Anda di halaman 1dari 100

BAB V

PERHITUNGAN PERENCANAAN

5.1 Bangunan Pengumpul Air Baku


5.1.1 Sumber Air Baku
Sumber air baku Kota Pariaman yang dipilih adalah air sungai yang merupakan air
permukaan. Air sungai mempunyai debit air yang cukup besar. Kuantitas air sungai juga stabil
baik di musim hujan maupun di musim kemarau, dan berfluktuasi meski kualitas air relatif
kurang baik dan membutuhkan pengolahan yang kompleks.

5.1.2 Bangunan Penangkap

Bangunan penangkap air yang akan digunakan adalah intake. Intake adalah bangunan berupa
bak yang berada di dekat sungai yang berfungsi sebagai penangkap air untuk selanjutnya
dengan menggunakan pompa atau secara gravitasi dialirkan menuju BPAM.
Lokasi pembangunan intake haruslah dipilih secermat mungkin untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi pembangunan intake:
1. Pilihlah lokasi yang berarus relatif tenang untuk menghindari kerusakan konstruksi intake;
2. lokasi pembangunan intake memiliki tanah yang stabil;
3. lokasi intake mudah dicapai;
4. lokasi intake terletak di bagian hulu sungai;
5. lokasi intake memiliki air yang cukup baik kualitasnya.

Beberapa pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan intake:


1. Faktor keselamatan;
2. pondasi intake harus cukup kuat;
3. intake harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah benda-benda asing masuk
kedalamnya;
4. intake harus mampu menampung air yang dibutuhkan;
5. peletakan posisi inlet sedemikian rupa sehingga selalu dapat menerima air dalam
kondisi/musim apapun.

Komponen Intake:
1. Pipa saluran air baku (pipa inlet);
berfungsi untuk membawa air masuk dari sumber air baku ke dalam intake
2. pipa ke reservoir (pipa outlet);
berfungsi untuk membawa air keluar dari intake menuju reservoir melalui jalur transmisi
3. pipa peluap;
berfungsi untuk menjamin agar permukaan air selalu berada di bawah keluarnya air dari
sumber air baku
4. pipa vent;
berfungsi untuk menjaga tekanan di dalam sama dengan tekanan di luar
5. Manhole;
berfungsi sebagai ruang periksa dan pelindung katup dengan ukuran 80 cm x 80 cm.
6. aksesoris tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan seperti katup pintu (gate valve),
check valve, bend dan lain-lain.
7. Aksesoris tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan seperti katup pintu (gate valve),
check valve, bend dan lain-lain.

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-2


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-3
5.1.3 Perencanaan Bangunan Penangkap Air

1. Jalur I

a. Pipa Inlet
a. Kecepatan aliran (v) = 2,5 m/dtk (rentang kecepatan dalam kriteria desain 0,6 m/det-3
m/dtk);
b. debit maksimum:
tahun 2026 = Qmd = 242,442 x 10-3 m3/det
tahun 2031 = Qmd = 271,705 x 10-3 m3/det
tahun 2036 = Qmd = 308,585 x 10-3 m3/det
maka luas pipa inlet:
Q 308,585 x 10 - 3 m 3 /dtk
V
A= = 2,5 m/ dtk = 0,123 m2

c. diameter pipa inlet


A = ¼  d2

4A
d = π √
=
√ 4(0,123 m 2 )
3,14
d = 0,396 m ≈ 400 mm

Diameter yang tersedia di pasaran = 400 mm

d. cek perhitungan:
A = ¼ π d2
A = ¼ (3,14) (0,400)2
A = 0,126 m2

e. cek kecepatan:
Q 242,442 x 10 -3 m 3 /dtk
VI = A = 0,126 m 2 = 2,009 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
Q 271,705 x 10 -3 m 3 / dt k
VII = A = 0,126 m 2 = 2,183 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
Q 3 08,585 x 10 -3 m3 /d tk
A
VIII = = 0,126 m 2 = 2,449 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-4


b. Pipa Outlet
Pipa outlet didesain berada pada saat debit minimum Q min sehingga air tetap dapat
mengalir meskipun debit minimum;
a. Kecepatan aliran (v) = 2,5 m/dtk (rentang kecepatan dalam kriteria desain 0,6 m/det-3
m/dtk);
b. debit maksimum:
tahun 2026 = Qmd = 242,442 x 10-3 m3/det
tahun 2031 = Qmd = 271,705 x 10-3 m3/det
tahun 2036 = Qmd = 308,585 x 10-3 m3/det
maka luas pipa inlet:
Q 308,585 x 10 - 3 m 3 /dtk
V
A= = 2,5 m/ dtk = 0,123 m2

c. diameter pipa outlet


A = ¼  d2

4A
d = π √
=
√ 4(0,123 m 2 )
3,14
d = 0,396 m ≈ 400 mm

Diameter yang tersedia di pasaran = 400 mm

d. cek perhitungan:
A = ¼ π d2
A = ¼ (3,14) (0,400)2
A = 0,126 m2
e. cek kecepatan:
Q 242,442 x 10 -3 m 3 /dtk
VI = A = 0,126 m 2 = 2,009 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
Q 271,705 x 10 -3 m 3 / dt k
VII = A = 0,126 m 2 = 2,183 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
Q 3 08,585 x 10 -3 m3 /d tk
A
VIII = = 0,126 m 2 = 2,449 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-5


Jalur II

a. Pipa Inlet
a. Kecepatan aliran (v) = 2,5 m/dtk (rentang kecepatan dalam kriteria desain 0,6 m/det-3
m/dtk);
b. debit maksimum:
tahun 2026 = Qmd = 242,442 x 10-3 m3/det
tahun 2031 = Qmd = 271,705 x 10-3 m3/det
tahun 2036 = Qmd = 308,585 x 10-3 m3/det
maka luas pipa inlet:
Q 308,585 x 10 - 3 m 3 /dtk
V
A= = 2,5 m/ dtk = 0,123 m2

c. diameter pipa inlet


A = ¼  d2

4A
d = π √
=
√ 4(0,123 m 2 )
3,14
d = 0,396 m ≈ 400 mm

Diameter yang tersedia di pasaran = 400 mm

d. cek perhitungan:
A = ¼ π d2
A = ¼ (3,14) (0,400)2
A = 0,126 m2

e. cek kecepatan:
Q 242,442 x 10 -3 m 3 /dtk
VI = A = 0,126 m 2 = 2,009 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
Q 271,705 x 10 -3 m 3 / dt k
VII = A = 0,126 m 2 = 2,183 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-6


Q 3 08,585 x 10 -3 m3 /d tk
A
VIII = = 0,126 m 2 = 2,449 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)

b. Pipa Outlet
Pipa outlet didesain berada pada saat debit minimum Q min sehingga air tetap dapat
mengalir meskipun debit minimum;
a. Kecepatan aliran (v) = 2,5 m/dtk (rentang kecepatan dalam kriteria desain 0,6 m/det-3
m/dtk);
b. debit maksimum:
tahun 2026 = Qmd = 242,442 x 10-3 m3/det
tahun 2031 = Qmd = 271,705 x 10-3 m3/det
tahun 2036 = Qmd = 308,585 x 10-3 m3/det
maka luas pipa inlet:
Q 308,585 x 10 - 3 m 3 /dtk
V
A= = 2,5 m/ dtk = 0,123 m2

c. diameter pipa outlet


A = ¼  d2

4A
d = π √
=
√ 4(0,123 m 2 )
3,14
d = 0,396 m ≈ 400 mm

Diameter yang tersedia di pasaran = 400 mm

d. cek perhitungan:
A = ¼ π d2
A = ¼ (3,14) (0,400)2
A = 0,126 m2
e. cek kecepatan:
Q 242,442 x 10 -3 m 3 /dtk
VI = A = 0,126 m 2 = 2,009 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
Q 271,705 x 10 -3 m 3 / dt k
VII = A = 0,126 m 2 = 2,183 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
Q 3 08,585 x 10 -3 m3 /d tk
A
VIII = = 0,126 m 2 = 2,449 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-7
5.2 Sistem Transmisi

Pipa transmisi pada Kota Pariaman menggunakan diameter yang sama yaitu 400 mm,
diameter ini sama dengan diameter pipa outlet pada intake. Pada tikungan atau belokan
dilengkapi dengan Bend sedangkan di awal pipa transmisi (dari intake) dan pada akhir pipa
transimisi (ke reservoar) digunakan Gate Valve. Selain itu, diawal sistem transmisi juga
digunakan Check Valve untuk menjaga agar air dalam pipa hisap tidak balik.

Aksesoris juga digunakan pada sistem perpipaan transmisi ini, peletakan dari aksesoris
tersebut adalah:
1. Bend
Bend digunakan pada tiap pembelokan pipa, beberapa kemiringan Bend 11,250, 22,50, dan
450 dan lain-lain.
2. Valve
Valve dapat berupa Gate Valve yang diletakkan diawal pipa transmisi (dari intake) dan
ujung sistem perpipaan (ke reservoar) yang berfungsi sebagai penstabilan aliran air atau
pengatur debit aliran yang masuk ke dalam pipa. Air valve diletakkan pada jembatan pipa
berfungsi untuk mengeluarkan udara dari dalam pipa. Check Valve diletakkan di awal
sistem perpipaan transmisi yang berfungsi sebagai pencegah aliran balik dalam pipa.
3. Kontraksi
Suatu keadaan pengecilan tiba-tiba pada daerah alir fluida sehingga kecepatannya
meningkat. Kontraksi menyebabkan fluida berakselerasi saat memasuki daerah yang lebih
kecil. Kontraksi terjadi pada awal jalur transmisi ketika keluar dari intake.
4. Ekspansi
Suatu keadaan pembesaran tiba-tiba pada daerah alir fluida sehingga kecepatannya
menurun. Fluida dari daerah alir yang lebih kecil akan mengalami pancaran memasuki
daerah alir yang lebih besar, pancaran tersebut akan mengisi seluruh permukaan daerah alir
yang lebih besar. Ekspansi terjadi pada akhir jalur transmisi ketika masuk ke dalam
reservoar.

