Anda di halaman 1dari 17

1

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG


PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BATANG
(Studi Tempat Pembuangan Akhir Randu Kuning Tegalsari)
1Aditya Bryan Darmasaputra, Dyah Hariani 2
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407
Faksimile (024) 7465405
E-mail: adityabryan97@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu 1) untuk mengetahui serta menganalisis
implementasi Perda No 3 Tahun 2016 dalam pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning
Tegalsari Kabupaten Batang dan 2) kendala dalam implementasi pengelolaan sampah di TPA
Randu Kuning Tegalsari Kabupaten Batang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan tipe deskriptif kualitatif. Teknik analisis yang digunakan analisis kualitatif.
Hasil penelitian didasari teori implementasi Grindle seperti isi kebijakan (kepentingan
kelompok sasaran, tipe manfaat, derajat perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan
keputusan, pelaksanaan kebijakan, dan sumber daya yang digunakan) dan lingkungan
kebijakan (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat,
karakteristik lembaga dan penguasa, dan tingkat kepatuhan dan adanya respon dari
pelaksana). Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah di TPA Randu Kuning
Tegalsari Kabupaten Batang belum dilaksanakan dengan baik karena tujuan dan manfaat di
perda belum dirasakan oleh masyarakat dan pelaksana kebijakan. Kendala dalam
implementasi kebijakan Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah di TPA
Randu Kuning Tegalsari Kabupaten Batang antara lain kurangnya sosialisasi yang dilakukan
lembaga atau Dinas terkait, kurangnya sarana dan prasarana, staff belum mampu mencari
solusi dalam mengurangi sampah di TPA, kurangnya kesadaran masyarakat, petugas TPA
kesulitan mencari pembeli sampah, dan kurang tegasnya sanksi bagi pelanggar kebijakan
perda.

Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Pengelolaan Sampah


2

IMPLEMENTATION OF REGIONAL REGULATION NUMBER 3 OF 2016


CONCERNING WASTE MANAGEMENT IN BATANG REGENCY

(CASE STUDY OF THE FINAL RANDU KUNING TEGALSARI REGENCY IN


BATANG REGENCY)
1Aditya Bryan Darmasaputra, Dyah Hariani 2
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407
Faksimile (024) 7465405
E-mail: adityabryan97@gmail.com

ABSTRACT

Waste in Tegalsari's Randu Kuning TPA is increasing every year. The more problems
there are, the more garbage problems that continue to grow. The purpose of this research is
to study and analyze the implementation of Regional Regulation No. 3 of 2016 in waste
management in the Randu Kuning TPA, Tegalsari Batang Regency and the supporting and
inhibiting factors that apply waste management in the Rals Kuning Tegal Tegalsari Batang
Regency. The method used in this study uses a qualitative descriptive type. The analysis
technique used is qualitative analysis. The results of the study stating the approval of Perda
policy No. 3 of 2016 related to waste management in Tegalsari Randu Kuning TPA Batang
Regency viewed from S. Grindle implementation theory, namely the contents of the policy of
group interests, types of benefits, gender, choices to be sought, according to needs, Policy
implementation, and resources used) and the policy environment (authority, interests and
strategies of the actors involved, priority institutions and authorities, and the level of
difficulty and response of implementers) of the phenomenon concluded as the implementation
of Perda policy No. 3 Year 2016 concerning Waste Management in Tegalari Randu Kuning
TPA Batang District cannot be approved with the aim and benefits of the local regulation not
yet being approved by the community and implementing the policy. Constraints in the
implementation of Perda policy No. 3 of 2016 concerning Waste Management in Tegalsari
Randu Kuning TPA Batang Regency include socialization by related institutions or offices,
improving facilities and infrastructure, staff supporting offer solutions in improving waste in
TPA, hoping the community cares, officers TPA has difficulty finding garbage buyers, and the
lack of strict punishment for violators of local regulations

Keywords: Implementation, Policy, Waste Management


3

A. PENDAHULUAN

Kabupaten Batang merupakan salah data terakhir menurut Dinas Lingkungan


satu daerah yang memiliki pekerjaan rumah Hidup Kabupaten Batang timbulan sampah
terkait tugas pengelolaan sampah. Sampah yang dihasilkan per harinya mencapai
di Kabupaten Batang sendiri dapat terbilang sekitar 40 ton/hari dan rata-rata yang dapat
banyak. Adanya sampah tersebut pula terangkut ke TPA hanya sekitar 15 /hari
akhirnya menimbulkan inisiatif dari dengan daya tampung TPA sekitar 35
pemerintah beserta legislatif Kabupaten ton/hari. Adapun jenis sampah yang banyak
Batang. Produksi sampah di Kabupaten dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten
Batang sendiri tidak sebanding dengan Batang adalah sampah permukiman atau
sarana dan prasarana pengelola rumah tangga dengan persentase sebesar
kebersihannya. Sampah di Tempat 77.89% sampah organik yang
Pembuangan Akhir (TPA) Randu Kuning pengangkutannya dilaksanakan 2-4 kali
Tegalsari volumenya setiap tahun sehari menuju TPA Randu Kuning
bertambah. Adapun volume produksi Tegalsari. Kemudian, berdasarkan data dari
sampah 8 tahun terakhir di Kabupaten Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Batang adalah sebagai berikut: Kabupaten Batang, komposisi sampah di
Tabel 1 dominasi oleh sampah organik dengan
Data Volume Sampah Dari Tahun 2010- persentase sebesar 78,34%, sedangkan
2018 Di Kabupaten Batang sisanya 21,66% merupakan sampah
Volume Terangkut Presentase
Tahun anorganik.
(Ton) (Ton) (%)
2010 243,29 141,99 58, 36 Pengurangan sampah termasuk
2011 249,48 145,98 58,51 pembatasan sampah, daur ulang sampah
2012 252,42 149,54 59,24 dan pemanfaatan kembali sampah di
2013 261,53 152,16 58,18 Kabupaten Batang saat ini belum bisa
2014 265,30 157,78 59,47 sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah
2015 313,20 195,70 62,48 daerah. Karena pengelolaan dilakukan oleh
2016 390,90 244,30 62,50 Dinas Lingkungan Hidup dan ada yang
2017 344,96 71,95 20,86 dikelola oleh perusahaan (swasta) dan
2018 228,71 76,51 33,45
pemulung. Dalam mengurangi jumlah
Sumber:
timbulan sampah Dinas terkait mendirikan
http://data.jatengprov.go.id/dataset/
TPST (Tempat Pengolahan Sampah
volume-sampah-rata-rata-per-hari-
Terpadu) yang ada sekitar 15 TPST yang
dan-yang-terangkut-di-kabupaten-
aktif beroperasi di Kabupaten Batang. Cara
batang-ton/resource/3dc8af6e-08d3-
lain yang dilakukan untuk mengurangi
458e-a515-af13ab755099
timbulan sampah adalah dengan metode 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle). Metode 3R
Berdasarkan tabel 1 volume sampah dari
dilakukan untuk mengurangi sampah dan
tahun 2010-2018 di Kabupaten Batang dari
sebagai salah satu cara dalam hal pendaur
tahun 2010 sampai dengan tahun 2016
ulangan dan pemanfaatan kembali sampah
semakin meningkat, namun di tahun 2017
yang ada. Sedangkan untuk metode bank
dan 2018 volume sampah di Kabupaten
sampah, dinas memberikan bantuan
Batang mengalami penurunan. Berdasarkan
peralatan teknis berupa tong sampah, becak
4

