ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu 1) untuk mengetahui serta menganalisis
implementasi Perda No 3 Tahun 2016 dalam pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning
Tegalsari Kabupaten Batang dan 2) kendala dalam implementasi pengelolaan sampah di TPA
Randu Kuning Tegalsari Kabupaten Batang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan tipe deskriptif kualitatif. Teknik analisis yang digunakan analisis kualitatif.
Hasil penelitian didasari teori implementasi Grindle seperti isi kebijakan (kepentingan
kelompok sasaran, tipe manfaat, derajat perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan
keputusan, pelaksanaan kebijakan, dan sumber daya yang digunakan) dan lingkungan
kebijakan (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat,
karakteristik lembaga dan penguasa, dan tingkat kepatuhan dan adanya respon dari
pelaksana). Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah di TPA Randu Kuning
Tegalsari Kabupaten Batang belum dilaksanakan dengan baik karena tujuan dan manfaat di
perda belum dirasakan oleh masyarakat dan pelaksana kebijakan. Kendala dalam
implementasi kebijakan Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah di TPA
Randu Kuning Tegalsari Kabupaten Batang antara lain kurangnya sosialisasi yang dilakukan
lembaga atau Dinas terkait, kurangnya sarana dan prasarana, staff belum mampu mencari
solusi dalam mengurangi sampah di TPA, kurangnya kesadaran masyarakat, petugas TPA
kesulitan mencari pembeli sampah, dan kurang tegasnya sanksi bagi pelanggar kebijakan
perda.
ABSTRACT
Waste in Tegalsari's Randu Kuning TPA is increasing every year. The more problems
there are, the more garbage problems that continue to grow. The purpose of this research is
to study and analyze the implementation of Regional Regulation No. 3 of 2016 in waste
management in the Randu Kuning TPA, Tegalsari Batang Regency and the supporting and
inhibiting factors that apply waste management in the Rals Kuning Tegal Tegalsari Batang
Regency. The method used in this study uses a qualitative descriptive type. The analysis
technique used is qualitative analysis. The results of the study stating the approval of Perda
policy No. 3 of 2016 related to waste management in Tegalsari Randu Kuning TPA Batang
Regency viewed from S. Grindle implementation theory, namely the contents of the policy of
group interests, types of benefits, gender, choices to be sought, according to needs, Policy
implementation, and resources used) and the policy environment (authority, interests and
strategies of the actors involved, priority institutions and authorities, and the level of
difficulty and response of implementers) of the phenomenon concluded as the implementation
of Perda policy No. 3 Year 2016 concerning Waste Management in Tegalari Randu Kuning
TPA Batang District cannot be approved with the aim and benefits of the local regulation not
yet being approved by the community and implementing the policy. Constraints in the
implementation of Perda policy No. 3 of 2016 concerning Waste Management in Tegalsari
Randu Kuning TPA Batang Regency include socialization by related institutions or offices,
improving facilities and infrastructure, staff supporting offer solutions in improving waste in
TPA, hoping the community cares, officers TPA has difficulty finding garbage buyers, and the
lack of strict punishment for violators of local regulations
A. PENDAHULUAN
sampah dan alat timbangan untuk setiap sedap dan pemandangan Kabupaten yang
Kecamatan. Sedangkan untuk pendauran kotor menyebabkan ketidaknyamanan.
ulang sampah, pemerintah hanya dapat Sampah menjadi permasalahan jika
melakukannya pada sampah organik dengan kemudian tidak diolah dengan baik dan
membuat pupuk kompos sedangkan untuk tidak termanfaatkan. Pengolahan sampah
sampah anorganik belum ada tindak yang tidak efektif akan menimbulkan
lanjutnya. Menurut hasil observasi, masih masalah pada kesehatan manusia dan
banyak terdapat sampah-sampah kemasan kerusakan alam.