Koefisien aksesoris/perlengkapan pipa yang digunakan dalam perencanaan ini:

1. Koefisien Bend 11,25 = 0,0455


2. Koefisien Bend 22,5 = 0,0788
3. Koefisien Bend 45 = 0,195
4. Koefisien Gate Valve = 0,120*
5. Koefisien Check Valve = 0,750*
6. Blow off = 0,25*
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-8
7. Kontraksi = 0,143*
8. Ekspansi = 0,277*
Sumber: *Mc Ghee, 1991

5.2.1 Perhitungan Headloss Pipa

Headloss mayor dan Headloss minor dihitung dengan rumus berikut (Al-Layla, 1977):
v2
Headloss minor = K×
2g
2
L v
Headloss mayor = f× ×
D 2g
∆H total = Headloss minor + Headloss mayor

keterangan:
Headloss minor = kehilangan energi akibat aksesoris (m)
K = koefisien aksessoris
v = kecepatan (m/s)
g = percepatan gravitasi; 9,81 (m/s2)
Headloss mayor = kehilangan energi akibat gesekan sepanjang pipa (m)
f = faktor gesekan, 0,02
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)

Jalur 1 (Intake)
1. Headloss Mayor
1) Titik 0-A
Panjang total pipa = 84,7 m
Kecepatan aliran = 2,449 m/s
Diameter pipa = 400 mm = 0,4 m
2
L v
Hmayor = f× ×
D 2g
2
84,7 2,449
=0,02 × ×
0, 4 2×9,81
= 1,294 m

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-9


2) Titik A-B
Panjang total pipa = 80,7 m
Kecepatan aliran = 2,449 m/s
Diameter pipa = 400 mm = 0,4 m
L v2
Hmayor = f× ×
D 2g
2
80,7 2,449
=0,02 × ×
0, 4 2×9,81
= 1,233 m

3) Titik B -R
Panjang total pipa = 37,5 m
Kecepatan aliran = 2,449 m/s
Diameter pipa = 400 mm = 0,4 m
L v2
Hmayor = f× ×
D 2g
2
37,5 2 ,449
=0,02 × ×
0, 4 2×9,81
= 0,573 m
Total Headloss Mayor = Hmayor 0-A+Hmayor A-B+ Hmayor B-R
= 1,294 m + 1,233 m + 0,573
= 3,1 m

2. Headloss Minor

1) Titik 0-A
2
v
Hminor Gate Valve = K×
2g
2,4492
= 0,120 ×
2×9,81
= 0 ,037 m
v2
Hminor Check Valve = K×
2g
2
2,449
= 0,750 ×
2×9,81
= 0,229 m
2
v
Hminor Kontraksi = K×
2g

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-10


2
2,449
= 0,143 ×
2×9,81
= 0,044 m
2
v
Hminor Bend 22,5° = K×
2g
2
2,449
= 0, 0788 ×
2×9,81
= 0,024
Total = Hminor Gate Valve + Hminor Check Valve + Hminor Kontraksi +
Hminor Bend 22,5°
= 0,037 m + 0,229 m + 0,044 m + 0,024
= 0,334 m

2) Titik A-B
2
v
Hminor Bend 22,5 o
= K×
2g
2
2,449
= 0,0 788 ×
2×9,81
= 0,024 m
3) Titik B-R
2
v
Hminor Gate Valve = K×
2g
2
2,449
= 0,120 ×
2×9,81
= 0,037 m
2
v
Hminor Ekspansi = K×
2g
2
2,449
= 0,277 ×
2×9,81
= 0,085 m
2
v
Hminor Bend 45o = K×
2g
2,4492
= 0, 195×
2×9,81
= 0,06 m
Total = Hminor Gate Valve + Hminor Ekspansi + Hminor Bend 45o
= 0,037 m +0,085 m + 0,06 m

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-11


= 0,182 m

Total Headloss Minor = Hminor 0-A + Hminor A-B + Hminor B-R


= 0,334 m + 0,024 m + 0,182 m
= 0,54 m

3. Total Headloss per Titik


1) Titik 0 – A
Total Headloss = Headloss Mayor0-A + Headloss Minor0-A
= 1,294 m + 0,334 m
= 1,628 m
2) Titik A - B
Total Headloss = Headloss MayorA-B + Headloss MinorA-B
= 1,233 m + 0,024 m
= 1,257 m

3) Titik B – R
Total Headloss = Headloss MayorB-R + Headloss MinorB-R
= 0,573 m + 0,182 m
= 0,755 m
4. Total Headloss

Total Headloss Jalur I = Headloss mayor + Headloss minor


= 3,1 m + 0,54 m
= 3,64 m

Jalur 2 (Intake)
1. Headloss Mayor
1) Titik 0-A
Panjang total pipa = 151,3 m
Kecepatan aliran = 2,449 m/s
Diameter pipa = 400 mm = 0,4 m
2
L v
Hmayor = f× ×
D 2g
2
151,3 2,449
=0,02 × ×
0, 4 2×9,81
= 2,313 m
2) Titik A-R
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-12
Panjang total pipa = 66 m
Kecepatan aliran = 2,449 m/s
Diameter pipa = 400 mm = 0,4 m
2
L v
Hmayor = f× ×
D 2g
66 2,4492
=0,02 × ×
0, 4 2×9,81
= 1,009 m
Total Headloss Mayor = Hmayor 0-A+Hmayor A-R
= 2,313 m + 1,009 m
= 3,322 m

2. Headloss Minor
1) Titik 0-A
v2
Hminor Gate Valve = K×
2g
2,4492
= 0,120 ×
2×9,81
= 0 ,037 m
v2
Hminor Check Valve = K×
2g
2
2,449
= 0,750 ×
2×9,81
= 0,229 m
2
v
Hminor Kontraksi = K×
2g
2
2,449
= 0,143 ×
2×9,81
= 0,044 m
2
v
Hminor Bend 11,25° = K×
2g
2,4492
= 0, 0455 ×
2×9,81
= 0,014
Total = Hminor Gate Valve + Hminor Check Valve + Hminor Kontraksi +
Hminor Bend 11,25°
= 0,037 m + 0,229 m + 0,044 m + 0,014
= 0,324 m
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-13
2) Titik A-R
2
v
Hminor Gate Valve = K×
2g
2,4492
= 0,120 ×
2×9,81
= 0,037 m
v2
Hminor Ekspansi = K×
2g
2
2,44 9
= 0,277 ×
2×9,81
= 0,069 m
2
v
Hminor Bend 22,5o = K×
2g
2, 4492
= 0,0 788 ×
2×9,81
= 0,024 m
Total = Hminor Gate Valve + Hminor Ekspansi + Hminor Bend 22,5o
= 0,037 m +0,069 m + 0,024 m
= 0,13 m

Total Headloss Minor = Hminor 0-A + Hminor A-R


= 0,324 m + 0,13 m
= 0,454 m

3. Total Headloss per Titik

1) Titik 0 – A
Total Headloss = Headloss Mayor0-A + Headloss Minor0-A
= 2,313 m + 0,324m
= 2,637 m
2) Titik A – R
Total Headloss = Headloss MayorA-R + Headloss MinorA-R
= 1,009 m + 0,13 m
= 1,139 m
4. Total Headloss

Total Headloss Jalur II = Headloss mayor + Headloss minor


= 3,322 m + 0,454 m
= 3,776 m
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-14
5.2.1.1 Perhitungan Head Pompa dan Daya Pompa
Untuk membantu pemindahan/pengaliran air baku bertekanan dari sumber (yang berada pada
elevasi rendah) seperti sungai dan danau ke tempat yang lebih tinggi seperti menara air dan
reservoir diperlukan sistem perpompaan. Desain kerja pompa sangat ditentukan oleh
kebutuhan teknis operasionalnya.
Perhitungan daya pompa untuk pipa transmisi jalur I :
Headloss Statis = elevasi tertinggi- elevasi terendah
= (26-17) m
=9m

Head Pompa = Headloss statis + ∑ Headloss minor + ∑ Headloss mayor + 2g


V2

2
2,449
= 9 m + 0,54 m + 3,1 m +
2×9,81
= 12,945 m

Daya pompa dihitung dengan rumus sebagai berikut (Al Layla, 1977):
γ ×g× Q × H
Daya pompa (P) = η

Dimana:
P = daya pompa (watt)
γ = massa jenis air (kg/m3)
H = Head pompa (m)
Q = debit (m3/s)
η = efesiensi pompa = 80%
Berikut perhitungan daya pompa untuk jalur I:
1000 × 9,81 × 0,309 × 12,945
P =
0,8
= 49.050,061Watt
= 49,050 kW
Berdasarkan hasil referensi, pompa dengan daya 49,050 kW tidak ada di pasaran, sehingga
pompa yang digunakan adalah pompa dengan daya 50 kW.
3
0,8 x 50 x 10
Head pompa daya pasaran = = 13,196 m
1000 x 9,81 x 0,309

Perhitungan daya pompa untuk pipa transmisi jalur II :


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-15
Headloss Statis = elevasi tertinggi- elevasi terendah
= (20-14) m
=6m

Head Pompa = Headloss statis + ∑ Headloss minor + ∑ Headloss mayor + 2g


V2

2
2,449
= 6 m + 0,454 m + 3,322 m +
2×9,81
= 10,082 m

Daya pompa dihitung dengan rumus sebagai berikut (Al Layla, 1977):
γ ×g× Q × H
Daya pompa (P) = η
Dimana:
P = daya pompa (watt)
γ = massa jenis air (kg/m3)
H = Head pompa (m)
Q = debit (m3/s)
η = efesiensi pompa = 80%

Berikut perhitungan daya pompa untuk jalur II:


1000 × 9,81 × 0, 309 × 10,082
P =
0,8
= 38.201,832 Watt
= 38,202 kW
Berdasarkan hasil referensi, pompa dengan daya 38,202 kW tidak ada di pasaran, sehingga
pompa yang digunakan adalah pompa dengan daya 60 kW.
0,8 x 60 x 103
Head pompa daya pasaran = = 15,835 m
1000 x 9,81 x 0,309

5.2.2 EGL, HGL dan Sisa Tekan

5.2.2.1 Jalur I (Intake)

a.Titik 0
EGL0 = Head pompa + Elevasi Titik 0
= 13,196 m + 26 m
= 39,196 m
HGL0 = EGL0 - V2/2g
= 39,196 m - 0 m

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-16


= 39,196 m
Sisa Tekan = HGL0 – Elevasi 0
= 39,196 m – 26 m
=13,196 m
a.Titik 0-A
EGLA = EGL0- HLtotal 0-A
= 39,196 – 1,628 m
= 37,568 m
HGLA = EGLA -V2/2g
= 37,568 m - 0,305 m
= 37,263 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi A
= 37,263 m – 23 m
= 14,263 m
b.Titik A-B
EGLB = EGLA- HLtotal A-B
= 37,568 m – 1,257 m
= 36,311 m
HGLB = EGLB - V2/2g
= 36,311 m - 0,305 m
= 36,006 m
Sisa Tekan = HGLB – Elevasi B
= 36,006 m – 20 m

= 16,006 m

c.Titik B-R
EGLR = EGLB- HLtotal B-R
= 36,311 m – 0,755 m
= 35,556 m
HGLR = EGLR - V2/2g
= 35,556 m - 0,305 m
= 35,251 m
Sisa Tekan = HGLR – Elevasi R
= 35,251 m – 17 m

= 18,251 m
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-17
5.2.2.2 Jalur II (Intake)

a.Titik 0
EGL0 = Head pompa + Elevasi Titik 0
= 15,835 m + 14 m
= 29,835 m
HGL0 = EGL0 - V2/2g
= 29,835 m - 0 m
= 29,835 m
Sisa Tekan = HGL0 – Elevasi 0
= 29,835 m – 14 m
= 15,835 m
b.Titik 0-A
EGLA = EGL0- HLtotal 0-A
= 29,835 – 2,637 m
= 27,198 m
HGLA = EGLA -V2/2g
= 27,198 m - 0,305 m
= 26,839 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi A
= 26,839 m – 17 m
= 9,839 m

c.Titik A-R
EGLR = EGLA- HLtotal A-R
= 29,835 m – 1,139 m
= 28,696 m
HGLR = EGLR -V2/2g
= 28,696 m - 0,305 m
= 28,391 m
Sisa Tekan = HGLR – Elevasi R
= 28,391 m – 20 m

= 8,391 m

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-18


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-19
Tabel 5.1 Perhitungan HGL, EGL, Sisa Tekan, V2/2g dengan Pompa Jalur Transmisi I
Jalur Panjang Qmaks Diameter v v2/2g Headloss Elevasi HGL EGL Sisa
Aksesoris n Kb
I Pipa(m) (m /s)
3
(m) (m/s) (m) Minor (m) Mayor (m) Total (m) (m) (m) (m) Tekan (m)
Intake 26 39,196 39,196 13,196
0,309 0,4 Kontraksi 1 0,143 2,449 0,305 0,044
0,309 0,4 Gate Valve 1 0,12 2,449 0,305 0,037
0–A 84,7 Check 1,294 1,628
0,309 0,4 1 0,75 2,449 0,305 0,229
Valve
0,286 0,4 Bend 22,5 1 0,0788 2,449 0,305 0,024

