Anda di halaman 1dari 12

p- ISSN : 2407 – 1846

TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

KAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH BAHAN


BERBAHAYA DAN BERACUN RUMAH TANGGA (SB3-RT)
DI KOTA PADANG
Yenni Ruslinda, Slamet Raharjo, Dina Fathia Putri
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
Kampus Universitas Andalas, Limau Manis, Padang, 25163
yenni@eng.unand.ac.id

Abstrak
Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga,
dikenal dengan istilah SB3-RT, dalam pengelolaannya sering dicampur dengan
sampah kota lainnya (non-B3). Hal ini akan berdampak terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan, jika dilakukan pembuangan di Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) sampah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kondisi eksisting
pengolahan SB3-RT dan melakukan kajian teknologi yang tepat untuk pengolahan
SB3-RT di Kota Padang. Analisis kondisi eksisting dilakukan dengan wawancara dan
penyebaran kuisioner kepada masyarakat penghasil SB3RT. Kajian teknis pengolahan
SB3-RT dilakukan terhadap pengolahan termal (insinerasi), solidifikasi/stabilisasi dan
penimbunan di landfilll, yang dilakukan dengan metode skoring. Parameter yang
ditinjau meliputi kebutuhan lahan penimbunan, potensi pencemaran, kemampuan
destruksi, kemampuan reduksi volume, energy recovery, pemanfaatan hasil
pengolahan, jenis limbah yang diolah, persyaratan pengolahan dan karakteristik
limbah. Pada kondisi eksisting didapatkan hanya 9% responden yang melakukan
pemilahan dan pengolahan SB3-RT yaitu pada sarana kesehatan dan industri. Hal ini
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat tentang SB3-RT masih 16 % dan
belum pernah mendapatkan sosialisasi SB3-RT. Berdasarkan hasil skoring, teknologi
pengolahan yang direkomendasikan adalah insinerasi untuk semua jenis SB3-RT
kecuali jenis kaleng bertekanan, bohlam, dan baterai yang pengelolaannya akan
dilakukan oleh pihak ketiga.
Kata kunci: insinerasi, landfill, pengolahan, SB3-RT, solidifikasi/stabilisasi

Abstract
Hazardous solid wastes produced from household activities, known as HHSW, in its
management is often mixed with other municipal solid waste (non-HHSW). This will
have an impact on public health and environment, if disposal is done in the Final
Waste Processing Site. The purpose of this research is to analyze the existing
condition of HHSW processing and to conduct appropriate technology studies for
HHSW processing in Padang City. Analysis of the existing conditions was carried out
by interviewing and distributing questionnaires to the HHSW-producing community.
Technical studies of HHSW processing are carried out on thermal processing
(incineration), solidification/stabilization and landfill disposal, which is done by
scoring method. Parameters reviewed included landfill needs, pollution potential,
destruction capability, volume reduction capability, energy recovery, utilization of
processing products, type of waste treated, processing requirements and waste
characteristics. In the existing condition, only 9% of respondents who did the sorting
and processing of HHSW, which were found in health facilities and industries. This is
influenced by the low level of public knowledge about HHSW (still 16%) and has
never received any HHSW socialization. Based on the scoring results, the
recommended processing technology is incineration for all types of HHSW, except
for pressurized cans, bulbs, and batteries which its management will be carried out by
third parties.
Keywords : HHSW, incineration, landfilling, processing, solidification/stabilization

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

PENDAHULUAN bengkel, hotel dan pertokoan. Persentase SB3-


Menurut SNI 3242-2008 tentang RT dalam total sampah komersil di Kota
Pengelolaan Sampah di Permukiman, sampah Padang sebesar 2,58% dengan timbulan rata-
domestik Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) rata dalam satuan berat 0,0022 kg/m2/h atau
atau dikenal dengan Sampah Bahan Berbahaya dalam satuan volume 0,0727 l/m2/h.
dan Beracun Rumah Tangga (SB3-RT) adalah Komposisi SB3-RT juga dominan dari
sampah yang berasal dari aktivitas rumah penggunaanya sebagai produk pembersih,
tangga yang mengandung bahan dan/atau perawatan tubuh dan produk otomotif seperti
bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya kaleng oli dan aki mobil dengan karaktristik
dan/atau beracun yang karena sifat atau cenderung korosif dan toksik (Ruslinda, dkk
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik 2017). Hasil penelitian Ruslinda, dkk tahun
secara langsung maupun tidak langsung dapat 2017 juga menunjukan SB3-RT berasal dari
merusak dan/atau mencemarkan lingkungan sarana institusi, industri dan pelayanan kota.
hidup dan/atau membahayakan kesehatan Selain penggunaannya sebagai produk
manusia. Dari pengertian tersebut, SB3RT pembersih, perawatan tubuh dan produk
termasuk ke dalam golongan limbah B3. Pada otomotif, juga ditemukan SB3-RT dalam
dasarnya limbah B3 tidak akan menimbulkan bentuk kemasan insektisida dan pestisida,
bahaya jika pemakaian, penyimpanan dan kaleng cat dan thinner serta produkmlainya
pengelolaannya sesuai dengan ketentuan yang seperti baterai dan bohlam yang mengandung
berlaku (Damanhuri dan Tripadmi, 2016). unsur logam berat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Untuk itu perlu dilakukan penanganan
(BPS) Kota Padang, jumlah penduduk Kota khusus terhadap SB3-RT. Salah satu solusi
Padang pada tahun 2016 adalah 914.968 jiwa. untuk penanganan SB3-RT adalah dengan
Pengelolaan sampah kota ditangani oleh Dinas mengolahnya. Menurut PP RI No. 101 Tahun
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang. 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Penanganan sampah masih terbatas pada Berbahaya dan Beracun, pengolahan limbah
sampah kota dan belum terdapat pengelolaan B3 dapat dilakukan dengan cara termal,
SB3-RT, sehingga SB3-RT masih bercampur stabilisasi dan solidifikasi, dan/atau cara lain
dengan sampah non-B3. Hal ini berdampak sesuai dengan perkembangan teknologi.
terhadap kondisi lingkungan di Tempat Penelitian ini bertujuan untuk untuk
Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Hasil menganalisis kondisi eksisting pengolahan
penelitian kandungan logam berat di TPA SB3-RT dan melakukan kajian teknologi yang
sampah Air Dingin Kota Padang menujukkan tepat untuk pengolahan SB3-RT di Kota
konsentrasi Hg, Pb dan Cd telah melebihi batas Padang. Hasil yang diperoleh dari penelitian
maksimum yang ditetapkan secara nasional, ini dapat menjadi bahan pertimbangan oleh
dengan nilai sebesar 0,023-2 mg/l (Raharjo, pemerintah kota dalam perencanaan
dkk, 2017). pengelolaan sampah B3 yang hingga saat ini
Disamping itu, dari hasil penelitian yang belum ditangani.
telah dilakukan terhadap timbulan dan
METODE
komposisi SB3-RT dari sumber domestik,
Penelitian ini diawali dengan
didapatkan persentase SB3RT dalam sampah
pengumpulan data primer dan data sekunder,
domestik sebesar 1,88% dengan jumlah
yang dilanjutkan dengan pengolahan dan
timbulan 3,28 ton/hari. SB3RT yang dihasilkan
analisis data. Pengumpulan data primer
umumnya berasal dari bekas kemasan
diperoleh melalui wawancara dan kuisioner.
perawatan tubuh 51% dan produk pembersih
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian
39% seperti kemasan sampo, kosmetik,
ini adalah data eksisting pengolahan SB3-RT
detergen, pemutih dan pewangi pakaian serta
di Kota Padang. Wawancara dilakukan
pembersih toilet dan kaca. Karakteristik jenis
terhadap Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
SB3RT ini bersifat racun, karsinogenik,
Kota Padang dan UPTD Tempat Pemrosesan
korosif dan mudah terbakar (Ruslinda, dkk
Akhir (TPA) sampah Air Dingin yang
2013). SB3-RT tidak hanya dihasilkan dari
merupakan instansi atau kelembagaan yang
rumah tangga, namun juga dari sumber lain
mengelola persampahan di Kota Padang.
seperti dari sarana komersial seperti salon,
Selain itu juga dilakukan wawancara terhadap