sampah dan alat timbangan untuk setiap sedap dan pemandangan Kabupaten yang
Kecamatan. Sedangkan untuk pendauran kotor menyebabkan ketidaknyamanan.
ulang sampah, pemerintah hanya dapat Sampah menjadi permasalahan jika
melakukannya pada sampah organik dengan kemudian tidak diolah dengan baik dan
membuat pupuk kompos sedangkan untuk tidak termanfaatkan. Pengolahan sampah
sampah anorganik belum ada tindak yang tidak efektif akan menimbulkan
lanjutnya. Menurut hasil observasi, masih masalah pada kesehatan manusia dan
banyak terdapat sampah-sampah kemasan kerusakan alam.
yang ada di TPS. Hal ini menunjukan
bahwa masyarakat belum sepenuhnya Kondisi TPA Randu Kuning Tegalsari
melakukan perannya dalam mendukung secara keseluruhan yaitu 461.830 ha dari
berhasilnya implementasi kebijakan jumlah tersebut saat ini sudah terpakai 60%
pengelolaan sampah di Kabupaten Batang. (277098 ha) lahan buang sampah
Selanjutnya yaitu tahap penanganan sampah sedangkan yang lainnya 40% (184732 ha)
yang meliputi kegiatan pemilahan, untuk infrastruktur kolam lindi (leachate)
pengumpulan, pengangkutan sampai sabuk hijau dan lahan cover. Kondisi
pengolahan akhir sampah. kegiatan tersebut lainnya Ketinggian bervariasi antara 63
dilakukan oleh pemerintah daerah dan juga sampai 200 meter dari permukaan air laut
dapat dibantu oleh masyarakat. Sistem dan bagian bawah (terendah) mengalir
pengolahan sampah yang ada di Kabupaten Sungai Kreo yang airnya merupakan bahan
Batang adalah dengan menggunakan baku PDAM Kabupaten Batang. Faktanya
metode control landfill yaitu dengan timbulan sampah saat ini sudah mencapai
menimbun sampah dengan lapisan tanah 5,75 juta m3 (sementara daya tampung 4.15
setiap tujuh harinya. Pengelolaan sampah di juta m3) dengan demikian sudah melebihi
Kabupaten Batang tentunya mempunyai daya tampung TPA. Dengan melihat
hambatan atau kendala-kendala dalam hal kenyataan tersebut maka seharusnya
pelaksanaan implementasinya. Kendala pemerintah yang telah melakukan proses
yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah berbasis
implemenatsi pengelolaan sampah selain masyarakat dapat lebih menjadi suatu
minimnya sarana dan prasarana dalam alternatif kebijakan yang efektif dan efisien.
pengelolaan sampah adalah pola pikir Jika terdapat kendala dan dukungan tugas
masyarakat yang belum bisa sepenuhnya dari pemerintah dan seluruh aktor yang
melakukan pola hidup yang bersih dan terdapat didalam pengelolaan sampah
sehat. Selain itu, sistem pengelolaan berbasis masyarakat ini bisa lebih
sampah di Kabupaten Batang dapat memanfaatkan dukungan untuk menutup
dikatakan masih tergolong menggunakan kendala yang terjadi. Selanjutnya,
konsep tradisional yang menganut konsep Pemerintah Kabupaten Batang membuat
kumpul, angkut dan buang. Sistem ini suatu Kebijakan untuk mengatasi masalah
masih terus digunakan karena masyarakat tersebut, yakni Peraturan Daerah Nomor 3
belum mengetahui cara pengelolaan sampah Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Sampah
dengan baik. Tumpukan sampah yang ada yang bertujuan untuk meningkatkan
di pinggir jalan akan mengakibatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
penyempitan jalan dan menyebabkan lingkungan serta menjadikan sampah
kemacetan. Belum lagi bau yang tidak sebagai sumber daya. Peraturan Daerah
5

Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan nampak dalam serangkaian kegiatan yang
Sampah merupakan Perda khusus untuk mencakup penyusunan agenda, formulasi
menanggapi masalah lingkungan lokal yang kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi
akan berpengaruh terhadap ekosistem kebijakan, dan penilaian kebijakan.
global. Penjelasan selanjutnya yaitu: Sedangkan aktivitas perumusan masalah,
Dengan adanya pertambahan penduduk dan forecasting, rekomendasi kebijakan,
pola konsumsi masyarakat menimbulkan monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah
bertambahnya volume, jenis dan aktivitas yang lebih bersifat intelektual.
karakteristik sampah yang beragam. Salah satu definisi mengenai kebijakan
Pengelolaan sampah selama ini belum publik diberikan oleh Robert Eyestone
sesuai dengan metode dan teknik dalam (Budi Winarno 2007:17). Ia
pengelolaan sampah yang berwawasan mengatakan bahwa “secara luas” kebijakan
lingkungan sehingga menimbulkan dampak publik dapat didefinisikan sebagai
negatif terhadap kesehatan masyarakat dan “hubungan suatu unit pemerintah dengan
lingkungan. Pengelolaan sampah menjadi lingkungannya”. Konsep yang ditawarkan
tanggung jawab bersama antara pemerintah Eyestone ini mengandung pengertian yang
daerah dan masyarakat, untuk itu perlu sangat luas dan kurang pasti karena apa
dilakukan secara komprehensif dan terpadu. yang di maksud dengan kebijakan publik
Selanjutnya, dalam pengelolaan sampah dapat mencakup banyak hal. Lingkup
juga diperlukan kepastian hukum, kejelasan kebijakan publik sangat luas karena
tanggung jawab dan kewenangan mencakup berbagai sektor atau bidang
pemerintah daerah, serta peran masyarakat pembangunan, seperti kebijakan publik di
dan dunia usaha sehingga pengelolaan bidang pendidikan, pertanian, kesehatan,
sampah dapat berjaan seeara proporsional, transportasi, pertahanan, dan sebagainya.
efektif, dan efisien. (Sugiyantoro, 2014: Disamping itu, dilihat dari hirearkinya,
62). Berdasarkan uraian kondisi kebijakan publik dapat bersifat nasional,
pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten regional, maupun lokal, seperti Undang-
Batang dan beberapa kelurahan, maka Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut, Pemerintah Propinsi, Peraturan Pemerintah
1. Bagaimana implementasi kebijakan Kabupaten/Kota, dan keputusan
Perda Nomor 3 Tahun 2016 terkait dengan Bupati/Walikota. (Taufiqurokhman, 2014:
pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning 13).
Tegalsari Kabupaten Batang dan apa saja
yang menjadi kendalanya. b. Implementasi Kebijakan

B. KAJIAN PUSTAKA Implementasi kebijakan merupakan


a. Kebijakan Publik tahap yang krusial dalam proses kebijakan
publik. Suatu program kebijakan harus di
Kebijakan publik atau yang disebut implementasikan agar mempunyai dampak
dengan public policy merupakan bagian atau tujuan yang ingin dicapai. Ripley dan
proses analisis kebijakan publik adalah Franklin dalam (Budi Winarno 2007:145)
serangkaian aktivitas intelektual yang berpendapat bahwa implementasi adalah
dilakukan dalam proses kegiatan yang apa yang terjadi setelah undang-undang
bersifat politis. Aktivitas politis tersebut ditetapkan yang memberikan otoritas
6

program, kebijakan, keuntungan (benefit), deskriptif. Menurut Sugiono (2007: 11),


atau suatu jenis keluaran yang nyata penelitian deskriptif adalah penelitian yang
(tangiable output). Istilah implementasi yang dilakukan untuk mengetahui nilai
menunjuk pada sejumlah kegiatan yang variabel mandiri, baik satu variabel atau
mengikuti pernyataan maksud tentang lebih (independen) tanpa membuat
tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang perbandingan atau menghubungkan dengan
diinginkan oleh para pejabat pemerintah. variabel yang lain. Dalam penelitian ini,
Keberhasilan implementasi menurut perlu dikemukakan tempat dimana gejala-
Merilee S. Grindle (1980) dipengaruhi oleh gejala yang akan diteliti, jika berdasarkan
dua variabel besar, yakni isi kebijakan fokus penelitian yaitu implementasi
(content of policy) dan lingkungan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016
implementasi (context of implementation) Tentang Pengelolaan Sampah maka
(Riant Nugroho, 2015: 221) seperti terlihat penelitian ini dilakukan di Kabupaten
pada Gambar 1.4. Variabel isi kebijakan ini Batang khususnya di TPA Randu Kuning
mencakup: (1) sejauh mana kepentingan Tegalsari, Dinas Lingkungan Hidup
kelompok sasaran atau target groups Kabupaten Batang, Unit Pelaksana Teknis
termuat dalam isi kebijakan; (2) jenis Dinas (UPTD) Kabupaten batang dan
manfaat yang diterima oleh target group; lokasi-lokasi yang dijadikan sasaran dalam
(3) sejauh mana perubahan yang diinginkan penelitian yang ada di Kabupaten Batang.
dari sebuah kebijakan. Suatu program yang Penentuan informan yang penulis lakukan
bertujuan mengubah sikap dan perilaku di dalam penelitian ini adalah dengan
kelornpok sasaran relatif lebih sulit menggunakan teknik purposive sampling.
diimplementasikan daripada program yang Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya
sekedar memberikan bantuan kredit atau adalah Kepala Bidang Pengelolaan Sampah
bantuan beras kepada kelompok di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
masayarakat miskin; (4) apakah letak Batang, Kepala Unit Pelaksana Teknis
sebuah program sudah tepat.; (5) apakah Dinas (UPTD) Pemrosesan Akhir Sampah
sebuah kebijakan telah menyebutkan dan Limbah, membawahi Kepala Sub
implementornya dengan rinci; dan (6) Bagian Tata Usaha UPTD, Petugas yang
apakah sebuah program didukung oleh bekerja dalam pengelolaan sampah di TPA
sumberdaya yang memadai. Sedangkan Randu Kuning Tegalsari Kabupaten
variabel lingkungan kebijakan mencakup: Batang, dan Masyarakat di sekitar TPA
(1) seberapa besar kekuasaan, kepentingan. Randu Kuning Tegalsari Kabupaten
dan strategi yang dimiliki oleh para aktor Batang. Pada penelitian kualitatif, jenis data
yang terlibat dalam implementasi yang digunakan berupa kata-kata tertulis,
kebijakan; (2) karakteristik institusi dan catatan dari lapangan, teks, kejadian-
rejim yang sedang berkuasa; (3) tingkat kejadian, peristiwa-peristiwa, dan tindakan
kepatuhan dan responsivitas kelompok orang-orang di dalam kehidupan tempat
sasaran. penelitian. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan data statistik yang dapat
C. METODOLOGI PENELITIAN mendukung dan menunjang penelitian
kualitatif ini. Adapun sumber data primer
Tipe penelitian yang digunakan dalam
dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah penelitian kualitatif
wawancara dengan informan dan data
7

sekunder dari sumber lainnya. Teknik Nomor 3 tahun 2016 tentang Pengelolaan
pengumpulan data yang digunakan peneliti Sampah adalah agar tercapai kesejahteraan
adalah: Wawancara, Observasi, dan masyarakat dengan mengelola sampah
Analisis Dokumen. Selanjutnya, analisis sehingga terciptanya lingkungan sehat dan
data menurut Sugiyono (2006 : 147) bersih di sekitar masyarakat. Hal tersebut
merupakan kegiatan setelah data dari telah disesuaikan dengan penjelasan dari
seluruh responden atau sumber data lain Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2016
terkumpul. Analisis data yang digunakan tentang Pengelolaan Sampah. Selain itu,
dalam penelitian ini menggunakan model Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 3 tahun
analisis data interakif oleh Huberman dan 2016 tentang Pengelolaan Sampah juga
Mile (Sugiyono 2006). Model ini terdiri menjelaskan hal yang sama bahwa:
dari tiga hal utama yaitu : reduksi data, “Pengelolaan sampah bertujuan untuk
penyajian data, dan penarikan mewujudkan lingkungan yang sehat dan
kesimpulan/verifikasi. Pada penelitian ini bersih dari sampah serta menjadikan
peneliti menggunakan triangulasi sumber, sampah sebagai sumber daya”. Pencapaian
teknik, dan waktu dalam pengecekan data. tujuam tersebut merupakan tugas dari
Pemerintah Daerah seperti yang telah
D. PEMBAHASAN dijelaskan dalam Pasal 5 Peraturan Daerah
Implementasi Kebijakan Perda Nomor 3 Nomor 3 tahun 2016 tentang Pengelolaan
Tahun 2016 Terkait dengan Pengelolaan Sampah bahwa “pemerintah daerah
Sampah di TPA Randu Kuning Tegalsari bertugas menjamin terselenggaranya
Kabupaten Batang pengelolaan sampah yang baik dan
Implementasi adalah pelaksanaan berwawasan lingkungan sesuai dengan
kebijakan dimana actor bekerjasama untuk tujuan sebagaimana yang dimaksud dalam
menjelaskan sebuah kebijakan dengan Pasal 3”. Penelitian juga menemukan
upaya mencapai tujuan kebijakan. bahwa partisipasi masyarakat terhadap
Implementasi kebijakan Peraturan Daerah implempelaksanaan kebijakan Peraturan
Nomor 3 tahun 2016 tentang Pengelolaan Daerah Tahun 2016 tentang pengelolaan
Sampah merupakan implementasi yang sampah sangat mendukung. Kegiatan
wajib dilaksanakan oleh pihak terkait partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
khususnya masyarakat. sampah seperti pemilahan sampah organik
dan anorganik serta kegiatan pemulungan
1. Isi Kebijakan (Content of policy) yang dilakukan beberapa masyarakat dapat
membantu petugas pengelola sampah.
a.) Kepentingan Kelompok Sasaran Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
Indikator ini berargumen bahwa sampah sebenarnya sudah disinggung
suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti dalam Pasal 9 Peraturan Daerah Nomor 3
melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah
mana kepentingan-kepentingan tersebut yang menyatakan bahwa “setiap orang
membawa pengaruh terhadap dalam pengelolaan sampah rumah tangga
implementasinya, hal inilah yang ingin dan sampah sejenis sampah rumah tangga
diketahui lebih lanjut. Hasil penelitian wajib mengurangi dan menangani sampah
menunjukan bahwa tujuan yang hendak dengan cara yang berwawasan lingkungan”.
dicapai dengan kebijakan Peraturan Daerah Selain itu, pengaruh diterapkannya
8

kebijakan pengelolaan sampah hanya serta beberapa masyarakat ditunjuk sebagai


dirasakan pada masyarakat yang ditunjuk petugas TPA sehingga dapat mengurangi
sebagai petugas TPA Randu Kuning angka pengangguran, namun hal tersebut
Tegalsari Kabupaten Batang serta belum membantu pengurangan sampah
masyarakat yang bekerja di TPA Randu yang ada di TPA Randu Kuning Tegalsari
Kuning Tegalsari Kabupaten Batang Kabupaten Batang.
sebagai pemilah sampah karena adanya
kebijakan tersebut masyarakat dapat c) Derajat Perubahan yang Ingin
menghasilkan penghasilan dari kegiatan Dicapai
pemilahan sampah namun untuk Setiap kebijakan memiliki target
masyarakat biasa tidak ada pengaruh yang hendak dan ingin dicapai. Isi
apapun pada kebijakan tersebut, karena kebijakan yang ingin dijelaskan pada
masyarakat berperan sebanya 30% dalam indikator ini adalah bahwa sejauh mana
pengelolaan sampah di Kabupaten Batang perubahan yang diinginkan dari sebuah
sendiri dan sisanya yaitu 70% merupakan kebijakan haruslah memiliki skala yang
tugas dinas dan pengelola terkait. jelas. Hasil penelitian menemukan bahwa
sebelum adanya kebijakan Perda Nomor 3
b) Tipe manfaat tahun 2016 tentang pengelolaan sampah
Indikator ini berupaya untuk masyarakat masih apatis dan tidak ingin
menunjukkan atau menjelaskan bahwa mengetahui tentang kegiatan yang ada di
dalam suatu kebijakan harus terdapat TPA Randu Kuning namun setelah adanya
beberapa jenis manfaat yang menunjukkan kebijakan pengelolaan sampah masyarakat
dampak positif yang dihasilkan oleh ingin ikut serta dalam kegiatan yang ada di
pengimplementasian kebijakan yang TPA Randu Kuning Tegalsari Kabupaten
hendak dilaksanakan. Hasil penelitian Batang untuk menambah penghasilan.
menemukan bahwa manfaat yang Namun, jika dilihat dari jumlah sampah
didapatkan oleh pemerintah dalam hal ini yang terkumpul di TPA Randu Kuning
pemerintah daerah atas diterapkannya sebelum dan sesudah adanya kebijakan
kebijakan pengelolaan sampah di TPA pengelolaan sampah masih sama saja
Randu Kuning Tegalsari Kabupaten Batang sampah masih menggunung dan terus
adalah TPA dapat dijadikan penampungan meningkat. Selain itu, dilihat dari angka
akhir sampah di Kabupaten Batang selain kebersihan dan kesehatan masyarakat di
itu pemerintah daerah dapat sekitar TPA Randu Kuning setelah
memperdayakan masyarakat di sekitara penerapan kebijakan perda nomor 3 tahun
TPA Randu Kuning dalam kegiatan yang 2016 tentang pengelolaan sampah dapat
positif seperti memilah sampah. Selain itu, dikatakan sedikit meningkat karena
manfaat yang didapatkan masyarakat di masyarakat sudah mampu memilah
sekitar TPA Randu Kuning Tegalsari sampahnya sendiri namun hal tersebut tidak
Kabupaten Batang dalam penerapan dapat mengurangi tumpukan sampah yang
kebijakan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun ada di Randu Kuning.
2016 tentang pengelolaan sampah adalah
masyarakat sekitar dapat menambah d) Letak pengambilan keputusan
penghasilan dengan memulung dan Pengambilan keputusan dalam suatu
memilah sampah yang dapat diolah kembali kebijakan memegang peranan penting
9

dalam pelaksanaan suatu kebijakan, maka peraturan yang ada serta


pada bagian ini harus dijelaskan dimana mengkomunikasikannya dengan pihak TPA
letak pengambilan keputusan dari suatu Randu Kuning Tegalsari Kabupaten
kebijakan yang akan diimplementasikan. Batang. Pengawasan yang dilakukan dari
Dalam penerapan kebijakan pengelolaan pihak pelaksana/implementator dilakukan
sampah di TPA Randu Kuning Kabupaten dengan mengawasi volume sampah di TPA
Batang target yang dituju adalah Randu Kuning Tegalsari Kabupaten Batang
masyarakat dalam hal ini adalah untuk mengalami penurunan atau peningkatan jika
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam dari tiap bulannya volume sampah terus
membuang sampah sehingga jumlah meningkat maka pihak implementator akan
sampah yang dibuang masyarakat yang segera mencari solusinya. Selain itu,
terkumpul di TPA Randu Kuning tidak terdapat sanksi bagi pelanggar dalam
terlalu menumpuk. Berdasarkan pasal 9, 41, pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah
42, dan 43 Peraturan Daerah Nomor 3 di Kabupaten Batang seperti sanksi
tahun 2016 tentang pengelolaan sampah administrasi berupa peringatan lisan dan
tersebut dan hasil penelitian yang telah jika sampah tersebut hasil dari industri
ditemukan maka dalam pelaksanaan usaha maka ijin usaha tersebut dapat
kebijakan dalam pengelolaan sampah dicabut, yang akan diberikan pada
pemerintah Kabupaten Batang belum pelanggar peraturan.
menerapkan peningkatan peran masyarakat
melalui sosialisasi seperti yang telah f) Sumber-Sumber Daya yang
dijelaskan dalam Peraturan Daerah Nomor Digunakan
3 tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah. Tersediannya seumber daya yang
Pengelolaan sampah sendiri di TPA Randu dibutuhkan untuk mengimplementasikan
Kuning Kabupaten Batang dilakukan kebijakan dalam sendirinya akan
dengan prosedur berupa program bank mempermudah pelaksanaanya. Sumber
sampah yang teroganisir dan terstrukur daya ini berupa tenaga kerja, keahlian,
yang dilakukan dengan setelah adanya dana, sarana dan lain sebagainnya. Suatu
sampah datang petugas akan memilah kebijakan membutuhkan sumberdaya yang
antara sampah organic dan anorganik baik, baik itu sumber daya manusia maupun
selanjutnya bagian administrasi akan sumber daya finansial. Sumber daya
mencatat jumlah masing-masing sampah manusia yang berkualitas sesuai dengan
tersebut dan terkahir bagian marketing akan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan
mencari pembeli yang mebutuhkan sampah yang telah ditetapkan (Parson, 2011: 548).
tersebut. Sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi terhadap
e) Pelaksana Kebijakan terlaksana dan keberhasilan suatu kebijaka,
Hasil penelitian menemukan bahwa adapun komponen sumberdaya manusia
Dinas sebagai implementator kebijakan yang dapat mendukung pelaksanaan
pengelolaan sampah yaitu Dinas kebijakan dapat berwujud antara lain staff,
Lingkungan Hidup serta Unit Pelaksana keahlian serta kualifikasi yang tepat. Hasil
Teknis Dinas (UPTD) Pemrosesan Akhir penelitian yang telah dilakukan menemukan
Sampah dan Limbah sudah menjalankan bawha sumber daya manusia atau staff baik
tugas dan wewenang sesuai dengan di TPA Randu Kuning Tegalsari Kabupaten
10

Batang ataupun dinas terkait sudah cukup menumpuk di TPA Randu Kuning
baik namun dalam sarana dan prasarana Tegalsari.
serta fasilitas di TPA Randu Kuning
Tegalsari Kabupaten Batang masih kurang b) Karakteristik lembaga dan
seperti ketersediaan alat berat dan lain- penguasa
lainnya. Berdasarkan kualitas sumber daya Lingkungan dimana suatu kebijakan
manusia di TPA Randu Kuning sudah baik tersebut dilaksanakanjuga berpengaruh
namun masih terkendala jika ada beberapa terhadap keberhasilannya, maka pada
sarana prasarana yang rusak seperti alat bagian ini ingin dijelaskan karakteristik dari
berat dan truck pengangkut. suatu lembaga yang akan turut
mempengaruhi suatu kebijakan. Dalam
2. Lingkungan Kebijakan (Context of penelitian yang telah dilakukan dan telah
Policy) diuraikan di bab sebelumnya ditemukan
terdapat hambatan internal dari para
a) Kekuasaan, kepentingan- pelaksana yaitu kurangnya sarana dan
kepentingan dan strategi dari aktor prasarana di TPA Randu Kuning Tegalsari
yang terlibat seperti alat berat, selain itu beberapa
Hasil penelitian yang dilakukan petugas atau staff dari Dinas terkait belum
menemumakan bahwa kekuasaan aktor menemukan solusi yang dapat dilaksanakan
yang terlibat dalam pelaksanaan untuk mengurangi volume sampah di TPA
pengelolaan sampah belum dijalankan Randu Kuning Tegalsari. Sedangkan,
dengan baik karena masyarakat belum bisa hambatan eksternalnya adalah kesadaran
mengikuti kebijakan tersebut dikarenakan masyarakat yang kurang dalam membuang
belum adanya sosialisasi langsung dari sampah atau penggunaan sampah dan
Dinas terkait, hal tersebut tentu menjadi pemilihan sampah yang membuat volume
faktor penghambat bagi pelaksanaan sampah semakin meningkat serta marketing
kebijakan Perda Nomor 3 tahun 2016 TPA Randu Kuning Tegalsari kesulitan
terkait pengelolaan sampah di Kabupaten mencari pembeli sampah sehingga sampah
Batang. Dorongan dari dinas terkait kepada terus menumpuk dalam TPA. Sehingga
masyarakat sangatlah penting namun dalam hal ini, Dinas Lingkungan Hidup dan
kesadaran masyarakat juga lebih penting Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
karena jika pihak dinas sudah memberikan Pemrosesan Akhir Sampah dan Limbah
dorongan untuk membuang sampah pada bertanggungjawab dalam pengelolaan
tempatnya dan memisahkan antara sampah sampah dan limbah di Kabupaten Batang
organik dan anorganik namun kesadaran khusunya TPA Randu Kuning Tegalsari
masyarakat yang kurang maka peraturan serta mencari solusi untuk mengatasi
tersebut juga tidak dapat telaksana dengan masalah yang ada. Namun, pengelola
baik. Volume sampah di TPA Randu sampah TPA Randu Kuning Tegalsari
Kuning Tegalsari Kabupaten Batang yang hanya bertanggungjawab dalam
merupakan satu-satunya TPA di Kabupaten pengelolaan sampah dan mencari pembeli
Batang terus meningkat sehingga Dinas untuk mengangkut beberapa sampah yang
Lingkungan Hidup akan mengupayakan ada.
untuk membuat sub-sub TPA di Kabupaten
Batang agar sampah tidak terlalu
11

c) Tingkat kepatuhan dan adanya Hasil penelitian menemukan


respon dari pelaksana bahwa belum adanya sosialisasi dari
Hal lain yang dirasa penting dalam lembaga atau dinas terkait
proses pelaksanaan suatu kebijakan adalah menyebabkan tujuan dan manfaat yang
kepatuhan dan respon dari para pelaksana, telah dijelaskan dalam Perda Nomor 3
maka yang hendak dijelaskan pada poin ini tahun 2016 tentang pengelolaan
adalah sejauhmana kepatuhan dan respon sampah belum terlaksana dengan baik
dari pelaksana dalam menanggapi suatu sehingga diharapkan pemerintah daerah
kebijakan. Penelitian yang telah dilakukan segera melakukan sosialisasi dalam
menemukan bahwa Dinas Lingkungan pengelolaan sampah yang sesuai
Hidup Kabupaten Batang dalam menyikapi dengan Perda tersebut agar derajat
masyarakat yang melanggar Peraturan perubahan dapat segera dirasakan oleh
Daerah Nomor 3 tahun 2016 tentang masyarakat. Hal tersebut jelas
pengelolaan secara tegas akan memberikan bertentang dengan pernyataan dalam
sanksi administrasi berupa peringatasn Pasal 6 dan Pasal 43 Perda Nomor 3
tertulis dan pemilik usaha yang merusak tahun 2016 tentang pengelolaan
pencemaran lingkungan dengan sampahnya sampah yeng menjelaskan bahwa
akan dicabut ijin usahanya. Namun, pemerinta daerah wajib memberikan
pertingatan tertulis bagi warga sekitar tidak dorongan masyarakat dengan salah satu
diperdulikan oleh masyarakat sehingga bentuk pelaksanaanya seperti
masyarakat terus mengulangi perbuatan sosialisasi kepada masyarakat.
tersebut hal tersebut dikarekan kurangnya 2. Kurangnya sarana dan prasarana
pengawasan dari ketua RT/RW terkait Hasil penelitian menyatakan
dalam suatu wilayah. Dalam mengatasi bahwa sarana dan prasarana merupakan
keluhan yang datang masyarakat sekitar perlengkapan yang penting dalam
TPA Randu Kuning Tegalsari Kabupaten menunjang pelaksanaan kebijakan. Jika
Batang akan di sampaikan oleh pengelola sarana dan prasarana mudah rusak atau
TPA Randu Kuning Tegalsari Kabupaten kurang maka implementasi kebijakan
Batang ke Dinas Lingkungan Hidup tidak dapat berjalan lancer dan akan
Kabupaten Batang untuk segera dicarikan tersendat. Padahal hal tersebut
solusi dan ditindak lanjuti. merupakan tugas pemerintah yang telah
dijelaskan dalam Pasal 6 huruf d Perda
Nomor 3 tahun 2016 tentang
Kendala Implementasi Kebijakan Perda
pengelolaan sampah menjelaskan
Nomor 3 Tahun 2016 Terkait dengan bahwa tugas pemerintah daerah salah
Pengelolaan Sampah di TPA Randu satunya adalah melaksanaan
Kuning Tegalsari Kabupaten Batang
pengelolaan sampah dan menfasilitasi
Kendala dalam implementasi
penyediaan prasarana dan sarana
kebijakan Perda Nomor 3 Tahun 2016
pengelolaan sampah.
tentang Pengelolaan Sampah di TPA Randu
3. Staff belum mampu mencari solusi
Kuning Tegalsari Kabupaten Batang antara
dalam mengurangi sampah di TPA
lain:
Hasil penelitian menyatakan
1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan
petugas masih belum mempunyai
lembaga atau Dinas terkait
solusi dalam menanggulangi sampah
12

yang sudah menumpuk dalam TPA pengelolaan sampah bahwa bagi pelanggar
Randukuning Tegalsari Kabupaten pengelolaan sampah maka akan diberi
Batang sehingga menyebabkan volume peringatan lisan, selanjutnya tulisan dan
sampah semakin meninggat dan jika sampah itu merupakan limbah atau
diharapak petugas dapat mengikut sampah usaha maka usaha tersebut akan
seminar-seminar terkait pengelolaan dicabut ijinnya. Sanksi tersebut membuat
sampah yang baik sebagai sumber masyarakat masih dapat melanggarnya.
referensi dalam pengelolaan sampah di
TPA Randukung Tegalsari Kabupaten E. PENUTUP
Batang.
Berdasarkan hasil penelitian dan
4. Kurangnya kesadaran masyarakat
pembahasan yang telah dilakukan dapat
Hasil penelitian menemukan
disimpulkan bahwa:
jika kurangnya kesadaran masyarakat
1. Implementasi kebijakan Perda Nomor 3
dalam pengelolaan sampah diakibatkan
Tahun 2016 terkait dengan pengelolaan
karena perilaku masyarakat sejak dulu,
sampah di TPA Randu Kuning
peraturan yang kurang tegas, serta
Tegalsari Kabupaten Batang ditinjau
belum adanya sosialisasi masyarakat
dari teori implementasi S. Grindle yaitu
sehingga masyarakat tetap berperilaku
isi kebijakan antara lain:
seperti membuang sampah
a. Kepentingan kelompok sasaran :
sembarangan belum bias memisahkan
Penelitian menemukan bahwa
sampah-sampah yang sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai dari
Perda Nomor 3 tahun 2016 tentang
implementasi tersebut adalah agar
Pengelolaan Sampah.
tercapai kesejahteraan masyarakat
5. Petugas TPA kesulitan mencari
dengan mengelola sampah
pembeli sampah
sehingga terciptanya lingkungan
Petugas TPA masih kesulitan
sehat dan bersih di sekitar
mencari pembeli sampah yang bisa
masyarakat.
didaur ulang menyebabkan sampah
b. Tipe manfaat: Manfaat yang
terus meningkat dan pelaksanaan
didapatkan oleh pemerintah dalam
pengelolaan sampah menjadi terhambat
hal ini pemerintah daerah atas
dan tidak dapat terlaksanaa dengan
diterapkannya kebijakan
baik sehingga manfaat dan tujuan tidak
pengelolaan sampah di TPA Randu
dapat dicapai.
Kuning Tegalsari Kabupaten
6. kurang tegasnya sanksi bagi pelanggar
Batang adalah TPA dapat
kebijakan perda
dijadikan penampungan akhir
Hasil penelitian menyatakan jika
sampah di Kabupaten Batang
pemerintah daerah perlu mempertegas
selain itu pemerintah daerah dapat
sanksi bagi para pelanggar pengelolaan
memperdayakan masyarakat di
sampah agar masyarakat memeatuhi
sekitara TPA Randu Kuning dalam
peraturan tersebut sehingga tujuan dan
kegiatan yang positif seperti
manfaat dari kebijakan Perda No 3 tahun
memilah sampah.
2016 tentang pengelolaan sampah tercapai.
c. Derajat perubahan yang ingin
Seperti yang dijelaskan dalam pasal 51
dicapai: Berdasarkan penelitian
Perda Nomor 3 tahun 2016 tentang
13

yang dilakukan menmukan bahwa ataupun dinas terkait sudah cukup


sebelum adanya kebijakan Perda baik namun dalam sarana dan
Nomor 3 tahun 2016 tentang prasarana serta fasilitas di TPA
pengelolaan sampah masyarakat Randu Kuning Tegalsari
masih apatis dan tidak ingin Kabupaten Batang masih kurang
mengetahui tentang kegiatan yang seperti ketersediaan alat berat dan
ada di TPA Randu Kuning namun lain-lainnya.
setelah adanya kebijakan g. Kekuasaan, kepentingan-
pengelolaan sampah masyarakat kepentingan dan strategi dari aktor
ingin ikut serta dalam kegiatan yang terlibat: Lembaga atau dinas
yang ada di TPA Randu Kuning terkait kurang meningkatkan
Tegalsari Kabupaten Batang untuk kesadaran masyarakat sehingga
menambah penghasilan. Namun, tujuan dan manfaat dari peraturan
jika dilihat dari jumlah sampah tersebut juga tidak dapat telaksana
yang terkumpul di TPA Randu dengan baik.
Kuning sebelum dan sesudah h. Karakteristik lembaga dan
adanya kebijakan pengelolaan penguasa: UPTD Pemrosesan
sampah masih sama saja sampah Akhir Sampah dan Limbah
masih menggunung dan terus bertanggungjawab dalam
meningkat. pengelolaan sampah dan limbah di
d. Letak pengambilan keputusan: Kabupaten Batang khusunya TPA
Penerapan kebijakan pengelolaan Randu Kuning Tegalsari serta
sampah di TPA Randu Kuning mencari solusi untuk mengatasi
Kabupaten Batang target yang masalah yang ada. Namun,
dituju adalah masyarakat dalam hal pengelola sampah TPA hanya
ini adalah untuk meningkatkan bertanggungjawab dalam
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan mencari
membuang sampah sehingga pembeli untuk mengangkut
jumlah sampah yang dibuang beberapa sampah yang ada.
masyarakat yang terkumpul di i. Tingkat kepatuhan dan adanya
TPA Randu Kuning tidak terlalu respon dari pelaksana: Dalam
menumpuk. mengatasi keluhan yang datang
e. Pelaksanaan kebijakan: Dalam masyarakat sekitar TPA Randu
pelaksanaannya Dinas terkait Kuning Tegalsari Kabupaten
sudah menjalankan tugas dan Batang akan di sampaikan oleh
wewenang sesuai dengan peraturan pengelola TPA Randu Kuning
yang ada serta Tegalsari Kabupaten Batang ke
mengkomunikasikannya dengan Dinas Lingkungan Hidup
pihak TPA Randu Kuning Kabupaten Batang untuk segera
Tegalsari Kabupaten Batang. dicarikan solusi dan ditindak
f. Sumber daya yang digunakan: lanjuti.
Sumber daya manusia atau staff Berdasarkan uraian diatas implementasi
baik di TPA Randu Kuning kebijakan Perda Nomor 3 Tahun 2016
Tegalsari Kabupaten Batang tentang Pengelolaan Sampah di TPA Randu
14

Kuning Tegalsari Kabupaten Batang dapat 4. Kurangnya kesadaran masyarakat


dikatakan belum dilaksanakan dengan baik diharapkan pemerintah selalu
karena tujuan dan manfaat di perda belum melakukan pengawasan kepada
dirasakan oleh masyarakat dan pelaksana masyarakat agar mereka mematuhi
kebijakan. peraturan yang ada.
2. Kendala dalam implementasi kebijakan 5. Petugas TPA kesulitan mencari
Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang pembeli sampah diharapkan petugas
Pengelolaan Sampah di TPA Randu TPA berupaya untuk menjualnya di
Kuning Tegalsari Kabupaten Batang internet atau menyebar brosur agar
antara lain: ada yang berminat untuk membeli
a. Kurangnya sosialisasi yang sampah.
dilakukan lembaga atau Dinas Kurang tegasnya sanksi bagi pelanggar
terkait kebijakan perda diharapkan pemerintah
b. Kurangnya sarana dan prasarana dapat merevisi sanksi terkait pelanggaran
c. Staff belum mampu mencari solusi agar masyarakat takut untuk melakukan
dalam mengurangi sampah di TPA pelanggaran.
d. Kurangnya kesadaran masyarakat
e. Petugas TPA kesulitan mencari
pembeli sampah
F. REFERENSI
f. kurang tegasnya sanksi bagi
pelanggar kebijakan perda Buku

Adapun saran yang dapat diberikan untuk Agustino, Leo. 2008. Dasar- dasar
kendala dalam Implementasi kebijakan Kebijakan Publik. Alfabeta:
Bandung.
Perda Nomor 3 Tahun 2016 terkait dengan
pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
Tegalsari Kabupaten adalah sebagai Penelitian Suatu Pendekatan
berikut: Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan
Grindle, Merilee S. 1980, Politics and
lembaga atau Dinas terkait dmaka
Policy Implementation in The Third
diharapkan pemerintah daerah segera World. New Jersey: Princenton
mengadakan sosialisasi untuk University Press.
masyarakat agar kebijakan dapat
berjalan Kencana, Inu Syafiie. 2006. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta: PT
2. Kurangnya sarana dan prasarana
Rineka Cipta.
diharapkan selalu dilakukan
pengecekan setiap bulan agar Nugroho, Riant. 2015. Kebijakan Publik
pengelolaan sampah tidak terhambat. Negara-Negara Berkembang.
3. Staff belum mampu mencari solusi Yogyakarta: Pustaka Pelajar
dalam mengurangi sampah di TPA
Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode
diharapkan staff mengikuti seminar Penelitian Komunikasi Kualitatif.
terkait dalam pengelolaan sampah Malang: Kelompok Intrans
atau mencari referensi dalam Publishing.
mengurangi sampah.
15

Sondang, P. Siagian, 2008, Implementation of Waste


Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Management in Konawe Regency-
Aksara. Indonesia, Faculty of
Administration Science, Halu Oleo
Strauss, Anselmm dan Juliet Corbin, 2003, University, Kendari, Southeast
Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Sulawesi, Indonesia Journal of
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sustainable Development; Vol. 11,
No. 1; 2018.
Subarsono, 2015, Analisis Kebijakan
Publik, Yogyakarta: Pustaka Murdiningsih, 2017, Implementasi
Pelajar. Kebijakan Pengelolaan
Persampahan di Dinas Kebersihan
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Kota Manado, Jurnal Administrasi
Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi. Publik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Muttaqien AR, Sugiyantoro. Indentifikasi
Sugandi, Yogi Suprayogi, 2011, pengelolaan sampah kota Bandung
Administrasi Publik Konsep dan (studi kasus Komplek Berung Indah,
Perkembangan Ilmu di Indonesia, Komplek Perumahan Cibangkong,
Yogyakarta: Graha Ilmu. RW 8 Kelurahan Ciroyom, RW 02
Kelurahan Sukabungah, RW 02
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kelurahan Bina Harapan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cisaranten, dan Kelurahan Maleer).
Bandung: Alfabeta Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota. 2014; 1 (2): 354-62
Sujarweni, Wiratna, 2015. Metodologi
penelitian Bisnis dan Ekonomi. Said, La Ode Agus, Mardiyono dan Irwan
Yogyakarta: Pustakabarupress. Noor, 2015, Implementasi
Kebijakan Pengelolaan
Taufiqurokhman, 2014, Kebijakan Publik
Persampahan Kota Baubau,
Pendelegasian Tanggungjawab
Program Magister Ilmu
Negara Kepada Presiden Selaku
Administrasi Publik, Universitas
Penyelenggara Pemerintahan,
Brawijaya. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial
Cetakan Pertama, Jakarta:
dan Ilmu Politik, Vol. 4, No. 1
Universitas Moestopo Beragama
(2015).
(Pers).
Sinaga, Putri Irna Dessih, 2017,
Thoha, Miftah. 2008, Perilaku Organisasi:
Implementasi Kebijakan Peraturan
Konsep Dasar dan Aplikasinya,
Daerah Nomor 8 Tahun 2014
Jakarta: Raja Grafindo Jaya.
Tentang Pengelolaan Sampah Kota
Winarno, Budi. 2007, Kebijakan Publik: Pekanbaru (Studi Kasus Kecamatan
Teori dan Proses. Yogyakarta: Med Press. Tampan), Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Riau, JOM
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik FISIP Vol. 4 No. 2.
Teori, Proses, dan Studi Kasus.
Yogyakarta: CAPS. Sudrajat, Maulidyka Agustyan, Daud
Liando, dan Stefanus Sampe, 2017,
Jurnal Implementasi Kebijakan
Pengelolaan Sampah Dan Retribusi
Amir, Muhammad dan Rola Pola Anto, Pelayanan Kebershan di Kota
2018, A Study Policy
16

Manado, Jurnal, Program Sttudi


Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat.

Internet:

http://jateng.tribunnews.com diakses
tanggal 26 April 2018
http://data.jatengprov.go.id/dataset/volume-
sampah-rata-rata-per-hari-dan-yang-
terangkut-di-kabupaten-batang-
ton/resource/3dc8af6e-08d3-458e-a515-
af13ab755099
17

Anda mungkin juga menyukai