A 23 37,263 37,568 14,263


A–B 80,7 0,309 0,4 Bend 22,5 1 0,0788 2,449 0,305 0,024 1,233 1,257
B 20 36,006 36,311 16,006
B-R 37,5 0,309 0,4 Bend 45 1 0,195 2,449 0,305 0,06 0,573 0,755
Ekspansi 1 2,449 0,305 0,085
Gate Valve 1 2,449 0.305 0,037
R 17 35,251 35,556 18,251

Tabel 5.2 Perhitungan HGL, EGL, Sisa Tekan, V2/2g dengan Pompa Jalur Transmisi II
Panjang Qmaks Diameter v v2/2g Headloss Elevasi HGL EGL Sisa
Jalur II Aksesoris n Kb
Pipa(m) (m /s)
3
(m) (m/s) (m) Minor (m) Mayor (m) Total (m) (m) (m) (m) Tekan (m)
Intake 14 29,835 29,835 15,835
0,309 0,4 Kontraksi 1 0,143 2,449 0,305 0,044
0,309 0,4 Gate Valve 1 0,12 2,449 0,305 0,037
0–A 151,3 Check 2,313 2,637
0,309 0,4 1 0,75 2,449 0,305 0,229
Valve
0,309 0,4 Bend 11,25 1 0,0455 2,449 0,305 0,044

A 17 26,839 27,198 9,839


A–R 66 0,309 0,4 Bend 22,5 1 0,0788 2,449 0,305 0,024
Gate Valve 1 0,12 2,449 0,305 0,037 1,009 1,139
Ekspansi 1 0,277 2,449 0,305 0,069

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-20


Panjang Qmaks Diameter v v2/2g Headloss Elevasi HGL EGL Sisa
Jalur II Aksesoris n Kb
Pipa(m) (m /s)
3
(m) (m/s) (m) Minor (m) Mayor (m) Total (m) (m) (m) (m) Tekan (m)
R 20 28,391 28,696 8,391

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-21


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-22
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-23
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-24
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-25
5.2.3 Pemilihan Jalur Transmisi

Perencanaan penyediaan air minum Kota Pariaman disediakan dalam satu alternatif jalur pipa
transmisi. Alternatif yang dipakai yaitu menggunakan bangunan penangkap air yaitu intake
berada pada elevasi 20 m dan BPAM berada pada elevasi 14 m. Oleh karena itu, jalur
transmisi dialirkan dari intake menuju BPAM dengan bantuan gaya gravitasi. Jalur gravitasi
tersebut sudah memenuhi kriteria baik dari aspek hidrolis, konstruksi, ekonomis, serta
perlengkapan yang digunakan.

Gambaran perbesaran jalur transmisi alternatif I dan II dapat dilihat pada Gambar 5.2,
Gambar 5.3. Sedangkan profil memanjang jalur I dan II dapat dilihat pada. Gambar 5.4,
Gambar 5.5. Perbandingan jalur alternatif I dan II dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini
Tabel 5.3 Jalur Transmisi Kota Pariaman
Jalur Alternatif
Uraian
Jalur I Jalur II
Diameter (mm) 400 400
Panjang pipa (m) 202,9 217,3
Bend 45° (buah) 1 0
Bend 22.5° (buah) 2 1
Bend 11,25° (buah) 0 1
Gate Valve(buah) 2 2
Check Valve(buah) 1 1
Ekspansi (buah) 1 1
Kontraksi (buah) 1 1
Pompa (kW) 50 60

Untuk menentukan jalur pipa mana yang akan dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Aspek hidrolis
Jalur pipa transmisi yang terpilih adalah jalur dengan total kehilangan tekan paling
minimum.
2. Aspek konstruksi
Aspek konstruksi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses pemasangan dan
pemeliharaan pipa transmisi. Dalam pemilihan jalur transmisi, jalur terpilih adalah jalur
yang paling mudah dalam proses konstruksi dan pemeliharaannya.
3. Aspek peralatan
Jalur dengan peralatan perpipaan yang lebih sedikit akan menghemat pengeluaran serta
memudahkan dalam perawatan.
4. Aspek ekonomis
Biaya awal pada pembangunan sistem transmisi mencakup biaya pembelian pipa, aksesoris
pipa, pembebasan lahan, biaya kontruksi dan pembelian bangunan pelepas tekanan
sedangkan biaya rutin terdiri dari biaya operasional dan pemeliharaan. Jalur tepilih
haruslah jalur dengan investasi awal dan biaya rutin paling minimum.
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-26
Berdasarkan pertimbangan di atas serta informasi pada Tabel 5.3, jalur pipa yang digunakan
dalam sistem transmisi penyediaan air minum Kota Pariaman adalah jalur alternatif II karena
sisa tekan pada ujung pipa jalur I lebih besar dibandingkan jalur II sehingga lebih diutamakan
dari aspek hidrolis.

5.3 Sistem Distribusi

Dalam perencanaan sistem distribusi terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan antara
lain:
1. Air harus sampai ke konsumen dalam kondisi memenuhi standar kualitas yakni tidak boleh
terkontaminasi;
2. air tersedia dalam jumlah yang cukup (24 jam);
3. kebocoran seminimal mungkin dalam sistem perpipaan dengan cara memilih pipa dengan
mutu baik dan peralatan yang efisien;
4. tekanan cukup supaya pengaliran berjalan normal.
Sistem distribusi terdiri dari:
1. Reservoir distribusi;
2. perpipaan distribusi;
3. peralatan distribusi;
4. pompa (jika diperlukan).

Diasumsikan jumlah debit fire hidrant saat terjadinya kebakaran selama 2 jam yaitu 0,126
m3/det.

5.3.1 Reservoir Distribusi

Perencanaan reservoir terdiri dari perhitungan volume reservoir yang ditentukan berdasarkan
kebutuhan air per hari dan volume kebakaran. Asumsi pemakaian air bersih ditetapkan
menurut waktu dan jumlah jam pemakaian serta suplai air setiap jam. Merencanakan volume
dari reservoir ditambahkan dengan debit kebakaran di Kota Pariaman. Apabila terjadi insiden
kebakaran di Kota Pariaman, sumber air yang digunakan berasal dari pelayanan oleh PDAM,
sehingga diharapkan walaupun terjadi kebakaran suplai air untuk konsumen tidak terganggu.

5.3.1.1 Perhitungan Volume Reservoir

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung volume reservoir:


¿
Volume Reservoir (L) = (Qmd %A)+ Qkebakaran

dimana:

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-27


%A =
∑ Surplus+ ∑ Defisit
2
Qmd = Debit maksimum
A% = Nilai fluktuasi pemakaian air
Nilai A% merupakan nilai yang diperoleh dari fluktuasi pemakaian air Kota Pariaman selama
satu hari, dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut:
1. Air mengalir ke dalam reservoir selama 24 jam;
2. Pemakaian air puncak terjadi pada pagi dan sore hari;
3. % Pemakaian total = pemakaian tiap jam × jumlah jam;
4. % Supply tiap jam = 100% / 24 jam;
5. % Supply total = suplai tiap jam × jumlah jam;
6. % Selisih = suplai total - pemakaian total
(jika selisih yang diperoleh positif artinya surplus dan sebaliknya, jika selisihnya negatif
berarti mengalami defisit)
Perhitungan %A dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Fluktuasi Pemakaian Air


Selisih (%)
Waktu %Pemakaian % Supply
Surplus Defisit
00.00 - 01.00 0,5 4,17 3,67 -
01.00 - 02.00 0,5 4,17 3,67 -
02.00 - 03.00 0,5 4,17 3,67 -
03.00 - 04.00 0,5 4,17 3,67 -
04.00 - 05.00 2 4,17 2,17 -
05.00 - 06.00 11 4,17 - 6,83
06.00 - 07.00 8,5 4,17 - 4,33
07.00 - 08.00 5 4,17 - 0,83
08.00 - 09.00 4 4,17 0,17 -
09.00 - 10.00 3,5 4,17 0,67 -
10.00 - 11.00 3,5 4,17 0,67 -
11.00 - 12.00 4 4,17 0,17 -
12.00 - 13.00 6 4,17 - 1,83
13.00 - 14.00 5,5 4,17 - 1,33
14.00 - 15.00 4 4,17 0,17 -
15.00 - 16.00 6 4,17 - 1,83
16.00 - 17.00 5 4,17 - 0,83
17.00 - 18.00 9 4,17 - 4,83
18.00 - 19.00 6 4,17 - 1,83
19.00 - 20.00 5 4,17 - 0,83
20.00 - 21.00 4 4,17 0,17 -
21.00 - 22.00 3 4,17 1,17 -
22.00 - 23.00 2 4,17 2,17 -
23.00 - 00.00 1 4,17 3,17 -
Total 100 25,38 25,30
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2021

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-28


Dari perhitungan di atas dapat ditentukan:

%A =
∑ Surplus + ∑ Defisit
2
25,38% + 25,30%
=
2
= 25,34%

Untuk Qkebakaran, jumlah penduduk terlayani pada akhir periode desain adalah 179.491 jiwa,
sehingga dapat dihitung kebutuhan Qkebakaran sebagai berikut:

Qkebakaran = 3.860 √ P × (1-0,01√ P)

Qkebakaran = 3.860
√ 179.491
1. 000 (
× 1-0,01
1. 000√
179.491
)
Qkebakaran = 44.785,708 L/mnt

Diasumsikan waktu kerja pemadam kebakaran 2 jam perhari maka :

44.785,708 L 2 jam 1 m 3 60 menit 1 hari


Qkebakaran = × × × ×
1 mnt 1 hari 1000 L 1 jam 86.400 det

= 0,062 m3/det

Volume reservoir = (Qmd x A%) + Qkebakaran


= (308,585 x 10-3 m3/dtk × 25,34%) + 0,062 m3/det

3
0 ,140 m 86.400 d et
= ×
1 det 1 hari

= 12.096 m3

Pada sebuah reservoir Instalasi Pengelolaan Air Minum terdapat minimal 2 kompartemen,
karena apabila salah satu kompartemen mengalami kerusakan atau pencucian bangunan,
kompartemen yang lainnya tetap dapat melayani kebutuhan air Kota Paraiaman. Pada 1 unit
reservoir pada Instalasi Pengelolaan Air Minum ini terdapat 6 kompartemen. Maka didapat
volume reservoir per kompartemen sebagai berikut:

volume reservoir
Volume 1 kompartemen =
6

12.096 m3
Volume 1 kompartemen =
6 kompartemen

Volume 1 kompartemen = 2.016 m3


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-29
5.3.1.2 Perhitungan Dimensi Reservoir

Dimensi reservoir ditentukan dari hasil perhitungan volume reservoir yang diperoleh.Untuk
memenuhi kebutuhan volume tersebut, maka direncanakan reservoir dengan perhitungan
sebagai berikut:
1. Perbandingan panjang reservoir dan lebar reservoir = 3 : 1
2. Tinggi reservoir yang biasa digunakan =6m
3. Tinggi freeboard = 0,5

Sehingga dapat ditentukan:


1. Volume 1 unit kompartemen reservoir = p x l x t
2.016 m3 =3 L × L × 6 m
2.016 m3 =3 L2 × 6 m
336 m2 =3 L2
L = 10,6 ≈ 11 m
2. Subsitusi nilai L, maka didapat nilai p sebagai berikut.
p:L = 3:1
p = 3L
p = 3 × 11 m
p = 33 m
3. Panjang kompartemen reservoir = 33 m
4. Lebar kompartemen reservoir = 11
5. Tinggi kompartemen reservoir = 6 m (belum termasuk freeboard)
6. Volume 1 kompartemen =p×l×t
= 33 m × 11 m × 6,5 m
= 2359,5 m3
Berdasarkan dimensi tersebut maka diperoleh kompartemen yang mempunyai daya tampung
sebesar 2.359,5 m³/hari air, yang nantinya diperkirakan akan dapat memenuhi kebutuhan air
kota Pariaman.
Reservoir ini akan dilengkapi oleh:
1. Pipa inlet dan outlet
a. Posisi dan jumlah outlet ditentukan berdasarkan bentuk dan struktur tangki reservoir;
b. Pipa outlet diletakkan 10 cm diatas dasar lantai bak atau pada permukaan air minimum;
c. pipa outlet dilengkapi dengan screen dan gate valve;
d. pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.

2. Ambang bebas dan dasar bak

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-30


a. Ambang bebas minimal 10 cm;
b. Dasar bak minimum 15 cm dari muka air minimum;
c. Kemiringan dasar bak 1/500 - 1/100 kearah pipa penguras.

3. Pipa penguras (drain) dan pipa peluap (over flow)


a. Mempunyai diameter yang sanggup mengeluarkan debit maksimum secara sistem
gravitasi pada pipa inlet;
b. penguras yang dilengkapi dengan gate valve.

4. Ventilasi dan manhole


a. Ventilasi harus mampu memberikan sirkulasi udara yang baiksesuai dengan volume;
b. ukuran manhole disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia sehingga memudahkan
dalam pengecekan/pemeriksaan aliran;
c. manhole harus kedap air.

Perencanaan reservoir:
1. Pipa Inlet
Pipa inlet reservoir memiliki diameter yang sama dengan pipa outlet intake yaitu sebesar
400 mm.
Tabel 5.5 Kecepatan Pipa Inlet Reservoir
Diameter Debit (Qmd) Kecepatan Keterangan
Tahun Luas (m2)
(mm) (× 10-3 m3/det) (m/s) (v= 0,6-3 m2/s)
Tahap I (2026) 253,181 2,009 Ok
Tahap II (2031) 400 275,033 0,123 2,183 Ok
Tahap III (2036) 308,585 2,449 Ok
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

2. Pipa Outlet
a. Kecepatan aliran = 2,5 m/dt (0,6-3 m/dtk)
b. Debit puncak (Qp):
Tahap I (2026) = Qp= 345,247 × 10-3 m3/det
Tahap II (2031) = Qp= 375,045 × 10-3 m3/det
Tahap III (2036) = Qp= 420,798 × 10-3 m3/det
c. Luas pipa outlet:
-3 3
A = Q = 420,798 × 10 m / dtk = 0,168 m2
V 2,5 m/s

d. Diameter pipa outlet:


A = ¼  d2
A = ¼  d2
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-31
d =
√ √4A
π
=
4 (0,168 m 2 )
3,14
d = 0,463 m ≈ 450 mm

e. Cek perhitungan:
A = ¼ π d2

A = ¼ (3,14) (0,450 m)2

A = 0,159 m2

Q 345,247 × 10 -3 m3 /det
VI = = = 2,171 m/dtk …..ok!(v = 0,6
A 0, 159 m/s
m/det-3 m/dtk)

Q 375,045 × 10 -3 m 3 /det
VII = = = 2,359 m/dtk …..ok!(v = 0,6
A 0 , 159 m/s
m/det-3 m/dtk)

Q 420,798 × 10-3 m 3 / dtk


VIII = = = 2,646 m/dtk …..ok! (v = 0,6
A 0,159 m/s
m/det-3 m/dtk)

Tabel 5.6 Kecepatan Pipa Outlet Reservoir


Diameter Debit (Qp) Kecepatan Keterangan
Tahun Luas (m2)
(mm) (× 10-3 m3/det) (m/s) (v= 0,6-3 m2/s)
Tahap I (2026) 345,247 2,171 Ok
Tahap II (2031) 450 375,045 0,168 2,359 Ok
Tahap III (2036) 420,798 2,646 Ok
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Gambar reservoir untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.6 dan Gambar 5.7

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-32


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-33
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-34
5.3.2 Penentuan Blok Pelayanan

Perpipaan distribusi membentuk jaringan pipa yang terdiri dari pipa utama, pipa cabang dan
pipa service. Pipa utama merupakan pipa distribusi pada jaringan terluar yang
menghubungkan blok-blok pelayanan dalam kota dari reservoir ke seluruh jaringan utama.
Pipa cabang adalah pipa yang digunakan untuk menyadap air langsung dari pipa induk untuk
dialirkan ke suatu blok pelayanan. Pipa cabang ini berhubungan dengan pipa service dimana
diameternya ditentukan berdasarkan banyaknya pipa service yang berhubungan dengan pipa
cabang tersebut. Pipa service merupakan pipa yang melayani langsung ke rumah-rumah.

Dalam perencanaan sistem distribusi terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan antara
lain:
1. Air harus sampai ke konsumen dalam kondisi memenuhi standar kualitas yakni tidak boleh
terkontaminasi;
2. Air tersedia dalam jumlah yang cukup (24 jam);
3. Kebocoran seminimal mungkin dalam sistem perpipaan dengan cara memilih pipa dengan
mutu baik dan peralatan yang efisien;
4. Tekanan cukup supaya pengaliran berjalan normal.

Dalam perhitungan dimensi pipa distribusi dibutuhkan data luas daerah distribusi yakni dalam
bentuk blok-blok pelayanan, ekivalensi penduduk yang akan dilayani serta total kebutuhan air
di daerah distribusi yang kemudian akan dikalikan dengan faktor puncak untuk menentukan
debit pengaliran. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.8 peta pembagian blok
pelayanan, Gambar 5.9 peta distribusi tepilih node, Dalam perhitungan dimensi pipa
distribusi dibutuhkan data luas daerah distribusi yakni dalam bentuk blok-blok pelayanan,
ekivalensi penduduk yang akan dilayani serta total kebutuhan air di daerah distribusi.

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-35


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-36
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-37
5.3.2.1 Perhitungan Blok Pelayanan dan Jumlah Penduduk Terlayani Setiap Tahap

Setelah mengetahui jumlah penduduk hasil proyeksi, maka kemudian dihitung berapa
kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Pariaman. Kepadatan penduduk ini dihitung
berdasarkan persebaran penduduk dibagi dengan luas daerah per kecamatan. Berikut adalah
tabel persebaran dan kepadatan penduduk Kota Solok dari tahap I sampai tahap III, atau dari
tahun 2022 sampai 2036.

Gambar 5.7 Rekapitulasi Pembagian Blok Kota Pariaman


Kode Blok Total Jumlah Pendd (Jiwa) Persebaran Pendd (%) Jumlah Pendd (Jiwa)
A 23,29 22.246
B 22,44 21.435
95.519
C 21,06 20.116
D 33,21 31.722
Total 100 95.519
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Tahap I (tahun 2026)


Jumlah penduduk total pada tahap I tahun 2026 adalah 101.675 jiwa.
Yang terlayani = 85% × 101.675 jiwa = 86.424 jiwa
Kepadatan penduduk tiap blok adalah:

Tabel 5.8 Kepadatan Penduduk Tahap I Pariaman


Kode Blok Total Jumlah Pendd (Jiwa) Persebaran Pendd (%) Jumlah Pendd (Jiwa)
A 23,29 20.128
B 22,44 19.394
86.424
C 21,06 18.201
D 33,21 28.701
Total 100 86.424
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

2. Tahap II (tahun 2031)


Jumlah penduduk total pada tahap II tahun 2031 adalah 110.377 jiwa.
Jumlah Penduduk yang terlayani = 90% × 110.377 jiwa.= 99.339 jiwa

Kepadatan penduduk tiap blok adalah:


Tabel 5.9 Kepadatan Penduduk Tahap II Kota Pariaman
Kode Blok Total Jumlah Pendd (Jiwa) Persebaran Pendd (%) Jumlah Pendd (Jiwa)
A 23,29 23.136
B 22,44 22.292
99.339
C 21,06 20.921
D 33,21 32.990
Total 100 99.339
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-38


3. Tahap III (tahun 2036)
Jumlah penduduk total pada tahap III tahun 2036 adalah 119.824 jiwa.
Jumlah Penduduk yang terlayani = 100% × 119.824 jiwa = 119.824 jiwa
Kepadatan penduduk tiap blok adalah:

Tabel 5.10 Kepadatan Penduduk Tahap III Kota Pariaman


Kode Blok Total Jumlah Pendd (Jiwa) Persebaran Pendd (%) Jumlah Pendd (Jiwa)
A 23,29 27.907
B 22,44 26.888
119.824
C 21,06 25.235
D 33,21 39.794
Total 100 119.824
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

5.3.2.2 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik Daerah Pelayanan

Kebutuhan air domestik masing-masing blok di daerah pelayanan ditentukan oleh persen
pengguna Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU) di daerah pelayanan pada setiap
periode desain yaitu pada tahap I, tahap II dan tahap III. Persen pengguna SR dan HU pada
tahap I adalah 88% dan 12%, pada tahap II adalah 91% dan 9% sedangkan pada tahap III
adalah 94% dan 6%. Jenis perumahan Kota Pariaman terdiri dari rumah permanen, semi
permanen dan non permanen. Berikut persentase perbandingan jenis perumahan di kota
Pariaman yang ditampilkan pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Jenis Pemukiman Penduduk Kota Pariaman tahun 2022-2036


Persentase Jenis(%)
Jenis Rumah Tahap I Tahap II Tahap III
Tahap awal
(2026) (2031) (2036)
Rumah permanen 75 80 85 90
Rumah semi permanen 15 12 9 6
Rumah non permanen 10 8 6 4
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Data dari Tabel 5.11 di atas dapat diketahui persentase jenis rumah yang ada di Pariaman,
sehingga didapatkan persentase penggunaan Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum
(HU) yang diasumsikan sebagai berikut:
1. Rumah permanen, semuanya menggunakan SR;
2. rumah semi permanen, 2/3 menggunakan SR dan 1/3 menggunakan HU;
3. rumah non permanen, semuanya menggunakan HU.
Untuk lebih jelasnya, kebutuhan air domestik pada masing-masing blok dapat dilihat pada
Tabel 5.12, Tabel 5.13 dan Tabel 5.14 berikut:
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-39
Kebutuhan Air Domestik = % Pengguna Sambungan × Jumlah Pengguna Sambungan
Per Blok × Standar Kebutuhan Air
Berikut perhitungan kebutuhan air domestik di Kota Pariaman pada Tahap III Blok A:
a. % Pengguna SR = % rumah permanen + (2/3 × % rumah semi permanen)
= 90 % + (2/3 × 6 %)
= 94 %
Jumlah pengguna SR = % pengguna SR × jumlah penduduk terlayani per blok
= 94 % × 27.907 jiwa
= 26.233 jiwa
1 00 L 10-3 m 3 1 hari
Kebutuhan air untuk SR = 26.233 jiwa × × ×
1 jiwa ∙ 1 hari 1 L 86400 d et
= 30,36 × 10-3 m3/det
b. % Pengguna HU = % rumah non permanen + (1/3 × % rumah semi
permanen)
= 4 % + ( 1/3 × 6 % )
= 6%
Jumlah pengguna HU = % pengguna HU × jumlah penduduk terlayani
= 6 % × 27.907 jiwa
= 1.674 jiwa
-3 3
30 L 10 m 1 hari
Kebutuhan air untuk HU = 1.674 jiwa × × ×
1 jiwa ∙ 1 hari 1 L 86400 d et
= 0,58 × 10-3m3/det
Tabel 5.12 Rekapitulasi Penduduk Domestik (SR dan HU) Kota Pariaman
Tahap I Tahap II Tahap III
Blok Tahun
(2026) (2031) (2036)
A Jumlah Penduduk terlayani (Jiwa)
20.128 23.136 27.097
Sambungan SR (%)
88 91 94
Jumlah Pengguna SR (Jiwa) 21.054 26.233
17.713
Jumlah Pengguna SR (Unit) 3.543 4.211 5.247

Standar Kebutuhan Air SR (L/o/H) 100

Kebutuhan Air SR (x 10-3 m3/det) 20,50 24,37 30,36

Sambungan HU (%) 12 9 6

Jumlah Pengguna HU (Jiwa) 2.415 2.082 1.674


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-40
Tahap I Tahap II Tahap III
Blok Tahun
(2026) (2031) (2036)

Jumlah Pengguna HU (Unit) 483 416 335

Standar Kebutuhan Air HU (L/o/H) 30

Kebutuhan Air HU (× 10-3 m3/det) 0,84 0,72 0,58

Total Kebutuhan Air (× 10-3 m3/det)


21,34 25,09 30,94
Jumlah Penduduk terlayani (Jiwa)
19.394 22.292 26.888
Sambungan SR (%)
88 91 94
Jumlah Pengguna SR (Jiwa)
17.067 20.286 25.275
Jumlah Pengguna SR (Unit)
3.413 4.057 5.055
Standar Kebutuhan Air SR (L/o/H)
100
Kebutuhan Air SR (x 10-3 m3/det)
19,75 23,48 29,25
B
Sambungan HU (%) 12 9 6

Jumlah Pengguna HU (Jiwa)


2.327 2.006 1.613
Jumlah Pengguna HU (Unit)
465 401 323
Standar Kebutuhan Air HU (L/o/H)
30
Kebutuhan Air HU (× 10-3 m3/det)
0,81 0,70 0,56
Total Kebutuhan Air (× 10-3 m3/det)
20,56 24,18 29.81
C Jumlah Penduduk terlayani (Jiwa)
18.201 20.921 25.235
Sambungan SR (%)
88 91 94
Jumlah Pengguna SR (Jiwa)
16.017 19.038 23.721
Jumlah Pengguna SR (Unit)
3.203 3.808 4.744
Standar Kebutuhan Air SR (L/o/H)
100
Kebutuhan Air SR (x 10 m /det)
-3 3
18,54 22,03 27,45
Sambungan HU (%) 12 9 6

Jumlah Pengguna HU (Jiwa)


2.184 1.883 1.514
Jumlah Pengguna HU (Unit) 437 377 303

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-41


Tahap I Tahap II Tahap III
Blok Tahun
(2026) (2031) (2036)
Standar Kebutuhan Air HU (L/o/H)
30
Kebutuhan Air HU (× 10-3 m3/det)
0,76 0,65 0,53
Total Kebutuhan Air (× 10-3 m3/det)
19,30 22,69 27,98
Jumlah Penduduk terlayani (Jiwa)
28.701 32.990 39.794
Sambungan SR (%)
88 91 94
Jumlah Pengguna SR (Jiwa)
25.257 30.021 37.406
Jumlah Pengguna SR (Unit)
5.051 6.004 7.481
Standar Kebutuhan Air SR (L/o/H)
100
Kebutuhan Air SR (x 10-3 m3/det)
29,23 34,75 43,29
D
Sambungan HU (%) 12 9 6

Jumlah Pengguna HU (Jiwa)


3.444 2.969 2.388
Jumlah Pengguna HU (Unit)
689 594 478
Standar Kebutuhan Air HU (L/o/H)
30
Kebutuhan Air HU (× 10-3 m3/det)
1,2 1,03 0,83
Total Kebutuhan Air (× 10-3 m3/det)
30,43 35,78 44,12
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Tabel 5.13 Kebutuhan Air Domestik Daerah Pelayanan Kota Pariaman Tahap I
Jumlah Jumlah pengguna Kebutuhan Air Kebutuhan Air Kebutuhan
Penduduk (jiwa) (L/o/h) (× 10-3 m3/det) Domestik
Blok
(× 10-3
(jiwa) SR HU SR HU SR HU
m3/det)
A 20.128 17.713 2.415 20,50 0,84 21,34
B 19.394 17.067 2.327 19,75 0,81 20,56
100 30
C 18.201 16.017 2.184 18,54 0,76 19,30
   
D 28.701 25.257 3.444 29,23 1,20 30,43
  86.424 76.053 10.371 88,02 3,60 91,63

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-42


Tabel 5.14 Kebutuhan Air Domestik Daerah Pelayanan Kota Pariaman Tahap II
Jumlah Jumlah pengguna Kebutuhan Air Kebutuhan Air Kebutuhan
Penduduk (jiwa) (L/o/h) (× 10-3 m3/det) Domestik
Blok
(× 10-3
(jiwa) SR HU SR HU SR HU
m3/det)
A 23.136 21.054 2.082 24,37 0,72 25,09
B 22.292 20.286 2.006 23,48 0,70 24,18
100 30
C 20.921 19.038 1.883 22,03 0,65 22,69
   
D 32.990 30.021 2.969 34,75 1,03 35,78
  99.339 90.398 8.941 104,63 3,10 107,73

Tabel 5.15 Kebutuhan Air Domestik Daerah Pelayanan Kota Pariaman Tahap III
Jumlah Jumlah pengguna Kebutuhan Air Kebutuhan Air Kebutuhan
Penduduk (jiwa) (L/o/h) (× 10-3 m3/det) Domestik
Blok
(× 10-3
(jiwa) SR HU SR HU SR HU
m3/det)
A 27.907 26.233 1.674 30,36 0,58 30,94
B 26.888 25.275 1.613 29,25 0,56 29,81
100 30
C 25.235 23.721 1.514 27,45 0,53 27,98
   
D 39.794 37.406 2.388 43,29 0,83 44,12
  119.824 112.635 7.189 130,36 2,50 132,86

Perhitungan EP Pengguna HU

Berikut perhitungan EP pengguna HU di Kota Solok pada Tahap III blok A:


EP = (Jumlah penduduk HU × Standar kebutuhan air)/Kebutuhan air domestik
1.674 jiwa × 30 l/h
EP = = 502 jiwa
100 l/o/h
Tabel 5.13 EP Pengguna HU
Jumlah Penduduk Standar Kebutuhan Air Kebutuhan Air EP HU
Blok Tahap
HU (Jiwa) (l/h) Domestik (l/o/h) (Jiwa)
1 2.415 30 100 725
A 2 2.082 30 100 625
3 1.674 30 100 502
1 2.327 30 100 698
B 2 2.006 30 100 602
3 1.613 30 100 484
1 2.184 30 100 655
C 2 1.883 30 100 565
3 1.514 30 100 454
1 3.444 30 100 1.033
D 2 2.969 30 100 891
3 2.388 30 100 717
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-43


Berikut perhitungan total domestik di Kota Pariaman pada Tahap III blok A:
Total domestik = Jumlah penduduk SR + EP HU
= 26.233 jiwa + 502
= 26.735
Tabel 5.14 Total Domestik
Jumlah Penduduk SR EP HU Total Domestik
Blok Tahap
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1 17.713 725 18.456
A 2 21.054 625 21.679
3 26.233 502 26.735
1 17.067 698 17.765
B 2 20.286 602 20.888
3 25.275 484 25.759
1 16.017 655 16.627
C 2 19.038 565 19.603
3 23.721 454 24.175
1 25.257 1.033 26.290
D 2 30.021 891 30.912
3 37.406 717 38.123
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Berikut perhitungan kebutuhan air domestik di Kota Pariaman pada Tahap III blok A:

( Jumlah penduduk × Kebutuhan Air )


Kebutuhan domestik = 3
10 00 m ×86.400 det

( 26.233 jiwa × 100 l/o/h)


=
1000 m 3 × 86400 det
= 30,36 × 10-3 m3/det
Tabel 5.15 Kebutuhan Domestik
Jumlah Penduduk SR Kebutuhan Air Kebutuhan Air Domestik
Blok Tahap
(Jiwa) (l/o/h) (10-3 m3/det)
1 17.713 100 20,50
A 2 21.054 100 24,37
3 26.233 100 30,36
1 17.067 100 19,75
B 2 20.286 100 23,48
3 25.275 100 29,25
1 16.017 100 18,54
C 2 19.038 100 22,03
3 23.721 100 27,45
1 25.257 100 29,23
D 2 30.021 100 34,75
3 37.406 100 43,29
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-44


5.3.2.3 Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik Daerah Pelayanan

Kebutuhan air non domestik daerah pelayanan tergantung pada jumlah fasilitas yang terdapat
dalam setiap blok pelayanan. Keterangan lebih lanjut mengenai persebaran fasilitas dan
kebutuhan air non domestik daerah pelayanan pada masing-masing tahap dapat dilihat pada
Tabel 5.15, Tabel 5.16 dan Tabel 5.17

Tabel 5.15 Persebaran Jumlah Fasilitas Kota Pariaman Tahap I


N Jumlah Fasilitas Blok (unit)
Fasilitas Kapasitas Total
o A B C D
Pendidikan
TK 100 Jiwa/unit 9 9 8 13 39
SD 600 Jiwa/unit 20 19 18 27 84
1.
SMP 800 Jiwa/unit 4 4 4 7 19
SMA 800 Jiwa/unit 4 4 3 6 17
PT/Akademi 1.500 Jiwa/unit 0 0 0 0 0
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 14 13 12 20 59
2.
Mushalla 100 jiwa/unit 53 51 48 76 228
Gereja 400 jiwa/unit 0 0 0 0 0
Kesehatan
Rumah Sakit 300tt/unit 1 1 1 2 5
3. Puskesmas 40 tt/unit 4 4 3 6 17
Klinik 15 tt/unit 3 3 3 4 13
Apotik 5 tt/unit 4 3 3 5 15
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 2 2 2 2 8
4.
Toko 50 m2/unit 72 70 65 103 310
Restauran 50 m2/unit 21 21 19 30 91
Perkantoran
Kantor besar 1000 m2/unit 3 3 3 4 13
5.
Kantor Menengah 600 m2/unit 6 5 5 8 24
Kantor kecil 300 m2/unit 9 9 9 13 40
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 0 0 1 1 2
Hotel Melati/Wisma  50 tt/unit 7 7 7 11 32
6. Bioskop 500 td/unit 0 0 0 1 1
Stadion Olahraga 4 ha 0 0 1 1 2
200 unit
Terminal bus 0 1 1 1 3
bus/hari
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Tabel 5.16 Persebaran Jumlah Fasilitas Kota Pariaman Tahap II


N Jumlah Fasilitas Blok (unit)
Fasilitas Kapasitas Total
o A B C D
Pendidikan
TK 100 Jiwa/unit 11 10 10 16 47
1.
SD 600 Jiwa/unit 20 19 18 28 85
SMP 800 Jiwa/unit 4 4 4 7 19
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-45
N Jumlah Fasilitas Blok (unit)
Fasilitas Kapasitas Total
o A B C D
SMA 800 Jiwa/unit 4 4 3 6 17
PT/Akademi 1.500 Jiwa/unit 0 0 0 0 0
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 14 14 13 21 62
2.
Mushalla 100 jiwa/unit 54 52 49 76 231
Gereja 400 jiwa/unit 0 0 0 0 0
Kesehatan
Rumah Sakit 300tt/unit 1 1 1 2 5
3. Puskesmas 40 tt/unit 4 4 3 6 17
Klinik 15 tt/unit 4 3 3 5 15
Apotik 5 tt/unit 4 4 3 6 17
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 2 2 2 2 8
4.
Toko 50 m2/unit 72 70 65 103 310
Restauran 50 m2/unit 21 21 19 30 91
Perkantoran
Kantor besar 1000 m2/unit 3 3 3 4 13
5.
Kantor Menengah 600 m2/unit 6 5 5 8 24
Kantor kecil 300 m2/unit 9 9 9 13 40
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 0 0 1 1 2
Hotel Melati/Wisma  50 tt/unit 7 7 7 11 32
6. Bioskop 500 td/unit 0 0 0 1 1
Stadion Olahraga 4 ha 0 0 1 1 2
200 unit
Terminal bus 0 1 1 1 3
bus/hari
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Tabel 5.17 Persebaran Jumlah Fasilitas Kota Pariaman Tahap III


N Jumlah Fasilitas Blok (unit)
Fasilitas Kapasitas Total
o A B C D
Pendidikan
TK 100 Jiwa/unit 13 12 12 19 56
SD 600 Jiwa/unit 20 19 18 29 86
1.
SMP 800 Jiwa/unit 4 4 4 7 19
SMA 800 Jiwa/unit 4 4 3 6 17
PT/Akademi 1.500 Jiwa/unit 0 0 0 0 0
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 15 14 14 22 65
2.
Mushalla 100 jiwa/unit 55 53 49 78 235
Gereja 400 jiwa/unit 0 0 0 0 0
Kesehatan
Rumah Sakit 300tt/unit 1 1 1 2 5
3. Puskesmas 40 tt/unit 4 4 3 6 17
Klinik 15 tt/unit 4 4 4 6 18
Apotik 5 tt/unit 5 4 4 7 20
Perdagangan
4.
Pasar 700 m2/unit 2 2 2 2 8

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-46


N Jumlah Fasilitas Blok (unit)
Fasilitas Kapasitas Total
o A B C D
Toko 50 m2/unit 72 70 65 103 310
Restauran 50 m2/unit 21 21 19 30 91
Perkantoran
Kantor besar 1000 m2/unit 3 3 3 4 13
5.
Kantor Menengah 600 m2/unit 6 5 5 8 24
Kantor kecil 300 m2/unit 9 9 9 13 40
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 0 0 1 1 2
Hotel Melati/Wisma  50 tt/unit 7 7 7 11 32
6. Bioskop 500 td/unit 0 0 0 1 1
Stadion Olahraga 4 ha 0 0 1 1 2
200 unit
Terminal bus 0 1 1 1 3
bus/hari
Sumber: Data Hasil Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum 2021

Ekivalensi Penduduk

Salah satu langkah dalam memperhitungkan tingkat kebutuhan air ditinjau dari rencana penge
mbangan kota dan fasilitasnya dapat dilakukan dengna perhitungan EP (Ekivalensi Penduduk)
Ekivalensi penduduk diperhitungkan untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non d
omestik terhadap aktifitas penduduknya disetiap tahapan perencanaan.

Berikut perhitungan ekuivalensi penduduk Tahap III Blok A Kota Pariaman:


EP = Kapasitas × Jumlah unit × PE
a. Sarana Pendidikan (TK)

EP TK = Kapasitas × Jumlah unit × PE TK


= 100 jiwa/unit × 13 unit × 0,27
= 351

b. Sarana Peribadatan (Masjid)


EP Masjid = Kapasitas × Jumlah unit × PE Masjid
= 400 jiwa/unit × 15 unit × 0,33
= 1.980

c. Sarana Kesehatan (Rumah Sakit)


EP Rumah Sakit = Kapasitas × Jumlah unit × PE Rumah Sakit
= 400 tt/unit × 1 unit × 2,83
= 849

d. Sarana Perdagangan (Pasar)


EP Pasar = Kapasitas × Jumlah unit × PE Pasar
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-47
= 700 jiwa/unit × 2 unit × 0,03
= 21

e. Sarana Perkantoran (Kantor Besar)


EP Kantor Besar = Kapasitas × Jumlah unit × PE Kantor Besar
= 1000 × 3 unit × 0,33
= 990

f. Sarana Lain-lain (Hotel Bintang 3)


EP Hotel Bintang 3 = Kapasitas × Jumlah unit × PE Hotel Bintang 3
= 200 tt/unit × 0 unit × 1,67
=0

Kebutuhan Air Non Domestik


Berikut perhitungan ekuivalensi penduduk Tahap III Blok A Kota Pariaman:
Kebutuhan air (Qtotal) = Jumlah unit × Kapasitas × Standar Kebutuhan
a. Sarana Pendidikan (TK)
Kebutuhan air (Qtotal) = Jumlah unit × Kapasitas × Standar Kebutuhan
20 L/o/h
= 13 unit × 100 jiwa/unit ×
86400 det
= 0,301 × 10 m /det
-3 3

b. Sarana Peribadatan (Masjid)


Kebutuhan air (Qtotal) = Jumlah unit × Kapasitas × Standar Kebutuhan
70 L/unit/h
= 15 unit × 400 jiwa/unit ×
86400 det
= 4,861 × 10 m /det
-3 3

c. Sarana Kesehatan (Rumah Sakit)


Kebutuhan air (Qtotal) = Jumlah unit × Kapasitas × Standar Kebutuhan
70 L/unit/h
= 1 unit × 400 tt/unit ×
86400 det
= 0,243 × 10 m /det
-3 3

d. Sarana Perdagangan (Pasar)


Kebutuhan air (Qtotal) = Jumlah unit × Kapasitas × Standar Kebutuhan
5 L/unit/h
= 2 unit × 700 m2/unit ×
86400 det
= 0,081 × 10-3 m3/det
e. Sarana Perkantoran (Kantor Besar)
Kebutuhan air (Qtotal) = Jumlah unit × Kapasitas × Standar Kebutuhan
50 L/unit/h
= 3 unit × 1000 m2/unit ×
86400 det
= 1,736 × 10 m /det
-3 3

f. Sarana Lain-lain (Hotel Bintang 3)


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-48
Kebutuhan air (Qtotal) = Kapasitas Jumlah unit × Kapasitas × Standar Kebutuhan
200 L/unit/h
= 0 unit × 200 tt/unit ×
86400 det
= 0 × 10 m /det
-3 3

Dari hasil perhitungan ekuivalensi penduduk dan kebutuhan air non domestik pada tahap I,
tahap II, tahap III, rekaptulasi data ekuivalensi penduduk tiap blok ada pada Tabel 4.52,
Tabel 4.53 dan Tabel 4.54.

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-49


Tabel 5.25 EP Kebutuhan Air Kota Pariaman Tahap I
Standar EP Kebutuhan Air (x 10-3 m-3/det)
No Fasilitas Kapasitas Satuan Kebutuhan Satuan PE
Air A B C D A B C D
Sekolah:  
a. TK 100 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,27 243 243 216 351 0,208 0,208 0,185 0,301
b. SD 600 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,27 3.240 3.078 2.916 4.374 2,778 2,639 2,500 3,750
1
c. SMP 800 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,33 1.056 1.056 1.056 1.848 0,741 0,741 0,741 1,296
d. SMU 800 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,53 1.696 1.696 1.272 2.544 0,741 0,741 0,556 1,111
e.PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,53 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
  Total 6235 6.073 5.460 9.117 4,468 4,329 3,981 6,458
  Total  26.885 19,236
Peribadatan:
a. Mesjid 400 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 1848 1.716 1.584 2.640 4,537 4,213 3,889 6,481
2
b. Mushalla 100 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 1749 1.683 1.584 2.508 4,294 4,132 3,889 6,157
c. Gereja 400 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
  Total 3.597 3.399 3.168 5.148 8,831 8,345 7,778 12,639
  Total 15.312 37,593
Kesehatan:    
a. Rumah
300 tt/unit 70 (L/un/h) 2,83 849 849 849 1.698 0,243 0,243 0,243 0,486
Sakit
3 b. Puskesmas 40 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 53 53 40 79 0,130 0,130 0,097 0,194
c. Klinik 15 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 14,85 15 15 20 0,036 0,036 0,036 0,049
d. Apotek 5 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 6,6 5 5 8 0,016 0,012 0,012 0,020
  Total 923,25 922 908 1.805 0,425 0,421 0,389 0,749
  Total  4.559 1,985
Perdagangan:    
a. Pasar 700 m2/unit 5 (L/un/h) 0,03 42 42 42 42 0,081 0,081 0,081 0,081
5
b. Toko 50 m2/unit 5 (L/un/h) 0,04 144 140 130 206 0,208 0,203 0,188 0,298
c. Restoran 50 m2/unit 15 (L/un/h) 0,11 115,5 116 105 165 0,182 0,182 0,165 0,260
 
Total 301,5 298 277 413 0,472 0,466 0,434 0,639
 
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-50
Standar EP Kebutuhan Air (x 10-3 m-3/det)
No Fasilitas Kapasitas Satuan Kebutuhan Satuan PE
Air A B C D A B C D
Total 1.289 2,011
 
Perkantoran:
 
a. Kantor
1.000 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 990 990 990 1.320 1,736 1,736 1,736 2,315
Besar
6
b. Kantor
600 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 1188 990 990 1.584 2,083 1,736 1,736 2,778
Menengah
c. Kantor
300 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 891 891 891 1.287 1,563 1,563 1,563 2,257
Kecil
  Total 3069 2.871 2.871 4.191 5,382 5,035 5,035 7,350
  Total 13.002 22,801
Lain-lain:          
a. Hotel
200 tt/unit 200 (L/tt/h) 1,67 0 0 334 334 0,000 0,000 0,463 0,463
Berbintang 3
b. Hotel
50 tt/unit 200 (L/tt/h) 1 350 350 350 550 0,810 0,810 0,810 1,273
7 Melati/Wisma
c. Bioskop 500 td/unit 5 (L/td/h) 0,08 0 0 0 40 0,000 0,000 0,000 0,029
d. Stadion
4 Ha 5 (L/o/h) 0,02 0 0 0 0 0,000 0,00023 0,00023 0,00046
Olahraga
e. Terminal Unit
200 2,5 (L/o/h) 0,02 0 4 4 4 0,000 0,006 0,006 0,006
Bus bus/hari
Total 350 354 688 928 0,810 0,816 1,279 1,771
 
Total 2.320 4,676
 
Total 63.072 88,302

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-51


Tabel 5.25 EP Kebutuhan Air Kota Pariaman Tahap II
Standar EP Kebutuhan Air (x 10-3 m-3/det)
No Fasilitas Kapasitas Satuan Kebutuhan Satuan PE
Air A B C D A B C D
Sekolah:  
a. TK 100 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,27 297 270 270 432 0,255 0,231 0,231 0,370
b. SD 600 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,27 3240 3.078 2.916 4.536 2,778 2,639 2,500 3,889
1
c. SMP 800 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,33 1056 1.056 1.056 1.848 0,741 0,741 0,741 1,296
d. SMU 800 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,53 1696 1.696 1.272 2.544 0,741 0,741 0,556 1,111
e.PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,53 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
  Total 6.289 6.100 5.514 9.360 4,514 4,352 4,028 6,667
  Total  27.263 19,560
Peribadatan:
a. Mesjid 400 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 1848 1.716 1.584 2.640 4,537 4,537 4,213 6,806
2
b. Mushalla 100 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 1749 1.683 1.584 2.508 4,375 4,213 3,970 6,157
c. Gereja 400 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
  Total 3.597 3.399 3.168 5.148 8,912 8,750 8,183 12,963
  Total 15.807 38,808
Kesehatan:    
a. Rumah
300 tt/unit 70 (L/un/h) 2,83 849 849 849 1.698 0,243 0,243 0,243 0,486
Sakit
3 b. Puskesmas 40 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 53 53 40 79 0,130 0,130 0,097 0,194
c. Klinik 15 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 14,85 15 15 20 0,049 0,036 0,036 0,061
d. Apotek 5 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 6,6 5 5 8 0,016 0,016 0,012 0,024
  Total 923,25 922 908 1.805 0,438 0,425 0,389 0,766
  Total  4.572 2,017
Perdagangan:    
a. Pasar 700 m2/unit 5 (L/un/h) 0,03 42 42 42 42 0,081 0,081 0,081 0,081
5
b. Toko 50 m2/unit 5 (L/un/h) 0,04 144 140 130 206 0,208 0,203 0,188 0,298
c. Restoran 50 m2/unit 15 (L/un/h) 0,11 115,5 116 105 165 0,182 0,182 0,165 0,260
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-52
Standar EP Kebutuhan Air (x 10-3 m-3/det)
No Fasilitas Kapasitas Satuan Kebutuhan Satuan PE
Air A B C D A B C D
 
