Anda di halaman 1dari 12

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU


(STUDI KASUS RW 09, 10, dan 11 KELURAHAN TANJUNG MAS,
KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)
Mahajeng Annisa Praniti*), Ika Bagus Priyambada**), Dwi Siwi Handayani**)
Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
E-mail: mahajengannisapraniti@gmail.com

Abstrak
Wilayah perencanaan yaitu RW 09, 10, dan 11 Kelurahan Tanjung Mas memiliki luas
wilayah sebesar 165,886 Ha terdiri dari 22 Rukun Tetangga (RT), 834 KK dan 5625 jiwa.
Berdasarkan jenis kegiatan, sumber sampah di wilayah perencanaan dibagi menjadi 4 yaitu
perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas ekonomi dan fasilitas peribadatan. Permasalahan
yang ada di wilayah perencanaan yaitu pengelolaan sampah yang dilakukan oleh warga
dan pemerintah terkait dinilai masih kurang maksimal sehingga menimbulkan citra
“daerah kumuh” di Kelurahan Tanjung Mas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji
sumber, timbulan, komposisi sampah, merencanakan aspek teknik operasional dan biaya
pengelolaan sampah di wilayah perencanaan. Metode pengukuran dan sampling sampah
menggunakan SNI 19-3964-1994. Hasil penelitian menunjukan bahwa timbulan sampah
rata-rata yang dihasilkan di RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas adalah 1387,29
kg/hari atau 14,588 m3/hari dengan komposisi berat sampah dominan adalah 63,32% daun
dan sisa makanan, 21,53% plastik serta 11,45% kertas. Direncanakan kegiatan pemilahan
dan pengomposan di TPS 3R dengan luas 264 m2. Biaya yang dibutuhkan dalam perencaaan
pengelolaan sampah terpadu berjumlah Rp 726.316.100,00.

Kata Kunci : Limbah, Sampah, Aspek Teknik Operasional, Aspek Hukum dan Peraturan,
Aspek Organisasi, Aspek Peran Serta Masyarakat dan Pengelolaan Sampah Terpadu .

Abstract
[Integrates Waste Management Planning System, Case Sudy: 09, 10, and 11 Tanjung
Mas Village, Semarang Northern District, semarang City]. The planning area is
consisted of RW 09, 10 and 11 from the Tanjung Mas administrative village has an area of
165,886 Ha which have 22 RT, 834 Families and 5625 people. Based on the activities, the
solid waste source in the planning are divided into 4: households, education facilities,
economical facilities and religious activities. The problem that exists in the planning area
is the solid waste management done by townspeople and government considered to be not
in a maximum state which resulted in an image of 'slum' for the administrative village.
The purpose for this planning is to examine the source, solid waste composition and
emerging, also to plan the aspect of operational technique and the cost for the solid waste
management in the area mentioned above. The solid waste sampling and measuring is
using the SNI 19-3964-1994. The result showed that the average solid waste emerging
from the selected area is 1387,29 kg/day or 14,588 m3/day with the weight composition of
63,32% leaves and food solid wastes, 21,53% plastics also 11,45% paper. Sorting and
composting solid waste activities are also planned in a 264 m 2 TPS 3R. The cost needed
for the integrated solid waste management planning is Rp 726.316.100,00.

Keywords : Waste, Solid Waste, Technical Operational Aspect, Aspects of Law and
Regulation, Institutional Aspects, Aspects of Community Participation and Integrated Solid
Waste Management.
1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PENDAHULUAN pengelolaan sampah dan kurangnya kesadaran


Latar belakang warga, juga dikarenakan kurangnya fasilitas
Kepadatan penduduk yang cukup tinggi yang disediakan oleh pemerintah terkait dalam
di Kota Semarang menimbulkan berbagai pengelolaan sampah. Warga di wilayah
masalah, salah satunya yaitu masalah pemukiman seluruhnya memiliki wadah
persampahan. Menurut Undang-Undang No sampah, namun sebagian besar wadah sampah
18 Tahun 2008, sampah merupakan sisa belum sesuai dengan persyaratan wadah
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses sampah yang baik, yaitu wadah tidak bertutup
alam yang berbentuk padat. Dan menurut SNI dan tidak kedap air. Pengumpulan dilakukan
19-2454-2002 sampah adalah limbah yang oleh petugas kebersihan yang merupakan
bersifat padat yang terdiri atas zat organik dan warga Kelurahan Tanjung Mas itu sendiri.
anorganikyang dianggap tidak berguna lagi Pengangkutan sampah di Kelurahan Tanjung
dan harus dikelola agar tidak membahayakan Mas dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan
lingkungan dan melindungi investasi Pertamanan Kota Semarang setiap 1 hari sekali
pembangunan. Jumlah volume sampah untuk TPS RW 02 dan untuk TPS RW 09
berimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dilakukan pengangkutan apabila container
dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap sampah sudah terisi penuh. Di RW 09, 10 dan
material yang digunakan sehari-hari. 11 Kelurahan Tanjung Mas jumlah timbulan
Kelurahan Tanjung Mas merupakan sampahnya sebesar 14,588 m3 per hari
salah satu kelurahan yang berada di (Analisis Penulis, 2016), tersedia 1 container
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang penampung sampah di TPS RW 09 dan 3
dengan luas wilayah sebesar 323,782 Ha dan container di TPS RW 02 dengan masing-
memiliki ketinggian ± 4 mdpl. Kelurahan volume masing-masing 6 m3 dengan ritasi
Tanjung Mas tediri dari 124 Rukun Tetangga pengangkutan 1 hari sekali. Hal inilah yang
(RT) dan 16 Rukun Warga (RW). Kelurahan menyebabkan penumpukan sampah dan
Tanjung Mas terdiri dari 30.482 jiwa dan ceceran sampah di sekitar lokasi TPS, karena
5202 KK. Untuk wilayah perencanaan yaitu total timbulan di 3 RW 14,588 m3, padahal
RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas masih terdapat 8 RW lagi yang harus dilayani
memiliki luas wilayah sebesar 165,886 ha sedangkan di TPS hanya terdapat 4 buah
terdiri dari 22 Rukun Tetangga (RT), 834 KK container dengan masing-masing kapasitas
dan 5625 jiwa. (Data Monografi Kelurahan 6m3. Belum adanya pengolahan sampah di
Tanjung Mas, 2016). lokasi TPS juga menjadi salah satu penyebab
Penanganan sampah di Kelurahan terjadinya penumpukan sampah.
Tanjung Mas oleh warga dan pemerintah Paradigma pengelolaan sampah di
terkait dinilai kurang maksimal karena masih Kelurahan Tanjung Mas masih bertumpu pada
banyak warga yang membuang sampah kumpul-angkut-buang sudah saatnya diganti
sembarangan sehingga banyak ditemukan dengan paradigma baru pengelolaan sampah,
timbunan sampah di berbagai lokasi lahan yaitu memandang sampah sebagai sumber
kosong yang ada di Kelurahan Tanjung Mas. daya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat
Itu menyebabkan Kelurahan Tanjung Mas dimanfaatkan. Salah satu caranya adalah
mempunyai citra sebagai “daerah kumuh”. dengan sistem pengelolaan sampah terpadu.
Banyak terdapatnya lahan kosong di wilayah Pengelolaan sampah terpadu adalah kegiatan
perkampungan dan kurangnya pengetahuan pengelolaan sampah dari pengumpulan,
warga merupakan penyebab warga melakukan pemilahan, penggunaan ulang, pendaur
pembuangan sampah sembarangan. Menurut ulangan, pengolahan dan pemrosesan akhir
Perda Kota Semarang No 6 Tahun 2012, sampah (UU No. 18 Tahun 2008 tentang
penanganan sampah dengan pembuangan Pengelolaan Sampah). Sistem pengelolaan
terbuka dan membakar sampah yang tidak sampah terpadu merupakan kombinasi dari
sesuai dengan persyaratan merupakan larangan sistem pengelolaan sampah dengan cara daur
dan terdapat sanksi apabila dilakukan ulang (recycling) dan pengomposan, dengan
pelanggaran tersebut. sistem pembuangan akhir nantinya dengan
Penanganan sampah yang skurang baik cara landfilling. Pendekatan ini merupakan
di Kelurahan Tanjung Mas, selain disebabkan manifestasi dari sistem 3R yaitu reduce, reuse,
oleh kurangnya pengetahuan warga mengenai dan recycle atau 3M (Mengurangi,
2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Mengggunakan kembali, dan Mendaur ulang). = 75 jiwa


Selain itu konsep pengelolan sampah terpadu = = 15 KK
juga merupakan salah satu cara untuk
mengurangi jumlah timbulan sampah yan akan  Perhitungan Jumlah Sampel Perumahan
diangkut ke TPA sehingga dapat mengatasi Sampel dari perumahan permanen
semakin berkurangnya lahan TPA Jatibarang. keluarga = (15 x 100 %) = 15

