Abstrak
Kondisi persampahan Kota Semarang sebagai kota metropolitan yang terdiri dari 16
kecamatan dan 177 kelurahan, pelayanan persampahan mencakup di 67% kelurahan, dengan
kemampuan mengangkut 64,57% dari timbulan sampah kota sebesar 4.757,10 m 3/hari dan
dihasilkan dari 1.574.366 jiwa. Penelitian bertujuan untuk mengembang-kan strategi
pengelolaan sampah yang berkelanjutan dengan metode diskriptif kualitatif. Pengambilan
data dengan metode studi dokumen,diskusi kelompok terfokus, wawancara mendalam dan
pengamatan langsung pada proses pengelolaan sampah. Kondisi pengelo-laan sampah
ditinjau dari aspek teknis operasional, kelembagaan, peraturan, pendanaan, peran serta
masyarakat dengan mengacu pada teori dan analisis Strength, Weaknesess, Opportunity, dan
Threath (SWOT). Pengelolaan sampah Pemerintah Kota Semarang dengan sistem
kumpulangkut-buang mengakibatkan timbulan sampah yang tidak terken-dali di TPA serta
biaya operasional tinggi, dilakukan uji coba pengurangan sampah dari sumber, pengolahan
sampah skala kawasan dan skala kota tetapi belum memberikan hasil
optimal, sampah masuk ke TPA sebesar 700 ton per hari. Pemrosesan sampah di TPA
dengan sistem control landill dan laju timbulan sampah sebesar 1,6% pertahun dengan
biaya pengelolaan sampah yang belum cost recovery.Pengembangan strategi pengelo-
laan sampah diprioritaskan pada optimalisasi pengurangan volume sampah dari sumber
dengan melibatkan peran aktif masyarakat skala rumah tangga dan kawasan atau kel-
ompok, peningkatan kualitas pengelolaan TPA sebagai tempat pemrosesan bukan pem-
buangan, peningkatan cakupan pelayanan persampahan, peningkatan kerjasama dengan
pihak swata,pengembangan sistem penghargaan dan sangsi, pemulihan biaya pengelo-
laan sampah, kerjasama regional dalam pengelolaan sampah, optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana persampahan. Strategi bertumpu pada perubahan pola pikir untuk
mengelola sampah kota bersama antara pemerintah masyarakat dan swasta dengan pen-
erapan pengurangan, pemakaian kembali, daur ulang dan pembuangan yang aman bagi
lingkungan.
dan Lingkungan Hidup (BLH) dan ketiga Perda belum dilaksanakan secara optimal
Dinas Pasar yang membawahi sampah di sehingga sebagian besar masyarakat
pasar-pasar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum mau melaksanakan sesuai dengan
sebagai tolok ukur kemampuan keuangan keten-tuan.
sebuah kota dalam membangun sarana dan Peran serta masyarakat dalam pen-
prasaran publik infrastruktur kota. Pada era golahan sampah banyak dilakukan da-lam
otonomi, suatu daerah dinyatakan berhasil bentuk kerja bakti, penyediaan tong sampah
apabila besaran PAD sama dengan jumlah rumah tangga, pengangkutan sampah dari
belanja daerah, kenyataan Kota Semarang sumber sampah ke TPS ser-ta pengolahan
menurut APBD tahun 2006 hingga 2010 sampah menjadi kompos. Pengelolaan
kemampuan PAD Kota Semarang belum sampah 3R oleh Pemerintah sudah
bisa memenuhi kebutuhan belanja daerah. diterapkan sejak tahun 1992 dengan
Pendanaan belanja langsung persampahan disediakannya TPA. Di tingkat masyarakat
pada tahun 2006 hingga 2008 mengalami warga sejumlah kelurahan sudah melaku-
penurunan dari Rp 2.439.279.000,- menja-di kan upaya pemilahan dan pengolahan
Rp 1.047.500.000,-,. Kondisi keuangan sampah. Pemilahan sampah organik dan an-
demikian dikarenakan kebutuhan sarana organik sejak dari rumah atau sumber
prasarana infrastruktur isik persampahan dilakukan oleh 45.000 rumah tangga, upa-ya
sudah terbangun pada tahun 2006 sehingga pengolahan sampah skala rumah tangga
pada tahun 2007 –2008 alokasi dana per- sebanyak 52.500 rumah tangga dengan
sampahan hanya digunakan untuk operasi volume sampah yang diolah sebanyak 56
dan pemeliharaan pemanfaatan sarana isik m3/bulan. Tempat penampungan sampah
persampahan yang ada. Penerimaan rumah tangga dimiliki oleh 929.500 rumah
retribusi sampah pada tahun 2009 sebesar tangga,sedangkan sebanyak 25.400 ru-mah
Rp 6.423.604.012,-, angka ini lebih besar tangga membuang sampah ke tempat
dari target yang direncanakan sebesar Rp sampah di tepi jalan. Pengolahan sampah
6.302.385.000,-, sehingga realisasi retri-busi skala kawasan tersebar di 16 titik dengan
sampah sebesar 101,92% dibanding-kan kapasitas keseluruhan sebesar 473 m3 /bln.
dengan rencana Peraturan-peraturan terkait Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
pengelolaan persampahan sudah cu-kup sampah 3R dengan pengurangan sampah
lengkap, keberadaan peraturan tentang sejak dari sumbernya dengan pengompo-san
kelembagaan atau organisasi menjadi satu sebesar 410 m3 /bln, dan dengan daur ulang
bagian dalam struktur organisasi Pemerin- memanfatkan kembali sampah an-organik
tah Kota yang termuat dalam Perda, kepu- sebesar 63 m3/bln.
tusan Walikota menjabarkan lebih lanjut Berdasarkan data sumber timbulan
tentang tugas pokok dan fungsi dinas-dinas sampah tahun 2010 diperoleh sumbersum-
teknis sehingga tidak terjadi tumpang tin-dih ber timbulan sampah terbanyak berasal dari
antar dinas. Peraturan tentang teknis kegiatan rumah tangga yaitu sebesar 3.150
pengaturan sampah masuk dalam Perda M3. Sarana akhir proses pengelo-laan
Kebersihan, secara substansi sudah diatur sampah berupa TPA, Kota Semarangn
tentang upaya untuk menciptakan Kota Se- memiliki 1 (satu) buah TPA Jatibarang ter-
marang bersih dan nyaman dengan keter- letak di Jatibarang, Kelurahan Kedungpane
libatan aktif masyarakat, tetapi penegasan Kecamatan Mijen, di bagian barat Kota, di
perlunya pengurangan sampah dari sum-ber tepi sungai Kreo, agak berseberangan sungai
belum diatur secara eksplisit sehingga setiap dengan lapangan golf Manyaran. Lokasi
tahun terjadi peningkatan timbulan sampah. TPA Jatibarang berjarak sekitar 11,5 Km
Penegakan hukum pelaksanaan dari pusat Kota, dari perumahan/
Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Lingkun- Undang-Undang No.18 Tahun 2008 ten-
gan. Jakarta: PT. Gramedia. tang Pengelolaan Sampah Undang-undang
Soedjadi, Keman. 2005. Jurnal Kesehatan No. 32 Tahun 2009 ten-
Lingkungan. Vol II. Jakarta. De- tang Perlindungan dan Pengelo-
partemen Kesehatan. laan Lingkungan Hidup
Soeriaatmadja, E., 1997. Ilmu Lingkungan, Widyatmoko dan Sintorini M, 2002.
cet. ke 7. Bandung: Penerbit ITB Menghindari, mengolah dan me-
Sonny Keraf, A. 2006. Etika Lingkungan. nyingkirkan sampah. Jakarta:
Jakarta: Kompas Gramedia. Abdi Tandur.
Sudradjat, R, 2009. Mengelola Sampah World Commission on Environment and
Kota. Jakarta: Penebar Swadaya. Development. 1987. Our
Suprihatin, Agung, S.Pd. Dwi Priharti, Ir. Common Future. Oxford and New
Michel G, Dr., 1996. Pengeloaan York: Ox-ford University Press
Sampah. Malang. PPPGT/VEDK Yedla Sudhakar, 2005. Modiied Land-
Malang. ill Design for Sustainable Waste
Sutopo. H.B., 2002. Metode Penelitian Management. International Jour-
Kualitatif. Dasar dan Teori Tera- nal Global Energy Issues, Vol. 23
pannya Dalam Penelitian. Sura- No. 1,pp. 93 – 105.
karta: UNS Press. Xianlai Zeng, Qina Sun, Hongfen Wan,
Tchobanoglous, Theise and Virgil. 1993. 2010. Integrated solid waste man-
Integrated solid waste: Ennggi- agement under global warming,
neering Principle and The Open waste management
Management Issues, Mc Graw journal, vol 3, pp. 13 –17. March
Hill Book. Singa-pore 2010.