Total 301,5 298 277 413 0,472 0,466 0,434 0,639
 
Total 1.289 2,011
 
Perkantoran:
 
a. Kantor
1.000 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 990 990 990 1.320 1,736 1,736 1,736 2,315
Besar
6
b. Kantor
600 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 1188 990 990 1.584 2,083 1,736 1,736 2,778
Menengah
c. Kantor
300 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 891 891 891 1.287 1,563 1,563 1,563 2,257
Kecil
  Total 3069 2.871 2.871 4.191 5,382 5,035 5,035 7,350
  Total 13.002 22,801
Lain-lain:          
a. Hotel
200 tt/unit 200 (L/tt/h) 1,67 0 0 334 334 0,000 0,000 0,463 0,463
Berbintang 3
b. Hotel
50 tt/unit 200 (L/tt/h) 1 350 350 350 550 0,810 0,810 0,810 1,273
7 Melati/Wisma
c. Bioskop 500 td/unit 5 (L/td/h) 0,08 0 0 0 40 0,000 0,000 0,000 0,029
d. Stadion
4 Ha 5 (L/o/h) 0,02 0 0 0 0 0,000 0,00023 0,00023 0,00046
Olahraga
e. Terminal Unit
200 2,5 (L/o/h) 0,02 0 4 4 4 0,000 0,006 0,006 0,006
Bus bus/hari
Total 350 354 688 928 0,810 0,816 1,279 1,771
 
Total 2.320 4,676
 
Total 63.945 89,874

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-53


Tabel 5.25 EP Kebutuhan Air Kota Pariaman Tahap III
Standar EP Kebutuhan Air (x 10-3 m-3/det)
No Fasilitas Kapasitas Satuan Kebutuhan Satuan PE
Air A B C D A B C D
Sekolah:  
a. TK 100 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,27 351 324 324 513 0,301 0,278 0,278 0,440
b. SD 600 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,27 3240 3.078 2.916 4.698 2,778 2,639 2,500 4,028
1
c. SMP 800 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,33 1056 1.056 1.056 1.848 0,741 0,741 0,741 1,296
d. SMU 800 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,53 1696 1.696 1.272 2.544 0,741 0,741 0,556 1,111
e.PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 (L/o/h) 0,53 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
  Total 6343 6.154 5.568 9.603 4,560 4,398 4,074 6,875
  Total  27.668 19,236
Peribadatan:
a. Mesjid 400 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 1980 1.848 1.848 2.904 4,537 4,861 4,537 4,537
2
b. Mushalla 100 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 1815 1.749 1.617 2.574 4,294 4,456 4,294 3,970
c. Gereja 400 jiwa/unit 70 (L/un/h) 0,33 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
  Total 3.795 3.597 3.465 5.478 9,317 8,831 8,507 13,449
  Total 16.335 40.104
Kesehatan:    
a. Rumah
300 tt/unit 70 (L/un/h) 2,83 849 849 849 1.698 0,243 0,243 0,243 0,486
Sakit
3 b. Puskesmas 40 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 53 53 40 79 0,130 0,130 0,097 0,194
c. Klinik 15 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 19,8 20 20 30 0,049 0,049 0,049 0,073
d. Apotek 5 tt/unit 70 (L/tt/h) 0,33 8,25 7 7 12 0,020 0,016 0,016 0,028
  Total 929,85 928 915 1.818 0,442 0,438 0,405 0,782
  Total  4.592 2,066
5 Perdagangan:    
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-54
Standar EP Kebutuhan Air (x 10-3 m-3/det)
No Fasilitas Kapasitas Satuan Kebutuhan Satuan PE
Air A B C D A B C D
a. Pasar 700 m /unit
2
5 (L/un/h) 0,03 42 42 42 42 0,081 0,081 0,081 0,081
b. Toko 50 m2/unit 5 (L/un/h) 0,04 144 140 130 206 0,208 0,203 0,188 0,298
c. Restoran 50 m2/unit 15 (L/un/h) 0,11 115,5 116 105 165 0,182 0,182 0,165 0,260
 
Total 301,5 298 277 413 0,472 0,466 0,434 0,639
 
Total 1.289 2,011
 
Perkantoran:
 
a. Kantor
1.000 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 990 990 990 1.320 1,736 1,736 1,736 2,315
Besar
6
b. Kantor
600 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 1188 990 990 1.584 2,083 1,736 1,736 2,778
Menengah
c. Kantor
300 m2/unit 50 (L/o/h) 0,33 891 891 891 1.287 1,563 1,563 1,563 2,257
Kecil
  Total 3069 2.871 2.871 4.191 5,382 5,035 5,035 7,350
  Total 13.002 22,801
Lain-lain:          
a. Hotel
200 tt/unit 200 (L/tt/h) 1,67 0 0 334 334 0,000 0,000 0,463 0,463
Berbintang 3
b. Hotel
50 tt/unit 200 (L/tt/h) 1 350 350 350 550 0,810 0,810 0,810 1,273
7 Melati/Wisma
c. Bioskop 500 td/unit 5 (L/td/h) 0,08 0 0 0 40 0,000 0,000 0,000 0,029
d. Stadion
4 Ha 5 (L/o/h) 0,02 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
Olahraga
e. Terminal Unit
200 2,5 (L/o/h) 0,02 0 4 4 4 0,000 0,006 0,006 0,006
Bus bus/hari
Total 350 354 688 928 0,810 0,816 1,279 1,771
 
Total 2.320 4,676
 
Total 64.699 91,566

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-55


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-56
Tabel 5.26 EP Non Domestik yang Dilayani
Persentase EP yang Dilayani Kebutuhan Air
Tahun Kode Blok Jumlah EP
Pelayanan (%) (jiwa) (× 10-3 m-3/det)
Non Domestik
I A 14.476 12.305 20,388
(2022-2026) B 13.917 11.829 19,412
85
C 13.372 11.366 18,896
D 21.602 18.362 29,606
II A 14.528 13.075 20,582
(2027-2031) B 13.944 12.550 19,844
90
C 13.426 12.083 19,348
D 21.845 19.661 30,156
III A 14.788 14.788 20,983
(2032-2036) B 14.202 14.202 19,984
100 19,734
C 13.784 13.784
D 22.431 22.431 30,866

Berikut perhitungan EP yang dilayani dan kebutuhan air di Kota Pariaman pada Tahap III
blok A.

EP yang dilayani = Jumlah EP Non Domestik × Persentase Pelayanan


= 14.788 × 100%
= 14.788 jiwa

5.3.2.4 Jumlah Penduduk yang Dilayani Tiap Tahap Perencanaan


Jumlah penduduk yang dilayani tiap tahap perencanaan akan mengalami peningkatan
berdasarkan perencanaan persentase tingkat pelayanan. Jumlah penduduk yang dilayani oleh
sistem penyaluran air minum tiap tahap pada Kota Solok dapat dilihat pada Tabel 5.29.
Tabel 5.27 Jumlah Penduduk Kota Solok yang Dilayani Tiap Tahap
Jumlah Penduduk Total Penduduk
Tahun Kode Blok
Domestik Non Domestik (Jiwa)
A 17.713 12.305 30.018
I B 17.067 11.829 28.896
(2022-2026) C 16.017 11.366 27.383
D 25.257 18.362 43.619
A 21.054 13.075 34.129
II B 20.286 12.550 32.836
(2027-2031) C 19.038 12.083 31.121
D 30.021 19.661 49.682
A 26.233 14.788 41.021
III B 25.275 14.202 39.477
(2032-2036) C 23.721 13.784 37.505
D 37.406 22.431 59.837

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-57


Berikut perhitungan total penduduk yang terlayani di Kota Pariaman Tahap III blok A:
Total penduduk = Jumlah Penduduk Domestik + Jumlah Penduduk Non Domestik
= 26.233 jiwa + 14.788 jiwa
= 41.021 jiwa

Jumlah penduduk yang dilayani oleh sistem penyaluran air buangan akan mengalami
peningkatan tiap tahapnya hingga mencapai akhir periode perencanaan. Jumlah total
penduduk yang dilayani pada akhir periode adalah 41.021 jiwa.

5.3.2.5 Proyeksi Debit Air minum

Proyeksi debit air minum dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani dan standar
pemakaian air minum. Standar penggunaan air minum yang digunakan dalam perancangan
sistem penyaluran air minum Kota Padang Panjang berdasarkan pada standar Direktorat
Jendral Cipta Karya Depatemen Pekerjaan Umum tahun 2000 untuk kota sedang yaitu rata-
rata 100 l/o/h. Faktor hari maksimum yang digunakan adalah 1,1 dan faktor jam puncak yang
digunakan adalah 1,5. Proyeksi debit air minum tiap-tiap blok dapat dilihat pada Tabel 5.28

Berikut perhitungan total penduduk yang terlayani di Kota Solok pada Tahap III blok A:

Total kebutuhan air domestik = SR + HU


= 20,983 × 10-3 m3/det
Total kebutuhan air non domestik = 30,94 × 10-3 m3/det
Kebutuhan air total (Qtotal) = Q domestik + Q non domestik
= 20,983 × 10-3 m3/det + 30,94 × 10-3 m3/det
= 51,923 × 10-3 m3/det
Kebocoran = 25%
Qkebocoran teknis = % Tingkat Kebocoran × Qtotal
= 20% × 51,923 × 10-3 m3/det
= 10,385 × 10-3 m3/det
Qkebocoran non teknis = % Tingkat Kebocoran × Qtotal
= 5% × 51,923 × 10-3 m3/det
= 2,596 × 10-3 m3/det
Qkebocoran total = Qkebocoran teknis + Qkebocoran non teknis
= 10,385 × 10-3 m3/det + 2,596 × 10-3 m3/det
= 12,981 × 10-3 m3/det
Qrata-rata = Qtotal + Qkebocoran

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-58


= 51,923 × 10-3 m3/det + 12,981 × 10-3 m3/det
= 64,904 × 10-3 m3/det
Qmd = Qrata-rata × fmd
= 64,904 × 10-3 m3/det × 1,1
= 71,394 × 10-3 m3/det
Qpuncak = Qrata-rata × fp
= 64,904 × 10-3 m3/det × 1,5
= 97,356 × 10-3 m3/det

Tabel 5.28 Proyeksi Debit Air Tiap-Tiap Blok di Kota Pariaman


Jumlah Standar Qrata-
Qtotal Qkebocora Qmd
Pendudu Penggunaa rata Qpuncak
Kode (× 10-3 n Fm (× 10-3 F
Tahap k n Air (× 10 -3
(× 10-3
Blok m3/det (× 10-3 d m3/det p
Dilayani Minum m3/det m3/det)
) m3/det) )
(jiwa) (l/o/h) )
1,
20.128 10,432 52,160 57,376 78,240
A 100 41,728 1,1 5
1,
I 19.394 9,993 49,965 54,962 74,948
B 100 39,972 1,1 5
(2021-
1,
2025) 18.201 9,549 47,745 52,520 71,618
C 100 38,196 1,1 5
1, 112,56
28.701 15,009 75,045 82,550
D 100 60,036 1,1 5 8
179,93 224,91 247,40 337,37
Total
86.424 2 44,983 5 7 3
1,
23.136 11,418 57,090 62,799 85,635
A 100 45,672 1,1 5
1,
II 22.292 11,006 55,030 60,533 82,545
B 100 44,024 1,1 5
(2026-
1,
2030) 20.921 10,510 52,548 57,802 78,821
C 100 42,038 1,1 5
1, 123,63
32.990 16,484 82,420 90,662
D 100 65,936 1,1 5 0
247,08 271,79 370,63
Total 99.339
197,67 49,418 8 6 1
1,
27.907 12,981 71,394 97,356
A 100 51,923 0,071 1,1 5
1,
III 26.888 12,449 68,467 93,364
B 100 49,794 0,036 1,1 5
(2031-
1,
2035) 25.235 11,929 65,607 89,464
C 100 47,714 0,050 1,1 5
103,10 1, 140,59
39.794 18,747
D 100 74,986 0,062 1,1 6 5 9
224,41 280,52 308,57 420,78
119.824
Total 7 56,104 1 3 2
Sumber: Data Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum, 2021

5.3.3 Rencana Sistem Distribusi Menggunakan Software Epanet

Perencanaan jalur distribusi yang digunakan adalah sistem loop. Jalur distribusi Kota
Pariaman direncanakan air didistribusikan ke seluruh penduduk yang terlayani dengan
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-59
menggunakan sistem loop. Perhitungan perpipaan distribusi dihitung dengan menggunakan
program epanet. Pada perencanaan jalur distribusi ini menggunakan sistem gravitasi karena
reservoir berada pada daerah dengan kontur lebih tinggi dibanding daerah pelayanan, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.10 sampai dengan Gambar 5.25 dan Tabel 5.33
sampai dengan Tabel 5.44 berikut ini:

A. Alternatif I Tanpa Hydrant

1. Tahap 1 tanpa Hydrant


Gambar 5.10 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 (Program Epanet)

Tabel 5.29 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-60


Tabel 5.30 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1

Gambar 5.11 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 Aliran I (R-D1-D2-C2-
C3)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-61


Gambar 5.12 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 Aliran II (R-D1-D2-
D3-C1-C2-C3)

Gambar 5.13 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 Aliran III (R-D1-B3-
B2-A3-B1-A2-A1-C3)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-62


2. Tahap 2 Tanpa Hydrant

Gambar 5.14 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 (Program Epanet)

Tabel 5.31 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-63


Tabel 5.32 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2

Gambar 5.15 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran I (R-D1-D2-D3-
C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-64


Gambar 5.16 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran II (R-D1-D2-
C2-C1)

Gambar 5.17 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran III (R-D1-B3-
B2-A3)

Gambar 5.18 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran IV (R-D1-C3-
C2-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-65


Gambar 5.19 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran V (R-D1-C3-
A1-A2-B1-A3)

3. Tahap 3 Tanpa Hydrant

Gambar 5.20 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 (Program Epanet)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-66


Tabel 5.33 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3

Tabel 5.34 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-67


Gambar 5.21 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran I (R-D1-D2-D3-
C1)

Gambar 5.22 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran II (R-D1-D2-
C2-C1)

Gambar 5.23 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran III (R-D1-C3-
A1-A2)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-68


Gambar 5.24 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran IV (R-D1-B3-
B2-A3-B1-A2)

Gambar 5.25 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran V (R-D1-B3-A1-
A2)

Gambar 5.26 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran VI (R-D1-C3-
C2-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-69


B. Alternatif I dengan Hydrant

1. Tahap 1 dengan Hydrant

Gambar 5.27 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 (Program Epanet)

Tabel 5.36 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-70


Tabel 5.37 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1

Gambar 5.28 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 Aliran I (R-D1-D2-C2-
C3)

Gambar 5.29 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 Aliran II (R-D1-D2-
FH-C1-C2-C3)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-71


Gambar 5.30 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 1 Aliran III (R-D1-B3-
B2-A3-B1-A2-A1-C3)

2. Tahap 2 dengan Hydrant

Gambar 5.31 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 (Program Epanet)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-72


Tabel 5.38 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2

Tabel 5.39 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2

Gambar 5.33 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran I (R-D1-D2-FH-
C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-73


Gambar 5.34 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran II (R-D1-D2-
C2-C1)

Gambar 5.35 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran III (R-D1-B3-
B2-A3)

Gambar 5.36 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran IV (R-D1-C3-
C2-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-74


Gambar 5.37 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 2 Aliran V (R-D1-C3-
A1-A2-B1-A3)

3. Tahap 3 dengan Hydrant

Gambar 5.38 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 (Program Epanet)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-75


Tabel 5.40 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3

Tabel 5.41 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3

Gambar 5.39 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran I (R-D1-D2-FH-
C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-76


Gambar 5.40 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran II (R-D1-D2-
C2-C1)

Gambar 5.41 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran III (R-D1-C3-
A1-A2)

Gambar 5.42 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran IV (R-D1-B3-
B2-A3-B1-A2)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-77


Gambar 5.43 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran V (R-D1-B3-A1-
A2)

Gambar 5.44 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif I Tahap 3 Aliran VI (R-D1-C3-
C2-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-78


C. Alternatif II tanpa Hydrant

1. Tahap 1 Tanpa Hydrant

Gambar 5.45 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 (Program Epanet)

Tabel 5.42 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-79


Tabel 5.43 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1

Gambar 5.46 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran I (BPAM-R-
D1-D2-D3-C1)

Gambar 5.47 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran II (BPAM-R--
D1-D2- C2-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-80


Gambar 5.48 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran III (BPAM-R-
D1-D2-C2-C3-A1)

Gambar 5.49 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran IV (BPAM-R-
D1-B3-B2-A3-B1-A2-A1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-81


2. Tahap 2 Tanpa Hydrant

Gambar 5.50 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 (Program Epanet)

Tabel 5.44 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-82


Tabel 5.45 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2

Gambar 5.51 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran I (BPAM-R-
D1-D2-C2-C1)

Gambar 5.52 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran II (BPAM-R-
D1-D2-D3-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-83


Gambar 5.53 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran III (BPAM-R-
D1-C3-C2-C1)

Gambar 5.54 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran IV (BPAM-R-
D1-C3-A1-A2)

Gambar 5.55 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran V (BPAM-R-
D1-B3-B2-A3-B1-A2)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-84


3. Tahap 3 Tanpa Hydrant

Gambar 5.56 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 (Program Epanet)

Tabel 5.46 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-85


Tabel 5.47 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3

Gambar 5.57 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran I (BPAM-R-
D1-D2-D3-C1)

Gambar 5.58 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran II (R-D1-D2-
C2-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-86


Gambar 5.59 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran III BPAM-(R-
D1-B3-A1-A2)

Gambar 5.60 Profil Head Distribusi Kota Solok Alternatif II Tahap 3 Aliran IV (BPAM-R-D1-
B3-B2-A3-B1-A2)

Gambar 5.61 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran V (BPAM-R-
D1-C3-A1-A2)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-87


Gambar 5.62 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran VI (BPAM-R-
D1-C3-C2-C1)

D. Alternatif II dengan Hydrant

1. Tahap 1 dengan Hydrant

Gambar 5.63 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 (Program Epanet)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-88


Tabel 5.48 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1

Tabel 5.49 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1

Gambar 5.64 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran I (BPAM-R-
D1-D2-FH-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-89


Gambar 5.65 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran II (BPAM-R--
D1-D2- C2-C1)

Gambar 5.66 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran III (BPAM-R-
D1-D2-C2-C3-A1)

Gambar 5.67 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 1 Aliran IV (BPAM-R-
D1-B3-B2-A3-B1-A2-A1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-90


2. Tahap 2 dengan Hydrant

Gambar 5.68 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 (Program Epanet)

Tabel 5.50 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-91


Tabel 5.51 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2

Gambar 5.69 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran I (BPAM-R-
D1-D2-C2-C1)

Gambar 5.70 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran II (BPAM-R-
D1-D2-FH-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-92


Gambar 5.71 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran III (BPAM-R-
D1-C3-C2-C1)

Gambar 5.72 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran IV (BPAM-R-
D1-C3-A1-A2)

Gambar 5.73 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 2 Aliran V (BPAM-R-
D1-B3-B2-A3-B1-A2)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-93


3. Tahap 3 dengan Hydrant

Gambar 5.74 Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 (Program Epanet)

Tabel 5.52 Network Nodes Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-94


Tabel 5.53 Network Links Jalur Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3

Gambar 5.75 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran I (BPAM-R-
D1-D2-FH-C1)

Gambar 5.76 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran II (R-D1-D2-
C2-C1)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-95


Gambar 5.77 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran III BPAM-(R-
D1-B3-A1-A2)

Gambar 5.78 Profil Head Distribusi Kota Solok Alternatif II Tahap 3 Aliran IV (BPAM-R-D1-
B3-B2-A3-B1-A2)

Gambar 5.79 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran V (BPAM-R-
D1-C3-A1-A2)

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-96


Gambar 5.80 Profil Head Distribusi Kota Pariaman Alternatif II Tahap 3 Aliran VI (BPAM-R-
D1-C3-C2-C1)

5.4. Pemilihan Alternatif Jalur Distribusi

Perencanaan penyediaan air minum kota Padang Panjang disediakan dua alternatif jalur pipa distibusi
dimana perletakan reservoir menjadi pembeda kedua alernatif tersebut. Kedua jalur ini dialirkan dari
reservoir menuju daerah pelayanan secara gravitasi. Kedua jalur tersebut akan dibandingkan lalu
dipilih satu dari dua jalur tersebut yng memnuhi kriteria berdasarkan aspek teknis, diantaranya sebagai
berikut:
1. Panjang Pipa
Jalur pipa distribusi yang terpilih adalah jalur pipa yang terpendek dengan head yang
kecil.
2. Tinggi Reservoir
Reservoir terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari elevasi daerah pelayanan sehingga
tidak memerlukan pompa dalam proses pendistribusiannya.
3. Diameter Pipa
Diameter pipa yang dipakai adalah diameter yang ada dipasaran, ekoomis dan sesuai
dengan kebutuhan.
Tabel 5.54 Alternatif Jalur Transmisi
Jalur Distibusi
Uraian
Alternatif I Alternatif II
Panjang pipa (m) 9.193,685 9.201,94
Tinggi Reservoir (m) 30 27
Diameter Pipa 100, 150, 200,250, 300, 350, 500, 650, 100, 150, 250, 300, 350, 450, 500,
800, 850 700, 800, 850

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-97


Berdasarkan pertimbangan di atas serta informasi pada Tabel 5.41, jalur pipa yang digunakan (dapat
dilihat pada Gambar 4.46) dalam sistem distribusi penyediaan air minum Kota Pariaman adalah jalur
alternatif I karena beberapa faktor:

1. Alternatif I mempunyai panjang pipa yang lebih pendek daripada alternatif II. Hal ini
karena reservoir jalur alternatif I terletak di luar BPAM sehingga membutuhkan tambahan
pipa untuk menghubungkan reservoir dan BPAM.
2. Alternatif I memiliki head yang sesuai dengan ketentuan serta diameter pipa yang
digunakan pada alternatif I mudah untuk didapatkan dan ekonomi

FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-98


FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-99
FADILLY AZZAHRA SUKMA (1910941018) V-100

Anda mungkin juga menyukai