DISUSUN OLEH
NAMA
NRP
KELAS
: DZULFANI AKMAL A
: 0315030061
: D3 ME III B
2016
BAB I
1.2
Tujuan
1. Dapat menghitung main dan branch pipe bilga serta ballast
2. Dapat menghitung daya dan kapasitas pompa
3. Dapat menghitung volume bahan bakar HFO maupun MDO
4. Dapat menentukan main engine
5. Dapat membuat diagram bilge pipe dan ballast pipe
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DASAR TEORI
2.1.1 Sistem Bilga
Susunan pipa bilga secara umum
A. Susunan pipa bilga harus diketahui atau ditentukan sesuai dengan ketentuan
dari Biro Klasifikasi Indonesia :
1. Pipa-pipa bilga dan penghisapnya harus diatur sedemikian rupa sehingga
dapat dikeringkan sempurna walaupun dalam keadaan miring atau kurang
menguntungkan.
2. Pipa-pipa hisap harus diatur pada kedua sisi kapal, untuk ruangan-ruangan
pada kedua ujung kapal masing-masing cukup dilengkapi dengan satu pipa
hisap yang dapat mengeringkan ruangan tersebut.
3. Ruangan yang terletak dimuka sekat tubrukan dan dibelakang tabung poros
propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem pipa pompa bilga umum
harus dikeringkan dengan sistem yang memadai.
dH = 1,68 (B + H) L + 25 [mm]
b) Diameter cabang
dz = 2,15 (B + H) + 25 [mm]
Dimana :
dH [mm] perhitungan diameter utama
dz [mm] perhitungan diameter cabang
L [m] panjang kapal (LPP)
B [m] lebar kapal
H [m] tinggi kapal
[m] panjang ruang muat
Sedangkan perhitungan kapasitas pompanya yaitu :
Q = 5,75 10-3 dH2 [m3/h]
Q [m3/h] kapasitas pompa
dH [mm] perhitungan diameter utama
2.1.2 Sistem Ballast
Susunan Pipa ballast secara umum :
Sistem ballast adalah salah satu system untuk menjaga keseimbangan
(kestabilan) posisi kapal. Sistem ini ditujukan untuk menyesuaikan derajat
kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari perubahan muatan kapal
sehingga stabilitas kapal dapat dipertahankan.
Ukuran pipa berdasarkan kapasitas tangki (BKI 2006 Sec 11 N 31)
Kapasitas Tangki (ton)
0 20
20 40
40 75
75 120
120 190
190 265
265 360
360 480
480 620
620 800
800 1000
1000 1300
1300 1700
(HP)
A. Pipa-pipa hisap dalam tangki ballast harus diatur sedemikian rupa sehingga
tangki-tangki tersebut dapat dikeringkan sewaktu kapal mengalami trim.
BAB III
3.1
DATA KAPAL
Type Kapal : Containership
LPP
: 93,2
m
LWL
: 97,91
m
B
:16,9
m
H
: 7,55
m
T
:5
m
Vs
: 15,6
Kn = 8,0252
BHP
: 3978,182 HP = 2966,53031
CB
:0,647
air laut
: 1,025
g
: 9,81
m/s
Jarak Pelayaran : Surabaya Lampung PP
2400 mil
foc
: 190 gr/Kwh
6
C
: 1,3-1,5x 10
Main Engine : MaK 32 C
Displacement: 4528,335
BAB IV
m/s
Kw
Panjang
(m)
Perhitungan Ballast
Lebar rata
double
rata (m)
bottom (m)
AF Tank
8,663
14,221
WBT 1
20,15
2,86552
WBT 2
20,15
2,86552
WBT 3
24,05
6,36479
WBT 4
24,05
6,36479
WBT 5
24,05
5,627925
WBT 6
24,05
5,627925
FP Tank
10,42
7,736
Total Volume
2,94
Luas
Volume
(m^2)
(m^3)
123,196
120,7325
52
925
57,7402
57,74022
28
8
57,7402
57,74022
28
8
153,073
153,0731
2
995
153,073
153,0731
2
995
135,351
135,3515
6
963
135,351
135,3515
6
963
26,8697
134,3485
07
333
947,4111
734
=153,0731 m3
=100 mm
Diameter Pipa
(mm)
60
20-40
70
40-75
80
75-120
90
120-190
100
190-265
110
265-360
125
360-480
140
480-620
150
620-800
160
800-1000
175
1000-1300
200
m3
m3
Pipa Ballast
3.1.8 HFO
Sesuai dengan lecture on ship design and ship theory,maka perhitungan HFO
untuk tangki induk, settling tank, dan daily tank adalah :
A. Tangki Induk
a. Jarak
Pelayaran
SurabayaLampung
Sub-Lampung
PP
b. Waktu
Pelayaran
V
(kecepatan)
1200 mil
2400 mil
kno
15,6 t
153,8461 Hou
54 r
4
6 Hari
Jam
T (waktu)
c. Perhitungan
Main Tank
10
112,7281
52 ton
110,473 m
59 3
B. Tangki Settling
a. Settling Tank
106
C = 1,3
b. Daily Tank
17,5855 To
917 n
17,233 m
88 ^3
6,59459 To
69 n
6,4627 m
05 ^3
11 Frame
2. Tangki Setling
L x B x T = V.Tank
L x (16,9:4) x 5= 17,23388
L = 1,026 m = 1,7 Frame
2 Frame
3. Tangki Harian
L x B x T = V.Tank
L x (16,9:4) x 5 = 6,42670
L = 0,0926 = 0,160437 Frame
1 Frame