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

salah satu industri dan sarana kesehatan yang dkk tahun 2017. Data sekunder ini diperlukan
mewakili instansi yang sudah melakukan sebagai dasar dalam melakukan kajian
pengolahan terhadap limbah B3 yang mereka pengolahan SB3-RT Kota Padang.
hasilkan. Pengolahan dan analisis data meliputi
Untuk mendapatkan data tentang identifikasi eksisting pengolahan SB3-RT Kota
eksisting pengelolaan SB3-RT dari masing- Padang dan kajian teknis pengolahan SB3-RT
masing sumber dilakukan penyebaran yang tepat bagi Kota Padang. Identifikasi
kuisioner. Kuisioner diberikan pada sumber eksisting pengolahan SB3-RT Kota Padang
penghasil SB3-RT meliputi sumber domestik, dilakukan dengan pengolahan data kuisioner
komersil, industri, institusi dan pelayanan kota. dan wawancara. Informasi kondisi eksisting
Hal ini dikarenakan dari penelitian Ruslinda, yang ingin diketahui berupa pengetahuan
dkk tahun 2017, SB3-RT ditemukan dari masyarakat tentang SB3-RT, sosialisasi
berbagai sumber. Perhitungan jumlah kuisioner tentang SB3-RT serta pemilahan dan
didasarkan pada SNI 19-3964-1994 tentang pengolahan yang telah dilakukan terhadap
Metode Pengambilan dan Pengukuran SB3-RT pada masing-masing sumber.
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Kajian kelayakan teknis pengolahan
Dari perhitungan diperoleh jumlah kuisoner SB3-RT pada penelitian ini dilakukan dengan
sebanyak 74 buah yang terdiri dari sumber menganalisis sembilan parameter yaitu:
domestik 30 buah, sumber komersil 14 buah, kebutuhan lahan penimbunan, potensi
sumber institusi 15 buah, sumber industri 5 pencemaran, kemampuan destruksi,
buah dan sumber pelayanan kota 10 buah. kemampuan reduksi volume, energy recovery,
Dengan 74 kuioner tersebut diperoleh nilai pemanfaatan hasil pengolahan, jenis limbah
keandalan survei 93,75%, yang masih masuk yang diolah, persyaratan pengolahan, dan
dalam range tingkat keandalan data yang dapat karakteristik limbah. Pemilihan teknologi
dipercaya yaitu berkisar antara 90%-100%. pengolahan SB3-RT Kota Padang dilakukan
Informasi yang diambil melalui kuisioner dengan cara skoring terhadap 9 parameter
berupa pengetahuan masyarakat tentang SB3- kelayakan teknis pada masing-masing
RT, sosialisasi, pemilahan serta pengolahan alternatif pengolahan SB3-RT. Kriteria skoring
SB3-RT yang telah dilakukan oleh masyarakat. dapat dilihat pada Tabel 1. Skoring untuk
Lokasi penyebaran kuisioner didasarkan pada parameter kebutuhan lahan penimbunan dan
daerah pelayanan sistem pengelolaan sampah potensi pencemaran, skor tertinggi diberikan
Kota Padang. jika teknologi pengolahan masuk kriteria
Pengumpulan data sekunder merupakan ‘kecil’ dan skor terendah untuk kriteria ‘besar’.
hasil pendataan yang telah dilakukan oleh Sebaliknya untuk parameter kemampuan
instansi di Kota Padang serta penelitian destruksi dan kemampuan reduksi volume,
terdahulu tentang timbulan, komposisi dan skor tertinggi diberikan jika teknologi
karakteristik SB3-RT Kota Padang. Data pengolahan masuk kriteria ‘besar’ dan skor
sekunder yang dibutuhkan pada penelitian ini terendah untuk kriteria ‘kecil’. Untuk
adalah jumlah sarana domestik, komersil, parameter energi recovery dan pemanfaatan
institusi, industri dan pelayanan kota di Kota hasil pengolahan, skor tertinggi diberikan jika
Padang yang digunakan sebagai acuan dalam teknologi pengolahan masuk kriteria ‘ada’ dan
penentuan jumlah kuisioner. Data ini diperoleh skor terendah untuk kriteria ‘tidak ada’. Untuk
dari Badan Pusat Statistik Kota Padang. Data parameter jenis limbah yang diolah,
sekunder berupa hasil penelitian terkait persyaratan pengolahan dan karakteristik
timbulan dan komposisi SB3-RT Kota Padang limbah, skor tertinggi diberikan jika teknologi
dari sumber domestik diperoleh dari penelitian pengolahan masuk kriteria ‘sesuai dengan
Ruslinda dan Yustisia tahun 2013 dan sumber kondisi SB3-R;T dan skor terendah untuk yang
lainnya dari hasil penelitian Ruslinda dkk ‘tidak sesuai dengan kondisi SB3-RT Kota
tahun 2017 serta hasil penelitian terkait uji Padang’. Teknologi pengolahan yang
fisik dan kimia SB3-RT Kota Padang yang direkomendasikan adalah teknologi
juga diperoleh dari hasil penelitian Ruslinda pengolahan SB3-RT dengan skor terbesar.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Tabel 1. Kriteria Skoring

Parameter Kriteria Skor


Kecil 3
1 Kebutuhan lahan penimbunan
Sedang 2
2 Potensi pencemaran
Besar 1
Besar 3
3 Kemampuan destruksi
Sedang 2
4 Kemampuan reduksi volume
Kecil 1
5 Energy recovery Ada 2
6 Pemanfaatan hasil pengolahan Tidak Ada 1
7 Jenis limbah yang diolah Sesuai dengan kondisi SB3-RT 2
8 Persyaratan pengolahan
Tidak sesuai dengan kondisi SB3-
9 Karakteristik limbah 1
RT

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi Eksisting Pengolahan SB3-RT Kota
Padang
Data kondisi eksisting pengolahan SB3-
RT meliputi pengetahuan masyarakat tentang
SB3-RT, sosialisasi SB3-RT, perlakuan
pemilahan dan pengolahan SB3-RT yang
sudah dilakukan di masing-masing sumber.
Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa
persentase pengetahuan masyarakat tentang
SB3-RT terbesar secara berturut-turut adalah
dari sumber institusi 47%, industri 33%,
komersil 19%, domestik 3%, sedangkan untuk
sumber pelayanan kota sama sekali belum Gambar 2 Rata-rata Pengetahuan
memiliki pengetahuan tentang SB3-RT. Masyarakat tentang SB3-RT di kota Padang
Pengetahuan ini diperoleh karena latar
belakang pendidikan atau pekerjaan responden. Persentase pengetahuan masyarakat
Dari data tersebut didapatkan persentase rata- tentang SB3-RT yang masih rendah
rata pengetahuan masyarakat tentang SB3-RT dikarenakan belum pernah dilakukan
di Kota Padang hanya 16%, seperti terlihat sosialisasi tentang SB3-RT. Dari hasil
pada Gambar 2. pengolahan kuisioner didapatkan tidak satupun
responden yang ada di masing-masing sumber
mendapatkan sosialisasi tentang SB3-RT. Hal
ini dikarenakan belum ada pengelolaan SB3-
RT di Kota Padang. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak DLH diketahui
pengelolaan sampah di Kota Padang masih
fokus pada pengembangan pengelolaan
sampah kota dengan konsep 3R.
Belum adanya sosialisasi tentang SB3-
RT ini menyebabkan masyarakat tidak
melakukan pemilahan dan pengolahan
terhadap SB3-RT. Berdasarkan Gambar 3,
pemilahan dan pengolahan SB3-RT pada
Gambar 1 Pengetahuan Masyarakat kondisi eksisting baru dilakukan oleh sarana
tentang SB3-RT dari Masing-masing Sumber kesehatan dan industri besar, namun masih
terbatas pada beberapa jenis SB3-RT seperti
lampu, toner, cartridge dan aki bekas.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Pengolahan terhadap SB3-RT ini dilakukan perkembangan teknologi. Dalam penelitian ini,
oleh pihak ketiga. Hasil pengolahan data kajian teknologi pengolahan SB3-RT
menunjukkan hanya 9 % responden yang dilakukan terhadap pengolahan termal
melakukan pemilahan dan pengolahan (insinerasi), solidifikasi/stabilisasi dan landfill.
terhadap SB3-RT di Kota Padang, seperti Insinerasi merupakan pengolahan termal
terlihat pada Gambar 4. yang dilakukan pada temperatur yang tinggi.
Selama proses insinerasi, sampah yang akan
diolah dikonversi menjadi gas, partikel dan
panas. Sebelum dilepaskan ke atmosfer, gas-
gas ini diolah terlebih dahulu dengan tujuan
menghilangkan polutannya. Massa sampah
berkurang hingga 95-96 % melalui proses
insinerasi. Pengurangan massa ini bergantung
pada komposisi materi dan tingkat recovery.
Insinerasi tidak menggantikan kebutuhan akan
landfilling namun hanya bertujuan untuk
mengurangi jumlah yang akan diurug (Soniya,
2014). Proses insinerasi bertujuan untuk
menghancurkan senyawa B3 menjadi senyawa
yang tidak mengandung B3 (KEP-03/
Gambar 3 Persentase Masyarakat yang BAPEDAL /09/1995).
Melakukan Pemilahan dan Pengolahan Proses solidifikasi/stabilisasi adalah
SB3-RT di masing-masing Sumber suatu tahapan proses pengolahan limbah B3
untuk mengurangi potensi racun dan
kandungan limbah B3 melalui upaya
memperkecil/membatasi daya larut,
pergerakan/penyebaran dan daya racunnya
(imobilisasi unsur yang bersifat racun)
sebelum limbah B3 tersebut dibuang ke tempat
penimbunan akhir (landfill) (KEP-
03/BAPEDAL/09/1995). Tujuan utama dari
proses solidifikasi/stabilisasi adalah
menciptakan suatu padatan yang mudah
ditangani dan tidak meluluhkan kontaminan ke
dalam lingkungan. Umumnya proses
solidifikasi/stabilisasi digunakan untuk
menangani limbah-limbah dari logam (Utomo
Gambar 4 Rata-rata Persentase Masyarakat dan Laksono, 2007).
yang Melakukan Pemilahan dan Pengolahan Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014
SB3-RT di Kota Padang yang dimaksud dengan penimbunan limbah B3
(landfill) adalah kegiatan menempatkan limbah
Kajian Pengolahan SB3-RT Kota Padang B3 pada fasilitas penimbunan dengan maksud
Kajian kelayakan teknis teknologi tidak membahayakan kesehatan manusia dan
pengolahan SB3-RT Kota Padang dilakukan lingkungan hidup. Kajian landfill dilakukan
berdasarkan hasil penelitian tentang SB3-RT karena teknologi pemrosesan akhir sampah di
Kota Padang serta kajian literatur. PP 101 Indonesia masih menerapkan penimbunan.
Tahun 2014 digunakan sebagai acuan dalam Kajian kelayakan teknis teknologi pengolahan
mengkaji alternatif pengolahan SB3-RT SB3-RT Kota Padang dilakukan dengan
dikarenakan belum adanya peraturan khusus memperhatikan sembilan parameter. Hasil
SB3-RT di Indonesia. Berdasarkan PP 101 kajian teknis tersebut diuraikan sebagai
Tahun 2014, terdapat tiga alternatif berikut:
pengolahan untuk limbah B3 yaitu termal,
1. Kebutuhan lahan penimbunan
solidifikasi/stabilisasi dan cara lain sesuai

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Di negara berkembang, landfill secara menyebabkan pencemaran pada lingkungan


luas digunakan sebagai opsi dalam penanganan sekitar. Pengolahan dengan insinerasi
sampah termasuk SB3-RT. Penimbunan dilakukan dengan pembakaran sampah pada
merupakan tahapan akhir dalam pengelolaan temperatur yang tinggi sehingga dapat
sampah namun dipertimbangkan sebagai opsi menghancurkan fisik sampah dan
pengolahan untuk sampah yang tidak dapat di menghilangkan karakteristiknya. Namun
recycle ataupun recovery (Patwary et al, 2011). kemungkinan pencemaran tetap ada karena
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terdapat senyawa ataupun residu dari proses
dalam melakukan penimbunan sampah yang insinerasi yang tidak dapat hilang hanya
salah satunya adalah lahan atau area dengan pembakaran seperti gas dan partikulat.
penimbunan. Dari perbandingan ketiga opsi Pada insinerator modern, masalah ini ditangani
teknologi pengolahan diketahui pengolahan dengan penggunaan alat tambahan pada
sampah dengan landfill membutuhkan lahan insinerator seperti alat kontrol polusi udara
penimbunan lebih besar dikarenakan tidak (Tcobanoglous and Kreith, 2002).
adanya usaha reduksi ukuran sampah sehingga Teknologi solidifikasi/stabilisasi diper-
SB3-RT yang terdiri dari berbagai macam kirakan memiliki potensi pencemaran terkecil
ukuran dan material harus ditimbun dikarenakan proses ini dapat mengunci
bersamaan. karakteristik limbah B3 dalam suatu matriks
Menurut PP 101 Tahun 2014, padatan melalui penambahan senyawa
penimbunan juga perlu dilakukan terhadap pengikat sehingga dapat menghambat
hasil olahan solidifikasi/stabilisasi dan pergerakan senyawa B3 dari limbah. Selain itu
insinerasi namun kebutuhan lahan juga dilakukan serangkaian uji terhadap hasil
penimbunannya tidak sebesar landfill yang olahan solidifikasi/stabilisasi untuk
tanpa proses pengolahan. Hasil olahan memastikan kandungan B3 limbah tidak luruh
solidifikasi/stabilisasi umumnya berupa blok ke lingkungan. Landfill menjadi opsi
monolitik sehingga diperlukan juga lahan pengolahan terakhir karena tidak dapat
untuk penimbunannya namun tidak seluas membatasi sifat bahaya dan/atau sifat racun
untuk landfill sampah tanpa pengolahan. dari SB3-RT yang berkontak langsung dengan
Sampah yang melalui proses pengolahan tanah. Desain ataupun pengoperasian landfill
insinerasi akan mengalami reduksi volume yang tidak tepat dapat menyebabkan
hingga >90 % (Manyele, 2008) dan hanya pencemaran terhadap udara, tanah dan air
menyisakan residu berupa abu yang tentunya tanah. Berdasarkan kajian terhadap teknologi
mengurangi kebutuhan lahan penimbunan serta pencemaran, teknologi solidifikasi/stabilisasi
dapat dimanfaatkan. Hal lain yang harus memberikan potensi pencemaran terkecil
diperhatikan dalam penimbunan SB3-RT dibandingkan dengan kedua teknologi lainnya.
adalah kemungkinan pencemaran yang Teknologi solidifikasi/stabilisasi memperoleh
diakibatkan oleh kandungan B3 dari sampah. skor 3 karena memiliki potensi pencemaran
Untuk itu berdasarkan kebutuhan lahan paling kecil, skor 2 untuk pengolahan dengan
penimbunan, insinerasi merupakan teknologi insinerasi dan skor 1 untuk landfill karena
yang membutuhkan lahan yang lebih kecil memiliki potensi pencemaran paling besar.
dibandingkan dengan kedua teknologi lainnya. 3. Kemampuan destruksi
Berdasarkan kriteria skoring, skor 3 diberikan Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pada teknologi pengolahan dengan insinerasi pemilihan teknologi pengolahan adalah
karena membutuhkan lahan yang paling kecil, kemampuan destruksi sampah. Dilihat dari
skor 2 diberikan pada teknologi kemampuan destruksi atau penghancuran
solidifikasi/stabilisasi yang tergolong pada sampah, insinerasi merupakan opsi pengolahan
kriteia sedang dan skor 1 untuk landfill karena terbaik karena dapat mendestruksi sampah
membutuhkan lahan penimbunan paling luas. hingga 99 % melalui proses pembakaran pada
2. Potensi pencemaran temperatur tinggi (Manyele, 2008). Berbeda
Tujuan dari pengolahan adalah untuk dengan insinerasi, pengolahan dengan landfill
mengurangi atau membatasi sifat bahaya dilakukan dengan cara membatasi sifat bahaya
dan/atau sifat racun dari sampah B3. sampah dalam tanah. Destruksi sampah dapat
Pengolahan SB3-RT yang kurang tepat akan terjadi namun membutuhkan waktu yang lama.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Hal ini dikarenakan material sampah yang di 1.430 MW/h dan energi listrik sebesar 480
dominasi oleh bahan yang sulit terurai seperti MWh/h dari 100 ton/h sampah (Gupta dan
plastik. Plastik membutuhkan waktu hingga Mishra, 2015). Berdasarkan kriteria skoring,
lebih dari 50 tahun untuk dapat terdegradasi adanya energy recovery pada teknologi
sempurna (Müller et al, 2001). pengolahan diberi skor 2 dan teknologi
Proses solidifikasi/stabilisasi mampu pengolahan yang tidak ada energy recovery
mengunci kontaminan tersebut di dalam diberi dengan skor 1. Untuk itu, nilai 2
matriks dan menghambat mobilitasnya diberikan pada insinerasi dan nilai 1 untuk
(USEPA, 1993). Pada teknologi solidifikasi/ pengolahan dengan S/S dan landfill.
stabilisasi diperkirakan tidak terjadi destruksi 5. Pemanfaatan hasil olahan
karena prosesnya yang mengunci limbah Selain energy recovery, keuntungan lain
dalam suatu padatan. Dari kajian di atas, skor 3 dari proses pengolahan dengan insinerasi
diberikan pada teknologi insinerasi karena adalah pemanfaatan hasil olahan. Residu
memiliki kemampuan destruksi yang besar, proses insinerasi berupa bottom ash dan fly ash
skor 2 untuk landfill, dan skor 1 untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai material
pengolahan dengan solidifikasi/stabilisasi subtitusi seperti pemanfaatan bottom ash
karena tidak terjadi destruksi sampah dalam sebagai pengganti semen pada pembuatan
prosesnya. batako (Ristinah,dkk., 2012) ataupun sebagai
2.Kemampuan reduksi volume pengganti semen pada pembuatan genteng
Reduksi volume sampah akan beton (Zacoeb dkk., 2013) serta penggunaan
berbanding lurus dengan kemampuan fly ash sebagai bahan campuran dalam
destruksinya. Jika dilihat dari kemampuan pembuatan beton berlubang (Sulistyowati,
destruksi sampah, insinerasi memiliki 2013). Residu proses insinerasi ini juga
kemampuan destruksi sampah yang lebih besar dimanfaatkan sebagai bahan campuran semen
sehingga dapat mereduksi volume sampah dan pembuatan aspal. Sifat bahaya serta
hingga 99 % (Manyele, 2008). Landfill kebutuhan lahan penimbunan dapat dikurangi
memiliki kemampuan destruksi sampah yang melalui pemanfaatan residu ini.
kecil karena membutuhkan waktu yang lama Keberhasilan hasil olahan S/S dapat
sehingga reduksi volume sampah juga akan diketahui dengan cara melakukan uji standar
terjadi dalam waktu yang lama. Pada teknologi dan uji termodifikasi. Tiga hal yang umumnya
solidifikasi/stabilisasi tidak ada reduksi dilakukan dalam pengujian proses S/S adalah
volume karena tidak terdapat kemampuan uji fisik (kelembaban, kerapatan, kepadatan,
destruksi sampah. Berdasarkan tabel 1, skor 3 kekuatan dan daya tahan), uji kimiawi (pH,
diberikan untuk teknologi insinerasi karena reaksi redoks, kapasitas penetralan asam,
memiliki kemampuan reduksi volume yang kebasaan, dan kandungan senyawa organik),
besar, skor 2 untuk landfill dengan kriteria dan uji peluluhan (TCLP, prosedur ekstraksi
sedang, dan skor 1 pada S/S karena tidak bertingkat, peluluhan dinamis prosedur
terjadi reduksi volume. peluluhan pengendapan asam sintetis/Synthetic
4. Energy recovery Acid Precipitation Leaching Procedure dan
Salah satu keuntungan dari pengolahan ekstraksi berurutan) (Utomo dan Laksono,
dengan insinerator adalah energy recovery 2007).
dimana panas dari pembakaran sampah dapat Hasil S/S yang memenuhi uji standar
diubah menjadi energi listrik. Untuk dapat dan uji termodifikasi dapat secara aman
melakukan energy recovery ini dibutuhkan dibuang ke landfill atau dimanfaatkan untuk
insinerator khusus dikenal dengan WTE tujuan lain. Hasil olahan S/S umumnya berupa
(Waste to Energy) incinerator yang dilengkapi blok monolitik yang dapat digunakan sebagai
dengan alat yang dapat mengubah energi panas bahan konstruksi. Pada landfill sampah kota,
menjadi energi listrik. Kemampuan energy lahan landfill yang sudah tidak aktif dapat
recovery ini tidak dimiliki oleh S/S dan dimanfaatkan atau dialih fungsikan untuk
landfill. Komponen utama sampah yang tujuan lain. Namun hal ini tidak berlaku untuk
berperan dalam pembakaran adalah kadar air, landfill B3 karena sifat bahaya dari sampah
nilai kalor dan kadar abu. Insinerasi dengan B3 yang ditimbun di landfill tidak hilang
fasilitas recovery energy menghasilkan panas melainkan hanya dibatasi dengan tujuan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

meminimalisasi dampak terhadap manusia dan Dalam memilh teknologi pengolahan


lingkungan hidup. SB3-RT perlu diperhatikan persyaratan
Skoring pada parameter pemanfaatan pengolahan sehingga dapat ditentukan
hasil olahan diberikan dengan melihat ada atau pengolahan yang tepat untuk menangani
tidaknya pemanfaatan hasil olahan masing- permasalahan SB3-RT di Kota Padang
masing teknologi pengolahan. Skor 2 diberikan Persyaratan pengolahan yang perlu
pada teknologi yang hasil olahannya dapat diperhatikan untuk insinerasi adalah
dimanfaatkan yaitu insinerasi dan S/S dan skor karakteristik sampah yang cocok untuk
1 pada teknologi yang hasil olahannya tidak dibakar. Menurut CPCB (2016) dalam
dapat dimanfaatkan yaitu landfill. Selection Criteria of Waste Processing
Technologies, insinerasi merupakan
6. Jenis limbah yang diolah
pengolahan yang paling cocok diterapkan
Berdasarkan studi literatur diketahui
untuk sampah dengan nilai kalor >1.500
proses insinerasi banyak digunakan dalam
kkal/kg serta kadar air <45 %. Kriteria ini juga
pengolahan limbah B3 dari industri dan sarana
diatur dalam PP RI No. 101 Tahun 2014 yaitu
kesehatan yang umumnya terdiri dari limbah
nilai kalor >2.500 kkal/kg dan kadar air
padat dan semi padat. Selain insinerasi,
<15%.
teknologi S/S juga banyak digunakan dalam
Persyaratan pengolahan pada S/S yaitu
penanganan limbah B3. S/S adalah proses yang
lolos uji TCLP, kuat tekan memenuhi standar
didesain untuk mengubah limbah semi-padat,
dan paint filter test yang diterapkan setelah
sludge atau limbah padat reaktif menjadi
sampel hasil olahan terbentuk. Pada landfill
padatan yang tidak meluluhkan kontaminan ke
sebaiknya dipastikan terlebih dahulu limbah
lingkungan dan dapat dibuang ke landfill
yang akan dibuang sudah aman ditimbun di
secara aman (Tangri dan Awasthi, 2011).
landfill. Dari hasil uji fisik dan kimia SB3-RT
Pada awalnya proses S/S digunakan
Kota Padang didapatkan nilai kadar air SB3-
untuk menangani limbah nuklir, kemudian
RT sebesar 0,557 % dan nilai kalor 5.598,87
dikembangkan untuk menangani limbah
kkal/kg (Ruslinda, dkk., 2017). Nilai ini
berbahaya lainnya. Karena senyawa organik
memenuhi persyaratan pengolahan menurut
tidak mengubah sifat semen, maka limbah-
CPCB dan PP 101 Tahun 2014. Nilai kadar air
limbah dari senyawa organik jarang yang
SB3-RT Kota Padang yang tergolong kecil ini
ditangani dengan proses S/S. Umumnya proses
dikarenakan SB3-RT Kota Padang didominasi
S/S digunakan untuk menangani limbah-
produk pembersih dan perawatan badan yang
limbah dari logam (Utomo dan Laksono,
umumnya dalam kemasan berbahan plastik.
2007). S/S menjadi alternatif pengolahan
Skoring pada persyaratan pengolahan
karena kemampuannya yang dapat membatasi
diberikan seperti pada parameter jenis limbah
pergerakan senyawa B3 ke lingkungan.
yang diolah, yaitu dengan memperhatikan
Landfill umumnya dilakukan untuk mengolah
kesesuaian parameter dengan kondisi SB3-RT
sampah berwujud padat sehingga dapat dengan
Kota Padang. Skor 2 diberikan pada insinerasi
mudah di timbun di lahan penimbunan.
karena SB3-RT Kota Padang telah memenuhi
Berdasarkan kajian parameter jenis limbah
persyaratan pengolahan untuk insinerasi. Skor
yang diolah, teknologi insinerasi dan landfill
1 pada S/S dan landfill karena SB3-RT Kota
adalah teknologi yang tepat untuk pengolahan
Padang tidak memenuhi persyaratan
SB3-RT karena limbahnya berwujud padat.
pengolahan.
Skoring parameter ini diberikan dengan
8. Karakteristik limbah
memperhatikan kesesuaian parameter dengan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
kondisi SB3-RT Kota Padang. Skor 2
oleh Ruslinda (2017) diketahui SB3-RT Kota
diberikan pada insinerasi dan landfill karena
Padang terdiri dari kombinasi karakteristik
jenis limbahnya sesuai dengan kondisi SB3-RT
toksik, korosif dan mudah terbakar.
Kota Padang yaitu limbah padat sedangkan
Karakteristik dari SB3-RT ini dapat
skor 1 pada S/S karena jenis limbah yang
menimbulkan dampak negatif baik bagi
diolah tidak sesuai dengan SB3-RT Kota
manusia, lingkungan ataupun makhluk hidup
Padang dimana S/S umumnya dilakukan pada
lainnya. Berdasarkan KEP-03/BAPEDAL/
limbah semi padat dan limbah padat reaktif.
09/1995, insinerasi cocok digunakan untuk
7. Persyaratan pengolahan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

mengolah sampah dengan karakteristik mudah dimanfaatkan dalam pengolahan sampah baik
meledak, mudah terbakar, toksik, infeksius, di negara maju ataupun berkembang. Selain itu
dan korosif. beberapa jenis industri juga menggunakan
Teknologi S/S cocok digunakan untuk insinerasi untuk mengolah limbah B3 yang
menangani karakteristik sampah mudah dihasilkan.
meledak, reaktif, dan toksik. Landfill dapat Menurut Prüss et al (1999) sebaiknya
menangani semua karakteristik sampah namun tidak dilakukan pembakaran terhadap
dalam penerapannya landfilling harus kontainer gas bertekanan, sejumlah besar
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang limbah kimia reaktif, garam perak dan limbah
berlaku. Hal ini karena kegiatan landfilling fotografik atau radiografik serta limbah dengan
rentan terhadap pencemaran pada lokasi kadar merkuri dan kadmium yang tinggi
penimbunan. Oleh karena itu perlu dipastikan seperti termometer dan baterai. Jika dilihat dari
sampah atau limbah B3 aman dibuang ke komposisi SB3-RT Kota Padang maka SB3-
landfill (Tangri dan Awasthi, 2011). RT yang tidak dapat diolah dengan insinerasi
Skoring pada parameter karakteristik yaitu kaleng bertekanan, baterai dan bohlam.
limbah diberikan dengan memperhatikan Kaleng bertekanan umumnya digunakan
kesesuaian parameter dengan kondisi SB3-RT sebagai kemasan pada produk pestisida-
Kota Padang. Skor 2 diberikan pada insinerasi insektisida serta pada beberapa produk
dan landfill karena SB3-RT Kota Padang pembersih, pewangi ruangan dan kemasan
memiliki karakteristik yang dapat diolah parfum (kosmetik). Kaleng bertekanan
dengan kedua teknologi tersebut sedangkan umumnya digunakan sebagai kemasan pada
skor 1 pada S/S karena tidak sesuai dengan produk pestisida-insektisida serta pada
karakteristik yang dapat diolah oleh S/S. beberapa produk pembersih, pewangi ruangan
Hasil data skoring menunjukkan bahwa dan kemasan parfum (kosmetik). Penelitian
insinerasi merupakan teknologi yang memiliki yang dilakukan oleh Bigum et al (2017)
nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan dua menunjukkan bahwa pembakaran terhadap
teknologi pengolahan lainnya. Nilai skor untuk lampu dan kabel menimbulkan dampak yang
insinerasi berjumlah 21, untuk S/S 13 dan tinggi terhadap ecotoxicity (ET). Hal ini
untuk landfill 13. Berdasarkan hasil skoring disebabkan karena adanya kandungan Cu yang
ini, rekomendasi teknologi pengolahan yang tinggi pada kedua sampah tersebut. Kandungan
memenuhi kelayakan teknis adalah insinerasi. Cu juga terdapat pada baterai, namun Ni
Tabel 2 menampilkan evaluasi kelayakan merupakan elemen utama yang menyebabkan
teknis pengolahan SB3-RT Kota Padang dampak dari pembakaran baterai. Nilai kalor
dengan metode skoring. dari ketiga jenis SB3-RT Kota Padang ini tidak
Rekomendasi Pengolahan SB3-RT Kota dapat dideteksi waktu uji fisik dan kimia SB3-
Padang RT Kota Padang. Selain itu, ketiga jenis
Teknologi insinerasi mampu sampah ini juga memiliki nilai kadar abu yang
mendestruksi karakteristik SB3-RT Kota tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa
Padang yaitu toksik, korosif dan mudah ketiga sampel tersebut sulit terbakar (Ruslinda,
terbakar. Hasil uji fisik dan kimia SB3-RT dkk., 2017)
Kota Padang juga menunjukkan bahwa SB3- Daur ulang dan recovery merupakan
RT Kota Padang memiliki nilai kadar air dan alternatif lain yang dapat dilakukan dalam
nilai kalor yang cocok untuk pengolahan penanganan kaleng bertekanan, bohlam, dan
termal (insinerasi), karena memiliki nilai kadar baterai. Minimum 25 % logam yang
air yang kecil yaitu 0,546 % (kriteria: <15 %) membentuk kaleng bertekanan dapat didaur
serta nilai kalor sebesar 5.031,798 kkal/kg ulang. Pengolahan yang dapat dilakukan pada
(kriteria: >2.500 kkal/kg). Selain itu, bohlam dan baterai adalah recovery.
berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Wijesekara et al (2011) diperkirakan sebanyak
diketahui bahwa pengadaan insinerator juga 8000 mg logam merkuri dapat di peroleh dari
sedang dipertimbangkan oleh pemerintah Kota recovery bohlam per ton. Namun, nilai ini akan
Padang sebagai teknologi pengolahan sampah berbeda tergantung pada ukuran serta kadar
di Kota Padang. Teknologi ini juga banyak merkuri yang terdapat pada

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Tabel 2 Evaluasi Kelayakan Teknis Pengolahan SB3-RT Kota Padang

Insinerasi S/S Landfill


No. Parameter
Evaluasi Kelayakan Teknis Skor Evaluasi Kelayakan Teknis Skor Evaluasi Kelayakan Teknis Skor
Lahan penimbunan cukup besar Membutuhkan lahan penimbunan
Kebutuhan Lahan Hanya membutuhkan lahan
1. 3 karena hasil olahan yang umumnya 2 yang besar karena tidak ada 1
Penimbunan penimbunan yang kecil
berupa blok monolitik pengurangan volume sampah
Pencemaran udara oleh senyawa
Tidak ada pencemaran selama hasil
Potensi yang dilepaskan dari hasil Pencemaran terhadap air, tanah dan
2. 2 olahan S/S telah memenuhi 3 1
Pencemaran pembakaran namun dapat ditangani udara
rangkaian uji yang disyaratkan
dengan alat kontrol polusi udara.
Destruksi sampah membutuhkan
Kemampuan Destruksi sampah hingga 99 % waktu yang lama karena SB3-RT
3. 3 Sampah tidak terdestruksi 1 2
Destruksi dalam sekali pengolahan didominasi produk berbahan plastik
dan logam
Pengurangan volume membutuhkan
Kemampuan Pengurangan volume sampah waktu yang lama karena SB3-RT
4. 3 Tidak ada pengurangan volume 1 2
reduksi volume hingga 90 % didominasi produk berbahan plastik
dan logam
Energy recovery melalui
5. Energy Recovery 2 Tidak ada energy recovery 1 Tidak ada energy recovery 1
pemanfaatan panas dari insinerator
Hasil olahan yang memenuhi uji
Pemanfaatan Residu abu dapat dimanfaatkan
6. 2 TCLP dapat digunakan sebagai 2 Tidak ada pemanfaatan 1
Hasil Pengolahan sebagai bahan campuran aspal
bahan konstruksi
Jenis Limbah Umumnya limbah Padat dan semi Umumnya limbah semi-padat,
7. 2 1 Umumnya limbah padat 2
yang Diolah padat sludge atau limbah padat reaktif
Persyaratan Nilai kadar air <15 % Limbah yang akan diolah harus
8. 2 - 1 1
Pengolahan Nilai kalor >2.500 kkal/kg dipastikan aman dibuang di landfill
Karakteristik Mudah meledak, mudah terbakar,
9. 2 Mudah meledak, reaktif, toksik 1 Semua karakteristik 2
Limbah toksik, infeksius, korosif
Total Skor 21 13 13

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 10


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

bohlam (Raposo et al, 2003). Untuk itu, dalam pengetahuan masyarakat tentang SB3-RT.
pengolahan jenis sampah yang tidak dapat masih rendah dan belum pernah mendapatkan
dibakar ini diperlukan kerja sama dengan sosialisasi. Untuk itu perlu dilakukan kajian
pihak ketiga untuk menangani jenis sampah ini terhadap pengolahan SB3-RT. Berdasarkan
lebih lanjut. kajian kelayakan teknis dengan metode
SB3-RT Kota Padang telah memenuhi skoring, direkomendasikan teknologi
syarat sampah yang dapat diinsinerasi pengolahan insinerasi dapat dilakukan untuk
berdasarkan uji fisik dan kimianya. Selain pengolahan SB3-RT Kota Padang, kecuali
persyaratan tersebut, perlu diperhatikan juga untuk jenis kaleng bertekanan, bohlam dan
kriteria insinerator untuk sampah B3. Kriteria baterai yang akan dikirim ke pihak ketiga
desain insinerator sampah B3 menurut CCME untuk pengolahan lanjutan.
(1992) adalah memiliki temperatur operasi
minimum 1.000 °C dan waktu retensi 2 detik UCAPAN TERIMAKASIH
serta dilengkapi dengan alat kendali gas untuk Ucapan terima kasih ditujukan kepada
menghindari pencemaran udara. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat,
Untuk menentukan kapasitas Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
pengolahan insinerator dibutuhkan data jumlah Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi
SB3-RT yang akan diinsinerasi setiap harinya, dan Pendidikan Tinggi yang telah membantu
yang diperoleh dari pengolahan data timbulan mendanai kegiatan penelitian ini dalam skim
dan komposisi SB3-RT. Timbulan SB3-RT B3 Penelitian Terapan Unggulan Perguruan
Kota Padang sebesar 11.875 kg/hari, dimana Tinggi Tahun 2018 dengan Kontrak Penelitian
15% dari timbulan tersebut dapat diminimasi No. 050/SP2H/LT/DRPM/2018.
dengan konsep 4R (reduce, reuse, recycle dan
recovery). Hasil pengukuran komposisi DAFTAR PUSTAKA
sampah untuk bohlam, baterai, dan kaleng Bigum, M., Damgaard, A., Scheutz, C., and
bertekanan berturut-turut sebesar 3 %, 2 % dan Christensen, T.H. 2017. Environmental
4 %, sehingga diperoleh total timbulan sampah impacts and resource losses of
untuk ketiga jenis sampah tersebut sebesar incinerating misplaced household
1069 kg/hari. Sampah ini tidak bisa special wastes (WEEE, batteries, ink
diinsinerasi, sehingga pengelolaanya akan cartridges and cables). Resources,
dikirim ke pihak ketiga (Ruslinda, dkk,. 2017). Conservation and Recycling 122:251-
Dengan demikian setelah dikurangi dengan 260.
timbulan SB3-RT yang dapat diminimasi dan Central Pollution Control Board (CPCB).
timbulan SB3-RT yang tidak dapat 2005. Guidelines for Common
diinsinerasi, didapatkan timbulan SB3-RT Hazardous Waste Incineration. Ministry
yang dibakar dalam insinerator sebesar 9025 of Environment and Forests. India.
kg/hari atau 376 kg/jam. Untuk itu spesifikasi Damanhuri, E. dan Padmi, T. 2016.
insinerator yang dibutuhkan untuk pengolahan Pengelolaan Sampah Terpadu. Penerbit
SB3-RT Kota Padang adalah kapasitas ITB, Bandung
pengolahan sebesar 500 kg/jam, nilai kalor Gupta, S. and Mishra, R. S. (2015). Estimation
sampah ≤40 MJ/kg atau ≤9.560,23 kkal/kg, of Electrical Energy Generation From
temperatur operasi minimum 1.000 °C, waktu Waste to Energy Using Incineration
retensi sebesar 2 detik dan memiliki sistem gas Technology. International Journal of
buang dan peralatan tambahan. Advance Research and Innovation 3(4):
631-634.
SIMPULAN DAN SARAN Manyele, S. V. 2008. Toxic Acid Gas
Hasil evaluasi kondisi eksisting Absorber Design Considerations for Air
pengolahan SB3-RT di Kota Padang Pollution Control in Process Industries.
didapatkan hanya 9% responden yang berasal Educational Research and Reviews
dari sarana kesehatan dan industri besar yang 3(4):137-147
telah melakukan pemilahan dan pengolahan Müller, R. J., Kleeberg, I., and Deckwer, W.
SB3-RT. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat D. 2001. Biodegradation of polyesters

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 11


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TK - 002 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

containing aromatic constituents. Soniya, S. 2014. Management of Hazardous


Journal Biotechnol 86:87–95. Waste: Opium Marc. International
KEP-03/BAPEDAL/09/1995 tentang Research Journal of Environmental
Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Sciences 3(8):64-66.
Bahan Berbahaya dan Beracun Standar Nasional Indonesia (SNI) 3242-2008
Patwary, M.A., O'Hare, W.T., Sarker, M.H. tentang Pengelolaan Sampah di
2011. Assessment of occupational and Pemukiman
environmental safety associated with Sulistyowati, N. A. 2013. Bata Beton
medical waste disposal in developing Berlubang dari Abu Batu Bara (Fly Ash
countries: A qualitative approach. Safety dan Bottom Ash) yang Ramah
Science 49:1200–1207 Lingkungan. Jurnal Teknik Sipil dan
PP RI No. 101 Tahun 2014 tentang Perencanaan 15(1):87-96
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Tangri, A. and Awasthi, S. 2011. Green
dan Beracun. Chemistry Series Module I: Solid Waste
Prüss, A., Giroult, E., and Rushbrook, P. 1999. Management & Handling. WWF-India.
Safe Management of Wastes from Tchobanoglous, G. and Kreith, F. 2002.
Health-care Activities. Geneva: World Handbook of Solid Waste Management.
Health Organization. McGraw-Hill. New York
Raharjo, S. Bachtiar V. S, Ruslinda, Y., Dwi United Stated Environmental Protection
Rizki, I., Matsumoto, T., Rachman, I. Agency (USEPA). 1986. Handbook for
and Abdulhadi. D. 2017. Improvement stabilization/solidification of Hazardous
of Municipal Solid Waste Management Waste.
Using Life Cycle Assessment Approach Utomo, M. P. dan Laksono, E. W. 2007.
for Reducing Household Hazardous Kajian Tentang Proses Solidifikasi/
Waste Contamination to Environment in Stabilisasi Logam Berat dalam Limbah
Indonesia: A Case Study of Padang City, dengan Semen Portland. Prosiding
ARPN Journal of Engineering and Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan
Applied Sciences. 1(20):5692-570 dan Penerapan MIPA Yogyakarta
Raposo, C., Windmoller, C.C., and Junior, Wijesekara, R.G.S., Navarro R.R., dan
W.A.D. 2003. Mercury speciation in Matsumura, M. 2011. Removal and
Fluorescent Lamps by Thermal Release Recovery of Mercury From Used
Analysis. Waste Management 23:379- Fluorescent Lamp Glass by Pyrolysis.
886. Journal National Science Foundation
Ristinah, Zacoeb, A., Soehardjono, A., dan Sri Lanka 39(3):235-241
Setyowulan, D. 2012. Pengaruh Zacoeb, A., Dewi, S. M., dan Jamaran, I.
Penggunaan Bottom Ash Sebagai 2013. Pemanfaatan Limbah Bottom Ash
Pengganti Semen Pada Campuran Sebagai Pengganti Semen Pada Genteng
Batako Terhadap Kuat Tekan Batako. Beton Ditinjau Dari Segi Kuat Lentur
Jurnal Rekayasa Sipil 6(3):264-271 dan Perembesan Air. Jurnal Teknik Sipil
Ruslinda, Y. dan Yustisia, D. 2013. Analisis 7(1):81-87
Timbulan dan Komposisi Sampah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Rumah Tangga Di Kota Padang
Berdasarkan Tingkat Pendapatan. Jurnal
Lingkungan Tropis 7(1):21-30
Ruslinda Y., Raharjo S. dan Dewilda Y. 2017.
Kajian Sistem Pengelolaan Sampah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di
Kota Padang sebagai Upaya dalam
Konservasi Energi. Laporan Penelitian,
Padang

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 12


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai