Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KOMPOSISI, JUMLAH DAN

PENGEMBANGAN STRATEGI PENGELOLAAN


SAMPAH DI WILAYAH PEMERINTAH KOTA
SEMARANG BERBASIS ANALISIS SWOT
Dyah Ernawati, Sri Budiastuti, M. Masykuri
Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak
Kondisi persampahan Kota Semarang sebagai kota metropolitan yang terdiri dari 16
kecamatan dan 177 kelurahan, pelayanan persampahan mencakup di 67% kelurahan, dengan
kemampuan mengangkut 64,57% dari timbulan sampah kota sebesar 4.757,10 m 3/hari dan
dihasilkan dari 1.574.366 jiwa. Penelitian bertujuan untuk mengembang-kan strategi
pengelolaan sampah yang berkelanjutan dengan metode diskriptif kualitatif. Pengambilan
data dengan metode studi dokumen,diskusi kelompok terfokus, wawancara mendalam dan
pengamatan langsung pada proses pengelolaan sampah. Kondisi pengelo-laan sampah
ditinjau dari aspek teknis operasional, kelembagaan, peraturan, pendanaan, peran serta
masyarakat dengan mengacu pada teori dan analisis Strength, Weaknesess, Opportunity, dan
Threath (SWOT). Pengelolaan sampah Pemerintah Kota Semarang dengan sistem
kumpulangkut-buang mengakibatkan timbulan sampah yang tidak terken-dali di TPA serta
biaya operasional tinggi, dilakukan uji coba pengurangan sampah dari sumber, pengolahan
sampah skala kawasan dan skala kota tetapi belum memberikan hasil
optimal, sampah masuk ke TPA sebesar 700 ton per hari. Pemrosesan sampah di TPA
dengan sistem control landill dan laju timbulan sampah sebesar 1,6% pertahun dengan
biaya pengelolaan sampah yang belum cost recovery.Pengembangan strategi pengelo-
laan sampah diprioritaskan pada optimalisasi pengurangan volume sampah dari sumber
dengan melibatkan peran aktif masyarakat skala rumah tangga dan kawasan atau kel-
ompok, peningkatan kualitas pengelolaan TPA sebagai tempat pemrosesan bukan pem-
buangan, peningkatan cakupan pelayanan persampahan, peningkatan kerjasama dengan
pihak swata,pengembangan sistem penghargaan dan sangsi, pemulihan biaya pengelo-
laan sampah, kerjasama regional dalam pengelolaan sampah, optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana persampahan. Strategi bertumpu pada perubahan pola pikir untuk
mengelola sampah kota bersama antara pemerintah masyarakat dan swasta dengan pen-
erapan pengurangan, pemakaian kembali, daur ulang dan pembuangan yang aman bagi
lingkungan.

Kata kunci : persampahan, analisis SWOT, pengembangan strategi pengelolaan


sampah
PENDAHULUAN Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yo-
Sampah merupakan masalah yang gyakarta dan Semarang. Sampah diiden-
umum terjadi di kota-kota besar seperti tiikasi sebagai salah satu faktor penyebab
timbulnya eksternalitas negatif terhadap
Email: ernaw@gmail.com

Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012 13


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

kegiatan perkotaan. Pengelolaan sampah hidupan dan kesejahteraan manusia serta


di Indonesia masih menggunakan para- makhluk hidup lainnya. Pembangunan
digma lama kumpul-angkut-buang atau berkelanjutan merupakan pembangunan
dikenal dengan pendekatan akhir (end-of- yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini
pipe), yaitu sampah dikumpulkan, di- tanpa mengorbankan kemampuan generasi
angkut, dan dibuang ke tempat pemros- mendatang untuk mencukupi kebutuhan
esan akhir sampah, bahkan masih disebut mereka. Sejumlah literatur mendeinisikan
sebagai tempat pembuangan akhir. Data sampah sebagai semua jenis limbah ber-
menyatakan bahwa 90% TPA dioperasi- bentuk padat yang berasal dari kegiatan
kan dengan open dumping dan hanya 10% manusia dan hewan, dan dibuang karena
yang dioperasikan dengan controlled land-ill tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi
dan sanitary landill. Perbaikan kondisi kehadirannya (Dirjen Cipta Karya DPU,
TPA sangat diperlukan dalam pengelolaan 2006). Berdasarkan asalnya sampah digo-
sampah pada skala kota. Kota Semarang longkan dalam sampah organic dan an-
pada tahun 2005 volume timbulan sampah organik. Menurut UU no 18 Tahun 2008
harian mencapai 4.275 meter kubik per hari, pengelolaan sampah dideinisikan sebagai
tahun 2007, volume semakin ber-tambah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
menjadi 4.500 meter kubik per hari, serta berkesinambungan yang meliputi pengu-
sampai pada akhir tahun 2009 volume rangan dan penanganan sampah. Pengo-
timbulan sampah sudah mencapai 4.700 lahan sampah merupakan kegiatan yang
meter kubik per hari. Kemampuan DKP dimaksudkan untuk mengurangi jumlah
dalam pengangkutan sampah sebe-sar 64,57 sampah, disamping memanfaatkan nilai
persen atau sekitar 2.700 meter kubik per yang masih terkandung dalam sampah itu
hari. Artinya masih ada sekitar 1.500 meter sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan
kubik sampah yang menjadi beban energi). Pengolahan sampah dapat dilaku-
lingkungan setiap hari. Berdasarkan pada kan berupa transformasi isik (pemilahan
data cakupan wilayah pelayanan pen- dan pengurangan), kimia (insenerasi) dan
gelolaan sampah Pemerintah Kota saat ini biologi (pengomposan). Kompos didei-
baru menjangkau 122 kelurahan dari 177 nisikan sejenis pupuk organik, dimana
kelurahan yang ada atau sekitar 67,7% dari kandungan unsur N, P dan K yang tidak
total kelurahan. Permasalahan yang men- terlalu tinggi , hal ini membedakan kompos
jadi fokus penelitian adalah bagaimana dengan pupuk buatan. Kompos sangat ban-
komposisi dan jumlah sampah di Kota yak mengandung unsur hara mikro yang
Semarang, bagaimana analisis SWOT pen- berfungsi membantu memperbaiki struk-tur
gelolaan persampahan di Kota Semarang, tanah dengan meningkatkan porositas tanah
bagaimana mengembangkan strategi pen- sehingga tanah menjadi gembur dan lebih
gelolaan persampahan di Kota Semarang. mampu menyimpan air (Tchobano-glous et
al.,1993). Adapun manfaat dari kompos
TINJUAN PUSTAKA adalah: memperbaiki struktur ta-nah,
Pengertian lingkungan hidup menu- sebagai bahan baku pupuk organik, sebagai
rut Undang-Undang No 32 tahun 2009 ten- media remediasi tanah yang terce-mar
tang perlindungan dan Pengelolaan Ling- (pemulih tanah akibat pencemaran ba-han
kungan Hidup yang diatur dalam pasal 1 kimia yang toxic terhadap mikroba ta-nah),
dinyatakan bahwa kesatuan ruang dengan meningkatkan oksigen dalam tanah,
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk menjaga kesuburan tanah, mengurangi ke-
hidup, termasuk manusia dan perilakunya butuhan pupuk inorganik. Pengelolaan per-
yang mempengaruhi kelangsungan perike- sampahan berkelanjutan dan berwawasan

14 Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

lingkungan adalah: pengelolaan sampah lasi sumber, triangulasi metode,triangulasi


menuju “Zero Waste”, dan tempat pemus- data.
nahan sampah terpadu (TPST). Gambaran Teknis Analisis Data
pengelolaan persampahan di negara lain Seluruh data yang diperoleh dikompi-
bertujuan untuk mempelajari potensi dan lasi dan dianalisis menggunakan teknik content
kendala yang didapat apabila akan diter- analisys dengan pendekatan me-tode analisa
apkan khususnya di Kota Semarang. Men- SWOT (strength,weaknesess, opportunity,
gadopsi ketentuan-ketentuan pengelolaan treath), seluruh data ditelaah bersama-sama
persampahan di negara tersebut yaitu di untuk mendapatkan kekua-tan, kelemahan,
Philipina, Amerika Serikat, Kanada, yang peluang dan ancaman serta mempersilangkan
dapat disesuaikan situasi dan kondisi di dalam IFAS/EFAS (in-ternal factor/external
Kota Semarang. factor).