Tujuan Penelitian rumah


Tujuan dari Perencanaan Sistem  Perhitungan Jumlah Sampel Non
Pengelolaan Sampah Terpadu adalah: Perumahan
1. Menghitung dan menganalisis sumber,
timbulan dan komposisi sampah di RW 09, Keterangan:
10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas, S = jumlah contoh masing-masing jenis
Kecamatan Semarang Utara, Kota bangunan non perumahan
Semarang. Cd = koefisien bangunan non perumahan
2. Menganalisis kondisi eksisting pengelolaan Ts = jumlah bangunan non perumahan
sampah di RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Detail perhitungan:
Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Cd = 1 (menurut SNI 19-3964-1994, Kota
Kota Semarang. Semarang termasuk Kota Besar)
3. Merencanakan sistem pengelolaan sampah Pendidikan = 5 Unit
terpadu di RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Warung Makan = 24 Unit
Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Fasilitas Agama = 10 Unit
Kota Semarang. Maka :
 Sampel Pendidikan:
METODOLOGI
Metodologi penelitian ini meliputi : = 1 √5 = 2 Unit
1. Waktu dan Tempat Penelitian  Sampel Warung Makan:
Dilaksanakan pada bulan Mei – Agustus
= 1 √24 = 5 Unit
2016 dengan lokasi penelitian di RW 09, 10
dan 11 Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan  Sampel Fasilitas Agama:
Semarang Utara, Kota Semarang. = 1 √10 = 3 Unit
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam Kuesioner Responden. Responden dalam
penelitian ini menggunakan teknik probably penelitian ini tersebar ke seluruh wilayah
sampling untuk sampling sampah dan untuk perencanaan yaitu di RW 09, 10 dan 11
penentuan responden kuesioner. Kelurahan Tanjung Mas.
Sampling Sampah Pengukuran timbulan
sampah dan komposisi sampah dilakukan
selama 8 hari berturut-turut pada tanggal 8 Keterangan :
Agustus 2016 – 15 Agustus 2016. Sesuai n = sampel
dengan SNI 19-3964-1994 tentang Metode N = populasi
Pengambilan dan Pengukuran Contoh d = derajat kebebasan (misal: 0,1; 0,05 ;
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. 0,01)
 Jumlah contoh jiwa dan kepala keluarga Dengan Populasi Jumlah penduduk
(KK) sebanyak 2467 KK (Monografi Kelurahan
Cd = 1 (menurut SNI 19-3964-1994, Kota Tanjung Mas, 2016) maka jumlah
Semarang termasuk Kota Besar) responden adalah:
Ps = 5625 (Arsip Kelurahan Tanjung Mas,
=
2016)
N = 5 jiwa/KK (Monografi Kelurahan Tanjung = 89,46 responden ≈ 100 responden
Mas, 2016)
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini
= 1 √5625 menggunakan:
a. Kuesioner
3 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

b. Wawancara Sumber : Analisis Peneliti, 2016


c. Observasi Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
d. Dokumentasi berat timbulan sampah terbesar pada fasilitas
4. Teknik Analisis Data pendidikan adalah 2,4 kg dengan volume
Data primer maupun sekunder yang 63,20 liter yang terjadi pada hari Rabu, 10
didapatkan kemudian dilakukan persiapan, Agustus 1026. Sementara itu pada hari
tabulasi dan penerapan data sesuai dengan Minggu, 15 Agustus 2016 tidak terdapat
pendekatan penelitian. timbulan sampah karena siswa di 2 sekolah
yang disample melakukan kegiatan di luar
HASIL dan PEMBAHASAN sekolah. Rata-rata berat timbulan sampah per
A. Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan hari yang dihasilkan adalah 1,01 kg dan
Sampah di RW 09, 10 dan 11 Kelurahan volume 24,30 liter.
Tanjung Mas
Timbulan dan Komposisi Sampah. 3. Fasilitas Perekonomian
Berikut hasil sampling timbulan sampah Tabel 3. Hasil Sampling Fasilitas
RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas Perekonomian
Tahun 2016:
1. Perumahan
Tabel 1. Hasil Sampling Perumahan

Sumber : Analisis Peneliti, 2016


Berdasarkan data di atas, berat timbulan
sampah terbesar terjadi pada hari Senin, 8
Agustus 2016 yaitu sebesar 15,43 kg dengan
Sumber : Analisis Peneliti, 2016 volume 102, 40 liter. Sedangkan hasil
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat pengukuran berat timbulan sampah terkecil
pengukuran berat sampah relatif stabil. terjadi pada hari Minggu, 14 Agustus 2016
Hasil pengukuran berat sampah dan volume sebesar 4,59 kg dan 71,60 liter. Adapun rata-
terbesar terdapat pada hari Senin, 8 rata dari berat dan volume sampah yang
Agustus 2016 yaitu sebesar 19,73 kg dan dihasilkan dari fasilitas perekonomian adalah
180,40 liter, sedangkan hasil pengukuran 11,14 kg/ hari atau 81,2 liter/ hari.
berat sampah terkecil terjadi pada hari 4. Fasilitas Peribadatan
Jumat, 12 Agustus 2016. Adapun rata-rata Tabel 4. Hasil Sampling Fasilitas
dari berat dan volume sampah yang Peribadatan
dihasilkan dari perumahan adalah 0,236
kg/orang/hari atau 2,49 liter/orang/hari.
2. Fasilitas Pendidikan
Tabel 2. Hasil Sampling Fasilitas
Pendidikan

Sumber : Analisis Peneliti, 2016


Berdasarkan data di atas, berat timbulan
sampah terbesar terjadi pada hari Kamis, 11
Agustus 2016 yaitu sebesar 3,30 kg dengan
volume 43,60 liter. Sedangkan hasil

4 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

pengukuran berat timbulan sampah terkecil Total Volume Timbulan Sampah RW 09, 10
terjadi pada hari Sabtu, 13 Agustus 2016 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas = 14011,875
sebesar 0,45 kg dan 14,80 liter. Adapun rata- l/hari + 54,9 l/hari + 389,76 l/hari + 130,8
rata dari berat dan volume sampah yang l/hari
dihasilkan dari fasilitas perekonomian adalah = 14587,335 l/hari
1,77 kg/ hari atau 39,25 liter/ hari. = 14,588 m3/hari

Berat dan Volume Total Timbulan Sampah. Berat Komponen Sampah RW 09, 10 dan
Perhitungan berat total timbulan sampah 11 Kelurahan Tanjung Mas. Berat masing-
dihitung dengan menjumlahkan semua berat masing komponen sampah RW 09, 10 dan 11
timbulan dari perumahan, fasilitas pendidikan, Kelurahan Tanjung Mas digunakan unutuk
fasilitas perekonomian dan fasilitas menentukan kapasitas pewadahan dan dihitung
peribadatan. dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Total Timbulan Sampah Perumahan
Timbulan per kapita x jumlah jiwa = 0,236
kg/orang/hari x 5625 jiwa = 1387,28
kg/hari Komposisi Sampah. Digunakan untuk
b. Total Timbulan Sampah Fasilitas mengetahui jenis pengolahan sampah yang
Pendidikan cocok nantinya.
Timbulan per unit x jumlah unit = 0,506 Tabel 8. Berat dan Persentase Komposisi
kg/unit/hari x 5 unit = 2,53 kg/hari Sampah Kelurahan Tanjung Mas Tahun 2016
c. Total Timbulan Sampah Fasilitas
Perekonomian
Timbulan per unit x jumlah unit = 2,28
kg/unit/hari x 24 unit = 53,46 kg/hari
d. Total Timbulan Sampah Fasilitas
Peribadatan
Timbulan per unit x jumlah unit = 0,58
kg/unit/hari x 10 unit = 5,898 kg/hari
Total Berat Timbulan Sampah RW 09, 10 dan
11 Kelurahan Tanjung Mas = 1387,28 kg/hari
+ 2,53 kg/hari + 53,46 kg/hari + 5,898 kg/hari
= 1387,29 kg/hari
Perhitungan volume total timbulan sampah Sumber : Analisis Peneliti, 2016
dihitung dengan menjumlahkan semua volume
timbulan dari perumahan, fasilitas pendidikan, Tingkat Pelayanan Sampah. RW 09, 10 dan
fasilitas perekonomian dan fasilitas 11 Kelurahan Tanjung Mas memiliki 1 buah
peribadatan. kontainer penampung sampah yang terletak di
a. Total Timbulan Sampah Perumahan TPS RW 09 yang digunakan untuk melayani
Timbulan per kapita x jumlah jiwa = 2,491 sampah. Berikut tingkat pelayanan TPS:
l/orang/hari x 5625 jiwa = 14011,875 l/hari a. TPS RW 09 Kelurahan Tanjung Mas
b. Total Timbulan Sampah Fasilitas TPS RW 09 Kelurahan Tanjung Mas
Pendidikan memiliki fasilitas kontainer penampung
Timbulan per unit x jumlah unit = 10,98 sampah tanpa bangunan apapun dan
l/unit/hari x 5 unit = 54,9 l/hari terletak di pinggir jalan. TPS RW 09 ini
c. Total Timbulan Sampah Fasilitas melayani RW 09 dan RW 10 Kelurahan
Perekonomian Tanjung Mas. Dengan tingkat pelayanan
Timbulan per unit x jumlah unit = 16,24 sebagai berikut :
l/unit/hari x 24 unit = 389,76 l/hari Jumlah KK pelayanan TPS RW 09
d. Total Timbulan Sampah Fasilitas = 352 KK
Peribadatan % Tingkat Pelayanan TPS RW 09
Timbulan per unit x jumlah unit = 13,08 = x 100%
l/unit/hari x 10 unit = 130,8 l/hari = x 100% = 65,52 %

5 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Timbulan per KK Dalam perencanaan sistem pengelolaan


= 2,491 l/orang/hari x 5 jiwa sampah terpadu dilakukan proyeksi penduduk
= 12,455 l/KK/hari dan proyeksi timbulan sampah.
Kapasitas pelayanan maksimal Berdasarkan perhitungan proyeksi
= = penduduk dengan metode geometri
didapatkan jumlah penduduk pada tahun 2036
= 483 KK/hari
berjumlah 4851 jiwa. Proyeksi penduduk
Ritasi pengangkutan sampah TPS RW
mengalami penurunan dikarenakan data
09 ke TPA Jatibarang tidak tentu.
penduduk yang digunakan sebagai dasar
Pengangkutan sampahnya dilakukan
memproyeksikan pada 5 tahun awal yaitu dari
dengan menggunakan armroll truck
tahun 2011-2015 terus mengalami penurunan.
berkapasitas 6 m3. Jumlah sampah yang
Penurunan jumlah penduduk ini disebabkan
tidak tertampung di TPS RW 09 adalah
oleh beberapa faktor, beberapa di antaranya
sebagai berikut:
yaitu mendapatkan pasangan dari luar daerah
Berikut kondisi eksisting TPS RW 09
Tanjung mas, mendapatkan pekerjaan di
Kelurahan Tanjung Mas:
daerah yang jauh dari Tanjung Mas dan pindah
karena merasa kurang nyaman tinggal di
daerah Tanjung Mas. Sementara itu untuk
timbulan sampah pun mengalami penurunan,
sehingga untuk perencanaan TPS 3R
menggunakan data penduduk dan timbulan
yang tidak diproyeksikan yaitu data bulan Juli
2016 dengan jumlah penduduk sebesar 5625
jiwa.
Gambar 1. Kondisi Eksisting TPS RW 09
Aspek Teknis Operasional
b. TPS RW 02 Kelurahan Tanjung Mas Analisis kondisi eksisting aspek teknis
TPS RW 02 Kelurahan Tanjung Mas
operasional meliputi pewadahan,
melayani RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08
pengumpulan, pemindahan (TPS) dan
dan RW 11. TPS RW 02 Kelurahan pengangkutan.
Tanjung Mas terdiri dari 3 kontainer
Pewadahan. Pola pewadahan sampah RW 09,
penampung sampah.
10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas adalah
Berikut kondisi eksisting TPS RW 02
individual. Wadah sampah yang digunakan
Kelurahan Tanjung Mas:
memiliki bentuk silinder denganvolume 40-50
liter, dengan bahan karet, plastic maupun
kayu. Berikut contoh wadah sampah di RW
09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas:

Gambar 2. Kondisi Eksisting TPS RW 02


Gambar 3. Contoh Wadah Sampah di RW
Kelurahan Tanjung Mas 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas
Pengumpulan. Pola pengumpulan sampah
Analisis Proyeksi RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas
adalah individual tidak langsung, dengan
6 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

jumlah alat pengumpul 4 buah dan Aspek Peran Serta Masyarakat


dilakukan oleh 4 orang petugas inti. Peran Serta masyarakat dalam kegiatan
Pengumpulan dilakukan setiap 1-3 hari pengelolaan sampah masih pasif. Masyarakat
sekali bahkan lebih. Berikut gambar contoh masih sebatas menyediakan wadah,
alat pengumpul sampah RW 09, 10 dan 11 membuang sampah pada tempatnya dan
Kelurahan Tanjung Mas: membayar iuran sampah setiap bulan.
Aspek Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan pengelolaan sampah RW
09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas berasal
dari iuran warga. Sedangkan biaya
pengangkutan sampah ke TPA Jatibarang
ditanggung oleh Pemerintah Kota Semarang.

B. Perencanaan Teknis Sistem


Pengelolaan Sampah Terpadu Kelurahan
Gambar 4. Contoh Alat Pengumpul Tanjung Mas
Sampah RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Aspek Teknis Operasional
Tanjung Mas Perencanaan aspek teknis operasional
Pemindahan dan TPS. Kelurahan Tanjung pengelolaan sampah meliputi tingkat
Mas memiliki 2 buah TPS, yaitu TPS RW 09 pelayanan sampah, pewadahan, pengumpulan,
dan TPS RW 02 Kelurahan Tanjung Mas. pemindahan dan TPS 3R, penanganan sampah
Berikut lokasi kedua TPS : dan pengolahan sampah.
Tingkat Pelayanan Sampah. Berdasarkan
perhitungan tingkat pelayanan sampah,
diketahui bahwa pelayanan sampah RW 09, 10
dan 11 Kelurahan Tanjung Mas belum
mencapai 100% karena tidak semua sampah
dipindahkan ke TPS namun sebagian
dipindahkan ke TPS Liar. Oleh karena itu
direncanakan untuk melakukan pengelolaan
sampah secara terpadu untuk meningkatkan
tingkat pelayanan sampah menjadi 100% dan
mengatasi timbulan sampah yang terjadi
dengan metode 3R.
Gambar. 5 Lokasi TPS Kelurahan Tanjung Pemilahan dan pewadahan. Perencanaan
Mas pemilahan dan pewadahan sampah dilakukan
Pada gambar di atas, lokasi TPS RW 09 secara bertahap. Pada tahap pertama (2016-
ditunjukkan dengan kotak hijau dan TPS RW 2018) warga diberi sosialisasi mengenai
02 ditunjukkan dengan kotak merah. pengelolaan sampah dan diharapkan warga
Pengangkutan. Setelah sampah terkumpul di sudah mulai mempraktikkan pemilahan
TPS dilakukan pengangkutan sampah ke TPA sampah menjadi sampah organik dan
Jatibarang Kota Semarang dengan anorganik. Pada tahap kedua (2018-2021)
menggunakna armroll truck. Ritasi diharapkan semua warga sudah memilah
pengangkutan sampah mencapai 1 hari sekali. sampah menjadi dua jenis dan peraturan sudah
Aspek Kelembagaan. ditegakkan. Pada tahap ketiga sampah dipilah
RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas menjadi lima jenis yaitu mudah terurai,
belum memiliki kelompok pengelola sampah sampah daur ulang, sampah guna ulang,
(KSM). Pengelolaan sampah masih dilakukan sampah B3 dan sampah lain-lain.
oleh RT/RW setempat dan Kelurahan sehingga Wadah sampah yang direncanakan berbahan
pelaksanaannya belum optimal. plastic, bertutup, ringan, ekonomis, dan mudah
Aspek Hukum dan Peraturan dipindahkan. Berikut contoh wadah sampah
Peraturan pengelolaan sampah di RW 09, 10 yang direncanakan :
dan 11 Kelurahan Tanjung Mas berdasarkan
Perda Kota Semarang No 6 Tahun 2012.

7 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

 Kapasitas alat pengumpul = 1 m3 (SNI


3242:2008)
 Faktor Pemadatan = 1,2 (SNI 3242:2008)
 Perhitungan Jumlah Alat Pengumpul (JAP)
 JAP=

Gambar 6. Perencanaan Wadah Sampah


Dengan kapasitas masing-masing wadah = = 7 Alat Pengumpul
sebagai berikut :
Berdasarkan perencanaan aspek pewadahan
Tabel 9. Kpasitas Wadah dalam Satan Liter
dan pemilahan, sampah yang terangkut sudah
dalam bentuk terpilah dari sumbernya.
Sehingga alat pengumpulnya pun perlu
dimodifikasi untuk dapat mengangkut sampah
yang sudah terpilah. Solusi yang ada adalah
dengan memberi sekat pada becak sampah.
Pemindahan dan TPS 3R. Perencanaan
Sumber : Analisis Peneliti, 2016 dilakukan dengan membangun TPS 3R di RW
Pengumpulan. Perencanaan pengumpulan 10 serta merencanakan sarana dan prasarana
sampah di RW 09, 10 dan 11 Kelurahan untuk mendukung fungsi TPS 3R di RW 10.
Tanjung Mas meliputi penambahan 3 alat TPS RW 09 Kelurahan Tanjung Mas tidak
pengumpul, dengan periodisasi 1 hari sekali dijadikan sebagai TPS 3R karena luas lahan
dan jumlah ritasi 2 kali dan disertai dengan yang kurang memadai. Pengolahan sampah
penambahan personel pengumpul sampah. organik di TPS dilakukan dengan
Berikut perhitungan jumlah alat pengomposan. Menurut Ditjen Cipta Karya
pengumpul: (2012), sampah dengan komposisi sampah
Perhitungan Timbulan Sampah Terlayani organik mencapai 60% alternatif yang dapat
 Total timbulan sampah tahun 2016= digunakan adalah dengan pengomposan.
a. Total Timbulan Sampah Perumahan Sedangkan sampah lain yang masuk ke TPS
Timbulan per kapita x jumlah jiwa = akan disortir lagi berdasarkan komposisinya.
2,491 l/orang/hari x 5625 jiwa = Dalam Permen PU No. 03/PRT/M/2013
14011,875 l/hari disebutkan TPS 3R minimal memiliki luas 200
b. Total Timbulan Sampah Fasilitas m2. Oleh karena itu TPS 3R dibangun di RW
Pendidikan 10 yang luas lahannya memadai. Berikut
Timbulan per unit x jumlah unit = perencanaan sarana prasarana dan fasilitas di
10,98 l/unit/hari x 5 unit = 54,9 l/hari TPS 3R RW 10 Kelurahan Tanjung Mas:
c. Total Timbulan Sampah Fasilitas 1. Area Penerimaan dan Pemilahan
Perekonomian Area Penerimaan digunakan untuk
Timbulan per unit x jumlah unit = menerima, membongkar dan emilah sampah
16,24 l/unit/hari x 24 unit = 389,76 dari alat pengumpul. Dimensi area pemilahan
l/hari yaitu 4 m x 2,5 m x 1,5 m. Sehingga luasnya
d. Total Timbulan Sampah Fasilitas yaitu p x l = 4 m x 2,5 m = 10 m2.
Peribadatan 2. Area Lapak Material
Timbulan per unit x jumlah unit = Lapak material digunakan untuk memilah
13,08 l/unit/hari x 10 unit = 130,8 kembali sampah non biodegradable berdasar
l/hari komponennya yaitu sampah guna ulang dan
Total Berat Timbulan Sampah RW 09, 10 daur ulang. Dimensi lapak material yaitu 3,5 m
dan 11 Kelurahan Tanjung Mas = x 2 m x 1,5 m. Sehingga luasnya yaitu p x l =
14011,875 l/hari + 54,9 l/hari + 389,76 3,5 m x 2 m = 7 m2.
l/hari + 130,8 l/hari 3. Area Pengomposan
= 14587,335 l/hari Area pengomposan terdiri dari
= 14,588 m3/hari penampung sampah organik, area mesin
 Ritasi = 2 kali pencacah, bak pengompos 17 bak, area
pengemasan kompos dan area penyimpanan

8 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

kompos. Sehingga area pengomposan Aspek Hukum dan Peraturan


membutuhkan lahan seluas 155,8m2. Peraturan pengelolaan sampah RW 09, 10 dan
4. Area Penyimpanan 11 Kelurahan Tanjung Mas berdasarkan
Area penyimpanan digunakan untuk kepada Perda Kota Semarang No 6 Tahun
menyimpan sampah guna ulang dan daur ulang 2012 dan SOP Sistem Pengelolaan Sampah
yang telah dipilah. Lahan yang dibutuhkan Terpadu RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung
yaitu seluas 7m2. Mas.
5. Area Residu Aspek Peran Serta Masyarakat
Area residu merupakan area terbuka yang Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
digunakan untk meletakkan container sampah sampah RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung
untuk menampung sampah yang tidak lolos Mas ini meliputi :
recovery factor, sampah lain-lain, sampah B3 1. Menjaga kebersihan lingkungan
dan residu bahan kompos. Luas lahan yang 2. Mengurangi timbulan sampah di sumber
dibutuhkan seluas 5m2. dengan melakukan 3R
6. Kantor 3. Melakukan pemilahan sampah di sumber
Ruang kantor berfungsi sebagai tempat 4. Membayar iuran atau retribusi bulanan
kegiatan administrasi TPS 3R. Luas lahan 5. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan
yang dibutuhkan seluas 16m2. pengelolaan sampah
7. Gudang 6. Mematuhi peraturan yang berlaku
Area gudang digunakan sebagai tempat Aspek Pembiayaan
penyimpanan alat-alat kebutuhan di TPS 3R. Biaya yang direncanakan meliputi:
Luas lahan yang dibutuhkan seluas 4m2. 1. Biaya Investasi
8. Toilet Biaya investasi meliputi biaya administrasi
Luas lahan yang dibutuhkan untuk toilet dan biaya penyediaan sarana prasarana
seluas 3m2. pengelolaan sampah. Biaya investasi yang
9. Garasi direncanakan sebesar Rp 726.316.100,00.
Garasi direncanakan seluas 26,25 m2 2. Sumber Dana
digunakan untuk parkir 7 becak sampah. Jadi Dana yang digunakan dalam pembiayaan
total luas TPS 3R yaitu 264 m2. bersumber dari iuran warga dan investor.
Selain perencanaan fasilitas di atas, 3. Biaya Penyusutan
direncanakan pula tanaman barrier di sekitar Merupakan biaya akibat penyusutan harga
lokasi TPS, tanaman yang digunakan adalah dari barang atau peralatan yang dibeli.
tanaman bunga soka. Penyusutan terjadi pada empat komponen
Aspek Kelembagaan pengelolaan sampah yaitu becak sampah,
Perencaaan aspek kelembagaan meliputi mesin pengemas, mesin pencacah dan
pembentukan KSM sebagai pengelola sampah gerobak dorong. Pada tahun 2017 misalnya,
di RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas. jumlah penyusutan yang terjadi pada
Berikut struktur organisasi KSM yang keempat komponen ini adalah Rp
direncanakan : 6.165.000,00 dan pada tahun 2036
mencapai Rp 7.122.325,00. Biaya ini terus
meningkat sesuai dengan pertumbuhan
ekonomi.
4. Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Biaya ini meliputi pemeliharaan alat,
penyediaan bahan dan alat, serta upah
tenaga kerja. Biaya operasional dan
pemeliharaan pada tahun 2017 mencapai
Rp 181.529.833,00 dan terus meningkat
sesuai dengan pertumbuhan ekonomi
sehingga pada tahun 2036 mencapai Rp
206.564.755,00.
5. Hasil Penjualan Sampah
Hasil penjualan sampah merupakan
Gambar 7. Struktur Organisasi KSM keuntungan yang diperoleh dari hasil
9 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

penjualan kompos, sampah kaca, sampah c. Penambahan fasilitas di TPS 3R berupa


plastik, sampah kertas dan sampah logam area penerimaan dan pemilahan, lapak
besi yang masih layak jual kepada pihak material, area pengomposan, area
lapak. penyimpanan, area residu, kantor,
Berdasarkan perhitungan, hasil penjualan gudang, toilet dan garasi.
sampah RW 09, 10 dan 11 Kelurahan d. Pengelolaan sampah yang terjadi di TPS
Tanjung Mas pada tahun 2017 mencapai 3R adalah pemilahan sampah dan
Rp 331.202.597,00 dan pada tahun 2036 pengomposan menggunakan metode
mencapai Rp 323.218.045,00. open bin.
6. Iuran sampah e. Pembentukan KSM sebagai pengelola
Iuran sampah merupakan iuran yang sampah.
berasal dari warga yang dibayarkan kepada f. Penegakan peraturan pengelolaan
pengelola sampah, yang digunakan untuk sampah.
biaya operasional dan pemeliharaan. Besar g. Peningkatan peran serta masyarakat
iuran sampah pada tahun 2016 – 2020 melaui pemilahan sampah di sumber,
sebesar Rp 10.000,00 dan pada tahun 2021- membayar retribusi bulann dan ikut
seterusnya direncanakan sebesar Rp aktif dalam pengelolaan sampah.
5.000,00. h. Pembiayaan perencanaan pengelolaan
7. Neraca laba dan rugi sampah berjumlah Rp 726.316.100,00.
Neraca laba rugi berfungsi untuk bersumber dari iuran warga dan
mengetahui keuntungan dan kerugian investor.
dalam pelaksanaan sistem pengelolaan
sampah terpadu. Pada perencanaan ini Saran
pengelolaan sampah mendapatkan 1. Perlu pembangunan 3 TPS lain di
keuntungan dan terus mengalami Kelurahan Tanjung Mas, agar pengelolaan
peningkatan. Laba yang didapatkan pada sampah berjalan dengan baik dan benar.
tahun 2017 mencapai Rp 154.460.885,79 2. Perlu dilakukan sosialisasi untuk dapat
dan pada tahun 2036 mencapai Rp merubah pola pikir warga mengenai
1.064.276.118,10. sampah yang kotor dan sumber masalah
menjadi bernilai ekonomis, dengan
PENUTUP workshop atau pelatihan daur ulang sampah
Kesimpulan kepada masyarakat.
1. Pengelolaan sampah di RW 09, 10 dan 11 3. Perlu kerja sama dengan pemerintah atau
Kelurahan Tanjung Mas belum dilakukan swasta dalam pemasaran produk hasil
secara optimal baik oleh pemerintah olahan sampah, misal kompos.
maupun masyarakat. Kurangnya fasilitas 4. Pemerintah perlu memberikan tenaga
yang disediakan pemerintah terkait pendamping atau fasilitator dalam
mengenai pengelolaan sampah, kurangnya pelaksanaan pengelolaan sampah untuk
pengetahuan masyarakat mengenai mengatasi masalah sampah yang ada di
pengelolaan sampah dan juga peran serta lapangan.
masyarakat yang hanya menyediakan 5. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang
wadah dan membayar iuran setiap bulan evaluasi pendalaman perilaku masyarakat
menjadi salah satu penyebab pengelolaan RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas
sampah yang belum optimal. Volume dalam menerapkan konsep 3R dalam
timbulan sampah RW 09, 10 dan 11 pengelolaan sampah di lingkungannya.
Kelurahan Tanjung Mas mencapai 14,588 6. Perlu evaluasi secara kontinyu terhadap
m3/hari. Pola pengelolaan sampah masih pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu
menggunakan paradigma lama, yaitu RW 09, 10 dan 11 Kelurahan Tanjung Mas.
kumpul-angkut-buang.
2. Perencanaan pengelolaan sampah meliputi :
a. Pewadahan sesuai dengan jenis
sampahnya
b. Penambahan alat pengumpul sampah
dan petugas pengumpul sampah.
10 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

DAFTAR PUSTAKA Sampah di Pemukiman. Jakarta :


Anonim. 2006. Peraturan Menteri Balitbang DPU
Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun Damanhuri, E & Padmi, T. 2010. Diktat
2006 tentang Kebijakan dan Strategi Kuliah Pengelolaan Sampah.
Nasional Pengembangan Sistem Program Studi Teknik Lingkungan
Pengelolaan Persampahan. Jakarta. Institut Teknologi Bandung.
Anonim. 2008. Undang-Undang Republik Darmasetiawan, M. 2004. Sampah dan
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Sistem Pengelolaannya. Jakarta :
tentang Pengelolaan Sampah. Ekamitra Engineering.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Manusia. Jakarta. Semarang dalam Dokumen Strategi
Anonim. 2010. Peraturan Menteri Dalam Sanitasi Kota Semarang 2010-
Negeri No 33 Tahun 2010 tentang 2015.
Pedoman Pengelolaan Sampah. Ditjen Cipta Karya. 2014. Tata Cara
Jakarta. Penyelenggaraan Umum Tempat
Anonim. 2012. Peraturan Daerah Kota Pengolahan Sampah (TPS) 3R
Semarang Nomor 6 Tahun 2012 Berbasis Masyarakat di kawasan
tentang Pengelolaan Sampah. Permukiman. Jakarta : Departemen
Semarang. Pekerjaan Umun.
Anonim. 2012. Peraturan Pemerintah DPU. 2008. Buku Pedoman 3R Berbasis
Republik Indonesia Nomor 81 Tahun Masyarakat di Kawasan
2012 tentang Pengelolaan Sampah Pemukiman. Direktorat Jenderal
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Cipta Karya. Jakarta.
Rumah Tangga. Jakarta . DPU. 2012. Materi Bidang Sampah I
Anonim. 2014. Peraturan Pemerintah Deseminasi dan Sosialisasi
Republik Indonesia Nomor 101 Keteknikan Bidang PLP. Direktorat
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Jenderal Cipta Karya. Jakarta.
Limbah Berbahaya dan Beracun. Nasdian, T. 2014. Pengembangan
Jakarta. Masyarakat. Jakarta : Yayasan
Anonim. 2014. Peraturan Daerah Kota Pustaka Obor Masyarakat.
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta
tentang Rencana Tata Ruang dan : Ghalia Indonesia
Wilayah Kota Semarang Tahun Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian
2011-2031. Semarang. Kuantitatif dan Kualitatif.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis
Badan Standar Nasional. 1994. SK SNI (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
19-3964-1994 Tentang Metode dan R&D). Bandung : Alfabeta
Pengambilan Dan Pengukuran Suriasumantri, S. 2003. Filsafat Ilmu :
Contoh Timbulan Dan Komposisi Sebuah Pengantar Populer. Jakarta
Sampah Perkotaan. Jakarta : : Pustaka Sinar Harapan.
Balitbang DPU Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S.
Badan Standar Nasional. 2002. SK SNI 1993. Integrated Solid Waste
19-2454-2002 Tentang Tata Cara management. New York :
Teknik Operasional Pengolahan McGraw-Hill.
Sampah Perkotaan. Jakarta : Tchobanoglous G & Kreith F. 2002.
Balitbang DPU Handbook of Solid Waste
Badan Standar Nasional. 2008. SK SNI Management (Second Edition).
3242-2008 Tentang Pengelolaan McGraw-Hill, Inc. New York.

11 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

USAID. 2006. Modul Pelatihan


Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat. Jakarta :
Environmental Services Program.
Dalliani. 2015. Perencanaan Sistem
Pengelolaan Sampah Terpadu
Berbasis Masyarakat (Studi Kasus
RW I Kelurahan Sumurboto,
Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang) (Skripsi). Program Studi
Teknik Lingkungan Universitas
Diponegoro. Semarang.

12 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai