%
KLAIM ASURANSI
Nilai Harga Pertanggungan
USD 4.920.240
(Sum Insured)
Risiko yang ditanggung sendiri (0,80% x USD 4.920.240)
Rp39.362
Nilai Klaim yang dibayarkan (USD 4.920.240 - USD 39.362)
TOTAL KLAIM Rp4.880.878,08

E. Asuransi yang dapat meng-cover kerugian

Jenis asuransi yang dapat meng-cover kerugian yang dialami oleh pemilik
barang yakni pihak Young Steel Co.,Ltd pada kasus ini adalah adalah Marine Cargo
Insurance. Marine Cargo Insurance merupakan asuransi yang meberikan jaminan atas
kerugian yang disebabkan oleh bahaya laut (perils of the sea) dan bahaya kecelakaan
yang mungkin terjadi selama pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan
(port to port/door to door).
Adapun luasan jaminan atau scope of cover dan kewajiban (liabilities) dari
Marine Cargo Insurance ditinjau berdasarkan tingkat risiko yang diatur dalam
Institute Cargo Clause yang berbeda – beda. Secara garis besar terdapat tiga
jaminan. Jaminan satu atau “Clause A” merupakan jaminan all risk yang menjamin
segala kerusakan/kerugian kecuali terhadap risiko yang dikecualikan. Jaminan kedua
atau “Clause B” dan jaminan ketiga “Clause C” merupakan jaminan yang menjamin
kerusakan/kerugian yang disebabkan oleh bebeerapa risiko saja. Berikut merupakan
rincian ruang lingkup dari Marine Cargo Insurance:
Tabel 6. Scope of Cover Marine Cargo Insurance

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 6


No. Risiko Clause A Clause B Clause C
1 Kebakaran atau peledakan
2 Kapal kandas, terdampar, tenggelam atau terbalik
3 Alat angkut darat tabrakan, terbalik atau keuar rel
Tertabrak kapal atau benturan kapal dengan benda - benda lain
4
kecuali air
5 Pembongkaran barang di pelabuhan darurat
6 Gempa bumi, letusan gunung berapi /sambaran petir
7 Pengorbanan kerugian umum (general average sacrifice )
8 Jettison : Pembuangan kargo keluar kapal (laut)
9 Barang tersapu ombak ke laut (washing overboard )
Masuknya air laut, air danau atau air sungan kedalam kapal, palka
10
kapal, kontainer, atau tempat penyimpanan
Kerugian total per kolo, karena terlempar atau jatuh ke laut
11 selama pemuatan atau pembongkaran barang ke atau dari kapal
(sling loss )
12 General average collision
13 Both to blame collision: kontribusi tubrukan kapal dengan kapal
14 Banjir, angin topan, tanah longsor, pergerakan tanah, tsunami
15 Pencurian, perampokan, banking loncat
16 Terjatuh, tersodok forklift risiko bongkar muat-muat lainnya
17 Kerusakan akibat kecelakaan lainnya

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 7


CASE 4
SUGAR CARGO
Dina Fatimatuz Zahroh – 04411840000013

4.1 Permasalahan dan Penilaian Awal


Perwira Kapal yang bertugas menjaga kargo melaporkan kepada nahkoda bahwa
pemuatan gula dalam karung telah dimulai tetapi beberapa karung robek dan gula
tumpah. Adapun penjelasan kronologi kejadian dan dugaan awal dari permasalahan
tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.1 Kronologi Kejadian Permasalahan


Perusahaan pabrik produksi gula yaitu PT. Industri Gula Glenmore (PT. IGG)
akan mengirimkan produk gula dari lokasi pabrik yaitu di Banyuwangi menuju ke
Sorong melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Produk gula sebanyak 300
Ton yang dikemas dalam karung berukuran 100 kg, diangkut menggunakan moda
darat dengan truk dari Banyuwangi ke Surabaya dan menggunakan moda laut
dengan kapal General Cargo dari Surabaya ke Sorong. Namun, pada saat proses
pemuatan (loading) dari truk ke atas kapal menggunakan alat bongkar muat
berupa crane dimulai, beberapa karung gula terlihat mengalami kerusakan yaitu
robek sehingga ketika diangkat, karung tersebut menumpahkan muatannya. Hal
tersebut membuat muatan gula tidak sesuai dengan seharusnya yaitu dari segi
berat dan kualitasnya mengalami penurunan. Kemudian, Perwira Kapal yang
bertugas menjaga proses pemuatan melaporkan kejadian tersebut kepada
nahkoda Kapal.

4.1.2 Dugaan Awal


Permasalahan rusaknya muatan gula ketika proses pemuatan (loading)
tersebut, diduga disebabkan oleh faktor teknis dan faktor human error. Adapun
indikasi dugaan sementara terkait terjadinya kerusakan muatan gula adalah
sebagai berikut:
a) Terdapat kesalahan cara penumpukan muatan pada saat diangkat
menggunakan crane sehingga beban muatan hanya bertumpu pada
beberapa karung sehingga berat karung-karung yang diangkut
persebarannya tidak seimbang.
b) Kondisi tali pengangkat (kawat penjepit muatan) tidak standar, sehingga
mudah mudah merusak karung.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 8


c) Kualitas karung yang kurang baik sehingga mudah robek atau rusak ketika
dimuat dan ditumpuk serta diangkut bersamaan menggunakan crane.
d) Dalam penanganan muatan saat muat, operator pelabuhan tidak
menggunakan alat bantu seperti palet, sehingga karung langsung terikat
pada kawat crane yang dapat menyebabkan kebocoran muatan.
e) Pihak operator crane di pelabuhan tidak mengetahui jumlah muatan yang
diangkut dan beban muatan, sehingga berpotensi overweight.
f) Pengawasan pihak TKBM yang berada di cargo hold saat memasukkan
karung gula kedalam kapal berkurang, sehingga terjadi gesekan antara
muatan dengan cargo hold.
Dugaan-dugaan terkait kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab dari
permasalahan kerusakan muatan gula dalam karung pada saaat proses pemuatan
ke atas kapal tersebut perlu diidentifikasi lebih dalam dan lebih teliti lagi. Perlu
dilakukan investigasi terkait apakah kejadian kerusakan penanganan muatan
kargo tersebut murni kelalaian atau terjadi karena ketidak sengajaan. Hasil
investigasi atau identifikasi permasalahan akan dijadikan evaluasi dan bukti
klaim asuransi.

Adapun selaiin dugaan-dugaan terkait kemungkinan yang mungkin menjadi


penyebab kerusakan muatan gula dalam karung pada saat pemuatan ke atas
kapal, juga terdapat beberapa asumsi sebagai berikut.

a) Proses muat menggunakan alat B/M yaitu crane kapal.


b) Harga gula per karung adalah Rp. 550.000.
c) Keterlambatan kapal selama 1 hari pada saat berlayar karena adanya
investigasi dan pembersihan muatan yang bocor ke cargo hold kapal.
Adapun terkait dugaan awal tanggungan perusahaan asuransi dalam
permasalahan ini adalah sebagai berikut:

Potential P&I Rule


Kejadian Liability H&M P&I Remark
liability Number
Kerusakan
Marine cargo
pada muatan
1 - - insurance clause b
gula (Cargo
ataupun c.
Liability)
4
Pembersihan Sepenuhnya
cargo hold menjadi
2 4/4 19(13)(b)
dari muatan tanggungan untuk
yang tumpah P&I apabila

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 9


Potential P&I Rule
Kejadian Liability H&M P&I Remark
liability Number
(Pollution tercantum dalam
Liability) polis

Kerugian Sepenuhnya
perusahaan menjadi
karena tanggungan untuk
3 4/4 19(25)(d)
keterlambat P&I apabila
an jadwal tercantum dalam
kapal polis

4.2 Informasi yang dibutuhkan


Dalam penyelesaian permasalahan kerusakan muatan pada saat pemuatan
karung gula, dibutuhkan beberapa informasi pendukung. Diantara informasi yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut.

1. Jenis Muatan yang dimuat kapal


2. Harga barang / muatan yang dijadikan objek asuransi pada kapal
3. Kondisi kemasan barang yang digunakan
4. Jenis asuransi yang digunakan
5. Rute pengiriman barang
6. Biaya pengiriman barang
7. Jumlah barang yang rusak
8. SOP kegiatan bongkar muat
9. Proses pemuatan barang dari pabrik ke truck sebelum ke kapal
10. Dokumentasi barang/muatan yang rusak
11. Kondisi alat bongkar muat yaitu crane

Setelah di dapatkan seluruh informasi terkait data yang dibutuhkan, kemudian


data dianalisa untuk menentukan besar kerugian yang didapatkan.

4.3 Saran yang diberikan kepada pihak terkait


Untuk menangani permasalahan keusakan muatan gula, diberikan saran kepada
pihak-pihak yang terlibat yaitu sebagai berikut.
NO PIHAK TERKAIT SARAN
Melakukan pengecekan menyeluruh untuk semua
1 Pemilik barang aspek mulai dari bahan baku hingga pengemasan serta
produknya. Bila ada informasi terkait penanganan

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 10


NO PIHAK TERKAIT SARAN
khusus seperti misal gula yang mempunyai
karakteristik curah kering dan dikirim dalam karung,
saat memuat hendaknya disampaikan pada pihak
operator bongkar muat. Selain itu, perlu dilakukan uji
kekuatan serta ketahanan karung saat proses
pengangkatan dengan cara ditumpuk-tumpuk.
Pihak kapal harus rutin melakukan pengecekan pada
saat dilakukan proses bongkar muat guna memastikan
bahwa muatan yang sedang ditangani dalam keadaan
normal dan tidak terjadi kerusakan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi pemilik muatan. Selain
2 Pihak kapal
itu, pihak kapal selaku operator alat bongkar muat
hendaknya selalu mengecek kondisi crane dan
perlengkapan serta melakukan perawatan rutin. Pihak
kapal juga wajib melakukan bongkar muat sesuai SOP
yang berlaku.
Pihak pelabuhan seharusnya memastikan seluruh
kegiatan di pelabuhan termasuk bongkar muat
berjalan dengan lancar, termasuk juga untuk
3 Pihak pelabuhan memastikan bahwa muatan yang sedang dibongkar
atau dimuat oleh kapal dalam keadaan baik. Pihak
pelabuhan juga wajib melakukan tindakan bila terjadi
insiden di pelabuhan.
Pihak asuransi bertanggung jawab atas kerugian yang
ditanggung pemilik barang. Oleh karena itu, pihak
asuransi harus melakukan investigasi dan identifikasi
4 Perusahaan asuransi kronologis kejadian untuk mengetahui penyebab
utama terjadinya insiden, sehingga dapat menentukan
berapa kerugian yang dapat dicover oleh pihak
asuransi.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 11


4.4 Identifikasi biaya dan kewajiban oleh pihak terkait
Setelah diperoleh informasi terkait data-data yang dibutuhkan untuk
menentukan biaya tanggungan yang dapat di klaim untuk asuransi, selanjutnya
dilakukan identifikasi biaya dan kewajiban oleh pihak terkait. Berikut merupakan
hasil identifikasi biaya dan kewajiban dalam kerusakan muatan gula saat pemuatan.
PERHITUNGAN BIAYA
Total berat gula yang dikirim 300 Ton
100 Kg/Karung
Massa jenis karung
0,1 Ton/Karung

Jumlah unit karung gula yang dimuat 3.000 Karung


Jumlah unit karung gula yang rusak 100 Karung

Harga gula Rp 550.000 /Karung


Total harga karung gula yang dimuat Rp 1.650.000.000
Total kerugian gula yang rusak Rp 55.000.000 /Karung
Biaya kerugian operasional kapal Rp 2.000.000
Biaya pembersihan di Cargo Hold Rp 10.000.000 /hari
Lama Penbersihan 1 hari
Biaya pembersihan gula di Cargo Hold Rp 10.000.000
Total Kerugian Rp 67.000.000

Penyusutan 75%
Total claim yang harus dibayar Rp 50.250.000

Berdasarkan perhitungan penentuan biaya dan kewajiban tersebut, dapat


diasumsikan bahwa kejadian ini murni karena kesalahan dari pihak pemilik barnag
namun tidak ada unsur kesengajaan. Oleh karena itu, pemilik barang sebagai pihak
tertanggung berhak melakukan klaim asuransi kepada pihak penanggung yaitu pihak
asuransi untuk mengganti kerugian yang diderita oleh pemilik baang tersebut dengan
total kerugian sebesar Rp 67.000.000,00 atas rusaknya 100 karung gula yang robek
pada saat proses pemuatan ke atas kapal menggunakan alat bongkar muat di
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Namun karena adanya penyusutan barang yang
diklaim dalam asuransi, sehingga dengan penyusutan 75%, pihak asuransi dapat
menanggung kerugian sebesar Rp 50.250.000,00 dan sisanya yaitu Rp 16.750.000,00
tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 12


4.5 Asuransi yang dapat meng-cover kerugian
Setelah dilakukan identifikasi terhadap kejadian yang terjadi yaitu kerusakan
muatan gula dalam karung pada saat dimuat ke atas kapal, dapat disimpulkan bahwa
kerugian yang dapat di claim adalah terkait cargo liability, pollution liability, dan
others liability. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa kejadian tersebut murni
kelalaian dari pemilik barang namun bukan termasuk unsur kesengajaan. Oleh karena
itu, jenis asuransi yang cocok untuk dapat menutupi kerugian yang ditanggung
pemilik barang adalah jenis asuransi Marine Cargo Insurance dan P&I Insurance.

Alasan menggunakan jenis asuransi Marine Cargo Insurance adalah karena moda
yang digunakan adalah moda transportasi laut berupa kapal yang digunakan dalam
pengiriman muatan gula dari Surabaya ke Sorong yaitu kapal General Cargo serta
terdapat kerugian terkait biaya kerusakan muatan (Cargo Liability). Kemudian alasan
untuk penggunaan jenis asuransi P&I Insurance adalah karena terdapat kerugian yang
ditanggung pemilik muatan gula terkait biaya proses pembersihan tumpahan gula
terhadap cargo hold (Pollution Liability) dan operasional kapal ynag terhambat
karena kejadian ini (Others Liability).

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 13


CASE 5
BROKEN CRANE WIRE
SAFIRA RIZKIAH WAHYUDI - 04411840000016

5.1 Apa yang terjadi? Apa penilaian anda?

Kapal general cargo yang membawa muatan gula pasti dari PT. Indosugar dan
aseton dari PT. USFI mengalami kecelakaan saat proses muat (loading) akibat
terputusnya tali kawat dari crane sehingga mengakibatkan 150 drum berisi aseton
jatuh ke ruang muat dimana ruang muat tersebut berisi gula pasir dalam karung. 50
karung gula mengalami kerusakan akibat terkena tumpahan aseton. Kerusakan pada
muatan gula pasir dan aseton ditunjukkan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Kerusakan Muatan

Setelah dilakukan investigasi, diketahui bahwa tidak ada korban jiwa dari
kecelakaan tersebut. Selain itu, diketahui crane dalam kondisi yang kurang baik dan
sudah tidak layak pakai karena sudah berumur. Kemungkinan kecelakaan tersebur
terjadi karena keausan pada tali kawat crane akibat gesekan antara satu sama lain.
Kerusakan tali kawat ditunjukkan pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Kerusakan Tali Kawat

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 14


5.2 Informasi yang Dibutuhkan

Kerugian yang dialami akibat kecelakaan tersebut dapat dihitung dengan data
atau informasi seperti rincian data muatan yang meliputi total muatan, berat, dan
harga muatan tersebut. Rincian tersebut dapat dilihat pada di bawah ini:

Tabel 5.1 Rincian Informasi yang Dibutuhkan Muatan Gula Pasir

No. Informasi Jumlah Satuan Keterangan


1 Jenis Muatan Gula Pasir (25 kg)
2 Jumlah Muatan 1.000 karung
25.000 kg
3 Kerusakan Muatan 5% ; asumsi
4 Kerugian 1.250 kg
Rp22.500.000

Pada Tabel 5.1, diketahui bahwa PT. Indosugar memuat gula pasir sebanyak
1.000 karung. Berat setiap karung adalah 25 kg sehingga total muatan gula pasir yang
dimuat adalah 25.000 kg. Kerusakan diasumsikan sebesar 5% sehingga didapatkan
total muatan gula pasir yang rusak adalah 1.250 kg.

Tabel 5.2 Rincian Informasi yang Dibutuhkan Muatan Aseton

No. Informasi Jumlah Satuan Keterangan


1 Jenis Muatan Aseton (50 Liter)
2 Jumlah Muatan 1.000 drum
50.000 Liter
3 Kerusakan Muatan 15% ; asumsi
4 Kerugian 7.500 Liter
Rp525.000.000

Pada Tabel 5.2, diketahui bahwa PT. USFI memuat aseton sebanyak 1.000 drum.
Berat setiap drum adalah 50 liter sehingga total muatan aseton yang dimuat adalah
50.000 liter. Kerusakan diasumsikan sebesar 15% sehingga didapatkan total muatan
aseton yang rusak adalah 7.500 liter.

5.3 Saran

Beberapa saran yang dapat saya berikan untuk setiap pihak yang terlibat
ditunjukkan pada Tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3 Saran untuk Pihak yang Terlibat

No. Pihak Saran


Pemilik barang sesegera mungkin menghubungi
pihak yang menangani pengiriman muatan seperti
1. Pemilik Barang EMKL untuk diminta pertanggung jawaban terkait
kecelakaan yang terjadi pada saat pengiriman
barang. Pihak pemilik barang dapat mengajukan
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 15
No. Pihak Saran
ganti rugi kerusakan barangnya kepada pihak yang
mengoperasikan crane. Namun, jika crane yang
dipakai adalah milik kapal maka ganti rugi dapat
diajukan kepada perusahaan pelayaran atau
pemilik kapal. Sedangkan, jika crane dimiliki oleh
operator pelabuhan maka ganti rugi bisa diajukan
kepada operator pelabuhan. Selain itu, ganti rugi
juga dapat ditanggung oleh asuransi dengan
menggunakan marine cargo insurance yang dapat
menjamin seluruh kerusakan muatan.
Pihak pemilik kapal bisa mendapatkan ganti rugi
dari perusahaan asuransi jenis P&I Insurance yang
menjamin kerusakan muatan milik pihak ketiga.
2. Pemilik Kapal Selain itu apabila proses bongkar muat yang
dilakukan dengan ship crane, kerusakan crane
tersebut dapat di-cover oleh asuransi jenis H&M
Insurance.
Operator pelabuhan wajib melakukan
pengecekan terhadap kondisi crane secara
rutin dalam periode waktu tertentu agar
terjamin kelayakan penggunaan crane
tersebut untuk melakukan kegiatan bongkar
muat. Apabila dalam pengecekan tersebut
3. Operator Pelabuhan diketahui crane sudah tidak layak pakai maka
operator pelabuhan wajib mengganti alat
bongkar muat tersebut. Operator pelabuhan
juga diharapkan melakukan pengawasan
terhadap TKBM yang melakukan proses
bongkar muat yang bertujuan untuk
memastikan lancarnya proses bongkat muat.
Perusahaan asuransi melakukan investigasi
terkait penyebabkan kecelakaan secara
4. Perusahaan Asuransi langsung ke TKP. Perusahaan asuransi wajib
mengganti kerugian dari pihak-pihak yang
terdampak sesuai dengan polis.

5.4 Identifikasikan besarnya biaya kerusakan

Selanjutnya dilakukan identifikasi biaya kerusakan terhadap kecelakaan


putusnya tali crane yang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh pihak
asuransi. Karena PT. INDOSUGAR hanya mengalami kerusakan untuk sebagian
muatannya, maka proses klaim yang diajukan adalah klaim untuk Partial Loss. Dalam
proses klaim tersebut yang dihitung adalah Particular Average dan General Average.
Rincian perhitungan klaim asuransi oleh PT. INDOSUGAR dapat dilihat pada Tabel 5.4
berikut ini:

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 16


Tabel 5.4 Perhitungan Klaim Marine Cargo Insurance untuk PT. INDOSUGAR

PT. INDOSUGAR
Perhitungan Particular Average
25 kg/karung
Cargo yang diangkut 1.000 Karung
25.000 kg
5%
Cargo yang rusak
1.250 kg
Cargo yang selamat 23.750 kg
Rp 18.000 /karung
Harga barang
; standar harga barang dan jasa daerah DIY 2021
Kerugian Rp 22.500.000
Deductible 5% of claim min Rp
Rp 2.250.000
10.000.000
Kerugian – Deductible
Net adjustment
Rp 20.250.000
Perhitungan General Average
General Average Rp 5.000.000

VAR crane sebelum accident Rp 140.644.500


; alibaba
VAR crane setelah accident Rp 7.032.225
(+)
VAR cargo selamat Rp 427.500.000
Rp 434.532.225

Perhitungan Kerugian
Rp 427.500.000
x Rp 5.000.000 Rp 4.919.083
Rp 434.532.225

Deductible 5% of claim min Rp


Rp 1.000.000
10.000.000
Net adjustment Kerugian – Deductible
Rp 3.919.083
Total Penggantian
Particular Average Rp 20.250.000
General Average Rp 3.919.083
TOTAL KLAIM Rp 24.169.082,8

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan Particular Average
sebesar Rp 20.250.000 dan General Average sebesar Rp 3.919.083, sehingga pihak
asuransi harus membayar total penggantian kepada PT. INDOSUGAR sebesar Rp
24.169.082,8.

Sama halnya dengan PT. INDOSUGAR, PT. USFI juga hanya mengalami kerusakan
untuk sebagian muatannya. Maka, proses klaim yang diajukan adalah klaim untuk
Partial Loss. Dalam proses klaim tersebut, maka proses klaim yang diajukan adalah
klaim untuk Partial Loss. Dalam proses klaim tersebut yang dihitung adalah Particular
Average dan General Average. Rincian perhitungan klaim asuransi oleh PT. USFI
dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini:
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 17
Tabel 5.5 Perhitungan Klaim Marine Cargo Insurance untuk PT. USFI

PT. USFI
Perhitungan Particular Average
50 liter/drum
Cargo yang diangkut 1.000 Drum
50.000 liter
15%
Cargo yang rusak
7.500 liter
Cargo yang selamat 42.500 liter
Rp 70.000 /liter
Harga barang
; standar harga barang dan jasa daerah DIY 2021
Kerugian Rp 525.000.000
Deductible 5% of claim min Rp
Rp 500.000.000
10.000.000
Kerugian – Deductible
Net adjustment
Rp 25.000.000
Perhitungan General Average
General Average Rp 5.000.000

VAR crane sebelum accident Rp 140.644.500


; alibaba
VAR crane setelah accident Rp 21.096.675
(+)
VAR cargo selamat Rp 2.975.000.000
Rp 2.996.096.675

Perhitungan Kerugian
Rp 2.975.000.000
x Rp 5.000.000 Rp 4.964.793
Rp 2.996.096.675

Deductible 5% of claim min Rp


Rp 1.250.000
10.000.000
Net adjustment Kerugian – Deductible
Rp 3.714.793
Total Penggantian
Particular Average Rp 25.000.000
General Average Rp 3.714.793
TOTAL KLAIM Rp 28.714.792,1

Dari Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan Particular Average
sebesar Rp 25.000.000 dan General Average sebesar Rp 3.714.793, sehingga pihak
asuransi harus membayar total penggantian kepada PT. USFI sebesar Rp
28.714.792,1.

Kemudian, dilakukan juga perhitungan klaim atau ganti rugi yang dilakukan oleh
pihak pemilik kapal. Pihak pemilik kapal mempunyai kewajiban menjaga muatan
dengan aman mulai dari proses muat, dalam perjalanan, hingga muatan dibongkar
dan sampai di tujuan. Karena mengalami kecelakaan, maka pihak pemilik kapal ikut
menanggung kerugian yang ditimbulkan akibat dari rusaknya muatan. Rincian

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 18


perhitungan klaim asuransi oleh pihak pemilik kapal dapat dilihat pada Tabel 5.6
berikut ini:

Tabel 5.6 Perhitungan Klaim H&M dan P&I Insurance

Perhitungan Klaim H&M dan P&I Insurance


Kerugian Muatan
PT INDOSUGAR Rp 22.500.000
PT USFI Rp 525.000.000
Penggantian Kerugian Muatan
Ganti rugi H&M Insurance : (3/4)
PT INDOSUGAR Rp 16.875.000
PT USFI Rp 393.750.000
Total ganti rugi dari H&M Insurance Rp 410.627.000
Penggantian Kerugian Muatan
Ganti rugi P&I Insurance : (1/4)
PT INDOSUGAR Rp 5.625.000
PT USFI Rp 131.250.000
Total ganti rugi dari P&I Insurance Rp 136.875.000

Pada Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa pihak pemilik kapal mendapatkan
penggantian sebesar Rp 410.627.000 dari asuransi H&M dan Rp 136.875.000 dari
asuransi P&I. Penggantian dari asuransi tersebut kemudian diberikan oleh pihak
pemilik kapal kepada PT. INDOSUGAR dan PT. USFI sebagai pihak yang merugi akibat
muatannya yang rusak.

5.5 Jenis Asuransi yang Dapat Diklaim

Untuk PT. INDOSUGAR dan PT. USFI, asuransi yang dapat mengganti
kerugiannya adalah Marine Cargo Insurance. Marine Cargo Insurance merupakan
asuransi yang memberikan jaminan atas kerugian yang timbul akibat bahaya laut dan
bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi selama pengangkutan barang. Asuransi
tersebut berlaku selama barang diangkut dari tempat asal hingga sampai ke tempat
tujuan, atau bisa disebut dengan warehouse to warehouse. Dalam kasus ini, PT.
INDOSUGAR dan PT. USFI harus memilih paket jaminan ICC “A” 1/1/82, karena di
dalam jaminan Klausa “A” terdapat jaminan risiko berupa “terjatuh, tersodok
forklift, dan risiko bongkar muat lainnya.” yang tidak dimiliki oleh Klausa “B” dan
Klausa “C”.

Sedangkan untuk pihak pemilik kapal, jenis asuransi yang dapat diklaim atas
kecelakaan putusnya tali kawat crane tersebut adalah H&M dan P&I Insurance. H&M
dan P&I insurance biasanya saling melengkapi dalam hal penjaminan atas risiko

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 19


terhadap kecelekaan kapal, kerusakan pada dermaga, kerusakan crane, dan properti
lain dari pihak ketiga yang umumnya dikenal dengan fixed and floating object (FFO).

Perbedaan yang paling mendasar antara H&M dan P&I adalah dalam bentuk
jaminan terhadap kerugian atau luas jaminannya. H&M menjamin kerugian terhadap
kerusakan yang timbul atas konstruksi/rangka kapal dan sistem permesinannya,
sedangkan P&I menjamin kerugian dari pemilik kapal (ship owner) yang timbul
apabila dalam pengoperasiannya ternyata mengalami kecelakaan atau menyebabkan
kerugian terhadap pihak ketiga. P&I Insurance menjamin risiko-risko:

• Personal injury : jaminan terhadap kematian atau cacat yang dialami


penumpang, crew, atau pihak ketiga lainnya seperti biaya pengobatan, biaya
pemulangan (repatriation), dll.
• Collision Liability : jaminan risiko tabrakan kapal terhadap kapal lain, kargo
yang dimuat ataupun terhadap benda-benda lainnya.
• Pollution Liability : jaminan terhadap kerusakan lingkungan akibat
pencemaran atau polusi.
• Cargo Liability : jaminan terhadap kerusakan atau kerugian muatan.
• Wrek Removal : jaminan terhadap pengangkatan atau penyingkiran
kerangka kapal yang tenggelam di alur pelayaran.

Dalam kasus nomor 5 ini, pihak pemilik kapal memiliki kewajiban untuk
memastikan kelayakan kapal sebelum memuat maupun berlayar dan memastikan
keamanan muatan mulai dari muat, dalam perjalanan, hingga dibongkar dan sampai
di tujuan. Karena terjadi kerusakan muatan, maka pihak pemilik kapal juga ikut
menanggung kerugian yang disebabkan oleh muatan gula dan aseton yang rusak.
Dalam kasus yang disebabkan oleh kerusakan atau kerugian muatan, maka H&M
Insurance menanggung ¾ dari kerugian tersebut, sedangkan P&I Insurance
menanggung ¼ dari kerugian tersebut.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 20


CASE 7
DAMAGE CAR
FAUZI ANDIARI - 04411840000048
Sore itu polisi setempat tiba di kapal untuk menyelidiki apa yang terjadi pada
pihak penanggung jawab proses penanganan muatan kapal. Mereka memarkir mobil
mereka di samping kapal dan sayangnya mobil tersebut tertabrak gulungan baja yang
sedang dimuat di atas kapal dengan derek kapal. Mobil polisi tersebut menderita
kerusakan parah.
1. Apa yang terjadi? Apa penilaian awal Anda?
2. Informasi lebih lanjut apa yang Anda butuhkan?
3. Nasihat apa yang Anda berikan kepada para pihak? (Tertanggung, pemilik
kargo, pemilik kapal, operator, dll)
4. Identifikasi semua potensi biaya dan kewajiban yang mungkin melekat pada
para pihak?(buatlah beberapa perhitungan)
5. Asuransi mana yang bisa menutupi kerugian? (jelaskan: asuransi, lingkup
pertanggungan, kewajiban)
Penyelesaian Masalah
1. Terjadi kerusakan pada sebuah mobil polisi setempat yang diparkir ketika
mengunjungi kapal untuk keperluan investigasi pada pihak penanggung jawab
penanganan muatan. Kerusakan tersebut diakibatkan karena tersenggol gulungan
baja yang sedang dimuat oleh derek kapal.
Penilaian Awal :
- Menentukan nilai kerugian yang terjadi pada mobil polisi tersebut;
- Menentukan nilai kerugian pada gulungan baja yang membentur mobil;
- Menentukan asuransi pada barang muatan tersebut, apakah diasuransikan oleh
pihak pemilik barang itu sendiri ataukah oleh perusahaan ekspedisi barang.
- Memastikan seberapa besar kesalahan antara pihak polisi yang memarkirkan
mobilnya di samping kapal, dan pihak operator derek kapal.
2. Informasi lebih lanjut.
- Dokumen spesifikasi derek yang digunakan kapal;
- Dokumen Asuransi kapal;
- Dokumen Asuransi pada mobil polisi yang rusak;
- Dokumen perawatan derek kapal.
3. Nasihat pada pihak yang terkait kejadian.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 21


- Tertanggung.
Polisi : menyarankan agar memarkirkan mobil jauh dari area sekitar dermaga
bongkar muat kapal.
Menyiapkan dokumen pengurusan klaim asuransi mobilnya dengan baik. Jika ia
mengasuransikannya.
- Pemilik muatan
Menyiapkan dokumen pengurusan klaim asuransi barangnya dengan baik. Jika
ia mengasuransikannya sendiri atau pihak ekspedisi barang.
- Pemilik Kapal
Menyarankan agar menyiapkan dokumen spesifikasi dan perawatan derek,
serta sertifikat profesi operator dereknya.
- Operator
Segera menemui pemilik mobil dan melaporkan kejadian kepada pemilik kapal,
mendiskusikan masalah dengan cara profesional.
4. Biaya yang timbul dan kewajiban pertanggungan.

Gambar 1 Kerusakan pada muatan gulungan baja dan mobil polisi


- Biaya :
Inspektor
Asumsi bahwa pada kecelakaan ini, kedua belah pihak sepakat untuk menggunakan
inspektor sebagai pengambil keputusan besaran kesalahan antara mobil polisi dan
pihak operator derek kapal. Maka kesimpulan yang didapatkan adalah :
Kesalahan operator derek kapal = 10%
Kesalahan mobil polisi = 90%
Berdasarkan hasil dari inspeksi tersebut maka terdapat biaya yang dikeluarkan
dengan rincian yaitu menggunakan jasa 3 orang sebagai inspektor dengan harga
per inspektor sebesar Rp 4.400.000, Dengan begitu total biaya yang dikeluarkan
guna menggunakan 3 orang inspektor sebesar Rp 13.200.000,-

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 22


Derek
Asumsi pihak polisi menggunakan jasa derek mobil sebanyak 1 unit untuk
mengevakuasi mobil polisi yang mengalami kerusakan tersebut guna dibawa ke
bengkel mobil terdekat. Maka biaya yang harus dikeluarkan dari pihak polisi
tersebut sebesar Rp 1.500.000,-
Barang :
Asumsi bahwa barang di asuransikan oleh pemiliknya termasuk tarif pengiriman
pada pihak ekspedisi barang. Maka perusahaan ekspedisi yang akan mengajukan
klaim asuransi.
Total kerugian pada barang senilai = Rp 5.376.000 Jt
Besar kesalahan = 0%

Perusahaan Ekspedisi Barang


Pengajuan dan pengurusan klaim dialihkan pada pihak kapal.
Total kerugian = Total kerugian pada barang = Rp 5.376.000 Jt
Besar kesalahan = 0%

Kapal.
Asumsi bahwa operator derek kapal adalah seorang yang profesional namun karena
tiba-tiba terdapat mobil yang di parkirkan dekat area bongkar muat maka,
Total kerugian pada operator derek senilai = Total kerugian pada barang = Rp
5.376.000 Jt
Besar Kesalahan = 10 %

Mobil Polisi.
Asumsi bahwa kesalahan terbesar ada pada posisi parkir mobil yang mendekati
area dermaga bongkar muat pada kapal. Maka,
Total kerugian pada mobil senilai (body kapal dan ban)= Rp 4.000.000
Besar Kesalahan = 90 %
- Pertanggungan : (dengan cara Cross Liability)

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 23


Pihak Kapal
= (Besar Kesalahan Operator Derek Kapal) X (Total Kerugian Mobil Polisi)
= 10% X Rp 4.000.000
= Rp 400.000,-
Pihak Polisi
= (Besar Kesalahan Mobil Polisi) X (Total kerugian Operator Derek Kapal)
= 90% X Rp 5.376.000
= Rp 4.838.400,-

5. Asuransi yang bisa menutupi kerugian kedua belah pihak.


Asuransi yang dapat menanggung adalah asuransi yang berkaitan dengan
penanganan bongkar muat muatan pada kapal, yaitu Cargo Insurance. Biaya dan
pertanggungan yang telah dihitung di atas dapat di ajukan pada perusahaan
asuransi Cargo Insurance. Sedangkan sisa dari kerugian yang masih ada ditanggung
masing-masing pihak yang rugi.
Cargo Insurance
Asuransi yang menjamin kepentingan tertanggung atas barang yang diangkut,
biaya /ongkos kirim / keuntungan yang diharapkan terhadap kerusakan / kerugian
yang terjadi sebagai akibat dari musibah / kecelakaan.

Tertanggung.
- Pemilik barang (Baikpenjual/pembeli)
- Perusahaan pengirim/pengangkutan
- Pihak lain yang memiliki insurable interest (Leasing,kreditur,dll)

Objek Pertanggungan / interest


- Barang Itu Sendiri (Cargo)
- Biaya Angkut / Uang Tambahan (Freight)
- Keuntungan yang diharapkan (ImaginaryProfit)
- Premi Asuransi Barang / cargo tersebut.

Pengelompokan Asuransi Pengangkutan


- Asuransi Pengangkutan Melalui Laut (Marine Cargo)
- Asuransi Pengangkutan melalui Darat (Inland Cargo)

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 24


- Asuransi Pengangkutan melalui Udara (Air Cargo transportation Insurance)
Resiko-resiko dalam pengangkutan barang:
- Peril of the nature (Bahaya-bahaya yang erat hubungannya dengan sifat dari
alam di laut, darat, dan udara), contoh: Cuaca buruk, topan, ombak, dll.
- Peril on the way (Bahaya-bahaya yang mungkin timbul atau terjadi saat di
perjalanan laut, darat, ataupun udara)
- Extraneous Risk (Bahaya-bahaya yang tidak termasuk dalam kedua kategori
diatas), contoh: Pencurian, pembongkaran, barang tidak dikirim, dll.
Faktor Yang Harus Dianalisa & dipertimbangkan:
- Jenis Barang yang diangkut
- Loss ratio dalam pengangkutan jenis barang tersebut
- Luasnya pertanggungan
- Area / tujuan pengangkutan
- Cara pengepakan (Packing)
- Cara pengangkutan (Underdeck, ondeck, transhipment,dll)
- Alat pengangkutan
- Jenis Pengangkutan (Darat, laut, udara?)
- Jangka waktu pertanggungan

Ruang Lingkup Jaminan


Marine cargo
- TLO (Total loss only) Following The Vessell
Jaminan untuk kerugian total atas barang yang dipertanggungkan apabila
terjadi bersama tenggelamnya / TLO nya alat angkut.

- TLO Following The Good


Jaminan berlaku baik untuk kerugian total bersama kapal/alat angkutnya
maupun kerugian total barangnya saja.

- Institute Cargo Clause C (ICC C) 1.1.82


Jaminan berlaku bagi:
. Jaminan atas kerugian umum (General Average clause)
. Jaminan dalam hal tubrukan (Both to blame collision clause)

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 25


. Jaminan atas hal-hal: Kebakaran / ledakan, terdampar, kandas, karam atau
terbalik, tabrakan/bersentuhan dengan barang lain kecuali air, terpaksa
dibongkar di pelabuhan darurat, terpaksa dilempar ke laut (Average), biaya
yang timbul akibat tindakan AVERAGE.

- Institute Cargo Clause B (ICC B) 1.1.82


Jaminan berlaku bagi:
. Jaminan atas kerugian umum (General Average clause)
. Jaminan dalam hal tubrukan (Both to blame collision clause)
. Jaminan atas hal-hal: Resiko yang dijamin ICC “C”, gempa Bumi, gunung
berapi/petir, Barang jatuh ke laut karena tersapu ombak, kemasukan air,
total loss dari setiap package sebab tercebur ke laut atau terjatuh saat
bongkar muat.

- Institute Cargo Clause A (ICC A) 1.1.82


Jaminan berlaku bagi:
. Jaminan atas kerugian umum (General Average clause)
. Jaminan dalam hal tubrukan (Both to blame collision clause)
. Jaminan atas kerugian-kerugian atas resiko yang dijamin pada ICC C & B dan
yang diluar pengecualian umum.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 26


CASE 8
DAMAGE CRANE
BUSTOMI - 04411840000014

Cargo work is completed and the Amber Nectar is leaving the berth. Whilst
swinging in the harbour the bow of the ship swings towards a container gantry crane
on another berth and the pilot orders the engine to be put full astern. The emergency
full astern fails to prevent the bow of Amber Nectar from making contact with and
damaging the gantry crane.

1. What happened? What is your initial assessment?


Sebuah kapal MV Amber Nectar dengan MMSI 244050440 berbendera
Belanda telah melakukan bongkar muatan peti kemas di Pelabuhan Tanjung
Emas, Semarang. Pada bermanuver untuk menjauh dari sisi dermaga, kapal
tersebut mengalami kesalahan yang fatal di mana haluan kapal menabarak
container gantry crane di dermaga lainnya serta pada saat itu juga kapten kapal
atau nahkoda sedang memerintahkan untuk melaju dengan kecepatan penuh.
Pada saat keadaan darurat tersebut, buritan kapal yang sedang bermanuver
untuk menjauhi sisi dermaga lainnya telah gagal mencegah bagian haluan MV
Amber Nectar yang bersentuhan dan akhirnya menabrak gantry crane. Sehingga
gantry crane beberapa gantry crane roboh dan mengenai kontainer atau peti
kemas di lapangan penumpukan. Beberapa pekerja mengalami luka-luka berat
dan kemudian segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan. Hal ini menimbulkan kerugian pada bagian kapal yang rusak, gantry
crane yang roboh sehingga tidak dapat dioperasikan sementara waktu, korban
mengalami luka-luka berat, bagian sisi dermaga yang retak, dan peti kemas yang
tertimpa sehingga mengalami kerusakan cukup serius.
Ada beberapa factor penyebab terjadinya peristiwa ini sehingga
menimbulkan kerugian baik dari pihak kapal maupun dari pihak pelabuhan.
Berikut adalah beberapa pendapat atau penilaian saya terhadap penyebab
kecelakaan tersebut.
➢ Kesalahan informasi dari pihak pelabuhan dalam membantu kapten
(nahkoda) kapal untuk meninggalkan dermaga.
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 27
➢ Pihak dari perusahaan kapal tidak menggunakan jasa kapal tunda untuk
membantu kapal meninggalkan dermaga sehingga sang kapten kapal
kurang memahami medan area yang ada.
➢ Kesalahan pilot yang tidak memperhitungkan sudut berputarnya kapal
pada saat melakukan maneuver sehingga pada bagian haluan kapal
mendekati dermaga dan menabrak gantry crane.
➢ Pintu darurat pada bagian buritan kapal (emergency full astern) gagal
melakukan perintah atau tugasnya dalam membantu menghindari
tabrakan kapal antara bagian haluan kapal dengan gantry crane (kesalahan
teknis).

2. What further information do you require?


Untuk mengetahui informasi selanjutnya mengenai penyebab terjadinya
peristiwa tersebut diperlukan beberapa data serta analisis. Adapun beberapa
informasi yang harus disapat untuk mengidentifikasi kasus tersebut secara lebih
mendalam adalah sebagai berikut.
a) Alasan nahkoda kapal dalam menentukan sudut putar kapal pada saat
melakukan maneuver.
b) Alasan pintu darurat pada bagian buritan kapal (emergency full astern)
gagal melakukan tugas sebagaimana mestinya.
c) Penyebab terjadinya kecelakaan kapal lainnya untuk dilakukan
penyelidikan lebih lanjut dan mengetahui faktor penyebab utama dari
kecelakaan tersebut.
d) Jumlah gantry crane yang roboh dan mengalami kerusakan.
e) Jumlah peti kemas (container) yang tertimpa gantry crane dan mengalami
kerusakan.
f) Jumlah korban yang mengalami luka-luka dalam kecelakaan tersebut.
g) Biaya kerugian investasi gantry crane yang roboh dan mengalami
kerusakan.
h) Biaya kerugian bisnis dari pihak perusahaan pelabuhan akibat gantry crane
yang tidak dapat dioperasikan dalam jangka waktu tertentu (sementara).
i) Biaya perawatan dari korban yang mengalami luka-luka pada kejadian
tersebut.
j) Biaya kerugian investasi peti kemas (container) yang tertimpa gantry
crane dan mengalami kerusakan.
k) Biaya kerusakan dan perbaikan kapal akibat tabrakan.
l) Biaya kerugian investasi dermaga yang terkena tabrakan oleh haluan
kapal.
m) Jenis asuransi yang dapat diklaim dari kejadian tersebut setelah dilakukan
investigasi lebih lanjut.
n) Jumlah kerugian seluruhnya dalam kecelakaan tersebut guna dijadikan
laporan catatan keuangan.
o) Biaya jasa dari pihak asuransi dalam mengivestigasi faktor utama dari
kejadian tersebut.

3. What advice do you give to the parties? (the insured, cargo owners, ship
owners, operators, etc)

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 28


Saya berasumsi bahwa kecelakaan terjadi disebabkan oleh pihak kapal yang
dikemudikan oleh sang kapten selaku nahkoda kapal. Sehingga perusahaan
pemilik kapal akan menanggung biaya pergantian kerusakan yang terjadi. Berikut
saran yang dapat saya berikan kepada pihak pengelola jasa pelabuhan
(tertanggung), perusahaan pemilik kapal (penanggung), operator pelabuhan
selaku perwakilan dari pemerintah dan perusahaan pemilik peti kemas
(container) dari perusahaan kargo yang terkait serta para korban dalam insiden
tersebut.
A. Pihak Pengelola Jasa Pelabuhan (Tertanggung)
• Melakukan penyelidikan dan invetigasi mengenai penyebab utama
kecelakaan. Kemudian melakukan perhitungan besar kerugiaan investasi
gantry crane bersama pihak-pihak terkait termasuk dari pihak asuransi
berdasarkan data-data aktual, dapat dipercaya, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Melakukan diskusi/musyawarah dengan pihak
penanggung untuk memberikan kejelasan dan besar kerugian yang harus
ditanggung serta melakukan kesepakatan perjanjian di atas kertas sebagai
bentuk penyelesaian masalah dan tidak membawa masalah ke ranah jalur
hukum.
• Memberikan pertolongan terhadap para korban yang mengalami luka-luka
dalam insiden tersebut.
• Berdiskusi dengan pihak perusahaan pemilik peti kemas (container) yang
mengalami kerusakan akibat robohnya gantry crane dalam kecelakaan
tersebut.
B. Perusahaan Pemilik Kapal (Penanggung)
• Melakukan tinjau ulang dan wawancara terhadap sang kapten selaku
nahkoda kapal untuk mengetahui hal detail yang terjadi di lapangan.
• Mengecek kembali bagian kapal dan juga peralatan yang berada di
emergency full astern untuk mengetahui kelayakan fungsinya dan juga
bagian kapal serta peralatan lainnya yang menjadi penunjang keselamatan
kapal. Jika didapatkan terdapat bagian yang kurang berfungsi sempurna
maka dilakukan pergantian pada saat repair di galangan kapal.
• Memberikan santunan terhadap korban kecelakaan yang mengalami luka-
luka untuk memberikan semangat dan motivasi serta permohonan maaf
terhadap pihak keluarga.
• Melakukan pergantian kerusakan dan kerugian yang terjadi berdasarkan
hasil invetigasi dari pihak terkait.
• Melakukan diskusi terhadap seluruh pihak yang menjadi tertanggung
dalam insiden tersebut.
• Menghubungi pihak jasa asuransi untuk mengetahui asuransi apa saja yang
dapat diklaim dari kecelakaan tersebut.
• Menjadikan kejadian tersebut sebagai bahan evaluasi pada pihak pemilik
kapal supaya tidak terjadi hal yang serupa dan berhati-hati dalam setiap
pekerjaan karena kerugian yang diakibatkan cukup besar dan kerugian dari
pihak lainnya terlebih adanya korban jiwa.
C. Operator Pelabuhan
• Mengevaluasi kinerja pengelola jasa pelabuhan berdasarkan kejadian yang
terjadi dan melakukan diskusi untuk startegi kedepan jika terjadi kembali
kecelakaan yang serupa.
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 29
• Melakukan manajemen pelatihan supaya tidak ada kelalaian dalam setiap
pekerjaan.
• Melakukan perbaikan kerusakan pada sisi dermaga yang ditabrak oleh
bagian haluan kapal.
• Berusaha menjadi penengah dalam kejadian tersebut selaku pihak
perwakilan dari pemerintah.
• Melaporkan kejadian tersebut terhadap pihak pemerintah sebagai laporan
pertanggungjawaban dari kinerja operator pelabuhan dan laporan
keuangan serta kejelasan mengenai kejadian kecelakaan yang sebenarnya.
• Turun dalam proses investigasi untuk melihat seberapa parah kerusakan
yang terjadi dan mengklarifikasi terhadap insiden yang sebenarnya
terjadi.
D. Perusahaan Pemilik Peti Kemas (Container)
• Melakukan diskusi dengan pihak penanggung terkait peti kemas yang
tertimpa gantry crane sehingga mengalami kerusakan.
• Mengevaluasi kejadian tersebut sebagai bahan laporan
pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
E. Para Korban (Karyawan Perusahaan Jasa Pelabuhan)
• Bersabar dan tabah terhadap insiden kecelakaan tersebut.
• Melakukan klaim terhadap asuransi jaminan kesehatan perusahaan.
• Memaafkan kesalahan dari sang kapten kapal yang lalai dalam
menjalankan tugasnya
• Beristirahat hingga pulih supaya dapat bekerja kembali seperti biasa.

4. Identify all the potential costs and liabilities that may attach to the parties?
(make some calculation)

1. Pengelola Jasa Pelabuhan

Biaya Perbaikan Kapal


Kerusakan haluan kapal = 10% dari berat baja kapal
Berat baja kapal = 4.000 ton
Berat pelat yang harus diganti = 400 ton
Biaya pelat baru = Rp 25.000.000 /ton
Biaya pembelian pelat = Rp 10.000.000.000
Biaya docking dan perbaikan = Rp 500.000.000
Total biaya perbaikan kapal = Rp 10.500.000.000
2. Pemilik Kapal

Biaya Pengantian Gantry Crane


Jumlah gantry crane yang
= 3 unit
rusak
Biaya investasi gantry crane = Rp 50.000.000.000
Total pergantian dari gantry
= Rp 150.000.000.000
crane

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 30


Biaya Penggantian Kerugian dari Kerusakan Container
Jumlah container yang rusak = 10 unit
Biaya kerusakan container = Rp 20.000.000
Total kerugian dari kerusakan
= Rp 200.000.000
container

Biaya Penggantian Kerugian dari Kerusakan Truk


Jumlah truk yang rusak = 5 unit
Biaya kerusakan truk = Rp 75.000.000 Rp/truk
Total kerugian dari kerusakan
= Rp 375.000.000
truk

Biaya Perbaikan Dermaga


Luas sisi dermaga yang rusak = 300 m2
Biaya perbaikan sisi dermaga = Rp 15.000.000
Total perbaikan sisi dermaga = Rp 4.500.000.000

Biaya Kerugian dari Bisnis


Waktu tunggu pergantian
= 20 hari
gantry crane
Kehilangan keuntungan dari
= Rp 100.000.000
pelayanan kapal
Total kerugian dari bisnis = Rp 2.000.000.000

3. Pengelola Jasa Pelabuhan dan Pemilik Kapal

Biaya Perawatan Rumah Sakit


Jumlah pekerja yang terluka = 2 orang
Biaya rawat inap selama 10 hari
= Rp 30.000.000
(kamar VIP)
Biaya obat selama rawat inap = Rp 100.000.000
Santunan terhadap korban = Rp 50.000.000
Total biaya perawatan korban = Rp 180.000.000

Perhitungan diatas didapat dari beberapa sumber yang ada di website dan
memasukkan beberapa asumsi pribadi. Perhitungan diatas dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu dimana biaya dihitung berdasarkan kerusakan yang terjadi dan secara
keseluruhan biaya tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk jumlah yang dapat
diklaim terhadap pihak asuransi yang mencover hal tersebut. Adapun perhitungan
klaim secara keseluruhan pada masing-masing jenis asuransi adalah sebagai berikut.
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 31
Total Klaim Keseluruhan
A. Asuransi H&M
Biaya Perbaikan Kapal = Rp 10.500.000.000
B. Asuransi P&I
Biaya Pengantian Gantry Crane = Rp 150.000.000.000
Biaya Penggantian Kerugian dari Kerusakan Container = Rp 200.000.000
Biaya Penggantian Keruugian dari Kerusakan Truk = Rp 375.000.000
Biaya Perbaikan Dermaga = Rp 4.500.000.000
Biaya Kerugian dari Bisnis = Rp 180.000.000
C. Asuransi Kesehatan
Biaya Perawatan Rumah Sakit = Rp 2.000.000.000
Total Klaim yang Terhitung = Rp 167.755.000.000

Berdasarkan perhitungan total klaim dari beberapa jenis asuramsi

5. Which insurance can cover the loss? (explain: insurance, scope of cover
liabilities)
Jika dilihat dari sudut pandang perusahaan pemilik kapal, maka asuransi yang
dapat diklaim dalam kecelakaan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Marine Hull and Machinery Insurance (H&M)

“Marine Hull and Machinery Insurance” bagian dari Marine Insurance berfokus
pada penanganan asuransi bangunan kapal, mesin, dan perlengkapannya dari bahaya
laut dan risiko pelayaran (navigational perils). Dalam kasus ini H&M mencover pada
kerusakan pada bagian haluan kapal yang menabrak sisi dermaga pelabuhan dalam
artian biaya perbaikan kapal selama di galangan kapal. Bagian kapal yang rusak akan
diperiksa oleh pihak galangan untuk dilakukan docking dan dilaporkan kepada pihak
asuransi kapal.

B. Protection & Indemnity Insurance (P&I)

Asuransi yang memberikan proteksi kepada pemilik kapal, operator atau


penyewa atas tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga. Pihak ketiga adalah
setiap orang, selain dari pemilik kapal sendiri, yang mungkin memiliki klaim hukum
atau kontraktual kapal. Dalam kasus ini, P&I meliputi risiko tabrakan kapal terhadap
kapal lain, kargo yang dimuat di dalam peti kemas (container) maupun terhadap sisi
dermaga pelabuhan yang ditabrak. Sehingga dalam kasus ini sisi dermaga pelabuhan
yang ditabrak memiliki posisi sebagai pihak ketiga yang ditanggung oleh pihak pemilik
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 32
kapal. Sehingga biaya kerusakan gantry crane, peti kemas (container), dan sisi
dermaga diatur didalam asuransi P&I.

C. Asuransi Kesehatan

Asuransi kesehatan adalah jenis pertanggungan asuransi yang membayar biaya


medis, bedah, ataupun terkait biaya perawatan kesehatan seperti yang disebutkan
dalam polis asuransi. Perusahaan asuransi yang menerbitkan polis asuransi kesehatan
dapat mengganti biaya tertanggung untuk biaya yang timbul karena sakit atau
cedera, atau membayar biaya perawatan secara langsung. Dalam kasus ini terdapat
korban yang mengalami luka-luka sehingga diperlukan pertolongan untuk dibawa ke
IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama dengan segera.
Biasanya dalam setiap perusahaan besar mewajibkan para pekerjanya mempunyai
asuransi kesehatan untuk digunakan sewaktu-waktu jika terjadi kecelakaan kerja.
Asuransi kesehatan yang digunakan untuk merawat korban tersebut adalah asuransi
biaya medis (hospital benefit), sehingga korban dapat menjalankan operasi maupun
fasilitas rawat inap guna memulihkan kondisi dari luka-luka yang ada. Korban juga
akan mendapatkan santunan dari kecelakaan tersebut yang akan diwakilkan oleh
pihak keluarga. Seluruh biaya perawatan di rumah sakit sudah dicakup oleh asuransi
kesehatan yang digunakan oleh para karyawan (korban) di perusahaan tersebut.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 33


CASE 9
DAMAGED YACHTS
DANTE ANGGITO BRAMANTYO - 04411840000032
1. Kejadian awal
Kapal Carnival Vista merupakan kapal pesiar dengan kepemilikan Carnival
Corporation & PLC yang memiliki bendera Panama sebagai Flag State kapal tersebut.
Kapal Carnival Vista memiliki rute pelayaran dari Italia menuju Texas, USA, Dengan
GT kapal sebesar 134000. Kejadian terjadi pada tanggal 28 Agustus 2016, kapal
berangkat pada jam 10:00 dari Pelabuhan Messina Sisilia Italia serta mendekati
dermaga kecil yang ada di Pelabuhan. Pada saat proses keluar dari Pelabuhan, ombak
yang dihasilkan oleh perputaran kapal menyebabkan banyak kapal kecil yang berada
di dermaga tenggelam. Kerusakan yang disebabkan oleh Carnival Vista adalah sebesar
kurang lebih US$250.000. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini dan semua yacht
yang rusak tidak terdapat penumpang pada saat kejadian.
2. Informasi yang didapat
Terdapat beberapa informasi yang dibutuhkan untuk pengajuan klaim dari peristiwa
yang terjadi, salah satunya adalah:
a. Kerusakan yang dialami kapal atas insiden tersebut
b. Spesifikasi kapal (dari kapal Carnival Vista sendiri serta seluruh kapal yang
rusak)
c. Surat surat yang berguna untuk mengetahui rincian kerugian yang diderita
pemilik kapal Carnival Vista serta pemilik kapal Yacht, seperti surat
kepemilikan, surat operasi kapal, surat polis asuransi, dll.
d. Dokumentasi yang tersebar dari insiden tersebut.

3. Nasihat yang diberikan


a. Tertanggung, Pemilik dari setiap kapal mengecek Kembali kerusakan yang
dialami dan penyebab hal tersebut terjadi dan melakukan claim kepada
P&I Insurance dan memastikan bahwa asuransi tersebut dapat mencover
kerugian yang diakibatkan.
b. Penanggung, Melakukan pengecekan Kembali serta mengkaji hasil
pengecekan yang dilakukan dan meminta kelengkapat surat serta syarat
untuk pengajuan klaim.
c. Operator Pelabuhan, Mengecek dan menghitung kerugian yang dialami oleh
dermaga serta membantu proses evakuasi kapal dan juga bekerja sama
membantu surveyor agar proses penyelidikan berjalan dengan lancer.

4. Perhitungan Biaya

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 34


Spesifikasi
Jenis Kapal Cruise
IMO 9692569
Nama Kapal Carnival Vista
GT 134000

Harga Kapal $ 1.400.000.000,00


Total kerugian $ 250.000,00

P&I Insurance dan premi


Range rate 0,8%-1,2%
Premi (Harga kapal x Rate) + Biaya administrasi
$ 16.800.100,00

Klaim asuransi
P&I Insurance 1/4 x Total Kerugian
$ 62.500,00

Limitation of Liability
1957 Convention 66,67 SDR x GT
8.933.780 SDR

5. Asuransi
Asuransi P&I merupakan asuransi yang dapat digunakan untuk mengganti kerugian
karena kerugian yang disebabkan terjadi atas operasional kapal Carnival Vista,
khususnya pihak ketiga, dalah kasus ini pihak ketiga adalah dermaga kecil pada
Pelabuhan dan pemilik kapal yacht.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 35


CASE 10
AGROUND
HEIDI VENA BR GINTINGS - 04411740000048

1. Apa yang terjadi? Apa hipotesa atau penilaian awal?


Kapal Amber Nectar mulai bertolak dari Pelabuhan asal ke Pelabuhan tujuan. Kapal
General Cargo ini memuat Barang yang diangkut adalah 800 unit. Waktu tempuh
antara Pelabuhan asal ke Pelabuhan tuuan berkisar 10 jam pelayaran. Cuaca di
perairan pelabuhan asal pada saat itu cerah. Dalam pelayaran awal dari Pelabuhan
Tanjung Kalian menuju Pelabuhan tujuan, di anjungan terdapat Nakhoda dan
Kelasi. Haluan Amber Nectar mengarah ke 243 derajat dan kecepatan kapal
berkisar 6-7 knot. Draft rata-rata pada saat berangkat adalah 1,7 m.

Sekitar pukul 20.00 WIB, ketika mulai memasuki perairan Sungai pelabuhan tujuan,
Mualim II turun dari anjungan, sehingga Nakhoda berjaga seorang diri anjungan.
Masinis I yang kebetulan sedang mengamati lambung kapal mendapati adanya
kondisi tidak biasa pada pembuangan air pendingin di lambung Amber Nectar.
Masinis I kemudian menuju anjungan untuk melaporkan hal tersebut. Akan tetapi,
Nakhoda menjawab bahwa hal tersebut adalah efek biasa dari surutnya perairan
Sungai daerah tersebut. Tidak lama kemudian, hujan gerimis turun. Penglihatan
sekeliling terhalang kabut.

Sekitar pukul 20.30 WIB, Kelasi yang masih beristirahat di ruang penumpang
merasakan Amber Nectar tidak bergerak meskipun mesin kapal masih tetap
beroperasi. Kapal pada waktu itu ternyata mengalami kandas pada lumpur. Untuk
mengatasi hal tersebut, Nakhoda melakukan manuver gerak mundur dan berbelok
ke kiri. Akan tetapi, kemudi Amber Nectar justru menjadi tidak dapat bergerak
sama sekali. Saat itu Amber Nectar miring ke kiri ± 4° dan agak mendongak. Pada
saat itu haluan kapal adalah 300°.

Kondisi mesin induk yang dipaksa bekerja lebih keras ketika manuver untuk
membebaskan dari kandas menyebabkan kenaikan temperatur di luar kondisi
normal. Mesin kiri akhirnya mati dengan sendirinya. Karena khawatir mesin yang

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 36


lain juga akan mati, Masinis I kemudian mematikan mesin kanan. Upaya manuver
dilanjutkan dengan hanya menggunakan mesin tengah. Akan tetapi, Amber Nectar
tetap tidak bergerak dari lumpur.

Akhirnya kapal Amber Nectar terpaksa menunggu pertolongan dari kapal tug boat
pada Pelabuhan tujuan untuk mengevakuasi kapal keluar dari lumpur saat air
sungai sudah pasang. Setelah dilakukan evakuasi didapati kapal mengalami
beberapa kerusakaan pada badan kapal dan mesin.
2. Apa informasi lanjutan yang dibutuhkan?
1. Kondisi kerusakan badan kapal
2. Harga kapal
3. Peraturan H&M Insurance
4. Nilai-nilai kerugian :
a. Kerusakan pada kapal
b. Kerusakan Mesin pada kapal
5. Tarif evakuasi kapal menggunakan kapal tandu
3. Apa saran yang diberikan untuk salah satu pihak? (Asuransi, Pemilik
barang, pemilik kapal, operator, dll)
▪ Tertanggung : Melakukan klaim ke perusahaan hull and machinery insurance
sesuai dengan kerusakan yang dialami. Dan bertanggungjawab pula untuk
muatan yang diangkut apabila terdapat kerusakan.
▪ Penanggung : Penanggung wajib bertanggung jawab terhadap klaim yang telah
diajukan oleh tertanggung. Penanggung menunjuk orang untuk melakukan
pemeriksaan atas kerusakan yang telah dialami. Apakah klaim yang diajukan
valid atau tidak. Setelah itu penanggung membayar klaim sesuai dengan
kesepakatan oleh kedua belah pihak. Pembayaran dilakukan secara tepat waktu
atau tidak melebihi batas maksimal waktu pembayaran.
▪ Pemilik barang : Meminta berita acara kondisi muatan-muatan yang ada di
kapal. Dan memastikan tidak rusak. Apabila terdapat kerusakan, maka dapat
mengajukan klaim muatan tersebut kepada perusahaan asuransi terkait.
▪ Operator Pelabuhan : Membantu dalam kegiatan evakuasi kandasnya Kapal
Amber Nectar dengan mengirimkan kapal tunda sebanyak yang dibutuhkan
untuk menarik Kapal Amber Nectar.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 37


4. Identifikasi semua kemungkinan biaya yang muncul dan kewajiban yang
harus dilakukan untuk pihak! (buat perhitungan)

Perhitugan Claim Asuransi H&M dan Asuransi Marine Cargo

Harga

Harga Kapal 30,000,000,000 Rp


dari harga
Kerusakan badan kapal 20% kapal
Kerusakan alat dan perlengkapan pada dari harga
kapal 1% kapal
dari harga
Kerusakan Mesin 8% kapal

Biaya Kerusakan pada Kapal

Kerusakan Kapal 6,000,000,000 Rp


Kerusakan alat dan perlengkapan pada
kapal 300,000,000 Rp

Kerusakan mesin 2,400,000,000 Rp

Total 8,700,000,000 Rp

Tarif

Tarif Kapal Tunda 800,000 Rp/jam


Jumlah kapal tunda 2 unit
Durasi evakuasi 3 jam

Biaya evakuasi 4,800,000 Rp

Muatan
Total muatan 800 crate

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 38


Jumlah Muatan Rusak 100 crate

Harga Muatan 1,000,000 Rp/crate

Biaya Kerusakan Muatan

Muatan 800,000,000 Rp

Muatan Rusak 100,000,000 Rp

Harga Pertanggungan 1,000,000 Rp/crate

Jumlah Claim 125,000 Rp/crate

Total Claim Muatan 12,500,000 Rp

H&M Insurance 8,704,800,000 Rp

Marine Cargo Insurance 12,500,000 Rp

Total Claim Kapal dan Muatan 8,717,300,000 Rp

5. Jenis asuransi apa yang dapat menanggung kerugian? (Asuransi, Cakupan


asuransi, kewajiban)
Asuransi yang dapat menutupi kerugian yaitu Hull & Machinery Insurance. Dimana
pada kasus kapal dengan jenis kecelakaan kandas, terdapat kerusakan pada kapal
yang disebabkan oleh bahaya laut. Dari definisi asuransi H&M yaitu asurasi yang
memberikan jaminan terhadap kerugian atau kerusakan badan kapal, permesinan,
dan perlengkapan kapal maka asuransi H&M dapat memberikan jaminan
perlindungan risiko kerugian yang dialami oleh Kapal Amber Nectar. Kerusakan
yang dijamin dalam asuransi H&M adalah kerugian ataupun kerusakan terhadap
kapal yang disebabkan oleh berikut ini:
a. Kebakaran, ledakan
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 39
b. Bahaya laut seperti cuaca buruk, tubrukan, tenggelam
c. Pencurian
d. Perompakan
e. Kelalaian awak kapal, dll

Scope of cover dari asuran H&M yaitu:


a. Institut Time Clauses Hulls (CL.289)
Pada klausa ini, jaminan hanya diberikan terhadap:
• Salvage Charges : biaya-biaya yang dapat diperoleh oleh penolong
sesuai dengan hukum laut.
• Sue and Labour Charges : biaya yang dikeluarkan untuk
perbaikan sendiri oleh anak buah kapal terhadap kerusakan kapal.
• Total loss : Kerugian kapal secara keseluruhan kapal tidak dapat
dioperasikan kembali.
b. Institut Time Clauses Hulls (CL.284)
Berdasarkan klausa ini, jaminan hanya diberikan untuk:
• General Average Contribution : kontribusi yang diakibatkan
terjadinya General Average.
• Salvage Charges : Segala biaya yang dapat diperoleh oleh
penolong sesuai dengan hukum laut.
• Sue and Labour Charges : biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan
sendiri oleh anak buah kapal terhadap kerusakan kapal.
• 3/4ths Collision Liability Claims : tanggungjawab dari kecelakaan
tubrukan antar kapal. Dimana H&M menanggung kerusakan atas
kapal lain sebesar 3/4 bagian.
• Total loss : Kerugian kapal secara keseluruhan kapal tidak dapat
dioperasikan kembali.
c. Institut Time Clauses Hulls (CL.280)
Berdasarkan klausa ini, jaminan diberikan terhadap:
• Particular Average : kerusakan sebagian yang disebabkan
oleh bahaya yang dijamin pada polis. Dimana kerusakan tersebut
tidak termasuk dalam General Average.
• General Average (sacrifice and expense) : kerugian berupa
pengorbanan dan pengeluaran biaya.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 40


• General Average Contribution : kontribusi yang diakibatkan
terjadinya General Average.
• Salvage Charges : biaya-biaya yang dapat diperoleh oleh penolong
sesuai dengan hukum laut.
Berdasarkan pola pelayarannya, scope of cover terbagi menjadi 2:
a. Time cover : polis yang periode penutupannya berdasarkan waktu
umumnya memakai waktu 12 bulan/1 tahun,
b. Voyage cover : perlindungan yang berlangsung sejak kapal mulai
pelayaran dari pelabuhan asal hingga tiba di pelabuhan tujuan
dengan rute yang tercatat di dalam polis.
Berdasarkan standar tabrakan antar kapal, kewajiban yang ditanggung
oleh H&M sebagai berikut:
Keterangan Other Vessel Own Vessel
Damage ¾ 4/4
Cargo&property ¾ -
Detention ¾ -
General average ¾ 4/4
Salvage contribution ¾ 4/4

Marine Cargo insurance


MCI menjamin atas kerugian yang ditimbulkan karena bahaya
kecelakaan yang terjadi pada kapal amber nectar saat pengiriman
muatan dari pel asal ke pel tujuan. Pada kerusakan muatan pada
kecelakaan ini, termasuk ke dalam MCI scope of cover clause A karena
di dalamnya terdapat risiko kapal kandas.
Scope of cover MCI terdapat 2
a. Jaminan satu: clause A (all risk)
Menjamin segala kerusakan atau kerugian yang dapat disebabkan
oleh hal antara lain:
• Kebakaran atau ledakan
• Kapal kandas, terdampar
• Tenggelam atau terbalik
• Gempa bumi, letusan gunung, badai
• Kapal/alat angkut tabrakan
Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 41
b. Jaminan dua (clause B) atau jaminan tiga *clause C)
Menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh beberapa
risiko saja

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 42


CASE 11
DIVER’S INSPECTION
MALDINI FERNANDA RAMADLAN – 04411840000033

11.1 Apa yang terjadi? Apa hipotesa atau penilaian awal?


Sebuah kapal KM. (bingung) sedang mengalami gangguan ketika berlayar
menjauh dari area dermaga. Akibat adanya gangguan tersebut pergerakan dari kapal
menjadi tidak stabil. Apabila hal tersebut tidak segera diatasi maka akan
membahayakan operasi pelayaran dari kapal tersebut. Maka kapal tersebut
melakukan pemberhentian operasi pelayaran, yang akhirnya memutuskan untuk
menuju lokasi untuk berlabuh.

Dengan keputusan tersebut, kapal akan dilakukan inspeksi terlebih dahulu


untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi kapal sebelum memutuskan berlayar
kembali. Inspeksi yang diperlukan adalah memastikan bahwa bagian kapal, yang
utamanya pada bagian lambung kapal dan propeller dari kapal bekerja dengan baik.
Setelah dilakukannya inspeksi, ternyata ditemukannya pelat melintang di bagian
propeller yang sedikit terlepan dan tertekuk yang menyebabkan kurang stabilnya
pergerakan dari kapal. Hal tersebut diakibatkan karena bahan dari pelat yang sudah
berumur.

11.2 Apa informasi lanjutan yang dibutuhkan?


Perhitungan Besarnya Kerugaian untuk proses klaim,meliputi :
a. Jumlah Inspector
b. Luas Pelat yang rusak
c. Lokasi Perbaikan Pelat
d. Jumlah Mekanik
e. Tarif Sewa Mekanik dan Inspector
f. Tarif Tambat
g. Jarak Lokasi Dermaga ke Lokasi Perbaikan
h. Kecepatan Evakuasi Kapal

11.3 Apa saran yang diberikan untuk salah satu pihak? (Asuransi, Pemilik
barang, pemilik kapal, operator, dll)
• Tertanggung : Merupakan pihak dari Operator Kapal yang melakukan klaim ke
perusahaan Hull and Marine Insurance sesuai dengan kerusakan yang dialami

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 43


kapal,termasuk dengan proses pemeriksaan kondisi kapal dan biaya dari
proses tambat dari kapal
• Penanggung : Pihak yang merupakan sebagai penanggung adalah dari pihak
asuransi yang melakukan tinjauan dan meminta kelengkapan persyaratan yang
dimana hal tersebut harus dipenuhi oleh pihak tertanggung. Kelengkapan
persyaratan yang dimaksud seperti sertifikat kapal, berita acara,logbook
kapal,dan sebagainya.
• Operator Pelabuhan : Dari pihak operator pelabuhan bisa membantu proses
evakuasi kapal hingga serta melakukan proses perhitungan biaya yang
dibutuhkan untuk diganti oleh pihak operator kapal.

11.4 Identifikasi semua kemungkinan biaya yang muncul dan kewajiban


yang harus dilakukan untuk pihak! (buat perhitungan)
Berikut ini merupakan tabel asumsi dan perhitungan biaya untuk yang
digunakan dalam menentukan besarnya klaim oleh operator kapal dalam kasus ini.
Pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah operator kapal sebagai
tertanggung dan pembayaran kerugian tersebut dari pihak penanggung,yakni pihak
penanggung dalam kasus ini adalah pihak asuransi.

Table 1 Data Asumsi

Data Asumsi
Nama Kapal KM. OREO
GT Kapal 22,500
Jarak Dermaga ke Lokasi Tambat 15 nm
Kecepatan Kapal Evakuasi 12 knot
SFOC Kapal Evakuasi 0.011 liter/jam
Lama Pengantaran 3 jam
Waktu Perbaikan 3 hari
Harga BBM Rp 10,500 Rp/liter
Tarif Tambat Rp 35 GT/etmal

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 44


Table 2 Identifikasi Biaya Kerugian yang Harus Dibayar

Jenis Biaya Jumlah Satuan


Biaya Pandu ke Lokasi Tambat Rp
Evakuasi Kapal 450,000 Rupiah
dan Jumlah Inspektor 3 Orang
Inspeksi Rp Rp/Oran
Tarif Sewa Inspektor 7,650,000 g
Rp
Rp/m2
Tarif mekanik 8,500,000
Luasan kerusakan 27 m2
Jumlah mekanik 4 Orang
Perbaika Rp Rp/Oran
n Kapal Tarif panggilan mekanik 6,000,000 g
Konsumsi BBM 0.073 liter
Rp
Tarif operasi kapal evakuasi 175,000 /layar
Biaya Kapal Evakuasi Rp 175,379.42

Table 3 Total Biaya yang Dibayar

Biaya Total
Evakuasi dan Inspeksi Rp 23,400,000
Perbaikan Kapal Rp 253,500,000
Jasa Tambat Rp 2,362,500
Total Biaya Rp 279,262,500

11.5 Jenis asuransi apa yang dapat menanggung kerugian? (Asuransi,


Cakupan asuransi, kewajiban)
Jenis asuransi yang dapat menanggung kasus ini adalah asuransi yang
menanggung kerugian akibat adanya kerusakan bagian propeller pada KM. (bingung)
yakni Marine & Hull Insurance (H&M). Khususnya pada Hulls Clausa 280 dengan jumlah
100% ditanggung oleh pihak perusahaan asuransi. Dalam asuransi H&M ini dapat juga
mengcover Particular Average atau kerusakan pada bagian objek asuransi yang
disebabkan oleh adanya suatu bahaya yang dijamin dalam polis. Selain dalam hal
kerusakan tersebut, klausa ini juga mencover General Average – Sacrifice and
Expense dimana mengcover kerugian atas pengeluaran biaya yang harus ditanggung
akbiat adanya kerusakan dan perbaikan objek yang diasuransikan.

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 45


DAFTAR PUSTAKA
ANZIIF, M. T. A. (2021). Cakupan Jaminan Asuransi P&I. 6 Hal Tentang Protection
and Indemnity (P&I) Insurance Yang Perlu Anda Ketahui.
https://ligaasuransi.com/6-hal-tentang-protection-and-indemnity-pi-
insurance-yang-perlu-anda-ketahui/partial/?_=1618903617295

Arifin, T. (2021). Perbedaan H&M dengan P&I. Apa Perbedaan Antara Asuransi P&I
Dengan Asuransi Marine? https://lngrisk.co.id/apa-perbedaan-antara-asuransi-
pi-dengan-asuransi-marine/

Promindo.or.id. (2021). P&I Club. Seputar PROMINDO.


https://promindo.or.id/tentang-kami

Pusatasuransi. (2020). Seputar Protection And Indemnity. Protection And Indemnity.


https://pusatasuransi.com/pni/

Kelompok 3 - Pembiayaan dan Asuransi Kapal | 46

Anda mungkin juga menyukai