yang ada di TPS. Hal ini menunjukan
bahwa masyarakat belum sepenuhnya Kondisi TPA Randu Kuning Tegalsari
melakukan perannya dalam mendukung secara keseluruhan yaitu 461.830 ha dari
berhasilnya implementasi kebijakan jumlah tersebut saat ini sudah terpakai 60%
pengelolaan sampah di Kabupaten Batang. (277098 ha) lahan buang sampah
Selanjutnya yaitu tahap penanganan sampah sedangkan yang lainnya 40% (184732 ha)
yang meliputi kegiatan pemilahan, untuk infrastruktur kolam lindi (leachate)
pengumpulan, pengangkutan sampai sabuk hijau dan lahan cover. Kondisi
pengolahan akhir sampah. kegiatan tersebut lainnya Ketinggian bervariasi antara 63
dilakukan oleh pemerintah daerah dan juga sampai 200 meter dari permukaan air laut
dapat dibantu oleh masyarakat. Sistem dan bagian bawah (terendah) mengalir
pengolahan sampah yang ada di Kabupaten Sungai Kreo yang airnya merupakan bahan
Batang adalah dengan menggunakan baku PDAM Kabupaten Batang. Faktanya
metode control landfill yaitu dengan timbulan sampah saat ini sudah mencapai
menimbun sampah dengan lapisan tanah 5,75 juta m3 (sementara daya tampung 4.15
setiap tujuh harinya. Pengelolaan sampah di juta m3) dengan demikian sudah melebihi
Kabupaten Batang tentunya mempunyai daya tampung TPA. Dengan melihat
hambatan atau kendala-kendala dalam hal kenyataan tersebut maka seharusnya
pelaksanaan implementasinya. Kendala pemerintah yang telah melakukan proses
yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah berbasis
implemenatsi pengelolaan sampah selain masyarakat dapat lebih menjadi suatu
minimnya sarana dan prasarana dalam alternatif kebijakan yang efektif dan efisien.
pengelolaan sampah adalah pola pikir Jika terdapat kendala dan dukungan tugas
masyarakat yang belum bisa sepenuhnya dari pemerintah dan seluruh aktor yang
melakukan pola hidup yang bersih dan terdapat didalam pengelolaan sampah
sehat. Selain itu, sistem pengelolaan berbasis masyarakat ini bisa lebih
sampah di Kabupaten Batang dapat memanfaatkan dukungan untuk menutup
dikatakan masih tergolong menggunakan kendala yang terjadi. Selanjutnya,
konsep tradisional yang menganut konsep Pemerintah Kabupaten Batang membuat
kumpul, angkut dan buang. Sistem ini suatu Kebijakan untuk mengatasi masalah
masih terus digunakan karena masyarakat tersebut, yakni Peraturan Daerah Nomor 3
belum mengetahui cara pengelolaan sampah Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Sampah
dengan baik. Tumpukan sampah yang ada yang bertujuan untuk meningkatkan
di pinggir jalan akan mengakibatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
penyempitan jalan dan menyebabkan lingkungan serta menjadikan sampah
kemacetan. Belum lagi bau yang tidak sebagai sumber daya. Peraturan Daerah
5
Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan nampak dalam serangkaian kegiatan yang
Sampah merupakan Perda khusus untuk mencakup penyusunan agenda, formulasi
menanggapi masalah lingkungan lokal yang kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi
akan berpengaruh terhadap ekosistem kebijakan, dan penilaian kebijakan.
global. Penjelasan selanjutnya yaitu: Sedangkan aktivitas perumusan masalah,
Dengan adanya pertambahan penduduk dan forecasting, rekomendasi kebijakan,
pola konsumsi masyarakat menimbulkan monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah
bertambahnya volume, jenis dan aktivitas yang lebih bersifat intelektual.
karakteristik sampah yang beragam. Salah satu definisi mengenai kebijakan
Pengelolaan sampah selama ini belum publik diberikan oleh Robert Eyestone
sesuai dengan metode dan teknik dalam (Budi Winarno 2007:17). Ia
pengelolaan sampah yang berwawasan mengatakan bahwa “secara luas” kebijakan
lingkungan sehingga menimbulkan dampak publik dapat didefinisikan sebagai
negatif terhadap kesehatan masyarakat dan “hubungan suatu unit pemerintah dengan
lingkungan. Pengelolaan sampah menjadi lingkungannya”. Konsep yang ditawarkan
tanggung jawab bersama antara pemerintah Eyestone ini mengandung pengertian yang
daerah dan masyarakat, untuk itu perlu sangat luas dan kurang pasti karena apa
dilakukan secara komprehensif dan terpadu. yang di maksud dengan kebijakan publik
Selanjutnya, dalam pengelolaan sampah dapat mencakup banyak hal. Lingkup
juga diperlukan kepastian hukum, kejelasan kebijakan publik sangat luas karena
tanggung jawab dan kewenangan mencakup berbagai sektor atau bidang
pemerintah daerah, serta peran masyarakat pembangunan, seperti kebijakan publik di
dan dunia usaha sehingga pengelolaan bidang pendidikan, pertanian, kesehatan,
sampah dapat berjaan seeara proporsional, transportasi, pertahanan, dan sebagainya.