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Tempat dan waktu penelitian Kota Semarang sebagai ibukota
Penelitian dilaksanakan di wilayah Provinsi Jawa Tengah, terletak antara garis
Pemrintah kota Semarang pada bulan 6º 50’ - 7º 10’ LS dan garis 109º 50’ - 110º
Maret sampai dengan Mei 2012. 35’ BT, secara administratif Kota Semarang
Metode Penelitian di-batasi oleh: sebelah utara: Laut Jawa,
Metode penelitian yang dilakukan sebe-lah selatan: Kabupaten Semarang,
dalam penelitian ini adalah metode deskrip- sebelah barat: Kabupaten Kendal, sebelah
tif kualitatif agar diperoleh deskripsi atau timur : Kabupaten Demak. Ketinggian Kota
gambaran yang jelas dari kondisi dan pros- Se-marang terletak antara 0,75 – 348 meter
es pengelolaan persampahan yang saat ini di atas permukaan laut. Secara administratif
berjalan di Kota Semarang. Kota Semarang terdiri atas 16 Kecamatan
Data dan Sumber Data dan 177 Kelurahan, luas wilayah Kota Se-
Data yang diperlukan dalam pene- marang adalah 373,70 km2 . Pengelolaan
litian ini yaitu : data karaktersitik sampah persampahan Kota Semarang secara umum
terdiri dari sumber, jenis, dan volume dibawah tanggungjawab Dinas Kebersihan
sampah; teknis operasional pengelolaan dan Pertamanan, karena bersinggungan
sampah terdiri dari pengumpulan setempat, dengan dinas lain dalam pelaksanaannya
penampungan sementara, pengangkutan, dan dibantu oleh dinas/instansi yang mengelola
pengolahan akhir; kelembagaan dan sampah dalam batas kewenangan tertentu
peraturan terdiri dari lembaga pengelola di yaitu Badan Lingkungan Hidup dan Dinas
tingkat pemerintah, lembaga pengelola di Pasar. Kondisi kelembagaan pengelolaan
tingkat masyarakat; partisipasi masyarakat persampahan dari hasil diskusi kelompok
terdiri dari jenis dan bentuk. yang dilakukan menghasilkan gambaran
Teknik Pengumpulan Data sebagai berikut: tiga dinas yang mengelola
Diskusi kelompok terfokus (FGD/ sampah yaitu pertama Dinas Kebersihan
Focus Group Discussion), Wawancara dan Pertamanan yang membawahi Unit
mendalam, Pengamatan (observasi) lang- Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tempat
sung, Pengkajian Dokumen dan Arsip Pemrosesan Akhir (TPA), TPA berada di
Validitas Data Kelurahan Jatibarang sebagai pusat pengo-
Dalam penelitian kualitatif pe-neliti lahan dan pemrosesan sampah Kota Sema-
menguji validitas data dengan cara rang. Keterbatasan anggaran dan personil
triangulasi untuk mendapatkan data yang UPTD menyebabkan pengolahan sampah di
lebih akurat. Triangulasi meliputi: triangu- TPA kurang berjalan optimal. Kedua Ba-

Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012 15


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

dan Lingkungan Hidup (BLH) dan ketiga Perda belum dilaksanakan secara optimal
Dinas Pasar yang membawahi sampah di sehingga sebagian besar masyarakat
pasar-pasar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum mau melaksanakan sesuai dengan
sebagai tolok ukur kemampuan keuangan keten-tuan.
sebuah kota dalam membangun sarana dan Peran serta masyarakat dalam pen-
prasaran publik infrastruktur kota. Pada era golahan sampah banyak dilakukan da-lam
otonomi, suatu daerah dinyatakan berhasil bentuk kerja bakti, penyediaan tong sampah
apabila besaran PAD sama dengan jumlah rumah tangga, pengangkutan sampah dari
belanja daerah, kenyataan Kota Semarang sumber sampah ke TPS ser-ta pengolahan
menurut APBD tahun 2006 hingga 2010 sampah menjadi kompos. Pengelolaan
kemampuan PAD Kota Semarang belum sampah 3R oleh Pemerintah sudah
bisa memenuhi kebutuhan belanja daerah. diterapkan sejak tahun 1992 dengan
Pendanaan belanja langsung persampahan disediakannya TPA. Di tingkat masyarakat
pada tahun 2006 hingga 2008 mengalami warga sejumlah kelurahan sudah melaku-
penurunan dari Rp 2.439.279.000,- menja-di kan upaya pemilahan dan pengolahan
Rp 1.047.500.000,-,. Kondisi keuangan sampah. Pemilahan sampah organik dan an-
demikian dikarenakan kebutuhan sarana organik sejak dari rumah atau sumber
prasarana infrastruktur isik persampahan dilakukan oleh 45.000 rumah tangga, upa-ya
sudah terbangun pada tahun 2006 sehingga pengolahan sampah skala rumah tangga
pada tahun 2007 –2008 alokasi dana per- sebanyak 52.500 rumah tangga dengan
sampahan hanya digunakan untuk operasi volume sampah yang diolah sebanyak 56
dan pemeliharaan pemanfaatan sarana isik m3/bulan. Tempat penampungan sampah
persampahan yang ada. Penerimaan rumah tangga dimiliki oleh 929.500 rumah
retribusi sampah pada tahun 2009 sebesar tangga,sedangkan sebanyak 25.400 ru-mah
Rp 6.423.604.012,-, angka ini lebih besar tangga membuang sampah ke tempat
dari target yang direncanakan sebesar Rp sampah di tepi jalan. Pengolahan sampah
6.302.385.000,-, sehingga realisasi retri-busi skala kawasan tersebar di 16 titik dengan
sampah sebesar 101,92% dibanding-kan kapasitas keseluruhan sebesar 473 m3 /bln.
dengan rencana Peraturan-peraturan terkait Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
pengelolaan persampahan sudah cu-kup sampah 3R dengan pengurangan sampah
lengkap, keberadaan peraturan tentang sejak dari sumbernya dengan pengompo-san
kelembagaan atau organisasi menjadi satu sebesar 410 m3 /bln, dan dengan daur ulang
bagian dalam struktur organisasi Pemerin- memanfatkan kembali sampah an-organik
tah Kota yang termuat dalam Perda, kepu- sebesar 63 m3/bln.
tusan Walikota menjabarkan lebih lanjut Berdasarkan data sumber timbulan
tentang tugas pokok dan fungsi dinas-dinas sampah tahun 2010 diperoleh sumbersum-
teknis sehingga tidak terjadi tumpang tin-dih ber timbulan sampah terbanyak berasal dari
antar dinas. Peraturan tentang teknis kegiatan rumah tangga yaitu sebesar 3.150
pengaturan sampah masuk dalam Perda M3. Sarana akhir proses pengelo-laan
Kebersihan, secara substansi sudah diatur sampah berupa TPA, Kota Semarangn
tentang upaya untuk menciptakan Kota Se- memiliki 1 (satu) buah TPA Jatibarang ter-
marang bersih dan nyaman dengan keter- letak di Jatibarang, Kelurahan Kedungpane
libatan aktif masyarakat, tetapi penegasan Kecamatan Mijen, di bagian barat Kota, di
perlunya pengurangan sampah dari sum-ber tepi sungai Kreo, agak berseberangan sungai
belum diatur secara eksplisit sehingga setiap dengan lapangan golf Manyaran. Lokasi
tahun terjadi peningkatan timbulan sampah. TPA Jatibarang berjarak sekitar 11,5 Km
Penegakan hukum pelaksanaan dari pusat Kota, dari perumahan/

