Anda di halaman 1dari 9

Jurusan Teknik

Permesinan
Kapal

63120300009

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
68

BAB III
GENERAL SERVICE SYSTEM
3.2 Sistem Ballast
3.2.1 Rules Rekomendasi yang digunakan
Menurut BKI III 1996 sec.11 sub P, dinyatakan sebagai berikut:
A. Jalur Pipa ballast
Tata Letak perpipaan Umum
Sisi Pengisapan dari tanki air ballast diatur sehingga tanki dapat
dikosongkan sekalipun dalam kondisi yang buruk baik trim maupun list.
Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar juga dilengkapi
dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki. Dimana panjang dari tanki air
ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi isap tambahan
untuk memenuhi bagian depan dari tanki.
Pipa yang melalui tangki
Pipa air ballast tidak boleh lewat instalasi tanki air minum, tanki air baku,
tanki minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.
Sistim Perpipaan
a) Bilamana suatu tanki digunakan untuk air ballast dan bahan bakar, sisi
pengisapan dari tanki ini harus disambungkan ke sistim yang
bersangkutan dengan katup tiga jalur (three way chock) dengan soket
bertype L (Type L Plug). Katup dengan dasar terbuka (chock with open
bottom) atau katup piston ganti (change over piston valves) . Katup ini
harus diatur sedemikian sehingga tidak akan pernah terjadi apabila
sistem bahan bakar dengan sistim ballast berada pada saat katup
tersebut menutup setengah dari tiga jalur tadi.sambungan pipa pengganti
dapat juga digunakan.
Setiap tanki pengganti secara terpisah
dihubungkan ke sistimnya sendiri.
b) Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya sebagai pengering
palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke sistim bilga. Aturannya seperti
pada sistim bilga (b.4.).
c) Bila pada kapal kargo jalur pipa melalui collision bulkhead, dibawah
freeboard suatu katup shutoff dapat dipasang secara langsung di collision
bulkhead didalam forepeak.
Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck)
Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang
yang dapat dilalui secara tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah
dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision
bulkhead di bawah ruang ini tampa peralatan tambahan untuk
pengaturannya.
B. Pompa Ballast
Jumlah dan kapasitas dari pompa harus memenuhi keperluan operasional dari
kapal.

3.2.2 Cara Kerja dan Fungsi


1. Cara Kerja

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

63120300009

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
69

Cara kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tangki ballast
yang berada di double bottom, dengan air laut, yang diambil dari seachest.
Melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa cabang.
2. Fungsi Sistem Ballast
Sistem ballast merupakan sistem untuk dapat memposisikan kapal dalam
keadaan seimbang baik dalam keadaan trim depan maupun belakang, maupun
keadaan oleng. Dalam perencanaannya adalah dengan memasukkan air
sebagai bahan ballast agar posisi kapal dapat kembali pada posisi yang
sempurna.

3.2.3 Diagram Blok Sistem Ballast

Shea Chest

Filter

Over
Board

Ballast
Pump

Ballast
Tank

3.2.4 Sistem kerja aliran ballast

Jika semua muatan pada tangki ruang muat kosong maka semua tangki ballast
diisi penuh
Pengisian air ballast pada tangki ballast harus dibuat zig-zag
Contoh : pengisian pertama ballast adalah tangki ballast 1 (P), lalu tangki
ballast 2 (S), lalu tanki ballast 3 (P) dan selanjutnya tangki ballast 4 (P)
Bila muatan pada ( ruang muat 1 (P) ) di bongkar maka tangki ballast 1 ( S )
harus diisi supaya kapal tidak oleng.

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

63120300009

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
70

Pada proses bongkar muat, jika muatan pada ruang muat 1 ( P ) di bongkar
maka ballast pada tangki ballast 1 ( S ) dapat di pindah ke tangki ballas 1 ( P )

3.2.5 Perhitungan Sistem Ballast


Pada bab sebelumnya telah dapat diketahui volume dari tanki ballast adalah
3

449,241 m
maka apabila dengan volume tersebut direncanakan dapat
dikosongkan dalam waktu 12 sampai 14 jam, diambil 12 maka kapasitas pompa
yang dibutuhkan adalah :
Q
=V/t
= 499,241 / ( 12 . 3600 )
= 0,012 m3/s
= 12,059 m3/h

Perhitungan diameter utama pipa ballast


Dimana :
A
= luas pipa = . D2 / 4
v
= 12 ft/s = 3,65 m/s
Q
=A.v
Q
= ( . dH2 / 4) . v
dH
= (( Q x 4) / ( v x ))
= (( 0,012 x 4) / ( 3,65 x 3,14))
= 0,065 m = 64,874 mm = 2,554 inch
Berdasarkan pipa yang beredar dipasaran, dipilih pipa jenis carbon steel ( ASA
Standart Schedule). Sesuai standart ASA B 36 1950 dipilih pipa dengan :

Inside diameter (dH) = 2,635

(66,929 mm)

Ketebalan (S)

= 0,120`

(3,048 mm)

Outside diameter

= 2,5

(63,5 mm)

Nominal pipe size

Schedule

= 40

Diuji dengan BKI Tabel 11.5 sec.11.C, untuk pipa dengan group M :
Diameter luar pipa da dari 76,1 mm sampai 177,8 mm, ketebalan
minimumya adalah 4,5 mm
Sehingga pemilihan pipa sesuai dengan peraturan yang ada.

Perhitungan diameter cabang ballast


Dz
= 2,15(( B + H) x l comp) + 25
= 2,15(( 13,70 + 7,30) x 12,6) + 25
= 59,97 mm = 2,36 inchi

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

63120300009

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
71

Berdasarkan pipa yang beredar dipasaran, dipilih pipa jenis carbon steel ( ASA
Standart Schedule). Sesuai standart ASA B 36 1950 dipilih pipa dengan :

Inside diameter (dH) = 2,469

(62,72 mm)

Ketebalan (S)

= 0,203

(5,16 mm)

Outside diameter

= 2,875

(73,03 mm)

Nominal pipe size

= 2,5

Schedule

= 40

Diuji dengan BKI Tabel 11.5 sec.11.C, untuk pipa dengan group M :
Diameter luar pipa da dari 76,1 mm sampai 177,8 mm, ketebalan
minimumya adalah 4,5 mm
Sehingga pemilihan pipa sesuai dengan peraturan yang ada.

Perhitungan head total pompa


a. Head statis pompa
Hs= 2 m
b. Head perbedaan tekanan
Hp
= (P2 P1) / .g
Dimana :
P2
= 1,013 . 105 N/m2 (Tekanan atmosfir standart pada permukaan
air laut)
P1
= Tekanan udara didalam Bilga well
P1
=
. g . (0.5 tinggi tangki bilga)
= 1025 x 9,8 x (0,5 x 1)
= 5023 N/m2
Hp
= (P2 P1) / .g
= (1,013 . 105 5023) / 1025 . 9,8
= 9,58 m
c. Head perbedaan kecepatan
Head perbedaan kecepatan (hv) karena kecepatan antara sisi isap dan
keluar sama maka :
Hv= (v22 v12) / 2.g
=0m
d. Head losses di pipa hisap (suction)
Bilangan Reynold (Rn)
Dimana viskositas 0,943 cst pd 25 C = 0,000000943 m2/s
Rn= ( v x dh ) /
= ( 3 x 0,084) / 0,000000943
= 322108,914 (maka aliran bersifat turbulen)
Maka mengunakan rumus :
f = 0,02 + (0,0005 / dh)

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

63120300009

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
72

= 0,02 + (0,0005 / 0,101)


= 0,025

Mayor losses (hf 1) (head karena gesekan dipipa suction)


Dimana panjang pipa (L) suction adalah = 10 m
hf 1
= f (L.v2/D.2.g)
= 0,025 (10 . 32 / 0,101 . 2 . 9,8)
= 1,132 m
Minor losses (hk 1) (head karena asesoris yang terpasang
pada pipa)
No
Jenis accesoris
N
K
nxk
1
Elbow 90o
2
0.75
1.5
2
Butterfly valve
3
0.6
1.8
3
NRV
0
2
0
4
T-join
1
1.8
1.8
5
Strainer
0
0.5
0
6
Filter
1
1.5
1.5
total
6.6
hk 1

= k total . v2 / 2.g
= 6.6 . 32 / 2 . 9,8
= 3,0 m

e. Perhitungan head losses di pipa buang (discharge)


Bilangan Reynold (Rn)
Dimana viskositas 0,943 cst pd 25 C = 0,000000943 m2/s
Rn= ( v x dh ) /
= ( 3 x 0,084) / 0,000000943
= 322108,914 (maka aliran bersifat turbulen)
Maka mengunakan rumus :
f = 0,02 + (0,0005 / dh)
= 0,02 + (0,0005 / 0,101)
= 0,025
Mayor losses (hf 2) (head karena gesekan dipipa discharge)
Dimana panjang pipa (L) discharge adalah = 80 m
hf 2
= f (L x v2 / D x 2 x g)
= 0,025 (80 . 32 / 0,101 . 2 . 9,8)
= 8,623 m

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

63120300009

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
73

Mayor losses (hf 2) (head karena gesekan dipipa discharge)


No
Jenis accesoris
N
K
nxk
1
Elbow 90o
4
0.75
3
2
Butterfly valve
4
0.6
2.4
3
NRV
1
2
2
4
T-join
2
1.8
3.6
5
3 way valve
0
0.14
0
6
Filter
1
1.5
1.5
total
12.5
= k total . v2 / 2.g
= 12,5 . 32 / 2 . 9,8
= 5,7 m
Total head losses
Head total
= hs + hp + hv + hf 1 + hk 1 + hf 1 + hk 2
= 30,109 m
hk 2

Perhitungan daya pompa (Pw)


Dimana efisiensi pompa 75 %
Pw
= Head total x
xQxg/
= 30,109 x 1025 x 0,046 . 9,8 / 0,75
= 10420,47 Watt
= 10,420
Kw
= 14,170
HP
Sehingga yang digunakan pompa dengan data sebagai berikut :
Merek pompa : TAIKO CENTRIFUGAL PUMP
Type pompa : EHS 151C
Putaran pompa
: 1800 RPM
Daya pompa : 18,5 HP
Head pompa : 31
m
Kapasitas
: 90
m3/h

63120300009

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
74

3.2.5 Perhitungan kapsitas (Q) setiap pipa cabang ballast dengan


kecepatan tetap
1. pipa utama
2. pipa cabang
3. kecepatan aliran

= 66,929
mm
= 62,7
= 3,65
m/s

mm

Dari diameter utama 66,929 mm


Q
= dh2 x v x / 4
= 66,929 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0128 m3/s
Dari diameter 62,7 mm
Q
= dh2 x v x / 4
= 62,7 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,01126 m3/s
Perhitunagn kapsitas (Q) dan diameter (D) setiap pipa cabang berdasarkan
panjang kompartement
L.kom
= 12,6 m
Dz
= 2,15
( B+ H ) x L . kom + 25
=
=
=
=

= dh2 x v x / 4
= 0,0599 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0103 m3/s

L.kom
Dz

= 20 m
= 2,15

( B+ H ) x L . kom
(13,70+ 7,30 ) x 20

2,15
69,062 mm
0,0690 m
2,7189 inch

= dh2 x v x / 4
= 0,0690 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0137 m3/s

L.kom
Dz

= 30 m
= 2,15
=
=
=
=

+ 25

mm
m
inch

=
=
=
=

(13,70+ 7,30 ) x 12,6

2,15
59,973
0,0599
2,3611

( B+ H ) x L . kom
(13,70+ 7,30 ) x 30

2,15
78,965 mm
0,0789 m
3,1088 inch

= dh2 x v x / 4
= 0,0789 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0179 m3/s

+ 25
+ 25

+ 25
+ 25

63120300009

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

General Service
System

PPNS

L.kom
Dz

= 40 m
= 2,15
=
=
=
=

= dh2 x v x / 4
= 0,0873 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0218 m3/s

L.kom
Dz

= 50 m
= 2,15

( B+ H ) x L . kom
(13,70+ 7,30 ) x 5 0

2,15
94,668 mm
0,0946 m
3,7271 inch

= dh2 x v x / 4
= 0,0946 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0257 m3/s

L.kom
Dz

= 60 m
= 2,15
=
=
=
=

2,15
87,313 mm
0,0873 m
3,4375 inch

=
=
=
=

( B+ H ) x L . kom
(13,70+ 7,30 ) x 40

+ 25
+ 25

2,15
101,31 mm
0,1013 m
3,9888 inch

= dh2 x v x / 4
= 0,101 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0294 m3/s

L.kom
Dz

= 70 m
= 2,15

+ 25

( B+ H ) x L . kom + 25
(13,70+ 7,30 ) x 6 0 + 25

=
=
=
=

+ 25

( B+ H ) x L . kom + 25
(13,70+ 7,30 ) x 7 0 + 25

2,15
107,43 mm
0,1074 m
4,2296 inch

= dh2 x v x / 4
= 0,107 x 3,65 x 3,14 / 4
= 0,0331 m3/s

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
75

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS

63120300009

General Service
System

Tanggal :
Halaman
:

31-12-2014
76

Anda mungkin juga menyukai