efektif, dan efisien. (Sugiyantoro, 2014: Disamping itu, dilihat dari hirearkinya,
62). Berdasarkan uraian kondisi kebijakan publik dapat bersifat nasional,
pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten regional, maupun lokal, seperti Undang-
Batang dan beberapa kelurahan, maka Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut, Pemerintah Propinsi, Peraturan Pemerintah
1. Bagaimana implementasi kebijakan Kabupaten/Kota, dan keputusan
Perda Nomor 3 Tahun 2016 terkait dengan Bupati/Walikota. (Taufiqurokhman, 2014:
pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning 13).
Tegalsari Kabupaten Batang dan apa saja
yang menjadi kendalanya. b. Implementasi Kebijakan
sekunder dari sumber lainnya. Teknik Nomor 3 tahun 2016 tentang Pengelolaan
pengumpulan data yang digunakan peneliti Sampah adalah agar tercapai kesejahteraan
adalah: Wawancara, Observasi, dan masyarakat dengan mengelola sampah
Analisis Dokumen. Selanjutnya, analisis sehingga terciptanya lingkungan sehat dan
data menurut Sugiyono (2006 : 147) bersih di sekitar masyarakat. Hal tersebut
merupakan kegiatan setelah data dari telah disesuaikan dengan penjelasan dari
seluruh responden atau sumber data lain Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2016
terkumpul. Analisis data yang digunakan tentang Pengelolaan Sampah. Selain itu,
dalam penelitian ini menggunakan model Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 3 tahun
analisis data interakif oleh Huberman dan 2016 tentang Pengelolaan Sampah juga
Mile (Sugiyono 2006). Model ini terdiri menjelaskan hal yang sama bahwa:
dari tiga hal utama yaitu : reduksi data, “Pengelolaan sampah bertujuan untuk
penyajian data, dan penarikan mewujudkan lingkungan yang sehat dan
kesimpulan/verifikasi. Pada penelitian ini bersih dari sampah serta menjadikan
peneliti menggunakan triangulasi sumber, sampah sebagai sumber daya”. Pencapaian
teknik, dan waktu dalam pengecekan data. tujuam tersebut merupakan tugas dari
Pemerintah Daerah seperti yang telah
D. PEMBAHASAN dijelaskan dalam Pasal 5 Peraturan Daerah
Implementasi Kebijakan Perda Nomor 3 Nomor 3 tahun 2016 tentang Pengelolaan
Tahun 2016 Terkait dengan Pengelolaan Sampah bahwa “pemerintah daerah
Sampah di TPA Randu Kuning Tegalsari bertugas menjamin terselenggaranya
Kabupaten Batang pengelolaan sampah yang baik dan
Implementasi adalah pelaksanaan berwawasan lingkungan sesuai dengan
kebijakan dimana actor bekerjasama untuk tujuan sebagaimana yang dimaksud dalam
menjelaskan sebuah kebijakan dengan Pasal 3”. Penelitian juga menemukan
upaya mencapai tujuan kebijakan. bahwa partisipasi masyarakat terhadap
Implementasi kebijakan Peraturan Daerah implempelaksanaan kebijakan Peraturan
Nomor 3 tahun 2016 tentang Pengelolaan Daerah Tahun 2016 tentang pengelolaan
Sampah merupakan implementasi yang sampah sangat mendukung. Kegiatan
wajib dilaksanakan oleh pihak terkait partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
khususnya masyarakat. sampah seperti pemilahan sampah organik
dan anorganik serta kegiatan pemulungan
1. Isi Kebijakan (Content of policy) yang dilakukan beberapa masyarakat dapat
membantu petugas pengelola sampah.
a.) Kepentingan Kelompok Sasaran Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
Indikator ini berargumen bahwa sampah sebenarnya sudah disinggung
suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti dalam Pasal 9 Peraturan Daerah Nomor 3
melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah
mana kepentingan-kepentingan tersebut yang menyatakan bahwa “setiap orang
membawa pengaruh terhadap dalam pengelolaan sampah rumah tangga
implementasinya, hal inilah yang ingin dan sampah sejenis sampah rumah tangga
diketahui lebih lanjut. Hasil penelitian wajib mengurangi dan menangani sampah
menunjukan bahwa tujuan yang hendak dengan cara yang berwawasan lingkungan”.
dicapai dengan kebijakan Peraturan Daerah Selain itu, pengaruh diterapkannya
8
Batang ataupun dinas terkait sudah cukup menumpuk di TPA Randu Kuning
baik namun dalam sarana dan prasarana Tegalsari.
serta fasilitas di TPA Randu Kuning
Tegalsari Kabupaten Batang masih kurang b) Karakteristik lembaga dan
seperti ketersediaan alat berat dan lain- penguasa
lainnya. Berdasarkan kualitas sumber daya Lingkungan dimana suatu kebijakan
manusia di TPA Randu Kuning sudah baik tersebut dilaksanakanjuga berpengaruh
namun masih terkendala jika ada beberapa terhadap keberhasilannya, maka pada
sarana prasarana yang rusak seperti alat bagian ini ingin dijelaskan karakteristik dari
berat dan truck pengangkut. suatu lembaga yang akan turut
mempengaruhi suatu kebijakan. Dalam
2. Lingkungan Kebijakan (Context of penelitian yang telah dilakukan dan telah
Policy) diuraikan di bab sebelumnya ditemukan
terdapat hambatan internal dari para
a) Kekuasaan, kepentingan- pelaksana yaitu kurangnya sarana dan
kepentingan dan strategi dari aktor prasarana di TPA Randu Kuning Tegalsari
yang terlibat seperti alat berat, selain itu beberapa
Hasil penelitian yang dilakukan petugas atau staff dari Dinas terkait belum
menemumakan bahwa kekuasaan aktor menemukan solusi yang dapat dilaksanakan
yang terlibat dalam pelaksanaan untuk mengurangi volume sampah di TPA
pengelolaan sampah belum dijalankan Randu Kuning Tegalsari. Sedangkan,
dengan baik karena masyarakat belum bisa hambatan eksternalnya adalah kesadaran
mengikuti kebijakan tersebut dikarenakan masyarakat yang kurang dalam membuang
belum adanya sosialisasi langsung dari sampah atau penggunaan sampah dan
Dinas terkait, hal tersebut tentu menjadi pemilihan sampah yang membuat volume
faktor penghambat bagi pelaksanaan sampah semakin meningkat serta marketing
kebijakan Perda Nomor 3 tahun 2016 TPA Randu Kuning Tegalsari kesulitan
terkait pengelolaan sampah di Kabupaten mencari pembeli sampah sehingga sampah
Batang. Dorongan dari dinas terkait kepada terus menumpuk dalam TPA. Sehingga
masyarakat sangatlah penting namun dalam hal ini, Dinas Lingkungan Hidup dan
kesadaran masyarakat juga lebih penting Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
karena jika pihak dinas sudah memberikan Pemrosesan Akhir Sampah dan Limbah
dorongan untuk membuang sampah pada bertanggungjawab dalam pengelolaan
tempatnya dan memisahkan antara sampah sampah dan limbah di Kabupaten Batang
organik dan anorganik namun kesadaran khusunya TPA Randu Kuning Tegalsari
masyarakat yang kurang maka peraturan serta mencari solusi untuk mengatasi
tersebut juga tidak dapat telaksana dengan masalah yang ada. Namun, pengelola
baik. Volume sampah di TPA Randu sampah TPA Randu Kuning Tegalsari
Kuning Tegalsari Kabupaten Batang yang hanya bertanggungjawab dalam
merupakan satu-satunya TPA di Kabupaten pengelolaan sampah dan mencari pembeli
Batang terus meningkat sehingga Dinas untuk mengangkut beberapa sampah yang
Lingkungan Hidup akan mengupayakan ada.
untuk membuat sub-sub TPA di Kabupaten
Batang agar sampah tidak terlalu
11
yang sudah menumpuk dalam TPA pengelolaan sampah bahwa bagi pelanggar
Randukuning Tegalsari Kabupaten pengelolaan sampah maka akan diberi
Batang sehingga menyebabkan volume peringatan lisan, selanjutnya tulisan dan
sampah semakin meninggat dan jika sampah itu merupakan limbah atau
diharapak petugas dapat mengikut sampah usaha maka usaha tersebut akan
seminar-seminar terkait pengelolaan dicabut ijinnya. Sanksi tersebut membuat
sampah yang baik sebagai sumber masyarakat masih dapat melanggarnya.
referensi dalam pengelolaan sampah di
TPA Randukung Tegalsari Kabupaten E. PENUTUP
Batang.
Berdasarkan hasil penelitian dan
4. Kurangnya kesadaran masyarakat
pembahasan yang telah dilakukan dapat
Hasil penelitian menemukan
disimpulkan bahwa:
jika kurangnya kesadaran masyarakat
1. Implementasi kebijakan Perda Nomor 3
dalam pengelolaan sampah diakibatkan
Tahun 2016 terkait dengan pengelolaan
karena perilaku masyarakat sejak dulu,
sampah di TPA Randu Kuning
peraturan yang kurang tegas, serta
Tegalsari Kabupaten Batang ditinjau
belum adanya sosialisasi masyarakat
dari teori implementasi S. Grindle yaitu
sehingga masyarakat tetap berperilaku
isi kebijakan antara lain:
seperti membuang sampah
a. Kepentingan kelompok sasaran :
sembarangan belum bias memisahkan
Penelitian menemukan bahwa
sampah-sampah yang sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai dari
Perda Nomor 3 tahun 2016 tentang
implementasi tersebut adalah agar
Pengelolaan Sampah.
tercapai kesejahteraan masyarakat
5. Petugas TPA kesulitan mencari
dengan mengelola sampah
pembeli sampah
sehingga terciptanya lingkungan
Petugas TPA masih kesulitan
sehat dan bersih di sekitar
mencari pembeli sampah yang bisa
masyarakat.
didaur ulang menyebabkan sampah
b. Tipe manfaat: Manfaat yang
terus meningkat dan pelaksanaan
didapatkan oleh pemerintah dalam
pengelolaan sampah menjadi terhambat
hal ini pemerintah daerah atas
dan tidak dapat terlaksanaa dengan
diterapkannya kebijakan
baik sehingga manfaat dan tujuan tidak
pengelolaan sampah di TPA Randu
dapat dicapai.
Kuning Tegalsari Kabupaten
6. kurang tegasnya sanksi bagi pelanggar
Batang adalah TPA dapat
kebijakan perda
dijadikan penampungan akhir
Hasil penelitian menyatakan jika
sampah di Kabupaten Batang
pemerintah daerah perlu mempertegas
selain itu pemerintah daerah dapat
sanksi bagi para pelanggar pengelolaan
memperdayakan masyarakat di
sampah agar masyarakat memeatuhi
sekitara TPA Randu Kuning dalam
peraturan tersebut sehingga tujuan dan
kegiatan yang positif seperti
manfaat dari kebijakan Perda No 3 tahun
memilah sampah.
2016 tentang pengelolaan sampah tercapai.
c. Derajat perubahan yang ingin
Seperti yang dijelaskan dalam pasal 51
dicapai: Berdasarkan penelitian
Perda Nomor 3 tahun 2016 tentang
13
Adapun saran yang dapat diberikan untuk Agustino, Leo. 2008. Dasar- dasar
kendala dalam Implementasi kebijakan Kebijakan Publik. Alfabeta:
Bandung.
Perda Nomor 3 Tahun 2016 terkait dengan
pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
Tegalsari Kabupaten adalah sebagai Penelitian Suatu Pendekatan
berikut: Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan
Grindle, Merilee S. 1980, Politics and
lembaga atau Dinas terkait dmaka
Policy Implementation in The Third
diharapkan pemerintah daerah segera World. New Jersey: Princenton
mengadakan sosialisasi untuk University Press.
masyarakat agar kebijakan dapat
berjalan Kencana, Inu Syafiie. 2006. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta: PT
2. Kurangnya sarana dan prasarana
Rineka Cipta.
diharapkan selalu dilakukan
pengecekan setiap bulan agar Nugroho, Riant. 2015. Kebijakan Publik
pengelolaan sampah tidak terhambat. Negara-Negara Berkembang.
3. Staff belum mampu mencari solusi Yogyakarta: Pustaka Pelajar
dalam mengurangi sampah di TPA
Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode
diharapkan staff mengikuti seminar Penelitian Komunikasi Kualitatif.
terkait dalam pengelolaan sampah Malang: Kelompok Intrans
atau mencari referensi dalam Publishing.
mengurangi sampah.
15
Internet:
http://jateng.tribunnews.com diakses
tanggal 26 April 2018
http://data.jatengprov.go.id/dataset/volume-
sampah-rata-rata-per-hari-dan-yang-
terangkut-di-kabupaten-batang-
ton/resource/3dc8af6e-08d3-458e-a515-
af13ab755099
17