16 Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

permukiman terdekat berjarak 2 kilometer, batas. Ketersediaan jumlah SDM


dan sekitar 0,5 km dengan sungai/badan air memadai tidak didukung dengan kualitas
terdekat. Topograi TPA Jatibarang meru- keahlian dalam persampahan. Kesulitan
pakan daerah yang berbukit, bergelombang menjalin kerjasama antar daerah.
serta ada yang memiliki kemiringan lereng b. Peraturan; keberadaan peraturan
lebih curam (lebih dari 24%), dengan el- daerah tentang kebersihan dan struktur pe-
evasi bervariasi antara 63 sampai 200 me-ter merintahan daerah tidak didukung dengan
dari permukaan air laut. TPA Jatibarang ketegasan dalam pelaksanaan peraturan
memiliki luas areal keseluruhan 46,1830 ha seperti pemberian sangsi dan penghar-
yang terdiri dari lahan buang 27,7098 ha gaan.
(60%) dan 18,4732 ha kolam lindi c. Pembiayaan; ketersediaan ang-
(leachate), sabuk hijau dan lahan cover, la- garan daerah (APBD) dan retribusi ke-
han terpakai mencapai 25 ha dengan sistem bersihan setiap tahun belum mencukupi
pengolahan menggunakan controlled land- kebutuhan biaya yang diperlukan dalam
ill. Kondisi TPA seperti ini memiliki ka- pengelolaan sampah.
pasitas sebesar 1.419.074,62 m3. Rata-rata d. Teknis operasional; tersedia sa-
sampah yang masuk ke TPA sebesar 700 ton rana dan prasarana sampah di tingkat ka-
sampah per hari, sebagian sudah diolah di wasan dan kota tetapi pengolahan belum
TPA. Ada 2000 ekor sapi yang mema-kan aman. Upaya pengurangan sampah dilaku-
sisa-sisa makanan dari sampah dengan kan dengan proyek percontohan 3R dan
asumsi 10 kg sampah per sapi maka pengu- pemilahan tetapi belum berkesinambun-
rangan sampah karena dimakan sapi sebe-sar gan. Cakupan pelayanan sampah perlu
20 ton sampah. Pelayan Pemerintah da-lam dikembangkan.
pengelolaan sampah terbagi dalam dua e.Partisipasi masyarakat;
bagian besar, pengelolaan sampah di jalan masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan
umum diserahkan tanggung jawab operas- sampah sejak dari sumber sampah tetapi
inya kepada perusahaan swasta. Pelayanan kurang didukung dengan proses
pengambilan sampah dari rumah tangga ke penyadaran se-cara terus menerus.
TPS atau transfer depo terdekat dikelola oleh Berdasarkan hasil analisis identi-
pemangku wilayah setempat Lurah dan ikasi eksternal dapat digambarkan faktor
Camat bekerjasama dengan Rukun Tet- lingkungan luar dalam pengelolaan
angga (RT) dan Rukun Warga (RW). Pen- sampah sebagai berikut:
gangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA a. Kelembagaan; peluang dukungan
menjadi tanggung jawab penuh DKP den- dalam pengelolaan sampah regional dari
gan armada angkutnya. Model pelayanan pemerintah pusat dan provinsi, sementara
pengangkutan dari TPS ke TPA mencakup pemberlakuan UU persampahan menghar-
di 132 kelurahan. Dengan pola seperti ini,
uskan kota besar mengelola TPA dengan
layanan sampah Kota Semarang mencapai sistem sanitary landill.
64,57% dari volume sampah yang ada.
b. Pembiayaan; peluang sumber
Berdasarkan hasil analisis indenti- pendanaan dari pemerintah pusat, provinsi
ikasi kondisi internal pengelolaan sampah dan swasta tetapi tidak didukung dengan
dapat digambarkan kondisi internal pen- iklim investasi yang kondusif.
gelolaan sampah sebagai berikut: c. Teknis operasional; perkemban-
a. Kelembagaan; kejelasan tugas gan teknologi pengolahan sampah yang
pokok dan fungsi SKPD dengan pem- aman bagi lingkungan tidak didukung den-
bagian kewenangan antara regulator dan gan komposisi sampah yang masih didomi-
operator tetapi koordinasi antar SKPD ter- nasi sampah organik dengan kandungan air

Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012 17


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

tinggi. pemusnahan sampah secara optimal den-


d. Partisipasi masyarakat dan sosial gan proses thermal. Sampah dengan kom-
budaya; keterlibatan aktif masyarakat da- posisi demikian dapat diolah melalui pros-es
lam pengurangan sampah sejak dari sum- bioisik kimiawi menjadi energi (briket
ber dan peran swasta, sementara sebagian sampah dan komposting)
besar masyarakat menyerahkan sepenuh- g. Sulitnya melakukan kerjasama
nya pengelolaan sampah kepada pemer- antar daerah dalam pengelolaan sampah
intah serta pertambahan jumlah penduduk dengan system saling menguntungkan.
setiap. Meskipun saat ini pemerintah pusat sudah
Isu Strategis Pengelolaan Sampah mengupayakan agar terbentuk kerjasama
a. Pengolahan sampah di TPA masih dalam pengelolaan TPA regional pada
menggunakan system control landill den- daerah yang berdekatan.
gan sarana dan prasaran terbatas sementara h. Belum terintegrasinya pengelo-
berdasarkan UU No. 18 tahun 2008 meng- laan sampah antara masyarakat, swasta
haruskan bagi kota besar sejak tahun 2013 dan pemerintah, sehingga semua pihak
pengolahan sampah di TPA dengan sistem men-jalankan pengelolaan yang parsial.
sanitary landill yang aman bagi lingkun- i. Terbatasnya program kampanye
gan. dan edukasi persampahan sebagai sarana
b. Pengolahan sampah dilakukan penyadaran. Keterlibatan aktif masyarakat
sejak dari sumber sehingga mengurangi dan swasta dalam pengelolaan sampah.
volume sampah yang harus diolah di TPA j. Kurangnya kesadaran masyarakat
belum dilaksanaan secara berkesinambun- dalam penanganan sampah yang baik dan
gan. Pengolahan sampah yang terintegrasi benar sejak dari sumbernya dalam pen-
akan mengurangi biaya operasional pen- gelolaan sampah sistem 3 R.
gelolaan sampah. k. Pertambahan jumlah penduduk dan
c. Cakupan pelayanan sampah masih perubahan gaya hidup perkotaan dan
terbatas di 132 kelurahan, sementara di dua modern. Hal ini menyebabkan jumlah tim-
kecamatan belum tersentuh dengan bulan sampah semakin tinggi dengan kenai-
pengangkutan tetapi juga belum diupaya-kan kan sebesar 1,6 % dan beragam komposisi
pengolahan secara mandiri , volume sampah sampah yang berbeda sehingga memerlu-
terangkut sebesar 64,7%. kan pengelolaan sampah yang berbeda.
d. Pengelolaan sampah belum cost l. Belum dikembangkan dan dilak-
recovery karena penerimaan retribusi sanakannya pengelolaan sampah yang ter-
sampah belum bisa menutup biaya op- integrasi dan berkelanjutan. Pengelolaan
erasional, sementara subsidi APBD da- sampah belum menjadi prioritas pemban-
lam pengelolaan sampah masih terbatas gunan kota, sehingga belum terpikirkan
(dibawah kebutuhan anggaran) penyusunan Perencanaan persampahan
e. Lemahnya penegakan hu-kum yang terintegrasi dan komprehensif skala
terhadap pelaksanaan Perda kota.
kebersihan,pemberian sangsi bagi pelang- Posisi strategis pengelolaan sampah
gar dan penghargaan bagi yang memenuhi berada pada kuadran II di posisi pemeli-
belum dijalankan sehingga perilaku haraan selektif bermakna bahwa pengelo-
masyarakat masih tidak perduli dalam me- laan sampah berada pada tahap meman-
nangani sampah. faatkan sarana dan prasarana yang telah
f. Komposisi sampah didominasi dibangun atau disediakan sebelumnya da-
sampah organik dengan kandungan air lam kondisi kualitas sarana dan prasarana
tinggi belum bisa memanfaatkan teknologi sudah tua, sehingga memerlukan kejelian

18 Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

untuk pemanfaatan. TPA ke sistem Sanitary Landill pada


Pengelolaan sampah terkait erat amanat UU Pengelolaan Sampah Nomor
dengan peningkatan jumlah penduduk suatu 18 tahun 2008, bagi kota besar pada tahun
wilayah, dimana peningkatan jumlah 2013 mengharuskan semua TPA menggu-
penduduk akan mempengaruhi jumlah tim- nakan teknologi sanitary landill. Kondisi
bulan sampah per harinya. Volume timbu- TPA yang belum memenuhi syarat perlu
lan sampah yang dihasilkan memerlukan direhabilitasi untuk memenuhi standart
pengelolaan seiring dengan peningkatan sanitary landill dengan ketersediaan sa-
jumlah penduduk. Pada pembahasan kali ini rana sistem pengolahan lindi, perlengka-pan
dilakukan perhitungan proyeksi pen-duduk penangkap gas metan,pengendalian sampah
dengan rumus aritmatika. Proyeksi timbulan yang masuk TPA merupakan sampah residu
sampah Kota Semarang sampai tahun 2020 bukan sampah segar serta memperhatikan
tercantum dilakukan dengan asumsi volume karatekteristik (kondisi ge-ologi) tanah TPA.
timbulan yang dihasilkan sebesar 2,45 Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta
liter/orang/hari dengan asum-si sumber dalam pengelolaan sampah melalui
sampah dari permukiman meng-hasilkan keberlanjutan pelayanan persampahan
81,5% dari sampah keseluruhan. Pemerintah Kota perlu men-gupayakan
Optimalisasi pengurangan volume iklim investasi yang kondusif bagi
sampah pada sumber Peningkatan tim- keterlibatan pihak swasta untuk turut
bulan sampah mengakibatkan kapasitas berinvestasi dalam pengelolaan persampa-
pengelolaan persampahan yang meliputi han, dibuka peluang luas bagi keterlibatan
pengangkutan maupun pengolahan di TPA swasta, serta pemberian insentif khusus bagi
mengalami penurunan. Oleh sebab itu perusahaan bersangkutan yang mem-bantu
pen-gurangan volume sampah dimulai penerapan teknologi ramah ling-kungan
dari sumbernya menjadi salah satu dalam pengelolaan persampahan. Perlu
hal penting dalam pengelolaan persampa- diupayakan kebijakan yang mem-buka
han. Cakupan pelayanan pengangkutan peluang lebar bagi masuknya inves-tor
sampah Kota Semarang dari TPS ke TPA dengan kepastian hukum yang jelas.
saat ini sebesar 80%, sedangkan tingkat Pengembangan sistem penghargaan terh-
pelayanan sampah permukiman berada pada adap keterlibatan masyarakat dan swasta
posisi 67%. SPM mensyaratkan 80% akses dalam pengelolaan sampah 3R. Tumbuh-nya
seluruh penduduk terlayani sampah, sedang kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam
pada permukiman padat penduduk tingkat pengelolaan persampahan terutama dalam
pelayanan 100%. Untuk mencapai pelayanan upaya pengurangan sampah dari sumbernya
sesuai dengan SPM, cakupan pelayanan dapat dikembangkan dan di-picu dengan
persampahan kota harus diting-katkan upaya-upaya yang terencana dan sistematis.
menjadi 100% terutama pada daerah Pemerintah Kota perlu mengembangkan
pemukiman padat penduduk di 15 kecama- sistem yang mendorong masyarakat terlibat
tan dan 80% di 2 kecamatan yaitu Gunung secara aktif dalam pengelolaan sampah yang
Pati dan Mijen sebagai daerah pedesaan ramah lingkun-gan dan berkelanjutan/3R.
yang curam. Penetapan zona pelayanan Pengembangan sistem penghargaan bagi
sampah dengan mempertimbangkan ke- masyarakat yang berperan aktif serta
padatan penduduk, fungsi daerah, rencana pemberian sanksi bagi masyarakat yang
pembangunan kota (RTRW) dan topograi menghambat pengelolaan sampah 3R secara
daerah, menjadi acuan pelaksnaan dalam rutin dan terus menerus. Pemulihan biaya
peningkatan cakupan pelayanan. pengelolaan persampa-han yang tidak
Peningkatan kualitas pengelolaan maksimal karena belum

Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012 19


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

cukupnya anggaran yang ada untuk menu- KESIMPULAN


tup biaya pengelolaan. Agar pengelolaan Kesimpulan yang dapat diambil dari
sampah kota dapat berjalan optimal diper- penelitian ini adalah Kondisi persampahan
lukan alokasi anggaran dari APBD yang Kota Semarang dikelola oleh Dinas Ke-
memadai sesuai dengan kebutuhan lapan- bersihan dan Pertamanan Kota mulai dari
gan. Perlu diupayakan pendekatan khusus pengumpulan sampah ke TPS, pengang-
kepada pengambil keputusan agar penga- kutan dan pengolahan sampah TPA men-
lokasian anggaran sub sektor persampahan cakup di 132 kelurahan dengan volume
ditingkatkan jumlahnya terutama untuk sampah terangkut sebesar 64,7%, setara
menjamin keberlanjutan pelayanan dan pe- 3.073,25 m3/ hari sampah terangkut sedan-
mulihan biaya. Pemerintah kota juga perlu gkan sampah tidak terangkut setara dengan
mengembangkan sistem anggaran dari ber- 1.676,75 m3/ hari. Timbulan sampah Kota
bagai sumber yaitu retribusi masyarakat dan Semarang sebesar 4.757,10 m3/hari, 81,5%
swasta dengan keterbukaan dan jami-nan sumber sampah berasal dari sampah per-
kualitas pelayanan yang memadai dan mukiman, komposisi sampah didominasi
berkesinambungan. sampah organik sebesar 61,95% dengan
Upaya kerjasama regional dalam kandungan air tinggi, 38,05% sampah an-
pengelolaan sampah masih terdapat ket- organik.
erbatasan kemampuan Pemerintah Daerah Hasil SWOT pengelolaan sampah
dalam mengelola sampah secara mandiri menyebutkan pengolahan sampah di TPA
dapat teratasi dengan menjalin kerjasama dengan control landill, pengurangan
lintas daerah atau regional dalam pengelo- sampah sejak dari sumber belum optimal,
laan sampah terpadu. Upaya kerjasama antar pengelolaan sampah belum cost recovery,
daerah dengan prinsip saling men- lemahnya penegakan hukum, belum ter-
guntungkan dalam pengelolaan sampah integrasi pengelolaan sampah, kesadaran
terpadu dengan teknologi ramah lingkun-gan masyarakat dan kampanye kurang, pertam-
yang berkelanjutan menjadi salusi yang bahan jumlah penduduk, ketersediaan sara-
patut diperjuangkan bersama. Kesa-daran na dan prasarana persampahan, keberadaan
pentingnya penanganan pengelolaan sampah lembaga pengelola sampah, keberadaan
bersama lintas daerah perlu diban-gun peraturan sampah, pendanaan pengelolaan
bersama antar Pemerintah Daerah sehingga sampah dari APBD kota. Strategi pen-
terjalin sinergi yang kuat. Opti-malisasi gelolaan sampah Kota Semarang dengan
pemanfaatan sarana dan prasarana pengurangan sampah secara bertahap dan
persampahan kota. Ketersediaan sarana berkesinambungan, pertama pengurangan
persampahan yang memadai merupakan sampah dimulai dari sumber dengan pener-
syarat utama pemberian pelayanan yang apan 3R skala rumah tangga berupa pemi-
prima, baik dalam hal ketersediaan sara-na lahan sampah organik dan anorganik dan
angkutan maupun TPS. Penghitungan sistem komposting tingkat keluarga, penerapan 3R
pengangkutan dilakukan dengan mengetahui skala kawasan dengan pengembangan TPST
secara pasti berapa timbulan sampah per di setiap kelurahan, serta pember-dayaan
hari, rata-rata volume sampah terangkut per masyarakat dan lembaga pengelola secara
armada, serta ritasi optimal per hari yang terus-menerus untuk menjaga ke-
dapat dilakukan per armada, hingga berlanjutan. Kedua pengurangan sampah
diperoleh secara pasti berapa ke-butuhan skala kota dengan pengolahan sampah se-
sarana dan prasarana yang harus disediakan cara maksimal di TPA dalam bentuk pemi-
dalam mencapai layanan ang-kutan sampah lahan barang bisa dipakai, komposting dan
yang optimal per hari. pembuatan briket sampah, penimbunan

20 Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

sampah hanya diperuntukkan bagi residu in Berlin and Singapore”. Interna-tional


sampah yang sudah tidak dapat diolah lagi Journal of Integrated Waste Management,
dengan sistem sanitary landill. Sciene and Technology. Vol. 30, issue ,
2010, ISSN 0956 053x Emil Salim, 1979.
DAFTAR PUSTAKA Lingkungan Hidup dan
Anonim, 2010. Buku Referensi Opsi Pembangunan. Jakarta: Mutiara.
Sistem dan Teknologi Sanitasi. Ginige, T, Sparks, N. 2010. “Waste not
Jakarta :TTPS Want not – Sustainable Waste
Anonim, 2003. Annual Report National Management ini Malta”. Lead Journal
Urban Development Strategy (Law Environemnt and Develop-
(NUDS) ment Journal), ISSN 1746-5893.
Anonm, 2010. Rujukan Umum Pengelo- Juli Soemirat Slamet. 1994. Kesehatan
laan Sampah. Dirjen Cipta Karya Lingkungan. Jogjakarta: Gajah
Kementrian Pekerjaan Umum. Ja- Mada University Press.
karta Kaufman, J.L., and Jacobs, H,M, 1987.
Azwar A, 1997. Pengantar Administrasi “A Public Planning Perspective on
Kesehatan, edisi ketiga, Bina Strategic Planning. “ Journal of
Rupa Aksara, Jakarta. the American Planning
Bappeda, 2010. Kota Semarang Dalam Association, 1987 53 (1), 21-31.
Angka, Pemerintah Kota Sema- Liamsanguan, C, Gheewala, SH, 2007.
rang. “Environmental assessment of en-
………..., 2011. Rencana Tata Ruang ergy production from municipal
Wilayah (RTRW) Kota Semarang, solid waste inceneration”,
Pemerintah Kota Semarang. Interna-tional Journal Life Cycle
……….., 2010. Realisasi Anggaran Penda- Assess., vol. 12, pp. 529 – 536,
patan dan Belanja Daerah Kota August 2007.
Se-marang, Pemerintah Kota Moleong Lexy J. 1998. Metodologi Pene-
Sema-rang. litian Kualitatif. Bandung: Remaja
Bruce M, Setiawan B, Dwita HR, 2007. Rosda Karya.
Pengelolaan Sumberdaya dan Murtado dan Said, 2007. Makalah Seminar
Lingkungan. Jogjakarta : Gadjah Nasional Tekhnologi. Jogjakarta.
Mada University Press. Otto Soemarwoto,1997. Ekologi Lingkun-
Bryson J.M, 2000. Perencanaan Strategis gan Hidup dan Pembangunan.
bagi Organisasi Sosial. Jogyakar- Jakarta:Djambatan.
ta. Pustaka Pelajar. Pearce, J.A, Robinson, R.B. Jr. 2008.
Christia, M, Gamse T, 2010. “Development Strategic Management-
of Waste Management Practices in Formulation,Implementation and
Indonesia”. European Journal of control, 10th edition. Jakarta: Sa-
Scientiic Research, ISSN 1450- lemba Empat.
216X Vol.40 No.2 (2010), pp.199- Purwendro dan Nurhidayat, 2006. Mengo-
210 lah Sampah untuk Pupuk dan Pes-
DGTL, 2004. Potensi Cekungan Air Tanah tisida Organik. Jakarta: Penebar
Semarang dan Cekungan Air Tanah Swadaya.
Ungaran Jateng. Banung, Departe- Rina Fithrianni Bakar, 2004. Tesis. Per-
men Pertambangan dan Energi. encanaan Pengelolaan Sampah di
Dongqing Z, Richard M.G. 2010. “A Com- Kota Depok Tahun 2005 – 2025.
parison of Municipal Solid Waste Depok: Universitas Indonesia.

Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012 21


Analisis Komposisi, Jumlah Dan Dyah Ernawati, Sri Budiastuti,
Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah M. Masykuri

Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Lingkun- Undang-Undang No.18 Tahun 2008 ten-
gan. Jakarta: PT. Gramedia. tang Pengelolaan Sampah Undang-undang
Soedjadi, Keman. 2005. Jurnal Kesehatan No. 32 Tahun 2009 ten-
Lingkungan. Vol II. Jakarta. De- tang Perlindungan dan Pengelo-
partemen Kesehatan. laan Lingkungan Hidup
Soeriaatmadja, E., 1997. Ilmu Lingkungan, Widyatmoko dan Sintorini M, 2002.
cet. ke 7. Bandung: Penerbit ITB Menghindari, mengolah dan me-
Sonny Keraf, A. 2006. Etika Lingkungan. nyingkirkan sampah. Jakarta:
Jakarta: Kompas Gramedia. Abdi Tandur.
Sudradjat, R, 2009. Mengelola Sampah World Commission on Environment and
Kota. Jakarta: Penebar Swadaya. Development. 1987. Our
Suprihatin, Agung, S.Pd. Dwi Priharti, Ir. Common Future. Oxford and New
Michel G, Dr., 1996. Pengeloaan York: Ox-ford University Press
Sampah. Malang. PPPGT/VEDK Yedla Sudhakar, 2005. Modiied Land-
Malang. ill Design for Sustainable Waste
Sutopo. H.B., 2002. Metode Penelitian Management. International Jour-
Kualitatif. Dasar dan Teori Tera- nal Global Energy Issues, Vol. 23
pannya Dalam Penelitian. Sura- No. 1,pp. 93 – 105.
karta: UNS Press. Xianlai Zeng, Qina Sun, Hongfen Wan,
Tchobanoglous, Theise and Virgil. 1993. 2010. Integrated solid waste man-
Integrated solid waste: Ennggi- agement under global warming,
neering Principle and The Open waste management
Management Issues, Mc Graw journal, vol 3, pp. 13 –17. March
Hill Book. Singa-pore 2010.

22 Jurnal EKOSAINS | Vol. IV | No. 2 | Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai